• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVISI TAKSONOMI BLOOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REVISI TAKSONOMI BLOOM"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TAKSONOMI BLOOM REVISI

Taksonomi Bloom, ya istilah ini tentu sangat melekat di benak sanubari para pendidik di seluruh dunia tak terkecuali di Indonesia. Jelang peringatan Hari Pendidikan di Indonesia, berikut saya posting artikel tentang Taksonomi Bloom, yang kali ini sudah mengalami revisi.

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani "tassein" yang berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi

(http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy).

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. B enjamin S. Bloom amat populer di kalangan pendidikan dengan taksonominya yang lazim disebut dengan taksonomi Bloom. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Taksonomi Bloom itu merupakan penggolongan (klasifikasi) tujuan pendidikan (ada yang menyebutnya sebagai perilaku intelektual/”intellectual behavior”) yang dalam garis besar terbagi menjadi tiga ranah atau kawasan (“domain”), yaitu ranah kognitif (berkaitan dengan kognisi atau penalaran/pemikiran–dalam bahasa pendidikan Indonesia disebut “cipta”), ranah afektif

(berkaitan dengan afeksi atau “rasa”), dan ranah psikomotor (berkaitan dengan psikomotor atau gerak jasmani-jiwani, gerak-gerik jasmani yang terkait dengan jiwa; mirip dengan “karya”– walau sebenarnya tidak sama persis).

Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukkan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:

Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis

(2)

diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

Dahulu kita mengenal klasifikasi secara hirarkhis terhadap ranah kognitif Bloom menjadi enam tingkatan, mulai dari C1 sampai C6.

Klasifikasi hirarkhis itu masih digunakan lagi dalam revisi taksonomi Bloom tersebut sekalipun dengan nomen yang sedikit berbeda. Ada hal yang sama sekali baru dalam taksonomi Bloom yang baru ini. Sistem hirarkhis yang dulu digunakan dalam Bloom dari C1 sampai C6

merupakan salah satu dimensi dalam klasifikasi tersebut,yaitu dimensi proses kognitif. Perubahan terjadi pada aras (level) 1 yang semula sebagai “knowledge” (tahu, “ketahuan”–) berubah menjadi “remembering” (mengingat).

Perubahan terjadi juga pada level 2, yaitu “comprehension” yang dipertegas menjadi “understanding” (paham, memahami). Level 3 diubah sebutan dari “application” menjadi “applying” (menerapkan). Level 4 juga diubah sebutan dari “analysis” menjadi “analysing” (menganalisis).

Hanya saja dalam dimensi proses kognitif, pada taksonomi yang baru mengalami revisi seperti yang akan diuraikan berikut ini.

Tingkatan Ranah Lama Baru/dimensi proses kognitif C1 Knowlwdge Remember C2 Understand Understand C3 Apply Apply C4 Analyze Analyze C5 Aynthesis Evaluate C6 Evaluate Create

Tabel di atas menunjukkan secara singkat perbedaan C1 sampai dengan C6 secara singkat. Hal yang sama sekali baru adalah munculnya dimensi yang lain dalam taksonomi Bloom,yaitu dimensi pengetahuan kognitif. Dimensi pengetahuan kognitif dibedakan pula secara hirarkhis menjadi empat kategori yaitu: pengetahuan faktual,pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural,serta pengetahuan metakognitif.

Berdasarkan dua dimensi tersebut ranah kognitif dapat dibuatkan tabel yang memadukan dua dimensi tersebut. Dan inilah bagian yang paling sulit dalam mengklasifikasikan ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi ini.

(3)

Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom

Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini

Mengingat : mengurutkan, menjelaskan,mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi, menemukan kembali dsb.

Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.

Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb

Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.

Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.

Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat,

memperindah, menggubah dsb.

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Beberapa prinsip didalamnya adalah :

Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu

Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai

Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui

(4)

Perubahan mendasar terletak pada level 5 dan 6. “Evaluation” versi lama diubah posisisinya dari level 6 menjadi level 5, juga dengan perubahan sebutan dari “evaluation” menjadi “evaluating” (menilai). Level 5 lama, yaitu “synthesis” (pemaduan) hilang, tampaknya dinaikkan levelnya menjadi level 6 tetapi dengan perubahan mendasar, yaitu dengan nama “creating” (mencipta). Jadi taksonomi Bloom versi baru terdiri atas (dari level 1 sampai 6): remembering (mengingat), understanding (memahami), applying

(menerapkan), analysing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan creating (mencipta). Gambaran perubahannya tampak seperti dilukiskan “A Big Dog …” berikut.

