• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua Universitas mewajibkan mahasiswa untuk menyusun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir semua Universitas mewajibkan mahasiswa untuk menyusun"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hampir semua Universitas mewajibkan mahasiswa untuk menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar kesarjanaan.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi, Bab V pasal 15 ayat (1) menyebutkan terhadap kegiatan dan kemajuan hasil belajar mahasiswa dilakukan penilaian secara berkala yang dapat berbentuk ujian, pelaksanaan tugas, dan pengamatan. Pasal 16 ayat (1) menyebutkan ujian akhir studi suatu program sarjana terdiri atas ujian komprehensif atau ujian karya tulis, atau ujian skripsi.Berdasarkan uraian tersebut, mahasiswa harus melewati ujian skripsi sebagai salah satu komponen penilaian hasil belajar yang tercamtum dalam kurikulum untuk memperoleh gelar sarjana. Mahasiswa yang telah menyelesaikan semua mata kuliah dengan baik tetapi tidak menyelesaikan skripsi akan dikatakan gagal dalam studi atau tidak akan memperoleh gelar kesarjanaan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia skripsi diartikan sebagai karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persayaratan akhir pendidikan akademisnya (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005).Karangan ilmiah dalam hal ini merupakan tulisan yang disusun untuk menyampaikan gagasan atau pokok-pokok pikiran tertentu melalui tulisan yang bersifat keilmuan. Dalam hal ini, istilah bersifat keilmuan sesuai dengan penjelasan tentang istilah ilmiah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang

(2)

bersifat keilmuan, secara ilmu pengetahuan, memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2005).

Penelitian Suhapti dan Wimbarti (1999) menyatakan bahwa salah satu yang menyebabkan lama waktu study adalah proses penyusunan skripsi, karena menyusun skripsi bagi sebagai sebagian mahasiswa nampaknya merupakan hal yang menakutkan, namun mau tidak mau wajib dijalani (Mage & Priyowidodo, 2005).

Berdasarkan hasil wawancara awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 14 April 2016 pada dua orang mahasiswayang sedang menyusun skripsi, memperoleh informasi bahwa bagi mereka penyusunan skripsi merupakan tugas akhir yang dianggap paling berat karena skripsi sangat berbeda dengan proses penyelesaian matakuliah biasa di kelas. Pengetahuan mahasiswa tentang teori-teori, penguasaan metodologi, penguasaan bahasa tulis ilmiah, ketersediaan sumber informasi serta interaksi dengan dosen pembimbing telah membawa mahasiswa pada berbagai situasi dan kondisi yang tidak nyaman, seperti cemas, stres, bahkan depresi.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti memperoleh informasi bahwa, informan X melakukan penundaan untuk menghindari kesulitan dalam mencari teori, meskipun awalnya memiliki keinginan untuk menyelesaikannya dengan segera. Akan tetapi kenyataannya X melakukan penundaan dan mengalihkan tugas menyusun skripsinya dengan bekerja, dimana hal itu menyebabkan studi X tidak selesai tepat waktu.Wawancara terhadap informan Y diperoleh informasi bahwa, informan Ymelakukan penundaan penyelesaian skripsi karena malas, informan Y merasa mengalami kesulitan dalam menemukan variabel dan teori

(3)

sehingga menyebabkan Y malas untuk menyelesaikan skripsi,kemudian mengalihkan kegiatannya dengan bermain games.

Ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam penulisan skripsi, antara lain: kesulitan dalam menentukan judul, kurangnya membaca, dana yang terbatas, dan takut menemui dosen pembimbing (Mu’tadin, 2002). Faktor-faktor tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stres, rendah diri, frustasi, kehilangan motivasi bahkan ada yang memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya.Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Janssen dan Carton (1999) menyatakan tugas yang dirasa sulit memiliki hubungan dengan penundaan.

Perilaku menunda-nunda dalam istilah psikologi disebut sebagai prokrastinasi atau procrastination.Prokrastinasi bersumber dari kegagalan dalam mengelola waktu dan tugas yang terwujud dalam kesenjangan antara niatdan perilaku yang terarah pada tujuan atau menundanya hingga saat-saat terakhir dimana seseorang bermaksud menyelesaikan (Chu & Choi, 2005).Menurut Rothblum, Solomon, dan Murakami (1986) prokrastinasi merupakankecenderungan menunda dalam memulai, melaksanakan, dan mengakhiri suatu aktivitas dengan melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas menjadi terhambat, tidak selesai tepat waktu, dan sering terlambat.

