NYERI
INTRO
•
Nyeri dan kualitas istirahat tidur adalah faktor yang
memiliki
dampak yang signifikan
terhadap
kesehatan
klien.
•
Keduanya dapat
mempengaruhi semua aspek lain
dari
kesehatan individu, termasuk kesejahteraan fisik,
status mental, dan efektivitas mekanisme koping.
•
Pentingnya istirahat dan tidur, dan perawatan untuk
membantu klien mempertahankan kesehatan yang
optimal ketika nyeri atau adanya gangguan istirahat
/tidur yang dapat mengancam untuk membahayakan
status kesehatan mereka.
DEFINISI NYERI
•
Nyeri adalah pengalaman
subjektif klien
yang
seringkali
sulit untuk digambarkan
dan
perawat untuk
memahami
, namun merupakan salah satu
keluhan
yang paling umum
yang menyebabkan individu untuk
mencari perawatan kesehatan
• Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional
yg tidak menyenangkan akibat dari kerusakan
jaringan yg aktual dan potensial
• Secara umum
keperawatan
mendefinisikan nyeri
sebagai apapun yg menyakitkan tubuh yg
dikatakan individu yg mengalaminya, yg ada
kapanpun individu mengatakannya
Nature Of Pain
•
Respon thd rangsangan berbahaya
•
Perlindungan untuk mencegah cedera lebih
lanjut
•
Kelainan syaraf – tidak bisa merasakan nyeri –
juga berbahaya
•
Subyektif
Faktor yg mempengaruhi Nyeri
•
Usia
– Bayi, toddler, anak – nyeri – menangis/takut
– Dewasa/remaja – tidak menghiraukan/malu/takut treatment
– Lansia – unrespon / respon lambat – Underreported, underdetection, undertreatment
•
Pengalaman nyeri sebelumnya
– Mekanisme koping
– Manajemen nyeri yg sesuai
•
Norma budaya dan sikap
Jenis Nyeri
•
Kutaneus : kulit
•
Somatik : otot, tendon, ligamen, syaraf
•
Visceral
: organ internal – kurang terlokalisir – transmisi
lama
•
Referred pain
: nyeri krn organ dalam tapi dirasakan di
kulit
•
Nyeri akut : onset pendek, hari-minggu
•
Nyeri akut berulang : nyeri berulang, misal : migrain, nyeri
dada (jantung)
•
Nyeri kronis : lama, 6 bulan atau lebih, dampak negatif
dalam kehidupan klien sehati-hari
Dampak Nyeri
•
Intoleran aktivitas
•
Gangguan fungsi peran/kerja
•
Isolasi sosial
•
Gangguan tidur
Fisiologi Nyeri
•
Nosiseptor : neuron penerima sensasi nyeri
•
Informasi rasa nyeri disampaikan ke medulla
spinalis – ke otak – respon nyeri
•
Respon fisiologis dari nyeri : TD, nadi, RR
meningkat, dilatasi pupil, pucat, dan berkeringat
– bersifat akut – selanjutnya adaptasi
•
Ada 2 jenis nyeri berdasarkan fisiologisnya :
–
Nyeri nosiseptif
Nyeri Nosiseptif
•
Transduction
–
Ada rangsangan di syaraf sensorik – impuls energi
•
Transmission
–
Gerakan impuls menuju ke otak
•
Presepsi
–
Mengolah rasa nyeri
•
Modulasi
Transduksi
•
Dimulai ketika ada jaringan yg rusak
•
Saraf sensorik menerima rangsang
•
Mengeluarkan mediator :
– Prostaglandin, serotonin, bradikinin, histamin
•
Pelepasan zat ini mengubah muatan listrik pada membran
neuronal
•
Perubahan muatan listrik adalah hasil dari pergerakan Na +
dan ion lain ke dalam sel.
