• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKIBAT HUKUM TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA ATAS KETERLAMBATAN PENDAFTARAN PADA KANTORPENDAFTARAN FIDUSIA HARI JULIO ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AKIBAT HUKUM TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA ATAS KETERLAMBATAN PENDAFTARAN PADA KANTORPENDAFTARAN FIDUSIA HARI JULIO ABSTRACT"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

AKIBAT HUKUM TERHADAP OBJEK JAMINAN FIDUSIA ATAS KETERLAMBATAN PENDAFTARAN PADA KANTORPENDAFTARAN

FIDUSIA

HARI JULIO

ABSTRACT

Manual registration of fiduciary collateral at the Fiduciary Collateral Office through the process of administering and issuing fiduciary collateral certificate takes a long time and spends a lot of money. By the online system used in the administration of fiduciary collateral registration, registering it becomes easy. The online system was based on the Decree of the Minister of Law and human Rights No. 9/2013 on the Imposition of the Electronic Fiduciary Collateral Registration and the Presidential Decree No. 21/2015 on the Procedure of Electronic Fiduciary Collateral Registration in order to increase services to people who need legal service in fiduciary collateral. The research problems are as follows: how about the procedure of registering fiduciary collateral by online, how about the role of a Notary in registering the fiduciary collateral, and how about the settlement of the lateness in registering the fiduciary collateral by online. The research used juridical normative and descriptive analytic method by using primary, secondary, and tertiary legal materials. The data were gathered by conducting interviews and library research while the conclusion is drawn deductively.

Keywords: Legal Consequence, Registration by Online, Fiduciary Collateral

I. Pendahuluan

Pengertian pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik terdapat pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik bahwa pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik adalah pendaftaran jaminan fidusia yang dilakukan oleh pemohon dengan mengisi aplikasi secara elektronik, pemohon adalah penerima fidusia, kuasa atau wakilnya. Pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik dapat dilakukan melalui kios pelayanan jaminan secara elektronik di seluruh pendaftaran fidusia. UU Jaminan Fidusia adalah hukum positif yang berlaku bagi jaminan fidusia, namun terdapat beberapa hal yang tidak diatur dengan jelas dalam undang-undang tersebut yaitu tentang pengaturan tata cara pendaftaran jaminan fidusia terhadap permohonan pendaftaran jaminan fidusia yang lewat waktu dari 30 (tiga puluh) hari setelah

(2)

Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2015 ditetapkan dan akibat hukum objek jaminan fidusia yang terlambat didaftar dalam systemonline.

Pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia ,diajukan dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal pembuatan objek jaminan fidusia tersebut, pernyataan ini terdapat dalam pasal 4 Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2015. Dengan adanya permohonan pendaftaran jaminan fidusia yang telah memenuhi ketentuan yang ada, maka dapat diperoleh bukti pendaftarannya. Setelah bukti pendaftaran dikeluarkan maka harus di laksanakan pembayaran melalui Bank Persepsi (Bank Negara Indonesia) dengan jangka waktu paling lama 3 Hari. Oleh karena itu sertipikat jaminan fidusia dapat di keluarkan oleh pihak Dirjen Ahu Online (Administrasi Hukum Umum) dibawah naungan kemenkumham (Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia) . Berdasarkan latar belakang tersebut menarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai “Akibat Hukum Terhadap Objek Jaminan Fidusia Atas Keterlambatan Pendaftaran Pada Kantor Administrasi Hukum Umum”.

Untuk menemukan identifikasi masalah dalam penelitian ini maka perlu dipertanyakan apakah yang menjadi masalah dalam penelitian1 yang akan dikaji lebih lanjut untuk menemukan suatu pemecahan masalah yang telah terjadi di identifikasi tersebut. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur pendaftaran objek jaminan fidusia secara online ? 2. Bagaimanakah peran notaris terhadap pendaftaran objek jaminan fidusia

secara online?

3. Bagaimanakah akibat hukum terhadap objek jaminan fidusia yang terlambat didaftar dan upaya penyelesaian terhadap keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia tersebut ?

