• Tidak ada hasil yang ditemukan

2009 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali*

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2009 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali*"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

i

© 2009 Indonesian Institute of Sciences (LIPI)

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali*

Katalog dalam Terbitan

Peranan Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. Prosiding Seminar/Agung Kurniawan, Ni Kadek Erosi Undaharta, I Putu Agus Hendra Wibawa, I Gede Tirta, Wawan Sujarwo (Ed.). – Jakarta: LIPI Press, 2009.

xx + 738 hlm.; 21 x 29,7 cm ISBN 978-979-799-447-1

1. Konservasi 2. Keanekaragaman Hayati 2. Flora Indonesia 4. Pemanasan Global

333.95

Penelaah : Bayu Adjie, Dedy Darnaedi, Sutrisno, Joko R. Witono, Pande Ketut Sutara, Eniek Kriswiyanti, Teguh Triyono, Ida Bagus Ketut Arinasa

Setting dan Layout : I Putu Agus Hendra Wibawa Desain Sampul : Gede Wawan Setiadi

Penerbit : LIPI Press, anggota Ikapi

*UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali – LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191 Telp. : +62368 21273; Fax.: +62368 22051 E-mail: kebunrayabali.yahoo.com

(3)

ii

PROSIDING

Seminar “Peranan Konservasi Flora Indonesia

Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global”

Bali, 14 Juli 2009

ISBN : 978-979-799-447-1

Penelaah :

Bayu Adjie

Dedy Darnaedi

Sutrisno

Joko R. Witono

Pande Ketut Sutara

Enik Kriswiyanti

Teguh Triyono

Ida Bagus Ketut Arinasa

Penyunting :

Agung Kurniawan

Ni Kadek Erosi Undaharta

I Putu Agus Hendra Wibawa

I Gede Tirta

Wawan Sujarwo

Penyelenggara :

UPT BKT Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali - LIPI

bekerja sama dengan

(4)

iii

PROSIDING

Seminar “Peranan Konservasi Flora Indonesia

Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global”

Bali, 14 Juli 2009

Tidak dibenarkan mengutip ataupun memperbanyak seluruh maupun sebagian isi buku ini kemudian mendistribusikannya, tanpa ijin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan oleh :

UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali – LIPI Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali 82191

website : www.kebunrayabali.com e-mail : kebunrayabali@yahoo.com cetakan 2009©

ISBN : 978-979-799-447-1

Penelaah :

Bayu Adjie, Dedy Darnaedi, Sutrisno, Joko R. Witono, Pande Ketut Sutara, Eniek Kriswiyanti, Teguh Triyono, Ida Bagus Ketut Arinasa

Penyunting :

Agung Kurniawan, Ni Kadek Erosi Undaharta, I Putu Agus Hendra Wibawa, I Gede Tirta, Wawan Sujarwo

Setting & Layout :

I Putu Agus Hendra Wibawa Desain Sampul :

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Seminar Nasional Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global telah diselenggarakan pada tanggal 14 Juli 2009 di Kebun Raya “Eka Karya” Bali - LIPI. Dipilihnya tema tersebut didasari oleh rasa kepedulian kita terhadap perubahan iklim yang mulai tidak menentu akhir-akhir ini, yang membawa konsekuensi secara global umat manusia di seluruh belahan dunia, terlepas dari apakah daerah tersebut berkontribusi terhadap terjadinya perubahan iklim atau tidak. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beriklim tropis membuatnya berada dalam posisi yang sangat rentan terhadap perubahan iklim.

Ide pelaksanaan seminar ini sebenarnya didorong oleh tugas dan rasa tanggung jawab kami sebagai lembaga konservasi ex-situ tumbuhan tropika khususnya pegunungan kawasan timur Indonesia, dan tuntutan peran serta kami untuk turut berpartisipasi dalam mengatasi pemanasan global yang semakin ramai dibicarakan. Seminar ini terlaksana atas kerjasama antara UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” - LIPI dengan Jurusan Biologi FMIPA Universitas Udayana beserta Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia (PTTI) dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali. Seminar ini diikuti oleh 165 orang, yang mewakili 16 instansi, termasuk lembaga penelitian, universitas dan lembaga swadaya masyarakat. Dalam seminar ini akan dipaparkan 1 makalah kunci, 4 makalah utama, 5 makalah terpilih, dan diikuti oleh 120 makalah yang tersaji dalam bentuk poster.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia pelaksana dan seluruh pihak yang telah secara langsung maupun tidak langsung membantu terselenggaranya seminar ini. Besar harapan kami bahwa prosiding ini dapat bermanfaat bagi upaya konservasi flora Indonesia dalam mengatasi dampak pemanasan global yang terus berlangsung.

Ir. I Nyoman Lugrayasa Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan

(6)

v

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iv REKOMENDASI ... xv SAMBUTAN KEPALA UPT BALAI KONSERVASI TUMBUHAN

KEBUN RAYA “EKA KARYA BALI” LIPI ... xvi

SAMBUTAN DEPUTI ILMU PENGETAHUAN HAYATI – LIPI ... xix

MAKALAH KUNCI

Peranan Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

Endang Sukara ... 1

MAKALAH UTAMA

Pembangunan Kebun Raya Daerah dan Peran Strategisnya dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim Global

Mustaid Siregar, Hendrian dan Sutrisno ... 7

Kedalaman Informasi dan Kelembagaan Taksonomi Menghadapi Perubahan Iklim Global

Dedy Darnaedi ... 14

Pemanasan Global Sebagai Akibat Ulah Manusia Diplanet Bumi

I Wayan Kasa ... 15

Bali dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim

Ketut Suryadarmadi ... 22

MAKALAH ORAL

Impact of Climate Change on Distribution of Elatostema (Urticaceae) In Indonesia

Barry J. Conn dan Julisasi T. Hadiah ... 31

Menyusun Prioritas Koleksi Bagi Kebun Raya Baru di Indonesia

Irawati ... 40

Perubahan Iklim dan Pemanasan Global di Indonesia; Dampaknya terhadap Kondisi Biogeofisik

Rachmat Fajar Lubis dan Robert Delinom ... 45

Peran Hutan Masyarakat Adat dalam Menjaga Stabilitas Iklim Satu Kajian Perspektif Deep Ecology (Kasus Masyarakat Desa Adat Tenganan, Bali)

I.G.P.Suryadarma ... 50

New cpDNA Sequences Of The Tree Fern Dicksonia From Indonesia

(7)

vi

MAKALAH PENUNJANG

Inventarisasi dan Eksplorasi Anggrek di Wamena-Papua

I Gede Tirta dan I Nyoman Peneng ... 61

Keanekaragaman Anggrek di Kawasan Sungai Busang, Kalimantan Tengah

Dwi Murti Puspitaningtyas ... 66

Eksplorasi Flora di Kawasan Hutan Komara oleh Kebun Raya Purwodadi

Esti Endah Ariyanti ... 75

Konservasi Tumbuhan Secara Ex Situ Langkah Awal Domestikasi

Subekti Purwantoro ... 81

Beberapa Jenis Pohon yang Menjadi Inang Anggrek Pteroceras javanicum (J.J.Sm.) Bakh.F. di Twa Lejja Kab. Soppeng Propinsi Sulawesi Selatan

Suhartono ... 85

Kantong Semar (Nepenthes ampullaria Jack) di Hutan Lindung Sungai Wain Kabupaten Balikpapan Propinsi Kalimantan Timur

Suhartono ... 88

Peranan Konservasi Tumbuhan Warna Alam di Kab. Gianyar dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

Pande Ketut Sutara ... 91

Konservasi Nipah (Nypa fruticans) Sebagai Alternatif Desa Banjarasem dalam Kaitannya dengan Penekanan Pemanasan Global

I Gusti Ngurah Puger ... 99

Eksplorasi Begonia di Cagar Alam Pulau Batanta Barat, Propinsi Papua Barat

I Made Ardaka, I Wayan Mudarsa dan I Nyoman Sudiatna ... 110

Kerapatan dan Keanekaragaman Jenis Pohon pada Perbedaan Status Kepemilikan Lahan Garapan di Lampung Barat

