• Tidak ada hasil yang ditemukan

Awaludin Fitra Prodi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan-Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Awaludin Fitra Prodi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan-Sumatera Utara"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

65 P PEENNEERRAAPPAANN MMEETTOODDEE IINNVVEESSTTIIGGAASSII KKEELLOOMMPPOOKK PPAADDAA PPOOKKOOKK BBAAHHAASSAANN S SIISSTTEEMM PPEERRSSAAMMAAAANN LLIINNIIEERR DDUUAA VVAARRIIAABBEELL DDII KKEELLAASS VVIIIIII SSMMPP KKEEMMAALLAA B BHHAAYYAANNGGKKAARRII 11 MMEEDDAANN Awaludin Fitra Prodi Teknik Informatika

STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan-Sumatera Utara luthgayo1983@gmail.com

Abstrak

Penelitian yang dilakukan di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan Metode InInvveessttigigaassii KKeelloommppookk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebanyak satu kelas yaitu 32 siswa. Obejek penelitian ini adalah Metode IInnvveessttiiggaassii KeKelloommppookk Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015. Pada materi sistem Persamaan Linier Dua Variabel di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan melalui Metode IInnvveessttigigaassii KeKelloommppookk. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes, yaitu tes pra penelitian, tes T1 pada siklus I, tes T2 pada siklus II dan lemba pengamatan (observasi). Penelitian ini terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari 3 pertemuan belajar. Pada siklus I, peneliti memberikan tes T1 pada akhir siklus I. Siklus I belum berhasil, peneliti melanjutkan penelitian ke siklus II. Pada siklus II, peneliti memberikan pembelajaran secara berkelompok, dan pada akhir siklus II peneliti memberikan tes T2. Dari hasil analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar matematika siswa dari tes penelitian, tes T1, dan tes T2. secara berturut-turut peningkatan tersebut, yaitu 12 siswa (37,5%), 21 siswa (65,6%), dan 30 siswa (93,75%). Ini bereti hasil yang diperoleh pada tes T2 pada siklus II telah mencapai tingkat ketuntasan belajar (daya serap) secara klasikal. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dimana hasil postes siklus II > postes siklus I > pretes, yaitu 14,75 > 12,81 > 8,06.

Kata Kunci: MMeettooddeeIInnvveessttiiggaassii,,PPeerrssaammaaaannLLiinneeaar r

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan kehidupan masyarakat. (Hamalik, 2005). Baik tidaknya mutu pendidikan dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh siswa di sekolah. Prestasi belajar antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Ada prestasi yang baik dan yang kurang baik. Untuk prestasi siswa yang baik perlu dipertahankan sedangkan prestasi yang kurang baik perlu ditingkatkan lagi. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Slameto (1995), mengemukakan bahwa “Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik”.

Upaya peningkatan mutu pendididkan di Indonesia, khususnya peningkatan mutu pendidikan matematika masih terus diupayakan,

karena sangat diyakini bahwa matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Dalam berbagai diskusi pendidikan di Indonesia, salah satu sorotan adalah mutu pendidikan yang dinyatakan rendah bila dibandingkan dengan mutu pendididkan Negara lain. Salah satu indikator adalah mutu pendididkan matematika yang disinyalir telah tergolong rendah yang ditandai dengan rendahnya nilai rata-rata matematika siswa di sekolah, yang masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai pelajaran lainnya. Bahkan yang diperbincangkan tentang nilai ujian akhir nasional (UAN) bidang studi matematika yang cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Sudah sering dikemukakan oleh tokoh-tokoh pendidikan baik dalam media masa maupun dalam penelitian. Namun bukan hanya dari UAN yang menunjukkan bahwa nilai bidang studi matematika cenderung rendah dibanding dengan bidang studi lainnya. Salah satunya adalah hasil olympiade matematika SMA tingkat nasional menunjukkan bahwa bidang studi matematika cenderung rendah dibandingkan dengan bidang studi lainnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya pemahaman konsep dasar matematika

(2)

dan siswa belum bisa memahami formulasi, generalisasi dan konteks kehidupan nyata dengan ilmu matematika. Bahkan diperoleh keterangan 80% dari peserta memiliki penguasaan konsep dasar matematika yang sangat rendah (Rochim, http://www.jardiknas.ict.grobongan/rochim.com.2 007).

