• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pendamping Program Keluarga Harapan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peran Pendamping Program Keluarga Harapan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)50. BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai Peran Pendamping Program Keluarga Harapan dalam Penanggulangan Kemiskinan dengan studi pada Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor.. Dalam bab ini akan dijabarkan. bagaimana peran pendamping berdasarkan konsep Community Worker yang digagas oleh Jim Ife. Lebih jauh lagi, akan dipaparkan pula bagaimana faktor pendorong serta penghambat pendamping dalam menanggulangi kemiskinan di Kecamatan Sukamakmur. Pembahasan dalam bab ini akan dibagi dalam beberpa sub-bab guna mempermudah ketajaman analisis penelitian. 5.1 Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sukamakmur Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa dengan tingginya angka kemiskinan di Kecamatan Sukamakmur berakibat pada besarnya angka penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) di daerah tersebut. Sejak diawali di tahun 2012, sampai saat ini penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan sudah mencapai angka sebanyak 7.294 rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang tersebar di sepuluh desa. Berikut diagram sajian data penerima manfaat Program Keluarga Harapan yang tersebar di wilayah Kecamatan Sukamakmur.. 50.

(2) 51. Diagram 5.1 Sebaran jumlah penerima manfaat pada setiap desa 1500. 1000. Pabuaran, 1258 Sukawangi, 1130 Cibadak, 938 Sukamakmur, 759 Wargajaya, 592 Sukaresmi, 578 Sukaharja, 628 Sirnajaya, 524 Sukamulya, 394 Sukadamai, 493. 500. 0. Sumber: Hasil olahan penulis berdasarkan observasi selama penelitian, 2017. Diagram di atas menunjukan bahwa penerima manfaat dari Program Keluarga Harapan atau dapat disebut dengan Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mayoritas berada di desa pabuaran dengan jumlah penerima mencapai 1.258 Rumah Tangga Sangat Miskin (RSTM). Tingginya angka kemiskinan ini di sebabkan oleh kondisi Desa Pabuaran dimana terdapat beberapa dusun yang dipisahkan oleh gunung dan perbukitan sehingga mengalami kesulitan dalam mengakses sumberdaya untuk menunjang kesejahteraan mereka. Kondisi ini di pertegas oleh penjelasan dari pendamping desa Pabuaran yakni Bapak Hassan Fatulloh, ³Bojong terong (salah satu dusun di desa pabuaran) itu kalo hujan kita (pendamping) gak bisa lewat, jalannya itu berkelok kelok dan menanjak. Jalannya itu batu-batu besar sebesar gitu tuh´ (menunjuk batu besar).31 Dari penjelasan pendamping Program Keluarga Harapan untuk Desa Pabuaran diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor eksternal yang. 31. Wawancara dengan Hasan Fatulloh, pendamping desa Pabuaran pada tanggal.

(3) 52. berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Lebih lanjut lagi dipaparkan, bahwa sulitnya akses untuk keluar masuk dusun tersebut berakibat pada rendahnya pendidikan masyarakat karena letak fasilitas pendidikan yang berada jauh di ibukota Kecamatan yakni Desa Sukamakmur. Sulitnya akses ini menjadikan pendidikan sebagai opsi kesekian dalam skala prioritas kebutuhan masyarakat. Kondisi ini tentu saja berpengaruh terhadap minimnya keterampilan, pemahaman, serta kemampuan masyarakat dalam upaya peningkatan kesejahteraan dasar mereka. Di sisi lain, terdapat faktor internal yang memperparah kondisi kemiskinan masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pendamping yakni, Bapak Nano Romansyah diketahui bahwa masyarakat di Kecamatan Sukamakmur masih memiliki kultur masyarakat tradisional dimana pendidikan bukan menjadi prioritas utama dalam skala kebutuhan dasar mereka.32 Kondisi diatas tidak hanya terjadi pada Desa Pabuaran saja, namun hampir seluruh desa di Kecamatan Sukamakmur memiliki kondisi yang sama. Maka wajar bila angka kemiskinan pada Kecamatan Sukamakmur cenderung sulit untuk menurun. Perlu untuk diperhatikan pula bahwa tingginya angka penerima manfaat dalam sajian diagram 5.1 diatas bukanlah data penerima manfaat pada tahun 2016 saja melainkan akumulasi dari jumlah penerima manfaat sejak Program Keluarga Harapan mulai masuk di Kecamatan Sukamakmur pada tahun 2012 sampai saat ini. Tingginya jumlah penerima ini dipengaruhi oleh adanya penambahan jumlah. 32. Hasil wawancara dengan Bapak Nano Romansyah pada tanggal 13 mei 2017 di Kecamatan Sukamakmur.

(4) 53. penerima baru di tahun 2015 yang kemudian disebut sebagai kelompok saturasi serta adanya penambahan komponen penerima bantuan di tahun 2016 yang menjadikan lansia dan masyarakat dengan disabilitas sebagai komponen baru dalam skenario penerima bantuan. Diagram 5.2 Penambahan sasaran Keluarga Penerima Manfaat 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0. Jumlah Penerima. Reguler (2012) 3709. Saturasi (2015) 1674 Jumlah Penerima. Validasi (2016) 2371. Sumber: Olahan penulis dari hasil observasi lapangan, 2017 Pada tahun 2012 Kecamatan Sukamakmur mendapatkan alokasi sasaran kegiatan terhadap Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak 3.709 yang tersebar di sepuluh desa. Alokasi ini kemudian disebut sebagai sasaran reguler. Selanjutnya pada tahun 2015 terdapat penambahan alokasi sasaran kegiatan sebanyak 1.674 KPM. Penambahan alokasi ini dapat disebut sebagai sasaran saturasi. Terakhir di tahun 2016, terdapat penambahan komponen sasaran penerima manfaat yaitu masyarakat lanjut usia (lansia) dan masyarakat dengan disabilitas sebanyak 2.371 KPM yang kemudian disebut dengan alokasi sasaran validasi..

(5) 54. Sebagai akibat dari tingginya angka penerima manfaat program keluarga harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur, maka diperlukan perhatian yang lebih dari pemangku kebijakan. Adapun bentuk perhatian ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah tenaga pendamping program keluarga harapan di Kecamatan ini. Hal ini dipertegas dari pernyataan koordinator pendamping Kabupaten Bogor, Bapak Donny saat ditemui di sekretariat Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kabupaten Bogor. ³2KGL.HFDPDWDQ6XNDPDNPXU,\DPHPDQJGL.HFDPDWDQ6XNDPDNPXU kebetulan jumlah pendampingnya memang terbanyak di Kabupaten Bogor a. Sampai dengan tahun ini teh yang ngedampingin disana udah sampai 20 orang. Nanti bisa saya arahkan ke korcamnya (koordinator kecamatan) yah D´33 Banyaknya tenaga pendamping pada Kecamatan Sukamakmur merupakan upaya pemerintah selaku pemangku kebijakan untuk mengimbangi tingginya angka penerima manfaat Program Keluarga Harapan pada wilayah tersebut. Untuk setiap pendamping nantinya akan bertanggung jawab atas kelompok masyarakat penerima manfaat yang dibagi berdasarkan wilayah pembagian desa. Adapun daftar pendamping di Kecamatan Sukamakmur adalah sebagai berikut: Tabel 5.1 Daftar Pendamping Kecamatan Sukamakmur. 33. No.. Nama. Desa Dampingan. 1. 2. 3. 4. 5.. Hassan Fatulloh Asep Ismatullah Sekarwartini Yuningsih Akhmad Sukirman. Pabuaran Pabuaran Cibadak Cibadak Sukamakmur. Keterangan Pendamping Pendamping Pendamping Pendamping Koordinator Pendamping Kec. Sukamakmur. Hasil wawancara dengan Bapak Donny selaku Koordinator Kabupaten Bogor pada tanggal 11 Mei 2017 di Sekretariat Unit Pelaksana Program Keluarga Harapan (UPPKH) Kabupaten Bogor.

(6) 55. 6. 7.. Joan Marcelin Sukamakmur Pendamping I Wayan Dharma Sukamulya Pendamping Eka 8. Sri Wahruni Sukamulya Pendamping 9. Yusuf Taojiri Wargajaya Pendamping 10. Sesta Wiyana Wargajaya Pendamping 11. Usman Sagita Sukaharja Pendamping 12. Tri Wulan Sukaharja Pendamping Nurhasanah 13. Naotalia Sirnajaya Pendamping 14. Siti Mutmainah Sirnajaya Pendamping 15. Riska Damayanti Sukaresmi Pendamping 16. Adi Supriatna Sukaresmi Pendamping 17. Ahmad Mubarok Sukadamai Pendamping 18. Dewi Uju Sukadamai Pendamping 19. Nano Romansyah Sukawangi Pendamping 20. Yeri Saparuli Sukawangi Pendamping Sumber: Hasil olahan penulis berdasarkan hasil penelitian, 2017 Dari tabel daftar pendamping yang telah disajikan diatas, dapat diketahui bahwa pada setiap desa memiliki dua orang pendamping yang bertanggung jawab atas keluarga penerima manfaat (KPM) di desa tersebut. Dari tabel ini juga dapat disimpulkan bahwa meskipun jumlah kelompok penerima manfaat di setiap desa berbeda-beda namun jumlah pendamping tersebar sama rata pada sepuluh desa. Artinya terdapat pendamping yang memiliki beban tanggung jawab lebih berat untuk desa dengan jumlah KPM terbanyak seperti Desa Pabuaran. Sebaliknya adapula pendamping yang memiliki beban tanggung jawab lebih ringan untuk desa dengan jumlah KPM terendah seperti Desa Sukamulya. Idealnya jumlah pendamping harus disesuaikan dengan jumlah peserta PKH yang terdaftar di Kecamatan. Untuk Kecamatan Sukamakmur sendiri, dengan jumlah peserta penerima manfaat (KPM) sebanyak 7.294 kepala keluarga maka dibutuhkan setidaknya 36 pendamping dengan rasio dampingan sebesar 1:200..

(7) 56. Artinya setiap satu orang pendamping bertanggung jawab mendampingi 200 KPM, namun kondisi yang terjadi di Kecamatan Sukamakmur justru menunjukan kondisi yang tidak ideal. Hal ini berakibat pada besarnya beban tugas yang di emban oleh para pendamping di Kecamatan Sukamakmur, mengingat satu orang pendamping di Kecamatan ini harus bertanggung jawab terhadap 365 KPM. Sementara untuk penyerapan dana Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sukamakmur pada tahun 2016 mencapai angka Rp. 2.284.083.427,terbilang dua milyar dua ratus delapan puluh empat juta delapan puluh tiga ribu empat ratus dua puluh tujuh rupiah. Angka ini merupakan akumulasi dari total serapan kesepuluh desa yang tersebar di wilayah Kecamatan Sukamakmur. Tabel 5.2 Serapan Dana PKH di Kecamatan Sukamakmur tahun 2016 No Desa Jumlah Dana Rp. 403.866.636 1 Pabuaran Rp. 337.466.640 2 Cibadak Rp. 267.449.976 3 Sukamakmur Rp. 110.212.476 4 Sukamulya Rp. 151.016.616 5 Sukaresmi Rp. 136.858.281 6 Sukadamai Rp. 184.237.950 7 Sukaharja Rp. 149.337.449 8 Sirnajaya Rp. 165.549.956 9 Wargajaya Rp.378.087.447 10 Sukawangi Rp. 2.284.083.427 Total Sumber: Laporan Triwulan Pendamping PKH Kecamatan Sukamakmur, 2017 Berdasarkan tabel diatas maka dapat diketahui bahwa dengan serapan dana yang terbilang cukup besar maka seharusnya Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur dapat berjalan dengan baik. Angka ini juga merupakan akumulasi dari adanya penambahan kategori pada tahun 2016 yang memasukan.