Penjabaran masing-masing level itu sebagai berikut.

1.0. Remember (retrieving relevant knowledge from long-term memory)–mengingat

(memunculkan kembali apa yang sudah diketahui dan tersimpan dalam ingatan jangka-panjang); 1.1. Recognizing (mengenali lagi)

1.2. Recalling (menyebutkan kembali)

2.0. Understand (determining the meaning of instructional messages, including oral, written, and graphic communication– paham, memahami (menegaskan pengertian atau makna bahan-bahan yang sudah diajarkan, mencakup komunikasi lisan, tertulis, maupun gambar)

2.1. Interpreting (menafsiri, mengartikan, menerjemahkan) 2.2. Exemplifying (memberi contoh)

2.3. Classifying (menggolong-golongkan, mengelompokkan) 2.4. Summarizing (merangkum, meringkas)

2.5. Inferring (melakukan inferensi) 2.6. Comparing (membandingkan) 2.7. Explaining (memberikan penjelasan)

3.0. Apply (carrying out or using a procedure in a given situation)–menerapkan (melakukan sesuatu, atau menggunakan sesuatu prosedur dalam situasi tertentu)

3.1. Executing (melaksanakan) 3.2. Implementing (menerapkan)

4.0. Analyze (breaking material into its constituent parts and detecting how the parts relate to one another and to an overall structure or purpose)–analisis (menguraikan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang membentuknya, dan menetapkan bagaimana bagian-bagian-bagian-bagian atau unsur-unsur tersebut satu sama lain saling terkait, dan bagaimana kaitan unsur-unsur tersebut kepada keseluruhan struktur atau tujuan sesuatu itu)

4.1. Differentiating (membeda-bedakan) 4.2. Organizing (menata atau menyusun) 4.3. Attributing (meneteapkan sifat atau ciri)

5.0. Evaluate (making judgments based on criteria and standards–evaluasi atau menilai (menetapkan derajat sesuatu berdasarkan kriteria atau patokan tertentu)

5.1. Checking (mengecek) 5.2. Critiquing (mengkritisi)

6.0. Create (putting elements together to form a novel, coherent whole or make an original product)–mencipta (memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk utuh yang koheren dan baru, atau membuat sesuatu yang orisinil)

(5)

6.2. Planning (merencanakan, membuat rencana) 6.3. Producing (menghasilkan karya).

Kajian Teori

Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarkhi dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian- sampai pada

kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi (http://en.wikipedia.org/wiki/Bloom%27s_Taxonomy).

Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Ranah kognitif meliputi fungsi memproses informasi, pengetahuan dan keahlian mentalitas. Ranah afektif meliputi fungsi yang berkaitan dengan sikap dan perasaan. Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan fungsi manipulatif dan kemampuan fisik.

Ranah kognitif menggolongkan dan mengurutkan keahlian berpikir yang menggambarkan tujuan yang diharapkan. Proses berpikir mengekspresikan tahap-tahap kemampuan yang harus siswa kuasai sehingga dapat menunjukan kemampuan mengolah pikirannya sehingga mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Mengubah teori ke dalam keterampilan terbaiknya sehinggi dapat menghasilkan sesuatu yang baru sebagai produk inovasi pikirannya. Untuk lebihmudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan di bawah ini:

• Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.

• Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya

Konsep tersebut mengalami perbaikan seiring dengan perkembangan dan kemajuan jaman serta teknologi. Salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, pada kategori dari kata benda menjadi kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hirarkis, dari urutan terendah ke yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah jumlahnya karena Lorin memasukan kategori baru yaitu creating yang sebelumnya tidak ada.

(6)

Setiap kategori dalam Revisi Taksonomi Bloom terdiri dari subkategori yang memiliki kata kunci berupa kata yang berasosiasi dengan kategori tersebut. Kata-kata kunci itu seperti terurai di bawah ini

Mengingat : mengurutkan, menjelaskan, mengidentifikasi, menamai, menempatkan, mengulangi , menemukan kembali dsb.

Memahami : menafsirkan, meringkas, mengklasifikasikan, membandingkan, menjelaskan, mebeberkan dsb.

