• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN No Vol.24, No.2, Oktober 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN No Vol.24, No.2, Oktober 2010"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jurnal Keteknikan Pertanian merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) yang didirikan 10 Agustus 1968 di Bogor, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya. Pengiriman makalah harus mengikuti panduan penulisan yang tertera pada halaman akhir atau menghubungi redaksi via telpon, faksimili atau e-mail. Makalah dapat dikirimkan langsung atau via pos dengan menyertakan hard- dan soft-softcopy, atau e-mail. Penulis tidak dikenai biaya penerbitan, akan tetapi untuk memperoleh satu eksemplar dan 10 re-prints dikenai biaya sebesar Rp 50.000. Harga langganan Rp 70.000 per volume (2 nomor), harga satuan Rp 40.000 per nomor. Pemesanan dapat dilakukan melalui e-mail, pos atau langsung ke sekretariat. Formulir pemesanan terdapat pada halaman akhir.

Penanggungjawab:

Ketua Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia

Ketua Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Dewan Redaksi:

Ketua : Wawan Hermawan Anggota : Asep Sapei

Kudang B. Seminar Daniel Saputra Bambang Purwantana Y. Aris Purwanto Redaksi Pelaksana:

Ketua : Rokhani Hasbullah Sekretaris : Satyanto K. Saptomo Bendahara : Emmy Darmawati Anggota : Usman Ahmad

I Wayan Astika M. Faiz Syuaib Ahmad Mulyawatullah Penerbit:

Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, IPB Bogor

Alamat:

Jurnal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian,

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. Telp. 0251-8624691, Fax 0251-8623026, E-mail: jtep@ipb.ac.id atau jurnaltep@yahoo.com. Website: ipb.ac.id/~jtep. Rekening:

BRI, KCP-IPB, No.0595-01-003461-50-9 a/n: Jurnal Keteknikan Pertanian Percetakan:

PT. Binakerta Adiputra, Jakarta

(3)

Ucapan Terima Kasih

Redaksi Jurnal Keteknikan Pertanian mengucapkan terima kasih kepada para Mitra Bestari yang telah menelaah (mereview) naskah pada penerbitan Vol. 24 No. 2 Oktober 2010. Ucapan terima kasih disampaikan kepada: Prof. Dr.Ir. Armansyah H Tambunan, M.Sc (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Prof.Dr.Ir. Budi Raharjo, MSAE (Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada), Dr.Ir. Lilik Soetiarso, M.Eng (Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gajah Mada), Prof.Dr.Ir. Daniel Saputra, MS (Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya), Prof.Dr.Ir. Bambang Pramudya Noorachmat, M.Eng (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Hermantoro, MS (INSTIPER Yogyakarta), Prof.Dr.Ir. Roni Kastaman, MT (Departemen Teknik Pertanian, Universitas Padjadjaran),Dr. Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Leopol O Nelwan, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. I Wayan Astika, M.Si (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Usman Ahmad, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Setyo Pertiwi, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Radite Praeko AS, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Wawan Hermawan, MS (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. I Dewa Made Subrata, M.Agr (Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB), Dr.Ir. Satyanto Krido Saptomo, S.TP, M.Si (Departemen Teknik Sipil dan lingkungan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB).

(4)

95

Pendahuluan

Biodiesel adalah bahan bakar (fuel) yang dapat dibuat melalui transesterifikasi minyak hasil-hasil pertanian (gliserida) menjadi alkil ester, umumnya dalam bentuk metil atau etil ester. Proses transesterifikasi konvensional umumnya berlangsung dalam sistem batch dengan menggunakan pengaduk mekanik. Proses ini membutuhkan waktu lama, antara 30 menit hingga 2 jam agar reaksi berlangsung sempurna di mana konversi trigliserida menjadi danmetil atau alkil ester mencapai maksimum, yaitu sekitar 96%. Penggunaan gelombang ultrasonik untuk memperbaiki proses transesterifikasi belum banyak dilaporkan peneliti terdahulu.

Gelombang ultrasonik yang dirambatkan pada cairan akan menimbulkan kavitasi berupa gelembung mikro (micro buble). Kavitasi menimbulkan aliran akustik di dalam cairan dan menyebabkan proses pencampuran di dalam sistem lebih efektif. Campuran metanol-minyak tanaman merupakan cairan sistem dua fase. Gelombang ultrasonik merubah sistem dua fase campuran minyak tanaman-methanol menjadi cairan satu fase sehingga kontak antar molekul lebih intensif, sehingga dapat meningkatkan

laju transesterifikasi. Kavitasi meningkatkan transfer massa dan laju reaksi kimia komponen reaktan di dalam reaktor.

