• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL WAWANCARA. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 November November 2016, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL WAWANCARA. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 November November 2016, dan"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL WAWANCARA

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 November 2016 – 15 November 2016, dan diperoleh hasil mengenai peran wanita dalam menunjang perekonomian keluarga dari subjek penelitian, pengelolahan perencanaan keuangan keluarga subjek penelitian, dan peran wanita dalam kebutuhan pendidikan anak. Berikut penjelasan dari hasil wawancara yang peneliti ambil poin-poinya saja :

Peran wanita

Masyarakat di desa Nagari Ulakan Tapakis mayoritas mengikuti jaman nenek moyang yang mengajarkan wanita untuk bisa bekerja dan menjalankan peran ganda untuk keluarga, karena bagi mereka wanita itu sangat penting untuk menunjang perekonomian keluarga bahkan mereka sudah diajarkan membordir dari sejak kecil agar bisa jadi bekal ketika sudah berkeluarga.

Peran Wanita dalam Keluarga

Peran wanita dalam keluarga bearti sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang mengelola urusan rumah tangga dan beraktivitas didalamnya. Dalam hal ini wanita sangat penting dalam pembentukan ekonomi keluarga. Wanita adalah pembentukan keluarga sejahtera sebagai untuk terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ibu Hanidar mengungkapkan peran wanita sebagai ibu rumah tangga sehari-harinya sebagai berikut :

“Bakarajo pado umunyo, memasak, mancuci piriang, dan mambarasihan rumah.”(ww/3/10/2016)

(2)

Artinya:“Bekerja pada umunya, memasak, mencuci piring, dan membersihkan rumah.

Ibu Arniyati mengungkapkan perannya dalam keluarga sehari-hari sebagai berikut :

“Maurus keluargo dan menyiapkan segala kabutuhan keluargo” (ww/03/10/2016) Artinya : “ Mengurus keluarga dan menyiapkan segala kebutuhan keluarga”

Selanjutnya ibu Cici, ibu Salmi, ibu Warniati, ibu Nurjaiti, ibu Mardeli, ibu Elvijuwita ibu Maryati dan juga ibu Siti menyatakan hal yang sama mengenai peranan mereka dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Berikut ini salah satu pernyataan dari mereka :

“ Ma urus keluargo, anak-anak dan suami” (ww/03/10/2016) Artinya : “ mengurus keluarga,anak-anak dan suami”

Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa ke sepuluh subjek penelitian melakukkan perannya dalam berkeluarga dengan baik, Mereka menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan mengurus anak dan suami, mengerjakan pekerjaan rumah.

Peran Ibu Dalam Pemenuhan Kebutuhan Pendidikan Anak

Ibu adalah wanita pendidik pertama dan utama dalam keluarga bagi anak-anaknya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga peran wanita sangat penting dalam menentukan perkembangan anak yang tumbuh menjadi dewasa sebagai warga Negara yang pandai dan berkualitas.

Ibu Harnidar dalam penelitian ini masih mempunyai 3 orang anak yang masih bersekolah, beliau menyatakn bahwa :

(3)

“anak ado 3,yang patamo umuanyo 18th alun bakarajo lai, yang no 2 sakolah di SMA padang kota, indak namuah di kampong ko do yang no 3 masih ketek. Pendidikaan penting untuak anak-anak kini,jaman kini payah mancari karajo cukuiklah amak yang indak sakolah. Dari sakolah inyo tau mambaca, menulis dan berhitung. Ya banyak lai, mandidik dio dari ketek sebelum dio tau sakolah. Bantuak ma ajaan inyo batingkah laku, ma ajaan inyo taratik bia bisuaknyo gadang mangarti yang ma yang tuo yang ma yang mudo” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak ada 3, yang pertama umurnya 18th belum bekerja, yang no 2 sekolah di SMA padang kota, tidak mau sekolah dikampung yang no 3 masih kecil. Pendidikan penting untuk anak-anak sekarang, jaman sekarang susah mencari pekerjaan cukuplah ayah dan ibu yang tidak sekolah. Iya cara sopan santun dengan orang yang lebih tua dan rasa hormat kepada orang yang lebih besar”.

Selanjutnya ibu Arniyati mengungkapkan bahwa :

“ anak ado 4, yang patamo dengan yang keduo umuahnya 23th dengan 18th , yang satu lah bakarajo yang satu lagi alun bakarajo lai. Yang no 3 dengan no 4 sakolah di kampuang ko lah. Pendidikan sangaat penting kareno patamo kali tampeak anak balajar adalah orang tuo nyo lai. Ya…sayo dan suami sayo bakarajo samo mamberikan pendidikan bagi anak-anak sayo” (ww/03/10/2016) Artinya : “ anak saya ada 4, yang pertama dengan yang kedua umurnya 23th dengan 18th, yang satu sudah berkerja yang satu belum berkerja. Yang no 3 dengan no 4 sekolah di desa sini. Pendidikan sangat penting karena pertama kali tempat anak belajar adalah orang tuanya. Ya… saya dan suami saya bekerja sama memberikan pendidikan bagi anak-anak saya.

Selanjutnya ibu Cici mengungkap kan bahwa :

“ anak ado 2, yang patamo umuahnyo 7th dan yang kaduo13th , sangat penting kareno anak balaja patamo kali alah pasti dengan orang tuo. Pendidikan yang sayo dan suami sayo berikan di umah mengajarkannyo nilai-nilai keislaman dan

(4)

kedisiplinan. Ya.. suami sayo kalo anak nakal suami alah yang mambarikan nasehat untuk anak do” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak ada 2, yang pertama umurnya 7th dan yang kedua 13th , sangat penting karena anak belajar pertama kali sudah pasti dengan orang tua. Pendidikan yang saya dan suami saya berikan di rumah mengajarkannya nilai-nilai keislaman dan kedisiplinan. Ya..kalau anak –anak nakal yang menasehati suami saya”.

Keluarga adalah pendidikan terkecil, dimana sebuah keluarga akan dimulai. Ketika orang tua ingin mendidik anaknya disitu juga anak ingin diberikan pendidikan dari orang tuanya, disinilah muncul pendidikan dalam kelurga atau pendidikan informal. Artinya pendidikan yang dilaksanakan sebagai tanggung jawab dalam keluarga dalam mendidik anak dan keluarga.

Dalam kaitannya dengan pendidikan dilingkungan keluarga, ibu Salmi mengungkapkan pernyataan sebagai berikut :

“anak ado 2 , umu a yang patamo 8th yang ketek 6th, pendidikan sangat penting kareno anak balajar patamo kali dengan orang tuonyo. Sayo dan suami sayo memberikan pendidikan untuk anak sayo. “nada cuek” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak ada 2, umurnya yang pertama 8th yang kecil 6th, pendidikan sangat penting karena belajar pertama kali dengan orang tuanya. Saya dan suami saya memberikan pendidikan untuk anak saya “ nada cuek”.

Selanjutnya ibu Elvi juwita juga mengungkapkan hal yang sama bahwa :

“ Jumlah anak ado 2, yang patamo umu a nyo 13th dan ketek 9th. Pendikan penting do, sayo dan suami alah memberikan semangat dan mandukung pendidikan untuk anak sayo. Suami sayo ikut mambantu pendidikan anak sayo dirumah”(www/03/10/2016)

Artinya : “jumlah anak ada 2, yang pertama umurnya 13th dan yang kecil 9th. Pendidikan penting, saya dan suami sudah memberikan semangat dan

(5)

mendukung pendidikan untuk anak saya. Suami saya ikut membantu pendidikan anak saya dirumah”.

Selanjutnya ibu Nurjaiti juga mengungkapkan bahwa :

“anak ado 2, 7th dan 10th ,sangatlah penting kareno orang tua nyo lai medio patamo pembelajaran anak-anak den. Ya den dan suami selalu melakukan pakerjaan untuak anak kami bersamo-samo”(ww/03/10/2016)

Artinya : anak ada 2, umur 7th dan 10th, sangatlah penting karena orang tua nya lah media pertama pembelajaran anak-anak saya. Ya saya dan suami selalu melakukan pekerjaan untuk anak kami bersama-sama”.

Selanjutnya ibu Warniati juga memberika ungkapan yang hampir sama dengan ibu Arniyati bahwa pendidikan itu sangat penting karena anak belajar pertama kali pasti dari orang tua. Bentuk pendidikan yang diajarkan nilai-nilai keislaman dan bentuk kedisiplinan. Dan ayah dan ibu berkejasama memberikan pendidikan untuk anaknya.

Selanjutnya ibu Maryani juga mengungkapkan hampir sama bahwa :

“sayo memiliki anak 1, pendidikan sangat penting apolagi sayo cumo punyo anak ciek, pendidikan yang sayo terapkan untuak anak sayo nilai-nilai moral yang sayo terapkan dalam keluargo sayo. Yaaaaaaaa cak itulah suami bakarajo pulang a nyo lah capek do, sitik-sitiklah waktu a nyo paling manasehati anak den.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ saya memiliki anak 1, pendidikan sangat penting apalagi saya Cuma mempunyai anak 1, pendidikan yang saya terapkan untuk anak saya nilai-nilai moral yang saya terapkan dalam keluarga saya. Yaaaaa begitulah suami bekerja pulang sudah capek, sedikit-sedikit waktunya paling menasehati anak saya”.

