• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM.docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TUGAS AIK MAKALAH TUGAS AIK

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

KONSEP AKHLAK DALAM ISLAM

DISUSUN OLEH : DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 (KELAS A) KELOMPOK 5 (KELAS A) 1.

1. ANA ANA LESTARI LESTARI E E 5201 5201 731 731 5353 2.

2. ANIS ANIS WINDARI WINDARI E5201 E5201 731 731 5454 3.

3. MUSLIMAH MUSLIMAH E5201 E5201 731 731 7474 4.

4. RULY RULY KUSUMA KUSUMA A A E E 5201 5201 731 731 7777 5.

5. YANTI YANTI KUSMIYATI KUSMIYATI E E 5201 5201 731 731 9191

S1 KEPERAWATAN RSUD dr.LOEKMONO HADI KUDUS S1 KEPERAWATAN RSUD dr.LOEKMONO HADI KUDUS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN 2018 TAHUN 2018

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah

 Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berujudul “Konsep

Akhlak

Dalam Islam”. Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Al Islam Kemuhammadiyahan I .

Dalam proses penulisan kami sampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat  banyak kekurangan. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah tersebut.

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I PENDAHULUAN...4

A. Latar belakang Masalah...4

B. Rumusan Masalah...4

C. Tujuan Penulisan...4

BAB II PEMBAHASAN...6

A. Pengertian akhlak...5

B. Perbedaan dan persamaan antara akhlak, etika dan moral...6

C. Sumber akhlak dalam islam...7

D. Akhlak sebagai modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang...10

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...12

B. Saran...12

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang masalah

Di era global yang semakin maju ini perilaku seorang muslim semakin  beraneka ragam. Manusia cenderung mengikuti pola hidup yang mewah dan bergaya, mereka bahkan lupa dengan adanya etika, moral dan akhlak yang yanitu tidak terlalu dihiraukan dan dijadikan pedoman dalam hidup. Karena pada kenyataannya manusia sekarang kurang pengetahuan tentang etika, moral, dan akhlak.

Selama ini pelajaran etika, moral, dan akhlak sudah diperkenalkan sejak kita  berada di sekolah dasar, yaitu pada pelajaran agama islam dan kewarganegaraan.  Namun pada kenyataannya pelajaran etika, moral dan akhlak itu hanya dibiarkan saja tanpa di aplikasikan ke dalam perilaku kehidupan sehari-hari, sehingga pelajaran yang telah disampaikan menjadi sia-sia.

Sebagai generasi penerus Indonesia, sangatlah tidak terpuji jika kita para generasi penerus tidak memiliki etika, moral dan akhlak. Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini agar menjadi acuan dalam perbaikan etika, moral, dan akhlak masyarakat.

2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian akhlak ?

2. Apakah perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika, dan moral ? 3. Apakah sumber akhlak dalam islam ?

4. Bagaiman akhlak sebagai modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang ? 3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian akhlak ?

2. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara akhlak,etika, dan moral ? 3. Untuk mengetahui sumber akhlak dalam islam ?

4. Untuk mengetahui bagaimana akhlak sebagai modal sosial bagi keberhasilan hidup seseorang ?

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Menurut (Sahilun A,1980), kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari

khuluqun 

tabiat. Kata tersebut mengandung segi

-

segi persesuaian dengan perkataan khalqun 

yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq 

 pencipta; demikian pula dengan akhl

uqun 

Kata akhlak menunjukkan sejumlah sifat tabiat fitri atau asli pada manusia dan sejumlah sifat yang diusahakan hingga seolah-olah fitrah akhlak ini memiliki dua  bentuk, pertama bersifat batiniyah (kejiwaan) dan yang kedua bersifat zahiriah yang terwujud dalam perilaku.Menurut para ulama dan sarjana menuturkan bahwa akhlak ditinjau dari aliran atau ajaran yang dianggap benar. Dalam aspek sosiologis juga didefinisikan akhlak sesuai dengan disiplin ilmu sosiologi (ilmu dalam  bermasyarakat). Sedangkan menurut aliran idealisme didefinisikan sesuai dengan

aliran yang dianutnya.