Indriani Ekasari ... 119

Anggrek Epifit di Twa Bukit Kelam, Kecamatan Kelam Permai, Kabupaten Sintang, Propinsi Kalimantan Barat

Pa’i Dan Esti Endah Ariyanti ... 128

Digitalisasi Data Konservasi dan Penelitian Tiga Jenis Anggrek Langka di Jawa Timur Berbasis Sistem Informasi Geografi

Diah Harnoni Apriyanti dan Nina Dwi Yulia ... 133

Identifikasi Dendrobium Spp Daun Pipih dari Seksi Aporum (Orchidaceae) di Kebun Raya Purwodadi

(8)

vii

Eksplorasi dan Penelitian Tanaman Upacara Agama Hindu di Kecamatan Kintamani, Bangli – Bali

I Made Sudi ... 145

Eksplorasi Flora di Bukit Silangjana Singaraja-Bali

I Made Sudi, I Gusti Putu Wendra dan Ketut Sandi ... 149

Taman Begonia Kebun Raya “Eka Karya” Bali : dalam Tinjauan Analisis

I Made Ardaka dan I Dewa Putu Darma ... 154

Biologi Konservasi Tumbuhan Holoparasit : Percobaan Kultur Invitro Rafflesia patma dan R. meijerii .

Sofi Mursidawati dan Elizabeth Handini ... 158

Studi Pertumbuhan Anthurium x. ferriense dan Philodendron wendlandii Schott di Dalam Ruangan pada Intensitas Cahaya yang Berbeda

Siti Fatimah Hanum ... 162

Manipulasi Warna Bunga Hortensia (Hydrangea macrophylla) dengan Pengaturan pH Tanah

Made Ria Defiani dan Ni Luh Suriani ... 170

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Jenis Media Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Epidendrum (Epidendrum radicans Pav.)”

Gede Lemes ... 175

Studi Penyimpanan Biji Anggrek Cymbidium finlaysonianum

Elizabeth Handini dan Dwi Murti Puspitaningtyas ... 183

Pelestarian Majegau (Dysoxylum caulostachyum) Flora Identitas Propinsi Bali

Yunita Hardini dan Hartutiningsih M. Siregar ... 191

Masa Berbunga Beberapa Jenis Rhododendron spp. (Sub Sect. Vireya) Koleksi Kebun Raya ’Eka Karya’ Bali

Dyan Meiningsasi Siswoyo Putri ... 196

Kultur Daun Phalaenopsis sumatrana Korth. & Rchb.f. Asal Kalimantan Barat

Elizabeth Handini dan Yupi Isnaini ... 206

Isolasi Bakteri Dari Bunga Bangkai (Amorphophalus titanium Becc.) di Kebun Raya Bogor

Sri Hartin Rahaju, Novik Nurhidayat dan Yuzammi ... 211

Isolasi dan Identifikasi Bakteri Kelompok Pseudomonas “Fluoresens” dari Bunga Bangkai Amorphophalus paeoniifolius

(9)

viii

Keanekaragaman Isolat Bakteri dari Bunga Bangkai Amorphophalus titanum Becc. di Kebun Raya Cibodas

Sri Hartin Rahaju dan Novik Nurhidayat ... 220

Perbanyakan Baccaurea dulcis dengan Cara Cangkok dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh

Reni Lestari ... 227

Aplikasi Bahan Organik untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman dan Populasi Cacing Tanah di Sumberjaya Lampung Barat

Agus Karyanto, Sri Murwani, Rusdi Evizal dan Sugiatno ... 232

Perkecambahan Biji Beberapa Jenis Tumbuhan Berpotensi

Tri Handayani dan Melani Kurnia Riswati ... 240

Daya Hidup Biji Majegau (Dysoxylum caulostachyum Miq) dan Rijasa (Elaeocarpus grandiflorus JE.Smith).

Dewi Lestari ... 244

Kajian Tumbuhan Endemik Kalimantan: Osmoxylon borneense Seem.

Hary Wawangningrum dan Dwi Murti Puspitaningtyas ... 249

Manfaat Aren, Arenga pinnata Wurmb. Merr. dan Potensinya Sebagai Tanaman Reintroduksi di Daerah Aliran Sungai (DAS)

I Made R. Pendit, Ni Putu Sriasih, dan I Made Sumerta ... 254

Pemanfaatan Gatep (Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosb.) Sebagai Penghijauan Lahan Marginal

I Made Sumerta, I Made R. Pendit dan I Made Suja ... 258

Averrhoa spp. di Kebun Raya Bogor dan Upaya Konservasinya

Inggit Puji Astuti dan Rugayah ... 261

Keanekaragaman Flora di Kawasan Suaka Margasatwa Danau Pulau Besar - Danau Bawah - Jamrud, Riau.

Esti Munawaroh ... 265

Studi Populasi Jenis-Jenis Bambu Alam di Kawasan Hutan Palungan Batu, Kabupaten Jembrana-Bali.

Ida Bagus Ketut Arinasa ... 271

Reintroduksi Palem Nyabah (Pinanga arinasae J.R. Witono) Jenis Endemik di Bali

Ida Bagus Ketut Arinasa ... 276

Inventarisasi Tumbuhan di Taman Nasional Kepulauan Togean

(10)

ix

Analisa Kromosom dan DNA Serta Diversifikasi Morfologi; Studi Kasus pada Salvia spp. (Lamiaceae)

Sudarmono dan Izu A. Fijridiyanto ... 295

Kumis Kucing (Orthosiphon spp.; Lamiaceae) di Indonesia dan Indikasi Jenis Baru dari Pulau Waigeo, Papua Barat

Sudarmono dan Izu A. Fijridiyanto ... 303

Studi Pendahuluan Deteksi Keragaman Populasi Jati (Tectona grandis L.) dengan Marka RAPD

Made Pharmawati ... 307

Taman Panca Yadnya Kebun Raya ”Eka Karya” Bali Suatu Konsep Konservasi dan Budaya Dalam Harmoni

I Dewa Putu Darma ... 312

50 Tahun Peran Kebun Raya Eka Karya Bali dalam Konservasi Tumbuhan

Siti Fatimah Hanum dan Wenni Setyo Lestari ... 316

Inventarisasi Jenis Tanaman Pekarangan yang Berpotensi Obat di Desa Sukajadi Kabupaten Bogor

Siti Fatimah Hanum ... 328

Potensi Ficus benjamina L. sebagai Tanaman Konservasi di Bali

I Nyoman Peneng ... 337

Peranan Ecopark dalam Pengembangan dan Pelestarian Jenis-Jenis Tumbuhan Berpotensi di Indonesia

Tri Handayani, Sugiarti dan Ika Sartika ... 344

Keanekaragaman Jenis Araliaceae di Cagar Alam Sago Malintang, Sumatera Barat

Hary Wawangningrum ... 353

Kekayaan Sumber Daya Alam di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Sumatera Utara

Rismita Sari ... 359

Keanekaragaman Spesies Burung dan Habitatnya di Kebun Raya Eka Karya Bali

Sudaryanto ... 365

Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Buah di Kalimantan Tengah dan Habitat Tumbuhnya

Reni Lestari, Rismita Sari, Didit Okta Pribadi dan Andy Bhermana ... 370

Potensi dan Konservasi Genitri (Elaeocarpus sphaericus Schum) di Bali

(11)

x

Eksplorasi Tumbuhan di Kawasan Cagar Alam Gunung Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara

Agung Kurniawan dan I Made Raharja Pendit ... 386

Pematahan Dormansi Biji Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr.) dengan Larutan H2SO4

Sri Wahyuni dan Syamsul Hidayat ... 396

Perkecambahan Palem Endemik Sulawesi Pigafetta elata (Giseke) Becc. Kebun Raya Purwodadi

Rony Irawanto ... 404

Biji dan Perkecambahan Typhonodorum lindleyanum Schott Kebun Raya Purwodadi

Rony Irawanto dan Abban Putri Fiqa ... 410

Studi Perilaku Perkecambahan Biji Cempedak (Artocarpus integer (Thunb.) Merr.)

