LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
DI PT SUPRAMA (PT.
DI PT SUPRAMA (PT. SURYA PRATISTA HUTAMA)
SURYA PRATISTA HUTAMA)
Disusun oleh: Disusun oleh:
1.
1. Suci Suci Rahmayani Rahmayani (1506067042)(1506067042)
2.
2. Vina Vina Febrianti Febrianti (1506067044)(1506067044)
3.
3. Widi Widi Haryati Haryati (1506067045)(1506067045)
4.
4. Yufita Yufita Irawati Irawati (1506067046)(1506067046)
5.
5. Fernando Fernando Hutagalung Hutagalung (1506067021)(1506067021)
6.
6. I I Dewa Dewa Gedhe Gedhe Purna Purna Yasa Yasa (1506067024)(1506067024)
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
AKADEMI FARMASI INDONESIA
AKADEMI FARMASI INDONESIA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
TA 2016/2017
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
PENGESAHAN LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PENGESAHAN LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
Disusun oleh: Disusun oleh:
1.
1. Suci Suci Rahmayani Rahmayani (1506067042)(1506067042)
2.
2. Vina Vina Febrianti Febrianti (1506067044)(1506067044)
3.
3. Widi Widi Haryati Haryati (1506067045)(1506067045)
4.
4. Yufita Yufita Irawati Irawati (1506067046)(1506067046)
5.
5. Fernando Fernando Hutagalung Hutagalung (1506067021)(1506067021)
6.
6. I I Dewa Dewa Gedhe Gedhe Purna Purna Yasa Yasa (1506067024)(1506067024)
Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Farmasi Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Farmasi
Akademi Indonesia Yogyakarta Akademi Indonesia Yogyakarta
(Agustina Susilowati, M.Farm., Apt) (Agustina Susilowati, M.Farm., Apt)
Wakil Direktur Wakil Direktur
Pembimbing
Pembimbing Lapangan Lapangan Akademi Akademi Farmasi Farmasi Indonesia Indonesia YogyakartaYogyakarta
(Deni
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PENGESAHAN
PENGESAHAN LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI PENGESAHAN LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
Disusun oleh: Disusun oleh:
1.
1. Suci Suci Rahmayani Rahmayani (1506067042)(1506067042)
2.
2. Vina Vina Febrianti Febrianti (1506067044)(1506067044)
3.
3. Widi Widi Haryati Haryati (1506067045)(1506067045)
4.
4. Yufita Yufita Irawati Irawati (1506067046)(1506067046)
5.
5. Fernando Fernando Hutagalung Hutagalung (1506067021)(1506067021)
6.
6. I I Dewa Dewa Gedhe Gedhe Purna Purna Yasa Yasa (1506067024)(1506067024)
Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Farmasi Mengetahui Ketua Program Studi Diploma III Farmasi
Akademi Indonesia Yogyakarta Akademi Indonesia Yogyakarta
(Agustina Susilowati, M.Farm., Apt) (Agustina Susilowati, M.Farm., Apt)
Wakil Direktur Wakil Direktur
Pembimbing
Pembimbing Lapangan Lapangan Akademi Akademi Farmasi Farmasi Indonesia Indonesia YogyakartaYogyakarta
(Deni
HALAMAN MOTTO DAN PESEMBAHAN
HALAMAN MOTTO DAN PESEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyeesaikan Praktek Kerja Lapangan ini
dengan baik. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang diadakan pada tanggal 21
Agustus s.d 23 Agustus 2017 merupakan salah satu syarat untuk mengikuti Ujian
Akhir Semester V di Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta tahun ajaran
2017/2018.
Dalam penulisan laporan ini penyususn mendapat bantuan baik yang berupa
moral maupun material dari berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu
demi satu sehingga penyusun dapat menyeesaikan laporan ini dengan lancar. Oleh
karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang teah
membantu teraksananya tugas ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Akhir kata penyusun mengucapkan terimakasih, semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi kami pada khususnya.
