• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM KERJA INTENSIF CARE UNIT.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM KERJA INTENSIF CARE UNIT.docx"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF / ICU PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI RAWAT INTENSIF / ICU

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1.

1.1. Latar Belakang.Latar Belakang.

Instalasi Rawat Intensif (IRI) / ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang Instalasi Rawat Intensif (IRI) / ICU adalah suatu bagian dari rumah sakit yang mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan mandiri (instalasi dibawah direktur pelayanan), dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial menderita penyakit, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia. IRI / ICU menyediakan kemampuan dan sarana, mengancam nyawa dengan prognosis dubia. IRI / ICU menyediakan kemampuan dan sarana,  prasarana serta

 prasarana serta peralatan peralatan khusus unkhusus untuk menunjang tuk menunjang fungsi-fungsi vital fungsi-fungsi vital dengan dengan menggunakanmenggunakan ketrampilan staf medic, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan ketrampilan staf medic, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam pengelolaan keadaan-keaadaan tersebut.

keadaan-keaadaan tersebut.

Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca Kematian pasien yang mengalami pembedahan terbanyak timbul pada saat pasca  bedah. Pada sekitar tahu

 bedah. Pada sekitar tahun 1860, Florence n 1860, Florence Nightingale mengusulkan anestesi Nightingale mengusulkan anestesi sampai ke masasampai ke masa  pasca

 pasca bedah. bedah. Dimulai Dimulai sekitar sekitar tahun tahun 1942, 1942, Mayo Mayo Clinic Clinic membuat membuat suatu suatu ruangan ruangan khususkhusus dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi dimana pasien-pasien pasca bedah dikumpulkan dan diawasi sampai sadar dan stabil fungsi vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar vitalnya, serta bebas dari pengaruh sisa obat anestesi. Keberhasilan unit pulih sadar merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa merupakan awal dipandang perlunya untuk melanjutkan pelayanan serupa tidak pada masa  pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.

 pulih sadar saja, namun juga pada masa pasca bedah.

Evolusi IRI/ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada Evolusi IRI/ICU bermula dari timbulnya wabah poliomelytis di Scandinavia pada sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot sekitar awal tahun 1950, dijumpai kematian yang disebabkan kelumpuhan otot-otot  pernafasan.

 pernafasan. Dokter Dokter spesialis spesialis antologi antologi yang yang dipelopori dipelopori oleh oleh BjØrn BjØrn Ibsen Ibsen pada pada waktu waktu itu,itu, melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan melakukan intubasi dan memeberikan bantuan napas secara manual mirip yang dilakukan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan selama anestesi. Dengan bantuan para mahasiswa kedokteran dan sekelompok sukarelawan mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas mereka mempertahankan pasien poliomelytis bulbar dan bahkan menurunkan mortalitas menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung menjadi sebanyak 40%, disbanding dengan cara sebelumnya yakni penggunaan iron lung yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik yang mortalitasnya sebesar 90%. Pada tahun 1952 Engstrom membuat ventilasi mekanik  bertekanan

 bertekanan positif positif yang yang ternyata ternyata sangat sangat efektif efektif member member pernafasan jangka pernafasan jangka panjang. panjang. SejakSejak saat itulah Icu dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas

saat itulah Icu dengan perawatan pernapasan mulai terbantuk dan tersebar luas

Pada saat ini, IRI/ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau Pada saat ini, IRI/ICU modern tidak terbatas menangani pasien pasca bedah atau ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care ventilasi mekanis saja, namun telah menjadi cabang ilmu sendiri yaitu intensive care medicine.

medicine.

Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti Ruang lingkup pelayanan meliputi dukungan fungsi organ-organ vital seperti  pernapasan,

 pernapasan, kardiosirkulasi, kardiosirkulasi, susunan susunan saraf saraf pusat, pusat, ginjal ginjal dan dan lain-lainya, lain-lainya, baik baik pada pada pasienpasien dewasa ataupun pasien anak.

dewasa ataupun pasien anak. Rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatanRumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan IRI/ICU yang professional mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan IRI/ICU yang professional dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada instalasi rawat intensif dan berkualitas. Dengan mengedepankan keselamatan pasien. Pada instalasi rawat intensif (IRI/ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga (IRI/ICU), perawatan untuk pasien dilaksanakan dengan melibatkan berbagai tenaga

(2)

 profesional yang terdiri dari multidisiplin ilmu yang bekerja sama dalam tim. Pengembangan tim mulitidisplin yang kuat sangat penting dalam meningkatkan keselamatan pasien. Selain dukungan itu sarana, prasarana serta peralatan juga diperlukan dalam rangka meningkatkan  pelayanan IRI/ICU. Oleh karena itu, mengingat diperlukanya tenaga khusus, terbatasnya

sarana dan prasarana, serta mahalnya peralatan, maka demi efisiensi, keberadaan IRI/ICU  perlu dikonsentrasikan.