(8) 57. masyarakat dengan disabilitas dan masyarakat lanjut usia (lansia) sebagai kategori baru penerima program. 5.2 Pendamping Program Keluarga Harapan Kecamatan Sukamakmur Dalam mensukseskan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur, pendampingan menjadi salah satu pendukung yang memiliki peranan vital. Aktivitas pendampingan ini dilakukan oleh sumber daya manusia yang telah melalui proses rekrtukmen secara khusus oleh Kementerisan Sosial sebagai instansi yang menaungi langsung program tersebut. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para calon pendamping. Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh para calon pendamping antara lain, harus berkewarganegaraan Indonesia, berusia maksimal 45 tahun pada saat mendaftar sebagai calon pendamping, memiliki pendidikan minimal D3 sederajat dan. diutamakan. memiliki. pengalaman. sebagai. pekerja. sosial,. mampu. mengoperasikan microsoft word, excel,power point dan internet. Selain itu syarat lainnya adalah calon pendamping memiliki lokasi tempat tinggal yang berada di wilayah Kota/Kabupaten atau kecamatan lokasi pelaksanaan, tidak menjadi anggota ataupun pengurus partai serta bersedia untuk bekerja purna waktu. Bagan 5.1 Tahapan Rekrutmen Pendamping PKH Seleksi Administratif online & offline. Tes Tertulis Potensi dan Tertulis.

(9) 58. Diskusi Kelompok atau Wawancara. Pengumuman Peserta Lolos. Penempatan SDM. Sumber: Dokumen Pedoman Rekrutmen Pendamping Tahun 2014 Dalam proses rekrutmen ini calon pendamping harus melewati beberapa tahapan yakni: seleksi administrasi yang bersifat online dan offline, tes psikotes, tes tertulis, ujian praktek, serta Focus Group Discussion (FGD). Dalam proses seleksi administrasi online penjaringan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dilakukan pada hampir seluruh wilayah Indonesia untuk kemudian ditempatkan di setiap Kecamatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Muhammad Ikhsan selaku staff UPPKH Pusat, 34 kesulitan yang dialami dalam proses ini adalah ketersedian akses informasi terkait dengan publikasi rekrutmen maupun pengumuman hasil seleksi administrasi secara online khususnya di daerah-daerah yang relatif sulit dijangkau oleh jaringan. Untuk itu, penyediaan informasi, baik informasi mengenai adanya rekrutmen sampai dengan informasi mengenai namanama yang berhasil lolos dalam tahap seleksi ini masih menggunakan media konvensional seperti media cetak dan melalui surat-surat yang disampaikan ke dinas-dinas sosial. Dalam pelaksananaannya, yang bertanggungjawab terhadap. 34. Wawancara dilakukan melalui sambungan telepon pada tanggal 11 Juli 2017.

(10) 59. tahapan ini adalah Kementerian Sosial melalui Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial. Dalam proses seleksi administrasi ini, calon pendamping setidaknya harus memenuhi beberapa kriteria seperti: pendidikan, ketrampilan penggunaan komputer dan internet serta ketrampilan bahasa asing maupun daerah. Selanjutnya, setelah terjaring dalam seleksi tahap awal maka proses seleksi yang semula terpusat di pusat menjadi tersebar di setiap daerah. Proses seleksi yang dilakukan di setiap daerah ini melibatkan tim penguji yang terdiri atas unsur psikolog serta assessor dari Kementerian Sosial. Secara bersama-sama tim penguji ini akan menilai peserta pada tahapan psikotes, tes tertulis dan diskusi kelompok. Pada tahapan ini, rasio kebutuhan yang sebelumnya sebesar 1:4 pada tahapan seleksi administrasi mengerucut menjadi 1:2. Dalam tahapan psikotes, unsur yang bertanggungjawab untuk melakukan penilaian adalah unsur psikolog yang bertugas untuk memilih dan menetapkan calon pendamping berdasarkan pada tes kecerdasan, gaya kerja serta kepribadian. Sementara yang bertanggungjawab terhadap tes tertulis adalah unsur dari Kementerian Sosial yang bertugas untuk memilih dan menetapkan calon pendamping berdasarkan pada tes pengetahuan tentang Program Keluarga Harapan (PKH). Selanjutnya, tahapan terakhir adalah FGD, namun berdasarkan pedoman rekrutmen pendamping PKH, FGD hanya akan dilaksanakan apabila peserta yang lolos berjumlah lebih dari tiga apabila kurang dari tiga maka akan dilakukan metode wawancara. Untuk pelaksanaannya, Kementerian terkait bekerja sama dengan setiap dinas/instansi sosial di Kab/Kota maupun Provinsi. Dalam proses inilah ditentukan siapa saja calon pendamping yang akan menjalani tugas sebagai pendamping PKH..

(11) 60. Dari pemaparan mengenai mekanisme rekrutmen pendamping, diketahui bahwa kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah pusat dengan Kab/Kota hanya sebatas kerjasama dalam penyediaan akses dan ruang sementara tidak ada keterlibatan unsur pemerintah Kab/Kota yang diikutsertakan dalam proses rekrutmen ini. Seluruh unsur yang terlibat dalam proses rekrutmen ini adalah unsur dari Kementerian Sosial yang ditugaskan untuk pergi melakukan rekrutmen di daerah. Dalam hal persyaratan, latar belakang pendidikan yang dijadikan salah satu syarat dalam proses rekrutmen pendamping PKH ini dimaksudkan untuk menunjang kinerja mereka selama di lapangan. Latar belakang pendidikan yang diutamakan berasal dari rumpun ilmu kesejahteraan sosial ataupun rumpun ilmu sosial akan menjadi salah satu modal bagi pendamping dalam melaksanakan tugas pendampingan. Untuk Kecamatan Sukamakmur, dari sepuluh pendamping yang dijadikan sebagai informan penelitian, lebih dari setengahnya memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 sementara sisanya memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi. Diagram 5.3 Latar Belakang Pendidikan Pendamping Strata 2 10%. Diploma 4 10% Strata 1 Strata 2 Diploma 4. Strata 1 80%. Sumber: Hasil olahan penulis, 2017.

(12) 61. Meskipun syarat minimal yang ditetapkan untuk latar belakang pendidikan adalah Strata 1, namun terdapat beberapa pendamping yang memiliki latar belakang pendidikan Strata 2 (10%) dan Diploma IV (10%). Hal ini tentu saja menjadi suatu nilai tambah bagi pendamping. Lebih jauh lagi, dari 80% pendamping yang memiliki latar belakang pendidikan Strata 1, mayoritas dari mereka merupakan lulusan ilmu keguruan sementara beberapa sisanya merupakan lulusan manajemen dan tarbiyah. Hal ini dipertegas dengan informasi yang diperoleh dari Koordinator 3HQGDPSLQJ GL .HFDPDWDQ 6XNDPDNPXU %DSDN $KPDG 6XNLUPDQ ´Kalo disini rata. Udah S1 semua, kan emang syarat minimalnya itu´35 Dari latar belakang pendamping di Kecamatan Sukamakmur dapat dilihat bahwa dengan tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pendamping menjadikan kinerja yang dihasilkan oleh pendamping lebih baik. Selain latar belakang pendidikan yang dimiliki, pendamping PKH juga mendapatkan pelatihan yang ditujukan sebagai bekal bagi pendamping dalam melaksanakan. tugasnya.. Sayangnya,. untuk. pendamping. di. Kecamatan. Sukamakmur baru mendapatkan pelatihan beberapa bulan setelah menjalani tugasnya untuk melakukan pendampingan. Bukan pada waktu awal pelaksanaan. Hal ini dipertegas oleh Ibu Riska Damayanti selaku pendamping PKH Desa Sukaresmi. ³Pelatihan ya, kalo saya baru dapet pelatihan setelah saya udah ngedampingin jadi sedikit kaget juga sebenarnya waktu awal karena kan diawal itu kita harus melakukan pendekatan langsung ke orang-orang yang menerima bantuan ini, ngga jarang juga kita ditolaknya. Sayang juga sih 35. Hasil wawancara dengan bapak Ahmad Sukirman, Koordinator Pendamping PKH Kec. Sukamakmur pada tanggal 13 Mei 2017 bertempat di kediaman beliau di Sukamakmur.

(13) 62. sebenarnya kalau pelatihan itu dapetnya justru setelah ngedampingin, karena itukan bekal sebeneUQ\D´36 Berdasarkan hasil observasi lapangan, kondisi ini terjadi pada seluruh pendamping di Kecamatan Sukamakmur. Mereka mendapatkan pelatihan justru bebeapa bulan setelah aktivitas pendampingan dilakukan, sebagai akibatnya, mayoritas dari mereka yang bukan merupakan penduduk setempat serta tidak memiliki pengalaman apapun dalam kegiatan pendampingan mengalami keterkejutan saat dihadapkan dengan kultur masyarakat ketika melaksanakan aktivitas pendampingan. Padahal tahap awal pelaksanaan ini merupakan tahapan paling krusial selama pelaksanaan program. Sebab dalam tahapan ini pemahaman pendamping, pejabat setempat, tokoh masyarakat serta para penerima manfaat terhadap program cenderung masih relatif rendah sehingga tidak jarang dalam pelaksanaannya banyak menimbulkan kesalahpahaman persepsi dan kecemburuan masyarakat yang tidak menerima bantuan. Pelaksanaan. pelatihan. bagi. pendamping. ini. dimaksudkan. untuk. memberikan bekal berupa pengetahuan serta ketrampilan yang berkaitan dengan materi program. Tak hanya itu, pelatihan yang diberikan juga berupa pemberian bekal kemampuan komunikasi yang bertujuan untuk mendukung keberhasilan prrogram, sifat-sifat responsif yang harus ditumbuhkan dalam diri pendamping serta daya empati dan sikap ramah yang harus selalu ada dalam diri pendamping. Pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi pendamping ini penting untuk dilakukan mengingat banyak dari pendamping yang. 36. Hasil wawancaradengan Ibu Riska Damayanti, pendamping PKH untuk Desa Sukaresmi Kecamatan Sukamakmur pada tanggal 17 Mei 2017.