Berdasarkan hasil dari kesepuluh subjek penelitian dapat disimpulkan bahwa mereka masih mempunyai anak yang masih bersekolah hanya ada beberapa yang memiliki anak yang

(6)

sudah bekerja bahkan ada yang sudah selesai sekolah tapi tidak berkerja. Pendidikan sangat penting bagi mereka karena tidak mau anaknya seperti mereka hanya sebagai pengrajin bordir saja. Pendidikan di dalam keluarga merupakan yang utama bagi mereka, suaminya juga ikut membantu mengajarkan pendidikan dalam keluarga bagi anak-anaknya. Sebagai ibu bertugas merawat dan mengasuh anak,pendidikan yang mereka terapkan dengan membimbing dan mengajarkan nilai-nilai keagamaan, norma-norma kedispilnan dengan menghormati yang lebih tua dan menghargai sesama dan selalu bersikap sopan santun.

Pendidikan adalah proses seseorang dalam mengembangkan sikap dan tingkah laku dalam hidup serta proses social. Pendidikan bagi anak juga sangat penting bagi kehidupan suatu keluarga. Pendidikan anak juga tidak cukup hanya diberikan dari kedua orang tua, tetapi juga pendidikan formal yang harus terpenuhi. Pendidikan formal yaitu pendidikan yang teratur dan berjenjang yang terdiri dari atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Berikut ini akan dipaparkan hasil wawancara dari kesepuluh subjek penelitian tentang pemenuhan kebutuhan pendidikan formal anak, dan sarana pendidikan serta peran ibu didalamnya. Ibu Harnidar memaparkan bahwa :

“anak sayo ado 2 yang masih sakolah, yang patamo indak karajo dio.Yang kaduo sakolah di SMA Padang kota do, dan yang ketek masih SD di kampuang iko lah. Yang patamo lumayan baprestasi do ba a dari itu inyo sakolah mamintak di padang kota. Yang ketek ni alum manampakan prestasinyo do. Batanyo ke anak apo yang didapek disakolah tadi,kadang ditemani lah yang ketek mambuek PR kalau yang anak gadang inyo jauh komunakasi lewat HP ajo. Paling yang gadang banyak pengeluaran inyo belum buku,transportasi,bajunyo dll. Kalau baju inyo ganti pas kenaikan kelas sajo kalau masih rancak dipake indak beli lagi,beli baju baru Rp.300.000. Yang gadang ikut les disakolah tapi indak bayar, gratis dari sakolah nyo lah. Paling pengeluaran uang infaq bulanan Rp.50.000

(7)

sebulannyo,untuk uang jajan inyo yang gadang 150rb seminggu kalau yang ketek Rp.3000 ajo perhari”.(ww/03/10/2016)

Artinya :” anak saya ada dua yang bersekolah, yang pertama tidak berkerja yang kedua sekolah di SMA Padang tidak mau di desa dan yang kecil sekolah di SD desa sini. Yang pertama berprestasi maka dari itu dia ingin sekolah di kota, yang kecil belum kelihatan prestasinya. Bertanya ke anak apa yang didapatkan disekolah tadi, kadang menemani yang kecil membuat PR yang anak gadang dia jauh jadi komunikasi lewat HP saja. Paling yang besar banyak pengeluarannya belum buku, transportasi, bajunya dll. Kalau baju diganti pas kenaikan kelas saja kalau masih bagus dipakai tida membeli lagi, harga baju baru Rp.300.000. Yang gadang ikut les di sekolah tapi tidak bayar gratis dari sekolahnya. Paling pengeluaran uang infaq bulanan Rp.50.000 sebulannya, untuk uang jajan yang besar 150rb seminggu kalau yang kecil Rp.3000 saja perhari”.

Dari penjelasan ibu Harnidar diatas dapat dijelaskan bahwa kedua anak ibu Harnidar masih bersekolah dan kondisi sekolahnya baik. Anak pertamanya sudah selesai tapi belum memiliki pekerjaan, anak keduanya masih SMA tapi dengan prestasi yang baik dia mau bersekolah di padang kota. Sedangkan anak yang no tiga belum kelihatan prestasinya karena masih SD prestasinya cukup baik walaupun tidak pernah mendapatkan peringkat dikelasnya. Hal tesebut diketahui oleh ibu Harnidar dengan cara bertaya apa yang sudah didapatkan disekolah tadi dan menjalin komunikasi via HP dengan anak nya yang lumayan jauh dari dia. Untuk pembelian seragam biasanya ketika sudah rusak atau tiap tahum dan menghabiskan biaya sekitar Rp.300.000an. perlengkapan lainnya seperti buku,tas,transportasi,sepatu dll juga ia sediakan untuk anaknya. Setiap bulan anaknya membayar infaq bulanan yang berjumlah Rp.50.000 sebulannya, dan bimbingan belajar gratis dari sekolahnya.

Subjek penelitian kedua yaitu ibu Arniyati, ibu Arniyati mempunyai 4 orang anak, 2 orang anak sudah bekerja, 1anaknya masih SMA, dan 1 anaknya lagi masih sekolah SD

(8)

menyatakan bahwa kondisi sekolah anaknya baik. Prestasi dari anak pertamanya baik karena kedua anaknya yang telah selesai sudah bekerja, anak keduanya lumayan berprestasi tetapi tidak mendapatkan peringkat disekolah tetapi anaknya SD sangat berprestasi karena berhasil menjadi juara dikelas. Dia memantau kondisi sekolah anaknya dengan bertanya langsung keanaknya dan biaya yang dikeluarkan untuk anaknya yang SMA membayar spp bulanan Rp.50.000 perbulan dan untuk anak yang kecil gratis. Kebutuhan lain seperti tas buku dll juga dipenuhi oleh ibu Arniyati, karena itu merupakan kebutuhan untuk anaknya. Anak pertama dan kedua juga ikut membantu untuk keperluan adiknya dari hasil kerja mereka. Berikut ungkapan ibu Arniyati :

“anak sayo yang patamo dan keduo sudah bakarajo, 1 anak sayo masih sakolah SMA dan yang ketek sakolah SD. Kondisi sakolah anak sayo Alhamdulillah baik dan berprestasi kareno alah salesai sakolah inyo beduo sudah dapeak karajo yang baik. Kalau yang no 3 lumayan baprstasilah kalau yang ketek sangat baprestasi juara inyo dikelas. Sayo memantau anak sayo rajin batanyo dengan inyo dan biayo yang sayo keluarkan untuk anak SMA sayo spp bulananyo Rp.50.000 perbulan dan untuk anak ketek gratis. Anak patamo dan kaduo jugo ikut mambantu membiayai adiak-adiaknyo kalau sudah inyo gajian sadikik mambantu kami lah” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak saya yang pertama dan kedua sudah bekerja, 1 anak saya masih sekolah SMA dan yang kecil sekolah SD. Kondisi sekolah anak saya alhamdulilah baik dan beerprestasi karena sudah selesai sekolah mereka berdua sudah dapat kerja yang baik. Kalau yang no 3 lumayan berprestasi kalau yang kecil sangat berprestasi juaga dikelas. Saya memantau anak saya dengan rajin bertanya dengan nak saya dan biaya yang saya keluarkan untuk anak SMA saya perbulan spp bulananya Rp.50.000 perbulan dan untuk anak saya yang kecil gratis. Anak pertama dan kedua juga ikut membantu membiayai adik-adiknya kalau sudah mereka gajian sedikit membantu kami”.

(9)

“anak sayo sakolah yang patamo SMP dan yang ketek masih SD, ya anak sayo prestasinyo standar ajo, sayo sering batanyo kalau sudah pulang sakolah ado PR nak, kalau pagi uda yang mengantarkan anak kasakolah sayo beres-beres rumah. Kalau biayo yang nak dikeluarkan tu paling beli seragam buku dll kalau yang lain indak ado do, paling biayo inyo awal masuk sakolah dulu. Uang jajan anak yang patamo Rp.7000 kadang Rp.10.000 kalau yang ketek Rp.3000 ajo” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak saya sekolah, yang pertama SMP dan yang kecil masih SD, ya anak saya prestasinya standar saja, saya sering bertanya kalau sudah pulang sekolah ada PR tidak nak, kalau pagi uda (Panggilan bahasa minang), yang mengatarkan anak kesekolah saya beres-beres rumah. Kalau biaya yang mau dikeluarkan itu paling membeli seragam buku dll kalau yang lain tidak ada, paling biaya awal masuk sekolah dulu. Uang jajan anak yang pertama Rp.7000 kadang Rp.10.000 kalau yang kecil Rp.3000”.

Ibu Elvi juwita memiliki 2 orang anak, yang pertama masih SMP dan yang paling kecil SD, prestasi anaknya disekolah standar saja, ibu Elvijuwita memantau anak nya dengan sering bertanya apakah ada PR. Untuk biaya yang dikeluarkan untuk anaknya tidak banyak karena sekolah gratis dan paling membayar uang awal masuk sekolahnya saja. Untuk uang jajan anak pertamanya Rp.7000 kadang bisa Rp.10.000 dan untuk jajan anak yang kecil cukup Rp.3000 saja.