Menerapkan : melaksanakan, menggunakan, menjalankan, melakukan, mempraktekan, memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan, mendeteksi dsb

Menganalisis : menguraikan, membandingkan, mengorganisir, menyusun ulang, mengubah struktur, mengkerangkakan, menyusun outline, mengintegrasikan, membedakan, menyamakan, membandingkan, mengintegrasikan dsb.

Mengevaluasi : menyusun hipotesi, mengkritik, memprediksi, menilai, menguji, mebenarkan, menyalahkan, dsb.

Berkreasi : merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, membaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah dsb.

Dalam berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :

(7)

• Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu

• Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu • Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau

menilai

• Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui

Pentahapan berpikir seperti itu bisa jadi mendapat sanggahan dari sebagian orang. Alasannya, dalam beberapa jenis kegiatan, tidak semua tahap seperti itu diperlukan. Contohnya dalam menciptakan sesuatu tidak harus melalui penatahapan itu. Hal itu kembali pada kreativitas individu. Proses pembelajaran dapat dimulai dari tahap mana saja. Namun, model pentahapan itu sebenarnya melekat pada setiap proses pembelajaran secara terintegrasi.

Sebagian orang juga menyanggah pembagian pentahapan berpikir seperti itu karena dalam kenyataannya siswa seharusnya berpikir secara holistik. Ketika kemampuan itu dipisah-pisah maka siswa dapat kehilangan kemampuannya untuk menyatukan kembali komponen-komponen yang sudah terpisah. Model penciptaaan suatu produk baru atau menyelesaian suatu proyek tertentu lebih baik dalam memberikan tantangan terpadu yang mendorong siswa untuk berpikir secara kritis.

Psikomotorik

Paradigma di masa lalu menjujung tinggi penguasan teoritis, kini menjujung tinggi nilai-nilai pragmatis. Keberhasilan belajar tidak hanya diukur dengan seberapa banyak materi yang dapat siswa kuasai, namun perlu dilanjutkan dengan seberapa terampil siswa menerapkan teori yang dikuasainya. Terampil menerapkan teori menjadi karya menjadi target utama belajar masa kini. Domain psikomotorik berbeda dengan menerapkan dalam domain kognitif. Dalam

pengembangan kognitif menyangkut pengembangan kemampuan berpikir, sedangkan dalam domain psikomotor menurut Simpson, 1972, menyangkut keterampilan gerakan dan kordinasi secara fisik dalam menggunakan keterampilan fisik. Ukuran pengembangan keterampilan fisik adalah kecepatan, ketepatan, jarak, prosedur, atau teknik pelaksanaan. Tingkat penguasaan keterampilan terbagi dalam tujuh kategori, yaitu

1. Mempersepsikan, yaitu keterampilan menggunakan berbagai isyarat sensor untuk melakukan aktivitas motorik seperti keterampilan menerjemahkan isyarat indra. Kata kunci yang digunakan dalam keterampilan ini ialah memilih, menggambarkan, mendetiksi, membedakan, mengidentifikasi, mengisolasi, dan menghubungkan.

2. Menyiapkan; meningkatkan kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan suatu tindakan. Kata kunci yang digunakan dalam keteramilan ini ailah; memulai, menyajikan, menerangkan, bergerak, menghasilkan,

berkreasi, dan menyatakan.

3. Menanggapi respon; tahap awal dalam keterampilan belajar yang kompleks adalah keterampilan meniru dan trial and error. Ketepatannya ditentukan latihan. Kata kunci yang digunakan adalah meng-copy, mengikuti jejak, memperbanyak, merespon, dan bereaksi.

(8)

4. Mekanis, adalah tahap peralihan dalam belajar melalui pengembangan kebiasaan dan melakukan gerakan yang didukung dengan keyakinan dan rasa percaya diri. Kata kunci yang digunakan adalah merakit, mengkalibarasi, menbangun konstruksi, membongkar, menampilkan, mengikat, memperbaiki, memanaskan, memanipulasi,mengukur, mencampur, mengorganisasikan, memubuat sketsa.

5. Mengembangkan respon yang kompleks. Keterampilan direfleksikan dalam gerak yang kompleks. Kemahiran ditunjukkan dengan kinerja yang cepat, akurat, sangat terkoordinasi, dan menggunakan energi minimal. Kategori ini termasuk melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, dan aksi otomatis. Contoh dalam bermain sepakbola yang menggunakan kata kunci; bertindak cepat, akurat, terkoordinasi.