Prokrastinasi yang terjadi dalam area akademik seperti melakukan penundaan atas tugas-tugas perkuliahan dan tugas sekolah disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik didefinisikan Solomon dan Rothblum (Senecal, Julien,& Guay, 2003) sebagai perilaku sengaja menunda-nunda untuk memulai ataupun menyelesaian tugas akademis diwaktu yang telah

(4)

ditetapkan, karena adanya pikiran irasional dan alasan tidak nyaman yang dirasakan individu secara subjektif.

Prokrastinasi akademik telah dianggap sebagai masalah umum yang terjadi dikalangan mahasiswa (Schraw, Wadkins, & Olafson, 2007).Banyak penelitian menemukan prokrastinasi di bidang akademik lebih tinggi daripada dibidang lainnya(Kagan, Cakir, Ilhan,& Kandemir, 2010). Hasil penelitian Ellis dan Knaus (1977) melaporkan lebih dari 70% mahasiswamelakukan prokrastinasi akademik.Studi lain dari Rothblum dkk (1986) pada mahasiswa Amerika menunjukkan 40,6% melakukan prokrastinasi akademik. Penelitian oleh Klassen, Krawchuk, dan Rajani(2008)pada Universitas di Kanada menunjukkan hampir semua mahasiswa menggambarkan dirinya sebagai pelaku prokrastinasi, sebanyak 89% mahasiswa dilaporkan melakukan penundaan lebih dari 1 jam per harinya.

Selain itu, penelitian di Turki yang dilakukan oleh Klassen dan Kuzucu(2009) menunjukkan lebih dari 80% remaja Turki menghabiskan waktu lebih dari satu jam per hari untukmelakukan prokrastinasi, lebih dari 40% menghabiskan waktu selama tiga jam atau lebih untuk melakukan prokrastinasi. William (dalam Burka & Yuen, 1983) memperkirakan bahwa 90% mahasiswa di perguruan tinggi telah menjadi seorang prokrastinator, 25% diantaranya merupakan procrastinator kronis dan pada umumnya berakhir mundur dari perguruan tinggi.

Prokrastinasi akademik tidak hanya terjadi di luar negeri tetapi juga di Indonesia, penelitianSurijah dan Tjundjing (2007) di Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, menemukan 91 (30,9%) dari 295 orang responden melakukan penundaan dalam mengerjakan skripsi, mereka tergolong sebagai

(5)

high sampai dengan very high procrastinator. Selain itu, fenomena prokrastinasiakademik juga terjadi di kalangan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi PPKN Universitas Muhamdiyah Mataram. Peneliti memperoleh data dari Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi UMM Tahun 2016, melaporkan sebanyak 269 mahasiswa tercatat belum menyelesaikan skripsi, yang terdiri dari angkatan 2009, angkatan 2010, dan angkatan 2011.

Individu yang melakukan prokrastinasi akademik disebut dengan prokrastinator.Penundaan yang dilakukan prokrastinatormerupakan suatu bentuk coping yang digunakan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi yang dipersepsikan penuh stres, rasa takut terhadap kegagalan, dan kecemasan jika mendapat evaluasi negatif (Farran, 2004).Prokrastinator akanmelakukan melakukan aktivitas lain yang menyenangkan bagi dirinya, dimana aktivitas tersebut merupakan suatu bentuk melindungi dirinya dari perasaan takut gagal (Burka & Yuen, 1983).

Penundaan dianggap menjadi sebuah masalah apabila menimbulkan gejala ketidaknyamanan atau konsekuensi negatif bagi pelakunya, menimbulkan kerusakan, dan tidak berguna.Penjelasan ini sekaligus menegaskan bahwa tindakan seseorang yang melakukan penundaan akademik karena alasan prioritas tugas dan kehati-hatian dalam bekerja tidak digolongkan sebagai prokrastinasi akademik, tetapi digolongkan sebagai penunda-nundaan aktif (Chu & Choi, 2005).Pada penelitian ini fokus perhatian lebih diarahkan pada pengertian istilah penundaan yang berkonotasi negatif.