Menurut aliran utilitarianisme (menekankan aspek kegunaan) dan naturalisme (menekankan oada panggilan alam atau kejadian manusia itu sendiri atau fitahnya). Maka jika sifat tersebut melahirkan suatu perbuatan atau tindakan yang terpuji menurut ketentuan akal dan norma agama, dinamakan akhlak yang baik (mahmudah). Tetapi manakala ia melahirkan perbuatan yang jahat, maka dinamakan akhlak yang  buruk (madzmumah).

Pengertian sikap positif yang termasuk dalam akhlak yang terlihat melalui  perilaku dapat ditunjukkan dengan beberapa sikap, tabiat, watak atau kebiasaan misalkan sikap pemaaf, amanah, sabar, rendah hati, dll. Sedangkan sikap negatif misalkan sikap pemarah, pendendam, dengki, khianat, sombong dll. Hal yang menentukan apakah suatu perbuatan itu baik atau buruk adalah norma-norma agama yang bersumber dari al-Haq yaitu Tuhan YME.

Disebut akhlak karena: 1. Dilakukan berulang-ulang

2. Timbul dengan sendirinya dan tanpa berfikir panjang

 yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

  yang berarti

 yang berarti yang diciptakan.

(6)

Moral adalah istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas suatu sifat,  perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang layak dikatakan benar, salah, baik dan buruk. Dimasukkannya penilaian benar atau salah ke dalam moral, jelas menunjukkan salah satu perbedaan moral dan akhlak, sebab salah benar adalah  penilaian dipandang dari sudut hukum yang ada di dalam agama islam tidak dapat

dicerai pisahkan dengan akhlak, seperti yang telah disinggung di atas.

Akhlak islami berbeda dengan moral dan etika. Perbedaannya dapat dilihat terutama dari sumber yang menentukan mana yang baik dan mana yang buruk. Yang  baik menurut akhlak adalah segala sesuatu yang berguna, yang sesuai dengan nilai

dan norma agama, nilai serta norma yang terdapat dalam masyarakat, bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

Yang buruk adalah segala sesuatu yang tidak berguna, tidak sesuai dengan nilai dan norma agama serta nilai dan norma masyarakat, merugikan masyarakat dan diri sendiri. Yang menentukan baik atau buruk suatu sikap (akhlak) yang melahirkan suatu perilaku atau perbuatan manusia di dalam agama dan ajaran islam adalah al quran yang dijelaskan dan dikembangkan oelh Rasulullah dengan sunah beliau yang kini dapat dibaca di dalam kitab-kitab hadist.

Yang menentukan perbuatan baik atau buruk dalam moral dan etika adalah adat istiadat dan pikiran manusia dalam masyarakat pada suatu tempat di suatu masa. Oleh karena itu dipandang dari sumbernya akhlak islami bersifat tetap dan berlaku untuk selama-lamanya, sedang moral dan etika berlaku selama masa tertentu di suatu tempat tertentu.

B. Persamaan dan Perbedaan Antara Etika,Moral dan Akhlak  1. Persamaan

Ada beberapa persamaan antara akhlak, etika, dan moral yang dapat dipaparkan sebagai berikut:

Pertama, akhlak, etika, dan moral mengacu kepada ajaran atau gambaran tentang perbuatan, tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik.

Kedua, akhlak, etika, moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat dan harakat kemanusiaannya. Sebaliknya semakin rendah kualitas akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang, maka semakin rendah pula kualitas kemanusiaannya.

(7)

Ketiga, akhlak, etika, moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, stastis, dan konstan, tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk pengembangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, dan keteladanan, serta dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat secara tersu menerus, berkesinambangan, dengan tingkat keajegan dan konsistensi yang tinggi.