6. Adaptasi: Keterampilan yang dikembangkan dengan baik secara individu dapat memodifikasi pola pergerakan sesuai persyaratan khusus. Kata kunci yang digunakan menyesuaikan, menggubah, mengubah, menata kembali, mereorganisasi, merevisi, memvariasikan.

7. Orisinalitas; membuat gerakan baru sehingga sesuai dengan keadaan tertentu. Pembelajaran menekankan pada pengembangan kreativitas yang berlandaskan keterampilan tinggi. Kata kunci yang digunakan adalah menyusun, membangun, menggabungkan, mengarang, mengkonstruksi, menciptakan, mendesain, memulai, dan membuat.

Untuk mengukur kompetensi siswa dalam ranah psikomotor dapat menggunakan format acuan penilai seperti di bawah ini.

Implementasi Berbasis TIK

Mengimplementasikan TIK dalam belajar bisa dilihat dari domain kognitif maupun psikomotor.D bawah ini terdapat sejumlah batasan pada setiap level berpikir yang akan mendasari sistem pengelolaan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Creating Merumuskan ide baru, produk, atau cara memandang

sesuatu.

(9)

penghitungan atau melalui beberapa tahap pengujian

Analysing Mengurai informasi ke dalam bagian lebih rinci,

terkait satu dengan yang lain dan dapat dipahami.

Applying Menerapkan informasi pada siatuasi yang berbeda

Understanding Menjelaskan ide atau konsep

Remembering Mengingat kembali informasi

Mengingat (Remembering)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilita s pendukung

Produk 1 Menamai file Word, Excell,

power point

Memberikan kode pada penamaan file

2 Meringkas materi kedalam bentuk bullet pointing Power point, word, Membuat bullet, pointing, colouring mengenai informasi penting

3 Mengidentifikasi web dan nara sumber yang mendukung materi pelajaran

Mozilla firefox, internet explorer

Membookmarking/ favouriting web atau nara sumber terkait 4 Menceritakan kembali topik diskusi

yang ada di situs jejaring sosial

Facebook, twitter

Mendaftar sebagai anggota di situs jejaring sosial, situs dagang 5 Menjelaskan ulang informasi dari

internet

Search engine : goolgle, yahoo, msn

Melakukan pencarian data melalui search engine (googling) Memahami (Understanding)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung

Produk 1 Mengutarakan pendapat atas

sebuah berita yang dimuat secara online

kompas.com; detik.com;

Memberikan komentar singkat dan catatan pada artikel di web

(10)

2 Membedakan berbagai dokumen yang dimiliki berdasarkan mata pelajaran

Word, excel, powerpoint,

Mengklasifikasikan file, website dan bahan ke dalam folder

3 Mendiskusikan topik pelajaran tertentu Forum di internet (www.forumsains.co m, /www.indoforum.org, /forum.detik.com) Menyampaikan opini dalam forum internet

4 Menjelaskan ulang materi pelajaran ke dalam blog

wordpress.com, blogspot.com, multiply.com

Laporan berupa catatan dan tugas harian dalam blog

5 Menerjemahkan materi pelajaran berbahasa asing dari internet

Internet, google translate,

translation2.paralink. com

Materi pelajaran dalam dua bahasa

Mengaplikasikan (Application)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung

Produk 1 Menguji pemahaman materi

pelajaran melalui e-learning

Program e-learning Menjalankan sebuah program 2 Mengilustrasikan proses biologi

dalam bentuk flow chart

Microsoft office vissio, Power point, word

Mengaplikasikan beberapa program 3 Mengaplikasikan program excel

untuk penyelesaian soal MIPA

Excel Memodifikasi aplikasi program 4 Menguji kemampuan daya nalar Web games online;

games.co.id, sudoku

Memainkan sebuah games online

berbasis pendidikan 5 Menyusun fakta-fakta sejarah

menjadi sebuah kliping / catatan sejarah online

Web, buku sejarah, google, ziddu.com, rapidshare

Mengupload

materi /informasi ke dalam sebuah web Menganalisis (Analysing)