1.2.Tujuan Pedoman TujuanUmum.

Meningkatkan Pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien Tujuan Khusus.

1. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan IRI / ICU dirumah sakit .

2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien IRI / ICU dirumah sakit 3. Menjadi acuan pengembangan pelayanan IRI / ICU dirumah sakit .

1.3.Ruang Lingkup Pelayanan.

Pelayanan di Instalasi Rawat Intensif rumah sakit meliputi penanganan kasu s IRI / ICU , HCU dan penanganan kasus burn unit.

1.4.Batasan Operasional.

Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan RS dan Standar Prosedur Operasional.

1. Pelayanan IRI / ICU

Pelayanan IRI / ICU meliputi dukungan fungsi organ -organ vital seperti pernapasan, kardiosirkulasi, susunan saraf pusat, dan lain-lainya, baik pada p asien dewasa ataupun  pasien anak.

2. Pelayanan HCU

Pelayanan HCU diberikan kepada pasien dengan kondisi kritis stabil yang membutuhkan pelayanan, pengobatan dan observasi secara ketat.

1.5.Landasan Hukum

Dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan pedoman ini adalah sebagai berikut : 1. KMK No. 129//MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pela yanan Minimal RS 2. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran

3. Kepmenkes RI No 004/Menkes/SK/I/2003 Tentang Kebijakan Dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.

4. Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit. 5. Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

(3)

BAB II STANDAR KETENAGAAN 2.1. Kualifikasi Sumber Daya manusia.

Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di IRI / ICU harus mempunyai pengetahuan yang memadai, mempunyai ketrampilan yang sesuai dan mempunyai komitmen

terhadap waktu 2.2. Tenaga Medis.

Seorang dokter intensivis adalah seorang dokter yang memenuhi standar kompetensi  berikut :

a. Terdidik dan bersertifikat sebagai seorang spesialis anastesiologi melalui program  pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait.

 b. Menunjang kualitas pelayanan IRI / ICU dan menggunakan sumber daya IRI / ICU secara efesien

c. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan IRI / ICU d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam/hari, 7

hari/minggu

e. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain : a. Sampel darah arteri

 b. Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi trakeal, trakeostomi perkutan dan ventilasi mekanis

c. Mengambil kateter intravaskuler untk monitoring invasive maupun terapi invasif misalnya; peralatan monitoring, termasuk : a. Kateter vena central (CVP)

d. Resusitasi jantung paru e. Pipa torakostomi

f. Melaksanakan dua peran utama : 1. Pengelolaan pasien

Mampu berperan sebagai pemimpin tim dalam memberikan pelayanan di IRI / ICU , menggabungkan dan melakukan titrasi pelayanan pada pasien  penyakit kompleks atau cedera termasuk gagal organ multi-sistem. Dalam

mengelola pasien, dokter intensivis dapat mengelola send IRI / ICU atau  berkolaborasi dengan dokter lain. Seorang dokter intensivis mampu

mengelola pasien sakit kritis dalam kondisiseperti: i. Hemodinamik tidak stabil

ii. Gangguan atau gagal napas, dengan atau tanpa memerlukan tunjangan ventilasi mekanis

iii. Gangguan neurologis akut termasuk mengatasi hipertensi intracranial iv. Gangguan atau gagal ginjal akut

(4)

v. Gangguan endokrin dan/ atau metabolic akut yang mengancam nyawa vi. Gangguan nutrisi yang memerlukan tunjangan nutrisi

2. Manajemen Unit.

Dokter intensivis berpartisipasi aktif dalam aktivitas-aktivitas manajemen unit yang diperlukan untuk memberi pelayanan-pelayanan IRI / ICU yang efisien, tepat waktu dan konsisten. Aktivitas-aktivitas tersebut meliputi antara lain : a. Triage, alokasi tempat tidur dan rencana pengeluaran pasien

b. Supervisi terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan unit

c. Partisipasi pada kegiatan-kegiatan perbaikan kualitas yang berkelanjutan termasuk supervisi koleksi data

d. Berinteraksi seperlunya dengan bagian-bagian lain untuk menjamin kelancaran pelayanan di IRI / ICU

e. Mempertahankan pendidikan berkelanjutan tentang critical care medicine. g. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature kedokteran h. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan

i. Menguasai standar-standar untuk unit critical care. Ada dan bersedia untuk  berpartisipasi pada perbaikan kualitas interdisipliner.

