• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIBAKTERI, DAN PENURUNAN WARNA EKSTRAK SECANG (Caesalpinia sappan) DENGAN TAMBAHAN EKSTRAK ASAM DANIA NURLITA SARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIBAKTERI, DAN PENURUNAN WARNA EKSTRAK SECANG (Caesalpinia sappan) DENGAN TAMBAHAN EKSTRAK ASAM DANIA NURLITA SARI"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIBAKTERI, DAN

PENURUNAN WARNA EKSTRAK SECANG (Caesalpinia

sappan) DENGAN TAMBAHAN EKSTRAK ASAM

DANIA NURLITA SARI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Antioksidan, Antibakteri, dan Penurunan Warna Ekstrak Secang (Caesalpinia sappan) dengan Tambahan Ekstrak Asam adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2017

Dania Nurlita Sari

(4)

ABSTRAK

DANIA NURLITA SARI. Aktivitas Antioksidan, Antibakteri, dan Penurunan Warna Ekstrak Secang (Caesalpinia sappan) dengan Tambahan Ekstrak Asam. Dibimbing oleh IRMANIDA BATUBARA dan IRMA HERAWATI SUPARTO.

Ekstrak kayu secang memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang disebabkan oleh kandungan pigmen brazilin dan brazilein yang berwarna merah. Kestabilan warna ekstrak secang bergantung pada pH ekstrak. Pada pH asam, ekstrak secang berwarna kuning, sedangkan pada pH basa berwarna merah hingga merah keunguan. Pada penelitian ini ekstrak secang dicampur dengan ekstrak jeruk nipis, belimbing wuluh, dan buah asam kandis yang dapat memberikan kestabilan warna ekstrak secang menjadi tidak terlalu merah dan memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan yang optimum. Formula optimum yang diperoleh dari hasil penelitian adalah formula yang terbuat dari campuran ekstrak secang sebanyak 50 mg dengan ekstrak buah asam kandis sebanyak 50 mg. Formula optimum memiliki nilai IC50 (inhibition concentration) oksidasi

2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) sebesar 6.23 ppm, diameter zona hambat terhadap

Propionibacterium acnes sebesar 7.59 mm, dan menghasilkan nilai absorbansi

0.822 pada panjang gelombang maksimum.

Kata kunci: antibakteri, antioksidan, buah asam kandis, pH ekstrak secang, secang

ABSTRACT

DANIA NURLITA SARI. Antioxidant, Antibacterial Activities, and Color Reduction of Sappanwood Extract (Caesalpinia sappan) by Acid Extract Addition. Supervised by IRMANIDA BATUBARA and IRMA HERAWATI SUPARTO.

Caesalpinia sappan wood extract has been reported as antioxidant and

antibacterial agent caused by brazilin and brazilein pigments contained in the wood. Stability of the sappan wood extract is affected by pH. At acid pH range, sappan wood extract is yellowish-yellow, whereas in base pH range the extract is reddish-purplish red. In this experiment, sappan wood extract was mixed with lime extract, blimbi fruit extract, and asam kandis fruit extracts for stabilizing the extract color into lighter red and showed optimum antioxidant and antibacterial activities. The optimum formula consisted of 50 mg sappan wood extract and 50 mg asam kandis extract. The optimum formula showed IC50 value of 6.23 ppm, an

inhibition zone diameter of 7.59 mm, and the lowest absorbance value of 0.822 at the maximum wavelength.

Keywords: antibacterial, antioxidant, asam kandis extract,sappan wood, sappan wood’s pH

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada

Departemen Kimia

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ANTIBAKTERI, DAN

PENURUNAN WARNA EKSTRAK SECANG (Caesalpinia

sappan) DENGAN TAMBAHAN EKSTRAK ASAM

DANIA NURLITA SARI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2017

(6)
(7)
(8)
(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya ilmiah yang berjudul “Aktivitas Antioksidan, Antibakteri, dan Penurunan Warna Ekstrak Secang (Caesalpinia sappan) dengan Tambahan Ekstrak Asam”. Karya ilmiah ini disusun berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada Bulan Mei 2016 hingga April 2017 di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA IPB dan Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB, Bogor.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Irmanida Batubara dan Dr dr Irma Herawati Suparto selaku pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, saran, motivasi, dan bimbingan serta Dr Utami Dyah Syafitri, MSi yang telah banyak memberikan saran. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya yang mengalir tiada henti kepada penulis. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Wahyu Jayadinata Pratama, Firda, Dian M, Edwin, Ema, Rosidah, Razethy, Maria, Wulan, Hanna, Zainab, Chintia, Neng Astini, Alfi, Nisa M, Kakak Cici yang telah banyak membantu selama penelitian. Ungkapan penghargaan penulis ucapkan kepada Bapak Dede, Bapak Eman, Bapak Kosasih dan Ibu Nunung selaku staf Divisi Kimia Analitik IPB, Ibu Nunuk, dan Ibu Salina dari Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB atas segala bimbingan, bantuan, dan motivasi yang telah diberikan kepada penulis.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Agustus 2017