2. Perbedaan

Selain ada persamaan antara akhlak, etika, moral dan susila sebagaimana diuraikan di atas terdapat pula beberapa segi perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing dari keempat istilah tersebut. Berikut ini adalah uraian mengenai segi-segi perbedaan yang dimaksud:

Akhlak merupakan istilah yang bersumber dari Al-

Qur’an dan al

-Sunnah.  Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu  perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan  bersumber dari ajaran Allah. Sementara itu, etika merupakan filsafat nilai,  pengetahuan tentang nilai-nilai, dan kesusilaan tentang baik dan buruk. Jadi, etika  bersumber dari pemikiran yang mendalam dan renungan filosofis, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Etika besifat temporer, sangat tergantung kepada aliran filosofis yang menjadi pilihan orang-orang yang menganutnya.

C. Sumber Akhlak Dalam Islam

Pembicaraan tentang Akhlak berkaitan dengan persoalan nilai baik dan buruk. Oleh karena itu ukuran yang menjadi dasar penilaian tersebut harus merujuk pada nilai-nilai agama Islam. Dengan demikian, ukuran baik buruknya suatu perbuatan harus merujuk pada norma-norma agama, bukan sekedar kesepakatan budaya. Kalau tidak demikian, norma-norma akan berubah seiring dengan perubahan budaya, sehingga sesuatu yang baik dan sesuai dengan agama bisa jadi suatu saat dianggap  buruk pada saat bertentangan dengan budaya yang ada.

Dalam Islam, akhlak menjadi salah satu inti ajaran. Fenomena ini telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, sebagaimana

disebutkan dalam Al Qur’an surat

al

 – 

Qalam (4) :

(8)

Artinya :“Dan Sesungguhnya kamu benar -benar berbudi pekerti yang

agung.”

Keseluruhan akhlak Rasulullah ini juga diungkapkan oleh Aisyah r.a. saat

ditanya tentang akhlak Nabi. Saat itu Aisyah berkata : “Akhlak Nabi adalah Al

Qur’an”. Demikian juga disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Ahzab (33) : 21.

 sungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

Dengan demikian bagi umat Islam, untuk menunjuk siapa yang layak dicontoh tidak perlu sulit sulit, cukuplah berkiblat kepada akhlak yang ditampilkann oleh

Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis dinyatakan : “orang

-orang mukmin yang paling

sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya” (HR. Ahmad dari Abu

Hurairah). Dalam hadis yang lain yang diriwayatkan oleh at Turmudzi dari Jabir r.a.,

Rasulullah menyatakan : “Sungguh di antara yang paling aku cintai, dan yang paling

dekat tempat duduknya dengan aku kelak pada hari kiamat adalah orang yang paling  baik akhlaknya diantara kamu”.

Merujuk pada paparan di atas, sumber akhlak bagi setiap muslim jelas termuat

dalam Al Qur’an dan hadis Nabi. Selain itu, sesuai dengan hakekat kemanusiaan yang

dimilikinya, manusia memiliki hati nurani (qalbu) yang berfungsi sebagai pembeda antara perbuatan baik dan buruk. Hal tersebut sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat Wabishah tatkala beliau bertanya tentang kebaikan (al-birr) dan dosa (al-itsm) dalam dialog seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad sebagai berikut :

(9)

“ Hai Wabishah, bertanyalah kepada hatimu sendiri, kebaikan adalah sesuatu  yang jika kamu lakukan, jiwamu merasa tentram, sedang dosa adalah sesuatu yang  jika kamu lakukan, jiwamu bergejolak dan hatimu pun berdebar debar meskipun

orang banyak memberi tahu ke padamu (lain dari yang kamu rasakan).”

Berkaitan dengan hati nurani, muncul persoalan, dapatkah dijamin bahwa hati nurani selalu dominan dalam jiwa manusia sehingga suaranya selalu didengar, mengingat dalam diri manusia terdapat dua potensi yang selalu bertolak belakang yaitu potensi yang mengarah kepada kebaikan (taqwa) dan potensi yang mengarah  pada keburukan (al-fujur), dimana kekuatan yang lebih menonjol tentunya menjadi

dominan dalam mempengaruhi keputusan suatu persoalan.

