KONSEP TIDUR PADA LANSIA
Background
•
Lansia : 19% kesulitan tidur, 21 % tidur
terlalu sedikit, 24% kesulitan tidur
sedikitnya 1 kali seminggu, 39%
mengantuk berlebihan di siang hari
•
Kaplan dan Sadock melaporkan kurang
lebih 40-50% dari populasi usia lanjut
menderita gangguan tidur
Pengertian
•
Tidur adalah perilaku penarikan diri secara terus
menerus dari dan tidak berespons terhadap
lingkungannya yang bersifat reversibel
(Carskadon & Dement, 1994)
•
Tidur didefinisikan sebagai suatu keadaan bawah
sadar dimana seseorang masih dapat
dibangunkan dengan pemberian rangsang
sensorik atau dengan rangsang lainnya (Guyton
& Hall, 2006).
•
Tidur sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan
dan
proses penyembuhan penyakit, karena tidur bermanfaat
untuk
menyimpan energi, meningkatkan imunitas
tubuh dan mempercepat proses penyembuhan
penyakit
juga pada saat tidur tubuh
mereparasi
bagian-bagian tubuh yang sudah aus. Umumnya orang akan
merasa segar dan sehat sesudah istirahat
. Jadi istirahat
dan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan
Siklus Tidur
•
NREM = Non Rapid Eye Movement
–
Tahap 1
!
tahap awal tidur/transisi/mudah
terbangun
–
Tahap 2
!
tahap tidur ringan/relaksasi
↑
–
Tahap 3
!
tahap tidur dalam fase 1
–
Tahap 4
!
tahap paling dalam
!
proses
pemulihan
!
frek. Nadi, TD, metabolisme rate
↓
•
REM = Rapid Eye Movement
–
Tahap tidur terdalam
!
deep sleep
!
muncul
mimpi
!
frek. Nadi, nafas, TD bervariasi
!
gelombang otak lambat
75-80%
Gelombang Otak saat Tidur
• Gelombang alfa (8 - 13 Hz) ! relaks, berdoa,
membaca buku/novel, mendengarkan musik, dan lainnya yang memerlukan fokus namun tetap
santai. ! hipnotik ringan
• Gelombang beta (13 – 30 Hz) ! terjaga penuh !
sangat kecil kemungkinan untuk menerima sugesti dari luar dirinya
• Gelombang theta (4 - 7 Hz) ! merupakan kondisi
hipnosis yang lebih dalam dibanding alfa !
Kondisi theta ditandai dengan REM.
• Gelombang delta (0 - 3,5 Hz) ! pada saat tidur
yang sangat dalam (deep sleep/delta sleep) !
Perbedaan/Persamaan Tidur dengan
Pingsan
Tidur Pingsan
Tidak sadar
Berespon dengan stimulus Aktifitas mental yg diingat(+) Babinski (+)
Pernapasan tidak teratur Suplai darah meningkat EEG : theta-delta
Penggunaan Oksigen rendah
Tidak sadar
Tidak beresepon dengan stimulus Aktifitas mental yg diingat(-)
Babinski (+)
Pernapasan tidak teratur
Suplai darah (mungkin) menurun EEG : beta
Proses Tidur
• RAS (reticular activating system) merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk kewaspadaan dan tidur. RAS ini terletak dalam mesenfalon dan bagian atas pons. Selain itu RAS dapat memberi rangsangan visual, pendengaran, nyeri dan
perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin
seperti norepineprin.
• Demikian juga pada saat tidur, disebabkan adanya pelepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan
batang otak tengah, yaitu BSR (Bulbar Synchronizing Region) : mengantuk
•
Bila aktivitas
Reticular Activity System
ini
meningkat
maka orang tersebut dalam keadaan
sadar
jika aktivitas
Reticular Activity System
menurun
, orang tersebut akan dalam keadaan
tidur.
•
Aktivitas
Reticular Activity System
(RAS) ini sangat
dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter seperti
sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik,
histaminergik.
Kebutuhan Tidur
• Neonatus sampai dengan 3 bulan : tidur 16 jam/hari, 5-6 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.
• Bayi : tidur 14 jam/hari, 2-4 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari.
• Toddler : tidur 11-12 jam/hari, 1-3 jam tidur siang dan 9-10 jam malam hari.