(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 2

METODE PENELITIAN 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Penelitian 3

HASIL DAN PEMBAHASAN 6

Kadar Air dan Rendemen Ekstraksi Sampel 6

Optimasi Formula 7

Formula Optimum 10

Pola KLT Ekstrak Secang dan Formula Optimum 11

SIMPULAN DAN SARAN 13

Simpulan 13

Saran 14

DAFTAR PUSTAKA 14

LAMPIRAN 17

(15)

DAFTAR TABEL

1 Formulasi dan desain matrik percobaan pembuatan fomula ekstrak 4

2 Kadar air dan rendemen ekstrak sampel 6

3 Aktivitas antioksidan, antibakteri, dan pengukuran absorbansi formula 7

DAFTAR GAMBAR

1 Spektrum aborbansi visual formula 9

2 Optimasi formula optimum 10

3 Kromatogram esktrak etanol secang 11 4 Kromatogram ekstrak sampel dan formula optimum setelah dielusi 12

5 Kromatogram ekstrak sampel dan formula optimum menggunakan pereaksi anisaldehida 12 6 Kromatogram ekstrak sampel dan formula optimum menggunakan pereaksi DPPH 13

DAFTAR LAMPIRAN

1 Diagram alir penelitian 17 2 Kadar air secang 18 3 Rendemen ekstraksi secang 18

4 Nilai pH formula ekstrak 19

5 Data analisis ANOVA respon aktivitas antioksidan formula 19

6 Data analisis ANOVA respon aktivitas antibakteri formula 20 7 Data analisis ANOVA respon absorbansi formula pada ʎ maksimum 20

(16)
(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Jerawat merupakan penyakit inflamasi kronis dengan penyebab multifaktor yang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik, ras, musim, psikis, hormonal, infeksi bakteri, dan keaktifan dari kelenjar minyak (Brown dan Shalita 1998). Jerawat disebabkan oleh kondisi abnormal kulit akibat produksi kelenjar minyak berlebih yang menyebabkan penyumbatan pori-pori kulit. Hasil penelitian menunjukkan sekitar 85% populasi yang mengalami jerawat pada usia 12 - 25 tahun dan 15% hingga usia 25 tahun (Batubara et al. 2011). Pertumbuhan jerawat pada kulit juga disebabkan oleh hormon yang tidak seimbang, infeksi bakteri, stres, makanan, dan penggunaan kosmetik yang kurang tepat (Park et al. 2004). Salah satu bahan antijerawat adalah ekstrak kayu secang. Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan) berpotensi sebagai antijerawat karena memiliki kemampuan sebagai antioksidan, inhibitor lipase, dan anti Propionibacterium acnes (Sa’diah

et al. 2013). Bakteri yang umum sebagai penyebab jerawat adalah P. acnes.

Menurut Batubara et al.(2010), ekstrak senyawa aktif dari tanaman secang memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antimikroba, dan anti-inflamasi. Oleh karena itu, ekstrak secang dapat digunakan sebagai bahan kosmetik alami. Ekstrak kayu secang memiliki warna merah yang dihasilkan oleh komponen bioaktif utama, yaitu brazilin dan brazilein. Selain kandungan bahan aktif, warna merupakan salah satu variabel penting yang harus diperhatikan dalam formulasi kosmetik terutama obat antijerawat sehingga dalam penelitian ini dilakukan pencampuran ekstrak secang dengan ekstrak asam dari bahan alam yang diharapkan dapat memberikan kestabilan warna ekstrak secang menjadi tidak terlalu merah.

Kestabilan warna ekstrak secang bergantung pada pH ekstrak secang tersebut. Brazilin merupakan kristal berwarna kuning dan larut dalam air. Brazilin akan berwarna merah kecoklatan jika teroksidasi (Ye et al.2006). Asam tidak berpengaruh terhadap brazilin tetapi basa dapat membuatnya bertambah merah (Safitri 2009). Brazilein yang terekstraksi dari dari kayu secang merupakan kristal yang larut dalam pelarut polar dan berwarna merah kecoklatan. Stabilitas brazilein dipengaruhi pH, suhu, sinar ultraviolet, oksidator, reduktor, serta logam. Pada pH 2 - 5 pigmen brazilein berwarna kuning, sedangkan pada pH 6 - 7 berwarna merah, dan pada pH 8 ke atas berwarna merah keunguan (Adawiyah dan Indriati 2003).

