• Tidak ada hasil yang ditemukan

LESSON STUDY: BEST PRACTICES AND CHALLENGES IN QUALITY IMPROVEMENT OF JUNIOR SECONDARY SCHOOL PHYSICS THROUGH COLLABORATIVE BASED LEARNING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LESSON STUDY: BEST PRACTICES AND CHALLENGES IN QUALITY IMPROVEMENT OF JUNIOR SECONDARY SCHOOL PHYSICS THROUGH COLLABORATIVE BASED LEARNING"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LESSON STUDY: BEST PRACTICES AND CHALLENGES IN QUALITY IMPROVEMENT OF JUNIOR SECONDARY SCHOOL PHYSICS THROUGH

COLLABORATIVE BASED LEARNING

Asep Supriatna SMPN 9 Sumedang

Abstract

Lesson Study activity has been tried out at SMPN 9 Sumedang to improve the quality of physics learning in static electric. The tried out was done at grade nine with 38 students which is grouped into 9 groups of 4 to 5 students per group. Thirty one observers consist of teachers, principals, supervisors, and lecturers attended my open lesson to observe students activities at SMPN 9 Sumedang. Hands-on and mind-on activities, daily life, and hand-made local materials through collaborative learning were applied to improve student learning activities.

Student understanding and respond were measured by academic test and questionnaire distributed after learning activities. It was found that students shown to be enjoyed and enthusiasm participating in the physics learning as indicated by questionnaire. Student’s achievement was high with 8.5 average. This model of teaching was effective enough to promote student active learning. In addition, observers got good lesson learnt through sharing ideas at post class discussion.

Keyword: lesson study, collaborative learning, hands-on, mind-on, daily life, local meterials.

Pendahuluan 1. Latar Belakang

Secara Internasional mutu pendidikan Indonesia masih rendah, sebagaimana dilaporkan TIMSS, 2003 (the Trends in International Mathematics and science Study) peserta didik SMP kelas 2 Indonesia berada pada urutan ke-36 untuk IPA dan ke 34 untuk Matematika dari 45 negara peserta TIMSS.Siswa-siswa Indonesia hanya dapat menjawab soal-soal hapalan tetapi tidak dapat

menjawab soal-soal yang memerlukan nalar atau keterampilan proses. Hal ini menandakan bahwa kualitas pembelajaran IPA khususnya masih rendah atau masih berorientasi pada target kurikulum bukan pada proses pembelajaran. Sehingga harus menjadi pemikiran kita semua sebagai guru IPA untuk menjadikan setiap pembelajaran menjadi lebih bermakna dengan dapat mengaitkan konsep-konsep IPA dengan kehidupan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari.Walaupun dalam KTSP

(2)

dengan ruh KBK-nya telah merubah paradigma baru dalam proses pembelajaran namun kenyataan dilapangan masih belum nampak perubahan aktifitas pembelajaran yang berarti.Hal ini akan bergantung pada sang guru untuk berinovasi dalam pembelajaran, hanya mereka yang terus belajar dan tumbuh dapat menjadi seseorang yang handal dalam mengajar, dan diatas segalanya, seorang pendidik harus-lah seorang pembelajar yang baik (Sato,1996).

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam pembelajaran fisika adalah melalui kegiatan Lesson Study, karena Lesson study merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru. Kegiatan ini merupakan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses pembelajaran dengan cara saling belajar antara guru dalam satu bidang studi maupun dengan bidang studi lainnya (Sriyati, 2006). Dalam Lesson Study dikembangkan metoda mengajar yang bervariasi berbasis hand-on activity, daily laife, dan local materials untuk menjelaskan konsepIPA sehingga siswa-siswa menjadi senang belajar dan melahirkan pembelajaran yang aktif serta bersifat Student Centered.

Sumedang merupakan salah daerah dari tiga daerah di Indonesia yang ditunjuk pemerintah untuk menerapkan kegiatan Lesson Study, telah banyak manfaat yang dirasakan oleh para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dinas pendidikan selama dua tahun lebih penerapan Lesson Study. Guru-guru telah banyak belajar dari kegiatan lesson leart, wawasan mereka bertambah lebih berani mengemukakan pendapat lebih berani untuk diobservasi, dan mereka lebih tertantang untuk berkreasi dalam mengemas suatu pembelajaran dalam open lesson.