Prokrastinasi akademik tidak hanya berkaitan dengan rendahnya kebiasaan belajar atau manajemen waktu, tetapi prokrastinasi akademik

(6)

merupakan permasalahan kompleks yang melibatkan komponen afektif, kognitif, dan perilaku (Fee & Tangney dalam Chu & Choi, 2005).Prokrastinasi akademik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, diantaranya banyak waktu terbuang sia-sia, penurunan produktivitas dan etos kerja individu, tugas tidak terselesaikan atau terselesaikan namun hasilnya tidak maksimal, motivasi belajar dan kepercayaan diri menjadi rendah (Ursia, Siaputra, & Sutanto, 2013),dapat menyebabkan mahasiswa drop out (Surijah &Tjundjing, 2007). Disamping itu prokrastinasi akademik dapat mengakibatkan pola tidur tidak sehat, pola makan dan pola olahraga terganggu (Sirois & Pychyldalam Hussain & Sultan, 2010).Selanjutnya, menyebabkan masalah fisik, emosional, dan mental, seperti stress, rendah diri, depresi, adanya kecurangan, plagiarisme, penggunaan alkohol, merokok, penurunan kemampuan olahraga dan makan (Goodedalam Hussain & Sultan, 2010).

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan ketua program studi PPKN pada tanggal 16 April 2016, diperoleh informasi mengenai penyebab keterlambatan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Ketua prodi menjelaskan bahwa banyak mahasiswa yang merasa tidak mampu menyusun skripsi, banyak mahasiswa merasa kemampuan menulis mereka tidak baik, takut menemui dosen pembimbingnya kemudian mahasiswa tersebut menghilang dalam waktu yang cukup lama, sehingga membuat skripsi mereka tidak dapat selesai tepat waktu.

Perihal mengenai informasi tersebut, peneliti mengindikasikan bahwa mahasiswa prodi PPKN tidak memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dalam menyusun skripsi.Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri dalam istilah psikologi dikenal sebagai efikasi diri.Hal ini sesuai dengan penelitian

(7)

(Steel, 2007; Haycock, McCarthy, dan Skay, 1998; Ferarri, Jhonson, dan Mc Cown, 1995)yangmenemukan bahwa efikasi diri sebagai prediktor kuat dan konsisten terhadap kemunculan prokrastinasi akademik.

Bandura (1997) mendefinisikan efikasi diri sebagai keyakinan seseorang bahwa dirinya akan melakukan perbuatan yang dibutuhkan didalam suatu tugas, karena yakin mereka akan berusaha mewujudkan tujuannya. Efikasi diri mempengaruhi proses berpikir, level motivasi, dan kondisi perasaan, sehingga semua hal tersebut berperan terhadap jenis performansi yang dilakukan. Pada penelitian ini akan memfokuskan efikasi diri pada bidang akademik. Efikasi diri akademik merupakan konteks spesifik yang berfokus pada keyakinan seseorang mengenai kemampuannya terkait dengan tugas akademik (Khan, 2013).Efikasi diri akademik di definisikan oleh Chemers, Hu, dan Garcia (2001) sebagai keyakinan seseorang dalam menguasai mata pelajaran akademik.

Ursia dkk (2013) menjelaskan bahwa keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri sangat diperlukan oleh mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.Keyakinan ini akan mengarahkan kepada pemilihan tugas, tingkat usaha, ketekunan, dan ketahanan (Klassen dkk, 2008). Munculnya perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa salah satu penyebabnya adalah dikarenakan tidak adanya rasa yakin terhadap kemampuan diri dalam mengerjakan tugas.Ketidakyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mengerjakan tugas menandakan individu tersebut memiliki efikasi diri yang rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Steel (2007) yang menyatakan bahwa efikasi diri dapat menyebabkan munculnya prokrastinasi akademik.

Menurut Chemersdkk (2001) apabila seseorang yakin dengan kemampuannya, maka mereka akan berhasil. Pernyataan tersebut sejalan

(8)

dengan penelitian Klassen dan Chiu (2010) yang mengatakan efikasi diri akademik telah terbukti mempengaruhi prestasi dan perilaku.Ketika seseorang melakukan prokrastinasi akademikmereka membatasi kemampuannya untuk mengembangkan efikasi diri akademiknya, dimana efikasi diri akademik berhubungan dengan kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan tindakan untuk mencapai hasil yang produktif (Knaus,2000).Ketika efikasi diri individu meningkat dan memiliki pengalaman motivasi yang cukup, ia mampu menurunkan perilaku prokrastinasi akademik dan meningkatkan kemampuannya untuk menyelesaikan tugas (Kandemir, Ilhan, Ozpolat, & Palanci, 2014).