Selain itu matematika merupakan pelajaran yang dirasa sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa. Hal ini berdampak buruk bagi prestasi belajar sisiwa. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika tiap semester maupun ujian akhir sering di bawah mata pelajaran yang lain. Keadaan ini tentu saja memerlukan perhatian yang khusus dari para pengajar matematika. Kegiatan interaksi belajar mengajar matematika juga harus ditingkatkan efektifitas dan efesiensinya. Sejauh ini pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihapal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi pembelajaran. Bahkan ada kencenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi terget penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak dalam memecahkan masalah jangka panjang dan itulah yang terjadi di sekolah-sekolah di

Indonesia (Rohman,

http://faisalrohman.proposalskripsi.com.2008). Salah satu materi matematika yang dianggap sulit oleh siswa adalah sistem persamaan linier dengan dua variabel yang diajarkan di kelas VIII. Berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi, sasaran yang diharapkan setelah selesai proses pembelajaran materi sistem persamaan linier dengan dua variabel (SPLDV) adalah siswa dapat menyelesaikan sistem persamaan linier dengan cara substitusi dan eliminasi. Hasil studi awal sebagai pra penelitian di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan, dengan memberikan 5 butir soal kepada siswa, setelah dianalisis terdapat banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal-soal SPLDV dengan baik.

Agar siswa lebih mudah memahami atau tidak mengalami kesulitan dalam belajar matematika, maka diperlukan suatu metode atau pendekatan mengajar yang lebih efektif dan efisien khususnya dalam mengajarkan konsep sistem persamaan linier dengan dua variabel kepada siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang menunjang keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar adalah pendekatan investigasi kelompok (Group

Investigation). Di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan penerapan investigasi kelompok jarang bahkan belum pernah digunakan guru dalam pembelajaran matematika. Investigasi kelompok merupakan kegiatan pembelajaran yang memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemahaman siswa melalui berbagai kegiatan. Menurut Orton (dalam Masrinawati, 2000) “dengan investigasi matematika siswa akan belajar aktif dan memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir sendiri”. Pada pembelajaran investigasi matematika siswa bekerja secara bebas, individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator dan fasilitator yang memberikan dorongan kepada siswa untuk dapat mengungkapkan atau menuangkan pemikiran situasi baru, sehingga dengan pembelajaran seperti ini diharapkan akan lebih menarik minat belajar siswa, sehingga siswa dapat memahami konsep matematika yang dipelajari dan pada akhirnya dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

Berdasarkan urairan-uraian di atas, peneliti tertarik untuk menerapkan pendekatan investigasi kelompok dalam pembelajaran matematika khususnya pokok bahasan sistem persamaan linier dengan dua variabel dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, dengan melakukan penelitian berjudul “Penerapan Metode Investigasi Kelompok Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, sebagai berikut :

1.

Pendidikan di Indonesia masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai seperangkat fakta-fakta yang harus dihapal.

2.

Rendahnya nilai rata-rata matematika siswa

dibandingkan nalai mata pelajaran lainnya.

3.

Matematika merupakan pelajaran yang dirasa

sulit dan tidak menarik bagi banyak siswa.

4.

Masih banyak siswa yang kesulitan dalam

menyelesaikan sistem persamaan linier dengan dua dua variabel.

5.

Penerapan investigasi kelompok jarang digunakan dalam pembelajaran matematika di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan. 1.3. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini, yaitu penerapan metode investigasi kelompok untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok

(3)

67 bahasan sistem persamaan linier dengan dua

variabel di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 serta mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1.

Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam memahami dan mengerjakan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel?.

2.

Apakah penerapan metode investigasi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015?.

1.5. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahn yang akan diteliti, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

1.

Mengetahui dan mendeskripsikan kesulitan

apa saja yang dialami siswa dalam memahami dan mengerjakan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel.