2.3. Tenaga Keperawatan

IRI / ICU harus memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagaian besar terlatih. (diganti) menjadi : jumlah perawat di IRI / ICU ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur dan

ketersediaan ventilasi mekanik. Perbandingan perawat : pasien 1:1, sedangkan perbandingan  perawat : pasien yang tidak menggunakan ventilasi mekanik adalah 1:2.

2.4. Distribusi Ketenagaan

NAMA JABATAN KUALIFIKASI

FORMAL & INFORMAL

FUNGSI JML SDM

Ka. Instalasi IRI / ICU

Spesialis anastesiologi

Pelatihan ACLS dan BLS

Managerial

Ka. Perawat IRI / IC D3 keperawatan Pelatihan ICU Pelatihan manajemen  bangsal Managerial Penanggung jawab shift D3 keperawatan ( masa kerja 5 –  10 tahun )

Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup

Melakukan Administrasi keperawatan &bertanggung  jawab

(5)

lanjut terhadap

kelancaran tugas dalam shift

Perawat Pelaksana D3 keperawatan Bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut Melakukan tindakan-tindakan keperawatan sesuai SPO 2.5. Pengaturan Jaga Jam dinas a. Dinas Pagi : 07.00-14.00 b. Dinas Siang : 14.00-21.00 c. Dinas Malam : 21.00-07.00

d. Dokter spesialis Anestesiologi siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU

e. Dokter spesialis konsulen siap 24 jam menangani kasus kegawatan IRI / ICU

(6)

BAB III

 – 

 STANDAR FASILITAS 3.1 Denah(Terlampir)

3.2. Standar Fasilitas.

Standar Fasilitas Peralatan IRI / ICU

No Jenis Kelengkapan Standar IRI / ICU primer Jumlah Yg Dimiliki 1 Ventilasi mekanik Sederhana

2 Alat hisap Ada

3 Alat lain Ada

 Standar Alat Keperawatan Di Ruang IRI / ICU

 Standar Linen Bidang Keperawatan Di Ruang IRI / ICU  Standar Alat Rumah Tangga Bidang Keperawatan

(7)

BAB IV

 – 

 TATA LAKSANA PELAYANAN Kriteria Masuk Dan Keluar IRI / ICU

Sebelum pasien masuk ke IRI / ICU , pasien dan/atau keluarganya harus mendapatkan  penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat  perawatan di IRI / ICU, serta tindakan kedokteran yang mungkin selama pasien dirawat di

IRI / ICU . Penjelasan tersebut diberikan oleh kepala IRI / ICU atau dokter yang bertugas. Atas penjelasan tersebut pasien dan /atau keluarganya dapat menerima/menyatakan

 persetujuan untuk dirawat di IRI / ICU . Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulirinformed consent 

Pada keadaan sarana dan prasarana IRI / ICU yang terbatas pada suatu Rumah Sakit, diperlukan mekanisme untuk membuat prioritas apabila kebutuhan atau permintaan akan  pelayanan IRI / ICU lebih tinggi dari kemampuan pelayanan yang dapat diberikan. Kepala

IRI / ICU bertanggung jawab atas kesesuaian indikasi perawatan pasien di IRI / ICU . Bila kebutuhan pasien masuk IRI / ICU melebihi tempat tidur yang tersedia, kepala IRI / ICU menetukan kondisi berdasarkan prioritas kondisi medik, pasien mana yang akandirawat di

IRI / ICU .