Abban Putri Fiqa dan Dewi Ayu Lestari ... 416

Teknik Perbanyakan Konvensional dengan Spliting Batang pada Beberapa Media Tanam Anggrek Dendrobium macrophyllum A. RICH.

I Gede Tirta ... 420

Efektivitas Media Tanam dan Perlakuan Pratanam pada Perkecambahan Biji Tanjung (Mimusops elengi L.) dan Trengguli (Cassia fistula L.) sebagai Tumbuhan Penyerap Karbondioksida

Winda Utami Putri ... 424

Analisis Kandungan Klorofil Caulerpa lentillifera J. Agardh Ditinjau dari Aspek Fisiologis dan Ekologis

Ni Wayan Sri Ika Yadnyasari dan Ni Putu Adriani Astiti ... 430

Palem Marquesas (Pelagodoxa henryana Becc.;Arecaceae), Salah Satu Koleksi Kritis di Kebun Raya Bogor dan Perbanyakannya

Sumanto ... 433

Induksi Pembentukan Kantong Tanaman Nepenthes rafflesiana Jack pada Berbagai Konsentrasi Media dan Ukuran Wadah Kultur

Eka Martha Della Rahayu dan Yupi Isnaini ... 436

Perbanyakan Syzygium cumini dan Syzygium polyanthum di Kebun Raya Purwodadi

Deden Mudiana ... 442

Kegiatan Perbanyakan Tanaman di Kebun Raya Purwodadi

(12)

xi

Variasi Konsentrasi Giberelin (GA3) terhadap Pertumbuhan Planlet Dendrobium conanthum Secara In Vitro

Destario Metusala dan Fajar Nurrachman ... 451

Efektifitas Beberapa Tanaman Penyerap Timbal (Pb) pada Kawasan Pabrik dan Padat Lalu Lintas di Kawasan Singosari, Kabupaten Malang

Agung Sri Darmayanti dan Siti Sofiah ... 456

Kondisi Fisiologis Daun Puring (Codiaeum variegatum) pada Tingkat Cemaran Timbal (Pb) yang Berbeda

Agung Sri Darmayanti ... 461

Perkecambahan Biji Kantong Semar (Nepenthes ampullaria Jack.) pada Berbagai Media In Vitro dan di Rumah Kaca

Yupi Isnaini ... 465

Biologi Konservasi Tumbuhan Holoparasit : Inokulasi Biji Rafflesia patma Secara In-Vivo

Sofi Mursidawati dan Melani Kurnia Riswati ... 472

Pemekaran Bunga Hibiscus Di Kebun Raya Cibodas

Sumanto ... 476

Sempupu Island Nature Reserve : A Contribution To Small Island’s Plant Diversity And Karst Ecosystem Conservation As A Potential Investment In Climate Change Mitigation And Adaptation Activity

Rosniati A. Risna and Dwi Narko ... 481

Keberadaan Pulai (Alstonia spp.) di Taman Nasional Ujung Kulon dan Upaya Perbanyakannya untuk Bahan Baku Kerajinan Maupun Obat Tradisional

Syamsul Hidayat dan Sutrisno ... 491

Kebun Raya “Eka Karya” Bali dan Begonia Sewindu Perjalanan Konservasi, Penelitian dan Pengembangan Begonia

Hartutiningsih - M. Siregar, I.M. Ardaka, G. W. Setiadi, I.N. Lugrayasa dan

Mustaid Siregar ... 497

Konservasi Tanaman Upacara Agama Hindu Bali dari Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali

Agung Kurniawan, I Gusti Putu Wendra dan I Ketut Sandi ... 505

Pembuatan Arang Aktif dari Limbah Kulit Suren (Toona sureni Merr.) dalam Upaya Konservasi Bahan

(13)

xii

Karbon Aktif Serbuk Gergaji Kayu Kelapa (Cocos nucifera L.) dalam Memperbaiki Kualitas Air

Wawan Sujarwo ... 517

Potensi Obat Tumbuhan Benalu di Taman Wisata Alam (TWA) Cani Sirenreng Dusun Maningo Desa Tellu Boccoe Kecamatan Ponre Kabupaten Bone

Sulawesi Selatan

Sri Wuryanti dan Deden Mudiana ... 521

Inventarisasi Tumbuhan Obat di Beberapa Daerah di Kabupaten Banyuwangi

Sri Wuryanti dan Esti Endah Ariyanti ... 527

Potensi Baccaurea spp. : Studi Kasus di Kebun Raya Bogor

Popi Aprilianti, Reni Lestari dan Winda Utami Putri ... 534

Pemanfaatan Bahan Tumbuhan dalam Tradisi Nginang Sirih pada Perayaan Sekaten di Keraton Kasultanan Jogjakarta

Destario Metusala ... 545

Studi Potensi Beberapa Jenis Bulbophyllum (Orchidaceae) di Kebun Raya Purwodadi sebagai Tumbuhan Epifit Penyerap CO2

Destario Metusala ... 550

Pendugaan Nilai Keindahan Tanaman Palem Koleksi Kebun Raya Purwodadi

Dendik Subekti dan Rony Irawanto ... 554

Etnobotani Sirih ( Piper betle.L.) sebagai Pelengkap Canang untuk Sarana Upacara Yadnya

Cornelius Sri Murdo dan Pande Kadek Ayu Suarsini ... 557

Skrining Tumbuhan Yang Berpotensi Sebagai Pestisida Ramah Lingkungan Untuk Meminimalisir Penyebab Pemanasan Global

I Putu Agus Hendra Wibawa ... 562

Pemanfaatan Gleditsia assamica Bor. Sebagai Tanaman Reboisasi

I Nyoman Peneng dan Dyan Meiningsasi Siswoyo Putri ... 569

Diversifikasi Pangan Sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mengurangi Pemanasan Global

Joko Ridho Witono dan Yuzammi ... 573

Fenologi Empat Jenis Tumbuhan Akumulator Merkuri

Syamsul Hidayat, Titi Juhaeti dan Nuril Hidayati ... 579

Aplikasi Sistem Informasi Geografis dalam Evaluasi Pemilihan Lahan Tanam

(14)

xiii

Murraya sp. dari Cyclops : Karakteristik Morfologi dan Persebarannya

I Nyoman Lugrayasa, Inggit Puji Astuti dan Sutrisno ... 590

Beberapa Tanaman Penyerap Polutan di Kebun Raya Purwodadi

Dewi Ayu Lestari dan Siti Sofiah ... 595

Kadar Karbon Pohon Manii (Maesopsis eminii Engl.) di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY

Wawan Sujarwo ... 600

Studi Habitat Dan Populasi Ascocentrum Miniatum (Lindl.) Schltr di Kabupaten Malang

Pa’i, Siti Nurfadilah dan Nina Dwi Yulia ... 603

Ki Calung (Diospyros macrophylla Blume) di Taman Nasional Ujung Kulon Banten

Dodo ... 608

Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan untuk Menciptakan Kenyamanan Klimatik di Jakarta Pusat

Imawan Wahyu Hidayat ... 612

Estimasi Stok Karbon Tanaman Penyerap Polutan di Kebun Raya Purwodadi

Siti Sofiah dan Dewi Ayu Lestari ... 621

Peran Masyarakat dalam Penurunan Efek Global Warming: Studi Kasus Pada 5 Desa di Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali

Ni Luh Watiniasih, N. L. P. Eswaryanti K., I. A. Astarini, Retno Kawuri dan Ni

Made Suartini ... 626

Analisis Pemanfaatan Digital Library: Hubungannya dengan Konservasi Tumbuhan dan Isu GlobalWarming

Diah Harnoni Apriyanti, Patmiati ... 630

Digitalisasi Data Keragaman dan Penelitian Tiga Jenis Anggrek Langka di Jawa Timur Berbasis Sistem Informasi Geografi