•
Dorongan ini kemudian siap untuk ditransmisikan
sepanjang serat nociceptor
Transmisi
•
Hantaran impuls nyeri
•
Kulit lebih cepat menghantarkan respon
•
Visceral lebih lama
•
Organ dalam (visceral) memiliki sedikit
nosiseptor
Persepsi
•
Ketika impuls telah dikirim ke korteks dan
ditafsirkan oleh otak
, informasi tersebut akan
tersedia pada tingkat
sadar
.
•
Kemudian orang akan sadar
intensitas, lokasi,
dan kualitas nyeri
.
Informasi ini ditafsirkan
dan
disesuaikan
dgn pengalaman sebelumnya,
menambahkan komponen afektif dalam
pengalaman nyeri.
Modulasi
•
Modulasi mengacu pada
aktivasi yang
menghambat transmisi nyeri
.
•
Serat menurun melepaskan zat yang
menghasilkan analgesia dengan memblokir
transmisi rangsangan berbahaya.
•
Modulasi nyeri adalah hasil dari efek
opioid
TEORI KONTROL GERBANG
•
Teori gerbang kontrol didasarkan pada premis bahwa
impuls nyeri berjalan baik melalui sel-sel saraf
berdiameter kecil atau sel saraf berdiameter besar
, yang
keduanya melewati
gerbang yang sama
.
•
Sel-sel berdiameter besar
memiliki kemampuan (jika
dirangsang dengan baik) untuk "menutup pintu gerbang"
sehingga menghalangi transmisi impuls nyeri ke otak.
•
Stimulan seperti
pijat kulit, rilis opioid, dan stimulasi
berlebihan
semua mengaktifkan sel berdiameter besar
untuk menutup pintu gerbang.
•
Secara klinis, efektivitas beberapa modalitas
nonfarmakologis, seperti
pijat, akupunktur, dan akupresur
,
mendukung teori kontrol gerbang.
DX Keperawatan
•
Nyeri akut
•
Nyeri kronik
•
Hambatan mobilitas fisik – ekstremitas problem
Penatalaksanaan
•
Farmakologis
–
Analgesik (anti nyeri)
•
Nonfarmakologis
–
Relaksasi, guided imagery, distraksi
–
Edukasi klien
–
Hipnosis
–
Stimulasi kutaneus (kompres dingin/hangat,
massage)
ISTIRAHAT DAN TIDUR
Latar Belakang
•
Istirahat tidur merupakan
sesuatu yg fundamental
untuk
kesehatan
•
Menurut Johnson (2007), tidur dianggap sebagai salah satu
kebutuhan fisiologis manusia
•
Untuk mengembalikan
energi dan stamina
•
Kebutuhan istirahat tidur
berbeda-beda
sesuai usia, tingkat
perkembangan, tingkat aktivitas, dll
•
Gangguan tidur
menyerang 50% orang yang berusia 65
tahun atau lebih
yang tinggal di rumah dan 66% orang yang
tinggal di fasilitas perawatan jangka panjang (Bahr, 2007).
Pengertian
•
Istirahat : suatu keadaan relaks dan tenang secara fisik
maupun mental
•
Karakteristik istirahat (Narrow) :
– Merasa segala sesuatu dapat diatasi
– Merasa diterima eksistensinya
– Mengetahui apa yg terjadi
– Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan
– Memiliki kepuasan atas yg dikerjakannya
•
Aktivitas selama periode istirahat bisa
merupakan sebuah rentang mulai dari
berbaring di tempat tidur lalu membaca buku
sampai jalan2 ringan
•
Pengkajian pola istirahat
aktifitas dan
lingkungan pada klien
Pengertian
•
Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus
menerus dari dan tidak berespons terhadap
lingkungannya yang bersifat reversibel (Carskadon &
Dement, 1994)
•
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah
sadar dimana seseorang masih dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsang lainnya (Guyton & Hall, 2006).
•
Tidur sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan
dan
proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat
untuk
menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan penyakit
juga pada saat
tidur tubuh
mereparasi
bagian-bagian tubuh yang sudah aus.
Umumnya orang akan
merasa segar dan sehat sesudah
istirahat
. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting
untuk kesehatan (Suyono, 2008).
