• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH Subyek Hukum Dan Obyek Hukum (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH Subyek Hukum Dan Obyek Hukum (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Subyek Hukum Dan Obyek Hukum

Mata Kuliah :Hukum Perdata

Dosen Pengampu : Dr. Rosdalina BukidoM.Hum

Disusun oleh:

Miranti Mangamba 16.1.2.016

Fajria Hingide 16.1.2.026

Fakultas Syariah

Prodi :Hukum Ekonomi Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) MANADO

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul "Objek Hukum" tepat pada waktunya. Dan tidak lupa pula kita sanjung pujikan kepada Nabi Besar Muhamad SAW yang telah membawa kita dari alam yang gelap gulita ke alam yang terang benderang ini.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam hukum. Sedangkan Objek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis.

Subjek Hukum terdiri atas Subjek Hukum Manusia dan Subjek Hukum Badan Usaha. Dan Objek Hukum memiliki 2 jenis yang berdasarkan 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan)

B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian objek hukum

2. Menjelaskan benda sebagai objek hukum

3. Menjelaskan manusia sebagai objek hukum

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Objek Hukum

Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang dapat menjadi objek suatu hubungan hukum karena hal itu dapat dikuasai oleh subjek hukum.

Dalam bahasa hukum, objek hukum dapat juga disebut hak atau benda yang dapat dikuasai dan/atau dimiliki subyek hukum. Misalnya, Andi meminjamkan buku kepada Budi. Di sini, yang menjadi objek hukum dalam hubungan hukum antara Andi dan Budi adalah buku. Buku menjadi objek hukum dari hak yang dimiliki Andi.

Yang dimaksud dengan objek hukum atau Mahkum Bih ialah sesuatu yang dikehendaki oleh pembuat hukum untuk dilakukan atau ditinggalkan oleh manusia; atau dibiarkan oleh pembuat hukum untuk dilakukan atau tidak. Dalam istilah ulama ushul fiqh, yang disebut Mahkum Bih atau objek hukum”. Yaitu sesuatu yang berlaku padanya hukum syara’. Objek hukum adalah “perbuatan” itu sendiri. Hukum itu berlaku pada perbuatan dan bukan pada zat. Umpamanya “daging babi”. Pada daging babi itu tidak berlaku hukum, baik suruhan atau larangan. Berlakunya hukum larangan adalah pada “memakan daging babi”; yaitu sesuatu perbuatan memakan, bukan pada zat daging babi itu.

Hukum syara’ terdiri atas dua macam, yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i. Hukum taklifi jelas menyangkut perbuatan mukalaf; sedangkan sebagian hukum wadh’i adalah yang tidak berhubungan dengan perbuatan mukalaf seperti tergelincirnya matahari untuk masuknya kewajiban shalat Zuhur.

Tergelincirnya matahari itu (sebagian sebab) adalah hukum wadh’i dan karena ia tidak menyangkut perbuatan mukalaf, maka ia tidak termasuk objek hukum.

(5)

terhadap suatu perbuatan, tergantung pada apakah perbuatannya itu telah memenuhi syarat untuk menjadi objek hukum.

Jenis Objek Hukum berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata, disebutkan “Bahwa benda dapat bigai menjadi 2, yakni Benda yang bersifat kebendaan ( Materiekegoderen ) dan Benda yang bersifat tidak kebendaan ( Immateriekogoderan ). Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Benda yang bersifat kebendaan ( Materiekegoderen ) ialah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba dan dirasakan dengan panca indera yang terdiri dari benda berubah / berwujud. Yang meliputi :

 Benda bergerak / tidak tetap, yang berupa benda yang dapat dihabiskan dan benda yang

tidak dapat dihabiskan.  Benda tidak bergerak.