2.

Mendeskripsikan hasil belajar siswa selama belajar kelompok setelah diterapkan investigasi kelompok.

3.

Mengetahui apakah penerapan metode investigasi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan.

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan sebanyak satu kelas yaitu 32 siswa yang ditentukan secara acak sederhana, untuk diajarkan dengan menerapkan metode Investigasi Kelompok.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dengan dua variabel di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan melalui penerapan Investigasi Kelompok.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini antara lain adalah :

a. Variabel bebas

Pembelajaran dengan menerapkan metode investigasi kelompok

b. Variabel terikat

Hasil belajar siswa pada materi sistem persamaan linier dengan dua varibel kelas VIII SMP.

3.4. Rancangan Penelitian

Penelitian ini bersifat experimental, yaitu kuasi eksperimen dengan menggunakan satu kelompok subjek yang diteliti dengan tujuan untuk menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan investigasi kelompok pada materi sistem persamaan linier dua variabel di kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan. 3.5. Alat/Instrumen Pengumpulan Data

Alat/instrumen pengumpul data dalam penelitian ini, adalah tes hasil belajar dan lembar observasi kegiatan siswa selama pembelajaran. Tes hasil belajar yang digunakan dalam penelitian ini dibagi atas dua bagian yaitu :

a) Pretes

Sebelum diberikan perlakuan, siswa terlebih dahulu diberikan pretes untuk mengetahui pengetahuan atau kemampuan awal siswa. Pretes disusun dalam bentuk essai sebanyak 10 soal.

b) Postes

Postes diberikan untuk setiap siklus setelah semua materi selesai diajarkan dengan menerapkan investigasi kelompok, dengan maksud untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuaan. Soal postes yang digunakan sama dengan soal pretes. Sebelum diberikan kepada responden atau subjek, instrumen atau tes hasil belajar yang telah disusun terlebih dahulu divalidasikan kepada validator ahli yaitu guru atau dosen.

3.6. Teknik Analisis Data

Setelah data hasil penelitian terkumpul, selanjutnya data dianalisis dengan sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

1. Untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam memahami dan mengerjakan soal sistem persamaan linier dua variabel, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Menghitung Tingkat Ketercapaian Indikator Hasil Belajar

Suatu indikator hasil belajar telah tercapai apabila lebih besar atau sama dengan 65% siswa telah tuntas untuk mencapai semua butir soal yang berkaitan dengan indikator tersebut, sebaliknya jika belum mencapai 65% diduga siswa mengalami kesulitan dalam

(4)

mengerjakan soal tersebut. Sedangkan kriteria ketuntasan pencapaian indikator hasil belajar keseluruhan berdasarkan jumlah indikator yang ada adalah apabila lebih besar atau sama dengan 75% dari seluruh indikator yang ditetapkan telah tercapai. Dengan demikian, untuk mengetahui ketercapaian indikator hasil belajar, digunakan rumus sebagai berikut :

%

100

t

S

S

T

i

Keterangan :

T = Persentase pencapaian indikator hasil belajar

Si = Skor siswa untuk butir ke – i St = Skor maksimal untuk butir ke – i Kriteria :

T < 65 % Indikator hasil belajar belum tuntas (mengalami kesulitan) T ≥ 65 % Indikator hasil belajar telah tuntas Sedangkan secara keseluruhan indikator hasil belajar dikatakan tuntas jika 75% dari keseluruhan indikator telah tuntas.

b. Untuk melihat kesulitan belajar siswa juga dapat dilihat dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan format lembar observasi yang telah disusun.