Gelombang ultrasonik adalah gelombang akustik dengan frekuensi lebih besar dari 18 kHz. Oleh karena frekuensinya di luar ambang batas kemampuan pendengaran manusia, maka seperti halnya gelombang infra sonik gelombang ultrasonik juga tidak mampu diditeksi oleh indra pendengaran manusia.

Batas atas frekuensi dari gelombang ultrasonik masih belum ditentukan dengan jelas. Yang dapat diketahui adalah daerah frekuensi yang biasa dipakai dalam berbagai macam penggunaan. Di dalam penggunaan yang memerlukan intensitas tinggi (macrosonic) biasanya digunakan frekuensi dari puluhan hingga ratusan kiloherzt. Aplikasi di bidang kedokteran misalnya ultrasonography dan uji tak merusak biasanya digunakan gelombang ultrasonik dengan frekuensi antara 1 megaherzt sampai dengan 10 megaherzt. Gelombang ultrasonik dengan frekuensi sangat tinggi disebut sebagai microwave ultrasonics

Gelombang ultrasonik adalah gelombang mekanik dengan frekwensi di atas ambang pendengaran

Technical Paper

Rasio Input Energi dan Volume Reaktan pada Penerapan Ultrasonik

untuk Pengolahan Biodiesel

Ratio Input on Energy and Volume Reactants Application for Ultrasonic Processing

Biodiesel

Bambang Susilo1, La Chovia Hawa2 dan Moch. Bagus Hermanto2

Abstract

The application of ultrasonic on biodiesel processing can increase the reaction rate and improve the conversion of plant oils into biodiesel. Factors affecting the rate of reaction on the application of ultrasonic waves for biodiesel processing are temperature increasing, acoustic mixing, onset of cavitations and surface tension on the micro bubble, and the formation of hot spots in the form of instantaneous pressure and high temperature on the molecular scale. The vibrator dipped into the reactants transferred mechanical energy which was transformed into heat, cavitations and hot spots. This research was conducted to see the effect of the volume ratio of reactants and input energy on the rate of conversion of triglycerides into biodiesel. The results of this study demonstrated a significant effect of the energy input to the conversion of  triglycerides into biodiesel. The greater specific input energy produced the higher conversion and the higher  reaction rate. Input energy by using ultrasonic was significantly lower than the use of a mechanical stirrer.

Keywords: ultrasonic, input energy, biodiesel, conversion rate Diterima: 14 Mei 2010; Disetujui: 28 September 2010

1 Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agricultural Terchnology University of Brawijaya, Malang. Email: susilo@brawijaya.ac.id

(5)

96

Vol. 24, No. 2, Oktober 2010

manusia (Bindal, 1999). Gelombang ultrasonik yang dirambatkan pada cairan akan menimbulkan kavitasi berupa gelembung mikro (micro buble). Kavitasi menimbulkan aliran akustik di dalam cairan dan menyebabkan proses pencampuran di dalam sistem lebih efektif (Gogate, et.al., 2006). Campuran metanol-minyak tanaman merupakan cairan sistem dua fase. Gelombang ultrasonik merubah sistem dua fase campuran minyak tanaman-methanol menjadi cairan satu fase sehingga kontak antar molekul lebih intensif dan dapat meningkatkan laju transesterifikasi (Susilo, 2009). Kavitasi meningkatkan transfer massa dan laju reaksi kimia komponen reaktan di dalam reaktor.

Bahan dan Metode Bahan dan Alat

Bahan baku percobaan minyak goreng dengan merk Bimoli, metanol, asam sulfat, dan KOH dengan variabel bebas meliputi volume minyak goreng dan waktu proses. Variabel terkontrol dalam penelitian ini konsentrasi katalis dan frekuensi ultrasonik, sedangkan variable tidak bebasnya adalah endapan gliserol, konsentrasi TG, DG, MG dan E. Volume reaktan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 ml, 150 ml, 200 ml, 250 ml, dan 300 ml dengan waktu reaksi divariasikan 2 menit, 4 menit, 6 menit, 8 menit, 10 menit, dan 4 menit.