2. Benda yang bersifat tidak kebendaan ( Immateriekogoderan ) ialah suatu benda yang dirasakan oleh panca indera saja ( tidak dapat dilihat ) dan kemusian dapat direalisasikan menjadi suatu kenyataan. Misalnya merk perusahaan, paten dan ciptaan music / lagu.1

Kansil,C.S.T.1986.Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Laksana Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.hal.171

B. Benda Sebagai Objek Hukum

Objek hukum dapat berupa benda, baik benda yang bergerak, (misalnya mobil dan hewan) maupun benda tidak bergerak (misalnya tanah dan bangunan). Di samping itu, objek hukum dapat berupa benda berwujud (misalnya tanah, bangunan, dan mobil) maupun benda tidak berwujud (misalnya hak cipta, hak merek, dan hak paten).

Kemudian berdasarkan pasal 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan). Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen).

(6)

Benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen) adalah suatu benda yang sifatnya dapat dilihat, diraba, dirasakan dengan panca indera, terdiri dari benda berubah / berwujud, meliputi :

1. Benda bergerak / tidak tetap, berupa benda yang dapat dihabiskan dan benda yang tidak dapat dihabiskan. Dibedakan menjadi sebagai berikut :

1. Benda bergerak karena sifatnya, menurut pasal 509 KUH Perdata adalah benda yang dapat dipindahkan, misalnya meja, kursi, dan yang dapat berpindah sendiri contohnya ternak. 2. Benda bergerak karena ketentuan undang-undang, menurut pasal 511 KUH Perdata adalah

hak-hak atas benda bergerak, misalnya hak memungut hasil (Uruchtgebruik) atas benda-benda bergerak, hak pakai (Gebruik) atas benda-benda bergerak, dan saham-saham perseroan terbatas.

2. Benda tidak bergerak

Benda tidak bergerak dapat dibedakan menjadi sebagai berikut :

1. Benda tidak bergerak karena sifatnya, yakni tanah dan segala sesuatu yang melekat diatasnya, misalnya pohon, tumbuh-tumbuhan, area, dan patung.

2. Benda tidak bergerak karena tujuannya yakni mesin alat-alat yang dipakai dalam pabrik. Mesin senebar benda bergerak, tetapi yang oleh pemakainya dihubungkan atau dikaitkan pada bergerak yang merupakan benda pokok.

3. Benda tidak bergerak karena ketentuan undang-undang, ini berwujud hak-hak atas benda-benda yang tidak bergerak misalnya hak memungut hasil atas benda-benda yang tidak dapat bergerak, hak pakai atas benda tidak bergerak dan hipotik.

Dengan demikian, membedakan benda bergerak dan tidak bergerak ini penting, artinya karena berhubungan dengan 4 hal yakni :

(7)

Pemilikan (Bezit) yakni dalam hal benda bergerak berlaku azas yang tercantum dalam pasal 1977 KUH Perdata, yaitu berzitter dari barang bergerak adalah pemilik (eigenaar) dari barang tersebut. Sedangkan untuk barang tidak bergerak tidak demikian halnya.

2. Penyerahan (Levering)

Penyerahan (Levering) yakni terhadap benda bergerak dapat dilakukan penyerahan secara nyata (hand by hand) atau dari tangan ke tangan, sedangkan untuk benda tidak bergerak dilakukan balik nama.

3. Daluwarsa (Verjaring)

Daluwarsa (Verjaring) yakni untuk benda-benda bergerak tidak mengenal daluwarsa, sebab bezit di sini sama dengan pemilikan (eigendom) atas benda bergerak tersebut sedangkan untuk benda-benda tidak bergerak mengenal adanya daluwarsa.