• Prasekolah : tidur 11 jam/hari, 0-1 jam tidur siang dan 10-11 jam malam hari. Saat usia 5 tahun anak sudah tidak
membutuhkan tidur siang.
• Usia sekolah : tidur 10 jam pada malam hari.
• Adolensia : tidur 8,5 jam pada malam hari.
• Dewasa muda : tidur 7-8 jam/hari.
• Usia dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari.
Perubahan Fisiologis saat Tidur
• Pernapasan :
– RR ↓, Minute volume ↓, ventilasi alveolar ↓,
• Kardiovaskular :
– TD ↓, Resistensi vaskuler sistemik ↓, HR ↓, CO ↓
• Otak :
– CBF ↑, Cerebral metabolic rate, konsumsi oksigen, dan neuronal discharge rate ↓ (NREM) dan mengalami peningkatan melebihi saat istirahat selama tahap REM
• Hormon :
– Melatonin dilepaskan dari kelenjar pineal di bawah kendali Supra Chiasmatic Nuclei (SCN) dalam 4-5 jam, biasanya dimulai ketika awal petang (jam 9 malamdihambat atau ditunda oleh paparan sinar terang dimalam hari.
– Hormon pertumbuhan sebagian besar disekresi
– Konsentrasi prolaktin juga segera meningkat pada saat permulaan tidur dan mengalami penurunan saat terjaga
Peran Neurotransmitter thd Tidur
• Serotonin
➢ berfungsi di dalam pengaturan suhu tubuh, nafsu makan, kualitas tidur, daya ingat, daya pikir, mood, kontraksi otot, serta fungsi peredaran darah dan pengaturan hormon ! serotonin diubah menjadi hormon melatonin oleh kelenjar epifisa otak pada malam hari
(Markus, 2008).
• Melatonin
➢ Melatonin dihasilkan oleh kelenjar pineal dan merupakan hormon yang produksinya peka (sensitif) terhadap siklus cahaya siang dan malam, berkaitan erat dengan ritme sirkadian, dan menurun secara alami sesuai pertambahan usia. Penurunan ini akan menyebabkan gangguan circadian clock (ritme harian). Selain itu, terjadi pula gangguan tidur. Melatonin digunakan untuk menginduksi tidur sehingga seseorang akan mudah memulai tidur, mengurangi frekuensi terbangun pada malam hari dan mencegah bangun terlalu pagi (Pierpaoli et al, 1995).
• Endorphin
➢ Endorphin berfungsi sebagai morphin yaitu dapat menimbulkan perasaan senang dan menekan nyeri, dapat membantu regulasi pertumbuhan sel, membantu proses pembelajaran memori (Solomon, 1995).
• Enkephalin
➢ Enkephalin berasal dari columna dorsalis medulla spinalis, bersifat inhibisi, merupakan neuropeptida yang dapat menghambat impuls nyeri dengan cara
menghambat terbentuknya substansi prostaglandin yang bersifat eksitasi (Idayanti, 1995).
"Melatonin can prevent tumor cells from growing,
it's cancer-protective.“
Eva S. Schernhammer of Harvard Medical School
(2005)
Melatonin is believed to protect against cancer by effecting levels of other hormones, such as estrogen.
Faktor-faktor yg mempengaruhi tidur
•
Penyakit fisik
•
Obat-obatan dan substansi
•
Gaya hidup
•
Pola tidur yang biasa mengantuk yang berlebihan
pada siang hari
•
Stres emosional
•
Lingkungan
•
Latihan fisik dan kelelahan
•
Asupan kalori dan makanan
Manfaat Tidur
• Tidur dipercaya mengkontribusi pemulihan fisiologis dan psikologis
• Tidur yang nyenyak bermanfaat dalam memelihara fungsi jantung
• Melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan memperbaharui sel epitel dan khusus seperti sel otak
• sintesis protein dan pembagian sel untuk pembaharuan jaringan seperti pada kulit, sumsum tulang, mukosa lambung, atau otak terjadi selama istirahat dan tidur
• menyimpan energi
• pemulihan kognitif : REM : penyimpanan memori dan
Jenis gangguan tidur
• Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan untuk jatuh tertidur, sulit mempertahankan tidur, sering terbangun dari tidur, atau tidur kronis nonrestoratif
• Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur : jatuh tertidur tanpa bisa
dikendalikan pada waktu yang tidak tepat
• Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan
kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur
• Parasomnia adalah suatu bentuk kelainan yang menyebabkan penderitanya melakukan gerakan-gerakan yang tidak biasa saat sedang tidur.