Seseorang yang memiliki efikasi diri akademik cenderung lebih mandiri dan sebagai hasilnya perilaku prokrastinasi akademik akan berkurang (Zimmerman & Paulsendalam Khan, 2013). Individu dengan efikasi diri akademik tinggi akan berusaha untuk tetap memiliki komitmen terhadap tujuan, level usaha yang tinggi, serta memiliki startaegi terhadap kegagalan yang mungkin terjadi (Bandura, 1997). Berbeda halnya dengan individu yang memiliki efikasi diri akademik yang rendah akan sulit memotivasi dirinya sendiri dan cenderung melarikan diri dari tugas, mengendorkan usahanya atau menyerah pada tahap awal rintangan yang ditemui.

Penelitian yang meneliti keterkaitan antara efikasi diri dan prokrastinasi akademik antara lain (Chow, 2011; Farran, 2004;Klassen dkk, 2008; Pfester, 2002;Sirin, 2011; Sirois, 2004) hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif antara prokrastinasi akademik dan efikasi diri akademik, yaitu semakin tinggi efikasi diri maka prokrastinasi akademik semakin rendah, sebaliknya semakin rendah efikasi diri maka prokrastinasi akademik akan semakin tinggi.

(9)

Kemunculan prokrastinasi akademik tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu saja seperti efikasi diri akademik. Namun, prokrastinasi akademik juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang berasal dari luar diri individu. Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, pada tanggal 22 Oktober 2016.Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa banyak mahasiswa mengeluhkan rendahnya dukungan sosial dari dosen pembimbing. Mahasiswa merasa kurang/tidak adanya interaksi yang bersifat membantu dari dosen pembimbing,dosen pembimbing sering mengulur-ulur waktu untuk melakukan bimbingan, tidak memberikan jadwal rutin untuk bimbingan, dan sulit untuk dihubungi sehingga membuat skripsi mereka terbengkalai.

Berdasarkan hasil wawancara, peneliti berasumsi bahwa dukungan sosial dosen pembimbing juga memiliki kontribusi terhadap kemunculan prokrastinasi akademik mahasiswa.Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian Ratnawati (2007) yang menemukan dukungan dari dosen pembimbing berpengaruh terhadap prokrastinasi akademik mahasiswa yang sedang menyusun skripsi (Wiranti & Supriyadi, 2015), karena dosen pembimbing bertugas mendampingi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi.

Menurut Sarafino (1994) dukungan sosial sebagai perasaan aman, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain. Pemberian dukungan sosial dapat mempengaruhi kesuksesan akademik seseorang (Rosenfeld, Richman, & Bowen, 2000).

Dukungan sosial yang diperoleh dari dosen pembimbingnya dapat meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa dalam mempersiapkan bahan-bahan studinya karena interaksinya dengan dosen dianggap dapat memberikannya

(10)

pengetahuan baru dan nilai-nilai lebih untuk mengerjakan tugas berat (Namaste, 2007). Dukungan sosial yang baik akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis, sehingga mahasiswa merasa diperhatikan, dicintai, dan dihargai, sebaliknya dukungan sosial yang kurang baik memunculkan tekanan yang dapat mengakibatkan stres sehingga mahasiswa akan melakukan penghindaraan dengan melakukan kegiatan lain untuk mengatasi tekanan yang dirasakan.