C. Subyek Hukum

Subyek hukum adalah pemilik atau pendukung hak (manusia) dan / atau badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pemilik atau pendukung hak. suatu subyek hukum mempunyai kekuasaan untuk mendukung hak (rechtvoegdheid). subyek hukum terbagai atas dua macam, yaitu manusia dan badan hukum. Hal ini akan diuraikan sebagai berikut :

a) Manusia

Setiap manusia sejak lahir sampai meninggalnya baik seorang warga Negara maupun seorang yang bukan warga (warga Negara asing) tanpa memperhatikan agama dan budaya yang dimiliknya menurut hukum adalah pendukung hak. hal ini diuraikan secara jelas pada pengertian hak asasi manusia. Asas semacam ini dalam pasal 27 UUD 1945 dijamin dengan tegas bagi setiap warga Negara saja. Namun dapat diperluas menjadi meliputi orang asing. asalkan perlindungan kedudukan warga Negara. mengenai hukum privat berlaku pasal 1 KUH perdata.

b) Badan hukum

(8)

terpisah dari kekayaan angggotanya. badan hukum sebagai pendukung hak akan diuraikan diatara sebagai berikut.

1) Peperhimpunan yang dibentuk dengan sengaja yang berdasarkan sukarela oleh orang yang berkeinginan memperkuat kedudukanekonmi mereka. memelihara kebudayaan, mengtus permasalahan sosial, dan sebgainya. Badan hukum semacam ini misalnya perseroan terbatas (PT), Nanloze venootschap N/V, perusahnaan Negara dan sebagainya. 2) Organisasai sosial kemasyarakatan misalnya yayasan dari sebagainya Badan Hukum pada

poin No 1 siatas merupakan koperasi. koperasi adalah suatu perserikatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dalam pergaulan hukum bertindak bersama sama dengan sebagai subyek hukum tersendiri setiap pengrus koperasi mempunyai hak dan kewajiban sendiri. Namun yayasan adalah tiap kekayaan yang tidak merupakan kekayaan orang atau kekayaan badan mempunyai tujuan tertentu. Dalam pergaulan hukum yayasan sebagai pendukung hak dan kewajiban tersendiri.

D. PembagianHak-HakSubjektif

Peristiwa hukum menyebabkan hukum (hukum Objektif) beraksi. Dengan peristiwa hukum, hukum akan memberikan kepada subjek hukum (manusia dan badan hukum), yakni haknya atau menyabut haknya itu. Dengan kata lain, peristiwa hukum akan menimbulkan hak dan/atau menghilangkan hak sisubjek hukum.

Haksubjektifdapat di bagimenjadiduabagian, yaituhakmutlakdanhak relative.

a. Hakmutlak

Hak mutlak adalah hak-hak yang memuat kekuasaan untuk untuk bertindak. Hak itu biasa juga di sebut hak onpersoonlijk, sehingg adapat di lakukan oleh setiap orang dan tidak hanya terhadap orang-orang tertentu. Di balik kekuasaan seseorang bertindakini, terdapat kewajiban dari tiap-tiap orang untuk tidak melanggar hak mutlakitu. Lain halnya hak relatif. Hak relative adalah hak-hak yang memuat kekuasaan untuk menuntut agar orang lain bertindak .Ar Hak relative itu disebut juga hak-hak persoonlijk, karena

(9)

pada hak relative kewajiban dari pihak yang lain merupakan isi hak tersebut.23tinya,

berbuat sesuatua tau tidak berbuat sesuatu.

Hakm utlak mencakup segala hak subjektif yang termuat dalam hukum public dalam arti objektif, terutama yang disebut hak asasi manusia, hak kemerdekaan. Hak itu juga yang membawa kewajiban kepada setiap orang, badan pemerintah anuntuk tidak melanggarnya. Termasuk juga di dalamnya, misalnya hak untuk menyatakan pikiran dan perasaan melalui perantaraan pers dengan tiada izin lebih dahulu, hak untuk menganutajaran agama, dan semacamnya.