Yogyakarta, November 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... 1
HALAMAN PENGESAHAN ... 2
HALAMAN MOTTO DAN PESEMBAHAN ... 3
KATA PENGANTAR ... 4
DAFTAR ISI ... 5
BAB I PENDAHULUAN ... 7
A. Latar Belakang Kunjungan Industri ... 7
B. Tujuan Kunjungan Industri ... 8
A. Manfaat Kunjungan Industri ... 9
B. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Industri ... 9
BAB II GAMBARAN UMUM ... 11
A. Sejarah Perusahaan... 11
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 13
1. Visi Perusahaan ... 13
2. Misi Perusahaan ... 13
C. Lokasi dan Sarana Industri ... 13
D. Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) ... 16
BAB III LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI ... 22
A. Pelaksanaan Kegiatan... 22
B. Hasil Kegiatan ... 22
BAB IV PENUTUP ... 29
B. Saran ... 30
DAFTAR PUSTAKA ... 31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kunjungan Industri
Pendidikan Diploma Farmasi sebagai penyedia terampil yang dituntut harus
mampu membekali tamatan dengan kualifikasi keahlian standar serta memiliki
sikap dan perilaku yang sesuai dengan ketentuan dunia kerja. Sejalan dengan itu
maka mahasiswa semester lima kompetensi keahlian farmasi Indonesia harus
dikenalkan dengan dunia industri. Salah satu pengenalan tersebut adalah dengan
mengadakan kunjungan industri.
Kunjungan industri merupakan sarana untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa dan dosen. Perusahaan atau industri yang dikunjungi
harus sesuai dengan jenis keahlian yang dimiliki Akademi Farmasi. Kompetensi
keahlian Diploma Farmasi memiliki berbagai pilihan industri yang dikunjungi salah
satunya adalah PT. Suprama (PT. Surya Pratista Hutama) yaitu industri dibidang
makanan yang memproduksi mie kering. Dimana dalam industri ini dibutuhkan
tenaga teknis kefarmasian sebagai peneliti atau menganalisis makanan (mie) yang
dihasilkan supaya aman dikonsumsi bagi masyarakat.
Kunjungan industri juga dilakukan untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia kerja. Selain itu mahasiswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, dan mesin-mesin industri yang ada di industri tersebut. Mahasiswa dituntut untuk aktif menggali informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang dunia kerja di industri. Kunjungan industri dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang
industri dan proses produksi dibidang bisnis dan managemen. Mahasiswa harus membandingkan proses produksi didunia kerja dengan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. Berdasarkan hal tersebut maka diadakanlah Kuliah Lapangan untuk
mengunjungi berbagai tempat perindustrian yang berkaitan dengan teknologi industri di dalamnya. Kunjungan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa bagaimana sebenarnya penerapan Teknik Farmasi yang digunakan dalam suatu perindustrian yang sebenarnya.
Di samping itu Kuliah Lapangan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa menjelang wisuda atau saat memasuki semester-semester akhir. Kuliah Lapangan ini diharapkan dapat berguna bagi mahasiswa untuk membuka wawasan dalam pemahaman tentang aplikasi teori dan teknologi dalam industri, sehingga nantinya pada saat menyusun suatu rancangan penelitian mahasiswa yang kreatif dan inovatif, mahasiswa telah mendapatkan ilmu dan pengalaman pada saat kuliah lapangan.
B. Tujuan Kunjungan Industri
1. Untuk mengetahui sejarah PT. Suprama
2. Untuk mengetahui bagaimana Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang
Baik (CPPOB) khususnya di PT. Suprama
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pembelian dan gudang bahan baku,
pemastian mutu, produksi, pengemasan, teknik pemeliharaan, penyimpanan
sampai penanganan limbah di PT. Suprama
4. Memperluas pengatahuan mahasiswa dalam lingkungan dunia kerja,
mendorong agar mahasiswa mempunyai minat bekerja di perusahaan industri
dan memberi informasi tentang cara kerja dan tenaga kerja di industri
5. Mendorong mahasiswa agar mempunyai rasa kedisiplinan dan tanggung jawab
C. Manfaat Kunjungan Industri
1. Manfaat Untuk Mahasiswa
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses pengolahan pangan
(makanan) khususnya produksi mie kering di PT. Suprama.
b. Menambah wawasan tentang cara kerja dan peran tenaga teknis kefarmasian
bekerja dibidang industri.
c. Mengetahui produk-produk yang dihasilkan di industri tersebut.
d. Mendorong mahasiswa agar mempunyai minat bekerja di industri.
e. Sebagai pengenalan dunia industri sebelum mahasiswa melakukan pra kerja
industri.
2. Manfaat Untuk Institusi (Akademi Farmasi Indonesia)
a. Memberikan peluang kerja sama dalam bidang tenaga teknis kefarmasian
untuk bekerja di PT. Suprama.
b. Memberikan aplikasi pembelajaran kepada mahasiswa agar mengetahui
secara langsung dunia perindustrian khususnya dibidang farmasi.
3. Manfaat Untuk Industri
a. Memberikan peluang kerja sama dalam bidang tanaga teknis kefarmasian
untuk bekerja di PT. Suprama.
b. Mengenalkan cara produksi pangan khususnya mie kering di PT. Suprama
kepada mahasiswa maupun dosen.
D. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Industri
Kunjungan industri dilaksanakan pada :
Tempat : PT. Suprama (PT. Surya Pratista Hutama)
Waktu : 14.00 WIB-selesai
Peserta : Mahasiswa Semester V Akademi Farmasi Indonesia
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Perusahaan
PT. Surya Pratista Hutama (Suprama) merintis usaha dengan sederhana sebagai
perusahaan kecil yang dikelola keluarga bernama PT. Sampindo yang berdiri pada
tahun 1972 di Sidoarjo, Jawa Timur. PT. Sampindo memproduksi mie dan snack
berkualitas tinggi dengan komitmen mengutamakan kualitas, nilai dan rasa yang
bermutu. Bisnis bertumbuh dengan baik melalui produk paling popular dengan
merek mi telur kering merek Burung Dara.
Di tahun 1989, seiring dengan perubahan zaman yang semakin maju dan
permintaan dari konsumen yang terus meningkat, maka PT. Sampindo berpindah
lokasi dan memulai produksi beragam mi instan merek Surya Mi dan produk
snack. Dengan 6 hektar area produksi yang memperkerjakan lebih dari 1000
pegawai dan 30 armada, PT. Sampindo adalah salah satu perusahaan dengan
kapasitas produksi yang terbesar di Indonesia Timur. Produk di distribusikan ke
seluruh Jawa dan berbagai cabang di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain -lain.
Dalam era globalisasi, PT. Sampindo melakukan kerjasama internasional
dengan HJ.Heinz di tahun 1997, menjadi PT. Heinz Suprama dan memulai e kspansi
produk di pasar internasional. Manajemen dan integritas organisasi, produk kualitas
dan efisiensiensi teknologi semakin ditingkatkan untuk memperluas cakupan
produk di pasar lokal dan internasional dalam masa kerjasama ini. Tahun 2006 PT.
keluarga, sedangkan HJ Heinz kembali berfokus pada bisnis industri utamanya.
Sampai saat ini, PT. Suprama terus memposisikan diri sebagai produsen produk mie
dan snack terpercaya yang berkualitas dan berkomitmen tinggi. Sejak tahun 1972,
Suprama berperan sebagai produsen produk mi dan snack terpercaya seperti
terbukti dari kepercayaan konsumen.
PT. Suprama memiliki moto “Tomorrow Will Be Better atau Hari Esok akan
menjadi Lebih Baik ” mencerminkan kebulatan tekad kami untuk terus belajar
memberikan yang terbaik kepada konsumen melalui professionalisme dan sikap
tanggung jawab dari jajaran manajemen dan karyawan kami. PT. Suprama telah
bergerak dalam usaha pembuatan mi dan snack selama lebih dari empat puluh
tahun. Merek “Burung Dara” telah dikenal sebagai salah satu produsen dalam
industri mi kering dengan mutu yang diakui. Selain merek sendiri, industri ini juga
bergerak dalam bidang co-packing.
Mi instan dan snack dipasarkan unuk domestik dan internasional tel ah diterima
dengan baik. Dengan mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi dengan menyediakan pelatihan di segala bidang untuk para karyawan dan
menanamkan budaya kerja yang positif dalam perusahaan. Kesejahteraan dan
pengembangan pribadi karyawan perusahaan sangat penting bagi PT. Suprama dan
berkomitmen untuk menyediakan lingkungan kerja yang aman. Bahan baku yang
digunakan dalam produk ini sudah distandarisasi dan melalui uji klinik.
PT. Suprama juga telah mengembangkan sumber daya manusia dan teknik
proses produksi untuk mendukung inovasi dan diversifikasi produk. PT. Suprama
dengan beroperasi sebagai produsen dan distributor yang penting dalam segmen
snack dan mi. Nilai inti dari PT. Suprama adalah kualitas produk yang tinggi, suplai
barang yang terpercaya, waktu pengembangan yang singkat dan integritas
perusahan. Mesin-mesin modern yang didukung dengan karyawan yang trampil
dapat memastikan kualitas produk PT. Suprama telah disertifikasi HALAL oleh
Majelis Ulama Indonesia (MUI). Karyawan dan pekerja kami juga sudah dilatih
sesuai dengan ISO dan HACCP.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan mie dan makanan alternatif yang terbaik di Indonesia dan
diakui oleh pasar dunia.
2. Misi Perusahaan
Menghasilkan produk makanan berkualitas dengan harga terjangkau dan mudah
diperoleh kosumen sehingga menghasilkan manfaat yang berkelanjutan bagi
stakeholder.