Diah Harnoni Apriyanti dan Nina Dwi Yulia ... 634

Keragaman Vegetasi di Plot Permanen Cibogo, Kawasan Hutan Kebun Raya Cibodas: Studi Awal Dinamika Populasi

Anggun R. Gumilang ... 640

Potensi Hutan Pinus Sebagai Penyimpan Karbon di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang

(15)

xiv

Estimasi Sumbangan Karbon, Serasah, dan Hubungannya dengan Keberadaan Cacing Tanah pada Sistem Agroforestri

Amir Hamzah dan Rossyda Priyadarshini ... 650 Persebaran dan Pemanfaatan Ketak [Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw.] di

Gunung Pusuk, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

I Dewa Putu Darma dan Ida Bbagus Ketut Arinasa ... 658 Peranan Pertanian Organik dalam Mencegah Pemanasan Global

Solikin ... 664 Sistem Bertanam untuk Meningkatkan Penyerapan CO2 dan Cadangan Karbon

: Kajian Pada Pekarangan

Solikin ... 670 Evaluasi Kualitas Visual Arsitektur Pohon untuk Desain Lansekap

Dwi Setyanti dan Aris Munandar ... 675

Peranan Kawasan Hutan Mangrove Perapat Benoa sebagai Kawasan Konservasi Flora di Daerah Kota Denpasar

A. A. Ketut Darmadi ... 684 Penurunan Keragaman Pohon dan Nematoda Akibat Alih Guna Hutan Menjadi

Lahan Pertanian Memacu Munculnya Masalah Nematoda

I G. Swibawa, R. Evizal, F.K. Aini, F.X. Susilo, K. Hairiah dan D. Suprayogo ... 688

Could The Antagonistic Plants In Rubber Plantation Save The Natural Carbon Dioxide Sequestration?

Joko Prasetyo and F.X. Susilo ... 698 Jenis-jenis Lygodium dari Cagar Alam Bukit Bungkuk, Riau dan

Pertumbuhannya di Kebun Raya Bogor

Sri Hartini ... 702

Huperzia squarrosa (G. Forster) Trevisan: Potensi Pemanfaatan, Keberadaan di Alam dan Konservasinya di Kebun Raya Bogor

Sri Hartini ... 707

Konservasi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Lahan Kering

I Gede Tirta ... 711 Cadangan Karbon pada Sistem Penggunaan Lahan Kopi : Apakah Umur

Tegakan Mempengaruhi Besarnya Karbon Tersimpan?

Rossyda Priyadarshini, Titut Yulistyarini dan Enny Dyah Yuniwati ... 716

Pelestarian Jenis-Jenis Tumbuhan Berguna Melalui Kearifan Lokal Di Desa Adat Tenganan Pegringsingan, Kabupaten Karangasem, Bali

Nyoman Wijana ... 724

(16)

xv

REKOMENDASI

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

Peserta seminar lebih lanjut menyampaikan beberapa rekomendasi sebagai berikut : 1. Konservasi ex situ flora dalam bentuk kebun raya mempunyai peluang untuk

dijadikan model mitigasi dan adaptasi terhadap pemanasan global.

2. Konservasi harus diimbangi dengan kegiatan riset mendasar baik untuk menggali nilai ekonomi tumbuhan maupun untuk mempelajari sifat tumbuhan dalam kaitannya dengan adaptasi dan mitigasi terhadap pemanasan global

3. Penerapan hasil riset diharapkan dapat menekan laju kepunahan jenis akibat dampak pemanasan global sekaligus meningkatkan nilai ekonomi tumbuhan yang bermanfaat bagi masyarakat untuk pembangunan ekonomi berkelanjutan berbasis sumber daya keanekaragaman hayati.

4. Diperlukan sosialisasi yang lebih intensif untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengembangkan, menanam dan memelihara tumbuhan untuk mengatasi pemanasan global tanpa mengabaikan kearifan lokal.

5. Pendirian kebun raya daerah membuka kesempatan pemanfaatan tumbuhan lokal untuk kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, pembangunan ekonomi serta perbaikan lingkungan hidup.

Tim Perumus

Ketua : Ir. Mustaid Siregar, M.Si (Kebun Raya Bogor - LIPI)

Sekretaris : Wawan Sujarwo, M.P (Kebun Raya ”Eka Karya” Bali – LIPI) Anggota : Ir. I Nyoman Lugrayasa (Kebun Raya ”Eka Karya” Bali – LIPI)

: Dr. Irawati (Kebun Raya Bogor - LIPI)

: Prof. Dr. I Wayan Kasa (FMIPA - Universitas Udayana) : Drs. Pande Ketut Sutara, M.Si (FMIPA - Universitas Udayana)

(17)

xvi

SAMBUTAN KEPALA UPT BALAI KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA “EKA KARYA” BALI - LIPI

Ir. I Nyoman Lugrayasa

Om Swastiastu

Assalamualaikum Wr. Wb.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua

Yth. Bapak Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati - LIPI

Yth. Bapak Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI Yth. Para Pemakalah Utama dan seluruh peserta seminar

Serta para undangan yang Saya hormati

Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan anugerah - Nya sehingga di pagi ini kita dapat bersama-sama kembali di Gedung Serba Guna “Nayaka Loka” ini untuk mengikuti Seminar Nasional “Peranan Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global.”

Para hadirin yang saya hormati,

Ide pelaksanaan seminar ini sebenarnya didorong oleh tugas dan rasa tanggung jawab kami sebagai lembaga konservasi ex-situ tumbuhan tropika khususnya pegunungan kawasan timur Indonesia, dan tuntutan peran serta kami untuk turut berpartisipasi dalam mengatasi pemanasan global yang semakin ramai dibicarakan.

Sebelumnya, tiga seminar dan simposium yang pernah diselenggarakan oleh Kebun Raya “Eka Karya” Bali : yaitu yang pertama di tahun 2004, bekerja sama dengan Universitas Udayana dan Universitas Mahasaraswati, menyelenggarakan seminar khusus tentang “Konservasi Tumbuhan Upacara Agama Hindu”.

Yang ke dua, di tahun 2005, bekerjasama dengan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Provinsi Bali, untuk menyelenggarakan Simposium “Analisis Daya Dukung dan Daya Tampung Sumber Daya Air di Kawasan Tri-danau Beratan, Buyan dan Tamblingan.”

Dan yang ke tiga, di tahun 2007 melalui kerja sama dengan Universitas Udayana dan Universitas Hindu Indonesia - Denpasar menyelenggarakan seminar tentang tumbuhan usada dengan tema “Konservasi Tumbuhan Usada Bali dan Peranannya dalam Mendukung Ekowisata”.

Pada tahun 2009 ini Kebun Raya “Eka Karya” Bali menggandeng kembali Universitas Udayana, beserta Penggalang Taksonomi Tumbuhan Indonesia dan Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali untuk menyelenggarakan seminar dengan tema “Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global.”

Dipilihnya tema tersebut didasari oleh rasa kepedulian kita terhadap perubahan iklim yang mulai tidak menentu akhir-akhir ini, yang membawa konsekuensi secara global umat manusia di seluruh belahan dunia, terlepas dari apakah daerah tersebut berkontribusi terhadap terjadinya perubahan iklim atau tidak. Indonesia sebagai negara kepulauan yang beriklim tropis membuatnya berada dalam posisi yang sangat rentan

(18)

xvii

terhadap perubahan iklim. Naiknya permukaan air laut sebagai salah satu dampak perubahan iklim menyebabkan terancamnya jutaan penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai. Selain itu para petani dan nelayan yang mata pencahariannya sangat bergantung pada cuaca dan musim juga rentan terhadap perubahan iklim. Dampak dari pemanasan global terhadap flora yang ada di dalam kawasan hutan, beberapa juga akan diperkirakan punah karena tidak mampu beradaptasi, sebaliknya spesies yang mampu bertahan akan berkembang tak terkendali. Kebakaran hutan juga punya andil besar terhadap hilangnya berbagai keanekaragaman hayati terutama yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan diperkirakan setiap tahunnya telah terjadi kebakaran hutan di Indonesia seluas 5 juta Ha.