Lesson Study dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu plan ( perencanaan), Do ( pelaksanaan), dan see ( refleksi) secara kolaboratif diantara guru dan dosen yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan kata lain Lesson Study merupakan suatu upaya peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuitas improvement). Dengan Lesson Study permasalahan yang meliputi materi, teknik penyampaian materi (metode, pendekatan dan strategi pembelajaran), penggunaan alat peraga dan lain-lain dapat diselesaikan, karena persiapan Lesson Study dapat melibatkan banyak pihak, misalnya kelompok guru sebidang dalam satu sekolah, kelompok guru sebidang dalam MGMP, kelompok guru dan dosen sebidang dalam satu wilayah, dengan demikian rencana pembelajaran yang disusun bersama diharapkan kualitasnya lebih baik jika dibandingkan dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan secara individual.

(3)

Dalam Lesson Study, guru tidak hanya dapat belajar dari dirinya sendiri tetapi belajar dari orang lain dan ligkungannya melalui kegiatan refleksi. Peningkatan pengetahuan guru tentang bagaimana ia mengajar sesuatu pada siswanya tidak tertumpu pada pengalamannya ia belajar sesuatu itu dari gurunya. Sebagaimana hasil observasi Gallimore (Hiebert dan Glass, 2003) yang mengungkapkan bahwa pengajaran adalah praktek budaya, dan mengubah praktek-praktek budaya itu cukup sulit. Orang-orang belajar dan mengajar, sebagian berkembang dalam budaya, melalui magang secara pasif selama beberapa tahun atau lebih. Ketika menghadapi tantangan-tantangan nyata di kelas, mereka seringkali mengabaikan praktek-praktek baru dan kembali pada metode-metode pangajaran yang digunakan guru mereka.

Sejalan dengan pandangan Gallimore, menurut Gellret (2003) para guru dan calon guru yang sedang belajar menekuni profesinya tidak dapat mengkonsultasikan sumber pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk mulai. Mereka seringkali mulai dengan metode-metode pengajaran yamg pernah mereka terima atau metode yang mereka alami. Secara paralel, para pendidik guru kurang akan dasar pengetahuan untuk membuat program-program penyiapan guru yang lebih efektif (CUPM, 2004)

Dari pendapat di atas, Lesson Study sebagai kajian pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan semua elemen pendidikan, dan memungkinkan untuk mengurangi berbagai kelemahan yang terjadi di sekolah terutama kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran yang lebih bermakna.

Pembelajaran yang penulis implementasikan dalam open lesson adalah pembelajaran kolaboratif yang berbasis hand-on activity, daily laife, dan local materials dengan konsep Fisika Listrik Statis pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 9 Sumedang . Di dalam pembelajaran kolaboratif unit pembelajaran yang ditekankan adalah pada tiap individu. Tujuan pembelajaran kolaboratif bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok, namun para siswa dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau pemikiran yang dikeluarkan oleh tiap individu dalam kelompok (Sato, 2006). Pembelajaran tidak terjadi dalam kesatuan namun pembelajaran merupakan hasil dari keragaman dan perbedaan.

Proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kolaboratif penulis awali dengan menyanyikan lagu himne kelas IX.D secara bersama-sama, dilanjutkan dengan memotivasi siswa dan menguraikan materi secara singkat dengan memberikan contoh-contoh kongkrit untuk

(4)

merangsang minat anak, dilanjutkan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) secara heterogen, dan membagikan LKS dengan tujuan supaya siswa dapat bertukar ide, pengalaman serta pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Ruang Lingkup

Di dalam penulisan ini dibahas manfaat Lesson Study dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika konsep Listrik Statis pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 9 Sumedang.

3. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan ruang lingkup yang dikemukakan diatas maka tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut:

a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep listrik statis melalui Lesson Study sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran fisika konsep listrik statis.