Kalau hak mutlak itu, sebagai hak dasar, hak kemerdekaan atau hak asasi manusia, hal itu merupakan implementasi dari hak Allah sebagai pencipta seluruh makhluk termasuk manusia. Karena menurut hukum yang ditetap kanoleh Allah kepada setiap makhluk yang diciptakan-Nya termasuk manusia, hak itu merupakan bawaan manusia yang melekat pada dirinya, sehingga hak manusia itu menjadi abadi, tetap dan tidak dapat berpindah tangan selama manusia menaati peraturan dan menjauhi larangan yang di tentukan oleh Allah sebagai pencipta seluruh makhluk. Jika manusia melanggar ketentuan hukum public, ketentuan yang telah di tetapkan oleh Allah-Nya serta ketentuan perundang-undangan berdasarkan hierarkinya, sehingga hak-hak yang melekat pada dirinya dapat di batasi dan/atau di hilangkan sama sekali. Sebagai contoh, hak untuk menjatuhkan hukuman kepada orang yang melanggar undang-undang hukum pidana, hak memunggut pajak hak untuk memiliki bararng-barang orang untuk kepentingan umum dengan syarat-syarat yang tertentu dengan sebagainya

Selain huk mutlak terdapat dalam hukum public, juga terdapat sebagian dalam hak-hak perdata, yaitu hak-hak yang berstandar pada hukum perdata dalam arti objektif. Hak-hak itu, disebutkan yang kemudian diuraikan sebagai berikut:

1. Hak-hak kepribadian (persoonlij kheid srechten)

Hak-hak kepribadian adalah hak asasi manusia atas dirinya sendiri. hak-hak dimaksud, yang terpenting diantaranya adalah hak asasi manusia atas jiwanya (Pasal 1406 KHU Perdata)

2Prof.Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Filsafathukum, Jakarta, SinarGrafika 2006, hal.37

(10)

raganya (Pasal 1407 KUH Perdata), kehormatan (Pasal 1408 KUH Perdata), dan nama keluarganya. Demikian juga termasuk hak dari pengarang sesuatu gubahan kesusasteraan, ilmu pengetahuan dan teknologi, ilmu pengetahuan budaya dan seni. Sebagai contoh hak untuk dinyatakan sebagai pencipta sesuatu pekerjaan dan untuk menentukan sendiri, apakah perluh mengadakan perubahan pada pekerjaan tersebut.

2. Hak-hakkeluarga (familierechen)

Hak keluarga adalah hak-hak yang muncul dari hubungan keluarga, terutama kekuasaan atasa danya hubungan ikatan perkawinan, yaitu kekuasaan suami atas istrinya (Pasal 160 dan 195 KUH Perdata), kekuasaan orang tua, perwalian dan pengampuan. Hak-hak kekuasaan dimaksud, tidak di miliki oleh orang untuk kepentingan sendiri, melainkan untuk

kepentingan orang-orang yang di tundukkan kepada kekuasaan-kekuasaan itu. Hak-hak tersebut tidak pula memberikan keuntungan berupa uang bagi yang berhak berlawanan dengan hak-hak harta benda, hak hak itu tidak mempunyai nilai uang dan tidak dapat di pandah tangankan.

3. Sebagian dari hak-hak harta (Vermogensrechten)

a. Hak-hak kebendaan (Zakelijkerechten)

b. Ha-hak atas barang tidak berwujud (rechten of immaterielegoederen)

Hak-hak harta benda adalah hak-hak yang mempunyai nilai keuangan. Berbeda dengan hak kebendaan. Ha-hak kebendaan adalah ha-hak harta benda yang memberikan kekuasaan langsung atas sesuatu benda. Kekuasaan langsung di maksud berartiantara orang-orang yang berhak kepada harta benda. Benda dalam arti yuridis adalah sesuatu yang merupakan objek hukum (lawan purusa sebagai subjek hukum).