Metode Penelitian

Pada penelitian ini digunakan intrumen ultrasonik merk Braun Sonic buatan USA type Braun-Sonic 2000 dengan rangkaian peralatan seperti pada Gambar 1. Amplitudu digunakan pada kondisi maksimum dengan frekwensi getar 19.3 kHz pada level bawah dan 29.53 kHz pada level atas. Pengukuran daya tanduk getar ultrasonik dilakukan dengan cara mencelupkan tanduk getar ke dalam air di dalam kalorimeter dengan massa tertentu dan mengukur perubahan suhu yang terjadi. Selanjutnya dalam percobaan transesterifikasi, tanduk getar dicelupkan pada kondisi maksimum sehingga daya yang disalurkan juga maksimum.

Percobaan transesterifikasi dilangsungkan pada kondisi basa yaitu dengan katalis Kalium Hidroksida. Transesterifikasi dihentikan sesuai waktu yang telah ditentukan dengan cara menetralisir katalis dengan meneteskan H2SO4 secara stochiometris. Sample

biodisel selanjutnya disentrifugasi dengan putaran 5000 rpm selama 3 menit. Gliserin yang mengendap diukur volumenya untuk menghitung prosentase volumetrik yang terbentuk. Ester dipisahkan dari gliserin yang mengendap pada bagian bawah tabung menggunakan pipet tetes dengan hati-hati. Selanjutnya ester dicuci dua kali dengan aquades untuk menghilangkan katalis atau asam sulfat sisa. Setiap kali selesai tahap pencucian dilakukan pemisahan ester dengan air dan disentrifugasi selama 3 menit. Selanjutnya sample disimpan pada suhu 0oC untuk kebutuhan analisa berikutnya .

Hasil dan Pembahasan Daya Tanduk Getar Ultrasonik

Laju kenaikan temperatur tergantung dari kedalaman celup tanduk getar dan volume air. Semakin tinggi kedalaman dan semakin kecil volume air semakin tinggi laju perubahan suhu. Perkalian massa air dengan perubahan suhu merupakan energi yang disalurkan sedangkan perkalian massa air dengan laju perubahan suhu merupakan daya yang dihasilkan tanduk getar ultrasonik. Gambar 2. menunjukkan hubungan laju perubahan suhu terhadap kedalaman celup tanduk getar dan volume air yang digunakan.

Dengan persamaan dan

didapatkan daya tanduk getar ultrasonik. Semakin tinggi kedalaman celup tanduk getar semakin tinggi daya yang disalurkan, namun ada asimtoot kurva di mana daya menjadi konstan mulai kedalaman 55 mm yaitu 31.23 Watt. Dengan demikian daya maksimum yang bisa disalurkan tanduk getar adalah 31.23 Watt.

Gambar 1. Rangkaian piranti percobaan transesterifikasi dengan ultrasonik

Gambar 2. Perubahan suhu pada berbagai kedalaman celup tanduk getar dan volume air

(6)

97

Prosentase Gliserol

Prosentase volumetrik gliserol yang terbentuk menunjukkan keberhasilan proses pengolahan biodiesel secara kasar. Gliserol yang dihasilkan pada proses merupakan indikator berlangsungnya proses transesterifikasi. Gliserol merupakan produk akhir proses dan memiliki massa jenis jauh lebih besar dibandingkan ester, trigliserida, monogliserida, dan monogliserida, oleh karena itu setelah gliserol terbentuk akan mengendap pada saat reaksi dihentikan. Secara visual gliserol akan mudah diamati. Cairan pada bagian atas hasil percobaan bukan merupakan indikator prosentase ester yang terbentuk karena fase cair tersebut tidak selalu merupakan ester murni akan tetapi masih merupakan campuran Trigliserida, Digliserida, Monogliserida dan Metil ester. Hasil percobaan pada seluruh perlakuan penggunaan katalis menunjukkan transesterifikasi dalam waktu 60 detik sudah terbentuk endapan gliserol.

Penggunaan ultrasonik menunjukkan reaksi transesterifikasi optimal ada pada kisaran waktu 60 menit. Hal ini sesuai hasil penelitian Susilo (2009) yang menunjukkan hasil optimal penggunaan ultrasonik ada pada kisaran waktu 1 menit. Perbedaan input energi spesifik menunjukkan peningkatan gliserol yang terbentuk sebanding dengan peningkatan input energi spesifik, akan tetapi pola terbentuknya gliserol menunjukkan kecenderungan yang sama di mana prosentase gliserol terbesar ada pada kisaran proses 1 menit. Peningkatan input energi spesifik hanya menggeser kurva menuju terbentuknya gliserol yang lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa input energi meningkatkan laju transesterifikasi.