Ibu Nurjaiti juga mengungkapkan tentang pendidikan anaknya, sebagai berikut :

“anak sayo sakolah di SD duo-duonyo, untuk biaya yang sayo keluarin paling untuk jajan anak sayo, kalau biaya lain indak ado. Kalau untuk kebutuhan buku tas baju sayo keluarin setahun sekali atau pas kenaikan kelas ajo. Paling sayo tanyo ado PR atau tidak, mambuek PR tanyo se jo kakak , kareno indak ado waktu mangajarkannyo ba a lai siang kerjo, malam alah capek anak a lah lalok cepat esok inyo sakolah . Uang jajannyo standar lah masih 5rban.” (ww/03/10/2016)

(10)

Artinya : “ anak saya sekolah SD dua-duanya, untuk biaya yang saya keluarkan paling untuk jajan anak saya, kalau biaya lain tidak ada. Kalau untuk kebutuhan tas baju saya keluarin uang setahun sekali atau pas kenaikan kelas saja. Paling saya tanya ada PR kerjain belajar sama kakak, Karena tidak ada waktu untuk mengejarkannya bagaiamana siang kerja, malam sudah capek anak tidur cepat besok sekolah. Uang jajannya standar masih Rp.5000-an.”

Ibu Nurjaiti mempunyai 2 orang anak yang masih bersekolah di SD, untuk biaya pendidikan tidak banyak dikeluarkannya karena sekolah SD gratis, tetapi untuk uang buku tas baju dll dikeluarkan nya setahun sekali atau pas kenaikan kelas saja. Ibu Nurjaiti kurang memperhatikan anaknya karena untuk pendidikan anaknya saja dia menyuruh anaknya yang kecil belajar dengan kakaknya saja bahkan waktu dia saja untuk mengajarkan anaknya saja tidak ada, karena dia bekerja dan malam anak nya sudah tidur cepat karena mau sekolah dan uang jajan yang dikeluarkan nya Rp.5000-an perhari untuk anaknya.

Selanjutnya subjek penelitian kelima yaitu, ibu Mardeli menyatakan bahwa ia mempunyai 3 orang anak yang pertama kelas 2 SMA yang kedua kelas 3 SMP dan yang kecil kelas 2 SD. Kondisi sekolah ketiga anaknya baik. Anak pertamanya sering mengikuti lomba dan sering menjuarainya. Dikelas anak saya juga sering mendapatkan peringkat 5 besar. Sedangkan anak keduanya prestasinya biasa saja. Ibu Mardeli memantau anaknya dengan mengajarkan dan menemani belajar. Sedangkan suaminya tidak pernah karena sudah lelah bekerja. Dia juga menyediakan uang untuk pemebelian buku, tas, sepatu, seragam dan lain-lain. Setiap bulannya ia harus membayar iuran senilai RP.85.000 untuk anak pertamanya dan senilai Rp.50.000 untuk biaya pendidikan sekolah anak keduanya. Biaya untuk pembelian seragam bagi anak-anaknya biasanya senilai Rp.300.000 per-orang. Kedua anaknya diikutkan kegiatan belajar tambahan

(11)

disekolah, dan tidak dipungut biaya. Kebutuhan uang saku anak nya yang besar Rp. 15.000 per-hari yang SMP Rp. 10.000 dan yang SD Rp.4000.

“anak sayo 3, yang patamo sakolah SMA kelas 2 yang keduo kelas 3 SMP dan kecil kelas 2 SD. Prestasi anak sayo baik. Anak patamo sering ikut lomba dan sering dapeak juara. Dikelas anak sayo jugo sering mendapek peringkat 5 besar. Sadangkan anak keduo biasa se lah prestasinyo. Sayo sering memantau dan mengajarkan menemani anak-anak balajar. Sadangkan suami indak pernah inyo a lah capeak kerjo. Dio jugo menyediakan uang untuk membelikan buku, tas, sepatu seragam dan lain-lain. Setiap bulan harus mengeluarkan uang Rp.85.000 untuk anak patamo dan senilai Rp.50.000 untuk biaya pendidikan anak kaduo. Biasonyu untuak biaya mambeli baju anak Rp.300.000 per-urang. Kaduo anak diikutkan balajar basamo di sakolah indak di bayar. Untuk uang saku anak yang besar Rp.15.000 yang kaduo Rp. 10.000 dan yang kaduo Rp.4000.” (ww/03/10/2016) Artinya : “ anak saya ada 3, yang pertama sekolah SMA kelas yang kedua SMP kelas 3 dan yang kecil kelas 2 SD. Prestasi anak saya baik anak yang pertama sering mengikuti lomba dan sering mendapatkan peringkat 5 besar. Sedangkan anak kedua biasa saja prestasinya. Saya sering memantau dan mengajarkan menemani anak-anak belajar. Sedangkan suami tidak pernah karena sudah lelah bekerja. Dia juga menyediakan uang untuk membeli buku, tas, sepatu seragam dan lain-lain. Setiap bulan harus mengeluarkan uang Rp. 85.000 untuk anak pertama dan senilai Rp. 50.000 Untuk biaya pendidikan anak kedua. Biasanya untuk biaya membeli baju anak Rp.300.000 per-orang. Kedua anak diikutkan belajar bersama disekolah dengan gratis. Untuk uang saku anak yang besar Rp. 15.000 yang kedua Rp.10.000 dan yang kedua Rp.4000.”

Selanjutnya ibu Cici juga mengungkap bahwa :

“anak ado 2 urang, yang patamo umur 13 tahun SMP kelas 1 dan yang ketek umur 7 tahun masih SD. Prestasi anak sayo cukup rancak disakolah. Biaya yang dikeluarkan untuak anak sayo masih kecil paling beli baju tas buku dll. Jajan

(12)

anak sayo yang patamo Rp.10.000 per-hari dan yang ketek Rp.5000. Suami sering kalau malam inyo batanyo ado PR ndak. Uang untuak kabatuhan anak sudah ada tabungan dari hasil karejo kami.”(ww/03/20/2016)

Artinya : “anak ada 2 orang, yang pertama umur 13 tahun SMP kelas 1 dan yang kecil umur 7 tahun masih SD. Prestasi anak saya cukup bagus di sekolah. Biaya yang dikeluarkan untuk anak saya masih kecil paling baju tas buku dll. Jajan anak saya yang pertama Rp.10.000 per-hari dan yang kecil Rp. 5000. Suami sering kalau malam bertanya kepada anak-anak ada PR atau tidak. Uang untuk kebutuhan anak sudah ada tabungan dari hasil kerja kami.”

Ibu Cici mempunyai 2 orang yang pertama umur 13 tahun yang kedua umur 7 tahun masih SD. Prestasi anaknya cukup baik disekolah. Biaya yang dikeluarkan untuk anaknya masih kecil paling baju tas buku dll. Jajan anak saya yang pertama Rp. 10.000 per-hari dan yang kecil Rp.5000. Suami ibu Cici masih bisa menyempatkan waktunya untuk mengajarkan dan menanyakan anak-anaknya ada PR atau tidak. Uang untuk kebutuhan anaknya ibu Cici sudah ada tabungan dari hasil kerja mereka.

Ibu Maryani mengungkapkan bahwa :

“anak ado ciek, masih sakolah di SMP kelas 1. Prestasi anak sayo bagus,kareno selalu diajarkan dengan baik cuman diolah harapan masa depan den. Suami sangat berperan kareno susah dapeak anak ciek ni. Biaya yang dikeluarkan tidak banyak hanya sajo pengeluaran di awal inyo sakolah sajo dan mambeli perlengkapan inyo sakolah.”

Artinya : anak ada satu, masih sekolah di SMP kelas 1. Prestasi anak saya bagus karena diajarkan dengan baik,cumin dialah harapan masa depan saya. Suami sangat berperankarena susah mendapatkan anak satu ini. Biaya yang dikeluarkan tidak banyak hanya saja pengeluaran diawal dia sekolah saja dan membeli perlengkapan dia sekolah.”

(13)

Dari penjelasan ibu Maryani bahwa suaminya sangat berperan penting dalam pendidikan anaknya, karena cuman memiliki satu anak. Dan untuk biaya yang dikeluarkan tidak banyak hanya saja mengeliarkan biaya awal masuk kuliah saja.

Ibu Siti mengungkapkan hal yang sama bahwa :

“anak ado 3 jaraknyo dakek-dakek umu a 7 tahun, 10 tahun, dan 13 tahun. Saya dan suami sangat berperan penting dalam mambarikan pendidikan ke anak-anak saya. Apolagi jarak-jarak anak den dakek-dakek harus saling dikasih pengertian kalau ndak baribut se gawenyo. Untuk biaya pendidikan indak banyak yang dikeluarkan, hanya biaya awal masuk sekolah sajo”.

Artinya :” anak saya ada 3 jaraknya dekat-dekat umurnya 7 tahun, 10 tahun dan 13 tahun. Saya dan suami sangat berperan penting dalam memberikan pendidikan ke anak-anak saya. Apalagi jarak-jarak anak saya dekat-dekat harus saling dikasih pengertian kalau tidak rebut kerjaannya. Untuk biaya pendidikan tidak banyakyang dikeluarkan, hanya biaya awal masuk sekolah saja.”

Selanjutnya ibu Salmi mengungkapkan tentang pendidikan anaknya sebagai berikut :

“anak sayo ado 2 urang, umu a 8 tahun dengan 6 tahun.kaduo-kaduonyo sakolah di SD, biaya pendidikan nyo indak banyak, anak SD sakolah gratis. Cuman babeli baju sajo, tas sepatu kalau masih rancak digunakan se lah. Uang jajan anak SD indak banyak Rp.4000 per-hari. Suami sayo kurang baperan penting dalam mengajarkan anak kareno inyo pulang alah capek.”