2. Untuk mengetahui apakah penerapan metode investigasi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel, dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menghitung tingkat penguasaan siswa

Tingkat penguasaan siswa dihitung dengan rumus sebagai berikut :

TP =

100

%

JS

B

(Wardhani, 2007) Keterangan : TP : Tingkat penguasaan

B : Jumlah skor yang diperoleh siswa JS : Jumlah skor maksimum

b. Menghitung ketuntasan belajar siswa

User (2000) mengemukakan bahwa seorang siswa dikatakan telah tuntas belajar jika siswa telah mencapai skor 65% atau 65. Ketuntasan tersebut dihitung dengan menggunakan rumus :

%

100

Sm

B

DS

Keterangan : DS = Daya serap

B = Skor yang diperoleh siswa Sm = Skor maksimal

Kriteria :

DS < 65 % Siswa belum tuntas dalam belajar

DS ≥ 65 % Siswa telah tuntas dalam belajar Secara individu siswa dikatakan telah tuntas belajar apabila daya serap siswa lebih besar atau sama dengan 65%. Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih besar atau sama dengan 65%. Ketuntasan tersebut dihitung dengan menggunakan rumus :

D =

N

X

× 100% Keterangan :

D = Persentase kelas yang tuntas belajar X = Jumlah siswa yang telah tuntas

belajar

N = Jumlah seluruh siswa

Untuk menentukan apakah hasil belajar siswa dapat meningkat dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada tes hasil belajar untuk tiap siklus. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1. Prapenelitian

1. Permasalahan

Berdasarkan jawaban siswa terhadap soal-soal tes prapenelitian, diperoleh bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan cara subtitusi, eliminasi, grafik, dan gabungan. Kesulitan-kesulitan siswa tersebut dapat dilihat dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal.

2. Alternatif Tindakan

Dengan ditemukannya kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi dan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel maka peneliti membuat alternatif pemecahan terhadap kesulitan tersebut dengan menggunakan metode Investigasi kelompok, dimana peneliti bertindak sebagai guru Adapun alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dirancang sebagai berikut :

- Guru mengajak siswa untuk mengingat kembali persamaan linier satu linier.

- Guru menjelaskan bentuk-bentuk sistem persamaan linier dua variabel.

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linierdua variabel.

- Guru memberikan tes pada akhir siklus yaitu soal-soal mengenai metode yang diajarkan. - beberapa orang siswa diminta untuk

mengerjakan soal-soal tersebut kembali didepan kelas.

- Guru menyimpulkan hasil penjelasan dan meminta siswa untuk mencatat.

3. Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus ini, terdapat 3 kali pertemuan. Pemberian tidakan dilakukan dengan kegiatan

(5)

69 belajar mengajar dimana peneliti bertindak

sebagai guru. Kegiatan belajar yang dilakukan merupakan pengembangan dan penjelasan padasaat pelaksanaan. Rencana pelasanaan pembelajaran yang digunakan pada proses belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dalam pelaksanann tidakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

- Pertemuan I

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan bentuk-bentuk sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). - Siswa menyebutkan perbedaan Persamaan

Linier Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa menyatakan variabel dengan variabel lain suatu Persamaan Linier Dua Variabel. - Siswa mengenali Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel dalam berbagai bentuk dan variabel.

- Siswa mengenal variabel dan koefisien Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa membedakan akar dan bukan akar Sistem Persamaan Linier dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa menjelaskan arti kata ”dan” pada solusi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. - Pertemuan II

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). - Siswa menenetukan penyelesaian Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel dengan metode Subtitusi, Eliminasi, Grafik, Gabungan (Subtitusi-Eliminasi)

- Pertemuan III

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). - Siswa membuat model matematika dari

masalah sehari-hari yang melibatkan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

4. Observasi

Pada tahap observasi penelitian ini, guru kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan

mengobservasi peneliti mulai dari awal pelaksanaan tindakan sampai akhir tindakan yang berupa pengajaran melalui pembelajaran Ivestigasi Kelompokdalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Pada prapenelitian ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa, mengawasi, membimbing dan melibatkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Hasil observasi dapat dilihat pada lembar lampiran.

5. Analisis Data

Berdasarkan tabel diatas hanya terdapat 12 orang siswa yang tingkatan ketuntasan belajarnya diatas 65% dengan nilai rata-rata kelas 8,06 dan tingkatan ketuntasan secara klasikal mencapa 37,5%. Dengan deikian, dapat dinyatakan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai materi Sistem Persamaan Linir Dua Variabel masih rendah. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada tes prapenelitian, selanjutnya peneliti memberikan tes T1 kepada siswa untuk melihat sejauh perkebangan hasil belajar siswa.