Para hadirin yang saya hormati,

Kita menyadari bahwa mengkonservasi tumbuhan bukanlah pekerjaan mudah, tidak cukup dikerjakan oleh satu instansi dan sekelompok orang. Di sinilah dibutuhkan kesadaran dan kerja sama semua instansi dan lapisan masyarakat harus terlibat aktif berperan. Hal ini tidak mudah kita lakukan apalagi harus mengubah suatu kebiasaan. Ini tantangan untuk kita bersama ke depannya, bagaimana tumbuhan di muka bumi tidak mudah habis akibat penggunaan yang berlebihan dan akibat degradasi habitat. Sebuah sumber yang saya kutip dari hasil Konferensi Kelautan Dunia (WOC) di Manado yang diselenggarakan pada tanggal 11 - 15 Mei 2009, yang mengkaji secara ilmiah tentang potensi laut dalam menyerap dan melepas karbon, turunnya produksi pangan serta meningkatnya banjir dan badai karena perubahan iklim. Iklim sudah mengalami perubahan ekstrim dan jika dibiarkan akan membuat bumi hancur atau bumi tetap ada tetapi manusia tidak ada/punah. Sebuah peringatan bagi perusak lingkungan, usia bumi diramalkan tinggal 100 th lagi terhitung sejak terjadinya pemanasan bumi akibat ulah manusia pada kurun 1990 - 2000 (Sek. Menteri Lingkungan Hidup, Ir. Arief Yuono, M.A, 16/5, dalam seminar Nasional bertajuk “Strategi Adaptasi dan Mitigasi terhadap Perubahan Iklim” yang disampaikan di Universitas Kristen Surabaya).

Bapak Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati - LIPI yang saya hormati,

Pada kesempatan ini dapat kami laporkan bahwa target peserta seminar ini adalah 150 orang. Kini jumlah peserta yang terdaftar di sekretariat adalah 165 orang, yang mewakili 16 instansi, termasuk lembaga penelitian, universitas dan lembaga swadaya masyarakat. Dalam seminar ini akan dipaparkan 1 makalah kunci, 4 makalah utama, 5 makalah terpilih, dan diikuti oleh 120 makalah yang tersaji dalam bentuk poster.

Kami selaku penyelenggara berharap, semoga seminar ini dapat dimanfaatkan dengan baik sebagai ajang diskusi dan tukar menukar informasi, mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pemanasan global, khususnya mengenai peran serta konservasi flora dalam mengatasi dampaknya.

Dalam kesempatan ini pula, kami sampaikan terima kasih kepada Bapak Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati - LIPI atas kehadirannya, dan nantinya kami mohonkan pula untuk dapat memberi sambutan sekaligus membuka secara resmi acara seminar ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Dekan Fakultas MIPA Universitas Udayana, Ketua Penggalang Taksonomi Tumbuhan dan Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali atas kerjasamanya. Semoga kerja sama ini dapat terus kita jalin.

(19)

xviii

Akhirnya, adalah karena keuletan dan kegigihan dari seluruh panitia, seminar ini dapat terlaksana. Tiada kata yang lebih tepat dalam menggambarkan dedikasi dan jerih payah Saudara. Dari hati yang paling dalam Saya ucapkan terima kasih atas kebersamaannya. Akhirnya, kepada seluruh peserta seminar saya ucapkan selamat datang dan selamat berdiskusi.

Om Shanti Shanti Shanti Om Wassalamualikum Wr. Wb.

(20)

xix

SAMBUTAN DEPUTI ILMU PENGETAHUAN HAYATI - LIPI

Prof. Dr. Endang Sukara

Ass. wr. wb. Selamat pagi Salam sejahtera Om swastiastu

Yth. Bapak Prof. Dr. Suparka Yth. Bapak Dr. Deddy Darnaedi Yth. Ibu Dr. Irawati

Yth. Saudara Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor,

Yth. Saudara Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Ekakarya Bali, Para tamu undangan dan sdr peserta seminar yang berbahagia

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang atas ridhoNYA, kita dapat hadir dalam keadaan sehat walafiat.

Saudara sekalian, kebun raya sebagai mana kita maklumi, memiliki posisi strategis. Kebun raya adalah tempat untuk konservasi tumbuh-tumbuhan. Di Kebu Raya pula, tumbuhan diteliti secara mendasar agar potesi tumbuhan cepat terungkap. Melalui Kebun Raya ini pula pengetahuan tentang tumbuhan ini dapat dikomuniksikan kepada masyarakat. Kebun Raya mempunyai peran sebagai sarana pendidikan. Karena keindahannya, kesejukannya, dan kenyamanannya, kebun raya merupakan tempat rekreasi.

Saudara sekalian yang berbahagia,

Dalam kaitan tema dari seminar ini, peran konservasi flora Indonesia dalam mengatasi dampak pemanasan global, maka yang menjadi isu penting saat ini meningkatnya kesadaran publik tentang arti pentingnya tumbuhan untuk menjaga keutuhan bumi shg dapat dihuni manusia lebih lama lagi.

Saya sangat menghargai usaha yang dilakukan Kebun Raya Bali menggalang kemitraan menyelenggarakan berbagai kegiatan produktif termasuk menyelenggarakan berbagai kegiatan seminar melalui kerjasama strategis dengan berbagai pihak seperti Universitas, pemerintah daerah dan Departemen Sektor.

Aksi nyata untuk merespon isu strategis dapat segera dilakukan dengan penghijauan untuk menekan laju pendangkalan danau, dengan melaksanakan pelestarian adat dan tradisi kedekatan masyarakat dg tumbuhan, pembangunan ekonomi berbasis kekayaan hayati Bali mulai ecotourism industry (keindahan landskap ekosistem dan budaya) sampai ke industri pharmaceutical berbasis usada.

Saya yakin, melalui usaha positif kita untuk melindungi tumbuhan dan memanfaatkan tumbuhan akan memberikan sumbangan terhadap penurunan laju pemanasan global.

(21)

xx

Dalam kesempatan, perkenankanlah, saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada panitia yang telah bekerja keras dan tekun sehingga acara ini berlangsung dengan baik. Saudara sekalian, demikian sambutan saya,

Dengan mengucapkan

bimillahirrokhmanirrohim, Seminar Nasional Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global. Dibuka dengan resmi.

Selamat berseminar Ass. wr. wb.

(22)

424 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

EFEKTIVITAS MEDIA TANAM DAN PERLAKUAN PRATANAM PADA PERKECAMBAHAN BIJI TANJUNG (Mimusops elengi L.) DAN TRENGGULI

(Cassia fistula L.) SEBAGAI TUMBUHAN PENYERAP KARBONDIOKSIDA

Winda Utami Putri

Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor -LIPI Jl. Ir. H. Juanda 13 Bogor, email : aqilah_e043@yahoo.com

ABSTRACT - Tanjung (Mimusops elengi L.) and Trengguli (Cassia fistula L.) are ornamental plant that

has been used widely in urban forest due to its ability to absorb a large ammount of carbondioxide from the air. This experiment was conducted to analyse the effect of planting medium and seed pregermination treatments to the germination of Tanjung and Trengguli. The experiment was using factorial design with three replications. Observation was conducted on number of seeds germinated and first day of seeds germinated. The result of the observation was analyse using SPSS 11.5. The experiment shows that interaction between sekam planting medium and scarification of Tanjung seeds gave the best result in number of seed germinated with 86,67% seeds germinated. In Trengguli, the interaction between compost planting medium and seeds soaked in water for 24 hours gave the best result in number of seed germinated with 84,67% seeds germinated. The highest rate on Tanjung seed germination was given by interaction between cocopeat planting medium and non scarified seeds with 1,76 germinated seeds/day. In Trengguli, the highest rate on seed germination was given by interaction between compost planting medium and seeds soaked in water for 24 hours with 4,80 germinated seeds/day.