Artinya : “ anak saya ada 2 orang, umurnya 8 tahun dengan 6 tahun. Kedua-keduanya sekolah di SD, biaya pendidikannya tidak banyak, anak SD sekolah gratis. Cuman beli baju saja, tas sepatu kalau masih bagus pakai itu saja. Uang jajan anak SD tidak banyak Rp.4000 per-hari. Suami saya kurang berperan penting dalam mengajarkan anak karena sudah capek bekerja.”

Selanjutnya subjek penelitian kesepuluh, yaitu ibu warniati ia mempunyai anak 2 orang satu berumur 12 tahun kelas 6 SD yang satu berumur 5 tahun masih TK. Anak dari ibu warniati

(14)

cukup berprestasi dan yang kecil belum menunjukan prestasinya karena masih kecil. Ibu cici dan suami bekerja sama dalam meberikan pendidikan untuk anaknya. Pengeluaran untuk kebutuhan anaknya tidak begitu banyak karena anak dari ibu Cici masik sekolah dasar (SD) dan yang kecil masih TK. Uang jajan anak pertamanya Rp.8000-an . Berikut ini pernyataan dari ibu Cici :

“anak sayo ado duo , yang patamo sakolah dasar yang kaduo masih ketek masih sakolah TK. Pengeluaran untuak anak sayo alun terlalu banyak. Sayo dan suami sayo bakarejo samo dalam mamberikan pendidikan untuak anak sayo. Anak sayo cukup baprestasi di sakolah, uang jajan anak sayo yang patamo sakitar Rp.8000an.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ anak saya ada dua, yang pertama sekolah dasar yang kedua masih sekolah TK. Pengeluaran untuk anak saya belum terlalu banyak. Saya dan suami saya berkerja sama dalam memberikan pendidikan untuk anak saya. Anak saya cukup berprestasi disekolah, uang jajan anak saya yang pertama sekitar Rp.8000-an.”

Ekonomi Keluarga

Ekonomi keluarga merupakan tingkah laku manusia secara individu atau bersama-sama dalam menggunkan faktor yang mereka butuhkan. Adapun keluarga itu merupakan suatu tempat adanya kerja sama ekonomi dan mempunyai fungsi untuk berkehidupan, bersosialisasi. Ada bebrapa faktor yang menyebabkan wanita untuk berkerja dan berperan dalam perekonimian keluarga yaitu karena adanya dukungan dari pihak suami karena gajinya tidak mencukupi kebutuhan keluarga atau juga karena faktor budaya yang mengharuskan mereka saling tolong menolong, faktor social faktor dimana perempuan bersolisasi agar dapat hidup sesuai dengan norma yang ada di dalam masyarakat yang terakhir faktor agama.

Dari kesepuluh subjek penelitian menyatakn pendapat yang sama tentang perannya dalam ekonomi keluarga. Berikut salah satu ungkapan dari ibu Harnidar sebagai berikut :

(15)

“Suami amak bakarajo jadi buruh tani, kalo untuak penghasilan indak tantoan do. Kalo penghasilan sayo tagantuang penjualan biasonyo jadi indak tau pastinyo dapek bara do, tantu iyo nyo, bisa lo sebagian buek manabung hasil panjualan bordir. Ndeh kalo itu yo ndak saimbang do, baa ko mode tu yo karno dalam sahari tu ado see yang ka dibali,bareh habis lah ndeh banyak yang lainnyo. Tapi Alhamdulillah lai bisa untuak anak lai cukuik. Kalo manunjang tu lai manunjang bana, lumayan ma ni dari pado dirumah se. Motifnyo banyak ma ni bamacam-macam lo bantuaknyo, cumin yang acok dipakai tu kerancang. Pamasarannyo di Padang samo Bukittinggi ado juo sampai ka Medan, kalo untuak luar negri lai ado la malasyia banyak lo peminatnyo disinan tampek upin dan ipin. Kadang sasuai jo jamannyo dek maikuikan modern apo yang baru, kadang sesuai jo permintaan pasa.” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ Suami saya bekerja sebagai buruh tani, pendapatan suami saya tidak menentu.Penghasilan saya tergantung penjualan tidak bisa dipastikan berapa.Tentu bisa menambambah penghasilan sebagian bisa untuk ditabung. Wah kalau itu tidak bisaseimbang mbak, karena perhari ada saja yang mau dibeli, beras habis belum lagi yang lainnya. Penghasilan dari bordir sangat menunjang ekonomi keluara dari pada dirumah saja. Motif paling bermacam-macam, cumin moti yang sering digunakana yaitu motif kerancang. Pemasarannya sudah ke kota Padang, Bukittinggi dan Medan bahkan sampai ke malasyia tempatnya upin dan ipin. Permintaan bordir kadang sesuai dengan pasaran kadang sesuai jamannya musim apa.”

Selanjutnya ibu siti jaga mengungkapkan ekonomi keluarganya sebagai berikut :

“Suami sayo Alhamdulillah punyo rumah makan, Pandapatan perbulan dapeak lah 4 juta. Untuak penghasilan sayo dapeaklah 50rb sehari. Penghasilan dari hasil bordir lumayan hituang-hituang bantu kaluarga. Kadang saimbang kadang indak saimbang, tapi dapeaklah untuk manabuang. Motif yang sering digunakan motif kerancong, pamasaran sudah sampai keluar kota sampe kaluar negri. Membordir sesuai se permintaan pasar.”(ww/03/10/2016)

(16)

Artinya : “ suami saya Alhamdulillah punya rumah makan. Pendapatan perbulan dapatlah 4juta. Untuk penghasilan saya bisa 50ribu sehari. Penghasilan dari hasil bordir lumayan, hitung-hitung bantu keluarga. Kadang seimbang kadang tidak seimbang tapi dapatlaj untuk menabung. Motif yang sering digunakan motif kerancong pemasaran sudah sampai keluar kota sampai keluar negri. Membordir sesuai dengan permintaan pasar.

Selanjutnya ibu Warniati juga mengungkapkan bahwa :

“suami sayo seurang pedagang,penghasilan bisa Rp.2.000.000 parbulan. Penghasilan bordir biso Rp.50.000 per-hari, lumayan biso mambantu kaluargo. Pangaluaran dan pamasukan indak saimbang do, sebagian bisa a lah untuak manyimpan, motif khas yang saring di gunakan motif karancang, pamasaran di Bukittinggi Medan sampai ka negri Malayu. Sasuai jo pamintaan pasar se lah.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ Suami saya seorang pedagang, penghasilan bisa Rp.2.000.000 perbulan. Penghasilan bordir bisa 50ribu per-hari, lumayan bisa mambantu kaluargo. Pengeluaran dan pemasukan tidak seimbang, sebagian bisa untuk menyimpan, motif khas yang sering digunakan motif karancang, pemasaran biasanya di Bukittingi Medan sampai ke negri Melayu. Sesuai permintaan pasar saja.”

Selanjutnya ibu Maryani mengungkapkan bahwa :

“suami sayo buka waruang kecil,perhari dapeaklah Rp.200.000. Kauntungan manjual hasil bordir sangat mabantu kaluarga untuak mamanuhi kabutuhan sehari-hari. Pangeluaran dan pamasukan saimbang bahkan pandapatan lebih basar dari pada pangeluaran, bisa pula untuak manabuang. Hasil penjualan bordir dapeak menunjang perekonomian keluarga sayo bisa manambah panghasilan suami do. Motif yang den saring gunakan motif karancang pamasarannyo alah sampe ke luar negri bordir sayo sasuai lai dangan pamintaan pasa.”(www/03/10/2016)

(17)

Artinya : suami saya buka warung kecil, perhari bisa Rp.200.000. Keuntungan menjual hasil bordir sangan membantu keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengeluaran dan pemasukan seimbang bahkan pendapatan lebih besar dari pengeluaran bisa pula untuk menabung hasil dari penjualan bordir bisa menunjang perekonomian keluarga saya, bisa menambah penghasilan suami . Motif yang saya sering gunakan motif karancang, pemasarannya sudah sampe ke luar Negri, bordir saya sesuai dengan permintaan pasar.

Subjek penelitian yang kelima ibu Nurjaiti, juga mengungkapkan bahwa :

“ suami sayo usaha kerbau, perbulan dapeak lah Rp.5.000.000, panghasilan saya tidak manentu sesuai dangan panjualan, lumayan bisa mambantu ekonomi, pangeluaran dan pandapatan kadang sasuai kadang indak, banyak se lah pangeluaran. Kalau lagi banyak bisolah disisihkan untuak manabuang. Hasil panjualan bordir sedikit mambantulah walaupun indak banyak. Motif yang banyak diminati motif karancang pamasaran sudah dilua kota sesuai permintaanyo se.”(ww/03//10/2016)

Artinya :“suami saya usaha kerbau, perbulan bisalah Rp.5.000.000, penghasilan saya tidak menentu sesuai dengan penjualan, lumayan bisa membantu ekonomi, pengeluaran dan pendapatan kadang sesuai kadang tidak sesuai, lebih banyak pengeluaran. Kalau lagi banyak bisa disisihkan untuk menabung. Hasil penjualan bordir sedikit membantu walaupun tidak banyak. Motif yang banyak diminati motif karancang, pemasaran sudah diluar kota sesuai permintaan pasar.”