C. Lokasi dan Sarana Industri
1. Lokasi Industri
a. Lokasi pusat
Jalan Raya Sidoarjo km.3, Suko, Kec. Sidoarjo, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur
61251
b. Cabang
1) PT. Suprama Demak
2) Cabang:PT. Suprama Kediri
Alamat: Jl. Masjid Al Huda No.118, Ngadirejo, Kec. Kota Kediri,
Kediri, Jawa Timur 64129
3) Cabang:PT. Suprama Yogyakarta
Alamat: Jl. Pandanaran No.900m, Sardonoharjo, Ngaglik, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55581
4) Cabang: PT. Suprama Malang
Alamat: Jl. Kolonel Sugiono, Gadang, Sukun, Kota Malang, Jawa Timur
65149
2. Sarana Industri
a. Sarana
1) SILO (Alat Penyedot Tepung), berupa selang panjang yang digunakan
untuk menyedot tepung dari truk Bogasari ke gudang penyimpanan
tepung.
2) Shifting (Pengayakan), sebelum tepung digunakan akan diayak terlebih
dahulu supaya tidak ada tepung yang menggumpal.
3) Mixer , pencampuran telur dan bahan lainnya ke dalam mixer.
4) Feeder , tempat penyatuan semua bahan yang telah dicampur dan
dipadatkan.
5) Metal Detector , adonan yang telah dipadatkan discan untuk
menghindari adanya unsure logam dalam adonan mi.
6) Roll Press, adonan dipipihkan dari 10mm menjadi 1mm
8) Steamer , memanaskan adonan mi supaya matang
9) Cutting and Folding , proses merapikan bentuk mi agar bisa dimasukkan
kebungkus
10) BAKI, tempat untuk menaruh mi yang akan dikeringkan
11) Dryer , dengan panas 100 derajat mi akan dikeringkan
12) Cooling Fan, proses dimana sebelum mi di pack maka didinginkan
terlebih dahulu
13) Conveyor table top, alat yang membawa hasil mi yang sudah dingin
kebagian packing
14) Packing , mengemas mi kedalam kemasan
15) Metal detector , mengecek lagi jika tidak ada unsure logam di dalam
kemasan mi
16) Best pack , mengemas kemasan-kemasan mi kedalam karton/dus
17) Stuffing , karton-karton yang telah selesai akan dilem dengan mesin
isolasi
b. Prasarana
1) Bangunan industri, kantor, kantin, toilet
2) Ruang pertemuan
3) Tempat parkir
4) Tempat ibadah
5) Gudang
D. Pedoman Cara Produksi Makanan Yang Baik (CPMB) / GMP
1. Pengertian GMP (Good Manufacturing Practices of Food Industry) atau Cara
Produksi Makanan yang Baik (CPMB)
GMP memiliki beberapa pengertian yang cukup mendasar yaitu:
a. Suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi makanan agar
aman bermutu, dan layak untuk dikonsumsi
b. Berisi penjelasan-penjelasan tentang persyaratan minimum dan pengolahan
umum yang harus dipenuhi dalam penanganan bahan pangan di seluruh
mata rantai pengolahan dari mulai bahan baku sampai produk akhir.
2. Manfaat dari pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB)
Dengan tersedianya cara memproduksi makanan yang baik melalui GMP atau
CPMB di industri pangan yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, perbaikan
dan pemeliharaan maka perusahaan dapat memberikan jaminan produk pangan
yang bermutu dan aman dikonsumsi yang pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan konsumen dan unit usaha tersebut akan berkembang semakin pesat.
3. Keuntungan dari pedoman Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB)
a. Menjamin kualitas dan keamanan pangan
b. Meningkatkan kepercayaan dalam keamanan produk dan prouksi
c. Mengurangi kerugian dan pemborosan
d. Menjamin efisiensi penerapan HACCP
e. Memenuhi persyaratan peraturan/ spesifikasi/sandar
4. Ruang Lingkup Pedoman CPMB antara lain:
Lingkungan:
1) Lingkungan sarana pengolahan harus terawat baik, bersih dan bebas
sampah.
2) Penanganan limbah dikelola secara baik dan terkendali.
3) Sistem saluran pembuangan air lancar.
Lokasi:
1) Terletak di bagian perifer kota, tidak berada di lokasi padat penduduk
serta terletak di bagian yang lebih rendah dari pemukiman.
2) Tidak menimbulkan gangguan pencemaran terhadap lingkungan.
3) Tidak berada dekat industri logam dan kimia.