(14) 63. bukan berasal dari lokasi dampingan di Kecaamatan Sukamakmur. Meskipun persoalan kesesuaian latar belakang domisili pendamping dengan lokasi dampingan telah masuk ke dalam persyaratan yang harus dipenuhi, namun masih banyak pendamping yang bukan merupakan penduduk setempat. Dari total dua puluh pendamping yang bertugas di Kecamatan Sukamakmur, hanya terdapat dua orang pendamping yang berdomisili di Kecamatan Sukamakmur, satu pendamping yang bersedia memiliki domisili sementara (mengontrak) di wilayah Kecamatan Sukamakmur dan sisanya berada di luar wilayah Kecamatan Sukamakmur. Bila diprosentasekan, terdapat hampir 80% pendamping yang tidak berasal dari wilayah Kecamatan Sukamakmur sehingga akan menyulitkan mereka dalam proses komunikasi dengan masyarakat. Untuk itu dibutuhkan pelatihan sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai. Selanjutnya, untuk mendukung kinerja pendamping dalam melaksanakan pendampingan, perlu ditinjau pula sejauh mana aktivitas pendampingan yang mereka tekuni sebagai pekerjaan mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini menjadi penting sebab terpenuhi atau tidaknya kebutuhan mereka melalui pekerjaan ini akan menentukan sejauh mana motivasi mereka dalam melaksanakan aktivitas pendampingan. Untuk Kecamatan Sukamakmur, kompensasi yang diterima oleh pendamping cukup bervariasi. Variasi ini ditentukan dari seberapa lama masa kerja mereka sebagai pendamping telah berlangsung. Di Kecamatan ini sendiri, rekrutmen pendamping PKH telah terjadi sebanyak tiga kali, yakni pada tahun 2012, 2015 dan 2016. Dari ketiga rekrutmen tersebut, kompensasi gaji tertinggi dimiliki oleh pendamping yang berasal dari proses rekrutmen tahun 2012.

(15) 64. sedangkan yang terendah dimiliki oleh pendamping yang berasal dari proses rekrutmen tahun 2016. Bila dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp. 2.960.325,- kompensasi gaji yang diterima oleh pendamping PKH yang berasal dari proses rekrutmen tahun 2015 masih dibawah UMK yakni sebesar Rp. 2.500.000,-. Sementara untuk pendamping yang berasal dari proses rekrutmen tahun 2012 sudah hampir menyamai UMK yakni sebesar Rp 2.825.000,- dan untuk pendamping yang berasal dari proses rekrutmen tahun 2016 memiliki kompensasi gaji terkecil yakni sebesar Rp 2.200.000,-. Dalam hal pemenuhan kebutuhan, nominal ini tentu saja terbilang jauh dari cukup bila dibandingkan dengan beban kerja pendamping selama melaksanakan aktivitas pendampingan, utamanya bagi pendamping yang memiliki domisili jauh dari lokasi dampingan. Dipertegas oleh Bapak Asep, selaku pendamping PKH untuk Desa Pabuaran, bekerja sebagai pendamping PKH pada akhirnya menjadi ladang amal saja, sebab sebagai pekerjaan materiil, kompensasi gaji yang diberikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. ³.DORNLWDQJLWXQJ-ngitung gaji pemerintah punten ya, sekitar dua berapa bu dua juta lima ratus ya artinya untuk operasional kan kadang-kadang pendamping itu pada saat ngambil data ke lapangan dan lain sebagainya itu berat. Apalagi untuk kawan-kawan yang jauh bukan di Kecamatan dan Desa dampingannya kan itu satu. Yang kedua, peran pendamping juga saat ini tidak hanya mendampingi pada saat pencairan tapi masyarakat RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) dan sebagainya kalau sakit kalau dia ada masalah bahkan yang sifatnya pribadi itu larinya ke kita. Untuk hal-hal seperti itu persoal ongkos dan lain sebagainya kan ujungnya ya dari kantong kita sendiri. Kita teh gimana ya berasa mau minta juga ngga tega. Itu belum lagi kalau ada dari mereka yang terang-terangan bilang kalau keluarganya sakit tapi ngga punya biiaya untuk berobat. Ya itu tadi kalau.

(16) 65. berharap sejahtera lewat kerjaan ini ya salah pilih kerjaan ya. Jadi anggap VDMDVHGHNDK.DSDQODJLNDQSXQ\DODGDQJDPDOND\DJLQL´37 Sebagai akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan mereka, banyak dari pendamping PKH di Kecamatan Sukamakmur melakukan pekerjaan sampingan sebagai tenaga pengajar pada instansi pendidikan swasta maupun pekerjaan informal lainnya seperti berjualan kue maupun tukang ojek. Mayoritas dari mereka memiliki pekerjaan sampingan sebagai tenaga pengajar. Berdasarkan hasil observasi lapangan yang dilakukan selama penelitian menunjukan bahwa mayoritas dari mereka memutuskan untuk bekerja sebagai pendamping PKH karena memiliki harapan untuk diangkat menjadi bagian dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Padahal dalam kontrak perjanjian kerja telah disebutkan bahwa selama mereka bekerja sebagai pendamping mereka tidak diperkenankan untuk menuntut agar diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN). Dilain pihak beberapa pendamping yang mengerti dengan aturan di kontrak tetap menyayangkan kompensasi yang diberikan kepada mereka terkait dengan jaminan kesehatan standar seperti BPJS yang dimiliki oleh mereka. Ibu Riska Damayanti menuturkan: ´Yah kita juga dapet jaminan dari pemerintah seperti BPJS, tapi BPJS nya itu yang golongan 3 disamakan dengan BPJS yang diberikan untuk masyarakat penerima bantuan. Kita berharapnya sih minimal untuk jaminan kesehatan itu ya berupa BPJS kita seengganya golongan dua VHGLNLWGLEHGDNDQODKVDPDPDV\DUDNDWSHQHULPDEDQWXDQ´38. 37. Hasil wawancara dengan Bapak Asep Ismatullah selaku pendamping Desa Pabuaran pada tanggal 17 mei 2017 38 Hasil wawaancara dengan Riska Damayanti selaku pendamping Desa Sukaresmi pada tanggal 17 nei 2017.

(17) 66. Dari apa yang disampaikan oleh Ibu Riska Damayanti menunjukan bahwa sampai dengan saat ini, belum terdapat perhatian serius yang diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk penghargaan terhadap kinerja pendamping. Kondisi ini tentu saja berakibat pada menurunnya motivasi kerja dari pendamping karena dilain sisi mereka harus memikirkan bagaimana harus memenuhi kebutuhan dasar mereka. 5.3 Peran Pendamping Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sukamakmur Secara umum perlindungan sosial diartikan sebagai segala inisiatif yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat yang ditujukan untuk menyediakan. transfer. pendapatan. terhadap. kelompok-kelompok. yang. terpinggirkan di dalam suatu masyarakat.39 Perlindungan sosial merupakan suatu bentuk kehadiran negara dalam menjamin kesejahteraan warga negaranya, sejalan dengan konsep welfare state yang diadopsi dalam strategi kebijakan perlindungan sosial. Dalam konteks Indonesia, bentuk perlindungan sosial yang disediakan oleh negara dapat dilihat melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Sebagaimana yang telah dipaparkan sebelumnya, program ini merupakan perogam bantuan tunai bersyarat yang ditujukan untuk mengurangi dampak-dampak dari terjadinya kemiskinan itu sendiri.. 39. Edi Suharto. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat: Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial..Bandung: Rafika Aditama.2006. Hlm. 79.

(18) 67. Dalam pelaksanaannya, terdapat aktor kunci yang turut berperan dalam menentukan keberhasilan program. Aktor kunci ini adalah pendamping yang memiliki peran sebagai jembatan antara penyusun kebijakan perlindungan sosial dalam hal ini adalah Program Keluarga Harapan (PKH) dan masyarakat penerima manfaat. Untuk Kecamatan Sukamakmur sendiri, kehadiran pendamping menjadi sangat penting bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mengingat banyaknya keterbelakangan yang dihadapi oleh mayoritas penerima manfaat. Tak hanya bagi Kelompok Penerima Manfaat, namun juga bagi pemangku kebijakan. Sebab kehadiran pendamping yang difungsikan sebagai jembatan antara pembuat kebijakan dengan penerima manfaat mampu memperpendek jarak antara keduanya. Guna menganalisis bagaimana peran pendamping dalam mensukseskan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur, penelitian ini menggunakan konsep Community Worker yang digagas oleh Jim Ife. Ife dalam (Isbandi Rukminto, 2008) mengungkapkan bahwa keberhasilan program pendampingan akan sangat ditentukan oleh bagaimana pendamping mampu menguasai peran-peran penting yang terbagi ke dalam empat indikator yang saling berhubungan. Pemaparan lebih lanjut akan bahas dalam beberapa sub bab di bawah ini. 5.3.1 Peran Keterampilan Fasilitatif Dalam bukunya, Ife menempatkan pendamping sebagai fasilitator dalam peran ketrampilan fasilitatif.40Dimana peran ini terbagi kedalam beberapa aktivitas. 40. Loc.Cit, Isbandi Rukminto, Hlm. 91..

(19) 68. antara lain:aktivitas pendamping dalam melakukan negosiasi dan mediasi, aktivitas pendamping dalam memberikan motivasi serta aktivitas pendamping dalam menciptakan konsensus. Ketiga aktivitas ini berfokus untuk menstimulasi serta mendukung pengembangan masyarakat sebagai penggerak perubahan dalam proses pengembangan masyarakat itu sendiri. Di Kecamatan Sukamakmur, aktivitas mediasi maupun negoisasi yang dilakukan oleh pendamping dapat dilihat ketika terdapat kondisi dimana penerima program (KPM) tidak dapat memenuhi kewajibannya karena alasan administrasi. Sebagai contoh adalah kasus yang banyak terjadi pada hampir seluruh desa dimana KPM tidak dapat memeriksakan diri ke puskesmas dikarenakan tidak lengkapnya syarat administrasi. Sementara dalam bidang pendidikan, masalah yang banyak ditemui adalah kondisi dimana KPM tidak memiliki akta kelahiran yang digunakan untuk mendaftarkan anak ke fasilitas pendidikan. Disinlah peran pendamping dibutuhkan untuk mengatasi keterbatasan pemahaman maupun informasi yang dimiliki oleh KPM. Berdasarkan hasil wawancara bersama dengan salah seorang pendamping yakni Bapak Akhmad Sukirman selaku Koordinator Kecamatan diperoleh informasi sebagai berikut: ³ %DQ\DN D NDVXV NHWLND PDV\DUDNDW PDX QJHGDIWDULQ DQDN-anaknya sekolah tapi kelengkapan berkasnya ga lengkap. Kaya ngga ada aktenya lah ngga ada ini itunya lah, nah itukan butuh waktu buat ngurusnya. Mau gamau ya kita ya harus turun tangnan ke pihak sekolah buat ngejelasin. Jadi tuh disini se Kecamatan Sukamakmur, pendamping mah udah akrab sama kepala-kepala sekolah yang ada disini, karena mau gamau ya itu WXJDVNLWD´41. 41. Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sukirman selaku Koordinator Kecamatan Sukamakmur pada tanggal 13 Mei 2017 di kediaman beliau..