Penambahan zat yang bersifat asam dan basa akan berpengaruh terhadap kestabilan warna ekstrak secang. Pada penelitian ini, pengaruh asam ditambahkan terhadap ekstrak secang untuk memperoleh warna ekstrak secang yang tidak terlalu merah dan tetapi memiliki aktvitas formula yang optimum. Pengaruh asam yang ditambahkan yaitu menggunakan ekstrak jeruk nipis, ekstrak asam kandis, dan ekstrak belimbing wuluh. Ekstrak jeruk nipis mengandung asam askorbat dan asam sitrat yang beraroma khas. Asam sitrat yang terkandung dalam ekstrak jeruk nipis sebesar 7 - 8% dari berat daging buah (Ali et al. 2009). Penggunaan asam sitrat di bidang kosmetik, yaitu sebesar 15% karena struktur kimianya mempunyai gugus alfa hidroksi yang dapat mencegah penuaan pada kulit, sebagai pengontrol pH, dan kelarutannya yang tinggi dalam air (Othmer 1987). Asam alfa hidroksi

(18)

2

banyak digunakan sebagai produk perawatan kecantikan kulit dan digunakan sebagai bahan kimia yang digunakan untuk peeling (pengelupasan sel kulit mati) (Tung et al. 2000). Pengamatan pada penelitian ini dilakukan dengan mengukur pergeseran panjang gelombang maksimum ekstrak secang tunggal terhadap campuran ekstrak secang dengan ekstrak jeruk nipis, ekstrak asam kandis, dan belimbing wuluh ataupun penurunan absorbansi campuran ekstrak lalu campuran ekstrak diuji aktivitas antibakteri dan antioksidan.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan warna formula ekstrak secang dengan penambahan ekstrak jeruk nipis, ekstrak asam kandis, dan ekstrak belimbing wuluh sebagai antioksidan dan antibakteri, pengukuran pH formula ekstrak, spektrum absorpsi formula ekstrak, serta pola kromatografi lapis tipis ekstrak secang, ekstrak jeruk nipis, ekstrak belimbing wuluh, ekstrak buah asam kandis, dan formula ekstrak optimum.

METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan berdasarkan (Lampiran 1) meliputi preparasi sampel, ekstraksi sampel dengan etanol 50%, penentuan kadar air sampel, pembuatan formula ekstrak, pengujian respon berupa aktivitas antioksidan dan antibakteri, pengukuran pH formula ekstrak, spektrum absorpsi formula ekstrak, dan pola KLT (Kromatografi Lapis Tipis) ekstrak sampel dan formula ekstrak optimum. Formulasi dan pengoptimuman campuran ekstrak dilakukan menggunakan perangkat lunak Minitab16.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah alat gelas, oven lampu, neraca analitik (Sartorius,Gӧttingen, Jerman), penguap putar, pengaduk magnetik, freeze

dryer Martin Christ Gamma 1-16 LSC, sonikator, pH meter, plate reader (Epoch

Biotek), spektrofotometer UV-Vis (U-2600 spectrophotometer), pipet mikro, bejana kromatografi, sampler KLT semiautomatik Linomate 5 (CAMAG, Muttenz, Switzerland), perangkat dokumentasi Reprostar 3 yang terintegrasi perangkat lunak winCATS (CAMAG, Muttenz, Switzerland), syringe, tabung

effendorf, strip test Mission Ultra® Chol, pelat KLT silika gel 60 F254 ukuran

10x10 cm (Merck, Darmstadt, Jerman) perangkat lunak WinCats, perangkat lunak

Minitab16.

Bahan yang digunakan dalam penelitianadalah batang tanaman secang (Caesalpinia sappan) yang diperoleh dari Unit Konservasi dan Budidaya Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM IPB Dramaga Bogor, buah jeruk nipis dan belimbing wuluh yang diperoleh secara acak di daerah Dramaga Bogor, buah

(19)

3 asam kandis yang diperoleh secara acak di daerah Cisalak Depok, pelarut etanol 50%, pereaksi DPPH, media pertumbuhan bakteri agar darah, bakteri

Propionibacterium acnes, clindamycin, standar asam askorbat, kloroform,

metanol, etil asetat, dan anisaldehida dalam asam sulfat.

Prosedur Penelitian

Penentuan Kadar Air Sampel (AOAC 2006 Metode 930.15)

Cawan porselin dikeringkan dalam oven pada suhu 105 °C selama 60 menit. Cawan porselin didinginkan dalam desikator selama 30 menit, lalu ditimbang bobot kosongnya. Serbuk kering batang secang, belimbing wuluh, jeruk nipis, dan buah asam kandis masing-masing sebanyak 1 gram dimasukkan ke dalam cawan porselin dan dikeringkan dalam oven pada suhu suhu 105 °C hingga bobot konstan. Sampel dalam cawan porselin didinginkan dalam desikator dan ditimbang hingga diperoleh bobot konstan. Penentuan kadar air dilakukan sebanyak tiga kali ulangan.