Siklus Tidur
•
NREM = Non Rapid Eye Movement
–
Tahap 1
tahap awal tidur/transisi/mudah
terbangun
–
Tahap 2
tahap tidur ringan/relaksasi ↑
–
Tahap 3
tahap tidur dalam fase 1
–
Tahap 4
tahap paling dalam
proses pemulihan
frek. Nadi, TD, metabolisme rate ↓ (
deep sleep)
•
REM = Rapid Eye Movement
–
Tahap tidur terdalam
muncul mimpi
frek.
Nadi, nafas, TD bervariasi
gelombang otak lambat
dan bervariasi
75-80%
Siklus tidur
•
NREM 1 – NREM 2 – NREM 3 – NREM 4 – NREM 3
– NREM 2 –
REM
– NREM 2 – NREM 3 – NREM 4 –
NREM 3 – NREM 2 –
REM
– dst
•
1 siklus adalah mulai NREM 1 sampai
REM
•
Lama 1 siklus
70 – 90 menit
dan biasanya
berlangsung
selama 6 siklus
= rata2 7 - 8 jam
•
Jika siklus ini rusak karena terbangun, maka akan
membuat siklus baru dimulai dari NREM 1 lagi
•
Kelengkapan siklus (NREM dan REM)
relaks
dan re-energi
Gelombang Otak saat Tidur
• Gelombang alfa (8 - 13 Hz) relaks, berdoa,
membaca buku/novel, mendengarkan musik, dan lainnya yang memerlukan fokus namun tetap santai. hipnotik ringan
• Gelombang beta (13 – 30 Hz) terjaga penuh
sangat kecil kemungkinan untuk menerima sugesti dari luar dirinya
• Gelombang theta (4 - 7 Hz) merupakan kondisi hipnosis yang lebih dalam dibanding alfa Kondisi theta ditandai dengan REM.
• Gelombang delta (0 - 3,5 Hz) pada saat tidur yang sangat dalam (deep sleep/delta sleep) REM
NREM 1
• Permulaan tidur – hanya sekali dalam siklus tidur – fundamental
• Gelombang voltase rendah, tiga sampai tujuh siklus per detik, dikenal sebagai gelombang theta (juga gelombang alfa)
• Pengurangan aktifitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara
bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.
• Biasanya gelombang theta ini disertai dengan melambatnya gerakan bola
mata serta klonus otot involunter sering terjadi, menyebabkan gerakan
tersentak-sentak diseluruh tubuh (hypnic jerk).
• Pada tahap ini seseorang juga akan mudah terbangun dengan stimulus sensori seperti suara (Schupp & Hanning, 2003).
NREM 2
• Tahap tidur sesungguhnya yang pertama, dan mentalitas selama tahap ini terdiri dari pemikiran singkat, biasa, dan terpecah-pecah.
• Tahap ini juga diidentifikasi dengan menanjaknya gelombang otak yang mempunyai voltase 12-14 siklus (sleep spindle) per detik
• Tahap ini biasanya pendek (10-20 menit) dalam satu sampai dua siklus pertama, namun akan meningkat dalam siklus selanjutnya (Schupp & Hanning, 2003).
• Pada tahap ini juga didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot mulai berkurang, dan tidur yang lebih lama dari fase pertama (Japardi, 2002).
NREM 3 dan NREM 4
•
Tahap 3 dan 4 adalah
tahap tidur dalam (
deep sleep
)
dan
kadang-kadang disertai dengan
tidur gelombang lambat
(
Slow Wave Sleep
) yang diidentifikasi dengan adanya
gelombang delta (0.5–2 Hz)
dengan tahap 3 memiliki
antara 20-50% dan tahap 4 memiliki lebih dari 50% aktivitas
delta.
•
Pada tahap ini seseorang
sulit untuk dibangunkan
, dan jika
terbangun akan mengalami
gangguan disorientasi sesaat
REM
•
Tidur REM terjadi
setelah tahap 4
, pada tahap ini rekaman
EEG menunjukkan
gerakan aktivitas otak bervoltase
rendah, acak, cepat dengan gelombang mata gergaji
(Bahr,
2007).