(20) 69. Tidak hanya itu, aktivitas mediasi juga dilakukan oleh pendamping ketika muncul konflik dalam kelompok dampingan. Diakui oleh Bapak Akhmad Sukirman selaku Koordinator Kecamatan bahwa pada awal pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) pada tahun 2012 terdapat banyak sekali konflik yang terjadi di Kecamatan ini. Mayoritas konfik yang terjadi dilatar belakangi oleh kecemburuan sosial dalam masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari cara pikir masyarakat yang beranggapan bahwa dianggap miskin dan menerima bantuan berupa uang jauh lebih baik daripada dianggap sebagai masyarakat mampu dan tidak menerima bantuan.42 Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pada tahun 2012 terdapat salah seorang Kepala Desa yang menolak secara keras atas bantuan Program Keluarga Harapan yang masuk ke Desanya. Penolakan ini terjadi pada saat proses pencairan dana bantuan sedang berlangusng di Kantor Kecamatan. Alasan dari penolakan ini dikarenakan Kepala Desa menganggap bahwa bantuan yang diberikan tidak adil karena hanya sebagian warganya yang menerima bantuan. Kondisi ini diungkapkan oleh Bapak Ahmad Sukirman sebagai suatu kondisi awal yang membutuhkan cukup banyak perhatian sebab penolakan diajukan langsung oleh Kepala Desa Sukamulya menggunakan cara-cara kekerasan. ´Pernah pak satu kali kita dibawain golok saat lagi pencairan hahaha. Ya biasa ya orang kuat. Kondisi awal ini kan sebetulnya yang paling krusial ya karena waktu awal ini pemahaman masyarakat masih rendah gitu istilahnya. Dikiranya sama kaya BLT jadi semuanya dapet padahal engga JLWX´43. 42. Ibid. Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sukirman selaku Koordinator Pendamping Kecamatan Sukamakmur pada tanggal 13 Mei 2017. 43.

(21) 70. Lebih lanjut lagi diketahui bahwa penolakan ini terjadi selama kurang lebih satu tahun, sampai akhirnya melalui proses pendekatan yang dilakukan oleh para pendamping, utamanya pendamping yang berdomisili di Kecamatan Sukamakmur konflik ini dapat diredam. Dari kasus ini dapat disimak bahwa aktivitas mediasi maupun negoisasi yang merupakan bagian dari peran keterampilan fasilitatif akan lebih mudah dilaksanakan ketika pendamping memahami bagaimana kultur serta karakteristik masyarakat dalam wilayah dampingannya. Untuk itu pendamping perlu memiliki kemampuan adaptasi yang baik sehingga dapat fleksibel menyesuaikan diri dengan karakter masyarakat di wilayah dampingannya. Selanjutnya aktivitas pendamping dalam memberikan motivasi. Aktivitas ini dimaksudkan agar penerima manfaat (KPM) memiliki pemahaman yang mampu untuk keluar dari cara pikir tradisional yang menempatkan pendidikan sebagai opsi terakhir dalam skala prioritas kebutuhan mereka. Kondisi ini dapat dilihat pada rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang berangsur-angsur mengalami peningkatan. Bila ditelusuri lebih jauh membaiknya tingkat pendidikan masyarakat ini disebabkan oleh adanya dorongan dari pendamping yang mengharuskan KPM melaksanakan kewajibannya untuk bersekolah atau bila tidak dilaksanakan maka bantuan akan dicabut. Dari perspektif masyarakat, dicabutnya bantuan yang selama ini mereka terima menjadi ancaman yang serius sebab banyak dari mereka yang benar-benar bergantung pada bantuan tersebut. ³%DQ\DN \DQJ NHOXDU SDN NDOR XGDK QJJD DGD \DQJ VHNRODK -DGL NDQ sayang kalo berenti sekolahnya nanti uangnya kita ngga dapet lagi. Jujur aja ya pak, anak kita belum punya sepatu terus sepatunya rusak misal terus ada bantuannya PKH ini jadi bisa beli sepatu. Bisa bantu-bantu beli beras.

(22) 71. juga. Dari PKH kan sebetulnya anggarannya kan buat anak ya tapi anak NDQMXJDEXWXKPDNDQMDGLEXWXKEHUDVMXJD´44 Dari apa yang disampaikan oleh Ibu Sacem Sumiyati, salah satu penerima manfaat di Kec. Sukamakmur dapat disimpulkan bahwa masyarakat cenderung menyekolahkan anaknya dikarenakan adanya iming-iming bantuan. Bantuan akan dicabut bila dalam keluarga mereka tidak terdapat anak yang bersekolah, untuk itu mereka tetap menyekolahkan anak-anak mereka. Artinya, kesadaran akan kebutuhan pendidikan belum muncul dalam diri masyarakat. Motivasi masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka lebih dikarenakan kekhawatiran apabila bantuan akan dicabut. Dari sana dapat disimak bahwa aktivitas motivasi yang diberikan oleh pendamping terhadap KPM jauh lebih efektif dilakukan melalui cara-cara yang bersifat mengancam. Hal ini disebabkan oleh tidak terlepasnya pola pikir masyarakat yang cenderung lebih mudah digerakan oleh ketakutan dibandingkan dengan cara-cara yang bersifat mengajak. Terakhir, aktivitas pendamping dalam ketrampilan fasilitatif adalah aktivitas pendamping dalam melakukan konsensus. Dalam hal ini, konsensus dimaksudkan sebagai bentuk kesepakatan bersama dalam kelompok masyarakat dampingan. Adapun yang dimaksud dengan kelompok masyarakat dampingan disini adalah keluarga penerima manfaat (KPM) atau yang biasa dikenal sebagai Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang berkumpul membentuk kelompok-kelompok dampingan.. 44. Hasil wawancara dengan Ibu Sacem Sumiyati, salah satu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur.

(23) 72. Dari setiap kelompok dampingan disini diketuai oleh seorang ketua kelompok yang dipilih secara langsung oleh seluruh anggota kelompok dampingan. Pembentukan kelompok-kelompok dampingan ini difasilitasi oleh pendamping sebagai pihak yang menggerakan masyarakat. Dalam setiap kelompok dampingan ini diketuai oleh satu ketua kelompok yang bertanggungjawab untuk mengkoordinir anggota kelompoknya. Pemilihan ketua kelompok didasarkan pada kesepakatan bersama dari seluruh anggota kelompok beserta pendamping PKH di desa dampingan dengan syarat setidaknya ketua kelompok harus memiliki kemampuan dasar baca-tulis serta memiliki alat komunikasi. Dalam pertemuan kelompok ini agenda yang biasa dibahas adalah masalahmasalah yang biasa dihadapi oleh para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai penerima program. Berdasakan wawancara dengan salah seorang pendamping yang bertanggungjawab untuk Desa Cibadak diperoleh informasi bahwa masyarakat cenderung mengadukan hal-hal yang bersifat personal seperti masalah keuangan, sandungan hukum yang dihadapi dan lain sebagainya.45 5.3.2 Peran Keterampilan Edukasional Selanjutnya, peran keterampilan edukasional meliputi tiga aktivitas dampingan, antara lain: membangkitkan kesadaran masyarakat penerima manfaat (KPM), penyampaian informasi kepada KPM serta melakukan pelatihan. Peran. 45. Wawancara dengan Ibu Sekarwartini selaku pendamping di Desa Cibadak pada tanggal 16 Mei 2016 bertempat di gedung PAUD Desa Sukamakmur.

(24) 73. keterampilan ini ditujukan agar masyarakat dampingan (KPM) mampu untuk memahami apa yang menjadi hak dan kewajiban mereka sebagai penerima manfaat program serta menjadikan masyarakat berdaya melalui bentuk-bentuk pelatihan yang dilaksanakan. Di Kecamatan Sukamakmur, membangkitkan kesadaran masyarakat diakui menjadi aktivitas yang cukup sulit bagi pendamping. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang dilakukan penulis bersama Bapak Yusuf Taojiri selaku pendamping di Desa Wargajaya. ³6HODPD LQL PHQXUXW VHSHQJHOLKDWDQ VD\D GLVLQL GL .HFDPDWDn Sukamakmur masyarakatnya masih memiliki pola pikir yang jauh ya. Jauh tuh maksudnya ya mereka masih tidak mementingkan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama. Ya kalo punya uang mending buat beli yang bersipat materi dibandingkan untuk masa depan anak-DQDNQ\D´46 Dari apa yang dituturkan oleh Bapak Yusuf selaku pendamping di Desa Wargajaya, dapat diketahui bahwa kultur masyarakat di Kecamatan Sukamakmur cenderung lebih memprioritaskan kebutuhan yang bersifat material dibandingkan dengan kebutuhan yang bersifat immateri seperti pendidikan dan kesehatan. Kondisi ini diperkuat dengan penuturan Ibu Entu, salah satu penerima manfaat dalam sesi wawancara bersama penulis. ³Lagi disini mah bukan ngga mau sekolah ya pak tapi ya sekolah juga susah. Kan jauh darimana-mana. Kan belum tentu juga sekolah jadi orang bener. Mending yang jelas-jelas aja, kalo bantuin emak bapaknya di ladang kan malah bisa bantu-EDQWXGLUXPDK´47. 46. Hasil wawancara dengan Bapak Yusuf Taojiri selaku pendamping di Desa Wargajaya pada tanggal 15 Mei 2016. 47 Hasil wawancara dengan Ibu Entu salah satu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) tanggal 17 Mei 2016.

(25) 74. Bagi masyarakat tidak di prioritaskannya kebutuhan tersebut karena dirasa tidak memberikan manfaat secara langsung kepada mereka. Disinilah peran pendamping dibutuhkan untuk mengedukasi masyarakat agar mampu untuk keluar dari pola pikir tradisional menuju masyarkat yang sejahtera. Bentuk pendekatan yang digunakan oleh pendamping dalam mengedukasi masyarakat dampingan biasanya lebih bersifat persuasif, dimana pendamping berbicara langsung face to face dengan masyarakat dampingannya. Bentuk pendekatan yang face to face ini dilakukan apabila terdapat masyarakat dampingan yang memiliki anak putus sekolah ataupun memiliki ibu hamil/balita namun enggan memeriksakan diri pada fasilitas kesehatan yang telah disediakan. Sementara untuk masyarakat dampingan secara umum pengedukasian biasa dilakukan dalam agenda pertemuan kelompok yang hampir rutin dilaksanakan satu bulan sekali. Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2016, keberhasilan pendamping PKH dalam mengedukasi masyarakat dapat dilihat melalui dua bidang yakni bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis sajikan data mengenai pendidikan dan kesehatan masayarakat di Kecamatan Sukamakmur sampai dengan tahun 2016. Tabel 5.3 Data Capaian Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat Penerima Manfaat Pendidikan Kesehatan Jumlah Penerima Kategori Jumlah Penerima Jenjang Pendidikan SD 5447 Ibu Hamil 214 SMP 2791 Balita 2191 SMA 1369 Anak Pra Sekolah 362 Sumber: Laporan triwulan pendamping PKH Kecamatan Sukamakmur, 2017.