Faktor lainnya yang diketahui dapat memprediksi terjadinya prokrastinasi akademik adalah jenis kelamin(Steel, 2007). Penelitian yang mengkaitkan pengaruh jenis kelamin dengan prokrastinasi akademikmenemukan bahwa mahasiswa perempuan memiliki tingkat prokrastinasi akademik lebih tinggi (Rodarte-Luna &Sherry, 2008; Washington, 2004). Penelitian serupa juga ditemukanHaycock dkk (1998), mengungkapkan bahwasanya perempuan memiliki risiko prokrastinasi akademik yang lebih besar, dibandingkan laki-laki

Sementara beberapa penelitian menemukan hasil berbeda yang menggambarkan bahwa prokrastinasi akademik lebih umum terjadi pada mahasiswa laki-laki (Prohaska, Morrill, Atiles,& Perez, 2000; Khan, Arif, Noor, & Muneer, 2014).Penelitian Balkis dan Duru (2009) yang dilakukan pada 580 mahasiswa (329 perempuan, 251 laki-laki) di Pamukkale University menemukan bahwa prokrastinasi akademik pada laki-laki lebih tinggi daripada prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa perempuan. Selanjutnya penelitian lainnya melaporkan tidak ada perbedaan prokrastinasi akademik pada laki-laki dan wanita (Konovalova, 2007).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti bermaksud untuk menguji secara empiris peran efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan

(11)

jenis kelamindalam memprediksi prokrastinasi akademik mahasiswa dalam penyusunan skripsi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkanuraian di atas, rumusanmasalah yang akandikajidalampenelitianiniadalah:

Apakah efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan jenis kelamin merupakan prediktor prokrastinasi akademik mahasiswa yang menyusun skripsi?

C.TujuandanManfaatPenelitian Tujuanpenelitianiniadalah:

Mengetahuiperan efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan jenis kelaminsebagai prediktor prokrastinasi akademik penyusunan skripsi.

Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penelitian iniadalah: 1. Manfaatteoritis

Memberikansumbangan ilmiah pada perkembangan dunia psikologi terutama psikologi pendidikan mengenai efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing,jenis kelamin, dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak fakultas dan universitas mengenai hubungan efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, jenis kelamin, dan prokrastinasi

(12)

akademik sehingga dapat dilakukan pencegahan terhadap keterlambatan mahasiswa dalam menyusun skripsi dan sebagai langkah antisipatif tentang gejala prokrastinasi, faktor-faktor penyebabnya dan langkah-langkah mengatasinya.

b. Bagi mahasiswa, diharapkan mendapatkan informasi mengenai hubungan antara efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, jenis kelamin, dan prokrastinasi akademik sehingga menjadi pertimbangan untuk mengantisipasi terjadinya prokrastinasi akademik.

D. Keaslian Penelitian

Penelitian ini menggunakan beberapa referensi penelitian sebelumnya yang serupa.Meskipun demikian peneliti menggunakan beberapa hal yang berbeda untuk menjaga keaslian penelitian. Beberapa hasil penelitian yang memiliki kesamaan dengan penelitian ini antara lain:

1. Penelitian oleh Steel (2007) berjudul sifat prokrastinasi: meta-analisis dan tinjauan teoritis mengenai kegagalan pengaturan diri klasik, dilakukan berdasarkan meta-analisis mengenai kemungkinan sebab dan akibat prokrastinasi. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa prediktor yang kuat dan konsisten dari prokrastinasi adalah tugas yang tidak menarik, penundaan tugas, efikasi diri, impulsiveness, dan juga aspek kesungguhan (conscientiousness) dalam model kepribadian lima faktor beserta segala sisinya yaitu kendali diri (self control), perhatian yang mudah teralih (distractibility), ketertataan (organization), dan motivasi berprestasi (achievement motivation). Sementara pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel efikasi diri akademik, dukungan sosial

(13)

dosen pembimbing, dan jenis kelamin dengan variabel tergantung prokrastinasi akademik penulisan skripsi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram.

2. Haycock dkk (1998), melakukan penelitian berjudul prokrastinasi di kalangan mahasiswa: peran efikasi diri dan kecemasan. Penelitian ini mengkaji hubungan antara prokrastinasi, harapan efikasi diri, kecemasan, gender, dan usia pada 141 mahasiswa yang terdaftar di Universitas terkemuka di Amerika Serikat melalui pengumpulan data berdasarkan kuesioner. Korelasi bivariat menunjukkan bahwa harapan efikasi diri dan kecemasan memiliki hubungan individual yang signifikan dengan prokrastinasi. Berdasarkan model regresi, hanya kekuatan efikasi diri kumulatif yang merupakan prediktor signifikan atas prokrastinasi. Individu dengan harapan efikasi diri yang kuat cenderung melaporkan sedikit prokrastinasi. Sementara pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan jenis kelamin dengan variabel tergantung prokrastinasi akademik penulisan skripsi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ganda dengan variabel dummy.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2011) dengan judul hubungan antara konsep diri akademik dan dukungan sosial teman dengan prokrastinasi penulisan skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan yang sangat signifikan antara konsep diri akademik dan dukungan sosial teman dengan prokrastinasi akademik penulisan skripsi, (2) ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara konsep diri

