• Tidak ada hasil yang ditemukan

NYERI. Chairul Huda Al Husna

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NYERI. Chairul Huda Al Husna"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

NYERI

(2)

INTRO

Nyeri dan kualitas istirahat tidur adalah faktor yang

memiliki

dampak yang signifikan

terhadap

kesehatan

klien.

Keduanya dapat

mempengaruhi semua aspek lain

dari

kesehatan individu, termasuk kesejahteraan fisik,

status mental, dan efektivitas mekanisme koping.

Pentingnya istirahat dan tidur, dan perawatan untuk

membantu klien mempertahankan kesehatan yang

optimal ketika nyeri atau adanya gangguan istirahat

/tidur yang dapat mengancam untuk membahayakan

status kesehatan mereka.

(3)
(4)

DEFINISI NYERI

Nyeri adalah pengalaman

subjektif klien

yang

seringkali

sulit untuk digambarkan

dan

perawat untuk

memahami

, namun merupakan salah satu

keluhan

yang paling umum

yang menyebabkan individu untuk

mencari perawatan kesehatan

• Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional

yg tidak menyenangkan akibat dari kerusakan

jaringan yg aktual dan potensial

• Secara umum

keperawatan

mendefinisikan nyeri

sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg

dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada

kapanpun individu mengatakannya

(5)

Nature Of Pain

Respon thd rangsangan berbahaya

Perlindungan untuk mencegah cedera lebih

lanjut

Kelainan syaraf – tidak bisa merasakan nyeri –

juga berbahaya

(6)

Subyektif

(7)

Faktor yg mempengaruhi Nyeri

Usia

– Bayi, toddler, anak – nyeri – menangis/takut

– Dewasa/remaja – tidak menghiraukan/malu/takut treatment

– Lansia – unrespon / respon lambat – Underreported, underdetection, undertreatment

Pengalaman nyeri sebelumnya

– Mekanisme koping

– Manajemen nyeri yg sesuai

Norma budaya dan sikap

(8)

Jenis Nyeri

Kutaneus : kulit

Somatik : otot, tendon, ligamen, syaraf

Visceral

: organ internal – kurang terlokalisir – transmisi

lama

Referred pain

: nyeri krn organ dalam tapi dirasakan di

kulit

Nyeri akut : onset pendek, hari-minggu

Nyeri akut berulang : nyeri berulang, misal : migrain, nyeri

dada (jantung)

Nyeri kronis : lama, 6 bulan atau lebih, dampak negatif

dalam kehidupan klien sehati-hari

(9)
(10)

Dampak Nyeri

Intoleran aktivitas

Gangguan fungsi peran/kerja

Isolasi sosial

Gangguan tidur

(11)

Fisiologi Nyeri

Nosiseptor : neuron penerima sensasi nyeri

Informasi rasa nyeri disampaikan ke medulla

spinalis – ke otak – respon nyeri

Respon fisiologis dari nyeri : TD, nadi, RR

meningkat, dilatasi pupil, pucat, dan berkeringat

– bersifat akut – selanjutnya adaptasi

Ada 2 jenis nyeri berdasarkan fisiologisnya :

Nyeri nosiseptif

(12)
(13)

Nyeri Nosiseptif

Transduction

Ada rangsangan di syaraf sensorik – impuls energi

Transmission

Gerakan impuls menuju ke otak

Presepsi

Mengolah rasa nyeri

Modulasi

(14)

Transduksi

Dimulai ketika ada jaringan yg rusak

Saraf sensorik menerima rangsang

Mengeluarkan mediator :

– Prostaglandin, serotonin, bradikinin, histamin

Pelepasan zat ini mengubah muatan listrik pada membran

neuronal

Perubahan muatan listrik adalah hasil dari pergerakan Na +

dan ion lain ke dalam sel.