Oleh karena itu, agar hati nurani seorang muslim selalu dalam kondisi kepada kebaikan, maka ia harus selalu disucikan. Seorang muslim perlu menjaga rutinitas dan kontinuitas ibadah, berusaha untuk selalu mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah, membaca sejarah orang orang terdahulu serta selalu berusaha untuk saling menasehati dengan sesamanya.

Sumber akhlak dalam islam  adalah wahyu (al-Qur’an dan al-Hadits). Sebagai sumber akhlak wahyu menjelaskan bagaimana berbuat baik. al-

Qur’an bukanlah hasil

renungan manusia, melainkan firman Allah SWT yang Maha pandai dam Maha  bijaksana. Oleh sebab itu, setiap muslim berkeyakinan bahwa isi al-Qur’an tidak dapat

dibuat dan ditandingi oleh bikinan manusia. Sumber akhlak yang kedua yaitu al-Hadits meliputi perkataan, ketetapan dan tingkah laku Rasulullah SAW.

Dasar akhlak yang dijelaskan dalam al-Qur’an yaitu:

Artinya :”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang

 baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari

kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.

 (Q.S.al-Ahzab : 21)

Dasar akhlak dari hadits yang secara eksplisit menyinggung akhlak tersebut yaitu sabda Nabi:

Artinya :

“Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan keluhuran

akhlak 

”.







َ

(10)

Jika telah jelas bahwa al-

Qur’an dan hadits rasul adalah pedoman hidup yang

menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlaqul karimah.

D.Akhlak Sebagai Modal Sosial Bagi Keberhasilan Hidup Seseorang

"Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT. Maka, tidak ada lagi sesuatu yang dicintai selain berjumpa dengan dzat ilahi rabbi, dan tidak menggunakan semua

hartanya kecuali karenanya…"

Jelaslah, al-

Ghazāli menempatkan kebahagiaan jiwa manusia sebagai tujuan akhir

dan kesempurnaan dari akhlak. Kebahagiaan tertinggi dari jiwa berarti mengenal adanya Allah tanpa keraguan (

ma’rifatullah).

Allah merupakan sumber cinta dalam manusia dan kebenaran yang memuaskan rohani. Implikasi etis, jiwa manusia meninggalkan segala hal duniawi supaya mengalami kebahagiaan jiwa. Manusia yang berpegang pada prinsip akhlak akan mengupayakan hidupnya secara bijak. Semua perbuatannya/amalnya diyakini keterarahan kepada Allah yang telah menanamkan segala yang baik dalam ciptaan. Dengan keseimbangan jiwanya, ia tidak membiarkan diri hanyut akan PENUTUP hal-hal bersifat material sejauh hal itu  bisa menambah kesempurnaan akhlak.

Kebahagiaan itu diyakini mampu diwujudkan dalam keutamaan-keutamaan hidup. Jalan keutamaan itu sendiri perlu dilatihkan dan diterangi dengan prinsip akhlak di mana terjadi perpaduan anugerah Tuhan dan rasionalitas manusia untuk terarah pada kebaikan moral. Bahkan, dalam daya jiwa difokuskan suatu perbuatan mesti diorientasikan pada tindakan yang mengarah pada keadilan dan memandang kebebasan mutlak setiap individu.

Kesuksesan hakiki akan dapat diraih jika mengikuti konsep 7B, yaitu: 1. Beribadah dengan benar

2. Bertakwa dengan baik 3. Belajar tiada henti

4. Bekerja keras dan ikhlas 5. Bersahaja dalam hidup 6. Bantu sesama dan 7. Bersihkan hati selalu

(11)

Dengan 7 konsep tersebut kita dapat mengimplikasikan dalam kehidupan sehari

 – 

hari namun tetap dengan akhlak yang baik maka kesuksesan akan dengan mudah kita dapat, baik kesuksesan dunia maupun akhirat.