4. Manfaat

Dengan Lesson Study banyak manfaat yang dapat kita ambil baik bagi siswa, guru, sekolah maupun elemen pendidikan lainnya. Guru lebih kreatif sehingga dapat membelajarkan siswanya dengan lebih menarik dan bermakna sehingga meningkatkan kualitas siswa, dalam pembelajaran juga dapat memperoleh dampak penggiring seperti membiasakan diri berfikir kritis, melatih konsentrasi, bekerja sama dalam kelompok, mengembangkan kompetensi bermental tinggi, serta bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan kepadanya. Bagi sekolah diharapkan adanya reformasi pendidikan untuk mendokrak kualitas pendidikan nasional.

Pembahasan

1. Penyusunan Program Pembelajaran

Prosedur penelitian merupakan bagian dari kegiatan Lesson study yang telah dilaksanakan meliputi tahapan : plan ( perencanaan), do (implementasi) dan see ( refleksi).

(5)

a. Plan (perencanaan)

Tahap pertama kegiatan Lesson stdy yaitu tahap perencanaan, bertujuan untuk merancang pembelajaran yang dapat menbelajarkan siswa yang berpusat pada siswa. Bagaimana membuat supaya siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perencanaan dilakukan secara bersama-sama antara guru dengan guru pada kegiatan MGMP serta berkolaborasi dengan dosen UPI untuk memperkaya ide-ide.

Tahap perencanaan didahukui dengan identifikasi masalah pembelajaran, dilanjutkan dengan rencana solusi dari permasalahan berkaitan dengan teaching material, teknik evaluasi dan pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan dalam kegiatan Lesson Study harus berpegang pada tiga prinsip, yaitu Hands on dan Mind on activity, Daily life, dan Local Material. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut guru secara berkolaborasi dalam kegiatan MGMP menyusun suatu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang selanjutnya diujicobakan oleh guru model (peer teaching) sebelum implementasi pembelajaran di dalam kelas (open lesson).

b. Do ( Pelaksanaan)

Langkah kedua dalam kegiatan Lesson Study adalah Do ( pelaksanaan) pembelajaran untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah dirumuskan bersama pada tahap perencanaan. Pada tahap ini telah disepakati siapa guru yang akan menjadi model dan sekolah mana yang akan menjadi tuan rumah. Langkah ini bertujuan untuk menguji coba efektivitas model pembelajaran yang telah dirancang. Guru-guru lain, kepala Sekolah, pengawas dan dosen bertindak sebagai observer.

c. See (refleksi)

Langkah ketiga dalam kegiatan Lesson Study adalah see (refleksi), setelah pembelajaran (open lesson) selesai segera dilakukan diskusi antara guru model dan para observer yang dipandu oleh kepala sekolah atau personel yang ditunjuk untuk membahas pembelajaran. Guru model mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan-kesan dalam pelaksanaan pembelajaran. Selanjutnya observer diminta menyampaikan komentar dan lesson learnt dari pembelajaran terutama berkenaan dengan aktivitas siswa. Komentar difokuskan pada aktifitas siswa, kritik dan saran untuk guru model disampaikan secara bijak demi perbaikan pembelajaran. Sebaliknya guru

(6)

model harus dapat menerima masukan usulan tersebut diharapkan guru dapat merancang kembali pembelajaram yang lebih baik untuk dilaksanakan di kelasnya.

a. Pelaksanaan Program

Implementasi Lesson Study dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Agustus 2007 pukul 09.20. Adapun kelas yang digunakan adalah kelas IX.D SMP Negeri 9 Sumedang, dengan konsep “Listrik Statis”. Guru yang menjadi model adalah penulis sendiri. Sesuai dengan yang dipersiapkan pembelajaran yang ditampilkan adalah pembelajaran dengan model pembelajaran kolaboratif yang berbasis hand-on activity, daily laife, dan local materials.