6. Refleksi

Dari hasil analisis data diatas, yaitu setelah tes T1 diberikan kepada siswa, kemudian diperiksa ternyata masih ada siswa yang mengalami kesulitan yang sama:

- Siswa kurang memahami cara menyelesaikan SPLDV dengan cara subtitusi, eliminasi,grafik, dan gabungan.

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus I

1. Alternatif pemecahan masalah (Rencana Tindakan I)

Dengan ditemukannya kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi dan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel maka peneliti membuat alternatif pemecahan terhadap kesulitan tersebut dengan menggunakan metode Investigasi kelompok, dimana peneliti bertindak sebagai guru. Adapun alternatif pemecahan masalah kesulitan siswa dirancang sebagai berikut : - Guru mengajak siswa untuk mengingat

kembali persamaan linier satu linier.

- Guru menjelaskan bentuk-bentuk sistem persamaan linier dua variabel.

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linierdua variabel.

- Guru memberikan tes pada akhir siklus yaitu soal-soal mengenai metode yang diajarkan. - Beberapa orang siswa diminta untuk

mengerjakan soal-soal tersebut kembali didepan kelas.

(6)

- Guru menyimpulkan hasil penjelasan dan meminta siswa untuk mencatat.

- Pelaksanaan Tindakan I

Pada siklus ini, terdapat 3 kali pertemuan. Pemberian tidakan dilakukan dengan kegiatan belajar mengajar dimana peneliti bertindak sebagai guru. Kegiatan belajar yang dilakukan merupakan pengembangan dan penjelasan padasaat pelaksanaan. Rencana pelasanaan pembelajaran yang digunakan pada proses belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Dalam pelaksanann tidakan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa, langkah-langkah yang dilakukan adalah :

1. Pertemuan I

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan bentuk-bentuk sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). - Siswa menyebutkan perbedaan Persamaan

Linier Dua Variabel dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa menyatakan variabel dengan variabel lain suatu Persamaan Linier Dua Variabel. - Siswa mengenali Sistem Persamaan Linier

Dua Variabel dalam berbagai bentuk dan variabel.

- Siswa mengenal variabel dan koefisien Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa membedakan akar dan bukan akar Sistem Persamaan Linier dan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

- Siswa menjelaskan arti kata ”dan” pada solusi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. 2. Pertemuan II

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV). - Siswa menenetukan penyelesaian Sistem

Persamaan Linier Dua Variabel dengan metode Subtitusi, Eliminasi, Grafik, Gabungan (Subtitusi-Eliminasi)

3. Pertemuan III

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Guru menjelaskan cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).

- Siswa membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang melibatkan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel

3. Observasi I

Pada tahap observasi ini, guru kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan mengopservasi peneliti mulai dari awal pelaksanaan tidakan sampai berakhirnya tidakan yang beruoa pengajaran melalui metode Investigasi kelompk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel pada siklus I. Peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa, mengawasi, membimbing dan melibatkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal. Guru meminta siswa peneliti agar lebih kreatif dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hal observasi dapat dilihat pada lembaran lampiran 4. Analisis Data

Berdasarkan tingkat ketuntasan belajar siswa pada tes T1 dapat diketahui bahwa terdapat 21 orang siswa yang tingkat ketuntasannya diatas 65%. Ini berarti meningkat dari hasil tes prapenelitian yang hanya 12 orang yang tingkat ketuntasan belajarnya diatas 65%. Sedangkan nilai rata-ratanya juga meningkat menjadi 12,81,dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal mencapai 65,6%. Dari hasil ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel berdasarkan tingkat ketuntasan secara klasikal 28,1%.