“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (amal) seorang mukmin pada hari

kiamat, melebihi akhlak yang luhur 

” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi)

(12)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Menurut (Sahilun A,1980), kata “Akhlak” berasal dari bahasa arab, jamak dari

khuluqun 

tabiat. Kata tersebut

mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun 

yang berarti kejadian, yang juga erat hubungannya dengan khaliq 

 pencipta; demikian pula dengan akhluqun 

Ada persamaan dan perbedaan antara akhlak, moral dan etika yaitu sama-sama mengajak kepada kebaikan. Sumber akhlak dalam islam adalah wahyu (al-

Qur’an dan

al-Hadits). Dan tujuan akhir dari akhlak, yaitu memutuskan diri kita dari cinta kepada dunia, dan menancapkan dalam diri kita cinta kepada Allah SWT.

B. Saran

Kerusakan ahlak pada manusia di sebabkan oleh pengaruh lingkungan yang semakin hari, semakin kebarat baratan yang selalu menurutu hawa nafsu yang menggebu-gebu dalam menggapai ataupun meraih sebuah tujuan. Namun dengan adanya pengaruh syaitan yang sangat kuat dalam diri manusia itu sendiri, yang menjadikan tujuan yang baik, menjadi merosot kearah keburukan yang menyesatkan kehidupan manusia baik di dunia maupun akherat. Untuk itu marilah kita secara sadar dan bersama-sama menjalanka kaidah dan menguatkan nlai-nilai aqidah islam dalam

 jiwa kita degan sebaik-baiknya.

 yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau

  yang berarti

 yang berarti yang diciptakan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1. Marzuki, Dr. M.Ag, Buku PAI UNY.

2. M. Junaidi Sahal, 1421 H, Seri Kumpulan Materi Aqidah Islam, Surabaya : MPPU Madani .

3.

 Nasruddin Razak, 1996, Dienul Islam, Bandung : PT. Alma’arif. Cet. 13.

4. Tim UII, 2002, Menuju Kemantapan Tauhid dengan Ibadah dan Akhlakul Karimah, Yogyakarta : UII Press Jogjakarta.

5. Zaki Mubarok Latif, dkk., 2001, Akidah Islam, Yogyakarta : UII Pres

6. Sahilun A. 1980. Nasir, Etika dan Problematikanya Dewasa ini. PT. Al-

Ma’arif:

Bandung

7. Tim Dosen Agama Islam. 2002. Pendidikan Agama Islam. UB: Malang 8. Wahyuddin, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam. Grasindo: Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap Allah atau pola hubungan manusia dengan Allah Swt, adalah sikap atau perbuatan yang.. seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

Di dalam al-Quran ditemukan banyak sekali pokok-pokok keutamaan akhlak yang dapat digunakan untuk membedakan perilaku seorang Muslim, seperti perintah berbuat

Al-Quran merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengubah akhlak seluruh manusia. Akhlak sangat penting dalam mencorakkan kehidupan

Akhlak mahmudah seperti beribadah kepada Allah, mencintai-Nya dan mencintai makhluk-Nya karena Dia, dan berbuat baik serta menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang

Dalam gerakan sholat, semua gerakan yang dilakukan memiliki arti yang sangat.. penting dalam kehidupan manusia, perbuatan/akhlak yang baik dan yang buruk

Manakala Etika pula untuk menentukan nilai perbuatan seseorang manusia sama ada baik ataupun buruk perlakuan individu tersebut adalah dengan menggunakan

Selanjutnya karena ilmu akhlak menentukan kriteria perbuatan yang baik dan yang buruk, serta perbuatan apa saja yang termasuk perbuatn yang baik atau yang buruk itu, maka

• Ilmu yang obyek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat disifatkan baik atau buruk... Obyek material&formal Akhlak • Obyek