•
Bangun secara alami
biasanya terjadi pada tahap ini.
•
Seseorang yang terbangun dari tidur tahap REM
lebih
mudah untuk mengingat isi dari mimpinya
daripada
terbangun dari tidur tahap NREM, hal ini terjadi karena
mimpi pada tahap NREM biasanya berbentuk tidak jelas,
berbeda dengan mimpi tahap REM (Schupp & Hanning,
2003).
•
Tidur REM terjadi
bergantian
dengan tidur NREM dengan
REM
• Tidur REM biasanya berhubungan dengan bermimpi aktif dan gerakan aktif otot tubuh.
• Seseorang akan lebih sulit untuk dibangkitkan oleh rangsangan sensorik pada saat tidur REM, namun biasanya seseorang akan
bangun secara spontan di pagi hari dalam suatu episode tidur REM.
• Heart rate dan laju pernafasan biasanya menjadi tidak beraturan dan ini merupakan ciri dari tahap bermimpi.
• Otak bekerja sangat aktif dalam tidur REM, dan metabolisme otak secara keseluruhan akan meningkat sebanyak 20 persen. Pada EEG menunjukkan pola gelombang otak yang mirip dengan yang terjadi selama terjaga.
• Jenis tidur REM juga disebut sebagai paradoxical sleep karena merupakan sebuah paradoks bahwa seseorang dapat tetap tidur meskipun masih ada aktivitas di dalam otak.
Proses Tidur
• RAS (reticular activating system) merupakan sistem yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin.
• Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang otak
•
Bila aktivitas
Reticular Activity System
ini
meningkat
maka orang tersebut dalam keadaan
sadar
jika aktivitas
Reticular Activity System
menurun
, orang tersebut
akan dalam keadaan
tidur
(diambil alih oleh
BSR
)
.
•
Aktivitas
Reticular Activity System
(RAS) ini sangat
dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti
sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik,
histaminergik.
Kebutuhan Tidur
• Neonatus sampai dengan 3 bulan : tidur 16 jam/hari, 5-6 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.
• Bayi : tidur 14 jam/hari, 2-4 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.
• Toddler : tidur 11-12 jam/hari, 1-3 jam tidur siang dan 9-10 jam malam hari.
• Prasekolah : tidur 11 jam/hari, 0-1 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari. Saat usia 5 tahun anak sudah tidak membutuhkan tidur siang.
• Usia sekolah : tidur 10 jam pada malam hari.
• Adolensia : tidur 8,5 jam pada malam hari.
• Dewasa muda : tidur 7-8 jam/hari.
• Usia dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari.
MELATONIN
• Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dan merupakan hormon yang produksinya peka (sensitif) terhadap siklus cahaya siang dan malam, berkaitan erat dengan ritme sirkadian, dan menurun secara alami sesuai pertambahan usia.
• Penurunan ini akan menyebabkan gangguan circadian clock (ritme harian).
• Selanjutnya, kulit dan rambut akan berkurang pigmentasinya. Selain itu, terjadi pula gangguan tidur.
• Kadar terapi melatonin untuk mengatur gangguan tidur mungkin berada dalam nilai rentang dewasa muda.
• Disebutkan pula bahwa melatonin mempunyai sifat antioksidan yang kuat. Kadar optimal untuk efek antioksidannya belum diketahui dengan pasti (Immanuel, 2008).
• Melatonin digunakan untuk menginduksi tidur sehingga seseorang akan mudah memulai tidur, mengurangi frekuensi terbangun pada malam hari dan mencegah bangun terlalu pagi serta dapat membuat tidur menjadi lebih nyenyak (Pierpaoli et al, 1995).
"Melatonin can prevent tumor cells from growing, it's
cancer-protective.“
Eva S. Schernhammer of Harvard Medical School
(2005)
Melatonin is believed to protect against cancer by effecting levels of other hormones, such as estrogen.
