• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Data 2.1.1 Sumber data

1. Wawancara dengan pemilik Harum Sari Food Industries 2. Observasi Lapangan

3. Survey dengan konsumen tahu 4. Media Elektronik

2.1.2 Definisi Industri

Industri atau sektor berasal dari kata latin ”Industrius” yang merupakan penghasil dari suatu benda atau jasa dalam kategori tertentu. Terdapat 4 sektor kunci dalam industri, sektor utama, yang memproses bahan-bahan mentah seperti tambang atau bercocok tanam, sektor kedua, yang menangani pembersihan atau produksi, sektor ketiga yang menangani jasa (seperti hukum atau obat-obatan) dan distribusi dari penghasil barang, sektor keempat,sektor yang relatif baru yang fokus kepada penelitian, rancangan dan perkembangan teknologi. (wikipedia free encyclopedia)

2.1.3 Sejarah Harum Sari Food Industries

Harum Sari Food Industries pertama kali didirikan oleh Bapak Oyong Trisnadi pada tahun 1983. Memiliki pabrik makanan di Tangerang yang pada saat itu hanya memproduksi bihun. Harum Sari Food Industries berasal dari perusahaan keluarga yang

(2)

akhirnya pada tahun 1990, Bapak Oyong Trisnadi bergabung dengan 2 perusahaan besar lainnya, yaitu Sakake dan Kongki. Dari kerjasama mereka, kemudian memproduksi tahu sutera. Kerjasama ini berlangsung selama 6 tahun, kemudian Bapak Oyong memisahkan diri dan kembali fokus kepada perusahaan awalnya, yaitu Harum Sari Food Industries dan mulai memproduksi tahu sutera juga. Tahu sutera ini diberi nama Sakura, karena berasal dari tahu Jepang. Kemudian pada tahun 2002, Harum Sari Food Industries juga memproduksi susu kacang, yang diberi nama susu kacang Ohayo, juga karena susu kacang ini berasal dari susu kacang Jepang. Kemudian pada tahun 2008, Harum Sari Food Industry mulai memproduksi cincau, yang bernama cincau Ohayo.

2.1.4 Sejarah Tahu Jepang

Pendeta Kento, yang pergi ke Cina untuk mempelajari agama Budha, membawa tahu ke Jepang pada masa pemerintahan Nara (710 – 794). Tahu dimakan sebagai bagian dari makanan vegetarian untuk pendeta-pendeta untuk sumber protein mereka. Kata ”tahu” pertama kali disebut di Jepang dalam buku harian pendeta Shinto bernama Nakaomi. Tahu digunakan sebagai makanan persembahan di altar. Pada tahun 1489, kata ”tahu” pertama kali ditulis dalam karakter-karakter Jepang. Tahu kemudian menjadi terkenal dalam lingkungan rakyat biasa. Buku masak berjudul ”Tahu Hyakuchin” diterbitkan pada tahun 1782 dan terjual sangat baik. (www.soya.be)

2.1.5 Sejarah Susu Kacang

Bukti tertua dari produksi susu kacang adalah pada lukisan Cina yang ditempel di sebuah lempengan batu. Lukisan itu menggambarkan sebuah dapur yang membuktikan bahwa susu kacang dan tahu sedang diproses di Cina pada periode tahun

(3)

25 – 220 M. Tulisan referensi tertua susu kacang muncul juga di Cina pada sekitar tahun 1500 M, dalam sebuah puisi ”Pujian untuk Tahu” oleh Su Ping.

Referensi Eropa tertua untuk susu kacang adalah pada tahun 1665 oleh Domingo Fernandez de Navarrete dan pada tahun 1790 oleh Juan de Louriero, seorang misionaris Portugis yang tinggal di Vietnam. Semua referensi susu kacang ini hanya menyebutkan bahwa susu kacang adalah bagian dari proses pembuatan tahu. Hanya pada tahun 1866, seorang Prancis bernama Paul Champion, yang telah melakukan perjalanan ke Cina, menyebutkan bahwa orang-orang Cina meminum susu kacang panas untuk sarapan.

Susu kacang pertama kali diserahkan ke Amerika oleh Henry Trimble pada tahun 1896 dalam Jurnal Pengobatan Amerika. Pada tahun 1910, Li Yu-Ying, orang Cina yang tinggal di Paris mendirikan pabrik susu kacang petama di dunia. Pada tahun 1917, promosi pertama dari susu kacang dilakukan oleh Produsen Susu Kacang J.A. Chard di New York.