Kadar air % =A-B

A ×100% Keterangan:

A : bobot sampel awal sebelum dikeringkan (gram) B : bobot sampel setelah dikeringkan (gram)

Ekstraksi Sampel Menggunakan Metode Maserasi (Batubara et al. 2010) Serbuk batang secang, belimbing wuluh, jeruk nipis, dan buah asam kandis masing-masing diekstraksi menggunakan pelarut etanol 50% (1:5) selama 24 jam sebanyak tiga kali ulangan. Ekstrak yang diperoleh disaring dengan menggunakan kertas saring Whatman nomor 40. Filtrat ekstrak dipekatkan menggunakan penguap putar pada suhu 30 - 40 ˚C kemudian ekstrak yang hanya mengandung air dikeringkan menggunakan freeze dryer.

Rendemen ekstraksi = a

b(1-Ka) ×100% Keterangan:

a: bobot ekstrak (gram) b: bobot sampel kering (gram) Ka: kadar air (%)

Tahap PerancanganDesain Matrik Percobaan

Desain matrik percobaan dibuat menggunakan Simplex Lattice Design. Metode Simplex Lattice Design adalah metode yang cocok digunakan untuk prosedur optimasi formula yang jumlah total dari bahan yang berbeda adalah konstan (Bolton 1997). Menurut Prasetyo dan Sugihartini (2015), metode Simplex

Lattice Design biasanya menggunakan persamaan Y = a(A) + b(B) + ab(A)(B)

(20)

4

Y= respon atau efek yang dihasilkan

a, b, ab = koefisien yang diperoleh atau dihitung dari hasil percobaan [A], [B] = kadar komponen, [A] + [B] harus selalu satu bagian

Tabel 1 Formulasi dan desain matrik percobaan pembuatan formula ekstrak

Formula Sampel

Perbandingan komposisi ekstrak

(mg) Aktivitas anti-oksidan (ppm) Aktivitas anti-bakteri (mm) Absorbansi pada ʎ maksimum Secang Jeruk nipis Belimbing wuluh Buah asam kandis A 50 25 - 25 A1 A2 A3 B 100 - - - B1 B2 B3 C 62.5 12.5 12.5 12.5 C1 C2 C3 D 62.5 12.5 12.5 12.5 D1 D2 D3 E 50 - - 50 E1 E2 E3 F 62.5 12.5 12.5 12.5 F1 F2 F3 G 75 25 - - G1 G2 G3 H 75 - 25 - H1 H2 H3 I 50 - 25 25 I1 I2 I3 J 75 - - 25 J1 J2 J3 K 50 - 50 - K1 K2 K3 L 50 50 - - L1 L2 L3 M 50 25 25 - M1 M2 M3

Pembuatan Formula Ekstrak

Formula ekstrak dibuat sebanyak 13 sampel (Tabel 1). Sampel serbuk batang secang, belimbing wuluh, jeruk nipis, dan buah asam kandis masing-masing ditimbang sebanyak formulasi dalam Tabel 1. Campuran sampel dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan etanol 50% hingga tanda tera dan dihomogenkan. Larutan campuran ekstrak diamati perubahan warnanya. Kemudian masing-masing sampel formula ekstrak diukur pH, absorbansi, dan respon aktivitas antioksidan dan antibakteri.

Uji Aktivitas

Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Batang Secang dan Campuran Ekstrak (Batubara et al. 2009)

Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Sampel yang dibuat masing-masing diambil sebanyak 20 µL dan diencerkan hingga mencapai 1000 µL. Masing-masing dari sampel diambil sebanyak 100 µL dan dimasukkan ke dalam microplate 96 well dan ditambahkan dengan DPPH 0.3 mM sebanyak 100 µL. Lalu diinkubasi selama 30 menit dalam ruang gelap. Absorbansi sampel diukur dengan menggunakan microplate reader pada panjang gelombang 517 nm. Perhitungan aktivitas inhibisi antioksidan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(21)

5 Inhibisi (%) = 1-Asampel- Akontrol

Ablanko- Akontrol ×100%

Dimana Asampel adalah absorbansi dari sampel, Akontrol adalah absorbansi asam

askorbat dan Ablanko adalah absorbansi dari DPPH. Selanjutnya ditentukan nilai

IC50 sampel menggunakan deret konsentrasi tertentu.