Berkaitan dengan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis prosedur pendaftaran objek jaminan fidusia secara online.

2. Untuk mengetahui dan menganalis peran notaris terhadap pendaftaran objek

1 Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis, (Jakarta : PPM,

(3)

jaminan secara online.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis akibat hukum terhadap objek jaminan fidusia yang terlambat didaftar dan upaya penyelesaian terhadap keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia tersebut.

II.Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif, dimana pendekatan terhadap permasalahan dilakukan dengan mengkaji perundang-undnagan yang berlaku mengenai perjanjian dan bahan hukum lainnya di bidang perikatan. Sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis, maksudnya adalah dari penelitian ini diharapkan diperoleh gambaran secara rinci dan sistematis tentang permasalahan yang akan diteliti. Analisis dilakukan berdasarkan gambaran, fakta yang diperoleh dan akan dilakukan secara cermat bagaimana menjawab permasalahan dalam menyimpulkan suatu solusi sebagai jawaban dari permasalahan tersebut. Data penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan bahan-bahan hukum primer, sekunder maupun tertier yang dikumpulkan melalui studi dokumen dan kepustakaan yang terdiri dari :

a. Bahan hukum primer yang berupa peraturan dasar dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan hukum jaminan fidusia pada umummya dan hukum jaminan fidusia elektronik pada khususnya. Dalam penelitian ini bahan hukum primer adalah UUJN Nomor 30 Tahun 2004 jo.UUJN Nomor 2 Tahun 2014, UU Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2015 tentang tata cara pendaftaran jaminan fidusia dan biaya pendaftaran akta jaminan fidusia, Peraturan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer yang berupa buku, hasil-hasil penelitian dan atau karya ilmiah hukum tentang hukum kenotariatan pada umumnya dan hukum perlindungan terhadap notaris pada khususnya.

c. Bahan hukum tertier yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan sekunder seperti kamus umum,

(4)

kamus hukum, ensiklopedia, dan lain sebagainya.2

III. Hasil Penelitian dan Pembahasan

A.Prosedur Pendaftaran Objek Jaminan Fidusia Secara Online

Jaminan fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda sebagi suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi, yang berasal dari zaman romawi. Bentuk jaminan ini digunakan secara luas dalam transaksi pinjam-meminjam karena proses pembebanannya dianggap sederhana, mudah dan cepat baik oleh pemberi fidusia maupun oleh pihak penerima fidusia, tetapi tidak menjamin kepastian hukum. Pada saat itu jaminan fidusia tidak (perlu) didaftarkan pada suatu lembaga pendaftaran jaminan fidusia. Di satu pihak jaminan fidusia memberikan kemudahaan bagi para pihak yang menggunakannya terutama pihak yang menerima fidusia. Pemberi fidusia mungkin saja menjaminkan lagi benda yang telah dibebani dengan fidusia kepada pihak lain tanpa sepengetahuan penerima fidusia. Hal ini dimungkinkan karena belum ada pengaturan mengenai jaminan fidusia.

Pendaftaran jaminan fidusia dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum bagi para pihak, baik bagi pemberi fidusia dan bagi penerima fidusia sehingga dapat memberikan perlindungan hukum terhadap kreditor (penerima fidusia) dan pihak ketiga yang lainnya. Dengan adanya pendaftaran jaminan fidusia akan lebih menjamin hak preference dari kreditor terhadap kreditor lain atas hasil penjualan benda objek jaminan fidusia yang bersangkutan, selain itu pendaftaran jaminan fidusia menentukan pula kelahiran hakpreference kreditor (penerima fidusia). Hal tersebut dikarenakan jaminan fidusia memberikan hak kepada pemberi fidusia untuk tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan, diharapkan sistem pendaftaran jaminan fidusia ini dapat memberikan jaminan kepada pihak penerima fidusia dari pihak yang mempunyai kepentingan terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, maksud dan tujuan sistem pendaftaran jaminan fidusia adalah :

1. untuk Memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang

2 Nomensen Sinamo, Metode Penelitian Hukum dalam Teori dan Praktek, (Bumi Intitama

(5)

berkepentingan, terutama terhadap kreditur lain mengenai benda yang telah dibebani dengan jaminan fidusia.