(14)

akademik dengan prokrastinasi akademik penulisan skripsi, (3) ada hubungan negatif yang signifikan antara dukungan sosial teman dengan prokrastinasi akademik penulisan skripsi. Subyek penelitian berjumlah 102 mahasiswa (72 mahasiswa semester 8, 23 mahasiswa semester 10, dan 7 mahasiswa semester 12) yang berasal dari Prodi Pendidikan Geografi FIS UNNES. Analisis data menggunakan metode analisis regresi ganda. Perbedaan penelitian Rahmawati (2011) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini terletak pada varian variabel bebas dan subjek. Variabel bebas yang digunakan oleh Rahmawati (2011) adalah konsep diri dan dukungan sosial teman, sementara pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan jenis kelamin dengan variabel tergantung prokrastinasi akademik penulisan skripsi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kandemir (2014) dengan judul memahami alasan prokrastinasi akademik ditinjau dari regulasi diri, efikasi diri akademik, kepuasan hidup, dan variabel demografi. Sampel penelitian berjumlah 619 orang, yang terdiri atas 450 mahasiswa perempuan dan 169 mahasiswa laki-laki dari berbagai fakultas di Universitas Kirikkale. Analisis data menggunakan korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan akademik dipengaruhi oleh variabel regulasi diri dan kepuasan hidup. Perbedaan penelitianKandemir (2014) dengan peneliti ini terletak pada varian variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel yang digunakan oleh Kandemir (2014) adalah dari regulasi diri, efikasi diri akademik, kepuasan hidup, dan variabel

(15)

demografi dan variabel tergantung adalah memahami alasan prokrastinasi akademik. Sementara pada penelitian ini variabel bebas adalah efikasi diri dan dukungan sosial dosen pembimbing,jenis kelamin sedangkan untuk variabel tergantung adalah prokrastinasi akademik penyusunan skripsi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ganda dengan variabel dummy.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Wiranti dan Supriyadi (2015) dengan judul hubungan antara efikasi diri, dukungan sosial dosen pembimbing, dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Universitas Udayana. Responden dalam penelitiannya merupakan mahasiswa Universitas Udayana sebanyak 98 orang dengan metode pengambilan sampelnya yaitu simple random. Analisis data diolah dengan menggunakananalisis regresi linier ganda.Sementara pada penelitian ini peneliti menggunakan variabel efikasi diri akademik, dukungan sosial dosen pembimbing, dan jenis kelamin dengan variabel tergantung prokrastinasi akademik penulisan skripsi pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Mataram. Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi ganda dengan variabel dummy.

Referensi

Dokumen terkait

MM ' Pembina Utama Madya

Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000 < 0,05 yang artinya Ho di tolak dan Ha diterima, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata

sebagai berikut: sebuah struktur yang sangat organik dengan minimal formalisasi; spesialisasi pekerjaan yang tinggi berdasar pendidikan formal; para spesialis akan memiliki

Meski ada perubahan kewenangannya yang luar biasa namun masih ada kewenangan-kewenangan yang masih perlu dibanggakan oleh MPR seperti Pasal 3 Ayat 1 berbunyi:

Pemant auan penyi mpanan Menyus un perencana an UKM Kese hat an l i ngkungan Ber sama dengan penanggung  j awab UKM mer enca nak an kegi at an UKM Kese hat an l i ngkungan set i ap

Kegiatan Pembelajaran siswa MI Miftahul Huda Wonorejo Gandusari dan MI Hidayatul Mubtadiin Sukorame Gandusari Trenggalek, di dalam dan luar kelas4. Observasi dan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunianya sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaiakan Laporan Skripsi

Setelah itu pengguna tinggal memilih button yang tersedia untuk masuk ke menu utama.Setelah pengguna memasukkan nama ke menu login, akan muncul tampilan menu utama,