Penentuan Aktivitas Antibakteri

Menurut Azrifitria et al. (2004), aktivitas antibakteri sampel dilakukan dengan menggunakan metode cakram. Sebanyak 20 µL inokulum bakteri P. acnes dimasukkan ke dalam media agar darah lalu diratakan dengan menggunakan batang segitiga. Cakram yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam media dan ditambahkan sampel masing-masing sebanyak 15 µL. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 ºC pada kondisi anaerob. Kontrol positif yang digunakan adalah clindamycin dan Etanol 50%. Zona bening yang terbentuk kemudian diukur dan dijadikan sebagai daerah hambat sampel terhadap bakteri. Pengukuran Serapan Panjang Gelombang Maksimum Sampel

Sampel ekstrak secang tunggal dan campuran ekstrak secang dengan ekstrak jeruk nipis, ekstrak asam kandis, dan belimbing wuluh dengan komposisi sesuai dengan desain matrik percobaan dilarutkan dalam labu takar 50 mL menggunakan pelarut etanol 50%. Kemudian absorbansi larutan sampel diukur pada kisaran panjang gelombang 400 - 600 nm. Menurut Kim et al. (1997), spektrum brazilein yang terkandung dalam secang menunjukkan absorpsi maksimum pada panjang gelombang 445 nm dan 556 nm.

Pengukuran pH Formula

Ekstrak secang tunggal dan campuran ekstrak dengan komposisi sesuai dengan desain matrik percobaan dilarutkan dengan etanol 50%. Kemudian pH larutan campuran ekstrak masing-masing diukur menggunakan pH meter yang sudah dikalibrasi.

Pola Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Ekstrak Secang Menggunakan Fase Gerak dan Fase Diam Optimum (Hangoluan 2011)

Ekstrak secang ditotolkan ke dalam pelat KLT silika gel. Kemudian pelat KLT silika gel dimasukkan ke dalam bejana kromatografi yang berisi eluen campuran kloroform dan metanol (5:1). Setelah pengembangan dilakukan, pelat diangkat dan dikeringkan. Deteksi komponen brazilin dalam ekstrak secang dideteksi melalui pola KLT menggunakan deteksi UV 366 nm. Penampakan brazilin dengan deteksi UV 366 nm akan menghasilkan pita berwarna biru terang (Herdiana 2010). Menurut Hangoluan (2011), fase diam dan fase gerak optimum untuk mendeteksi pola KLT ekstrak secang ialah silika gel dan kloroform:metanol (5:1).

(22)

13 oleh indikator fluoresensi yang terkandung pada fase diam (silika gel) hanya dapat menyerap sinar pada panjang gelombang 254 nm sehingga hanya fase diam yang berpendar (Sherma J dan Fried B 2003).

Gambar 6 Visualisasi kromatogram ekstrak etanol belimbing wuluh (B), jeruk nipis (J), buah asam kandis (A), secang (S), dan formula optimum (E) menggunakan DPPH pada sinar tampak (kiri), UV 254 nm (tengah), dan UV 366 nm (kanan) menggunakan pewarna DPPH

Pita berwarna kuning menunjukkan adanya aktivitas antioksidan sampel. Semakin tebal warna kuning menunjukkan aktivitas antioksidan yang semakin kuat (Safitri 2016). Ekstrak secang dan formula optimum memiliki aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50 oksidasi DPPH masing-masing sebesar 13.66

ppm dan 6.23 ppm (Tabel 3) dan ditandai dengan adanya pita berwana coklat pada hasil KLT menggunakan pendeteksi komponen anisaldehida dalam asam sulfat dan DPPH pada ekstrak secang dan ekstrak formula optimum. Secara kualitatif, aktivitas antioksidan ekstrak secang lebih besar dibandingkan dengan ekstrak formula optimum (formula E) ditandai dengan pita kuning yang lebih tebal. Hal ini dapat disebabkan oleh konsentrasi formula yang digunakan untuk KLT sebesar 2% (b/v) sedangkan konsentrasi campuran ekstrak dibuat 1000 ppm.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Formula optimum yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan formula yang memiliki komposisi campuran ekstraksecang sebanyak 50 mg dan ekstrak buah asam kandis sebanyak 50 mg. Formula E merupakan formula campuran ekstrak optimum yang memiliki aktivitas antioksidan (nilai IC50) sebesar 6.23

ppm, aktivitas antibakteri (diameter zona bening) sebesar 7.51 mm, dan absorbansi larutan ekstrak sebesar 0.896. Hal ini sesuai dengan hasil verifikasi data menggunakan perangka lunak Minitab 16 yang menunjukkan bahwa formula E adalah formula optimum.

(23)

14

Saran

Berdasarkan hasil penelitian sebaiknya dilakukan formulasi campuran ekstrak menggunakan metode statistik yang menghasilkan komposisi formula dengan konsentrasi yang lebih tinggi agar diperoleh hasil uji aktivitas yang optimum.

DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah DR, Indriati. 2003. Color stability of natural pigment fromsecang woods (Caesalpinia sappan L.). Proceeding of the 8th Asean Food

Conference[internet]. [Hanoi, 8-11 Oktober 2003]. Bogor(ID):Institut

Pertanian Bogor. [diunduh 2016 Mar 03].

Ali F, Suwardin D, Purbaya M, Hartati ES, Rahutami S. 2009. Koagulasi lateks dengan ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia). Jurnal Teknik Kimia. 16(2):11-21.

[AOAC] The Association of Official Analytical Chemist. 2006. Official Methods

of Analysis. Ed ke-18. Washington DC(US):Association of Official

Analytical Chemist.

Azrifitria, Aziz S, Chairul. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun dan umbi Crinum asiaticum L. terhadap bakteri penyebab jerawat. Majalah

Farmasi Indonesia 21(4): 236-2341.

[Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI]. 2003. Cara Pembuatan Obat yang

Baik hlm. 1-21. Bandung(ID):BPOM RI.

Batubara I, Mitsunaga T, Ohashi H. 2009. Screening antiacne potency of Indonesian medicinal plants: antibacterial, lipase inhibition, and antioxidant activities. Journal Wood Science. 55(3):230-235.

Batubara I, Mitsunaga T, Ohashi H. 2010. Brazilin from Caesalpinia sappan wood as an antiacne agent. Journal Wood Science. 56:77-81.

Batubara I, Abidin Z, Rahminiwati M. 2011. Ekstrak secang berukuran nano dengan kaolin sebagai pembawa. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 16(2):125-129.

Bolton S. 1997. Pharmaceutical Statistics: Practical and Clinical Applications.

3rd Ed. 610-619. New York(US):Marcel Dekker Inc.

Brown SK, Shalita AR. 1998. Acne vulgaris. The Lancet Journal. 351(9119):1871-1876.

Dwidjoseputro. 1990. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Ed ke-2. Jakarta(ID): Djambatan.

Fotti M, Daquino C, Geraci C. 2004. Electron transfer reaction of cinnamic acid and their methyl esters with DPPH• Radical in alcoholic solutions. Journal

of Organic Chemistry. 69: 2309-2314. doi: 10.1021/jo035758q.

Handa SS, Khanuja SPS, Longo G, Rakesh DD. 2008. Extraction Technologies

for Medicinal and Aromatic Plants. Italia (IT): International Centre for

(24)

15 Hangoluan B Y M. 2011. Pengembangan metode isolasi brazilin dari kayu secang (Caesalpinia sappan) [skripsi]. Bogor(ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Herdiana M. 2010. Analisis sidik jari kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan kromatografi lapis tipis [skripsi]. Bogor(ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Ed ke-20. Penerjemah: Nugroho E, Maulany RF,. Jakarta(ID):Buku Kedokteran EGC. Kim DS, Nam IB, Sei RO, Keum YJ, Im SL, Hyeong KL. 1997. NMR assignment

of brazilein. Phytochemistry. 46:177-178.

Markham KR. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Padmawinata K, penerjemah. Bandung (ID): Penerbit ITB. Terjemahan dari: Techniques of Flavonoid Identification

[MENKES] Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.661/MENKES/SK/VII/1994. Persyaratan obat tradisional.

Othmer K. 1987. Encyclopedia of Chemical Technology Third Edition. New York(US):J Wiley.

Park J, Lee J, Jung E, Park Y, Kim K, Park B, Jung K, Park E, Kim J, Park D. 2004. In vitro antibacterial and anti-inflammatory effects of honokiol and magnolol against Propionibacterium sp. European Journal of Pharmacology. 496:189-195

Prasetyo A, Sugihartini N. 2015. Optimasi campuran manitol-pemanis stevia sebagai pemanis tablet kunyah ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Roscoe var.rubrum) dengan metode simplex lattice design. Jurnal Farmasi

dan Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2(2): 53-58.

Sa’diah S, Darusman LK, Triwahyuni W, Batubara I. 2013. Efektivitas krim antijerawat kayu secang (Caesalpinia sappan) terhadap Propionibacterium

acnes pada kulit kelinci. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 11(2):175-181.

Safitri A. 2016. Sidik Jari Kromatografi Lapis Tipis, Aktivitas Antioksidan, dan Antibakteri Rimpang, Batang, dan Daun Curcuma aeruginosa [skripsi]. Bogor(ID): Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Safitri GI. 2009. Pengaruh kopigmentasi pewarna alami brazilein kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dengan sinapic acid terhadap stabilitas warna pada model minuman [skripsi]. Bogor(ID):Institut Pertanian Bogor.