Keywords : Germination, Mimusops elengi, Cassia fistula, planting medium

PENDAHULUAN

Perubahan iklim merupakan isu yang akhir-akhir ini menjadi perhatian banyak pihak. Salah satu penyebab utama perubahan iklim adalah adanya peningkatan kadar CO2 di udara.

Nerburger (1995) menyatakan bahwa pada satu abad yang lalu peningkatan CO2 dalam atmosfer

mencapai angka 280 ppm. Penyebab utama peningkatan konsentrasi CO2 adalah kegiatan

manusia yang berkaitan dengan pembakaran fosil dan penggundulan hutan yang merupakan cadangan karbon dalam ekosistem daratan (Moerdiyaso, 1999). Pada akhir abad 21 diperkirakan konsentrasi CO2 mencapai 700

ppm (Allen, 1990). Peningkatan ini telah menyebabkan terjadinya peningkatan suhu lingkungan di bumi. Salah satu cara untuk menstabilkan jumlah karbon atmosfer adalah dengan melakukan kegiatan penghutanan kembali lahan kritis dan pemanfaatan hutan alam secara berkelanjutan (Moerdiyaso, 1999). Dalam hal ini perbanyakan tanaman yang berpotensi menyerap CO2 dalam jumlah yang

relatif besar menjadi sesuatu yang penting. Upaya perbanyakan tanaman dilakukan dengan metode yang tepat agar dapat menyediakan bibit dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang singkat. Bibit-bibit tersebut kemudian dapat digunakan untuk kegiatan penghutanan kembali lahan-lahan kritis.

Tumbuhan merupakan elemen penting dalam kegiatan penghutanan karena kemampuannya dalam menyerap CO2.

Masing-masing jenis tumbuhan memiliki daya serap CO2 yang berbeda-beda. Berdasarkan hasil

penelitian Karyadi (2005), Tanjung (Mimusops

elengi L.) memiliki daya serap CO2 tiap pohon

sebesar 1,622 kg/hari dan daya serap per Ha sebesar 648,418 kg/hari. Sedangkan Trengguli (Cassia fistula L.) memiliki daya serap CO2 tiap

pohon sebesar 0,06 g/cm/jam dan daya serap per Ha sebesar 22 gr/cm/jam (Sinambela, 2006). Tanjung dan Trengguli sering dimanfaatkan sebagai tanaman hutan kota karena berpotensi hias dan memiliki kemampuan menyerap CO2

dalam jumlah yang cukup besar.

Tanjung (Mimusops elengi L.) merupakan anggota dari Sapotaceae. Terdapat sekitar 40 spesies dari Mimusops yang tersebar di Afrika. Terdapat 1 jenis, yaitu M. elengi yang tersebar di Asia dan Pasifik. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan asli India, Sri Langka, Burma, Indo-China, Thailand dan kepulauan Andaman, namun banyak ditanam di wilayah Malesia, Kaledonia Baru, Australia Utara dan di negara tropis lainnya. Secara umum jenis ini banyak ditemukan di dekat laut, namun hadir juga di pegunungan berbatu pada ketinggian 600 m dpl. Jenis ini berukuran relatif kecil hingga sedang atau sekitar 30 – 60 m. Permukaan daun mengkilat, hijau tua dan oval dengan susunan

(23)

425 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

spiral. Bunga berwarna putih kekuningan, berbulu dan beraroma harum. Buahnya dapat dikonsumsi namun tidak memiliki rasa. Terdapat 1 – 2 biji dalam 1 buah dan sama seperti biji pada Sapotaceae lainnya, membulat telur, dan memiliki parut yang relatif kecil dan terletak di pangkal biji. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji dan stek (Ng, 1992; Sosef et al., 1998).

Tanjung sering dimanfaatkan sebagai tanaman hias karena keindahan bunganya dan tajuknya yang padat. Kayu dari tumbuhan ini dapat digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, bahan pembuat kapal, lantai kayu, tiang penyangga, pintu, furnitur, dan alat musik. Daun digunakan untuk mengobati sakit kepala, sakit mata, dan asap daun yang dibakar digunakan untuk mengobati infeksi mulut dan hidung. Bagian kulit akar jika dicampur dengan bunga dapat digunakan untuk mengobati demam dan diare. Biji dapat digunakan untuk mengobati sakit perut dan bunga dapat digunakan sebagai wewangian (Sosef et al., 1998).

Trengguli (Cassia fistula L.) merupakan salah satu jenis tumbuhan dari Fabaceae. Jenis ini tersebar di daerah tropis; di jawa sering dibudidayakan sebagai tanaman hias, di Filipina ditanam sebagai tanaman obat dan hias. Trengguli juga dibudidayakan di wilayah New Guinea. Tumbuhan ini banyak ditemukan di hutan di Jawa pada ketinggian kurang dari 400m dpl, sedangkan di Filipina ditemukan di padang rumput dengan ketinggian rendah hingga sedang. Pohon dapat tumbuh dengan cepat hingga mencapai ketinggian 10 – 20 m. Trengguli adalah tumbuhan gugur atau semi-gugur. Percabangan menyebar, daun tersusun spiral, majemuk dengan 3-7 pasang anak daun, anak daun membulat telur-lonjong, permukaan daun mengkilat. Perbungaan tandan terletak renggang di ketiak, menggantung, berbunga banyak. Bunga harum, daun mahkota membundar telur lebar, kuning keemasan. Buah menggantung, hitam. Biji banyak, terpisah oleh sekat-sekat, dalam 1 buah terdapat beberapa biji. Biji membulat telur, kulitnya berwarna coklat muda, halus, mengkilat dan berkulit keras. Perbanyakan tumbuhan secara alami dilakukan dengan biji. Trengguli banyak digunakan sebagai tanaman hias dan peneduh (PROSEA, 2009; Sosef et al., 1998).

Beberapa bagian dari Trengguli digunakan sebagai obat. Biji tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat pencuci perut begitu pula bagian akar, kulit batang dan bunga. Biji Trengguli merupakan salah satu sumber getah yang dimanfaatkan dalam industri farmasi. Akar

dapat juga digunakan untuk membersihkan luka dan dalam penyembuhan bisul. Di India bagian akar digunakan untuk mengobati demam. Masyarakat di Jawa dan India menggunakan kulit batang untuk mengobati penyakit kulit, sedangkan di Filipina digunakan untuk menyembuhkan infeksi kulit (Sosef et al., 1998)

Pada penelitian kali ini dicobakan beberapa media tanam pada perkecambahan biji Tanjung dan Trengguli. Penelitian tentang media tanam pada perkecambahan diharapkan dapat memberikan alternatif penentuan media tanam yang tepat bagi perkecambahan biji. Media tanam merupakan salah satu komponen penting ketika akan menanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap jenis tanaman memiliki kebutuhan yang berbeda untuk mendukung pertumbuhannya. Media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara (Redaksi PS, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh media tanam serta perlakuan pratanam terhadap perkecambahan biji Tanjung dan Trengguli.

BAHAN DAN METODE

Biji Tanjung (Mimusops elengi L.) dan Trengguli (Cassia fistula L.) yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Kebun Raya Bogor. Biji Trengguli dipanen pada tanggal 3 Juli 2006, sedangkan biji Tanjung dipanen pada tanggal 7 Juli 2006. Sebelum dikecambahkan biji Trengguli terlebih dahulu diberi perlakuan berupa perendaman dalam air selama 24 jam dan siram air mendidih/panas. Biji Tanjung juga mendapatkan perlakuan pratanam berupa pelukaan dan tanpa pelukaan. Biji dilukai pada bagian ujung dengan menggunakan gunting. Secara umum perlakuan yang diberikan pada biji Trengguli berhubungan dengan jenis dormansi biji Trengguli yaitu physical dormancy. Menurut Schmidt (2000), perlakuan

pra tanam dengan menggunakan air panas dan skarifikasi manual pada kulit biji merupakan cara paling efektif dalam menangani biji dengan

physical dormancy. Perlakuan yang diberikan

bertujuan untuk dapat membuka kulit biji sehingga biji bersifat permeable dan proses imbibisi dapat berlangsung dengan baik.