Perubahan Fisiologis saat Tidur
• Pernapasan :
– RR ↓, Minute volume ↓, ventilasi alveolar ↓,
• Kardiovaskular :
– TD ↓, Resistensi vaskuler sistemik ↓, HR ↓, CO ↓
• Otak :
– CBF (Cerebral Blood Flow)↑, Cerebral metabolic rate, konsumsi oksigen, dan
neuronal discharge rate ↓ (NREM) dan mengalami peningkatan selama tahap REM
• Hormon :
– Melatonin dilepaskan dari kelenjar pineal di bawah kendali Supra Chiasmatic Nuclei (SCN) dalam 4-5 jam, biasanya dimulai ketika awal petang (jam 9
malam) dihambat atau ditunda oleh paparan sinar terang dimalam hari.
– Hormon pertumbuhan sebagian besar disekresi
– Konsentrasi prolaktin juga segera meningkat pada saat permulaan tidur dan mengalami penurunan saat terjaga
Peran Neurotransmitter thd Tidur
• Serotonin
berfungsi di dalam pengaturansuhu tubuh, nafsu makan, kualitas tidur, daya ingat, daya pikir, mood, kontraksi otot, serta fungsi peredaran darah dan pengaturan hormon serotonin diubah menjadi hormon melatonin oleh kelenjar epifisa otak pada malam hari
(Markus, 2008).
• Melatonin
Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dan merupakan hormon yang produksinya peka (sensitif) terhadap siklus cahaya siang dan malam, berkaitan erat denganritme sirkadian, dan menurun secara alami sesuai pertambahan usia. Penurunan ini akan menyebabkan gangguan circadian clock (ritme harian). Selain itu, terjadi pula gangguan tidur. Melatonin digunakan untuk menginduksi tidur sehingga seseorang akan mudah memulai tidur, mengurangi frekuensi terbangun pada malam hari dan mencegah bangun terlalu pagi (Pierpaoli et al, 1995).
• Endorphin
Endorphin berfungsi sebagai morphin yaitu dapat menimbulkan perasaan senang dan menekan nyeri, dapat membantu regulasi pertumbuhan sel, membantu proses pembelajaran memori(Solomon, 1995).
• Enkephalin
Enkephalin berasal daricolumna dorsalis medulla spinalis, bersifat inhibisi, merupakan
neuropeptida yang dapatmenghambat impuls nyeri dengan cara menghambat terbentuknya substansi prostaglandin yang bersifat eksitasi (Idayanti, 1995).
Circadian rhytms
•
Chronobiology
ilmu yg mempelajari jam biologis pada
manusia
•
Jam biologis yg sering dipelajari adalah : circardian rhythms
•
Pengaturan sirkadian antara lain temperatur badan, plasma
darah, urine, fungsi ginjal dan psikologi
•
Dalam keadan normal fungsi irama sirkadian mengatur
siklus biologi irama tidur bangun, dimana sepertiga waktu
untuk tidur dan dua pertiga untuk bangun/aktivitas
•
Lainya :
– Ultradian : lebih pendek dari sehari
– Infradian : bulanan atau lebih
Faktor yang mempengaruhi istirahat tidur
• Tingkat kenyamanan
– Pengalaman, subyektif
• Kecemasan
• Lingkungan
– Penerangan, suhu, bau, suara, ventilasi, dll
• Lifestyle
• Makanan
– Tinggi kafein : kopi, cola, teh, coklat
– Makan yg banyak, berat, atau pedas sebelum tidur
• Obat dan substansi lainnya
– Alkohol, nikotine
• Norma budaya
Faktor-faktor yg mempengaruhi tidur
•
Penyakit fisik
•
Obat-obatan dan substansi
•
Gaya hidup
•
Pola tidur yang biasa mengantuk yang berlebihan
pada siang hari
•
Stres emosional
•
Lingkungan
•
Latihan fisik dan kelelahan
•
Asupan kalori dan makanan
Mental Health NHS Trust Newcastle
(2001)
menjelaskan beberapa penyebabkan masalah
tidur :
• Efek proses penuaan
– Tidur siang
– Kebutuhan ke toilet tengah malam meningkat
– Nyeri (sendi)
– Kehilangan
• Stress, kecemasan, dan kekhawatiran
• Depresi dan mood yang jelek
• Lingkungan sekelilingnya
Manfaat Tidur
• Kegunaan tidur masih belum jelas – waktu perbaikan dan persiapan untuk periode terjaga selanjutnya
• Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis
• Tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung (HR menurun)
• Melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak (NREM 4)
• Sintesis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti
pada kulit, sumsum tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur
• Menyimpan energi – otot relaks – tidak ada kontraksi otot (penurunan
laju metabolik basal)
• pemulihan kognitif REM penyimpanan memori dan pembelajaran
Jenis gangguan tidur
• Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan untuk jatuh tertidur, sulit
mempertahankan tidur, sering terbangun dari tidur, atau tidur kronis nonrestoratif
• Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur
tersebut jatuh tertidur tanpa bisa dikendalikan pada waktu yang tidak tepat
• Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur ngorok
• Parasomnia adalah suatu bentuk kelainan yang menyebabkan penderitanya melakukan gerakan-gerakan yang tidak biasa saat sedang tidur.