2. Melahirkan ikatan jaminan fidusia bagi kreditur (penerima fidusia)

3. Memberikan hak yang didahulukan (preference) kepada kreditur (penerima fidusia) terhadap kreditur lain, berhubung pemberi fidusia tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan

4. Memenuhi asas publisitas.

Pendaftaran jaminan fidusia secara manual melalui kantor jaminan fidusia dirasakan proses pengurusan dan pengeluaran sertifikat jaminan fidusianya membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang dikeluarkan juga cukup mahal. Saat ini dengan perkembangan teknologi informasi mempengaruhi berbagai aspek kehidupan baik itu pendidikan, ekonomi, politik, serta hukum.Jaminan Fidusia juga merasakan perubahan tersebut, di mana sekarang ini tata cara pendaftaran jaminan fidusia sudah beralih dari yang secara manual atau konvensional menjadi secara elektronik atau system online.

Terbukti dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Pemberlakuan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Peraturan Menteri Hukum, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Pendelegasian Penandatangan Sertifikat Jaminan Fidusia Secara Elektronik dan Hak asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik di gantikan dengan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Jaminan Fidusia secara online dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan jasa hukum di bidang jaminan fidusia. Tentunya hal ini merupakan salah satu jawaban pemerintah terhadap globalisasi era perkembangan teknologi informasi.Harapan bahwa dengan diluncurkannya program pendaftaran jaminan fidusia secara online pelayanan jasa hukum di bidang fidusia dapat berjalan dengan cepat, akurat, bebas dari pungutan liar dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia demi tercapainya kesejahteraan masyarakat.

(6)

fidusia maka Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum memberlakukan pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik yang merubah sistem pendaftaran manual ke pelayanan pendaftaran yang berbasis elektronik (online). Fidusia online merupakan terobosan darDirektorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat demi Indonesia yang lebih baik. Kelebihan yang dapat dirasakan dengan adanya sistem pendaftaran jaminan fidusia secara online, sebagai berikut:

1. Pemohon tidak perlu datang ke kantor pendaftaran fidusia (KPF). 2. Pemohon tidak perlu mengambil dan mengisi formulir.

3. Pemohon tidak perlu membawa berkas dokumen terkait pendaftrananfidusia. 4. Pemohon dapat mengajukan permohonan pendaftaran jaminan fidusia dari

mana saja dengan hanya membuka website pendaftaran jaminan fidusia. 5. Memberikan kepastian hukum kepada masyarakat.

6. Menghemat pengeluaran anggaran negara tidak memerlukan biaya pencetakan sertifikat.

7. Memberikan pelayanan yang aman, cepat, nyaman, bersih dan bebas pungutan liar.

Kekurangan dari pendaftaran fidusia online ini yaitu kepastian hukum itu sendiri belum dapat sepenuhnya terpenuhi karena uraian mengenai benda yang menjadi objek jaminan fidusia baru tercantum dalam Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia, tetapi tetap belum tercantum dalam Sertipikat Jaminan Fidusia. Dalam sertipikat tersebut hanya terdapat tulisan yang berbunyi, “Objek Jaminan Fidusia sesuai yang tertuang dalam Akta Nomor …..Tanggal….yang dibuat Notaris….berkedudukan di…..” Jadi resiko terjadinya fidusia ulang juga belum sepenuhnya dapat diminimalisir oleh Ditjen AHU melalui pengembangan aplikasi sistem administrasi pendaftaran jaminan fidusia.3

B.Peran Notaris Terhadap Pendaftaran Objek Jaminan Fidusia Secara Online

Pengertian dari kuasa dan wakil yang disebutkan terdapat pada penjelasan Pasal 8 UU Jaminan Fidusia bahwa yang dimaksud dengan kuasa adalah kuasa

3 Radnawati W. Prasodjo, Pokok-pokok Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang

(7)

adalah mereka yang menerima pelimpahan wewenang berdasarkan surat kuasa dari penerima fidusia untuk melakukans pendaftaran jaminan fidusia. Sedangkan wakil adalah mereka yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan berwenang untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia.