Dampak Kurang Tidur
1. Nafsu makan meningkat 2. Imunitas berkurang
3. Rentan terkena diabetes 4. Stress meningkat
5. Gelisah
6. Tampak lebih tua
7. Resiko kanker meningkat
8. Resiko penyakit kardiovaskular 9. Kerusakan otak
Fisiologi Tidur pada Lansia
1. Pola tidur bangun
➢ Penurunan fase REM
2. Gelombang otak berubah sesuai dengan bertambahnya usia
➢ Gelombang alfa ↓, gelombang delta ↓/hilang
3. Perubahan siklus sirkardian
➢ Sering tertidur, sering terbangun
4. Perubahan keadaan hormonal
Penyebab Masalah Tidur
• Faktor internal– Fisiologis
• Gangguan tidur karena penambahan usia
• Penyakit
• Nyeri
• Gangguan suhu tubuh
• Gangguan pernapasan saat tidur
• Pergerakan kaki secara teratur saat tidur • Gejala menopause • Gangguan eliminasi • Demensia • Depresi • Penyakit Parkinson – Psikologis • Stress • Kecemasan • Faktor eksternal • Lingkungan • Lingkungan yg asing
• Peningkatan stimulasi sensoris
• Terjaga akibat prosedur yg dijalankan
• Disorientasi waktu
• Gaya hidup
• Perubahan dalam kebiasaan/ tidak ada kebiasaan yg rutin
• Menghabiskan waktu yg berlebihan di tempat tidur
• Tidur siang berlebihan
• Merokok • Penyalahgunaan/peminum alkohol • Kurang olahraga • Pengobatan • Hipnotik • sedatif
Pengkajian tidur lansia
• Subjektif– VSH (The Verran and Snyder-Halpern Sleep Scale) ! garis 100mm rentang
tidur terbaik
– Sleep Pattern and Daytime Behavior Questionnaire (SPBDQ) ! perilaku sebelum tidur ! obat, tidur siang
– Bedtime Routine Questionnaire ! rutinitas sebelum tidur ! baik/buruk
– The Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) ! Kualitas tidur, Kelatenan tidur,
Lama tidur, Efisiensi tidur, Adanya gangguan tidur, Penggunaan obat tidur (obat yang diresepkan ataupun tidak), Gangguan harian akibat tidur
• Objektif
– Polisomnografik ! EEG, EMG, EOG
– Pengamatan langsung ! tidur, terbangun, eliminasi, dll
Hasil yang diharapkan
• Waktu yg dibutuhkan untuk tidur
• Jumlah waktu tidur yg diobservasi
• Pola tidur
• Kualitas tidur
• Efisiensi tidur
• Tidur yg tidak terganggu
• Perasaan segar setelah bangun tidur
• Terbangun pada waktu yg tepat
• EEG, EMG, EOG : dbn
• TTV dalam rentang normal
• Rutinitas sebelum tidur
Penatalaksanaan
•
Penkes tentang : perubahan pada lansia,
mengurangi tidur siang, OR menjelang tidur,
makan pedas dikurangi, makanan porsi besar
dikurangi, kafein, alkohol, merokok dikurangi
•
Olahraga teratur
:
tidak terlalu berat & tidak
mendekati waktu tidur
•
Jangan di tempat tidur bila tidak tidur
•
Mempertahankan waktu tidur dan bangun yg
konsisten
•
Mempertahankan rutinitas tidur yg positif
•
Modifikasi lingkungan
Makanan tinggi Melatonin
•
Salmon
•
Kacang-kacangan
•
Cherry
•
Kacang
•
Susu hangat
•
Pisang
Penatalaksanaan berdasar penelitian
• Pemaparan cahaya selama 2 jam setiap hari
• Relaksasi progresif
• Terapi kombinasi hormon (prolaktin & progesteron)
• Melatonin eksogen
• Jalan-jalan sore hari
• Terapi musik
• Aromaterapi lavender
• Sentuhan -- massage
• Modifikasi lingkungan pd klien demensia
• Minum susu -- L-triptofan -- serotonin -- melatonin
release