Penggunaan daya yang lebih kecil pada frekwensi dan molaritas katalis yang sama hanya menggeser bentuk kurva ke arah kanan, dengan demikian puncak kurva yang menunjukkan konversi trigliserida maksimum juga bergeser ke kanan. Daya ultrasonik yang kecil memberikan efek pengadukan kurang sempurna sehingga perubahan sistem dua fase cair menjadi sistem satu fase cair terlambat. Hal ini menyebabkan pemicu reaksi transesterifikasi hadir lebih lambat, di mana semakin cepat terbentuknya

satu fase cair akan memicu reaksi transesterifikasi berikutnya karena peluang terjadinya kontak antara trigliserida dengan metoksid menjadi lebih besar. Dengan demikian untuk mencapai konversi Trigliserida yang maksimum dibutuhkan waktu yang lebih lama.

Bentuk kurva persentase gliserol memiliki kecenderungan grafik yang sama, di mana pada awal proses tampak laju reaksi sangat tinggi kemudian setelah sampai puncak akan menurun atau laju reaksi cenderung konstan. Pada percobaan dengan pengadukan mekanis, kurva lebih cenderung membentuk kurva sigmoid (Noureddini dan Zhu, 1999). Pada awal reaksi persentase gliserol meningkat dengan lambat, kemudian diikuti laju reaksi yang tinggi ditandai dengan gradien yang tajam kemudian setelah sampai pada puncak kurva gradien menurun perlahan dan bahkan menjadi negatif.

Reaksi transesterifikasi dengan gelombang ultrasonik menunjukkan mekanisme seolah-olah berbeda dengan penggunaan pengaduk mekanis akan tetapi sebenarnya ada kemiripan. Pada penggunaan pengaduk mekanis reaksi berlangsung dalam tiga tahapan sebagai berikut (Nouredinni dan Zu, 1997) : pada awalnya reaktan membentuk sistem cairan dua fase. Reaksi yang terjadi pada tahapan ini merupakan kontrol difusi, di mana pada tahapan tersebut miskin transfer massa antar fase sehingga reaksi sangat lambat. Pada penggunaan gelombang ultrasonik mekanisme tahap pertama seolah-olah tidak ada dan tahapan reaksi kelihatan langsung memasuki mekanisme tahap ke dua. Prosentase TG, DG, MG, Gliserol dan Ester

Data lengkap hasil analisa TLC ditampilkan pada Gambar 4. kecedederungan grafik produksi metil ester mirip dengan hasil penelitian pengendapan gliserol sebelumnya. Pada menit-menit awal gradien grafik tampak sangat tajam dan setelah melewati waktu 1 menit gradien mulai menurun. Hasil yang menarik dari penelitian ini adalah puncak ester yang terbentuk ada pada menit pertama konversi Trigliserida menjadi biodiesel. Hasil tersebut diikuti dengan menurunnya prosentase massa Trigliserida

Gambar 4. Produksi metil ester sebagai fungsi waktu

(7)

98

Vol. 24, No. 2, Oktober 2010

dari 100% menurun menjadi 9.27% pada detik ke 30 dan 0% pada transesterifikasi menit pertama. Kondisi tersebut tidak pernah tercapai pada transesterifikasi konvensional dengan pengadukan mekanis di mana konversi maksimum yang dicapai hanya berkisar 95% (Suess, 2001).

Menurunnya kembali konsentrasi metil ester dan terbentuknya kembali trigliserida setelah transesterifikasi melewati 1 menit dikarenakan reaksi berlangsung reversibel baik dari Trigliserida menjadi digliserida, dari Digliserida menjadi Monogliserida maupun dari Monogliserida menjadi Metil Ester. Kemungkinan lain adalah adanya air di dalam sistem karena metanol yang digunakan adalah metanol teknis dengan kemurnian sekitar 95%. Metanol teknis masih mengandung air sekitar 5% dan cukup berpengaruh pada kondisi reaksi yang terjadi di dalam reaktor. Kehadiran air pada suhu tinggi akan menghidrolisis ester menjadi asam karboksilat dan alkohol (Fessenden.dan Fessenden, 1997).