4) Bebas banjir dan polusi asap, debu, bau dan kontaminan lainnya.
b. Bangunan Dan Fasilitas Unit Usaha
Desain Bangunan:
1) Desain, konstruksi dan tata ruang harus sesuai dengan alur proses.
2) Bangunan cukup luas dapat dilakukan pembersihan secara intensif.
3) Terpisah antara ruang bersih dan ruang kotor.
4) Lantai dan didnding terbuat dari bahan kedap air, kuat dan mudah
dibersihkan.
5) Sudut pertemuan dinding dan lantai serta dinding dan dinding berbentuk
lengkung.
Kelengkapan Ruang Pengolahan:
2) Ventilasi memadai memungkinkan udara segar selalu mengalir dari
ruang bersih ke ruang kotor.
3) Sarana pencucian tangan dilengkapi sabun dan pengering yang tetap
terjaga bersih.
4) Gudang mudah dibersihkan, terhaga dari hama, sirkulasi udara cukup,
penyimpanan sistem FIFO dilengkapi pencatatan.
c. Peralatan Pengolahan
1) Alat yang kontak langsung dengan produk harus terbuat dari bahan yang
tidask toksik, tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan mudah
didesinfeksi sehingga mudah dilakukan perawatan.
2) Letak penempatannya disusun sesuai dengan alur proses, dilengkapi
dengan petunjuk penggunaan dan program sanitasi.
d. Fasilitas dan Kegiatan Sanitasi
1) Program sanitasi meliputi sarana pengolahan untuk menjamin
kebersihan baik peralatan yang kontak langsung dengan produk, ruang
pengolahan maupun ruang lainnya, sehingga produk bebas dari cemaran
biologis, fisik dan kimia.
2) Program sanitasi meliputi :
a) Jenis peralatan dan ruang yang harus dinersihkan, frekuensi dan cara
pembersihan.
b) Pelaksana kegiatan dan penanggung jawab.
3) Fasilitas higiene karyawan tersedia secara cukup (tempat cuci tangan,
locker, toilet, dan ruang istirahat).
4) Suplai air mencukupi kebutuhan seluruh proses produksi dan kualitas
air memenuhi standar air minum.
5) Pembuangan air limbah di desain sedemikian sehingga tidak mencemari
sumber air bersih dan produknya.
e. Sistem Pengendalian Hama
1) Program pengenegndalian untuk mencegah hama diarahkan
a) Sanitasi yang baik.
b) Pengawasan atas barang/bahan yang masuk.
c) Penerapan/Praktek higienis yang baik.
2) Upaya pencegahan masuknya hama :
a) Menutup lubang dan saluran yang memungkinkan hama dapat
masuk.
b) Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
c) Mencegah hewan piaraan berkeliaran di lokasi unit usaha.
f. Higiene Karyawan
1) Persyaratan kesehatan karyawan.
2) Pemeriksaan rutin kesehatan karyawan.
3) Pelatihan higiene karyawan.
4) Peraturan kebersihan karyawan (petunjuk, peringatan, larangan, dll).
g. Pengendalian Proses
a) Menetapkan persyaratan bahan mentah/baku.
b) Menetapkan komposisi bahan yang digunakan.
c) Menetapkan cara pengolahan bahan baku.
d) Menetapkan persyaratan distribusi/transportasi.
e) Menetapkan cara penggunaan/penyiapan produk sebelum konsumsi
2) Pengendalian Proses Produksi
Meliputi prosedur yang telah ditetapkan harus diterapkan, dipantau dan
diperlukan kembali agar proses berjalan efektif.
3) Pengendalian Pasca Produksi
Dilengkapi dengan keterangan sebagai berikut:
a) Jenis dan jumlah bahan, bahan pembantu dan tambahan.
b) Bagan alur proses pengolahan.
c) Jenis, ukuran dan persyaratan kemasan yang digunakan.
d) Jenis produk pangan yang dihasilkan.
e) Keterangan lengkap produk(nama produk, tanggal produksi,
kadaluarsa, nomor pendaftaran, dll).
f) Penyimpanan produk dilakukan sedemikian agar tidak terjadi
kontaminasi silang (perhatikan dinding, lantai, langit-langit, saluran
air dan sistem FIFO).
g) Sarana transportasi dan distribusi produk harus didesain khusus
untuk menjaga produk dari kontaminasi dan kerusakan produk.
1) Pengawasan ditujukan terhadap jalannya proses produksi dan
mencegah/memperbaiki bila terjadi penyimpangan yang menurunkan
mutu dan keamanan produk.