(11)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung

Produk 1 Mengintegrasikan data, tabel, grafik

dan flow chart ke dalam sebuah artikel

Word, excel, visio, blog/web

Mengintergrasikan beberapa sumber data ke dalam satu web/blog

2 Menghubungkan topik mata pelajaran yang dipelajari dengan informasi terupdate saat ini

Google, yahoo dan search engine lainnya

Menetapkan link web yang

berhubungan

dengan materi yang sedang dipelajari 3 Menguraikan biografi tentang tokoh

sains terkemuka

Google, yahoo, wikipedia

Biografi tokoh sains 4 Mereview dan menilai informasi hasil

browsing

Google, yahoo Memvalidasi ketelitian dan kebenaran data yang berasal dari web

5 Mengorganisir data yang dimiliki sesuai dengan mata pelajaran dan jenis file Web, blog, pdf, mp2, word, excel Mengorganisir data online Mengevaluasi (Evaluating)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung

Produk 1 Merekomendasikan web/sumber

online sebagai bahan belajar

Google, yahoo, web, blog

Daftar dan link web yang direkomendasi 2 Mengkritisi sebuah topik yang sedang

dibahas Forum diskusi online Mengomentari topic tertentu pada forum diskusi 3 Menilai kelayakan suatu karya untuk

ditampilkan ke publik Forum online sekolah, Memoderatori sebuah forum diskusi

4 Memantau kemajuan kolaborasi Web/blog/forum Membangun kolaborasi dan

(12)

jaringan di situs social

5 Menghitung efisiensi kerja sebuah aplikasi program

Excel, e-learning Menguji prosedur kerja sebuah aplikasi program Menciptakan (creating)

No Kegiatan Pembelajaran Berbasis TIK Software/fasilitas pendukung

Produk 1 Menciptakan aplikasi program

sederhana

Power point, excel Mengembangkan kreasi dengan power point, Mengembangkan kreasi kreasi dengan excel 2 Menciptakan aplikasi multimedia

sederhana

Adobe photoshop Mengembangkan animasi sederhana untuk alat peraga belajar

3 Medesain tampilan blog/website pribadi Webhosting gratis (www.rumahweb.co m, www.000webhost.c om, www.webs.com ); blog wordpress, blogspot Website / blog pribadi

4 Berkolaborasi menghasilkan suatu karya untuk dipublikasikan secara online Internet, blog, website Mengembangkan kerja sama mengembangkan karya tulis bersama berbasis jaringan internet.

5 Membuat rekaman kegiatan sekolah/ karya dalam bentuk audio

(podcasting) Software atau pemutar mp3, perekam audio, Podcast untuk dipublikasikan secara online

(13)

online

Uraian di atas memberikan gambaran bahwa dalam kosep pendidikan moderen kompetensi siswa dirancang dalam ranah yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Hasil belajar siswa berupa kompetensi penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan menerapkan ilmu pengetahuan. Pengetahuan diuji dengan alat ukur berupa soal-soal sebagai perangkat tes dan format acuan penilaian keterampilan dalam melaksanakan kegiatan, dalam proses belajar.

Gambar

Gambar 1. Diagram Taksonomi Bloom

Referensi

Dokumen terkait

Bagian sistem yang akan dibangun adalah kendali cerdas intensitas cahaya yang merupakan aplikasi yang dibangun dengan memakai objek tanaman bunga krisan dengan kondisi

CBGS-N-LOS (21 VAR) CLEANING EKSPLORING UNIT COST ANALISA REKAP VARIABEL CMI COST WEIGHT PRELEMINARY TARIF TARIF INPUT CCM TRIMING AF HBR Data Costing Data Coding CBGs COST..

Hal ini dibuktikan dari tanggapan responden tentang keinginannya dalam menggunakan aplikasi fitur filter , yang diperoleh sebesar 73,3% atau 198 responden

Sebagai instrumen investasi yang paling populer di Indonesia maupun di negara lain, real estate/property residential dan saham memiliki karakteristik yang

Electron dari katoda yang bergerak dengan percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai electron dari atom target (anoda) sehingga menyebabkan electron tereksitasi

Arsitektur sistem informasi yang dikembangkan tersebut telah memuat berbagai data terkait profil kota-kota di Indonesia, informasi strategis kota, sebaran kawasan perkotaan

Algoritma optimasi chaos diterapkan pada RPNN dan digunakan untuk prediksi jumlah pengangguran di Kalimantan Barat.Sehingga untuk memprediksi jumlah pengangguran digunakan RPNN

Selain itu perlu dibangun basis data pendukung yang berperan langsung dalam model penyebaran tumpahan minyak tersebut, seperti: data minyak yang tumpah, data pasang surut,