Dorongan ini kemudian siap untuk ditransmisikan

sepanjang serat nociceptor

(15)

Transmisi

Hantaran impuls nyeri

Kulit lebih cepat menghantarkan respon

Visceral lebih lama

Organ dalam (visceral) memiliki sedikit

nosiseptor

(16)

Persepsi

Ketika impuls telah dikirim ke korteks dan

ditafsirkan oleh otak

, informasi tersebut akan

tersedia pada tingkat

sadar

.

Kemudian orang akan sadar

intensitas, lokasi,

dan kualitas nyeri

.

Informasi ini ditafsirkan

dan

disesuaikan

dgn pengalaman sebelumnya,

menambahkan komponen afektif dalam

pengalaman nyeri.

(17)

Modulasi

Modulasi mengacu pada

aktivasi yang

menghambat transmisi nyeri

.

Serat menurun melepaskan zat yang

menghasilkan analgesia dengan memblokir

transmisi rangsangan berbahaya.

Modulasi nyeri adalah hasil dari efek

opioid

(18)
(19)

TEORI KONTROL GERBANG

Teori gerbang kontrol didasarkan pada premis bahwa

impuls nyeri berjalan baik melalui sel-sel saraf

berdiameter kecil atau sel saraf berdiameter besar

, yang

keduanya melewati

gerbang yang sama

.

Sel-sel berdiameter besar

memiliki kemampuan (jika

dirangsang dengan baik) untuk "menutup pintu gerbang"

sehingga menghalangi transmisi impuls nyeri ke otak.

Stimulan seperti

pijat kulit, rilis opioid, dan stimulasi

berlebihan

semua mengaktifkan sel berdiameter besar

untuk menutup pintu gerbang.

Secara klinis, efektivitas beberapa modalitas

nonfarmakologis, seperti

pijat, akupunktur, dan akupresur

,

mendukung teori kontrol gerbang.

(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)

DX Keperawatan

Nyeri akut

Nyeri kronik

Hambatan mobilitas fisik – ekstremitas problem

(27)
(28)

Penatalaksanaan

Farmakologis

Analgesik (anti nyeri)

Nonfarmakologis

Relaksasi, guided imagery, distraksi

Edukasi klien

Hipnosis

Stimulasi kutaneus (kompres dingin/hangat,

massage)

(29)
(30)
(31)
(32)

ISTIRAHAT DAN TIDUR

(33)

Latar Belakang

Istirahat tidur merupakan

sesuatu yg fundamental

untuk

kesehatan

Menurut Johnson (2007), tidur dianggap sebagai salah satu

kebutuhan fisiologis manusia

Untuk mengembalikan

energi dan stamina

Kebutuhan istirahat tidur

berbeda-beda

sesuai usia, tingkat

perkembangan, tingkat aktivitas, dll

Gangguan tidur

menyerang 50% orang yang berusia 65

tahun atau lebih

yang tinggal di rumah dan 66% orang yang

tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang (Bahr, 2007).

(34)
(35)

Pengertian

Istirahat : suatu keadaan relaks dan tenang secara fisik

maupun mental

Karakteristik istirahat (Narrow) :

– Merasa segala sesuatu dapat diatasi

– Merasa diterima eksistensinya

– Mengetahui apa yg terjadi

– Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan

– Memiliki kepuasan atas yg dikerjakannya

(36)

Aktivitas selama periode istirahat bisa

merupakan sebuah rentang mulai dari

berbaring di tempat tidur lalu membaca buku

sampai jalan2 ringan

Pengkajian pola istirahat

aktifitas dan

lingkungan pada klien

(37)

Pengertian

Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus

menerus dari dan tidak berespons terhadap

lingkungannya yang bersifat reversibel (Carskadon &

Dement, 1994)

Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah

sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan

dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan

rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2006).

(38)

Tidur sangat penting bagi

pemeliharaan kesehatan

dan

proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat

untuk

menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan

mempercepat proses penyembuhan penyakit

juga pada saat

tidur tubuh

mereparasi

bagian-bagian tubuh yang sudah aus.