Hak ikat benda (Zaak) sebagai manahalnya dengan hakikat purusa adalah sesuatu hakikat yang diberikan oleh hukum objek, tetapi hukum objek mempunyai batasan, yaitu tidak dapat memberikan hakikat itu kepada sesuatu yang tidak mungkin dapat di kuasai oleh manusia. Sebagai contoh, matahari, bulan, dan bintang. Benda-benda itu, tidak akan pernah merupakan benda dalam pengertian yuridis. Namun demikian, lain lagi persoalannya bila benda itu dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu :

(11)

2. Benda yang tidak berwujud adalah hak-hak subjektif yang dapat bernilai benda. Sebagai contoh hak hipotik, hak kekayaan intelektual (haki) dan semacamnya.

b. Hak relatif (Nisbi)

Hak relative dapat di bagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Hak public relative adalah hak yang di berikan oleh negara untuk melakukan sesuatu. Contohnya: hak untuk menghukum kepada seseorang yang meninggal dunia melanggar UUD pidana, hak dari negara untuk memunggut pajak, bea, dan cukai.

2. Hak keluarga relative adalah hak yang di peroleh dari orang yang sudah meninggal dunia. Hakkeluarga relative di maksudkan orang yang meninggal dunia meninggalkan harta atau sejumlah hak lainnya dapat beralih kepada ahli waris yang berhak.

3. Hak kekayaan relative adalah hak perutangan yang muncul daria dan yang utang piutang. Hak itu dapat di lakukan tagihan kepada orang berhutang atau hak itu di gunakan untuk membebaskan dari tagihan kepada orang yang berhutang (dihapuskan utangnya).

Dalam ilmu pengetahuan hukum barat, manusia sebagai pembawa hak atau sebagai subyek hukum dinamakan juga “persoon”. Soediman Kartohadiprodjo ( 1987: 77 ) menyatakan, bahwa kedudukan hak pada manusia adalah sedemikian rupa yang meskipun dikurangi oleh undang-undang atau putusan hakim atau dibatasi oleh undang-undang, tetapi mengurangi atau membatasi ini tidak dapat sedemikian sehingga orang yang bersangkutan itu kehilangan seluruh haknya sebagai orang ( pasal 1 KUH Perdata ).

Tiap manusia merupakan orang yang karena terbawa oleh keadaan bahwa ia manusia. Karena itu orang yang bercorak manusia itu disebut orang asli ( natuurlijke persoon ), sebagai lawan subjek hukum lainnya, yaitu badan hukum ( recht persoon).4

Setiap manusia itu adalah orang, ini mengandung arti, bahwa :

1. Tidak dikenal adanya perbedaan yang berdasarkan agama, baik agama Islam, agama Kristen, agama Hindu, agama Budha dan sebagainya, mereka itu merupakan orang. 2. Antara kelamin yang satu dengan yang lainnya tidak diadakan perbedaan pula, baik

wanita maupun laki-laki.

3. Tida pandang pula, apakah ia seorang kaya atau miskin, mereka mempunyai kedudukan yang sama dan sederajat dalam masyarakat.

4. Tidak pandang apakah manusia itu warga negara atau orang asing. Jadi kalau sampai hukum perdata barat ini berlaku bagi orang asing, maka dia dianggap sebagai orang.

(12)

Menurut Agus Somawinata ( 1996 : 9 ) yang dimaksud dengan subyek hukum adalah pendukung hak-hak perdata dan kewajiban-kewajiban perdata subyek atau pendukung dari hubungan hukum ialah hubungan hukum perdata yang mempunyai hak perdata. Jadi badan pribadi atau persoon adalah subyek hak yang wenang berhak ( mempunyai kewenangan berhak), yaitu wenang untuk menjadi pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban perdata.