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa dengan menjadi pengrajin bordir bisa membantu ekonomi keluarga dan menunjang perekonomian keluarga, walaupun pengeluaran dan pendapatan sering tidak seimbang tetapi masih bisa disisihkan untuk menabung. Dari kelima subjek penelitian mengungkapkan bahwa motif yang sering digunakan adalah motif karancang yang banyak diminati bahkan pemasaran sudah bisa keluar kota seperti Bukittinggi, Medan bahkan sampai keluar negri.

(18)

Selanjutnya ibu Arniyati juga mengungkapkan bahwa :

“suami sayo cuma nelayan, panghasilan indak manantu kalau banyak ikan yang di dapeak bisolah ampe Rp.2.000.000 parbulanyo. Penghasilan bordir perhari Rp.2.000.000, lumayan lah bantu kaluarga. Pandapatan sahari bisolah saimbang kadang indak samimbang juo tapi dapeaklah untuak simpanan. Motif yang sering see digunakan motif karancang, mambordir sesuai se dengan permintaan pasa. Panjualan a lah sampe kalua kota ka luar negri ado juo.”(ww/03/10/2016)

“suami saya cuma nelayan, penghasilan tidak menentu kalau banyak ikan yang di dapat bisa sampai Rp.2.000.000 perbulannya. Penghasilan bordir sehari Rp.50.000, lumayanlan sedikit membantu keluarga. Pendapatan sehari bisa seimbang bisa juga tidak seimbang juga tapi dapat untuk simpanan. Motif yang sering digunakan motif karancang, membordir sesuai dengan permintaan pasar. Penjualan sudah sampai keluar kota, keluar Negri ada juga.”

Selanjutnya ibu Mardeli, juga mengungkapkan bahwa :

“ suami sayo cuma patani biase lah, perhari dapeak lah Rp.30.000. Panghasilan saya Rp.50.000 sahari tagantuang permintaan pasar. Kauntungan manjual hasil bordir sangat mambantu sakali apalagi untuak kabatuhan anak. Alhamdulillah pandapatan kami labih basar dari pada pangaluaran. Kami salalu menyisihkan uang untuak manabung. Motif khas dari Nagari Ulakan motif karancang.” Artinya : “sumi saya cuma petani biasa, perhari dapat Rp.30.000. Penghasilan sehari tergantung permintaan pasar. Keuntungan menjual hasil bordir sangat membantu sekali apalagi untuk kebutuhan anak. Alhamdulillah pendapatan kami lebih besar dari pada pengeluaran. Kami selalu menyisihkan uang untu menabung. Motif khas dari Nagari Ulakan motif karancang.”

(19)

“suami sayo cuman patani, panghasilan parbulan Cuma Rp.900.000. Panghasilan sayo labih gadang jo suami parhari 50 ribu parbulan dapeak lah Rp.1.500.000 kalau pamasenan banyak dapeak lebih. Jadi wanita pangrajin bordir banyak bana mambantu ekonomi kaluarga sayo. Pangaluaran dangan pamasukan saimbang anak masih ketek-ketek jadi pangaluaran pandidikan anak alun terlalu banyak, dapeaklah kami manabuang. Motif yang karancang labih mahal dari motif indak pakai karancang, jadi khas motif di kampuang Nagari Ulakan Tapakis pakai karancang labih rancak mato malihat. Panjaualan sampe kaluar Nagri ke Brunei dan Malasyia sasuai paminta pasa.”(ww/03/10/2016) Artinya : “suami saya cuman petani, penghasilan perbulan Cuma perbulan Rp.900.000. Penghasilan saya lebih besar dari pada suami perhari Rp.50.000, perbulan bisa dapar Rp.1.500.000 kalau pemesanan banyak dapat lebih. Jadi wanita pengrajin bordir banyak sekali membantu ekonomi keluarga saya. Pengeluaran dengan pemasukan seimbang, anak masih kecil-kecil jadi pengeluaran pendidikan anak belum terlalu banyak, jadi bisa untuk menabung. Motif yang karancang lebih mahal dari motif tidak memakai karancang, jadi khas motif dikampung Nagari Ulakan Tapakis pakai karancang lebih cantik mata memandang. Penjualan sampai keluar negri ke Brunei dan Malasyia sesuai permintaan pasar.”

Ibu Salmi juga mengungkapkan hal yang sama bahwa :

“ suami sayo cumin saorang nelayan, pandapatan suami den biso Rp.1000.000 – Rp.2.000.000 parbulannyo. Sebagai pangrajin bordir perhari dapeaklah 50 ribu lumayan bisa lah mambantu ekonomi kaluarga. Pangaluaran kadang saimbang se kadangan indak saimbang do, cuman Alhamdulillah dapeaklah disisi sadikit untuak manabuang. Motif khas yang saring di minati motif karancang panjualan a lah sampe kaluar kota dan kaluar negri, dengan mangikuti parmintaan pasa.”(ww/03/10/2016)

Artinya : suami saya seorang nelayan, pendapatan suami saya bisa Rp.1.000.000 - Rp.2.000.000 perbulannya, Sebagai pengrajin bordir perhari bisa Rp.50.000,

(20)

lumayan bisa membantu ekonomi keluarga. Pengeluaran kadang seimbang kadang tidak seimbang. Cumin Alhamdulillah dapat disisihkan untuk menabung. Motif khas yang sering diminati motif karancang penjualan sudah sampai keluar kota dan keluar negri, dengan mengikuti permintaan pasar.”

Selanjutnya Subjek penelitian kesepuluh ibu Cici mengungkapkan tentang ekonomi keluarga pengrajin bordir bahwa :

“suami sayo karyawan rumah makan, parbulan bisa Rp.1.000.000 parbulan. Sadangkan panghasilan sayo perhari Rp.50.000, sabulan dapeaklah Rp.1.50.000 tinggi pandapatan sayo dari pado suami den. Alhamdulillah sangat mambantu ekonomi kaluarga sayo dangan tuntutan ekonomi yang samakin tinggi. Kauntungan manjual hasil bordir sangat manunjang perekonomian kaluarga, pangaluaran dan pamasukan saimbang. Motif yang saring digunakan motif karancang sasuai jo pamintaan pasa, panjualan a lah sampe kalua negari.” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ suami saya karyawan rumah makan, perbulan bisa Rp.1.000.000. Sedangkan penghasilan saya perhari 50 ribu, sebulan bisa Rp.1.500.000 tinggi pendapatan saya dari pada suami saya. Alhamdulillah sangat membantu ekonomi keluarga saya dengan tuntutan ekonomi yang semakin tinggi. Keuntungan menjual hasil bordir sangat menunjang perekonomian keluarga, pengeluaran dan pemasukan seimbang. Motif yang sering digunakan motif karancang sesuai dengan permintaan pasar, penjualan sudah sampai keluar Negri.”

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penghasilan suami tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari, walaupun sebagian mengungkapkan bahwa penghasilan suaminya sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga. Setelah menjadi pengrajin bordir , mereka mendapatkan penghasilan tambahan rata Rp.50.000 per-hari. Dari tambahan penghasilan yang diperoleh, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk keluarganya. Bahkan mereka

(21)

bisa menyisihkan penghasilan mereka untuk ditabung. Dari kesepuluh subjek penelitian mengungkapkan bahwa dengan menjadi pengrajin bordir bisa menunjang perekonomian keluarganya. Motif yang digunakan karancang karena banyak permintaannya dan harga jualnya cukup tinggi, penjualan hasil bordir sudah sampai diluar kota seperti Padang, Bukittinggi, dan Medan, bahkan sudah sampai keluar Negri seperti Brunei dan Malasyia.

Keuangan Keluarga

Dalam ekonomi keluarga kita tidak hanya tau cara mencarinya, tetapi kita juga harus tau cara mengelola keuangan keluarga agar selalu berkah dan terwujud sakinah financial. Tugas seorang istri mengelola, merawat dan memanajemenkan keuangan keluarga. Menurut ibu Harnidar cara mengelolah keuangan keluarganya adalah sebagai berikut :

Subjek penelitian pertama ibu Salmi mengungkapkan bahwa perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarganya sebagai berikut :

“ alhamdulillah perencanaan kaungan kaluargo baik, sayo manabung hasil panjualan bordir dapeaklah pabulan Rp.100.000 – Rp.200.000. Perencanaan kauangan kaluarga labih mangutamakan kabutuhan pandidikan anak tarlebih dahulu. Kadepannyo sayo dan suami mangatur kaungan dangan baik. Dalam manjalankan peran wanita sabagai pangelola kauangan kaluarga tidak mangalami kasulitan, karena suami kesulitan pasti bisa dihadapi dangan ikhlas, badoa dan barusaha.” (ww/03/10/2016)

Artinya : “Alhamdulillah perencanaan keuangan keluarga baik, saya menabung hasil penjualan bordir bisa perbulan Rp.100.000 – Rp. 200.000. Perencanaan keuangan keluarga lebih mengutaman kebutuhan pendidikan anak terlebih dahulu. Kedepannya saya dan suami mengatur keuangan dengan baik. Dalam menjalankan peran wanita sebagai pengelolaan keuangan keluarga tidak mengalami kesulitan, karena suami kesulitan bisa di hadapi dengan ikhlas, berdoa dan berusaha.”