Kuasa menurut hukum disebut juga wettelijke vertegenwoordig atau legal

mandatory (legal representative). Maksudnya, undang-undang sendiri telah

menetapkan seseorang atau suatu badan hukum untuk dengan sendirinya menurut hukum bertindak mewakili orang atau badan tersebut tanpa memerlukan surat kuasa. Jadi undang-undang sendiri yang menetapkan bahwa yang bersangkutan menjadi kuasa atau wakil yang berhak bertindak untuk dan atas nama orang atau badan itu.4

Pemberian kuasa sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1792 KUHPerdata adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan (wewenang) kepada orang lain, yang menerimanya, untuk atas namanya menyelenggarakan suatuurusan. Ketentuan Pasal 1795 KUHPerdata dapat dibedakan adanya dua jenis pemberian kuasa, yaitu:

1. Kuasa Khusus

Sebagaimana rumusan Pasal 1795 KUHPerdata tersebut menyatakan, kuasa khusus hanya mengenai satu atau lebih kepentingan tertentu. Dalam pemberian kuasa khusus harus disebutkan secara tegas tindakan atau perbuatan apa yang boleh dan dapat dilakukan oleh pemberi kuasa.

2. Kuasa Umum

Dalam Pasal 1796 ayat (1) KUHPerdata menyebutkan:

“Pemberian kuasa yang dirumuskan dalam kata-kata umum, hanya meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan”. Pemberian kuasa yang dirumuskan dalam kata-kata umum dimaksudkan untuk memberikan kewenangan pada seseorang (yang diberi kuasa) untuk dan bagi kepentingan pemberi kuasa melakukan perbuatan-perbuatan dan tindakan-tindakan yang mengenai urusan, yang meliputi segala macam kepentingan dari pemberi kuasa, tidak termasuk perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan yang mengenai pemilikan dan hal-hal lain yang bersifat sangat pribadi, seperti pembuatan

4

(8)

surat wasiat.

Terkait mengenai peran notaris atas pendaftaran objek jaminan fidusia secara online oleh pihak kreditur dalam hal ini mengacu pada kuasa khusus yang diberikan oleh pihak kreditur kepada pihak notaris yang mana pelimpahan wewenang pendaftaran objek jaminan fidusia secara online diberikan secara utuh kepada notaris. Atas berdasarkan hal tersebut maka ada beberapa hal peran notaris dalam pendaftaran objek jaminan fidusia ini yaitu:

1. Membantu serta mempermudah pihak kreditur dalam proses pendaftaran objek jaminan fidusia secara online. serta

2. Mempercepat proses pendataran objek jaminan fidusia secara online. Pendaftaran jaminan fidusia dilakukan pada kantor pendaftaran jaminan fidusia sebagaimana yang telah diatur pada Pasal 12 yaitu:

1. Pendaftaran Jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia.

2. Untuk pertama kali, Kantor Pendaftaran Fidusia didirikan di Jakarta dengan wilayah kerja mencakup seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

3. Kantor Pendaftaran Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berada dalam lingkup tugas Departemen Kehakiman.

4. Ketentuan mengenai pembentukan Kantor Pendaftaran Fidusia untuk daerah lain dan penetapan wilayah kerjanya diatur dengan Keputusan Presiden. Berdasarkan Pasal 12 maka permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilakukan pada kantor pendaftaran jaminan fidusia di seluruh wilayah negara Republik Indonesia.

Berlakunya Peraturan Menteri Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pemberlakukan Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara elektronik, tempat pendaftaran jaminan fidusia yang telah diatur terlebih dahulu pada Pasal 12 UU Jaminan Fidusia. Yaitu Pada Pasal 2 ayat 2 Peraturan pemerintah Republik Nomor 21 tahun 2015 ini menyatakan bahwa “permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan melalui sistem pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik”. Dan menurut pasal 1 ayat 4 Peraturan Pemerintah republik Indonesia nomor 21 tahun 2015 kantor pendaftaran objek jaminan fidusia secara elektronik di sini adalah Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum di bawah naungan Kementerian Hukum

(9)

Dan Hak Asasi Manusia.