Dengan demikian kita dapat menerima secara gamblang, bahwa setiap manusia dalam kedudukannya sebagai subyek hukum mempunyai wewenang hukum, yaitu wewenang untuk memiliki hak-hak subyektif, di mana hak-hak keperdataan tersebut tidak tergantung atau digantungkan kepada hak kewarganegaraan. Menurut Achmad Sanusi ( 1984 : 162 ) hak-hak subyektif yang dimilki oleh setiap manusia dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

1. Mutlak, yaitu hak-hak subyektif yang dapat dilaksanakan terhadap setiap orang, dibalik wewenang daripada yang mempunyai hak, terdapat kewajiban bagi setiap orang lain untuk menghormati hak tersebut. Selanjutnya dikatakan, bahwa hak mutlak ini dapat dibagi 4, yaitu :

a) Hak-hak kepribadian atas jiwa, badan, kehormatan dan nama

b) Beberapa hak kekeluargaan seperti hak orang tua, hak perwalian dan hak marital

c) Hak-hak kebendaan (sebagian dari hak kekayaan ), seperti hak eigendom, baik atas benda berujud ataupun tidak berujud.

d) Hak-hak atas barang-barang inmaterial, seperti hak mengarang, hak otroi

2. Nisbi, yaitu hak-hak kekayaan dan kekeluargaan yang tidak termasuk sebagai hak mutlak Berlakunya kedudukan manusia sebagai pembawa hak adalah sejak dia dilahirkan sampai dia meninggal dunia, bahkan jika hukum memerlukan, misalnya untuk kepentingan pembagian warisan, maka sejak dalam kandunganpun berlakulah manusia sebagai pembawa hak, dengan catatan saat dia dilahirkan dalam keadaan hidup, sungguhpun hanya beberapa menit saja. Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh Pasal 2 KUH Perdata, bahwa anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan , bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya. Mati sewaktu dilahirkan nya, dianggaplah ia tak pernah telah ada.5

(13)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek hukum adalah segala sesuatu yang berguna bagi subjek hukum dan yang dapat menjadi objek suatu hubungan hukum karena hal itu dapat dikuasai oleh subjek hukum.

Objek hukum dapat berupa benda, baik benda yang bergerak, (misalnya mobil dan hewan) maupun benda tidak bergerak (misalnya tanah dan bangunan). Di samping itu, objek hukum dapat berupa benda berwujud (misalnya tanah, bangunan, dan mobil) maupun benda tidak berwujud (misalnya hak cipta, hak merek, dan hak paten).

(14)

DAFTAR PUSTAKA

L.J. Van Apeldoorn. 2001. Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: PT Pradya Paramita

Kansil,C.S.T.1986. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Laksana Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prof.Dr. H. Zainuddin Ali, M.A, Filsafathukum, Jakarta, SinarGrafika 2006

Dirdjosisworo, Soedojo. 2003.Pengantar Ilmu Hukum. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Referensi

Dokumen terkait

Maka hipotesis penelitian yang berbunyi sebagai berikut: terdapat hubungan antara karakter demokrasi dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn,

Pemupukan Phonska nyata meningkatkan hasil biji kedelai, namun peningkatan dosis pupuk Phonska setelah dosis 75 kg/ha tidak menunjukkan perbedaan nyata terhadap peningkatan

Penggunaan Urine sapi sebagai campuran biopestisida mengandung zat perangsang tumbuh dan mengandung zat penolak untuk beberapa jenis serangga hamaPenelitian ini bertujuan

Bersama ini kami sampaikan dengan hormat, tentang Permohonan Bantuan Program Pipanisasi Air Bersih Pedesaan, kiranya Bapak berkenan untuk dapat memprioritaskan bagi Desa XXX

Besarnya nilai koefisien daya dari propeler sebanding dengan besarnya kecepatan angin yang mengenai muka bilah dari propeler, pada penelitian ini nilai koefisien

Ada tiga tahap mengubah limbah organik menjadi bioetanol, tahap pertama adalah mengubah limbah sayuran hijau dan kulit buah yang mengandung polisakarida atau selulosa menjadi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Example Non Example dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi struktur tumbuhan dan fungsinya, keterampilan

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara manajemen laba yang dilakukan sebelum dan sesudah perubahan tarif pajak penghasilan Badan dalam