Susu kacang berkalsium pertama kali diproduksi pada tahun 1931 oleh Madison Foods, Tennessee. Perusahaan Madison Foods ini dikelola oleh Fakultas Perguruan Tinggi Madison. Pada tahun 1939, Miller memulai produksi susu kacang cair kaleng, yang disebut sebagai Soya La, karena perindustrian saat itu melarang Miller untuk memberi nama produk itu sebagai ”susu kacang”. (www.soya.be)

2.1.6 Ekspansi Perusahaan

Pada tahun 1997, Harum Sari Food Industries menggunakan strategi pemasaran

private label yang dimulai dari Hero Supermarket, yang dijual produknya adalah tahu sutera Sakura, yang kemudian mempunyai turunan dengan kualitas berbeda yang bernama tahu sutera Ohayo. Tahun 2006, mulai masuk dalam private label Carrefour.

(4)

Tahun 2007, masuk dalam private label Giant Hypermarket, dan pada tahun 2008, juga masuk dalam private label Makro, walaupun sekarang ini produknya masih dalam proses pemasaran.

Selama berdiri selama lebih dari 20 tahun, sistem kinerja dalam perusahaan Harum Sari Food Industries sangat spesifik. Seluruh pegawai dan karyawan yang bekerja harus bekerja sesuai dengan divisinya masing-masing. Rata-rata seluruh karyawan yang bekerja dalam membangun Harum Sari Food Industries dididik dan dibesarkan dari nol dan kemudian menjadi terampil dalam bidangnya. Oleh karena itu, banyak perusahaan-perusahaan lain yang mengincar untuk merekrut karyawan dari Harum Sari Food Industries.

2.1.7 Harum Sari Food Industries Peran Pokok

Sebagai perusahaan makanan yang berkembang di Indonesia, Harum Sari Food Industries selalu berusaha memberikan sumbangsih kepada masyarakat dengan memproduksi makanan bergizi tinggi yang siap saji dan langsung dapat disantap tanpa perlu diolah lagi.

Visi

Menjadi perusahaan berkualitas dalam memproduksi makanan-makanan yang sehat, bergizi, bersih dan alami.

(5)

Misi

Menciptakan keharmonisan sistem kerja yang baik demi mendapatkan hasil produksi yang sehat, bergizi tinggi dan alami untuk konsumen.

Akar Permasalahan

Harum Sari Food Industries sampai sekarang belum mempunyai Corporate Identity yang konsisten.

Pola Pikir

Dengan itikad yang baik dan sistem kerja yang teratur, maka itu semua dapat membantu membangun nama Harum Sari Food Industries sebagai perusahaan penghasil makanan siap saji yang sehat, bersih, alami dan berkualitas.

Strategi

Strategi yang diambil oleh Harum Sari Food Industries sampai sekarang ini adalah dengan berkompetisi di bidang private label.

Gambaran Umum

Sebagai salah satu perusahaan penghasil makanan bergizi tinggi dan alami dari Jepang di Indonesia.

Tugas Pokok

Memproduksi makanan-makanan siap saji yang sehat, bergizi dan alami untuk konsumen di Indonesia.

(6)

Sasaran

1. Golongan menengah atas yang kebanyakan sangat sibuk dengan kegiatan-kegiatannya dan hanya memiliki sedikit waktu untuk makan.

2. Golongan menengah yang ingin mencicipi makanan dengan kualitas internasional, khususnya dari Jepang.

3. Golongan menengah bawah, yang ingin mengkonsumsi makanan dengan harga yang relatif murah.

4. Masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dan dekat dengan pusat-pusat perbelanjaan.

Cara

1. Dengan memasarkan produk dengan menggunakan sistem private label

2. Dengan memproduksi makanan dengan kualitas yang siap saji Macam Produk

1. Bihun Naga Burung 2. Tahu sutera Sakura 3. Tahu sutera Ohayo 4. Susu kacang Ohayo 5. Cincau Sakura 6. Cincau Ohayo

2.1.8 Hasil Survey di Lapangan

Berdasarkan hasil wawancara, produk yang paling terkenal dari Harum Sari Food Industries adalah tahu sutera Sakura, oleh karena itu survey dilakukan berdasarkan konsumen dari tahu sutera Sakura.

(7)

Berdasarkan hasil survey kepada 100 konsumen tahu sutera Sakura: 1. Alasan memilih tahu sutera Sakura:

a. Rasanya enak : 60% b. Harga relatif murah : 20% c. Pengaruh dari orang lain : 10% d. Tidak tahu : 10%

2. Apakah mengetahui siapa produsen dari tahu sutera Sakura: a. Tidak tahu : 100%

b. Tahu : 0%

2.2 Analisa

Harum Sari Food Industries merupakan perusahaan penghasil makanan bergizi dan higienis yang berasal dari Jepang. Perusahaan ini masih dalam tahap berkembang dan belum memiliki sistem kerja yang baik. Perusahaan ini juga masih belum dikenal oleh masyarakat, walaupun produk-produk yang diproduksinya sudah banyak dipasarkan di masyarakat dan sudah cukup dikenal.