Sherma J, Fried B. 2003. Handbook of Thin-Layer Chromatography. New York (US): Marcell Dekker Inc.

Tamat SR, Wikanta T, Maulina LS. 2007. Aktivitas antioksidan dan toksisitas senyawa bioaktif dariekstrak rumput laut hijau Ulva reticulata Forsskal.

Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 5(1):31-36.

Tung RC, Bergfeld WF, Vidimos AT, Remzi BK. 2000. α-hydroxy acid-based cosmetic procedures. American Journal of Clinical Dermatology. 1(2):81-88.

Valgas C, Souza SM, Smania EFA, Smania JA. 2007. Screening methods to determine antibacterial activity of natural products. Brazilian Journal of

(25)

16

Ye M, Xie W, Lei F, Meng Z, Zhao Y, Su H, Du L. 2006. Brazilein, an important immunosuppressive component from Caesalpinia sappan L. International

(26)

17

LAMPIRAN

Lampiran 1 Diagram alir penelitian

Formula optimum Ekstrak kk strak Maserasi dengan etanol 50%

Serbuk kayu secang, belimbing wuluh, jeruk nipis, dan buah asam

Pembuatan formula Uji anti- oksidan (DPPH) Spektrum UV-Vis λ maks. formula ekstrak Pengukuran pH formula ekstrak Uji antibakteri (P. acnes) Pola KLT ekstrak secang dan formula optimum

(27)

18

Lampiran 2 Kadar air secang Sampel Ulangan Bobot sampel (g) Bobot sampel kering (g)

Kadar air (%) Rerata ± RSD (%) Kayu secang 1 1.0005 0.9276 7.29 7.28 ± 0 2 1.0006 0.9278 7.28 3 1.0007 0.9278 7.28 Contoh Perhitungan: Kadar air % =A - B A x 100% Kadar air % =(1.0005 - 0.9276) g 1.0005 g x 100% Kadar air % = 7.29% RSD % = SD x ×100% RSD % = 0.25 10.27×100% RSD % = 2.43%

Lampiran 3 Rendemen ekstrak secang Sampel Ulangan Bobot sampel

awal (g) Bobot ekstrak (g) Rendemen (%) Rerata ± RSD(%) Kayu secang 1 100.0017 5.5596 6.00 5.97 ± 3.51 2 100.0021 5.4068 5.83 3 100.0006 5.8059 6.26 4 100.0011 5.3699 5.79 Contoh Perhitungan: Rendemen % = B A (1- ka)x 100% Rendemen % = 5.5596 g 100.0017 g (1- 0.0728)x 100% Rendemen % = 6.00%

(28)

19 Lampiran 4 Nilai pH formula ekstrak

Nomor sampel Nilai pH Rerata ± SD U1 U2 U3 A 4.8 4.8 4.8 4.8 ± 0 B 5.9 5.8 5.9 5.9 ± 0.06 C 4.7 4.7 4.7 4.7 ± 0 D 4.7 4.7 4.7 4.7 ± 0 E 5.8 5.9 5.9 5.9 ± 0.06 F 4.7 4.6 4.6 4.6 ± 0.06 G 4.7 4.6 4.6 4.6 ± 0.06 H 4.2 4.2 4.2 4.2 ± 0 I 4.6 4.5 4.5 4.5 ± 0.06 J 5.9 5.9 5.9 5.9 ± 0 K 3.8 3.7 3.7 3.7 ± 0.06 L 4.4 4.4 4.4 4.4 ± 0 M 4.2 4.2 4.2 4.2 ± 0

Lampiran 5 Data analisis ANOVA respon aktivitas antioksidan

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 9 117.098 117.0983 13.0109 4.14 0.135 Linear 3 42.583 48.0189 16.0063 5.1 0.107 Quadratic 6 74.515 74.5152 12.4192 3.95 0.143 A*B 1 9.603 7.3207 7.3207 2.33 0.224 A*C 1 24.702 33.1301 33.1301 10.55 0.048 A*D 1 0.007 0.4227 0.4227 0.13 0.738 B*C 1 7.284 5.4992 5.4992 1.75 0.278 B*D 1 30.643 31.4236 31.4236 10 0.051 C*D 1 2.277 2.2769 2.2769 0.72 0.457 Residual Error 3 9.423 9.4229 3.141 Lack-of-Fit 1 1.866 1.8662 1.8662 0.49 0.555 Pure Error 2 7.557 7.5567 3.7784 Total 12 126.521 S=1.77228 R-Sq=92.55% R-Sq(pred)=0.00% R-Sq(adj)=70.21

(29)