Biji Tanjung dan Trengguli ditanam dalam

polybag plastik ukuran 30 cm x 30 cm dengan

menggunakan 4 jenis media tanam, yaitu kompos, sekam, arang sekam, dan cocopeat. Biji ditanam dengan mengkombinasikan media

(24)

426 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

dan perlakuan pratanam. Penanaman dilakukan dalam tiga ulangan, masing-masing ulangan terdiri atas 25 butir biji. Penataan polybag dilakukan dengan berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dan dinaungi paranet 60%. Penanaman dilakukan pada tanggal 5 Juli untuk biji Trengguli dan tanggal 10 Juli 2006 untuk biji Tanjung. Penanaman dilakukan di pembibitan Sub Bidang Reintroduksi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Penyiraman dilakukan secara manual sebanyak 1 kali dalam 1 hari.

Pengamatan dilakukan setiap hari terhadap kemunculan kecambah ke permukaan sebagai indikator terjadinya perkecambahan. Pengamatan berlangsung selama tiga bulan dan dihentikan setelah dua minggu setelah kecambah terakhir muncul dan tidak terjadi pertambahan kecambah lagi. Berdasarkan data pengamatan selanjutnya ditentukan besarnya daya perkecambahan (%) dan kecepatan perkecambahan (kecambah/hari). Data daya perkecambahan dan kecepatan perkecambahan dianalisis dengan menggunakan Sidik Ragam dan Uji Beda Nilai Tengah pada program SPSS 11.5.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Media tanam yang digunakan pada penelitian kali ini termasuk dalam kategori bahan organik. Penggunaan bahan organik sebagai media tanam jauh lebih unggul dibandingkan dengan bahan anorganik. Hal itu dikarenakan bahan organik sudah mampu menyediakan unsur-unsur hara bagi tanaman. Selain itu, bahan organik juga memiliki pori-pori makro dan mikro yang hampir seimbang sehingga sirkulasi udara yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi (Redaksi PS, 2008). Waters et al. dalam Conover (1980) mengemukakan bahwa beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan dalam media pot adalah aerasi, kemampuan menyerap air (kapasitas penyerapan air) dan kemampuan menyerap unsur hara (kapasitas pertukaran kation). Beberapa faktor lain yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah konsistensi, ketersediaan, bobot dan harga.

A. Perkecambahan Tanjung (Mimusops

elengi L.)

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, kombinasi perlakuan antara media dengan perlakuan pratanam memberikan pengaruh signifikan terhadap daya kecambah biji Tanjung sebagaimana tercantum pada Tabel 1 sedangkan terhadap kecepatan perkecambahan, kombinasi antara media dengan perlakuan pratanam tidak memberikan pengaruh yang signifikan. Uji lanjutan berupa uji beda nilai tengah kemudian dilakukan terhadap daya kecambah biji Tanjung.

Hasil uji beda nilai tengah pada daya kecambah biji Tanjung yang tercantum pada Tabel 2 menunjukkan bahwa daya kecambah tertinggi diberikan oleh kombinasi media sekam dengan pelukaan biji. Pada kombinasi perlakuan tersebut, daya kecambah mencapai 86.67%. Daya kecambah paling rendah diberikan oleh kombinasi media kompos dengan biji yang tidak dilukai dengan besar daya kecambah hanya mencapai 42.67%.

Sekam padi adalah kulit biji padi yang sudah digiling. Sekam padi yang biasa digunakan bisa berupa sekam bakar atau sekam mentah (tidak dibakar). Sekam bakar dan sekam mentah memiliki tingkat porositas yang sama. Sebagai media tanam, keduanya berperan penting dalam perbaikan struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Kelebihan sekam mentah sebagai media tanam yaitu mudah mengikat air, tidak mudah lapuk, merupakan sumber kalium (K) yang dibutuhkan tanaman, dan tidak mudah menggumpal atau memadat sehingga akar tanaman dapat tumbuh dengan sempurna (Redaksi PS, 2008).

Penggunaan sekam pada perkecambahan biji Trengguli yang dilukai dapat memberikan daya kecambah yang relatif tinggi. Kemampuan sekam mengikat air membantu proses imbibisi dalam biji, sehingga perkecambahan dapat berlangsung dengan lebih baik. Sekam juga memiliki karakteristik tidak memadat atau menggumpal sehingga proses keluarnya radikula lebih mudah dan kecambah tidak terhalangi untuk muncul ke permukaan. Sedangkan penggunaan kompos pada perkecambahan biji trengguli yang tidak dilukai tidak mampu memberikan daya kecambah diatas 50%. Diduga kondisi biji yang tidak dilukai telah menghambat terjadinya perkecambahan sehingga daya kecambah biji relatif rendah.

(25)

427 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

Tabel 1. Analisis Ragam Percobaan Faktorial RAL Terhadap Daya Kecambah Biji Tanjung

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung p-value

Perlakuan 7 3880.00 554.29 4.81 Media 3 1080.00 360.00 897.32 0.055 Fisik Biji 1 1536.00 1536.00 13.32 0.002 Media*Fisik Biji 3 1264.00 421.33 3.65 0.035 Galat 16 1845.33 115.33 Total 23 5725.33

Tabel 2. Daya Kecambah dan Kecepatan Perkecambahan Biji Tanjung No Kombinasi Perlakuan Daya Kecambah

(%)

Kecepatan Perkecambahan (kecambah/hari)

1 Sekam Pelukaan 86.67 c 1.71 2 Sekam Tanpa Pelukaan 58.67 ab 1.50 3 Arang Sekam Pelukaan 77.33 bc 1.74 4 Arang Sekam Tanpa Pelukaan 66.67 bc 1.45 5 Cocopeat Pelukaan 57.33 ab 1.41 6 Cocopeat Tanpa Pelukaan 62.67 ab 1.76

7 Kompos Pelukaan 73.33 bc 1.27 8 Kompos Tanpa Pelukaan 42.67 a 1.31

Gambar 1. Pengaruh Media dan Perlakuan Pratanam Terhadap Daya Kecambah, Kecepatan

perkecambahan dan Awal Berkecambah Biji Tanjung.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecepatan perkecambahan tertinggi pada Tanjung diberikan oleh interaksi antara media tanam cocopeat dengan biji tanpa pelukaan, yaitu sebesar 1,76 kecambah/hari. Sebagian besar biji mulai berkecambah pada hari ke 21 setelah tanam (Gambar 1). Pada umumnya biji Tanjung dapat berkecambah 24 - 82 hari setelah tanam (Ng, 1992). Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan telah mampu mempercepat awal perkecambahan. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada hari ke 21 hingga 50 setelah tanam perkecambahan berlangsung dengan cepat kemudian relatif melambat dan pada hari ke 73 setelah tanam perkecambahan

pada semua media yang diuji sudah tidak terjadi lagi.

B. Perkecambahan Trengguli (Cassia fistula L.)

Kombinasi perlakuan antara media dengan perlakuan pratanam memberikan pengaruh signifikan terhadap daya kecambah biji Trengguli (Tabel 3), namun kombinasi antara media dengan perlakuan pratanam tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecepatan perkecambahan.

Uji beda nilai tengah pada daya kecambah biji Trengguli menunjukkan bahwa kombinasi media kompos dengan perendaman biji selama 24 jam memberikan daya kecambah tertinggi

(26)

428 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

dengan nilai sebesar 84.67%, sedangkan daya kecambah terendah diberikan oleh kombinasi media sekam dengan perendaman biji selama 24 jam (Tabel 4). Hasil ini juga menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan tersebut berbeda nyata dengan tujuh perlakuan yang lainnya. Secara umum daya kecambah biji Trengguli mencapai nilai diatas 50% pada semua perlakuan. Pelukaan pada biji Trengguli berperan besar dalam memacu perkecambahannya sehingga daya kecambah

yang didapat pada penelitian kali ini relatif tinggi. Menurut Nalawadi et al. (1977) dalam Duke (1983), perlakuan paling tepat yang dapat memberikan daya kecambah paling tinggi pada biji Trengguli adalah perendaman dalam H2SO4

selama 20 menit. Perlakuan ini memberikan hasil daya kecambah sebesar 84%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan telah mampu memberikan daya kecambah biji yang relatif lebih besar dari penelitian sebelumnya.