(26) 75. Aktivitas selanjutnya dalam keterampilan edukasional adalah pemberian pemahaman mengenai hak dan kewajiban masyarakat penerima manfaat (KPM). Pemberian pemahaman ini penting untuk diberikan guna menghindari adanya kesalah pahaman dari penerima manfaat (KPM). Adapun pemahaman yang diberikan kepada masyarakat penerima manfaat (KPM) berupa informasi mengenai nominal dana yang akan mereka dapatkan berdasarkan kategori yang dimiliki dalam satu rumah tangga serta potongan apa saja yang akan mereka terima apabila mereka tidak melaksanakan kewajiban atau pun sudah tidak memiliki kategori sasaran bantuan. Tabel 5.4 Kriteria Komponen dan Jumlah Bantuan Masyarakat Penerima Manfaat Kriteria Komponen Jumlah Bantuan Bantuan tetap Rp. 500.000,Bantuan bagi KPM yang memiliki: 1. Ibu Hamil/menyusui Rp. 1.200.000,2. Anak usia di bawah 6 (enam) Rp. 1.200.000,tahun 3. Anak usia SD/MI sederajat Rp.450.000,4. Anak usia SMP/MTS sederajat Rp. 750.000,5. Anak usia SMA/MA sederajat Rp. 1.000.000,6. Penyandang disabilitas berat Rp. 3.100.000,7. Lanjut usia 70 tahun keatas Rp. 1.900.000,Bantuan minimum Rp. 950.000,Bantuan Maksimum Rp. 3.600.000,Sumber: Data triwulan pendamping PKH Kecamatan Sukamakmur, 2017 Pada sajian tabel diatas menjelaskan mengenai jumlah bantuan yang diberikan berdasarkan kategori komponen yang telah ditentukan. Dalam aktivitas pemberian informasi mengenai hak dan kewajiban kepada penerima manfaat, salah satu poin yang perlu untuk dijelaskan oleh pendamping terhadap KPM adalah nominal bantuan yang akan diterima berdasarkan kategori yang mereka miliki..

(27) 76. Misalnya, dalam satu rumah tangga memiliki seorang ibu hamil serta anak usia SMP/MTS sederajat maka rumah tangga tersebut akan menerima dana bantuan sebesar Rp.2.450.000,- per tahun. Pemotongan nominal bantuan juga perlu dijelaskan untuk menghindari adanya kesalahpahaman. Namun dalam praktiknya masyarakat cenderung mengabaikan. informasi. yang. diberikan. oleh. pendamping. dan. baru. mempertanyakan saat bantuan telah di potong. Tidak jarang, hal yang demikian ini menimbulkan konflik. Disinilah peran pendamping sebagai peran edukasional sangat dibutuhkan, mengingat sulitnya masyarakat dalam menerima pemahaman. Aktivitas terakhir dalam peran keterampilan edukasional adalah pemberian pelatihan kepada masyarakat penerima manfaat (KPM). Tujuan dari aktivitas ini adalah memberikan bekal berupa keterampilan bagi KPM yang nantinya dapat digunakan untuk menunjamg perekonomian mereka. Namun yang perlu diperhatikan, peran pendampimg disini hanya sebagai jembatan antara penerima manfaat dengan dinas-dinas pelatihan terkait. Jadi, pendamping bukanlah aktor utama dari kegiatan pelatihan yang diberikan kepada masyarakat dampingan. Sebab kegiatan pelatihan langsung dilaksanakan oleh dinas-dinas terkait. Untuk Kecamatan Sukamakmur, selama kurun waktu lima tahun terakhir telah banyak kegiatan pelatihan yang diberikan keapada masyarakat penerima manfaat. Sebagai contoh adalah pelatihan ternak lele, domba dan kerajinan tangan. Dalam pelaksanaannya pelatihan ini langsung terintegrasi dengan program kelompok usaha bersama (KUBE), artinya pendamping hanya berperan untuk.

(28) 77. memberikan pemahaman dan dorongan agar masyarakat penerima manfaat ikut serta dalam kegiatan kelompok uasaha tersebut (KUBE). Hal ini dijelaskan melalui hasil wawancara yang penulis lakukan bersama Bapak Wayan yang menyebutkan EDKZD³Kita tuh disini udah usaha biar masyarakat ikut dalam kegiatan kelompok usaha bersama itu KUBE itu loh. Kita kan disini cuma ngasih pengertian biar PDV\DUDNDWELVDEHUGD\DNDUHQDHPDQJ\DNLWDFXPDELVDVHEDWDVLWX´48 Sayangnya, masih banyak masyarakat penerima manfaat (KPM) yang menyalahgunakaan modal usaha yang diberikan. Penyalahgunaan ini biasanya dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman mereka akan pemenuhan ekonomi secara berkelanjutan. Sebagai contoh, dalam satu kelompok binaan KUBE yang diberikan modal usaha bibit domba untuk diternak terdapat beberapa penerima manfaat (KPM) yang justru menjual domba-domba tersebut untuk dibelikan sepeda motor. Kondisi ini dipertegas oleh Bapak Ahmad Sukirman yang menceritakan bahwa masyarakat cenderung lebih mementingkan kebutuhan yang bersifat tersier seperti kendaraan bermotor. ³6XVDKNDORGLVLQLSDGDPDOHV-males. Yang penting mereka punya barang daripada mereka harus usaha. Ada tuh kemarin kejadian, masyarakat yang udah dikasih bantuan domba dari KUBE eh dombanya malah dijual untuk dibelikan motor. Padahal kan domba itu bisa untuk ngebantu SHUHNRQRPLDQQ\DNDORGLNHPEDQJELDNDQ´49 Berdasarkan uraian aktivitas yang dilaksanakan oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam peran keterampilan edukasional dapat diketahui. 48. Hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Dharma Eka selaku pendamping di Desa Sukamulya pada tanggal 17 Mei 2017. 49 Hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Sukirman selaku Koordinator Kecamatan pada tanggal 13 Mei 2017..

(29) 78. bahwa kesulitan yang dihadapi pendamping adalah mengubah pola pikir masyarakat di wilayah tersebut untuk menjadi masyarakat yang berdaya. Hal ini tak terlepas dari rendahnya tingkat pendidikan masyaaraakaat yang berakibat pada minimnya pemahaman dari masyarakat itu sendiri. Kondisi inlah yang kemudian mengakar dan menjadi karakteristik dari masyarakat di Kecamatan Sukamakmur. 5.3.3 Peran Keterampilan Teknis Adapun peran berikutnya yang digagas oleh Ife, yakni peran keterampilam teknis. Peran ini mencakup tiga aktivitas antara lain, keterampilan pendamping untuk melakukan riset, keterampilan pendamping dalam mengoperasikan teknologi serta keterampilan pendamping untuk melakukan presentasi tertulis maupun verbal. Di Kecamatan Sukamakmur, aktivitas riset yang dilakukan pendamping sebelum terjun lapang menjalankan kegiatan pendampingan masih dilakukan sebatas pencarian informasi mengenai lokasi (desa) dampingan. Sementara untuk proses riset mengenai kultur masyarakat dan latar belakang masyarakat belum terlalu banyak di observasi. Dalam aktivitas riset ini, pendamping cenderung lebih mengutamakan bagaimana akses mereka untuk mencapai lokasi dampingan dibanding dengan mencari tahu kondisi sosial budaya yang terdapat di masyarakat. Hal ini dijelaskan oleh salah satu pendamping yakni Ibu Sekarwartini yang mendampingi Desa Cibadak. ³2KL\DSHUQDKLWXPDKGXOXZDNWXDZDOVD\Dsempet cari-cari informasi mengenai Kecamatan Sukamakmur. Saya kan deket yah disini di Citeureup (kecamatan yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Sukamkmur), nah waktu saya cari-cari kata orang sekitar Kecamatan Sukamkmur tuh jalannya aduh meuni (sangat) parah, ternyata benar pas saya pertama kali.

(30) 79. datang kesini jalannya duh sangat parah a. Masih banyak batu-batu apalagi pas masuk ke rumah-UXPDKZDUJD\DQJMDXKGDULMDODQEHVDU´50 Sebagai akibat dari minimnya riset mengenai kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat yang dilakukan oleh pendamping maka pendamping cenderung terkejut ketika terjadi konflik di kalangan masyarakat setempat. Tujuan utama dari aktivitas riset ini adalah agar pendamping dapat memposisikan diri serta memahami bagaimana metode pendekatan terbaik untuk menghadapi masyarakat yang akan di dampingi. Aktivitas kedua dalam peran keterampilan teknis ini adalah kemampuan pendamping dalam menggunakan teknologi selama menjalankan perannya. Aktivitas ini cenderung lebih banyak memiliki keterkaitan terhadap tugas-tugas administrasi pendamping. Aktivitas ini pun berkaitan erat dengan kemampuan pendamping dalam mengoperasikan komputer beserta program-program di dalamnya. Sebab pendamping harus selalu melakukan update data-data penerima manfaat PKH, sebagai contoh apabila terdapat masyarakat penerima manfaat yang meninggal maka pendamping harus segera mendata dan melakukan upload secara online atas perubahan status anggota keluarga KPM sebagai dasar pembayaran bantuan tunai. Di dalam melaksanakan aktivitas ini pendamping di Kecamatan Sukamakmur di bantu oleh ketua kelompok dari setiap kelompok dampingan. Karena terkendala sinyal yang buruk, pendamping mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat dampingan maka akses informasi. 50. Hasil wawancara dengan Ibu Sekarwartini selaku pendamping Desa Cibadak pada tanggal 16 Mei 2017.

(31) 80. dilakukan melalui ketua kelompok. Dari hasil wawancara dengan Riska Damayanti, pendamping di desa Sukaresmi diketahui bahwa masyarakat cenderung langsung mengadukan kepada pendamping apabila terdapat anggota keluarga yang melahirkan, meninggal ataupun keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan status kategori. ³Disini mah apa ya, pendamping tuh kaya dijadiin pahlawan gitu, yang selalu harus hadir kalo mereka ada apa-apa. Misal, pas ada yang ngelahirin, mau tengah malem mau kapanpun juga di telfon tuh kita. Tapi karena terkendala sinyal yah, jadi orang pertama yang tau tuh ya ketua kelompok. Baru dari ketua kelompok itu yang menyampaikan ke kita. Nah kalo udah kaya gitu, biasanya kita langsung update data, biar ga ketumpuktumpuk.´51 Dari apa yang disampaikan oleh Riska, diketahui bahwa aktivitas penggunaan teknologi menjadi aktivitas yang penting meskipun tidak memiliki dampak secara langsung terhadap masyarakat dampingan. Tertib administrasi yang berusaha untuk dilaksanakan oleh setiap pendamping ditunjukan untuk menghindari dari adanya ketidaktepatan penyaluran dana kepada masyarakat dampingan yang telah berubah statusnya. Pemukhthiran data ini dilakukan oleh pendamping berdasarkan rentang waktu tertentu. Rentang waktu ini ditentukan oleh UPPKH Kabupaten Bogor yang menetapkan setiap bulannya harus ada pemutakhiran data. Untuk meminimalisir penumpukan beban kerja, pendamping melakukan update data setiap terjadi perubahan status pada masyarakat dampingan. Pada aktivitas berikutnya, yakni aktivitas pendamping dalam melakukan presentasi kepada masyarakat dampingan baik dalam bentuk verbal maupun non. 51. Hasil wawancara dengan Riska Damayanti pendamping desa Sukaresmi Kecamatan Sukamakmur, pada tanggal 17 mei 2017.