4.2. Kriteria Masuk

4.2.1. Pasien Dengan Prioritas PRIORITAS 1

Pasien sakit kritis, kondisi tidak stabil yang memerlukan terapi intensif dan monitoring yang tidak bias dilakukan di ruang rawat ianap yang lain

 Pasien yang memerlukan bantuan ventilator, obat vasoactive kontinu, terapi tidak  ARDS, Syok, hemodinamik tidak stabil

PRIORITAS 2

Pasien yang memerlukan monitoring ketat dan berpotensi memerlukan

 Chronic comorbid disease eksaserbasi akut yang berat secara medis atau bedah

PRIORITAS 3

Pasien kritis kronik yang cenderung masuk tahap recovery, menjalani terapi untuk kasus akutnya tetapi tidak memerlukan intubasi atau resusitasi jantung paru

 Keganasan dengan metastase komplikasi dengan infeksi, tamponade jantung atau

(8)

PRIORITAS 4

 Pasien yang secara umum tidak perlu masuk ke IRI / ICU  Tidak banyak keuntungannya di rawat di IRI / ICU .

Misal : bedah vaskuler perifer, hemodinamik stabil pada ketoasidosis diabetikum, gagal jantung ringan

 Pasien stase terminal dan irreversible

Misal : pada keganasan dengan metastase disertai multi organ failure. 4.2.2. Diagnosis Penyakit Yang Layak Untuk Rawat Di IRI / ICU

1. Cardiac System

 Acute myocard infarction with complications  Cardiogenic shock

 Complex arrhythmia

 Acute congestive heart failure with respiratory failure  Hypertensi emergensi

 Unstable angina, dysrhytmia, hemodinamik instability, persistent chest pain  Cardiac arrest

 Cardiac tamponade or constriction with hemodynamic instability  Dissecting aortic aneurysms

 Complete heart block

2. Pulmonary System

 Acute respiratory failure requ IRI / ICU ng ventilator support  Pulmonary emboli with hemodynamic instability

 Patient inan intermediate care unit who are demonstrating respiratory deterioration  Massive hemoptysis

 Respiratory failure with imminent intubation

3.  Neurologic Disorders

 Acute stroke with altered mental status  Coma metabolic, toxic or antoxic

 Intracranial hemorrhage with potential for herniation  Acute subarachnoid hemorrhage

 Meningitis with altered mental satatus or respiratory compromise

 Central nervous system or neuromuscular disorder with deteriorating pulmonary

function

 Status epilepticus

 Brain dead or potentially brain dead, managed while determining organ donation status  Vasospasm

 Severe head injury

4. Drug Ingestion and drug overdose

 Hemodinamically unstable drug ingestion

 Drug ingestion with significantlyaltered mental status with inadequate airway

 protection

 Seizures following drug ingestion

(9)

 Life threatening gastrointestinal bleeding  Fulminant hepatic failure

 Severe pancreatitis  Esophageal perforation

6. Endocrine

 Diabestic ketoacidosis complicated by hemodynamic instability, altered mental status,

respiratory insufficiency, or severe acidosis

 Thyroid storm. Mix oedem with hemodynamic instability  Coma hyperosmolar state

 Hypo or hypernatremia with seizure

 Hypo or hyperkalemia with dysrhytmia or muscular weakn ess

 Hypo or hypermagnesemia with hemodynamic compromise or dysrhytmias  Hypophosphatemia with muscular weakness

7. Surgical

 Post operative patients requ IRI / ICU ng hemodynamic monitoring/ventilator support

or extensive nursing care

8. Miscellaneous

 Septic shock with hemodynamic instability  Hemodinamic monitoring

 Environment injuries

  New/ experiment therapies with potensial complication

4.2.3. Kriteria Keluar

Prioritas pasien dipindahkan dari IRI / ICU berdasarkan pertimbangan medis oleh kepala IRI / ICU dan tim yang merawat pasien.

 Bila status fisik pasien sudah stabil dan tidak perlu monitoring ketat lebih lama  Bila status fisik telah menurun jauh tetapi tidak ada rencan a intervensi aktif.

4.3. Persiapan Penerimaan Pasien. 4.3.1. Monitoring Pasien.

Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan pelayanan IRI / ICU yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien.

Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang  potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif. Indikator pelayanan IRI

/ ICU yang digunakan adalah system skor prognosis dan keluaran dari IRI / ICU . Sistem skor  prognosis dibuat dalam 24 jam pasien masuk ke IRI / ICU . Contoh system skor prognosis

yang dapat digunakan adalah APACHE II, SOFA skor. Rerata nilai skoring prognosis dalam  periode tertentu dibandingkan dengan keluaran aktualnya. Pencapaian yang diharapkan adalah

angka mortalitas yang sama atau lebih rendah dari angka mortalitas terhadap rerata nilai scoring  prognosis.