2) Pengawasan merupakan proses rutin dan selalu dikembangkan untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses produksi.
i. Pencatatan Dan Dokumentasi
1) Berisi catatan tentang proses pengolahan termasuk tanggal produksi dan
kadaluarsa, distribusi dan penarikan produk karena kadaluarsa.
2) Dokumen yang baik akan meningkatkan jaminan mutu dan keamanan
BAB III
LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI
A. Pelaksanaan Kegiatan
Kunjungan ke PT. Suprama (Surya Pratista Hutama) dilakukan pada Selasa, 22
Agustus 2017 pada pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. Pada kunjungan ini
di bagi menjadi 2 sesi yaitu sesi pengenalan lingkungan pabrik, proses produksi dan
di lanjutkan dengan sesi masak dan makan bersama.
B. Hasil Kegiatan
1. Bagian Umum dan Adminstrasi Personalia
Pada unit ini, bagian umum dan administrasi personalia diperankan oleh
karyawan bagian umum dan administasi.
2. Bagian Pembelian dan Gudang Bahan Baku
Pada unit ini, tenaga teknis kefarmasian berperan dan bertugas sebagai kuality
kontol. Sebagai tanaga teknis kefarmasian bertanggung jawab terhadap segala
sesuatu yang berkaitan dengan penerimaan bahan baku.
Area penerimaan bahan baku dialokasikan secara langsung dan harus mudah dalam akses transportasi. Gudang bahan baku sebagai area penerimaan bahan baku harus seideal mungkin sehingga aliran bahan baku khususnya bahan panngan harus didukung dengan lingkungan yang bersih, tersedianya ruang untuk kegiatan pemeriksaan bahan baku, memiliki sirkulasi udara yang baik dan temperatur maupun kelembaban yang tepat, selain itu juga harus terlindung dari debu, serangga, dan hewan pengerat. Bahan baku tidak boleh diletakk an langsung pada lantai tetapi harus disimpan dengan diberi alas berupa pallet. Tumpukan maksimal bahan baku juga harus diperhatikan agar tidak terjadi kerusakan.
Sirkulasi udara dalam gudang sangat perlu karena dapat mengurangi fluktuasi suhu pada bahan.
3. Bagian Pemastian Mutu
TTK berperan dan bertugas sebagai kualitti kontrol pada hasil pengolahan yang
sudah jadi.
1) Pengendalian Mutu Bahan Baku dan Bahan Pembantu
Bahan baku atau bahan utama yang digunakan untuk proses produksi mie di PT.Heinz Suprama adalah tepung terigu, sedangkan bahan tambahannya adalah terdiri dari tepung tapioka, air, garam, dan larutan alkali.
Sebelum digunakan, khususnya bagian produksi dan Quality Control Incoming Material ( Pengendalian Mutu pada Bahan-bahan Masuk ) terlebih dahulu melakukan pemeriksaan terhadap bahan-bahan yang datang. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi jumlah bahan, berat bahan, dan jenis bahan apakah sesuai dengan yang dipesan. Apabila dari pemeriksaan tersebut ada yang menyimpang, maka bahan-bahan tersebut dikembalikan kepada suplier sebelumnya. Namun apabila sudah selesai, maka dilakukan pemeriksaan secara organoleptik yang meliputi warna, aroma, rasa dan tekstur
serta pemeriksaan secara fisik seperti ada tidaknya bahan ikutan seperti kerikil dalam bahan tersebut.
2) Pengendalian Mutu Selama Proses Produksi
Untuk mengurangi resiko terhadap produksi mie yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan, PT.Heinz Suprama melakukan pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan bahaya yang timbul pada setiap proses. Pemeriksaan dilakukan secara rutin dan berkala.
3) Pengendalian Mutu Produk Akhir
Produk akhir yang dihasilkan di PT.Heinz Suprama terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan guna diperoleh suatu produk mie yang benar-benar memenuhi
4. Bagian Produksi
Pada unit ini, bagian produksi di perankan oleh karyawan bagian umum dan
adminisrasi
5. Bagian Pengemasan
Pada unit ini, peran dalam pengemasan diambil oleh karyawan bagia n pengemasan.
ruang yang digunakan untuk mengemas mie kering dengan menggunakan etiket plastik. Pada tahapan proses ini dilakukan pula penambahan label yang terbuat dari kertas. Proses ini merupakan proses kering, tidak boleh tersentuh oleh air dan uap air sehingga suhu dan RH ruangan harus dijaga agar tetap rendah.
6. Bagian Teknik Pemeliharaan
Pada unit ini, peran dalam hal pemeliharaan diambil oleh karyawan bagian
maintenenc atau teknis yang dilakukan pemeliharaan alat produksi satu kali dalam
seminggu untuk memestikan mutu alat dan tetap terjaga kebersihan supaya
menjamin hasil produksi.