Rangkaian reaksi kimia yang berlangsung dalam satu sistem dengan konstanta laju reaksi yang berbeda memungkinkan konsentrasi molar masing-masing komponen zat berubah setiap saat karena konsentrasi tersebut tergantung dari konstanta keseimbangan dan konsentrasi masing-masing zat pada waktu sebelumnya. Kemungkinan lain adalah terjadinya hidrolisis ester akibat suhu massa keseluruhan (bulk  temperatur) yang meningkat atau kemungkinan karena timbulnya bintik panas yang secara mikroskopik terjadi akibat timbulnya kavitasi pada penerapan gelombang ultrasonik pada cairan.

Gambar 5 sampai dengan Gambar 8 menunjukkan penggunaan gelombang ultrtasonik pada transesterifikasi tidak ditemukan daerah kontrol transfer massa atau kalaupun terjadi maka waktunya sangat pendek sehingga pada kurva tidak terlihat dengan jelas. Terbentuknya gelembung kavitasi menyebabkan timbulnya aliran akustik, di mana fluida mengalir sangat cepat dan menyebabkan turbulensi fluida. Turbulensi fluida merupakan indikator nilai bilangan Reynold yang tinggi. Hasil penelitian Noureddini dan Zhu (1997) menunjukkan bilangan Reynold yang tinggi akan mempersempit daerah kontrol transfer massa yang menyebabkan kurva bergeser menuju waktu yang lebih pendek. Meskipun dalam penelitian ini belum bisa mengungkap berapa besarnya bilangan Reynold akibat aplikasi ultrasonik, akan tetapi fenomena menunjukkan bahwa aplikasi ultrasonik meningkatkan bilangan Reynold baik akibat aliran akustik Mason maupun karena turunnya viskositas akibat suhu yang terus meningkat.

Neuroddini dan Zhu (1997) juga menemukan bahwa bilangan Reynold yang tinggi akan menurunkan energi aktivasi. Mengacu dari penemuan tersebut, penggunaan gelombang ultrasonik berimplikasi pada penurunan energi Gambar 6. Prosentase TG, DG, MG dan Ester

dengan input daya 0.25 W/ml

Gambar 5. Prosentase TG, DG, MG dan Ester dengan input daya 0.31 W/ml

Gambar 7. Prosentase TG, DG, MG dan Ester dengan input daya 0.21 W/ml

Gambar 8. Prosentase TG, DG, MG dan Ester dengan input daya 0,18 W/ml

(8)

99

aktivasi karena bilangan Reynold akan meningkat.

Berbagai faktor akibat penerapan ultrasonik akan meningkatkan transfer energi secara molekuler pada reaktan dan energi aktivasi dalam waktu yang realtif singkat sehingga reaksi transesterifikasi berlangsung lebih cepat.

Pada proses pengadukan mekanis, temperatur berpengaruh positif pada laju reaksi transesterifikasi seperti hasil penelitian Suess (1998), Darnoko dan Cheryan (2000), Nouroddini dan Zhu (1997), serta simulasi dari Allen dan Prateepchaikul (2006). Kenyataan bahwa produksi metil ester dan laju reaksi transesterifikasi dengan gelombang ultrasonik jauh lebih tinggi dibandingkan dengan simulasi dengan pengadukan mekanis. Artinya ada sesuatu yang berpengaruh pada penerapan gelombang ultrasonik selain dari sekedar kenaikan suhu.

Kebutuhan Energi

Input energi yang dibutuhkan untuk pengolahan biodiesel dengan gelombang ultrasonik lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan pengaduk mekanis. Hasil perhitungan Susilo (2008) input energi untuk pengolahan biodiesel menggunakan pengaduk mekanik sebesar 1200 kJ/liter sedangkan Suess (1999) energi untuk transesterifikasi dan filtrasi minyak jelantah 2897 kJ/liter. Penggunaan gelombang ultrasonik membutuhkan energi langsung dari tanduk getar 13.38 kJ/liter . Dengan efisiensi energi pembangkit ultrasonik sistem tanduk getar sebesar 7.6% (Gogate, et.al., 2006) maka energi yang dibutuhakan sebesar 176.06 kJ/ liter, masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan poengaduk mekanis.