(32) 81. verbal. Aktivitas ini biasa dilakukan pada awal program berjalan, saat terdapat perubahan informasi serta menjelang waktu pencairan dana bantuan. Diawal program berjalan, pendamping harus menjelaskan kepada masyarakat dampingan mengenai aturan, hak serta kewajiban apa saja yang harus dipenuhi oleh para penerima manfaat. Untuk Kecamatan Sukamakmur, pada awal program berjalan, aktivitas ini dilakukan secara terpusat di Kantor Desa masingmasing Desa. Penggunaan teknologi seperti slide presentasi dan proyektor untuk memudahkan pendamping dalam melakukan presentasi masih digunakan pada awal program. Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak masyarakat yang tidak dapat membaca sehingga penggunaan teknologi ini dirasa kurang efektif. Untuk itu, pendamping harus benar-benar menjelaskan secara rinci kepada masyarakat penerima manfaat. Dalaam perjalanannya, presentasi yang dilakukan oleh pendamping tidak lagi dilakukan di Kantor Desa karena minimnya jumlah penerima manfaat yang hadir dengan alasan sulitnya akses menuju Kantor Desa. Maka beberapa tahun terakhir, aktivitas pendamping dalam melakukan presentasi dilakukan pada setiap kelompok-kelompok dampingan yang telah terbentuk. Biasanya aktivitas ini dilakukan bertempat di rumah ketua kelompok yang bertanggungjawab atas kelompok tersebut. Untuk saat ini aktivitas presentasi di Kecamatan Sukamakmur sedang dilakukan secara intens karena akan diadakannya perubahan metode pencairan dana bantuan yang semula dilakukan melalui kantor pos beralih dengan penggunaan kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Hal ini merupakan aturan baru yang telah.

(33) 82. ditetapkan oleh Kementerian Sosial guna memudahkan penerima PKH dalam mengakses dana bantuan. Kesulitan yang dihadapi pendamping dengan adanya perubahan mekanisme pencairan ini adalah kondisi mayarakat penerima manfaat di Kecamatan Sukamakmur yang belum memiliki kemampuan dasar untuk memenuhi syaratsyarat administrasi pencairan. Syarat yang dimaksud disini antara lain: pembuatan buku rekening, kelengkapan berkas administrasi berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kondisi ini dijelaskan oleh salah satu pendamping di Kecamatan Sukamakmur, Bapak Asep Ismatullah.. ³1DKLWXDPDVDODKQ\DPDV\DUDNDWVLQLNDQPDVLKWHUEDWDV\DNHPDPSXDQ dasarnya seperti kemampuan baca tulisnya. Tiap pencairan aja ini pendamping harus bener-bener disana untuk ngawasin ini mereka tanda tangannya benar atu tidak. Terus benar atau tidak penerima manfaat langsung yang datang untuk melakukan pencairan atau malah orang lain. Lucunya a mereka waktu disuruh tanda tangan aja itu sampe geter-geter tangannya saking takutnya mungkin ya. Kebanyakan dari mereka takut salah. Kalo dulu kan masih bisa pake gini ya (cap jempol) nah kalo urusan VDPDEDQNNDQQJJDELVDJLWXVHPXDKDUXVVHVXDLVDPDDWXUDQQ\D´52 Dari penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Asep diketahui bahwa pendamping harus memberikan pemahaman serinci mungkin kepada masyarakat penerima manfaat serta memastikan bahwa nantinya setiap masyarakat akan memperoleh kartu ATM yang berfungsi sebagai alat pencairan dana sekaligus tabungan bagi mereka. Tak hanya mengenai perubahan metode pencairan yang menuntut masyarakat untuk setidaknya memiliki kemampuan dasar baca-tulis, namun perubahan metode pencairan ini juga menuntut masyarakat harus memiliki. 52. Hasil wawancara dengan Bapak Asep Ismatullah selaku pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Pabuaran pada tanggal 17 Mei 2017 bertempat di kediaman beliau.

(34) 83. keleengkapan administrasi berupa kartu keluarga (KK) dan kartu tanda pengenal (KTP). Sayangnya, berdasarkan hasil observasi selama di lapangan menujukan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak memiliki kelengkapan administrasi. Kondisi ini dipertegas oleh Bapak Usman Sagita selaku pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Sukaharja. ³Untuk masyarakat Sukamakmur sendiri mereka tidak menganggap penting itu kelengkapan administrasi. Toh mau buat apa, kerjaan mereka cuma di sawah setiap hari. Saya pernah tuh dateng ke rumah lansia yang rumahnya aja memprihatinkan. Saya tanya, ktp sama kk-nya mana pak? Si kakek itu malah ngasih saya satu tas tua yang isinya berkas dari tahun sya belum ODKLUWXK6D\DPDODKGLVXUXKFDULVHQGLULNDUHQDPHPDQJXGDKWXD\D´53 Berdasarkan kedua informasi yang penulis dapatkan dari pendamping maka dapat disimpulkan bahwa pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur, dalam melakukan aktivitas presentasi pada masyarakat penerima manfaat harus mampu untuk menyederhanakan cara penyampaian dalam transfer informasi kepada masyarakat penerima manfaat. Hal ini dilakukan mengingat rendahnya tingkat pendidikan masyarakat yang berakibat pada minimnya kemampuan daya tangkap masyarakat dalam memahami apa yang disampaikan oleh pendamping. 5.3.4. Peran Keterampilan Perwakilan Secara garis besar, peran keterampilan perwakilan merupakan peran yang. mencakup tiga aktivitas, antara lain: aktivitas pendamping untuk mencari sumber daya, hubungan masyarakat dan pengembangan jaringan, serta membagi. 53. Hasil wawancara dengan Bapak Usman Sagita selaku pendamping Program Keluarga Harapan di Desa Sukaharja pada tanggal 22 Mei 2017.

(35) 84. pengetahuan dan pengalaman. Inti dari ketiga kegiatan ini adalah menyampaikan informasi serta komunikasi baik dari masyarakat penerima manfaat kepada instansi berwenang diatasnya maupun sebaliknya. Dalam konteks Kecamatan Sukamakmur, aktivitas pendamping dalam mencari sumber daya dilihat melalui proses pendamping dalam pengorganisasian kelompok-kelompok dampingan. Sumber daya manusia terbaik yang berasal dari kelompok dampingan itu sendiri lah yang dicalonkan sebagai ketua kelompok dampingan. Pencalonan dilakukan sebab ketua kelompok dari setiap kelompok dampingan di Kecamatan Sukamakmur nantinya dipilih dan disepakati oleh seluruh anggota kelompok. Hal ini dimaksudkan agar terdapat hubungan komunikasi yang baik antara ketua kelompok dan anggotanya supaya memudahkan kegiatan transfer informasi. ´Minimal yang bisa baca-tulis. Itu yang penting untuk ketua kelompok. Ah iya satu lagi minimal punya alat komunikasi yang bisa dipakai unntuk komunikasi sama kita. Entah itu hape anaknya, suaminya atau siapapun di rumah itu yang bisa dipakei komunikasi sama kita. Itu saja ya sebetulnya. Sisanya diserahkan lagi ke masyarakat mau memilih siapa untuk jadi ketuanya. Kan lebih enak biasanya komunikasinya kalo mereka sendiri \DQJPHQHQWXNDQJLWX´54 Informasi yang diperoleh selama observasi lapangan menunjukan bahwa pengorganisasian yang dilakukan oleh pendamping hanya sebatas mengajukan persyaratan. Diluar itu, siapapun anggota dampingan yang ingin mengajukan diri diberikan keleluasaan, namun bila dalam kasus tidak ada satu pun yang mengajukan diri maka pendamping akan mengambil inisiatif untuk menunjuk salah sattu. 54. Hasil wawancara dengan Bapak Usman Sagita selaku pendamping PKH untuk Desa Sukaharja pada tanggal 22 Mei 2017 bertempat di Desa Sukaharja Kecamatan Sukamakmur.

(36) 85. anggota dampingan. Hal ini tak terlepas dari rendahnya kepercayaan diri masyarakat, maka disini pendamping perlu untuk berperan sebagai penggerak. Diluar itu, aktivitas pencarian sumber daya lainnya belum dilakukan oleh pendamping di Kecamatan Sukamakmur. Pada aktivitas selanjutnya yakni aktivitas pendamping dalam hubungan masyarakat dan pengembangangan jaringan. Dalam aktivitas ini pendamping dituntut untuk mampu membangun hubungan yang baik dengan aktor-aktor pendukung lapanganan lainnya seperti: tenaga kesehatan desa, tenaga pengajar, serta instansi-instansi lainnya yang berperan dalam mengembangkkan kapabilitas masyarakat. Di Kecamatan Sukamakmur sendiri, aktivitas ini tak terlalu menjadi perhatian utama bagi pendamping sebab aktivitas ini tidak memiliki dampak langsung terhadap masyarakat penerima manfaaat. Namun, aktivitas ini tetap dilaksanakan oleh masing-masing pendamping. Terdapat perbedaan dari masing-masing pendamping dalam membangun relasi dengan berbagai pihak. Berdasarkan hasil observasi lapangan diketahui bahwa terdapat desa daampingan dimana pendampingnya membangun relasi yang baik dengan aktor-aktor terkait begitupun sebaliknya, terdapat pula desa dampingan dimana pendampingnya kurang memperhatikan relasi antar aktor-aktor terkait. Kondisi ini dijelaskan oleh Bapak Wayan selaku pendamping di Desa Sukamulya. ³.DOR GL GHVD VD\D VHPXD NHORPSRN GDPSLQJDQ KDPSLU LNXW .HORPSRN Usaha Bersama (KUBE). Saya aktif, itu tergantung pendampinya gimana.

(37) 86. cari informasi. Dinas mana yang lagi ngadakan pelatihan, baru setelah itu NLWDGDIWDULQPDV\DUDNDWNHSHODWLKDQLWX´55 Penjelasan yang disampaikan oleh Bapak Wayan menyiratkan bahwa terdapat perbedaan kinerja dari masing-masing pendamping dalam membangun relasi yang baik antara aktor-aktor pendukung lainnya. Cara paling mudah untuk melihat seberapa jauh pendamping mampu melakukan aktivitas ini adalah dengan melihat berapa banyak kelompok dampingannya yang terdaftar sebagai peserta Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Untuk Kecamatan Sukamakmur sendiri diakui terdapat beberapa desa yang aktif dalam kegiatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), antara lain: Desa Pabuaran, Desa Cibadak, Desa Sukamulya serta Desa Sukamakmur.56 Sementara relasi lainnya yang harus dibangun dan dikembangkan oleh pendamping adalah hubungan dengan tenaga kesehatan mulai dari tingkat Kecamatan sampai dengan tingkat desa seperti bidan desa, serta tenaga pendidikan mulai dari tenaga pendidikan yang bekerja pada fasilitas pendidikan yang terdapat di Kecamatan sampai dengan tenaga pendidikan yang bekerja pada fasilitas pendidikan yang berada di tingkat desa. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa pengembangan hubungan dengan aktor-aktor pendukung ini, telah mengalami kemajuan sampai dengan saat ini. Relasi ini dapat dilihat dari komunikasi yang terbentuk antara aktor-aktor terkait dengan pendamping pada. 55. Hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Dharma Eka selaku pendamping Desa Sukamulya pada tanggal 17 Mei 2017 di kediaman beliau. 56 Ibid..