(8)

Logo dengan inisial HS ini dibuat sendiri oleh Bapak Oyong Trisnadi secara manual. Logo ini merupakan inisial dari nama perusahaan dan tidak mempunyai konsep visual.

2.2.2 Analisa SWOT

Strength (Kekuatan)

1. Kualitas produk yang baik

2. Nilai lebih pada produk yang siap saji 3. Karyawan yang ahli dalam bidangnya 4. Memiliki konsumen tetap

5. Masih mengembangkan produk-produk baru

Weakness (Kelemahan)

1. Masih kurangnya disiplin kerja dari kinerja karyawan 2. Modal yang terbatas

3. Konsumen tetap bersifat non-profit

4. Belum ada perencanaan perusahaan yang matang 5. Manajemen perusahaan yang belum teratur 6. Sistem perusahaan yang belum matang

Opportunity (Peluang)

1. Masih sedikit kompetitor yang bergerak dalam memproduksi produk yang serupa 2. Produk kompetitor masih kalah dalam kualitas

3. Selalu menerima ide-ide baru

4. Selalu mampu mendapatkan pasar baru

5. Masih luasnya lapangan pemasaran yang tersedia di Indonesia

(9)

1. Permintaan pasar yang bersifat musiman 2. Rentan terhadap kompetitor lain

3. Banyak karyawan yang membelot ke perusahaan lain

2.2.3 Analisa Kompetitor Harum Sari Food Industries 1. PT. Mico Sejati Indonesia

Juga terkenal dengan nama Indo Van Houten.Terletak di Jakarta. Memproduksi berbagai jenis makanan seperti susu kacang, tahu sutera dan tahu telur. Hasil produksi terkenal dengan nama Mico.

2. PT. Mitra Boga Segar

Terletak di Tangerang. Memproduksi berbagai jenis makanan seperti tahu sutera dan tahu telur. Hasil produksi terkenal dengan nama Sakake.

3. Kongkee Food Processing

Terletak di Jakarta. Memproduksi berbagai jenis makanan seperti tahu sutera, tahu telur dan cincau. Hasil produksi terkenal dengan nama Kongkee.

2.2.4 Analisa Profil Variabel Sasaran Geografis

a. Domisili : Jakarta b. Wilayah : Perkotaan c. Kepadatan : Pusat-pusat kota Demografis

a. Target : Orang-orang yang memiliki waktu makan yang terbatas b. Jenis Kelamin : Pria dan wanita

(10)

c. Usia : 21 – 55 tahun d. Kebangsaan : WNI, WNA Psikografis

a. Tingkat sosial : Menengah keatas (A dan B) b. Gaya hidup : Workaholic

c. Kepribadian : Mengidamkan kesehatan tubuh

2.2.5 Manfaat yang Diharapkan

Dengan adanya Identitas Visual yang konsisten pada perusahaan ini, maka diharapkan sistem kerja yang ada juga semakin terfokus dan dapat berkembang lagi. Identitas Visual ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk mengenal perusahaan ini dan dapat menaruh kepercayaannya pada produk-produk hasil produksi perusahaan ini.

2.2.6 Responden yang Diharapkan

Orang-orang yang telah menggunakan atau mengkonsumsi produk-produk dari Harum Sari Food Industries dan kompetitornya dan dapat dengan adil memberikan pendapatnya secara terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan susu skim pada pembuatan Frozen yogurt dengan bahan dasar whey terhadap waktu leleh,

Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KETUA UMUM LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN TINGKAT PROVINSI BANTEN TENTANG PENETAPAN PESERTA HASIL KUALIFIKASI MTQ PELAJAR III

[r]

Menurut Soerjono Soekanto, konflik sosial adalah suatu proses social dimana individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang

Internet of Things (IoT) pada dasarnya menghubungkan semua perangkat ke internet, IoT sering disebut teknologi masa kini yaitu teknologi yg memanfaatkan perangkat komputer

Dalam metode pengakuan pendapatan kotor terdapat beberapa cara perlakuan hasil penjualan produk sampingan, yaitu : hasil penjualan produk sampingan diperlakukan

Kerjasama yang diberikan oleh masyarakat akan dapat membantu pihak kerajaan menyelesaikan kes- kes jenayah rentas sempadan ini dengan lebih mudah dan lancar berdasarkan

(4) Besaran hak amil yang dapat digunakan untuk biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan sesuai dengan syariat Islam dengan mempertimbangkan