Umumnya orang akan

merasa segar dan sehat sesudah

istirahat

. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting

untuk kesehatan (Suyono, 2008).

(39)

Siklus Tidur

NREM = Non Rapid Eye Movement

Tahap 1

tahap awal tidur/transisi/mudah

terbangun

Tahap 2

tahap tidur ringan/relaksasi ↑

Tahap 3

tahap tidur dalam fase 1

Tahap 4

tahap paling dalam

proses pemulihan

frek. Nadi, TD, metabolisme rate ↓ (

deep sleep)

REM = Rapid Eye Movement

Tahap tidur terdalam

muncul mimpi

frek.

Nadi, nafas, TD bervariasi

gelombang otak lambat

dan bervariasi

75-80%

(40)
(41)

Siklus tidur

NREM 1 – NREM 2 – NREM 3 – NREM 4 – NREM 3

– NREM 2 –

REM

– NREM 2 – NREM 3 – NREM 4 –

NREM 3 – NREM 2 –

REM

– dst

1 siklus adalah mulai NREM 1 sampai

REM

Lama 1 siklus

70 – 90 menit

dan biasanya

berlangsung

selama 6 siklus

= rata2 7 - 8 jam

Jika siklus ini rusak karena terbangun, maka akan

membuat siklus baru dimulai dari NREM 1 lagi

Kelengkapan siklus (NREM dan REM)

relaks

dan re-energi

(42)

Gelombang Otak saat Tidur

• Gelombang alfa (8 - 13 Hz)  relaks, berdoa,

membaca buku/novel, mendengarkan musik, dan lainnya yang memerlukan fokus namun tetap santai.  hipnotik ringan

• Gelombang beta (13 – 30 Hz)  terjaga penuh 

sangat kecil kemungkinan untuk menerima sugesti dari luar dirinya

• Gelombang theta (4 - 7 Hz)  merupakan kondisi hipnosis yang lebih dalam dibanding alfa  Kondisi theta ditandai dengan REM.

• Gelombang delta (0 - 3,5 Hz)  pada saat tidur yang sangat dalam (deep sleep/delta sleep)  REM

(43)

NREM 1

• Permulaan tidur – hanya sekali dalam siklus tidur – fundamental

• Gelombang voltase rendah, tiga sampai tujuh siklus per detik, dikenal sebagai gelombang theta (juga gelombang alfa)

Pengurangan aktifitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara

bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.

• Biasanya gelombang theta ini disertai dengan melambatnya gerakan bola

mata serta klonus otot involunter sering terjadi, menyebabkan gerakan

tersentak-sentak diseluruh tubuh (hypnic jerk).

• Pada tahap ini seseorang juga akan mudah terbangun dengan stimulus sensori seperti suara (Schupp & Hanning, 2003).

(44)

NREM 2

Tahap tidur sesungguhnya yang pertama, dan mentalitas selama tahap ini terdiri dari pemikiran singkat, biasa, dan terpecah-pecah.

• Tahap ini juga diidentifikasi dengan menanjaknya gelombang otak yang mempunyai voltase 12-14 siklus (sleep spindle) per detik

• Tahap ini biasanya pendek (10-20 menit) dalam satu sampai dua siklus pertama, namun akan meningkat dalam siklus selanjutnya (Schupp & Hanning, 2003).

• Pada tahap ini juga didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot mulai berkurang, dan tidur yang lebih lama dari fase pertama (Japardi, 2002).

(45)

NREM 3 dan NREM 4

Tahap 3 dan 4 adalah

tahap tidur dalam (

deep sleep

)

dan

kadang-kadang disertai dengan

tidur gelombang lambat

(

Slow Wave Sleep

) yang diidentifikasi dengan adanya

gelombang delta (0.5–2 Hz)

dengan tahap 3 memiliki

antara 20-50% dan tahap 4 memiliki lebih dari 50% aktivitas

delta.