(22)

Ibu Cici juga mengungkapkan bahwa :

“ Alhamdulillan perencanaan kauangan kaluarga tasusun dengan baik walaupun belum sakinah financial, bisolah untuak manabuang walaupun indak banyak Rp.100.000 pabulan kadang kalau ado balebih sajo. Parencanaan kauangan kaluarga saat ini labih mengutamakan mano yang pantiang mano yang indak, sayo barusaha untuk labih mangatur kauangan kaluarga saya. Dalam mangelolah kauangan kaluarga tidak mangalami kasulitan tapi labih sedikit Manahan salera mana kainginan dan mana kabutuhan.” (03/10/2016)

Artinya : “Alhamdulillah perencanaan keuangan keluarga tersusun dengan baik walaupun belum sakinah financial, bisa untuk menabung walaupun tidak banyak Rp.100.000 perbulan kadang kalau ada uang berlebih saja. Perencanaan keuangan keluarga saat ini lebih mengutamakan mana yang penting mana yang tidak saya berusaha untuk lebih mengatur keuangan keluarga saya. Dalam mengelolah keuangan keluarga tidak mengalami kesulitan tapi lebih sedikit menahan selera mana keinginan dan mana kebutuhan.

Selanjutnya ibu Elvi juwita, juga mengungkapkan bahwa :

“insya allah parencanaan kauangan kaluarga sudah baik, manabuang parbulan Rp.100.000 Kaingan untuk mangatur keuangan kaluarga tentu saja ada, alhamdulillah sampai saat ini balum mangalami kasulitan.”(ww/03/10/2016) Artinya : “ insya allah perencanaan keuangan keluarga sudah baik, menabung perbulan Rp.100.000. Keinginan untuk mengatur keuangan keluarga tentu saja ada. Alhamdulillah sampai saat ini belum mengalami kesulitan.”

Selanjutnya ibu Warniati, juga mengungkapkan bahwa :

“ perencanaan kauangan kaluarga saya alhamdulillah baik, sayo labih mangutamakan pandidkan anak dan kabutuhan sehari-hari kaluarga. Kainginan untuk mengatur kauangan kaluarga ada, saya dan suami mancoba labih mengatur kauangan kaluarga kami. Sabagai saorang wanita dalam kehidupan rumah

(23)

tangga udah harus bisa mengatur dan mangalolah kauangan kaluarga.” (03/10/2016)

Artinya : “perencanaan keuangan keluarga saya alhamdulillah baik, saya lebih mengutamakan pendidikan anak dan kebutuhan sehari-hari keluarga. Keinginan untuk mengatur keuangan keluarga ada, saya dan suami mencoba lebih mengatur keuangan keluarga kami. Sebagai seorang wanita dalam kehidupan rumah tangga sudah harus bisa mengatur dan mengelolah keuangan keluarga.”

Subjek kelima tentang perencanaan pengelolaan keuangan keluarga yang diungkapkan oleh ibu Maredeli bahwa :

“ perencanaan kauangan kaluarga saya alhamdulillah sudah tasusun dangan baik, walaupun alun saparti sakinah financial setidaknya mancoba labih baik dalam pengelolaan kauangan. Alhamdulillah bisa manabung Rp.300.000 pabulan, perencanaan keuangan kaluarga saya dan suami, ingin labih banyak manabung untuk pandidikan anak agar bisa sekolah itnggi-tingginya. Alhamdulillah indak ado mangalami kasulitan, karno udah jadi kawajiban sebagai seorang wanita apalagi seorang istri.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “perencanaan keuangan keluarga saya alhamdulillah sudah tersusun dengan baik, walaupun belum seperti sakinah financial setidaknya mencoba lebih baik dalam pengelolaan keuangan. Alhamdulillah bisa menabung Rp.300.000 perbulan, perencanaan keuangan keluarga saya dan suami, ingin lebih banyak menabung untuk pendidikan anak agar bisa sekolah setinggi-tingginya. Alhamdulillah tidak ada mengalami kesulitan, karna sudah jadi kewajiban sebagai seorang wanita apalagi seorang istri.”

Berdasarkan hasil dari kelima subjek penelitian tidak ada yang mengalami kesulitan dalam menjalankan peran wanita atau peran seorang ibu dalam pengelolaan keuangan. Perencanaan keuangan mereka sampai saat ini lumayan baik walaupun belum tersusun dengan

(24)

baik, masih ada rasa ingin membeli sesuatu keinginan tapi mencoba untuk menahan. Bahkan uang dari hasil pengrajin bordir bisa untuk disisihkan dan di tabung.

Selanjutnya ibu Siti juga mengungkapkan bahwa :

“ perencanaan kauangan kaluarga sayo alhamdulillah lumayan baik, pamasukan dari hasil suami dan sayo dapeaklah ditabung untuk pandidikan anak, apolagi anak jarak sakolahnyo dakek-dakek. Tabunga pabulan dapeaklah sakitar Rp.300.000 – Rp.500.000 pabulan. Dalam mengatur dan mengalola kaungan kaluarga indak mangalami kasulitan kareno semuanyo biasa saja dan bajalan dangan lancer.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ perencanaan keuangan saya alhamdulillah lumayan baik, pemasukan dari hasil suami dan saya dapat ditabung untuk pendidikan anak, apalagi anak jarak sekolahnya dekat-dekat. Tabungan perbulan lumayan bisa sekitar Rp.300.000 – Rp.500.000 perbulan. Dalam mengatur dan mengelola keuangan keluarga tidak mengalami kesulitan karena semuanya biasa saja dan berjalan dengan lancar.”

Selanjutnya ibu Arniyati, juga mengungkapkan bahwa :

“Parencanaan kauangan kaluarga mangutamakan pandidikan anak dan kaperluan sahari-hari. Parencanaan kauangan tetap saya dan suami mancoba mangatur dangan baik lagi. Kauangan kaluarga alhamdulillah baik, dalam manjalankan peran wanita untuk pengelolaan keuangan wanita adalah kewajiban saorang isteri dalam mengatur dan memanajemenkan kauangan kaluarga.” (ww/03/10/2016)

Artinya :” perencanaan keuangan keluarga mengutamakan pendidikan anak dan keperluan sehari-hari perencanaan keuangan tetap saya dan suami mencoba mengatur dengan baik lagi. Keuangan keluarga Alhamdulillah baik, dalam menjalankan peran wanita untuk pengelolaan keuangan wanita adalah kewajiban seorang isteri dalam mengatur dan memanajemenkan keuangan keluarga.”

(25)

Selanjutnya ibu Harnidar, juga mengungkapkan bahwa :

“perencanaan keuangan kaluargo lai baiak, mungkin lai ado labiah manyusun yang ma yang penting, yang ma yang indak penting. Kalau dalam pengelolaan keuangan kaluargo kok dikecekkan sulit indak lo do , cuman labiah ka susah manahan salero. Kadang ado yang ka dibali tapi kebutuhan banyak lo yang paralu lai. Mungkin kedepannyo nio di pelokan liak.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ perencanaam keuangan keluarga sudah baik, mungkin lebih menyusun mana yang penting dan mana yang tidak penting. Kalau dalam pengelolaan keuangan keluarga kalau dikatakan sulit tidak juga. Cuman lebih ke susah menahan selera. Kadang ada yang dibeli tapi kebutuhan banyak yang diperlukan . Mungkin kedepannya lebih diperbaiki lagi.”

Selanjutnya ibu Nurjaiti, mengungkapkan bahwa :

“Perencanan kauangan kaluarga yang paling penting pendidikan anak, dari sekarang saya sudah mangatur kauangan kaluarga dengan sangat baik, mancatat pangaluaran pamasukan dangan baik. Mambali barang-barang sesuai dangan kabatuhan, sehingga uang sisanya bisa untuk ditabung biso modal naik haji, parbulan dapeaklah saya manabung Rp.500.000 – Rp.1.000.000 parbulannyo. Kesulitan dalam menata pengelolaan kauangan kaluarga alhamdulillah tidak mangalami kasulitan , kareno marupakan kewajiban saorang istri, kasulitan sudah pasti ada tapi asalkan kita niat pasti bisa.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ perencanaan keuangan keluarga yang paling penting pendidikan anak, dari sekarang saya sudah mengatur keuangan keluarga dengan sangat baik, mencatat pengeluaran pemasakukan dengan baik. Membeli barang-barang sesuai dengan kebutuhan, sehingga uang sisanya bisa untuk ditabung bisa modal naik haji, perbulan bisa saya menabung Rp.500.000 – Rp.1.000.000 perbulannya. Kesulitan dalam menata pengelolaan keuangan keluarga Alhamdulillah tidak mengalami kesulitan, karena merupakan kewajiban seorang isteri, kesulitan sudah pasti ada tapi asalkan kita niat pasti bisa.”

(26)

Selanjutnya subjek penelitian kesepuluh ibu maryani, juga mengungkapkan bahwa :

“perancanaan keuangan kaluarga baik, kalau ditanya bagaimana perencanaan kauangan sayo pada saaat ini, Alhamdulillah taratur lagi manabuang untuk kabutan pandidikan anak-anak untuk masa depannyo. Kalau ditanyo sulit apo indak dalam menjalankan peran ibu sabagai pengelolaan keuangan yaaa susah nak dijawab, sulit indak tapi pusing juo. Cuman alah kewajiban isteri, pabulan saya manabung Rp.500.000. Mungkin kadepannyo labih baik lagi dalam mangatur kaungan keluarga mano yang penting mano yang indak penting.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ perencanaan keuangan keluarga baik, kalau ditanya bagaimana perencanaan keuangan saya pada saat ini, Alhamdulillah teratur . Lagi menabung untuk kebutuhan pendidikan anak-anak dan untuk masa depanya. Kalau ditanya sulit atau tidak dalam menjalankan peran ibu sebagai pengelolaan keuangan yaaa susah mau dijawab, sulit indak tapi lumayan pusing juga. Cuman sudah menjadi kewajiban isteri, perbulan saya menabung Rp.500.000. Mungkin kedepannya lebih baik lagi dalam mengatur keuangan keluarga mana yang penting dan mana yang tidak penting.”