Kesimpulan

Penggunaan ultrasonik memperpendek waktu pengolahan biodiesel dan semakin tinggi input energi semakin tinggi konversi minyak tanaman menjadi biodiesel. Proses transfer massa

pengolahan biodiesel penggunaan ultrasonik dipercepat sehingga kurva pembentukan ester menjadi berbeda dengan pengaduk mekanis. Kebutuhan energi spesifik pengolahan biodiesel dengan menggunakan gelombang ultrasonik lebih rendah dibandingkan dengan pengolahan dengan pengaduk mekanik.

Ucapan Terima Kasih

Artikel ilmiah ini merupakan bagian hasil penelitian Fundamental yang didanai Direktorat P2M Dirjen Pendidikan Tinggi dengan judul “Model Kavitasi Irradiasi Gelombang Ultrasonik pada Transesterifikasi Minyak Tanaman Menjadi Biodiesel”. Dengan ini penulis mengucapkan terima kasih.

Daftar Pustaka

Bindal, V.N. 1999. Tranducers for Ultrasonic Flaw Detection. Narosa Publishing House. London. Fessenden, R.J. dan J.S.Fessenden. 1997.

Dasar-Dasar Kimia Organik. Terjemahan. Binarupa aksara. Jakarta

Gogate, P.R., R.K. Tayal dan A.B. Pandit. 2006. Cavitation: A technology on the horizon

CURRENT SCIENCE, VOL. 91, NO. 1, 10 JULY  2006.

Nouredinni, H dan D.Zu. 1997. Kinetics of transesterification of soybean oil. JAOCS Vol 74 

no 11. hal. 1457-1461

Suess,A.A.A. 1999. Wiederverwertung von gebrauchten Speiseoelen/-fetten im energetisch-technischen Bereich. Forschritt-Berichte VDI. VDI Verlag GmBH. Dusseldorf, Germany. Susilo, B. 2009. Kinetic Model of Biodiesel

Processing with Ultrasound. Prociding of International Seminar. ISAE. Bogor.

(9)

Jurnal Keteknikan Pertanian merupakan media publikasi untuk tulisan asli yang belum pernah diterbitkan di dalam jurnal ilmiah nasional maupun internasional, dan berkaitan dengan teknik pertanian(agricultural engineering) secara luas. 1. Pedoman Umum

Naskah termasuk Abstract diketik menggunakan program Microsoft Word huruf Times New Roman  12 point (font 12), ukuran kertas A4 (21x29.5cm). Pias 3 cm, spasi 1.5, maksimum 15 halaman termasuk tabel dan gambar s erta diberi nomor halaman pada sudut bawah sebelah kanan. Tabel dan gambar diletakkan pada akhir naskah atau pada lembar dan file  terpisah. Pengiriman naskah bisa melalui pos berupa CD berisi file softcopy ataupun melalui e-mail. Bila dikirim melalui pos, ditujukan ke alamat:

Redaksi Jurnal Keteknikan Pertanian Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Kampus IPB Dramaga, Bogor 16690. E-mail: jtep@ipb.ac.id atau

jurnaltep@yahoo.com 2. Susunan Naskah

Naskah disusun dalam urutan Judul, Penulis dan alamat instansinya, Abstract, Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, Ucapan Terima Kasih, Daftar Pustaka, Tabel dan Gambar. Naskah undangan tidak harus mempunyai susunan seperti tersebut di atas.

3. Judul

Judul memberikan subyek penelitian dengan ringkas dan dicetak tebal (bold) dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali untuk kata depan dan kata sambung. Untuk naskah dalam Bahasa Indonesia harus disertai judul dalam Bahasa Inggris yang dicetak miring (italic). Judul dalam Bahasa Indonesia tidak lebih dari 14 kata dan dalam Bahasa Inggris tidak lebih dari 10 kata. Nama lengkap, nama lembaga afiliasi serta alamat para penulis, ditulis secara berurutan di bawah Judul. Tambahkan alamat email pada nama penulis untuk korespondensi.

Contoh Penulisan Judul:

Pemodelan Sistem Filtrasi

Terkendali pada Sistem

Resirkulasi Pembenihan Ikan

Modeling Controlled Filtration System in Fish Hatchery Recirculation System

Alfin Najwan, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor, Email: najwan@yahoo.com

Ikhlasul Amal, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

4. Abstract dan Kata Kunci

Abstract menggambarkan esensi isi keseluruhan

tulisan dan di dalamnya tidak terdapat kutipan pustaka. Abstract ditulis dalam bahasa Inggris dan dalam satu paragraf tidak lebih dari 200 kata. Kata kunci ditulis setelah Abstarct maksimum 5 kata, masing-masing dalam bahasa Inggris dan Indonesia. Kata kunci yang ditulis pertama merupakan kata kunci yang terpenting.