Tabel 3. Analisis Ragam Percobaan Faktorial RAL Terhadap Daya Kecambah Biji Trengguli

Sumber Keragaman DB JK KT Fhitung p-value

Perlakuan 7 2207.83 315.41 6.07 Media 3 923.17 307.72 5.92 0.006 Fisik Biji 1 48.17 48.17 0.93 0.350 Media*Fisik Biji 3 1236.50 412.17 7.93 0.002 Galat 16 832.00 52.00 Total 23 3039.83

Tabel 4. Daya Kecambah dan Kecepatan Perkecambahan Biji Trengguli No Kombinasi Perlakuan Daya Kecambah

(%)

Kecepatan Perkecambahan (kecambah/hari)

1 Kompos rendam 24 jam 84.67 b 4.80

2 Kompos siram air panas 57.33 a 2.67 3 Cocopeat rendam 24 jam 57.33 a 2.96 4 Cocopeat siram air panas 64.67 a 4.09 5 Arang sekam rendam 24 jam 54.67 a 3.16 6 Arang sekam siram air panas 56.00 a 3.69 7 Sekam rendam 24 jam 52.67 a 2.64 8 Sekam siram air panas 60.00 a 3.06

Gambar 2. Pengaruh Media dan Perlakuan Pratanam Terhadap Daya Kecambah, Kecepatan

(27)

429 

ISBN 978-979-799-447-1

  

Konservasi Flora Indonesia dalam Mengatasi Dampak Pemanasan Global

Kompos merupakan media tanam organik yang bahan dasarnya berasal dari proses fermentasi tanaman atau limbah organik, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh tanaman (Redaksi PS, 2008). Berdasarkan hasil penelitian kali ini, kompos merupakan media tanam yang paling tepat digunakan dalam perkecambahan biji Trengguli yang sudah direndam selama 24 jam. Namun pada perkecambahan biji dengan perlakuan pratanam yang sama, yaitu perendaman selama 24 jam, media sekam tidak dapat memberikan hasil yang baik.

Pada Trengguli, kecepatan perkecambahan tertinggi diberikan oleh interaksi antara media tanam kompos dengan perendaman biji 24 jam, yaitu sebesar 4,80 kecambah/hari. Pada masing-masing perlakuan, biji mulai berkecambah pada hari ke tujuh setelah tanam (Gambar 2). Biji Trengguli yang dilukai kemudian direndam air selam 24 jam dapat mulai berkecambah pada 5-7 hari setelah tanam (FAO, 1993). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan pratanam berupa perendaman dalam air selama 24 jam merupakan faktor yang mempercepat terjadinya perkecambahan pada penelitian kali ini. Perkecambahan terjadi dengan cepat pada hari ke 7 hingga hari ke 15 setelah tanam. Perkecambahan kemudian melambat hingga akhirnya terhenti pada hari ke 44 setelah tanam. Pertumbuhan semai Trengguli sangat cepat pada awalnya, namun mulai melambat pada bulan kedua (Sosef et al., 1998)

KESIMPULAN

Interaksi antara media dengan perlakuan pratanam memberikan pengaruh signifikan terhadap daya kecambah biji Tanjung dan Trengguli, namun tidak pada kecepatan perkecambahannya. Daya kecambah tertinggi pada Tanjung diberikan oleh kombinasi media sekam dengan pelukaan biji, yaitu sebesar 86.67%, sedangkan kecepatan perkecambahan tertinggi diberikan oleh interaksi antara media tanam cocopeat dengan biji tanpa pelukaan, yaitu sebesar 1,76 kecambah/hari. Pada Trengguli kombinasi media kompos dengan perendaman biji selama 24 jam memberikan hasil yang berbeda nyata dengan perlakuan lain dan memberikan daya kecambah tertinggi serta

kecepatan perkecambahan tertinggi dengan nilai sebesar 84.67% dan 4,80 kecambah/hari.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. H. 1990. Plant Responses to Raising Carbondioxide and Potential Interactions With Air Pollutants. Environmental Quality 19 : 15-34.

Conover, C.A. 1980. Foliage Plant In Introduction to Floriculture Edit by Roy A. Larson. Academic Press. Inc. New York.

Duke, James A. 1983. Handbook of Energy Crops. unpublished.

http://www.hort.purdue.edu/newcrop/duke_en ergy/Cassia_fistula.html#Distribution. Diakses 24 Juni 2009

FAO. 1993. Collection, Storage and Treatment of

Tree Seeds. http://www.fao.org/DOCREP/006/AD226E/A

D226E00.htm#TOC. Diakses 1 Juni 2009 Karyadi, H. 2005. Pengukuran Daya Serap

Karbondioksida 5 Jenis Tanaman Hutan Kota. Skripsi (Tidak diterbitkan) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor

Moerdiyaso, D. 1999. Perlindungan Atmosfer

Melalui Perdagangan Karbon : Paradigma Baru dalam Sektor Kehutanan. Institut

Pertanian Bogor. Bogor

Nerburger, M. 1995. Memahami Lingkungan

Atmosfer Kita. Institut Teknologi Bandung.

Bandung

Ng, F. S. P. 1992. Manual of Forest Fruits, Seed

and Seedling Vol. 2. Forest Research Institute

Malaysia. Malaysia

Prosea. 2009. Detil Data Cassia fistula Linn. http://www.proseanet.org/florakita/browser.ph p?docsid=714. Diakses 24 Juni 2009.

Redaksi PS. 2008. Ragam Media Tanam. Penebar Swadaya.

http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/145-ragam-media-tanam.html. Diakses 1 Juni 2009

Schmidt, L. 2000. Guide to Handling Tropical and

Subtropical Forest Seed. Danida Forest Seed

Centre. Denmark

Sinambela, T. 2006. Kemampuan Serapan Karbondioksida Tanaman Hutan Kota. Skripsi (Tidak diterbitkan) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor Sosef, M.S.M, Hong, L.T, dan Prawirohatmodjo,

S. 1998. Prosea Plant Resources of South

East Asia 5(3) Timber Trees : Lesser Known Timbers. Backhuys Publisher, Leiden

Gambar

Tabel 1. Analisis Ragam Percobaan Faktorial RAL Terhadap Daya Kecambah Biji Tanjung
Tabel 3. Analisis Ragam Percobaan Faktorial RAL Terhadap Daya Kecambah Biji Trengguli

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi, pada penelitian ini akan menggunakan metode metaheuristik lain yaitu BRKGA dengan modifikasi multiple populations untuk menyelesaikan permasalahan

Untuk mencari koefisien non-linear dari karakteristik sifat listrik varistor maka digunakan hubungan antara tegangan dan arus varistor pada daerah tegangan

Tabel 12 menyajikan besarnya PSDH yang harus dibayarkan oleh perusahaan dari setiap sortimen kayu yang dihasilkan dari kegiatan tebang akhir untuk masing- masing daur

Tesis ini membahas salah satu varian VRP dasar dengan karakteristik fleet mix vehicle, multiple trips, split delivery, multiple products dan multiple compartments dengan

Berdasarkan hasil dan pembahasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa interpretasi parameter dalam model regresi logistik untuk variabel bebas dikotomus dapat

solanacearum, skrining extensive plasma nutfah kacang tanah untuk mendapat- kan sumber ketahanan yang lebih tinggi dengan karakteristik agronomi yang lebih baik, studi

Penelitian bertujuan untuk mengetahui Kode Etik Jurnalistik secara universal yang digunakan sebagai acuan reporter dalam menyelesaikan tugas pada serial drama Pinocchio.

Pada penelitian ini untuk meningkatkan kinerja dan performansi dari BRKGA maka algoritma akan dipadukan dengan modifikasi, yaitu local search.Karena, perbaikan yang