Pada unit ini, bagian teknik pemeliharaan diperankan oleh maitenenc atau teknisi
untuk melekukan pembersihan alat produksi yang dilakuakan satu minggu sekali
setiap hari minggu waktu karyawan libur guna memastikan mutu ala t dan menjaga
kebersihan agar hasil produksi dapat terjamin.
Alat pengolahan (mesin) yang kotor dimungkinkan terdapat mikroba serta dapat menyebabkan kontaminasi fisik berupa debu yang dapat terikut dalam produk nantinya. Penerapan sanitasi mesin dilakukan secara berkala dengan pembersihan setiap mesin yang telah selesai digunakan. Pembersihan alat dilakukan setiap kali proses produksi selesai, dengan menggunakan sabun dan air untuk membilas. Apabila pada alat produksi terdapat kerak maka pembersihan dilakukan dengan sifat atau amplas. Pembersihan kerak pada alat produksi dibersihkan setiap minggu sekali. Pembersihan berlangsung di luar jam kerja, sehingga tidak menganggu proses produksi. Sedangkan untuk peralatan seperti
cetakan miebiasa dicuci setiap sebulan sekali oleh masing-masing tenaga kerja secara bergiliran. Pembersihan mesin dan peralatan ini dilakukan dengan cara Cleaning in Place (CIP) oleh tenaga kerja bagian produksi.
Pembersihan ketel uap sebagai mesin penggerak alat-alat produksi serta penyuplai steam (uap panas) juga dilakukan setiap setahun sekali. Pada filter air juga dibersihkan dengan menggunakan larutan HCL setiap setahun sekali. Apabila
pada mesin atau peralatan alat produksi, biasa dilakukan setiap setahun sekali yaitu pada hari libur nasional.
7. Bagian Penyimpanan atau Gudang Penyimpanan
Pada unit ini, peran dalam hal penyimpanan diambil oleh karyawan bagian produksi
Pada unit ini, bagian penyimpanan atau gudang, bagian penyimpanan bahan baku
dan hasil produksi mempunyai gudang tersendiri dan terpisah dan bagian ini
dilakuakan oleh bagian produksi dan bagian administrasi.
Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan mie kering yang sudah dikemas berupa karton ataupun berupa plastik ukuran boss. Lantai ruangan ini terbuat dari semen (beton). Ruangan ini merupakan ruangan yang kering karena untuk menyimpan produk kering. Sanitasi ruangan ini dengan cara manyapu serta mengepelnya setiap hari oleh operator. Pembersihan ini sudah cukup karena ruangan ini pada umumnya bukan ruangan yang terbuka sehingga kotoran yang ada hanya berupa debu saja.
8. Bagian K3 dan Penanganan Limbah
Bagian K3 seluruh ruangan pada PT suprama sudah dilengkapi dengan alat
pemadam api ringan namun pada bagian penanganan hal yang serius PT suprama
mempunyai bagian K3 tersendiri.
Pada unit ini, penanganan limbah hasil produksi yang tidakk termasuk dalam
kembali maka akan diolah tetapi jika tidaak memungkinkan akan dijual dan di
buang.
Dapat dipastikan bahwa limbah dari PT. SUPRAMA telah dilakukan perlakuan dengan sangat baik.
Limbah asap/gas
Sebelum gas keluar melalui cerobong asap, limbah tersebut telah mendapatkan perlakuan khusus dengan teknologi yang cukup tinggi. Sehingga yang keluar dari cerobong asap hanyalah berupa uap air. Sedangkat kotoran yang ada telah menjadi debu yang menumpuk menjadi limbah padat.
Limbah Air
Untuk limbah air akan diberi perlakuan melalui beberapa kolam
penampungan air. Diujung kolam diberikan ikan KOI, yang merupakan ikan sensitif. Sehingga jika ikan tersebut mati, maka air tersebut tidak layak dibuang ke sungai warga.
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup 5 Tahun 2014, limbah cair adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Limbah cair yang terdapat pada PT. Suprama adalah
minyak goreng bekas penggorengan mie instan. Pada PT. Suprama, minyak goreng yang digunakan untuk menggoreng mie akan
diganti dua hari sekali dan selanjutnya tidak terpakai lagi. Minyak goreng tersebut kemudian dijual ke masyarakat untuk kemudian oleh masyarakat digunakan untuk menggoreng kerupuk atau dijual sebagai minyak curah.