5. Naskah Utama

Penulisan sub judul utama (Pendahuluan, Bahan dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Ucapan Terima Kasih) menggunakan huruf kapital pada setiap awal kata, tanpa nomor, dicetak tebal dan posisi di tengah.

Pendahuluan menjelaskan alasan mengapa penelitian dilakukan, perumusan dan pemecahan masalah, status ilmiah (state of the art) penelitian-penelitian terdahulu serta tujuan dan hasil penelitian-penelitian yang diharapkan.

Bahan dan Metode menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan atau cara-cara untuk mencapai tujuan penelitian.

Hasil dan Pembahasan mencantumkan data yang diperoleh, analisis data, temuan-temuan yang spesifik serta perbandingannya dengan penelitian-penelitian terdahulu secara berurutan sesuai dengan urutan dalam tujuan. Hindari penyajian tabel dan gambar dari data yang sama.

Sub-sub judul ditulis dengan huruf kapital pada setiap awal kata, tanpa nomor, dicetak tebal dan posisi di sebelah kiri.

Kata/kalimat dalam bahasa asing ditulis miring. Nama organisma harus diikuti dengan nama ilmiahnya secara lengkap pada pengungkapan

PEDOMAN PENULISAN

(10)

pertama. Singkatan pertama kali ditulis di dalam kurung setelah kata-kata yang disingkatnya. Penulisan angka mengggunakan US System seperti: 1,000,000 menyatakan satu juta dan 2.5 menyatakan dua lima per sepuluh. Sistem satuan yang digunakan adalah SI Unit: cgs (centimeter, gram, second/detik). Simbol/notasi ditulis menggunakan huruf miring dan disertai keterangannya pada pengungkapan pertama. Persamaan diberi nomor urut yang dituliskan di belakang persamaan dan di dalam tanda kurung.

6. Tabel dan Gambar

Tabel ditulis dalam halaman terpisah setelah halaman terakhir dari naskah. Di dalam naskah cantumkan nomor dan judul tabel pada paragraf dimana tabel tersebut akan ditempatkan.

Contoh pada naskah:

…...Sifat fisik bahan pada masing-masing kadar air ditunjukkan pada Tabel 1.

[Tabel 1. Berat jenis lada berdasarkan kadar air]

Contoh pada halaman tabel:

Tabel 1. Berat jenis lada berdasarkan kadar air

Gambar dibuat hitam putih (B/W) atau greyscale dalam lembaran terpisah pada halaman terakhir setelah halaman tabel. Apabila ukurannya besar, gambar dapat disimpan dalam file  terpisah yang lain(*.jpg, *.gif,*.wmf atau *.emf). Di dalam naskah

cantumkan nomor dan nama gambar pada paragraf dimana gambar tersebut akan diletakkan.

Contoh pada naskah:

…..(paragraf sebelumnya)

[Gambar 1. Perubahan suhu dengan waktu proses pengendalian]

…..(paragraf sesudahnya)

7. Daftar Pustaka

Daftar pustaka mencantumkan pustaka-pustaka bermutu (primer, mutakhir dan relevan) yang dirujuk saja. Pustaka diketik berdasarkan urutan alfabet dari nama akhir (nama keluarga) penulis pertama dan tahun. Apabila terdapat beberapa pustaka yang ditulis yang sama, tambahkan huruf ‘a’,’b’ dan seterusnya di belakang tahun. Pustaka dari internet hanya boleh dilakukan bila berasal dari lembaga yang resmi.

Berikut beberapa contoh penulisan pustaka : Jurnal :

Suhardiyanto, H., M.M. Fuad dan Y. Widiningrum.2007. Analisis pindah panas pada pendinginan dalam tanah untuk sistem hidroponik. Jurnal Keteknikan Pertanian Vol.21 (4):355-362.