• Somnabulisme : tidur berjalan
• Eneuresis : ngompol
• Sleep paralisis : sejenis halusinasi karena adanya malfungsi tidur di tahap rapid eye movement (REM). Gelombang otak tidak mengikuti tahapan tidur yang
seharusnya. Jadi, dari keadaan sadar (saat hendak tidur) ke tahap tidur paling ringan, lalu langsung melompat ke mimpi (REM).
Sleep Apnea
•
Berhentinya aliran nafas ketika tidur selama 10
detik atau lebih
•
Dampak jangka pendek : gangguan kognitif,
perubahan personality, impotensi
•
Jika tak diatasi :
–
Hipertensi
–
Kardiak aritmia
–
CHF
–
Stroke
–
Disfungsi kognitif
–
Kematian
Dampak Kurang Tidur
1. Nafsu makan betubah 2. Imunitas berkurang
3. Rentan terkena diabetes 4. Stress meningkat
5. Gelisah
6. Tampak lebih tua
7. Resiko kanker meningkat
8. Resiko penyakit kardiovaskular 9. Kerusakan otak
Fisiologi Tidur pada Lansia
1. Pola tidur bangun
Penurunan fase REM
2. Gelombang otak berubah sesuai dengan bertambahnya usia
Gelombang alfa ↓, gelombang delta ↓/hilang3. Perubahan siklus sirkardian
Sering tertidur, sering terbangun
4. Perubahan keadaan hormonal
Penyebab Masalah Tidur
• Faktor internal
– Fisiologis
• Gangguan tidur karena penambahan usia
• Penyakit
• Nyeri
• Gangguan suhu tubuh
• Gangguan pernapasan saat tidur
• Pergerakan kaki secara teratur saat tidur
• Gejala menopause • Gangguan eliminasi • Demensia • Depresi • Penyakit Parkinson – Psikologis • Stress • Kecemasan • Faktor eksternal • Lingkungan • Lingkungan yg asing
• Peningkatan stimulasi sensoris
• Terjaga akibat prosedur yg dijalankan
• Disorientasi waktu
• Gaya hidup
• Perubahan dalam kebiasaan/tidak ada kebiasaan yg rutin
• Menghabiskan waktu yg berlebihan di tempat tidur
• Tidur siang berlebihan
• Merokok • Penyalahgunaan/peminum alkohol • Kurang olahraga • Pengobatan • Hipnotik • sedatif
Pengkajian tidur
• Subjektif
– VSH (The Verran and Snyder-Halpern Sleep Scale) garis 100mm rentang tidur terbaik
– Sleep Pattern and Daytime Behavior Questionnaire (SPBDQ) perilaku sebelum tidur obat, tidur siang
– Bedtime Routine Questionnaire rutinitas sebelum tidur baik/buruk
– The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Kualitas tidur, Kelatenan tidur, Lama tidur, Efisiensi tidur, Adanya gangguan tidur, Penggunaan obat tidur (obat yang diresepkan ataupun tidak), Gangguan harian akibat tidur
• Objektif
– Polisomografik EEG, EMG, EOG
– Pengamatan langsung tidur, terbangun, eliminasi, dll
Questions
•
Nature of sleep (restful, uninterrupted)
•
Quality of sleep (usual sleep pattern, schedules,
hours of sleep, feeling on waking)
•
Sleep environment (description of room,
temperature, noise level)
•
Associated factors (bedtime routines, use of sleep
medications or any other sleep inducers)
•
Opinion of sleep (adequate, restores energy
adequately, inadequate, problematic)
Questions
• Nature of the problem (inability to fall asleep, difficulty remaining asleep, inability to fall asleep after awakening, restless sleep,