Kegiatan pembelajaran diawali dengan menyanyikan lagu hymne kelas IX.D secara bersama-sama untuk membuat siswa senang diawal pembelajaran, dilanjutkan dengan demonstrasi “Ular Ajaib” untuk memotivasi siswa kemudian menguraikan materi secara singkat dengan memberikan contoh-contoh kongkrit untuk merangsang minat siswa, dilanjutkan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil (4-5 siswa) secara heterogen, dan membagikan LKS dengan tujuan supaya siswa dapat bertukar ide, pengalaman serta pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Dalam kelompok kecil siswa melakukan kegiatan percobaan listrik statis berbasis local materials. Pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, berbagai reaksi siswa terjadi diantaranya ada yang bengong, diam dan aktif, tapi lama kelamaan siswa yang bengong bisa mengikuti pembelajaran bersama dengan temannya, sehingga akhirnya mau terlibat pada kegiatan dikelompoknya. Guru berkeliling membimbing kelompok dan observer terus mengamati siswa. Setelah selesai melakukan kegiatan kelompok kurang lebih 30 menit kemudian melakukan presentasi di depan kelas. Siswa cukup antusias untuk memperhatikan temannya mempresentasikan hasil diskusi dan saling bertanya berupa soal-soal lisan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan sesuai dangan materi sehari-hari itu. Pembelajaran ditutup dengan diberi penegasan terlebih dahulu terhadap konsep listrik statis, kemudian seluruh siswa diberi uji kemampuan(kinerja) untuk mengecek pemahamn siswa terhadap konsep-konsep aplikatif . Akhirnya siswa secara individu diberi tes tertulis sebagai evaluasi pembelajaran.

(7)

Selama pembelajaran berlangsung seluruh peserta MGMP melakukan observasi kemudian diakhir pembelajaran seluruh observer berkumpul untuk merefleksi hasil pengamatan pembelajaran tersebut, hasil refleksi diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Siswa senang belajar dengan menggunakan media Local Materials.

2. Alat percobaan local materials tidak kalah menariknya dan dapat berhasil diterapkan pada siswa.

3. Demonstrasi “Ular Ajaib” sangat menarik perhatian siswa.

4. Dalam kelompok terjadi kolaboratif, karena ada keragaman aktivitas siswa dalam kelompok dimana siswa mempunyai pribadi yang unik dan berbeda-beda.

5. Ada variasi pembelajaran yang baru ketika siswa diminta untuk memberikan penilaian kinerja (lembar presentasi) kelompok lain, dengan memberikan sejumlah tanda bintang.

6. Ada percobaan (test kinerja) pada akhir pertemuan membuat siswa tetap bersemangat. 7. RPP diharapkan mengacu pada ketentuan-ketentuan sertifikasi.(pengawas)

8. Statis bukan berati diam, contoh kalau tidak ada menyanyi (diawal pembelajaran) berarti lesson study statis.(UPI)

Implementasi dengan pembelajaran kolaboratif melalui Lesson Study dirasakan adanya perubahan baik siswa maupun guru, penyegaran pengetahuan lebih dapat dirasakan guru, komunitas guru menjadi lebih terbuka dalam mendiskusikan kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan pembelajaran, siswa lebih antusias dan aktif dalam pembelajaran, bahkan ada siswa yang tadinya pendiam nampak makin berani mencoba mengemukakan pendapatnya, terdapat siswa yang sangat kritis dalam mencari penyelesaian dari siswa lain atau dari guru, demikian pula masukkan-masukkan dari observer ataupun nara sumber lain merupakan bahan diskusi dan telaahan yang cukup menarik. Kemajuan guru secara teoritis akan meningkatkan rasa percaya diri dan rasa kebersamaan, seperti pada implementasi yang telah dilaksanakan dengan pembelajaran kolaboratif ditinjau dari komunitas di lapangan.