C.Akibat Hukum Terhadap Objek Jaminan Fidusia yang Terlambat Didaftar Serta Upaya Penyelesaian Terhadap Keterlambatan Pendaftaran Objek Jaminan Fidusia Tersebut

Pembebanan jaminan fidusia, berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UU Jaminan Fidusia mengamanatkan pembebanan benda dengan jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan merupakan akta Jaminan Fidusia. Saat ini, banyak lembaga pembiayaan (finance) dan bank (bank umum maupun perkreditan) menyelenggarakan pembiayaan bagi konsumen (consumer finance), sewa guna usaha (leasing), anjak piutang (factoring), mereka umumnya menggunakan tata cara perjanjian yang mengikutkan adanya jaminan fidusia bagi objek benda jaminan fidusia, namun saat ini banyak yang tidak dibuat dalam bentuk akta notaris dan tidak didaftarkan di Kantor Pendaftaran Fidusia untuk mendapat sertifikat. Akta semacam itu dapat disebut akta jaminan fidusia di bawah tangan.5

Objek jaminan fidusia haruslah didaftarkan terlebih dahulu yang mana dibuat akta jaminan fidusia untuk pengikatan utang piutangnya, akta jaminan fidusia itu sendiri berisi tentang data-data perjanjian antara debitur dan kreditur. Dalam hal ini jika akta jaminan fidusia telah dibuat dan berdasarkan ketentuan undang-undang jaminan fidusia pasal 11 ayat (1) objek yang diikat dengan jaminan fidusia haruslah didaftarkan ke kantor pendaftaran fidusia yang sekarang bernama dirjen ahu.

Berdasarkan pasal 14 ayat (1), sertifikat jaminan fidusia baru lahir pada tanggal yang sama dengan tangggal yang di catatnya jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia, dan kreditur akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia berirah-irah “ demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha esa”, dengan mendapat sertifikat jaminan fidusia, maka kreditur penerima fidusia serta merta mempunyai hak eksekusi langsung (parate executie), seperti tejadi dalam pinjam meminjam dalam perbankan, kekuatan sertifikat tersebut sama dengan putusan pengadilan

5

(10)

yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Namun masalah di sini timbul jika tanggal yang dicatat untuk pendaftaran objek jaminan fidusia secara online tersebut harus berdasarkan tanggal yang tercatat dalam akta jaminan fidusia, tanggal dalam akta jaminan fidusia dengan tanggal sertifikat fidusia memliki batas waktu yaitu selama 30 hari, batas waktu maksimal 30 hari setelah akta jaminan fidusianya dibuat.6

Akibat yang ditimbulkan jika kreditur terlambat mendaftar objek jaminan fidusia ke ahu online yang terlambat lebih dari 30 hari setelah akta jaminan fidusianya dibuat yaitu kreditur yang sebelumnya adalah kreditur yang didahulukan (preference) terhadap kreditur lainnya sehingga terjadi perubahan status dari preference menjadi kreditur konkuren.Juga terhadap objek jaminan tidak bisa dieksekusi karena sertifikat fidusia sendiri terlambat dibuat.

Oleh karena itu fungsi pendaftaran jaminan fidusia bagi masyarakat khususnya untuk memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum dalam hal pelunasan hutangnya bagi kepentingan kreditur , sedangkan penerima fidusia yang mendaftarkan jaminan fidusia mendapatkan hak yang sudah diberikan undang-undang yakni memiliki kekuatan eksekutorial yang legal apabila terjadi wanprestasi, oleh sebab itu kreditur yang cermat dan sungguh-sungguh dalam memanfaatkan lembaga pendaftaran yang telah disediakan dan di atur dalam undang-undang jaminan fidusia.