(10)

4.4. Prosedur Medik (Terlampir Di SPO).

 Pemasangan CVP

 Intubasi dan perawatannya  Ekstubasi

 Balance cairan

 Penilaian kematian batang otak

 Indikasi penggunaan dan penghentian ventilator mekanik  Penggunaan ventilator mekanik

4.5. Pengunaan Alat Medik (Terlampir Di SPO)

 Syringe pump  Infusion pump  Suction

 Defibrilator

 4.6. Pencacatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan

 Catatan IRI / ICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan

 pelayanan di IRI / ICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut.

 Pencatatan menggunakan status khusus IRI / ICU yang meliputi pencatatan lengkap

terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat di IRI / ICU , data tanda vital,

 pemantauan fungsi organ khusus (jantung, paru, ginjal dan sebagainya) secara berkala,  jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan, catatan pemberian obat serta jumlah cairan

tubuh yang keluar dari pasien.

 Pelaporan pelayanan IRI / ICU terd IRI / ICU dari jenis indikasi pasien masuk serta

 jumlahnya, system skor prognosis, penggunaan alat bantu (ventilasi

mekanis, hemodialisis, dan sebagainya), lama rawat dan k eluaran (hidup atau meninggal) dari IRI / ICU.

BAB V LOGISTIK 

 5.1. Pengadaan Operasional

 5.2. Dll….

BAB VI KESELAMATAN PASIEN 6.1. Definisi

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu s ystem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.

6.2. Tujuan.

 Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah

(11)

 Menurunnya kejadian tidak diharapakan (KTD) di

 Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian

tidak

6.3. Standar Patient Safety

Standar keselamatan pasien (patient safety) untuk pelayanan IRI / ICU adalah : 1. Ketepatan

 Target 100%. Label identitas tidak tepat apabila : Tidak terpasang, salah pasang, salah

 penulisan nama, salah penulisan gelar (Tn/Ny/An), salah jenis kelamin, salah

 Target 100%. Terpasang gelang identitas pasien rawat inap: Pasien yang masuk ke

rawat inap terpasang gelang identitas 2. Komunikasi SBAR

 Target 100%. Konsul ke dokter via telpon menggunakan metode SBAR

3. Medikasi

 Ketepatan pemberian : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah obat,

salah dosis, salah jenis, salah rute pemberian, salah identitas pada etiket, salah pasien.

 Ketepatan Transfusi : Target 100%. Yang dimaksud tidak tepat apabila : salah identitas

 pada permintaan, salah tulis jenis produk darah, salah pasien

4. Pasien jatuh : Target 100%.Tidak ada kejadian pasien jatuh di IRI / ICU .

BAB VII KESELAMATAN KERJA

7.1. Pengertian

Keselamatan kerja merupakan suatu sistem dimana rumah sakit membuat kerja / aktifitas karyawan lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan pribadi ataupun rumah sakit.

7.2. Tujuan

1. Terciptanya budaya keselamatan kerja di RS 2. Mencegah dan mengurangi

3. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses 4. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya

kecelakaannya menjadi bertambah 7.3. Tata Laksana Keselamatan Karyawan

Setiap petugas medis maupun non medis menjalankan prinsip pencegahan infeksi, yaitu : 1. Menganggap bahwa pasien maupun d IRI / ICU nya send IRI / ICU dapat menularkan 2. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan, kacamata, sepatu boot/alas kaki tertutup,

celemek, masker dll) terutama bila terdapat kontak dengan spesimen pasien yaitu: urin, darah, muntah, sekret,

(12)

3. Melakukan perasat yang aman bagi petugas maupun pasien, sesuai prosedur yang ada, mis: memasang kateter, menyuntik, menjahit luka, memasang infus, dll .

4. Mencuci tangan dengan sabun antiseptik sebelum dan sesudah menangani 5. Terdapat tempat sampah infeksius dan non

6. Mengelola alat dengan mengindahkan prinsip sterilitas yaitu : A. Dekontaminasi dengan larutan klorin

B. Pencucian dengan sabun C. Pengeringan

7. Menggunakan baju kerja yang

8. Melakukan upaya-upaya medis yang tepat dalam menangani kasus : A. HIV / AIDS (sesuai prinsip pencegahan infeksi).

B. Flu burung

9. Kewaspadaan standar karyawan / petugas IRI / ICU dalam menghadapi penderita dengan dugaan flu burung adalah :

 Cuci tangan

Cuci tangan dilakukan dibawah air mengalir dengan menggunakan sikat selama ± 5 menit, yaitu dengan menyikat selruh telapak tangan maupun punggung tangan.