Pada tahap ini seseorang

sulit untuk dibangunkan

, dan jika

terbangun akan mengalami

gangguan disorientasi sesaat

(46)

REM

Tidur REM terjadi

setelah tahap 4

, pada tahap ini rekaman

EEG menunjukkan

gerakan aktivitas otak bervoltase

rendah, acak, cepat dengan gelombang mata gergaji

(Bahr,

2007).

Bangun secara alami

biasanya terjadi pada tahap ini.

Seseorang yang terbangun dari tidur tahap REM

lebih

mudah untuk mengingat isi dari mimpinya

daripada

terbangun dari tidur tahap NREM, hal ini terjadi karena

mimpi pada tahap NREM biasanya berbentuk tidak jelas,

berbeda dengan mimpi tahap REM (Schupp & Hanning,

2003).

Tidur REM terjadi

bergantian

dengan tidur NREM dengan

(47)

REM

• Tidur REM biasanya berhubungan dengan bermimpi aktif dan gerakan aktif otot tubuh.

• Seseorang akan lebih sulit untuk dibangkitkan oleh rangsangan sensorik pada saat tidur REM, namun biasanya seseorang akan

bangun secara spontan di pagi hari dalam suatu episode tidur REM.

Heart rate dan laju pernafasan biasanya menjadi tidak beraturan dan ini merupakan ciri dari tahap bermimpi.

Otak bekerja sangat aktif dalam tidur REM, dan metabolisme otak secara keseluruhan akan meningkat sebanyak 20 persen. Pada EEG menunjukkan pola gelombang otak yang mirip dengan yang terjadi selama terjaga.

• Jenis tidur REM juga disebut sebagai paradoxical sleep karena merupakan sebuah paradoks bahwa seseorang dapat tetap tidur meskipun masih ada aktivitas di dalam otak.

(48)
(49)

Proses Tidur

RAS (reticular activating system) merupakan sistem yang

mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan

katekolamin seperti norepineprin.

• Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak

(50)

Bila aktivitas

Reticular Activity System

ini

meningkat

maka orang tersebut dalam keadaan

sadar

jika aktivitas

Reticular Activity System

menurun

, orang tersebut

akan dalam keadaan

tidur

(diambil alih oleh

BSR

)

.

Aktivitas

Reticular Activity System

(RAS) ini sangat

dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti

sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik,

histaminergik.

(51)

Kebutuhan Tidur

• Neonatus sampai dengan 3 bulan : tidur 16 jam/hari, 5-6 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.

• Bayi : tidur 14 jam/hari, 2-4 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.

• Toddler : tidur 11-12 jam/hari, 1-3 jam tidur siang dan 9-10 jam malam hari.

• Prasekolah : tidur 11 jam/hari, 0-1 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari. Saat usia 5 tahun anak sudah tidak membutuhkan tidur siang.

• Usia sekolah : tidur 10 jam pada malam hari.

• Adolensia : tidur 8,5 jam pada malam hari.

• Dewasa muda : tidur 7-8 jam/hari.

• Usia dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari.

(52)

MELATONIN

• Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dan merupakan hormon yang produksinya peka (sensitif) terhadap siklus cahaya siang dan malam, berkaitan erat dengan ritme sirkadian, dan menurun secara alami sesuai pertambahan usia.

• Penurunan ini akan menyebabkan gangguan circadian clock (ritme harian).

• Selanjutnya, kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya. Selain itu, terjadi pula gangguan tidur.

• Kadar terapi melatonin untuk mengatur gangguan tidur mungkin berada dalam nilai rentang dewasa muda.

• Disebutkan pula bahwa melatonin mempunyai sifat antioksidan yang kuat. Kadar optimal untuk efek antioksidannya belum diketahui dengan pasti (Immanuel, 2008).

• Melatonin digunakan untuk menginduksi tidur sehingga seseorang akan mudah memulai tidur, mengurangi frekuensi terbangun pada malam hari dan mencegah bangun terlalu pagi serta dapat membuat tidur menjadi lebih nyenyak (Pierpaoli et al, 1995).