Berdasarkan hasil penelitian kesepuluh subjek penelitian bahwa, tidak ada mengalami kesulitan dalam menjalakan perannya sebagai seorang wanita atau ibu dalam sebuah keluarga, yang tugasnya mengatur, mengelola perencanaan keluarga. Dengan menjadi pengrajin bordir mereka bisa menabung bahkan ada yang ingin menabung untuk pendidikan anaknya dimasa depan bahkan ada untuk modal tabungan haji. Pengahasilan mereka tidak sebesar suami tetapi ada juga beberapa lebih besar pendapatan istrinya dari pada sang suami, tapi dengan mereka bisa mengatur keuangan Alhamdulillah tidak mengalami kesulitan dan kondisi ekonomi keluarga mereka baik-baik saja. Perencanaan keuangan keluarga itu sangat penting, karena secara umum perencanaan keuangan bisa mengcover banyak hal, seperti rencana pensiun, pendidikan, naik

(27)

haji, liburan, membeli rumah, dan warisan. Selain untuk memastikan semua kebutuhan pokok atau kewajiban terpenuhi, perencanaan juga diperlukan untuk membatasi pengeluaran yang kurang penting. Bahkan, dengan kedisiplinan, financial planning merupakan alat penting untuk mewujudkan berbagai impian keluarga.

Institusi Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan, emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga. Institusi kekeluargaan adalah unit paling asas dan penting dalam proses pembentukan landskap masyarakat yang harmoni. Fungsi institusi keluarga tidak hanya terbatas sebagai kesinambungan keturunan saja sebaliknya meliputi skop tang begitu luas. Sekiranya institusi keluarga terpecah-belah ia memberi dampak terhadap pembangunan social dan ekonomi secara keseluruhan.

Ibu Maryani mengungkapkan keluarga adalah no 1 karena tempat berbagi suka dan duka yaitu sebagai berikut :

“ Kaluarga adalah no 1 dalam hidup sayo, tampeak babagi suko maupun duko. Kalurga indak ado yang malarang sayo menjadi pengrajin boarder kareno emang a lah tradisi kaluargo wanita harus pintar mancari pitih. Aturan dari suami indak ado yang barek-barek untuak anak dan suami paling tau waktu dan pakaerjan dirumah alah siap. Hubungan social dangan tatanggo Alhamdulillah baik sajauh ini. Alhamdulillah kalau untu masalah ekonomi suami sayo indak ado ngajak baribut saling mangerti ajo.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ keluarga adalah no 1 dalam hidup saya, tempat berbagi suka maupun duka, keluarga tidak ada yang melarang saya menjadi pengrajin bordir karena emang sudah tradisi keluarga wanita harus pintar mencari pitih. Aturan dari suami tidak ada yang berat-berat untuk anak dan suami paling tau waktu dan pekerjaan

(28)

dirumah sudah siap. Hubungan social dengan tetangga Alhamdulillah baik sejauh ini. Alhamdulillah kalau untuk masalah ekonomi suami saya tidak pernah ngajak untuk rebut, saling mengarti saja.”

Selanjutan ibu Nurjaiti, juga mengungkapkan bahwa :

“ kaluargo semua mandukung sayo untuk menjadi pangrajin bordir. Indak ado aturan yang suami sayo kasih, yang panting ado waktu untuk kaluargo. Saya dengan keluarga Alhamdulillah bersosial dangan baik. Masalah ekonomi suami saya santai saja dalam menanggapinya.”(ww/03/12/2016)

Artinya : “ keluarga semua mendukung saya untuk menjadi pengrajin bordir. Tidak ada aturan yang diberikan suami. Yang penting ado waktu untuk keluargo. Saya dengan keluarga Alhamdulillah bersosial dengan baik. Masalah ekonomi suami saya santai saja dalam menanggapinya.”

Selanjutnya ibu Warniati, juga mengungkapkan pendapay yang berbeda bahwa :

“ samua kaluargo mandukung saya bakarejo, aturan yang dibarikan indak ado cuman asal ingat anak sajo jangan bakarejo yang talalu banyak mamakan waktu. Saya dan kaluarga bersosialisasi dengan baik. Kalau masalah suami adolah rebut-ribut kecil tantang ekonomi. Alhamdulillah sayo dan suami selalu mangatasi masalah dengan hal-hal yang positif.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ semua keluarga mendukung saya bekerja. Aturan yang diberikan tidak ada cuman asal ingat anak sajo jangan bakerjo yang talalu banyak mamakan waktu. Saya dan kaluarga bersosialisasi dengan baik. Kalau masalah suami ada rebut-ribut kecil tentang ekonomi. Alhhamdulillah saya dan suami selalu mengatasi maalah dengan hal hal yang postif.”

Dalam kaitannya dengan institusi keluarga ibu Salmi, juga mengungkapkan pernyataan sebagai berikut :

(29)

“semuo kaluargo mandukung sayo, asal sudah mangarti dangan aturan dan ingat dangan suami dan anak, tidak mangahabiskan waktu untuak karejo. Alhamdulillah sayo dan suami bersosialisi dangan baik dengan tatangga disini. Sayo dan suami salalu mangatasi masalah parekonomian dangan hal-hal yang positif sajo.”(ww/03/10/2016)

Artinya : “ semua keluarga mendukung saya, asal sudah mengerti dengan aturan dan ingat dengan suami dan anak, tidak menghabiskan waktu untuk kerja. Alhamdulillah saya dan suami bersosialisasi dengan baik dengan tetangga disini. Saya dan suami selalu mengatasi masalah perekonomian dengan hal-hal yang positif saja.”

Selanjutnya ibu Cici, juga mengungkapkan bahwa :

“ semua keluarga Alhamdulillah mandukung, aturan yang dikasih suami tidak ada, a lah yang penting pekerjaan rumah, lauk untuak anak dan suami makan ado dan anak diurus. Alhamdulillah sayo dan suami barsosialisasi dangan tetangga sini baik. Kalau ada masalah dalam kaluarga kami mancari solusi dangan baik.” (ww/03/12/2016)

Artinya : “ semua keluarga Alhamdulillah mendukung, aturan yang dikasih suami tidak ada, yang penting pekerjaan rumah, lauk untuk anak dan suami makan ada dan anak di urus. Alhamdulillah saya dan suami bersosialisasi dengan tetangga sini baik. Kalau ada masalah dalam keluarga kami mencari solusi dengan baik.”

Ibu Elvi juwita, juga mengungkapkan pendapatnya sebagai berikut :

“ tidak ada larangan sama sakali dari kaluarga,aturan yang dibarikan suami tentu ada namun untuak kebaikan kaluarga, takut nanti sibuak karja rumah anak suami indak di urus. Kalau masalah hubungan sosial, Alhamdulillah baik-baik saja. Kaluarga kami sangat barsosialisasi terhadap tetangga sini. Sagala sasuatu parmasalahan diambil positif sajo.”(ww/03/10/2016)

(30)

Artinya : “ tidak ada larangan sama sekali dari keluarga, aturan yang diberikan suai tentu ada namun untuk kebaikan keluarga, takut nanti sibuk kerja rumah anak suami tidak diurus. Kalau masalah hubungan social, Alhamdulillah baik-baik saja. Keluarga kami sangat bersosialisasi terhadap tetangga sini. Segala sesuatu permasalahan diambil positif saja.”

Selanjutnya ibu Mardeli, juga mengungkapkan bahwa :

“Alhamdulillah indak ado, suami mangizikan saja. Tidak ada peraturan apapun yang dibarikan suami, hubungan kami sangat baik tahadap kaluarga juga tetangga. Samua masalah diambil positi saja apalagi masala ekonomi.”(ww/03/10/2016)

Artinya :”Alhamdulillah tidak ada, suami mengizinkan saja. Tidak ada peraturan yang diberikan suami, hubungan kami sangat baik terhadap keluarga juga tetangga. Semua masalah diambil positif saja apalagi masalah ekonomi.”

Selanjuta ibu Siti, juga mengungkapkan bahwa :

“tidak ada semua kaluarga mandukung pakerjaan saya. Paraturan yang dibarikan indak ado. Sayo dan kaluargo barsosialisasi dangan baik. Dan saya dangan suami selalu mangatasi masalah dangan hal-hal yang positif semua dicari solusinya.” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ tidak ada semua keluarga mendukung pekerjaan saya. Peraturan yang diberikan tidak ada. Saya dan keluarga bersosialisasi dengan baik. Dan saya dengan suami selalu mengatasi masalah dengan baik dengan hal yang positif semua dicari solisinya.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh ibu Harnidar , bahwa :

“alhamdulillah indak ado,soalnya kan bordir saparti udah cirri khas kampuang Nagari Ulakan jadi dari kacil sudah diajarin membordir saparti tradisi nenek moyang dahulu. Peraturan yang di barikan suami ado, asal rumah ala beres,

(31)

anak beres dio makan a la disiapin. Alhamdulillah baik, paling ado saketek-ketek rebut kecil kalau masalah uang, tapi kalau hubungan social dangan tatangga Alhamdulillah baik. Semua masalah pasti ado salusinyo, jadi ambil positif juo, razeky allah yang mangatur asal kito barusaho, badoa.”(ww/03/10/2016)

Artinya : Alhamdulillah tidak ada, soalnya kan bordir seperti udah cirri khas kampong Nagari Ulakan jadi dari kecil sudah diajarin membordir seperti tradisi nenek moyang dahulu. Peraturan yang diberikan suami ada, asal rumah sudah beres, anak beres dia makan sudah di siapin. Alhamdulillah baik, paling ada sedikit-sedikit rebut kecil kalau masalah uang, tapi kalau hubungan social dengan tetangga Alhamdulillah baik. Semua masalah pasti ada solusinya, jadi ambil positif saja, rezeki allah yang mengatur asal kita mau berusaha.