20

Lampiran 6 Data analisis ANOVA respon aktivitas antibakteri

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 9 4.43212 4.43212 0.492457 4.4 0.125 Linear 3 1.2417 1.98808 0.662695 5.92 0.089 Quadratic 6 3.19042 3.19042 0.531736 4.75 0.114 A*B 1 1.28492 0.84076 0.840759 7.51 0.071 A*C 1 0.09023 0.04649 0.046492 0.42 0.565 A*D 1 0.79377 0.76277 0.762774 6.82 0.08 B*C 1 0.03772 0.04649 0.046492 0.42 0.565 B*D 1 0.8034 0.76277 0.762774 6.82 0.08 C*D 1 0.18037 0.180387 0.180375 1.61 0.294 Residual Error 3 0.33578 0.33578 0.111925 Lack-of-Fit 1 0.33578 0.33578 0.335775 Pure Error 2 0 0 0 Total 12 4.76789 S=0.334552 R-Sq=92.96% R-Sq(pred)=0.00% R-Sq(adj)=71.83%

Lampiran 7 Data analisis ANOVA respon absorbansi pada ʎ maksimum

Source DF Seq SS Adj SS Adj MS F P

Regression 9 1.01142 1.01142 0.11238 1018.4 0 Linear 3 0.97122 0.063755 0.021252 192.59 0.001 Quadratic 6 0.0402 0.0402 0.0067 60.72 0.003 A*B 1 0.01826 0.018533 0.018533 167.95 0.001 A*C 1 0.01733 0.015253 0.015253 138.23 0.001 A*D 1 0.00025 0.00003 0.00003 0.27 0.641 B*C 1 0.00416 0.004015 0.004015 36.39 0.009 B*D 1 0.00017 0.000177 0.000177 1.6 0.295 C*D 1 0.00003 0.000035 0.000035 0.31 0.614 Residual Error 3 0.33578 0.33578 0.111925 Lack-of-Fit 1 0.33578 0.33578 0.335775 Pure Error 2 0 0 0 Total 12 4.76789 S=0.0105047 R-Sq=99,97% R-Sq(pred)=99.73% R-Sq(adj)=99.87%

(30)

21

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 26 Juli 1993 dari pasangan Suratman Adnan (Alm.) dan Dra. Yani Adriyani Dwiguswati. Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis lulus dari Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor pada tahun 2012 dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama masa kuliah, penulis mengikuti beberapa kegiatan kepanitian dan organisasi di dalam kampus. Penulis pernah menjadi anggota Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) BEM KM-IPB tahun 2013/2014 dan menjadi sekretaris Departemen Internal Ikatan Mahasiswa Kimia (Imasika) IPB tahun 2014/2015. Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum di berbagai mata kuliah, di antaranya Kimia TPB tahun ajaran 2013/2014, Kimia Dasar I TPB tahun ajaran 2014/2015, Kimia Dasar II TPB tahun ajaran 2014/2015, dan Kimia Analitik Layanan tahun ajaran 2015/2016. Kegiatan di luar kampus, penulis pernah berkesempatan menjadi pengajar Kimia B serta Kimia Umum TPB di Katalis Corp tahun 2014-2015. Selama masa kuliah, penulis pernah mendapatkan beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dari semester 3 hingga semester 6. Penulis berkesempatan menjalani kegiatan Praktik Lapang di SEAMEO Biotrop Bogor pada tahun 2011 dan Pusat Penelitian Kimia LIPI Serpong pada tahun 2015.

Gambar

Tabel 1 Formulasi dan desain matrik percobaan pembuatan formula ekstrak
Gambar  6  Visualisasi  kromatogram  ekstrak  etanol  belimbing  wuluh (B), jeruk  nipis (J),  buah  asam  kandis  (A),  secang  (S),  dan  formula  optimum  (E)  menggunakan  DPPH pada sinar tampak (kiri), UV 254 nm (tengah), dan UV 366 nm (kanan)  menggu

Referensi

Dokumen terkait

ketrampilan berpikir tingkat tinggi, seperti analisis dan evaluasi. Dengan strategi ini siswa bekerja untuk menyelesaikan tugas kelompok, mereka dapat saling

3/7 Ploso Dusun Jajar Desa Ngreco Kec.. Masjid

Secara garis besar kegiatan utama Publik Relation pada Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten Bulungan dengan melakukan komunikasi. Publik Relation sebagai

Faktor-Faktor Yang Cenderung Mempengaruhi Penegakan Hukuman Disiplin Berat Pegawai Negeri Sipil di Pemerintahan Kota Bandung Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil

Setiap manusia sejak lahir sampai meninggalnya baik seorang warga Negara maupun seorang yang bukan warga (warga Negara asing) tanpa memperhatikan agama dan

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1999, Cet.. menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut. Di dalam ilmu ini juga dibahas tentang

Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada keputusan