(53)

"Melatonin can prevent tumor cells from growing, it's

cancer-protective.“

Eva S. Schernhammer of Harvard Medical School

(2005)

Melatonin is believed to protect against cancer by effecting levels of other hormones, such as estrogen.

(54)
(55)
(56)
(57)

Perubahan Fisiologis saat Tidur

• Pernapasan :

– RR ↓, Minute volume ↓, ventilasi alveolar ↓,

• Kardiovaskular :

– TD ↓, Resistensi vaskuler sistemik ↓, HR ↓, CO ↓

• Otak :

CBF (Cerebral Blood Flow), Cerebral metabolic rate, konsumsi oksigen, dan

neuronal discharge rate ↓ (NREM) dan mengalami peningkatan selama tahap REM

• Hormon :

Melatonin dilepaskan dari kelenjar pineal di bawah kendali Supra Chiasmatic Nuclei (SCN) dalam 4-5 jam, biasanya dimulai ketika awal petang (jam 9

malam)  dihambat atau ditunda oleh paparan sinar terang dimalam hari.

– Hormon pertumbuhan sebagian besar disekresi

– Konsentrasi prolaktin juga segera meningkat pada saat permulaan tidur dan mengalami penurunan saat terjaga

(58)

Peran Neurotransmitter thd Tidur

• Serotonin

 berfungsi di dalam pengaturansuhu tubuh, nafsu makan, kualitas tidur, daya ingat, daya pikir, mood, kontraksi otot, serta fungsi peredaran darah dan pengaturan hormonserotonin diubah menjadi hormon melatonin oleh kelenjar epifisa otak pada malam hari

(Markus, 2008).

• Melatonin

 Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dan merupakan hormon yang produksinya peka (sensitif) terhadap siklus cahaya siang dan malam, berkaitan erat denganritme sirkadian, dan menurun secara alami sesuai pertambahan usia. Penurunan ini akan menyebabkan gangguan circadian clock (ritme harian). Selain itu, terjadi pula gangguan tidur. Melatonin digunakan untuk menginduksi tidur sehingga seseorang akan mudah memulai tidur, mengurangi frekuensi terbangun pada malam hari dan mencegah bangun terlalu pagi (Pierpaoli et al, 1995).

• Endorphin

 Endorphin berfungsi sebagai morphin yaitu dapat menimbulkan perasaan senang dan menekan nyeri, dapat membantu regulasi pertumbuhan sel, membantu proses pembelajaran memori(Solomon, 1995).

• Enkephalin

 Enkephalin berasal daricolumna dorsalis medulla spinalis, bersifat inhibisi, merupakan

neuropeptida yang dapatmenghambat impuls nyeri dengan cara menghambat terbentuknya substansi prostaglandin yang bersifat eksitasi (Idayanti, 1995).

(59)
(60)

Circadian rhytms

Chronobiology

ilmu yg mempelajari jam biologis pada

manusia

Jam biologis yg sering dipelajari adalah : circardian rhythms

Pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan, plasma

darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi

Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur

siklus biologi irama tidur bangun, dimana sepertiga waktu

untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas

Lainya :

– Ultradian : lebih pendek dari sehari

– Infradian : bulanan atau lebih

(61)

Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur

• Tingkat kenyamanan

– Pengalaman, subyektif

• Kecemasan

• Lingkungan

– Penerangan, suhu, bau, suara, ventilasi, dll

• Lifestyle

• Makanan

– Tinggi kafein : kopi, cola, teh, coklat

– Makan yg banyak, berat, atau pedas sebelum tidur

• Obat dan substansi lainnya

– Alkohol, nikotine

• Norma budaya

(62)

Faktor-faktor yg mempengaruhi tidur

Penyakit fisik

Obat-obatan dan substansi

Gaya hidup

Pola tidur yang biasa mengantuk yang berlebihan

pada siang hari

Stres emosional

Lingkungan

Latihan fisik dan kelelahan

Asupan kalori dan makanan

(63)