daytime sleepiness)
• Quality of the problem (number of hours of sleep versus number of hours spent trying to sleep, number of hours of sleep a night,
duration and frequency of naps or other compensatory measures, number of wakings per sleep period)
• Environmental factors (lighting, bed, noise level, surrounding stimulation, sleep partner)
• Associated factors (relation to meals eaten, activity before retiring, life stressors, work stressors, anxiety level, pain, recent illness or surgery)
• Alleviating factors (mild diet, warm drink before retiring, reading a book, listening to quiet music, taking a hot bath, taking sleeping pills)
Dx Keperawatan
Domain 4 : Aktivitas/istirahat
•
Deprivasi tidur
•
Kesiapan meningkatkan tidur
•
Gangguan pola tidur
•
Insomnia
•
*Ansietas
Gangguan Pola Tidur
•
Gangguan kuantitas dan kualitas tidur akibat
factor eksternal
•
Karakteristik :
–
Perubahan pola tidur normal
–
Ketidakpuasan tidur
Insomnia
•
Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yg
menghambat fungsi
•
Karakteristik :
–
Afek tampak berubah
–
Menyatakan penurunan kualitas hidup
Deprivasi tidur
•
Periode panjang tanpa tidur
•
Karakteristik :
– Konfusi akut – Agitasi – Ansietas – Keletihan – KejiwaanChart
1. Gangguan pola tidur
2. Insomnia
Hasil yang diharapkan
• Waktu yg dibutuhkan untuk tidur
• Jumlah waktu tidur yg diobservasi
• Pola tidur
• Kualitas tidur
• Efisiensi tidur
• Tidur yg tidak terganggu
• Perasaan segar setelah bangun tidur
• Terbangun pada waktu yg tepat
• EEG, EMG, EOG dbn
• TTV dalam rentang normal
• Rutinitas sebelum tidur
Penatalaksanaan
•
Penkes tentang : perubahan pada lansia, mengurangi
tidur siang, OR menjelang tidur, makan pedas
dikurangi, makanan porsi besar dikurangi, kafein,
alkohol, merokok dikurangi
•
Olahraga teratur
tidak terlalu berat & tidak
mendekati waktu tidur
•
Jangan di tempat tidur bila tidak tidur
•
Mempertahankan waktu tidur dan bangun yg konsisten
•
Mempertahankan rutinitas tidur yg positif
•
Modifikasi lingkungan
Makanan tinggi melatonin
•
Salmon
•
Kacang-kacangan
•
Cherry
•
Kacang
•
Susu hangat
•
Pisang
Penatalaksanaan berdasar penelitian
• Pemaparan cahaya selama 2 jam setiap hari
• Relaksasi progresif
• Terapi kombinasi hormon (prolaktin & progesteron)
• Melatonin eksogen
• Jalan-jalan sore hari
• Terapi musik
• Aromaterapi lavender
• Sentuhan massage
• Modifikasi lingkungan pd klien demensia
• Minum susu L-triptofan serotonin melatonin release
Tidur dalam Islam
• “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak
bermanfaat) setelahnya” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]
• “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)
• “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710) lalu berdzikir sampai tertidur
• “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya” (HR. Abu Dawud no. 5045, At
Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)
• “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)