Walaupun pada awalnya guru masih keliru dalam mengartikan Lesson study, menganggap bahwa Lesson Study merupakan suatu model pembelajaran, tetapi seiring berjalannya waktu dapat pula dipahami bahwa pada prinsipnya Lesson study mengajak guru untuk membuka diri dalam arti membuka kelemahan dalam diri, diskusi dengan teman sejawat, masalah yang dihadapi dibicarakan dan dirundingkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Pembelajaran yang diobservasi oleh

(8)

mereka yang mengetahui bagaimana seharusnya skenario berjalan, cenderung akan lebih baik karena guru model lebih siap dalam membangun komunikasi kelas untuk mengaktifkan siswa dan observer akan berusaha menggali berbagai kekurangan KBM sehingga pada implementasi berikutnya memungkinkan akan semakin baik. Hal ini sangat berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan bukan dalam kerangka Lesson Study. Dengan demikian meningkatkan kualitas siswa dalam pembelajaran fisika dapat dilakukan melalui Lesson Study. Dari aspek guru, tuntutan menjadi guru professional yang bisa mengembangkan pembelajaran untuk meningkatkan kompetensi siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik, melalui lesson study menjadi semakin terbuka.

b. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran

Penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan terhadap dua hal, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar, sebagaimana uraian berikut:

1) Penilaian Proses

Penilaian proses belajar dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan melakukan pengamatan terhadap beberapa aspek, yaitu: a. sikap antusias, b. partisipasi dalam kegiatan, c. kerjasama dalam kelompok dan d. hasil kerja berupa jawaban dari soal yang diberikan dalam LKS.

Pada penilaian proses setiap aspek dibuat rambu-rambu penilaiannya dan dapat menggunakan format pengamatan berikut:

Format Pengamatan Skor Aspek

No Nama Siswa

a b c d

Jumlah skor Nilai 1

2 Dst. Catatan:

1. Setiap aspek diberi bobot 1-5

(9)

2) Penilaian Hasil Belajar

Siswa secara individu dituntut untuk menyelesaikan soal-soal uraian sebagai evaluasi sebanyak 4 soal. Selain itu, para siswa juga dituntut untuk dapat memahami secara jelas mengenai jawaban yang diberikan.

c. Respons Siswa

Untuk lebih menguatkan asumsi terhadap keefektifan pembelajaran dengan Lesson Study, diminta respons siswa sebagai orang yang merasakan langsung efek kegiatan tersebut. Data tersebut dijaring melalui angket yang diedarkan kepada siswa yang berkaitan dengan beberapa aspek yaitu kemenarikan, kemudahan, perbandingan dengan cara lain (konvensional), dan kelanjutan

pembelajaran dengan Lesson Study untuk lebih jelasnya, data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL 1. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Konsep Listrik Statis melalului kegiatan Lesson Study

NO

PERNYATAAN

SANGAT SETUJU 1 Kesan saya selama mengikuti pembelajaran fisika konsep Listrik

Statis merasa mudah 80%

2 Saya senang dan antusias mengikuti tahapan-tahapan

pembelajaran Fisika. 100%

3 Adanya media pembelajaran / LKS memudahkan saya dalam

memahami konsep listrik statis 97%

4 Praktek fisika tentang konsep listrik statis sangat menyenangkan. 92% 5 Saya banyak memperoleh kesempatan berbicara, mengeluarkan

pendapat, atau bertanya pada teman. 67%

6 Setelah pembelajaran saya lebih mengerti kaitan pelajaran fisika

di sekolah dengan praktek dalam kehidupan sehari-hari 97% 7 Banyak hal-hal baru yang menyenangkan selama pembelajaran

(10)

NO

PERNYATAAN

SANGAT SETUJU

8 LKS yang dibagikan mudah dipahami. 78%

9 Pemahaman saya terhadap pembelajaran fisika lebih baik setelah

kegiatan pembelajaran 97%

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas bahwa 100% siswa menyatakan senang dan antusias dengan pembelajaran fisika konsep listrik statis, 97 % menyatakan media pembelajaran / LKS memudahkan dalam pemahaman konsep listrik statis, 92 % menyatakan praktek fisika tentang konsep listrik statis sangat menyenangkan, dan pernyataan lainnya diatas 60%. Hal ini menunjukkan bahwa respon siswa sangat tinggi dalam mengikuti pembelajaran fisika pada konsep listrik statis dengan model Colaborative Learning melalui kegiatan Lesson Study.