Mental Health NHS Trust Newcastle

(2001)

menjelaskan beberapa penyebabkan masalah

tidur :

• Efek proses penuaan

– Tidur siang

– Kebutuhan ke toilet tengah malam meningkat

– Nyeri (sendi)

– Kehilangan

• Stress, kecemasan, dan kekhawatiran

• Depresi dan mood yang jelek

• Lingkungan sekelilingnya

(64)

Manfaat Tidur

• Kegunaan tidur masih belum jelas – waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga selanjutnya

• Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis

• Tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (HR menurun)

• Melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (NREM 4)

Sintesis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti

pada kulit, sumsum tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur

Menyimpan energi – otot relaks – tidak ada kontraksi otot (penurunan

laju metabolik basal)

pemulihan kognitifREM  penyimpanan memori dan pembelajaran

(65)

Jenis gangguan tidur

Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan untuk jatuh tertidur, sulit

mempertahankan tidur, sering terbangun dari tidur, atau tidur kronis nonrestoratif

Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur

 tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat

Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur  ngorok

Parasomnia adalah suatu bentuk kelainan yang menyebabkan penderitanya melakukan gerakan-gerakan yang tidak biasa saat sedang tidur.

Somnabulisme : tidur berjalan

Eneuresis : ngompol

Sleep paralisis : sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang

seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).

(66)
(67)
(68)

Sleep Apnea

Berhentinya aliran nafas ketika tidur selama 10

detik atau lebih

Dampak jangka pendek : gangguan kognitif,

perubahan personality, impotensi

Jika tak diatasi :

Hipertensi

Kardiak aritmia

CHF

Stroke

Disfungsi kognitif

Kematian

(69)

Dampak Kurang Tidur

1. Nafsu makan betubah 2. Imunitas berkurang

3. Rentan terkena diabetes 4. Stress meningkat

5. Gelisah

6. Tampak lebih tua

7. Resiko kanker meningkat

8. Resiko penyakit kardiovaskular 9. Kerusakan otak

(70)

Fisiologi Tidur pada Lansia

1. Pola tidur bangun

 Penurunan fase REM

2. Gelombang otak berubah sesuai dengan bertambahnya usia

 Gelombang alfa ↓, gelombang delta ↓/hilang

3. Perubahan siklus sirkardian

 Sering tertidur, sering terbangun

4. Perubahan keadaan hormonal

(71)

Penyebab Masalah Tidur

• Faktor internal

– Fisiologis

• Gangguan tidur karena penambahan usia

• Penyakit

• Nyeri

• Gangguan suhu tubuh

• Gangguan pernapasan saat tidur

• Pergerakan kaki secara teratur saat tidur

• Gejala menopause • Gangguan eliminasi • Demensia • Depresi • Penyakit Parkinson – Psikologis • Stress • Kecemasan • Faktor eksternal • Lingkungan • Lingkungan yg asing

• Peningkatan stimulasi sensoris

• Terjaga akibat prosedur yg dijalankan

• Disorientasi waktu

• Gaya hidup

• Perubahan dalam kebiasaan/tidak ada kebiasaan yg rutin

• Menghabiskan waktu yg berlebihan di tempat tidur

• Tidur siang berlebihan

• Merokok • Penyalahgunaan/peminum alkohol • Kurang olahraga • Pengobatan • Hipnotik • sedatif

(72)

Pengkajian tidur

• Subjektif

– VSH (The Verran and Snyder-Halpern Sleep Scale)  garis 100mm rentang tidur terbaik

Sleep Pattern and Daytime Behavior Questionnaire (SPBDQ)  perilaku sebelum tidur  obat, tidur siang

– Bedtime Routine Questionnaire  rutinitas sebelum tidur  baik/buruk

The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)  Kualitas tidur, Kelatenan tidur, Lama tidur, Efisiensi tidur, Adanya gangguan tidur, Penggunaan obat tidur (obat yang diresepkan ataupun tidak), Gangguan harian akibat tidur