 Hal ini dilakukan sebelum dan sesudah memeriksa  Memakai masker N95 atau minimal masker badan

 Menggunakan pelindung wajah / kaca mata goggle (bila diperlukan)  Menggunakan apron / gaun pelindung

 Menggunakan sarung tangan

 Menggunakan pelindung kaki (sepatu boot)

 Hepatitis B / C (sesuai prinsip pencegahan infeksi)

BAB VIII PENGENDALIAN MUTU 8.1. Standar Pelayanan Minimal.

 Pemberi Pelayanan Intensif. 

Judul Pemberi Pelayanan Intensif 

Dimensi Mutu Keselamatan dan Efektifitas

Tujuan

Kesiapan rumah sakit dalam menyediakan  pelayanan intensif

Definisi Operasional

Pemberi pelayanan intensif adalah dokter spesialis, dokter umum dan perawat yang

(13)

mempunyai kompetensi sesuai yang

dipersyaratkan dalam persyaratan kelas rumah sakit

Frekuensi Pengumpulan Data

Tiga bulan sekali

Periode

Analisa Tiga bulan sekali

 Numerator Jumlah tim yang tersedia Denominator Tidak ada

Sumber data Unit Pelayanan Intensif

Standar Sesuai dengan ketentuan kelas rumah sakit Penanggung

 jawab  pengumpul

data Kepala Instalasi IRI / ICU

Indikator mutu lainnya :

 Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang IRI / ICU

 Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang IRI / ICU

 Ketersediaan Tempat Tidur Dengan Monitoring Dan Ventilator  Kepatuhan Terhadap Hand Hygiene

 Kejadian Infeksi Nosokomial Di Ruang IRI / ICU

 Rata-Rata Pasien Yang Kembali Ke Perawatan Intensif Dengan Kasus Yang Sama < 72 Jam

BAB IX

 – 

 PENUTUP

Pedoman pelayanan IRI / ICU di rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh  petugas pemberi layanan yang menyelenggarakan pelayanan pada p asien IRI / ICU .

Berdasarkan klasifikasi sumber daya,sarana, prasarana dan peralatan pela yanan IRI / ICU di rumah sakit dapat dikategorikan sebagai IRI / ICU primer.

(14)

Oleh karena itu, rumah sakit diharapkan akan terus mengembangkan pelayanan sesuai dengan ketentuan pedoman standar IRI / ICU sesuai dengan situasi dan kondisi yang kondusif bagi setiap program pengembangan layanan IRI / ICU di rumah sakit .

Sedangkan untuk kelancaran setiap pelaksanaan pelayanan di IRI / ICU perlu adanya penjabaran dari pedoman pelayanan dengan penyusunan prosedur tetap di unit layanan IRI / ICU sehingga hambatan dalam menjalankan pelaksanaan pelayanan bisa diminimalkan.

Referensi

Dokumen terkait

9 Mahasiswa mampu Komunikasi Kelompok Menjelaskan Komunikasi Kelompok Kriteria: Ketepatan dan Penguasaan materi Persentasi Kelompok 6 2x50 Menit Komunikasi Kelompok a)

Molekul target (MT) adalah senyawa yang diharapkan dapat terbentuk dari bahan awal. Senyawa yang diharapkan terbentuk dalam penelitain ini adalah asam sinamat. Katalis adalah

Untuk melaporkannya, prosedur decode Anda harus memanggil prosedur output(b) untuk setiap bilangan bulat b pada pesan yang diubah kembali, dalam urutan yang

Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari karburator diisap masuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak

Sebagaimana yang diusulkan dalam BEPS Action Plan 4, peraturan pembatasan biaya bunga bertujuan untuk membatasi biaya bunga berlebihan dari transaksi khusus, begitu

Dengan demikian, restitusi yang diajukan kepada pelaku ditolak oleh hakim karena penganiayaan yang terbukti bukanlah penganiayaan yang menyebabkan kematian korban

Untuk pembuatan diagram interaksi, dilakukan pendekatan di mana tulangan yang tersebar pada keempat sisi kolom diekivalenkan dengan plat baja tipis, di mana pada setiap sisi

Selama kegiatan praktik kerja, penulis diberikan tugas yang diantaranya adalah seperti Melakukan penyusunan kontra bon ke dalam buku supplier, Melakukan pemilahan