Limbah Padat
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1405 Tahun 2002, limbah padat adalah semua buangan yang berbentuk padat termasuk buangan yang berasal dari kegiatan industri. Limbah padat yang terdapat di PT. Suprama adalah mie-mie yang bentuknya rusak atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. Mie-mie ini kemudian dijual sebagai pakan ternak.
Limbah padat akan diambil oleh pihak ketiga. Limbah ini akan diolah lebih lanjut oleh pihak ketiga.
Berdasarkan GMP penanganan limbah padat, disediakan tempat sampah yang disertai penutup, sampah kering dan basah ditampung terpisah, sampah plastik sisa kemasan produksi dikumpulkan, dan sampah secara rutin dibuang ke TPA. Pada PT. Surya Pratista Hutama hasil dari proses produksi seperti mie t idak standar masih dapat mempunyai nilai ekonomis. Mie yang sudah jadi tetapi tidak memenuhi standar keamanan pangan misal tidak layak makan, bekas jatuh dan lain-lain dijual sebagai pakan ternak atau yang sering disebut sebagai afalan. Mie yang tidak memenuhi kualitas standar namun masih aman sebagai bahan pangan dijual sebagai barang drown grade, yang dikemas tanpa merk dan dijual dengan harga yang tentunya lebih murah atau dapat dijual sebagai pakan ternak. Untuk produk retur dan kadaluarsa akan dihancurkan/dimusnahkan. Semua kemasan retur kemudian akan disobek dan dirusak agar tidak disalah gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Untuk rontokan mie basah yang masuk ke dalam bak kontrol, diiambil secara manual setiap 2x sehari, yaitu pagi dan sore. Kemudian dikeringkan di atas Drying Bed selama satu minggu. Bila telah kering kemudian dimasukkan ke dalam karung yang akan diambil oleh mobil Dinas Kebersihan secara berkala 2x seminggu.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT. Surya
Pratista Hutama (SUPRAMA), maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahan baku dan pembantu yang digunakan PT. SUPRAMA antara lain terigu,
air RO, garam karbonat, garam dapur, garam polifosfat, CMC , tepung tapioka,
tepung jagung serta pewarna sintetis (Sunset Yellow dan Tatrazine).
2. Proses pengolahan mie meliputi sifting, mixing, feeding, compounding,
sheeting,slitting, steaming , cutting and folding, drying (untuk mie kering),
frying (untuk mie instan), cooling, metal detecting , dan packing .
3. Pengemasan yang terbagi menjadi 3 jenis yaitu pengemasan primer,
pengemasan sekunder dan pengemasan tersier bertujuan mencegah kerusakan
fisik dan biologis pada produk serta menjamin keamanan produk sehingga dapat
sampai di tangan konsumen dengan kondisi yang masih higienis dan
mempermudah pengangkutan.
4. Produk mie yang telah jadi akan disimpan dalam warehouse yang telah
dilengkapi palet kayu dengan sistem First In First Out (FIFO) dan dilengkapi
dengan tag berwarna merah, kuning, dan hijau.
5. Pengolahan limbah cair, padat, dan udara bertujuan menurunkan kandungan
bahan organik dan bahan lainnya sehingga diperoleh konsentrasi yang aman
6.
Pengendalian mutu di PT. SUPRAMA meliputi pengawasan mutu bahan baku dan bahan pembantu, pengawasan mutu proses produksi, pengawasan mutuproduk akhir dan pengawasan mutu kemasan.
7.
Sanitasi mampu meminimalkan kerusakan pada bahan pangan akibat pembusukan oleh mikroorganisme, menghilangkan kontaminan dari makanandan mesin pengolahan makanan serta mencegah terjadinya kontaminasi
kembali.
B. Saran
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan di PT. Surya
Pratista Hutama (SUPRAMA), maka saran yang penulis ajukan adalah sebagai
berikut:
1. Meninjau kembali kinerja tiap karyawan serta tiap mesin yang digunakan untuk
memperkecil jumlah produk afalan.
2. Meningkatkan kesadaran pekerja terutama terhadap kelengkapan kerja seperti
masker, topi serta sandal dan pakaian khusus untuk mencegah terjadinya
kontaminasi selama proses maupun pada produk akhir.
3. Bangunan dari PT. Suprama perlu diperluas dilihat dari hasil produksi dan
banyaknya karyawan. Fasilitas seperti toilet perlu diperhatikan berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Gambar 1. Letak PT. Surya Pratista Hutama Sidoarjo
Gambar 4. Mesin Shifting (pengayak)
Gambar 6. Mesin roll press
Gambar 7. Mesin Slitter
Gambar 9. Mesin Cutting and Folding