5. Refleksi

Dari hasil analisis data diatas, yaitu tes T1 diberikan kepada siswa, kemudian diperiksa ternyata masih ada siswa mengalami kesulitan yang sama, yaitu :

- Siswa kurang memahami cara menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. - Siswa kurang memahami soal cerita pada

Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Karena masih ada masalah yang belum diselesaikan maka akan dilanjutkan kesiklus II 4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian pada Siklus

II

1. Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan II) - Peneliti menjelaskan materi mengenai cara

menyelesaikan SPLDV

- Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan catatan sebagai kesimpulan dari materi yang diberikan dan memberikan tugas kepada siswa sebagai latihan

(7)

71 2. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti menggunakan metode Investigasi keklompok. Hal ini bertujuan agar siswa lebih memahami konsep Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV). Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan kesimpulan dari materi yang di berikan dan memberikan tugas kepada siswa untuk di sekolah sebagai latihan. Dalam pelaksanaan tindakan dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa, langkah-langkah yang dilakukan adalah: 1. Pertemuan I

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Meminta siswa membentuk kelompok yang beranggotakan masing-masing 5 orang tiap kelompok.

- Memberikan permasalahan pada tiap kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3.

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas.

- Mengevaluasi hasil presentasi tiap kelompok - Memberikan permasalahan pada tiap

kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3 (Tahap 4)

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas (Tahap 5)

- Mengevaluasi hasil persentasi tiap kelompok 2. Pertemuan II

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Meminta siswa membentuk kelompok yang beranggotakan masing-masing 5 orang tiap kelompok.

- Memberikan permasalahan pada tiap kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3.

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas.

- Mengevaluasi hasil presentasi tiap kelompok - Memberikan permasalahan pada tiap

kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3 (Tahap 4)

(8)

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas (Tahap 5)

- Mengevaluasi hasil persentasi tiap kelompok 3. Pertemuan III

Pada pertemuan ini, guru menginformasikan materi mengenai bentuk-bentuk Sistem Persamaan Linier Dua Variabel dengan kegiatan sebagai berikut :

- Meminta siswa membentuk kelompok yang beranggotakan masing-masing 5 orang tiap kelompok.

- Memberikan permasalahan pada tiap kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 1 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3.

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas.

- Mengevaluasi hasil presentasi tiap kelompok - Memberikan permasalahan pada tiap

kelompok yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 (Tahap 1)

- Membimbing siswa untuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dan membimbing siswa memilih media atau alat bantu apa saja yang akan digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan (Tahap 2)

- Meminta siswa melaksanakan jalannya investigasi dalam kelompok masing-masing sesuai dengan apa yang telah direncanakan pada Tahap 2 yang terdapat pada LKS-1 Kegiatan 2 Tahap 3, dan memberikan bantuan atau bimbingan jika siswa menghadapi kesulitan.

- Tahap selanjutnya membimbing siswa membuat kesimpulan dari apa yang telah dilaksanakan pada Tahap 3 (Tahap 4)

- Meminta tiap-tiap kelompok untuk menyajikan hasil yang telah diperoleh, di depan kelas (Tahap 5)

- Mengevaluasi hasil persentasi tiap kelompok

3. Observasi

Pada tahap ini, mahasiswa jurusan Matematika bertindak sebagai oserver. Observer tersebuat mengobservasi peneliti apakah pembelajaran yang diberikan pada siklus II ini sesai dengan Rencana Pelaksana Pembelajaran. Siswa sudah mulai aktif dan berusaha untuk bekerja sama dengan siswa yang lain. Hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada lembar lampiran.

4. Analisis Data I

Berdasarkan tabel tingkatketuntasan belajar matematika siswa pada tes T2 pada siklus II, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan yaitu 30 orang siswa yang mencapai tingkat keyuntasan diatas 65% dengan nilai rata-rata kelas adalah 14,75 dan secara klasikal tingkat ketentuan belajar mencapai 93,75%. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kemapuan siswa dapat meningkat dalam menguasai materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

5. Refleksi

Dari analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa, peningkatan ini terjad setelah pemberian proses pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok. Pada pelaksanaan hasil belajar matematika siswa dapat dilihat dari peningkatan hasil T1, dan T2. peningkatan itu tampak dari hasil belajar siswa dan ketercapaian ketuntasan belajar siswa. Hasil ini menunjukan bahwa tindakan pengajaran menggunakan metode Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

4.2. Pembahasan hasil penelitian

Melalui metode Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar dalam meneylesaikan soal-soalmengenai Sistem Persamaan Linier Dua Variabel. Berdasarkan hasil penelitian, sebelum diberikan tindakan nilai rata-rata kelas adalah 8,06 dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 37,5% setelah pemberian tindakan menggunakan metode Investigasi Kelompok secara klasikal pada siklus I nilai rat-rata kelas meningkat menjadi 12,81 dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 65,6%.