• Objektif

– Polisomografik  EEG, EMG, EOG

– Pengamatan langsung  tidur, terbangun, eliminasi, dll

(73)

Questions

Nature of sleep (restful, uninterrupted)

Quality of sleep (usual sleep pattern, schedules,

hours of sleep, feeling on waking)

Sleep environment (description of room,

temperature, noise level)

Associated factors (bedtime routines, use of sleep

medications or any other sleep inducers)

Opinion of sleep (adequate, restores energy

adequately, inadequate, problematic)

(74)

Questions

• Nature of the problem (inability to fall asleep, difficulty remaining asleep, inability to fall asleep after awakening, restless sleep,

daytime sleepiness)

• Quality of the problem (number of hours of sleep versus number of hours spent trying to sleep, number of hours of sleep a night,

duration and frequency of naps or other compensatory measures, number of wakings per sleep period)

• Environmental factors (lighting, bed, noise level, surrounding stimulation, sleep partner)

• Associated factors (relation to meals eaten, activity before retiring, life stressors, work stressors, anxiety level, pain, recent illness or surgery)

• Alleviating factors (mild diet, warm drink before retiring, reading a book, listening to quiet music, taking a hot bath, taking sleeping pills)

(75)

Dx Keperawatan

Domain 4 : Aktivitas/istirahat

Deprivasi tidur

Kesiapan meningkatkan tidur

Gangguan pola tidur

Insomnia

*Ansietas

(76)

Gangguan Pola Tidur

Gangguan kuantitas dan kualitas tidur akibat

factor eksternal

Karakteristik :

Perubahan pola tidur normal

Ketidakpuasan tidur

(77)

Insomnia

Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yg

menghambat fungsi

Karakteristik :

Afek tampak berubah

Menyatakan penurunan kualitas hidup

(78)

Deprivasi tidur

Periode panjang tanpa tidur

Karakteristik :

– Konfusi akut – Agitasi – Ansietas – Keletihan – Kejiwaan

(79)

Chart

1. Gangguan pola tidur

2. Insomnia

(80)

Hasil yang diharapkan

• Waktu yg dibutuhkan untuk tidur

• Jumlah waktu tidur yg diobservasi

• Pola tidur

• Kualitas tidur

• Efisiensi tidur

• Tidur yg tidak terganggu

• Perasaan segar setelah bangun tidur

• Terbangun pada waktu yg tepat

• EEG, EMG, EOG  dbn

• TTV dalam rentang normal

• Rutinitas sebelum tidur

(81)

Penatalaksanaan

Penkes tentang : perubahan pada lansia, mengurangi

tidur siang, OR menjelang tidur, makan pedas

dikurangi, makanan porsi besar dikurangi, kafein,

alkohol, merokok dikurangi

Olahraga teratur

tidak terlalu berat & tidak

mendekati waktu tidur

Jangan di tempat tidur bila tidak tidur

Mempertahankan waktu tidur dan bangun yg konsisten

Mempertahankan rutinitas tidur yg positif

Modifikasi lingkungan

(82)

Makanan tinggi melatonin

Salmon

Kacang-kacangan

Cherry

Kacang

Susu hangat

Pisang

(83)

Penatalaksanaan berdasar penelitian

• Pemaparan cahaya selama 2 jam setiap hari

• Relaksasi progresif

• Terapi kombinasi hormon (prolaktin & progesteron)

• Melatonin eksogen

• Jalan-jalan sore hari

• Terapi musik

• Aromaterapi lavender

• Sentuhan  massage

• Modifikasi lingkungan pd klien demensia

• Minum susu  L-triptofan  serotonin  melatonin release

(84)

Tidur dalam Islam

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak

bermanfaat) setelahnya” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]

“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)  lalu berdzikir sampai tertidur

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya” (HR. Abu Dawud no. 5045, At

Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)

“Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

(85)

Referensi

Dokumen terkait