Upaya yang dapat dilakukan akibat keterlambatan pendaftara objek jaminan fidusia secara online yaitu melalui jalur musyawarah dan mufakat, karena negara kita sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan. Hal ini sesuai dengan pedoman perundang-undangan di Indonesia yaitu pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Sistem yang di terapkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan itu ialah musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi dalam praktiknya sistem ini sering mengalami kegagalan.

Dalam hal upaya penyelesaian keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia yang lewat waktu dari 30 hari, maka ketentuan yang dilakukan notaris yaitu membuat akta jaminan fidusia baru walaupun pihak-pihak yang

6

(11)

bersangkutan harus dipanggil kembali.7Namun pelaksanaan apabila terjadi keterlambatan pendaftaran objek jaminan fidusia yang telah lewat waktu 30 hari maka penyelesaiannya dapat dilaksanakan melalui jalur musyawarah diantara para pihak yaitu antara notaris dengan pihak pemegang jaminan tersebut.8

IV. Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan

1. Prosedur hukum pendaftaran objek jaminan fidusia secara elektronik yang dibuat dihadapan notaris setelah terbitnya PP Nomor 21 Tahun 2015 tentang tatacara pendaftaran jaminan fidusia dilakukan melalui sistem administrasi secara elektronik dengan menggunakan aplikasi yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal AHU melalui jejaring internet dimana notaris hanya menginput data yang dibutuhkan ke dalam aplikasi yang telah tersedia tersebut. Demikian pula halnya dengan pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik, notaris melakukan penginputan data yang diminta oleh aplikasi pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal AHU dan kemudian telah aplikasi diisi dengan lengkap lalu dilakukan pengiriman data melalui jejaring internet dengan menekan tombol enter pada komputer notaris tersebut.

2. Peran notaris terhadap pendaftaran objek jaminan fidusia secara online yaitu Sesuai dengan undang-undang jaminan fidusia pembebanan suatu benda atas jaminan fidusia dibuat dengan akta notaris dalam bahasa indonesia sebagaimana diatur dalam pasal 5 ayat 1 undang-undang jaminan fidusia, jadi dalam hal ini notaris berperan untuk membuat akta jaminan fidusia agar suatu tindakan yang membawa akibat hukum yang sangat luas bagi para pihak dapat terlindungi. Peran selanjutnya adalah notaris harus mendaftarkan akta jaminan fidusia tersebut secara online melalui akses layanan ahu online dengan username dan password yang dimiliki oleh notaris, kemudian notaris harus menginput data dengan benar di karenakan menurut peraturan pemerintah republik indonesia nomor 21 tahun 2015 jangka waktu pendaftaran objek jaminan fidusia selama 30 hari sejak di tandatangani akta jaminan fidusia, dan telah membayar biaya pendaftaran

7 Pasal 6 Undang-Undang Jaminan Fidusia Nomor 42 Tahun 1999. 8

(12)

jaminan fidusia serta mencetak sertifikat jaminan fidusia.

3. Akibat hukum pendaftaran objek jaminan fidusia yang terlambat didaftar dalam sistem online adalah tidak mempunyai status sebagai kreditur yang didahulukan (preference) terhadap kreditur lainnya sehingga terjadi perubahan status dari kreditur prefecence menjadi kreditur konkuren. Akibat lain dari jamian fidusia yang tidak terdaftar dalam system online yaitu: a. Tidak memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi para

pihak yang berkepentingan. b. Tidak memenuhi asas publisitas

c. Pihak penerima jaminan fidusia tidak mempunyai sertifikat jaminan fidusia yang mana dapat digunakan untuk mengeksekusi benda jaminan fidusia.