(38) 87. setiap desa. Diakui oleh Bapak Hasan, adanya jaringan ini memudahkan beban kerja pendamping dalam melakukan kegiatan pendamping. ³Untungnya sih selama ini kita dibantu sama guru-guru di sekolah. Aduh ngga kebayang itu jadinya gimana kalo setiap sebulan sekali kita harus ngecekin absensi anak-anak penerima PKH yang sekolah disana. Kalo dulu waktu awal-awal tuh mashaallah kita harus dan emang wajib itu untuk meriksain satu-satu ke sekolah tapi karrena sekarang udah ada kesepakatan yang baik ya antara pendamping dengan guru-guru di sekolah jadi DOKDPGXOLOODKEHEDQNLWDVHGLNLWWHUEDQWX´57 Apa yang disampaikan oleh Bapak Hasan dalam wawancara bersama dengan penulis menunjukan bahwa dengan terjalinnya relasi yang baik antara pendamping dengan aktor-aktor lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan program berdampak positif terhadap kinerja pendamping dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Sekarwartini selaku pendamping dari Desa Cibadak yang mengungkapkan: ³.DORVHNDUDQJMDXKOHELK mudah ya kerjanya karena dibanttu sama guru-guru di sekolah jadi kita tinggal dateng untuk melihat rekap absensi tiap bulan. Ngga satu-VDWXND\DGXOX´58 Pada aktivitas terakhir, yakni aktivitas pendamping dalam membagi pengetahuan dan pengalaman kepada masyarakat penerima manfaat. Dalam aktivitas ini transfer pengetahuan dilakukan melalui kegiatan Family Development Session (FDS) dimana setiap bulannya masyarakat penerima manfaat dikumpulkan untuk melakukan pertemuan kelompok. Dalam pertemuan kelompok inilah proses pendekatan pendamping dalam menciptakan kondisi kedekatan emosional dengan. 57. Hasil wawancara dengan bapak Hasan Fatullah, selaku pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Pabuaran pada tanggal 17 Mei 2017 bertempat di Desa Pabuaran. 58 Hasil wawancara dengan Ibu Sekarwartini selaku pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Cibadak pada tanggal 16 Mei 2017 bertempat di Desa Cibadak..

(39) 88. masyarakat dampingan dilakukan. Kedekatan emosional yang terbangun antar kedua pihak melahirkan celah bagi pendamping untuk melakukan transfer pengetahuan maupun pengalaman kepada masyarakat penerima manfaat. Terdapat banyak metode yang biasa digunakan oleh pendamping dalam proses transfer pengetahuan, namun secara umum metode yang sering dipakai adalah metode blended learning. Metode ini merupakan gabungan dari pemanfaatan media seperti dalam pembuatan video animasi untuk memudahkan presentasi serta proses diskusi yang terjadi antara masyarakat dan pendamping dalam transfer pengetahuan mengenai informasi praktis dibidang kesehatan, penddikan, ekonomi maupun kesejahteraan keluarga. Aktivitas ini diharapkan mampu untuk mengubah cara pandang masyarakat yang telah mengakar menjadi budaya meskipun dalam praktiknya diakui hal tersulit bagi pendamping adalah mengubah pola pikir masyarakat. ³Kalo untuk pertemuan kelompok biasanya rutin sebulan sekali di rumahnya ketua kelompok. Nanti kita koordinasi dulu tuh sebelumnya.... saya ngabarin ke ketua kelompok kalau mau ada pertemuan sama KPM di tanggal sekian. Baru nanti ketua kelompok yang ngumpulin orangorangnya. Terus disana itu biasanya ngobrolin kalo udah dikasih bantuan pendidikan sama kesehatannya harus bagus, gaboleh ada anak yang putuss sekolah sekarang. Terus kita juga menjelaskan, misal ibu hamil, yang ngga pernah meriksain kandungannya ke bidan nanti resiko-resikonya itu apa aja. Ya gitu, pokoknya mengedukasilah´59 Dari apa yang disampaikan Riska, diketahui bahwa cara pendamping dalam melakukan transfer pengetahuan kepaada masyarakat tidak dilakukan melalui. 59. Hasil wawancara dengan Riska Damayanti selaku pendamping Program Keluaraga Harapan (PKH) di Desa Sukaresmi pada tanggal 15 Mei 2016.

(40) 89. saluran-saluran formal, melainkan dengan pendeketan yang bersifat kekeluargaan. Sebab pendekatan ini lebih mudah untuk diterima dan dipahami oleh masyarakat. 5.4 Faktor Pendorong dan Penghambat Keberhasilan Pendamping dalam Menanggulangi Kemiskinan Dalam tataran implementasi Program Keluarga Harapan di Kecamatan Sukamakmur, terdapat faktor pendorong serta faktor penghambat yang memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pendamping dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Dari kedua faktor tersebut kemudian penulis kelompokan ke dalam dua faktor utama, yakni: faktor internal serta faktor eksternal. Faktor pendorong dalam hal ini diartikan sebagai keadaan-keadaan yang menunjang keberhasilan dari pendamping dalam menanggulangi kemiskinan sekaligus mensukseskan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur. Untuk Kecamatan Sukamakmur, terdapat beberapa keadaan yang menjadi faktor pendorong dari berhasilnya Program Keluarga Harapan. Keadaankeadaan ini ada yang bersumber dari pendamping itu sendiri sebagai aktor pelaksana serta orang-orang dan lingkungan di sekeliling pendamping. Untuk keberhasilan pendamping di Kecamatan Sukamakmur sendiri, faktor pendorongnya antara lain: Pertama, adanya keinganan dari dalam diri pendamping untuk melakukan tanggungjawab sosial. Kedua, adanya pengalaman yang dimiliki oleh pendamping dalam melakukan pekerjaan sosial sebelumnya. Adanya pengalaman yang dimiliki oleh pendamping sebelum melakukan tugasnya dapat memudahkan pendamping dalam memahami serta menjalankan peran dan tanggungjawabnya. Berdasarkan.

(41) 90. pada wawancara mendalam yang dilakukan bersama dengan sepuluh pendamping di Kecamatan Sukamakmur diperoleh data sebagai berikut. Tabel 5.5 Pengalaman yang Dimilliki Oleh Pendamping No 1. 2. 3.. Nama Ahmad Sukirman Asep Ismatullah Nano Romansyah. Pengalaman Sebelumnya Memiliki Tidak Memiliki Pengalaman Pengalaman ¥ ¥ ¥. 4. Yusuf Taojiri 5. Riska Damayanti 6. Sekarwartini 7. Usman Sagita 8. I Wayan Dharma Eka 9. Hasan Fatullah 10. Rahmad Mubarok ¥ Sumber: Hasil observasi lapangan, 2017. ¥ ¥ ¥ ¥ ¥ ¥. Hasil observasi lapangan selama penelitian dilakukan menunjukan bahwa dari sepuluh orang pendamping di Kecamatan Sukamakmur yang menjadi informan dalam penelitian, hanya tiga orang yang memiliki pengalaman dalam bidang yang sama sebelum terlibat sebagai pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sukamakmur. Sementara tujuh sisanya tidak memiliki pengalaman sama sekali. Dari ketujuh orang pendamping yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya tersebut diketahui bahwa mayoritas dari mereka memiliki latar belakang pendidikan keguruan dan menjalani profesi sampingan sebagai guru. Sementara satu sisanya memiliki latar belakang pekerjaan dalam bidang perhotelan. Tidak adanya pengalaman sebelumnya yang dimilliki oleh beberapa pendamping mengharuskan mereka untuk beradaptasi dengan cepat terhadap.

(42) 91. seluruh tugas dan pekerjaan sebagai pekerja sosial. Maka sebagai akibatnya, pendamping mengalami kebingungan selama masa-masa awal melakukan pendampingan kepada masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Sukamakmur. Faktor ini sebenarnya merupakan nilai tambah bagi pendamping apabila pendamping memilikinya, namun bila tidak dimiliki dan tidak diikuti dengan penyesuaian diri yang baik maka bukan tidak mungkin bila faktor ini menjadi penghambat bagi pendamping dalam melaksanakan tugasnya. Ketiga, tingkat pendidikan yang memadai menjadi bekal bagi pendamping untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pekerja sosial. Seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan kesejahteraan sosial tentu akan memiliki kualitas yang berbeda dengan seseorang yang berlatar pendidikan diluar rumpun ilmu sosial. Berikut ini penulis sajikan latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing informan yang merupakan pendamping di Kecamatan Sukamakmur. Tabel 5.6 Tingkat Pendidikan Terakhir Pendamping Jenjang Pendidikan No. Nama 1. Ahmad Sukirman Strata-1 2. Asep Ismatullah Strata-1 3. Nano Romansyah Strata-1 4. Yusuf Taojiri Strata-1 5. Riska Damayanti Strata-1 6. Sekarwartini Strata-1 7. Usman Sagita Strata-1 8. I Wayan Dharma Eka Diploma-4 9. Hasan Fatullah Strata-1 10. Rahmad Mubarok Strata-2 Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017.

(43) 92. Dari tabel 5.5 diatas diketahui bahwa sepuluh orang pendamping di Kecamatan Sukamakmur yang menjadi informan penulis dalam penelitian, memiliki latar belakang pendidikan strata 1. Meskipun tidak semua pendamping memiliki latar belakang dari rumpun ilmu sosial. Dari sepuluh pendamping tujuh orang diantaranya memiliki latar belakang pendidikan keguruan, mereka antara lain: Rahmat Mubarok, Haasan Fatulloh, Nano Romansyah, Sekarwartini, Riska Damayanti, Usman Sagita dan Yusuf Taojiri. Satu orang lainnya memiliki latar belakang perhotelan yakni I Wayan Dharma Eka. Sementara dua sisanya memiliki latar belakang pendidikan administrasi yakni Ahmad Sukirman dan Asep Ismatulloh. Perbedaan latar belakang pendidikan ini dianggap tidak melanggar aturan yang telah di tetapkan. Sebab dalam proses penjaringan yang menjadi persyaratan adalah pendidikan minimal strata 1 tanpa ada spesifikasi rumpun ilmu tertentu. Meskipun tidak melanggar, namun pendamping dengan kualifikasi yang jauh dari rumpun ilmu sosial tentunya akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. ³<D ED\DQJLQ saja, saya yang orang perhotelan yang biasanya juga di dapur harus ngadepin masyarakat yang maaf-maaf ya kaya gitu. Bingung saya di awal, ngga tau harus digimanain ini orang-orang, tapi ya karena WXQWXWDQPDXJDPDX\DELVDNDUHQDELDVD´60 Penjelasan Bapak Waayan dalam wawancara menunjukan bahwa latar belakang pendidikan yang linear dengan pekerjaan akan berpengaruh terhadap. 60. Hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Dharma Eka selaku pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Sukamulya, pada tanggal 17 Mei 2017.