Selanjutnya subjek penelitian kesepuluh ibu Arniyati, juga mengungkapkan institusi keluarga bahwa :

“indak ado, samuo kaluargo mandukung, aturan yang dibarikan yang panting ingat kewajiban saorang isteri. Sayo dan keluarga hubungan sosialnyo baik-baik sajo. Dangan tatanggo jugo baik-baik sajo paling adolah kesalahan pahaman namo juo hidup batetanggo. Sayo dan suami mancari solusi dangan baik satiap masalah ekonomi, apolagi jaman sakarang banyak yang carei gara-gara ekonomi.” (ww/03/10/2016)

Artinya : “ tidak ada, semua keluarga mendukung, aturan yang diberikan yang penting ingat kewajiban seorang isteri. Saya dan keluarga hubungan sosialnya baik-baik saja. Dengan tetangga juga baik-baik saja paling ada kesalah pahaman nama juga hidup bertetangga. Saya dan suami mencari solusi dengan baik setiap masalah ekonomi, apalagi jaman sekarang banyak yang cerai gara-gara ekonomi.”

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan dari kesepuluh subjek penelitian tidak ada larangan dari keluarga maupun suaminya dalam menjalankan peran wanita ganda sehari-hari untuk membantu suami dalam menunjang perekonomian keluarga. Dan hubungan keluarga

(32)

mereka sejauh ini baik-baik saja. Faktor ekonomi, terutama penghasilan atau pendapatan keluarga mempengaruhi dalam menunjang perekonomian keluarga mereka. Dalam menjalankan peran wanita ganda mereka harus pintar membagi waktu untuk keluarga dengan mengurus rumah tangga dan membordir dapat menambah penghasilan keluarga mereka. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa peran wanita sangat penting dalam menunjang perekonimian keluarga serta perencanaan keuangan keluarga harus lebih di susun dengan baik sesuai dengan sakinah financial. Peran wanita dalam menunjang perekonomian keluarga sangat membantu keungan keluarga setidaknya untuk keperluan diri sendiri tidak selalu menggunakan uang dari suami.

LAMPIRAN

Pedoman Wawancara

Peran Wanita Muslimah Dalam Menunjang Perekonomian Keluarga

(Studi kasus wanita pengusaha pada industri bordir di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat)

Wawancara ini bertujuan untuk mencari data tentang peranan wanita muslimah dalam menunjang perekonomian keluarga. Terutama tentang pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, dan pengelolaan keuangan keluarga. Wawancara ini bersifat sementara, karena dalam penelitian ini pelaksanaannya bisa berubah sesuai dengan kondisi dan keadaan dilapangan.

A. Identitas Respondes  Nama :  Umur :  Pekerjaan :  Lama Bekerja :  Agama :

(33)

B. Peran Wanita Dalam Keluarga

1. Sebagai seorang istri apa saja yang ibu lakukan untuk keluarga sehari-hari ? 2. Berapa jumlah anak ibu ? dan berapa usianya ?

3. Sebagai seorang ibu, apa yang sehari-hari anda lakukan untuk anak anda ? 4. Menurut anda, seberapa penting peranan orang tua untuk pendidikan anak ? 5. Apa saja yang sudah anda lakukan untuk pendidikan anak anda ?

6. Bentuk pendidikan apa yang anda terapkan dalam keluarga ?

7. Apakah suami anda turut membantu anda dalam mengajarkan pendidikan keluarga bagi anak-anak anda ?

8. Apakah anak ana berprestasi ?

9. Apakah saudara menyediakan uang guna kebutuhan pembelian buku tambahan dan perlengkapan sekolah lainya bagi anak ?

10. Berapa rata-rata perbulan kebutuhan anak anda ?

11. Apa pendidikan terakhir yang anda tamatkan? Apa pendidikan terakhir suami anda ?

12. Apakah tingkat pendidikan anda dan suami mempengaruhi dalam mendidik anak ?

13. Apa penghasilan anda dan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan anak ? 14. Apa kendala yang anda hadapi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak ?

C. Ekonomi Keluarga

1. Apakah suami anda bekerja ? jika iya, apa pekerjaan suami anda ? 2. Berapa pendapatan rata-rata suami anda perhari atau perbulan ?

3. Sebagai pengrajin bordir berapa jumlah rata-rata penghasilan anda perhari ? 4. Apakah keuntungan dari menjual hasil bordir menambah penghasilan keluarga ? 5. Apakah antara pendapatan rata-rata anda perhari seimbang dengan pengeluaran

anda dalam sehari ?

6. Apakah pendapatan yang anda peroleh bisa disisihkan untuk menabung ? 7. Jika iya, berapa rata-rata anda menabung perbulan ? bagaimana cara anda

(34)

8. Apakah hasil dari penjualan bordir bisa menunjang perekonomian keluarga anda ? 9. Apakah ada motif khas dari pengrajin bordir dinagari ualakan ? jika iya, apakah

motif itu ?

10. Dimana sajakah pemasaran hasil bordir ? apakah sudah sampai keluar negri ? 11. Apakah ibu membordir sesuai permintaan pasar?

D. Perencanaan Keuangan Keluarga

1. Bagaimana perencanaan keuangan keluarga ibu pada saat ini ?

2. Apakah ada keinginan ibu untuk mengatur perencanaan keuangan keluarga kedepannya ?

3. Sebagai wanita muslimah yang memiliki peran yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan keluarga, apakah mengalami kesulitan ?

4. Apakah perencanaan keluarga ibu sudah tersusun dengan baik ?

E. Institusi Keluarga

1. Apakah ada larangan dari keluarga ketika ibu bekerja sebagai pengusaha pengrajin bordir ?

2. Apakah ada aturan yang diberikan suami dalam bekerja ? 3. Bagaimana hubungan social keluarga ibu selama ini ?

4. Apakah suami ibu selalu menanggapi masalah dalam ekonomi keluarga dengan hal-hal yang positif ?

(35)

HASIL WAWANCARA

DESKRIPSI HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 01 November 2016 – 15 November 2016, dan diperoleh hasil mengenai peran wanita dalam menunjang perekonomian keluarga dari subjek penelitian, pengelolaham perencanaan keuangan keluarga subjek penelitian, dan peran wanita dala, kebutuhan pendidikan anak. Berikut penjelasan dan hasil wawancara yang peneliti ambil poin-poinya saja :

Peranan Wanita

Masyarakat di desa Nagari Ulakan Tapakis mayoritas mengikuti jaman nenek moyang yang mengajarkann wanita untuk bisa bekerja dan menjalankan peran ganda untuk keluarga, karena bagi mereka wanita itu sangat penting untuk menunjang perekonomian keluarga bahkan mereka sudah diajarkan membordir dari sejak kecil agar bisa jadi bekal ketika sudah berkeluarga.

(36)

Peran wanita dalam keluarga bearti sebagai ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang mengelola urusan rumah tangga dan beraktivitas didalamnya. Dalam hal ini wanita sangat penting dalam pembentukan ekonomi keluarga. Wanita adalah pembentukan keluarga sejahtera sebagai bentuk terkecil dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ibu adalah wanita pendidik pertama utama dalam keluarga bagi anak-anaknya. Menanamkan rasa hormat, cinta kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada masyarakat dan orang tua. Pada lingkungan keluarga peran wanita sangan penting dalam menentukan perkembangan anak yang tumbuh menjadi dewasa sebagai warga Negara yang pandai .

(37)

Referensi

Dokumen terkait

Secara keseluruhannya, proses pembayaran zakat secara atas talian di Majlis Agama Islam Negeri Johor (MAINJ) masih tidak memenuhi keperluan pengguna dan memerlukan sebuah

Kegiatan pembelajaran tahap dua dilaksanakan pada hari Senin,1 September 2014. Pada kegiatan pembelajaran tahap dua ini, siswa diajak untuk mempelajari proses perubahan pada benda

Dari uraian hasil validasi dan hasil angket respon peserta didik terhadap media pembelajaran yang peneliti kembangkan, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis

Dampak Pada Tahapan Pelatihan dan Sosialisasi (Pra Konstruksi) Kegiatan pelatihan dan sosialisasi yang merupakan tahapan pra konstruksi pembangunan, diharapkan mampu memberi dampak

No. Isu Strategis Ket. 1 Terjadinya alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan permukiman yang diakibatkan meningkatnya aglomerasi perkotaan. 2 Kondisi wilayah

Perencanaan pengelolaan limbah padat non medis ini bertujuan untuk merencanakan pengelolaan limbah padat non medis di Rumah Sakit Unniversitas Airlangga (RSUA) yang

[r]

Menurut Wahbah az-Zuhaili akad yang dapat digunakan dalam asuransi adalah akad hibah (pemberian), hal ini dituangkan dalam ketentuan akad asuransi syariah dalam