B.Saran

1. Diharapkan kepada Direktorat Jenderal AHU dapat lebih menyempurnakan kembali sistem aplikasi ahu online khususnya pendaftaran jaminan fidusia secara elektronik serta memberikan informasi dan penyuluhan kepada para pihak yang terkait

2. Hendaknya dibuat suatu ketentuan yang mengatur tentang tata cara dan pertanggungjawaban pelaksanaan pendaftaran akta jaminan fidusia secara elektronik dengan menguat sanksi yang tegas terhadap para notaris yang tidak mengikuti ketentuan dan tata cara pendaftaran akta jaminan fidusia secara elektronik tersebut, sehingga diharapkan bahwa otensitas akta jaminan fidusia yang dibuat oleh notaris sesuai dengan ketentuan tata cara pembuatan akta autentik notaris yang dapat dipertanggungjawabkan otensitasnya sebagai akta autentik. Oleh karena itu diharapkan kepada notaris selaku kuasa dari penerima fidusia untuk menerapkan prinsip kehati-hatian pada saat pendaftaran objek jaminan fidusia.

3. Kepada kreditur disarankan agar segera mendaftarkan jaminan fidusia pada Kantor Pendaftaran Fidusia setelah diadakan perjanjian kredit. Dengan demikian, kreditur dapat segera melakukan pengeksekusian benda dalam hal ada debitur wanprestasi, serta sebagai informasi yang jelas terhadap pihak ketiga mengenai status benda yang dikuasai oleh debitur tersebut merupakan

(13)

jaminan hutang, demi terwujudnya kepastian hukum bagi kreditur (penerima fidusia dalam pemberian kredit dengan jaminan fidusia

V.Daftar Pustaka A.Buku

Harahap,M. Yahya, Hukum Acara Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 2012. Kountur, Ronny, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi Dan Tesis.

PPM, Jakarta, 2003.

Prasodjo Radnawati W, Pokok-pokok Undang-Undang No. 42 Tahun 1999

tentang JaminanFidusia, Liberty, Yogyakarta, 2005.

Sinamo, Nomensen, Metode Penelitian Hukum dalam Teori dan Praktek, Bumi Intitama Sejahtera, 2010.

Usman, Rachmadi, Aspek-Aspek Hukum Perbankan Di Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001.

________________, Hukum Jaminan Keperdataan, Cetakan II, Sinar Grafika, Jakarta, 2009.

________________, Hukum Kebendaan, Sinar grafika, Jakarta, 2011

B.Peraturan Perundang-Undangan

Undang-UndangNomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

C.Internet

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt555a9a3744b97/pembaruan-

pendaftaran-jaminan-fidusia-dan-implikasinya-bagi-akses-terhadap-pembiayaan-indonesia-broleh--aria-suyudi--sh--llm-, diakses pada tanggal 29 September 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Isah Nurdianah, menyatakan bahwa skripsi dengan judul: “Analisis Pengaruh Inovasi Produk, Lokasi Usaha Dan Orientasi Pasar

Pengajuan serta pembayaran klaim asuransi kecelakaan lalu lintas jalan raya oleh korban atau ahli waris korban terhadap Jasa Raharja mengacuh kepada Undang-undang Nomor

Mitra dalam pelaksanaan pengabdian ini UMKM Kemplang Krupuk Ikan Gabus Mang Arsyad dan UMKM Pempek Kemplang Krupuk Nona yang berlokasi di lorong jayalaksana kelurahan 3-4

Sedangkan menyangkut aparatur hukum adalah Sumber Daya Manusia yang merupakan salah satu permasalahan dalam penerapan dan penegakan hukum di Mahkamah Syar’iyah.. Hal mana

Guru menggerakkan pion kekotak berikutnya dijalur papan ular tangga sesuai jumlah angka pada dadu, kemudian menyebutkan gambar yang ada pada jalur papan ular tangga dimana pion

Fungi endofit yang tumbuh diamati secara makroskopis (tipe koloni, sifat permukaan koloni, warna koloni) dan ri Pemurnian dilakukan sebanyak 4 kali hingga didapatkan

Tesis ini mengkaji mengenai Pendaftaran jaminan fidusia yang merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh Penerima fidusia sebagai bentuk dari kepastian hukum yang akan

Pada grafika komputer, gambar dua dimensi dihasilkan komputer melalui proses yang dapat dianalogikan dengan proses pembentukan gambar pada sistem kamera, mikroskop,