Prosiding :

Fukuda, T.,Y. Nakano, Kuroda, S. Takeuchi, B.I.Setiawan, A. Sapei and F. Nurrochmad.2001. Water manajemen and water quality of paddyarea in Cidanau watershed at West Java. Proceedings of the 1st Seminar: Toward Harmonization

between Development and Environmental Conservation in Biological Production, Tokyo, February 21-23, 2001. p 201-205.

Buku :

Morga, R.P.C.1996. Soil Erosion and Conservation. 2ndEd. Longman. Harlow

Bab dalam buku :

Howell, T.A., F.K. Alijiburi, H.M. Gitlin, I. Pai Wu, A.W.Warrick dan P.A.C. Raats. 1980. Design and operation of trickle (drip) irrigation, in Jensen, M.E.(Ed.). Design and Operation of Farm Irrigation System. ASAE. Michigan. p 663-717.

Skripsi/Tesisi/Disertasi :

Arifanto, T. 2002. Teknik perbaikan filter fisik dan filter kimia pada sistem resirkulasi pembenihan ikan patin. (Skripsi). Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.

(11)

FORMULIR PEMESANAN JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN

1

Kepada Yth.

Sekertariat Jurnal Keteknikan Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680 Tel: 0251-8624691 ; Fax: 0251-8623026

Email: jtep@ipb.ac.id & jurnaltep@yahoo.com; Website: http://web.ipb.ac.id/~jtep/ Bersama ini, saya

Nama Alamat Telp. HP Email

1. Memesan Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga  Rp  40.000,-  per  eksemplar,  belum  termasuk  ongkos 

kemas dan kirim)

Vol/No/Tahun Jumlah

2. Memesan re-prints Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga  Per  set  (10  eksemplar)  Rp  50.000,-  belum 

termasuk ongkos kemas dan kirim)

Judul

Penulis Vol/No/Tahun Jumlah

3. Berlangganan Jurnal Keteknikan Pertanian: (Harga Rp 70.000,- belum termasuk ongkos kemas dan 

kirim)

Mulai Tahun Sampai Tahun Jumlah

Pembayaran kami lakukan melalui wesel pos ke alamat redaksi/transfer, ke Rekening No.0595-01003461-50-9, BRI KPC IPB, a/n Jurnal Keteknikan Pertanian2. Bersama ini disampaikan bukti pembayarannya3.

Pemesan,

[ ]

1 Formulir pemesanan ini dapat di-download di http://web.ipb.ac.id/`jtep/ 2 Coret yang salah satu

Gambar

Gambar 1. Rangkaian piranti percobaan  transesterifikasi dengan ultrasonik
Gambar 3. Prosentase gliserol yang terbentuk
Gambar 5. Prosentase TG, DG, MG dan Ester  dengan input daya 0.31 W/ml
Tabel  ditulis  dalam  halaman  terpisah  setelah  halaman  terakhir  dari  naskah.  Di  dalam  naskah  cantumkan  nomor  dan  judul  tabel  pada  paragraf  dimana tabel tersebut akan ditempatkan.

Referensi

Dokumen terkait

Agar metode ceramah efektif dan efisien, Wijaya (1992: 63-64) menyarankan guru untuk (1) melakukan kegiatan pendahuluan sebelum bahan baru diberikan, dengan cara:

Adanya campuran daging tikus dalam bakso sapi, daging sapi, dan daging tikus dapat dibedakan pada profil spektra FTIR karena metode spektrofotometri FTIR akan

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 660 responden, untuk tiga kecamatan yang termasuk pada daerah pemilihan (dapil) 2, yaitu Kecamatan Lawang Kidul, Kecamatan Tanjung

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesesuaian antara teori dengan penerapan elemen-elemen interior ruang belajar dan bermain di TK Negeri Pembina Malang, serta

Kadar 8OhdG yang tinggi berhubungan dengan tingginya agresi radikal hidroksil dan atau rendahnya kecukupan antioksidan. Dengan mengetahui kadar 8OhdG ini dapat

Pertumbuhan kredit perseroan sampai akhir tahun 2016 berpotensi berada pada kisaran 15% atau cenderung turun dibandingkan dengan pertumbuhan sampai bulan Agustus.. Bank

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan, antara lain: (a) memberikan pre-test kepada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Anjongan untuk mengetahui

Akhirnya, mudah-mudahan program kerja ini bermanfaat dan kami selalu terbuka dengan saran dan kritik dari seluruh warga SMKN 6 TEBO sehingga dapat menjadi pengalaman yang lebih baik