Pada siklus ke II yang merupakan perbaikan pembelajaran yang telah di berikan pada siklus I, pembelajaran menggunakan metode Investigasi Kelompok secara kelompok. Pada siklus ini nilai rata-rata kelas juga meningkat menjadi 14,75 dengan tingkat ketuntasan belajar secara klasikal

(9)

73 93,75%, ini berarti moetoda Investigasi

Kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka diperoleh kesimpulan antara lain :

1. Kesulitan yang dialami siswa dalam memahami dan mengerjakan soal-soal sistem persamaan linier dua variabel adalah siswa masih mengalami kesulitan memahami dan mengaplikasi soal dalam bentuk cerita ke bentuk matematika dari sistem persamaan linier dengan dua variabel. Hampir sebagian siswa tidak dapat menyelesaikan soal-soal dalam bentuk cerita dengan baik.

2. Penerapan metode investigasi kelompok terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Sistem Persamaan Linier Dengan Dua Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Kemala Bhayangkari 1 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Hal ini tampak dari rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa dimana hasil postes siklus 2 > postes siklus 1 > pretes yaitu 73,75 > 64,06 > 25,16

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M., (1999), Pendidikan Bagi Anak Kesulitan Belajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, S., (2000), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Hamalik, O., (1990), Metode Belajar dan

Kesulitan Belajar. Alumni, Bandung. Ibrahim, H.M., Rachmadiarti, F., dan Ismono,

(2000), Pembelajaran Kooperatif, UNESA - Universitas Press, Surabaya. Masrinawati, A.S., dkk., (2000), Peningkatan

Pemahaman Konsep Pengukuran Luas dengan Investigasi Matematika di Kelas V SD, Jurnal Pendidikan, 7(2):115-124. Rochim, I., 2007. Pemanfaatan Media

Pendidikan Pada Pembelajaran

Matematika di Sekolah Menengah, Makalah, http://www.jadiknas ICT Grobogan.htm.

Rohman, 2008, Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Pada Pokok Bahasan Triginometri Siswa Kelas X SMUN 1 Pemalang Tahun Pelajaran 2007/2008 Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Inkuiri,

http://faisalrohman.proposalskripsi.com. 2008

Sudjana, (1992), Metoda Statistik, Tarsito, Bandung.

Sudjana, N., (2005), Penilaian Hasil Proses

Belajar Mengajar, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Syah, M., (2003), Psikologi Belajar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

+enulis soal pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian Cal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menuliskan penge.ohnya

Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19 mei 2016 klien menangis menahan nyeri dan klien terlihat memegangi area luka operasinya, ibu klien mengatakan saat anaknya

Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X yang diteliti yaitu komitmen organisasi terhadap variabel Y yaitu

Bagi guru/peneliti, model pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan melalui diskusi permasalahan yang ditemukan oleh siswa serta

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan dan mempelajari dengan seksama berkas perkara Terdakwa-Terdakwa maupun turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Siak Sri

Pendataan Rumah Tangga ber-PHBS dilakukan pada tahun 2014 dengan menggunakan kartu dan pada tahun 2015 menggunakan rekapan data. Pelaksanaan pendataan biasa dilakukan pada

Cara penggalangan sumber dana untuk dana operasional pendidikan, riset, pengabdian masyarakat, dan dana invesitasi untuk menunjang penyelenggaraan Program Studi yang diusulkan

Penelitian ini mencoba untuk menguji beberapa hipotesis yaitu: (1) ada perbe- daan gaya, dimensi, dan status identitas antara remaja laki-laki dan perempuan; (2) ada