(44) 93. kualitas dari pekerjaan tersebut. Termasuk dalam konteks pekerja sosial seperti pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Sementara faktor pendorong yang masuk dalam kategori eksternal antara lain: adanya komitmen yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah untuk mensukseskan Program Keluarga Harapan (PKH), terpenuhinya gaji pendamping sebagai pekerja sosial sekaligus pelaksana program di lapangan, serta adanya dukungan dari keluarga. Ketiga faktor ini diungkapkan secara berulang oleh masing-masing pendamping dalam sesi wawancara yang dilakukan bersama penulis. Pertama, adanya komitmen yang kuat antara pemerintah pusat dengan daerah menjadi faktor pendorong pertama yang mampu memberikaan pengaruh cukup signifikan terhadap kualitas kerja pendamping. Untuk Kabupaten Bogor yang merupakan induk dari Kecamatan Sukamakmur, adanya komitmen yang kuat ini ditunjukan dengan dijadikannya program penurunan kemiskinan yang salah satunya melalui Program Keluarga Harapan (PKH) sebagai salah satu visi Kabupaten Bogor. Selanjutnya, tercukupinya gaji pendamping sebagai pekerja sosial sekaligus pelaksana program di lapangan. Tak dapat dinafikan, motivasi terbesar dari setiap pendamping untuk melakukan pekerjaan sosial adalah demi terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka. Artinya, bila dalam melakukan tugas dan tanggungjawabnya,. pendamping. ternyata. justru. tidak. dapat. memenuhi. kebutuhannya maka yang akan terjadi adalah terganggunya fokus pendamping karena harus melaksanakan pekerjaan lain guna memenuhi kebutuhannya..

(45) 94. Di Kecamatan Sukamakmur, dalam konteks kesejahteraan pendamping, hampir seluruh pendampinng menyatakan hal yang sama, yakni masih kurangnya perhatian pemerintah dalam hal kesejahteraan. Berdasarkan hasil wawancara mendalam diketahui, dari total dua puluh pendamping di Kecamatan Sukamakmur, pendamping yang lebih banyak mengeluhkan persoalan kesejahteraan pendamping adalah pendamping yang direkrut dan bertugas mendampingi masyarakat penerima manfaat di Kecamatan Sukamakmur pada tahun 2016. Sementara pendamping yang telah bekerja sejak tahun 2012 beranggapan, meskipun gaji yang dimiliki oleh pendamping terbilang kurang memadai bila dibandingkan dengan beban tugas di lapangan namun jauh lebih baik bila dibandingkan dengan gaji pendamping yang baru bertugas mendampingi Kecamatan Sukamakmur pada tahun 2015 dan tahun 2016. ³.HVHMDKWHUDDQVLK\D*DMLDMDVDPSDLVHNDUDQJEHOXPVDPSDL805 XSDK minimum regional), terus kaya misal tunjangan, kita aja ngga dapat tunjangan kesehatan gitu kaya BPJS. Eh dapat tapi golongan tiga jadi disamain kaya KPM, yah mendekati miskin kalo ngomong NHVHMDKWHUDDQ´61 Dari apa yang disampaikan diatas dapat diketahui bahwa sampai saat ini, belum ada perhatian khusus dari pemerintah baik pusat maupun daerah mengenai kesejahteraan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Minimnya gaji yang diberikan berdampak pada motivasi pendamping dalam melaksanakan tugasnya secara maksimal. Sementara faktor penghambat yang banyak ditemui selama observasi di lapangan antara lain: kondisi geografis di Kecamatan Sukamakmur, rendahnya. 61. Hasil wawancara dengan istri salah seorang pendamping di Desa Pabuaran pada tanggal 15 Mei 2017 bertempat di kediaman beliau..

(46) 95. tingkat pendidikan masyarakat, kultur masyarakat di Kecamatan Sukamakmur, adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasar pendamping sehingga pendamping harus melakukan pekerjaan sampingan, serta adanya perbedaan budaya yang berakibat pada sulitnya kemampuan pendamping dalam memahami bahasa setempat. Dari seluruh faktor-faktor penghambat tersebut, penulis mengelompokannya ke dalam dua faktor utama, yakni: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang menjadi penghambat bagi pendamping dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya antara lain: Pertama, adanya tuntutan untuk memenuhi kebutuhan dasar pendamping. Tuntutan yang bersumber dari keluarga ini pada akhirnya menjadikan pendamping harus melakukan pekerjaan sampingan guna mencukupi kebutuhan dasarnya. Dari sepuluh pendamping yang menjadi informan di Kecamatan Sukamakmur diketahui mayoritas dari mereka memiliki pekerjaan sampingan.. No.. Tabel 5.7 Pekerjaan Lain yang Dimiliki Pendamping Nama Pekerjaan. 1.. Ahmad Sukirman. Sekretaris Desa Sukamakmur. 2.. Asep Ismatullah. -. 3.. Nano Romansyah. Guru dan Ojek. 4.. Yusuf Taojiri. Guru. 5.. Riska Damayanti. -. 6.. Sekarwartini. Pengelola Toko Roti. 7.. Usman Sagita. Guru. 8.. I Wayan Dharma Eka. -. 9.. Hasan Fatullah. Guru.

(47) 96. 10.. Rahmad Mubarok. Pengelola Pesantran. Sumber: Hasil Observasi Lapangan, 2017 Tabel 5.7 diatas menjelaskan beberapa pekerjaan sampingan yang dimiliki oleh pendamping dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya. Dari sepuluh pendamping di Kecamatan Sukamakmur, hanya tiga orang yang tidak memiliki pekerjaan sampingan sementara sisanya memilliki pekerjaan sampingan. Rata-rata dari pendamping yang memiliki pekerjaan sampingan berprofesi sebagai tenaga pengajar (guru) sementara tiga lainnya secara berurutan memiliki profesi sebagai: sekretaris desa, pengelola toko roti serta pengelola pesantren. Diakui oleh salah seorang pendamping, profesi ganda yang mereka tekuni ini dilatarbelakangi oleh tingginya kebutuhan dasar keluarga yang harus mereka penuhi sedangkaan gaji sebagai pendamping tak dapat mencukupi kebutuhan tersebut.62 Kedua, adanya perbedaan budaya yang berakibat pada sulitnya kemampuan pendamping dalam memahami bahasa setempat yang mayoritas masyarakat menggunakan bahasa sunda. Kondisi ini diperparah dengan kemampuan masayarakat dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang juga minim. Sebagai akibatnya, pendamping mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi dengan masyarakat. Meskipun kondisi ini tidak terjadi pada seluruh masyarakat dampingan, namun kondisi ini menjadi hambatan tersendiri bagi pendamping. Utamanya pendamping yang berasal dari luar daerah Jawa Barat. Hal ini diakui oleh salah. 62. Hasil wawancara dengan Bapak Nano Romansyah selaku pendamping Program Keluarga Harapn (PKH) di Desa Sukawangi, pada tanggal 13 Mei 2017 bertempat di salah satu warung kopi di Desa Pabuaran..

(48) 97. seorang pendamping yakni Bapak I Wayan Dharma Eka yang berasal dari Provinsi Bali. ´Kesulitan ya.. bahasa sih ya. Sekarang gini, saya orang Bali terus saya harus berkomunikasi sama orang Sunda yang ngomong Bahasa Indonesia aja terbatas. Dan itu ngga cuma terjadi di satu dua keluarga tapi banyak. Susah juga kan itu. Jadi dari dulu tiap saya mau ke desa saya selalu ajak orang kecamatan atau minimal orang desa ya istilahnya jadi penerjemah JLWXODK7DSLNDORVHNDUDQJVD\DQJHUWLODKVHGLNLW´63 Meskipun terlihat sederhana, namun kendala akan penguasaan bahasa setempat menjadi faktor yang dapat menghambat terjalinnya komunikasi yang baik anatara pendamping dengan masyarakat dampingan. Terlebih lagi pendamping harus mampu membangun kedekatan emosional dengan masyarakat dampingan melalui komunikasi yang dilakukan secara intens. Maka bila bahasa yang menjadi pintu dari komunikasi tak dikuasai maka komunikasi pun sulit untuk berjalan dengann baik. Selanjutnya faktor penghambat yang dikelompokan sebagai faktor penghambat yang bersumber dari luar diri pendamping, antara lain: Pertama, kondisi geografis Kecamatan Sukamakmur. Diakui oleh seluruh pendamping bahwa kondisi geografis Kecamatan Sukamakmur yang dikelilingi oleh gunung dan perbukitan berakibat pada sulitnya akses pendamping dalam menjangkau wilayahwilayah dampingan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang pendamping, Bapak Hasan Fatullah berikut ini. ´Sebenarnya jalan untuk sampai Kecamatan Sukamakmurnya aja itu udah bagus ya kalau sekarang. Beda sama waktu tahun 2012 pertama kita disini. Tapi kan masyarakat dampingan itu ngga semua rumahnya di pinggir jalan. Kaya itu tuh mas liat gunung itu (menunjuk salah satu gunung), disana ada 63. Hasil wawancara dengan Bapak I Wayan Dharma Eka selaku pendamping Program Keluarga Harapan di Desa Sukamulya, pada tanggal 17 Mei 2017 bertempat di kediaman beliau..

Gambar

Tabel 5.7 diatas menjelaskan beberapa pekerjaan sampingan yang dimiliki  oleh pendamping dalam rangka memenuhi kebutuhan dasarnya

Referensi

Dokumen terkait

Maka hasil pengukuran nilai nisbah untuk pelet dengan komposisi yang sama dari proses milling baik HEM-SPEX 8000M maupun HEM E3D yang masing-masing mencapai nilai 40% dan 20% pada

“Strategi Pemerintah Kabupaten Lamongan Dalam Mengurangi Angka Kemiskinan Melalui Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Ngimbang”, sebagai salah satu syarat

Namun perlu di ketahui bahwa sistem ini di buat bukan untuk menggantikan hakim tetapi hanya membantu dalam pengambilan keputusan sehingga lebih cepat dan tepat, akan

Permasalahan yang timbul dari kedua program pemerintah yaitu Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang ada

Dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan sekaligus pengembangan kebijakan di bidang perlindungan sosial bagi keluarga rumah tangga sangat miskin (RTSM),

Hasil penelitian menunjukan bahwa Peran pendamping Program Keluarga Harapan diKabupaten Labuhanbatu ialah seharusnya melakukan penyeleksian pendataaan ulang

Sifat ketahanan korosi polimer yang tinggi dipadukan dengan kekuatan mekanik dari serat ( fiber ) merupakan salah satu nilai jual dari material komposit matrik polimer

NURFITRIANA, DEVI, 2021, 201410050311050, Universitas Muhammadiyah Malang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Ilmu Pemerintahan, Pelaksanaan Program Keluarga Harapan