TABEL 2 . HASIL NILAI LKS DAN EVALUASI

NO NILAI L K S EVALUASI 1. Tertinggi 10 10 2. Terrendah 6,0 6,0 3. Rata-rata 8.0 8,5 Ketuntasan Belajar 92 % KKM 6,5

Berdasarkan data pada tabel 2 diatas bahwa hasil nilai test evaluasi dan nilai kinerja LKS sangat baik dengan nilai rata-rata 8,5 dan 8 dengan ketuntasan belajar secara klasikal 92 % pada KKM 6,5 . Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan siswa pada pembelajaran fisika konsep listrik statis dengan model colaborative learning melalui lesson study sangat tinggi.

Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan

Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari beberapa faktor yang dapat menunjangnya yaitu siswa, guru, model pembelajaran serta sarana dan prasarana. Berdasarkan

(11)

uraian pembahasan di atas dimana respon siswa sangat tinggi, tingkat keberhasilan siswa sangat tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kolaboratif melalui kegiatan Lesson Study dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran fisika konsep listrik statis pada siswa kelas IX.D SMP Negeri 9 Sumedang.

2. Saran

Berdasarkan kenyataan di atas, maka dalam penulisan ini dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:

a. Hendaknya model colaborative learning melalui kegiatan Lesson Study dalam pembelajaran fisika dapat dilaksanakan oleh guru-guru dan dari sekolah yang lain.

b. Dengan Lesson Study banyak manfaat yang dapat diambil baik siswa, guru, maupun sekolah agar hendakanya guru yang belum melaksanakan Lesson Study dapat melaksanakannya dengan pelajaran dan topik yang berbeda.

Daftar Pustaka

PMIPA UPI. (2006). Lesson Study. Bandung: UPI Press.

PMIPA UPI. (2007). Jurnal Pengajaran MIPA. Bandung: FPMIPA UPI.

Sato, M. (2006). Tantangan Yang Harus Dihadapi Sekolah. Disajikan pada Training Fasilitator MGMP kota Sumedang yang dilaksanakan atas kerjasama FPMIPA UPI, JICA, dan Dinas kota Sumedang, 12 September 2006.

Tim MONEV FPMIPA UPI. (2007). Mekanisme dan Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Program SISTTEMS. Disajikan pada Workshop Evaluasi II kota Sumedang yang dilaksanakan atas kerjasama FPMIPA UPI, JICA, dan Dinas kota Sumedang, 4 Juni 2007. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Sundari, S. (2007). Meningkatkan Kualiatas Siswa dalam Pembelajaran MatematikaMelalui Lesson Study.Makalah Lomba Karya Tulis Pendidikan. Sumedang.

Gambar

TABEL 1. Respons Siswa Terhadap Pembelajaran Fisika Konsep Listrik Statis   melalului kegiatan  Lesson Study
TABEL 2 .  HASIL NILAI LKS DAN EVALUASI

Referensi

Dokumen terkait

Atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Imla’ Manzur dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Bahasa Arab Siswa

Dinas kesehatan yang seharusnya juga memiliki tugas dalam pelaksanaan JKN belum sepenuhnya memahami apa yang menjadi tugasnya sehingga masih hanya sebatas penganggaran dan

Sebagai salah satu pengujian dekripsi digunakan cipherteks dari citra alam.bmp yang sudah di enkripsi dengan kata san GL ³ D V G I´ PDND SDGD proses dekripsi ini

Pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Gunung Bale Kecamatan Banawa belum dijalankan tepat sasaran, di mana dapat hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pada

Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah aluminium bagian dalam sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara bebas

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan teknik penentuan informan. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

demikian H1a dan H2a tidak dapat diterima, hal ini menjelaskan bahwa mahasiswa akuntansi dan manajemen memiliki tingkat narsisme yang sama dalam

Akan tetapi jika kinerja melebihi harapan, pelanggannya akan merasa sangat puas atau senang.Sebuah perusahaan yang berwawasan pelanggan, ingin mencapai kepuasan