• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Lingkungan Belajar di Sekolah dalam Mengembangkan Daya Eksploratif, Kreatif dan Integral Peserta Didik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Manajemen Lingkungan Belajar di Sekolah dalam Mengembangkan Daya Eksploratif, Kreatif dan Integral Peserta Didik"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

52

Manajemen Lingkungan Belajar dalam Mengembangkan Daya

Eksploratif, Kreatif dan Integral Peserta Didik

Elisabet Sri Widayanti

Yayasan Seraphine Bakti Utama elisawidayanti001@gmail.com

Abstrak: Sebuah sekolah memerlukan manajemen lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan belajar fisik dan non fisik/ sosial terintegrasi dalam proses pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan, Kalitirto, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan kredibilitas dengan triangulasi. Analisis data penelitian deskripsi menggunakan model Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SD Kanisius Eksperimental Mangunan memiliki manajemen lingkungan belajar yang lengkap dan terintegrasi dalam proses pembelajaran, penanaman nilai budaya dan pembentukan karakter. Sekolah Kanisius Eksperimental Mangunan sebagai sekolah inklusi dapat menjadi acuan dan referensi bagi sekolah lain dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik.

Kata kunci: Manajemen, Lingkungan Belajar, Eksploratif, Kreatif, Integral Abstract: A school requires management of learning environment that supports the learning process in developing the exploration, creative and integral power of students. The learning environment consists of the physical and non physical/ social learning environment integrated in the learning process in the classroom and outside the classroom.This study aims to determine the management of learning environment in schools in developing the exploration, creative and integral power of students in Kanisius Eksperimental Elementary School Mangunan, Kalitirto, Sleman, and Yogyakarta. This research is a qualitative research, data collection technique was done by interview, observation and documentation study. Credibility of the data done by triangulation. Analysis of description research data using the Miles and Huberman models. The results show that Kanisius Eksperimental Elementary School Mangunan has a complete and integrated management of learning environments in the learning process, planting cultural values and character building. Kanisius Experimental Elementary School Mangunan as an inclusive school can be a reference for other schools in developing the exploration, creative and integral power of students.

Keywords: Management, Learning Environment, Exploration, Creative, Integral

Pendahuluan

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap orang dalam proses berkembang menjadi lebih baik. Pada era globalisasi perkembangkan ilmu dan teknologi semakin maju, alat komunikasi

(2)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

53

semakin cepat, persaingan begitu ketat. Mereka yang tetap eksis adalah mereka yang kuat yang mampu beradaptasi secara cepat sedangkan mereka yang tidak mampu akan ditinggalkan. Indonesia sebagai negara yang kaya, makmur, dengan kehidupan masyarakat yang plural, beragam budaya, kekayaan alam, adat istiadat yang belum terkelola dengan baik, bisa tergerus dengan masuknya budaya dari luar. Di sisi lain, kemiskinan masih banyak dijumpai untuk daerah-daerah tertinggal bahkan di pinggiran kota besar. Dalam situasi demikian, dibutuhkan warga negara yang tangguh, yang mampu mengolah sumber daya alam dan kekayaan negara demi kesejahteraan bagi seluruh warga Indonesia secara merata. Sebagai akar dan kekuatan vital adalah bidang pendidikan.

Romo Mangunwijaya Pr sejak tahun 1990-an menggagas pendidikan secara khusus bagi peserta didik dari lapisan masyarakat keluarga miskin supaya mereka tetap dapat bertahan hidup. Romo Mangunwijaya Pr, selaku Ketua Yayasan Dinamika Edukasi Dasar (DED), bekerja sama dengan Kelompok Kompas-Gramedia dan Yayasan Kanisius pada tahun 1994-2003. Proyek eksperimen dilaksanakan untuk mengembangkan metode eksperimen yang sesuai dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) di SD Kanisius Eksperimental Mangunan.

SD Kanisius Eksperimental Mangunan secara resmi diakui oleh pemerintah berdiri pada tanggal 27 Agustus 1993. Kurikulum yang digunkan sebagai dasar pembelajaran adalah kurikulum 1994 dengan Program Pendidikan Dasar 9 (sembilan) tahun sesuai tuntutan pendidikan dasar di Indonesia. Program pembelajaran di sekolah tersebut mengacu pada kurikulum Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dengan metodologi eksperimen untuk pengembangan materinya. SD Kanisius Eksperimental Mangunan sangat memperhatikan situasi dan kebutuhan masyarakat sekitar supaya setelah 9 (sembilan) tahun belajar, peserta didik menjadi mandiri. Oleh karena itu, muatan lokal yang diselenggarakan sekolah meliputi bidang kebahasaan, pariwisata dan keterampilan praktis. Rasa cinta tanah air dan bangsa ditumbuhkan melalui pembelajaran dan interaksi langsung dengan masyarakat sekitar. Sikap yang dikembangkan adalah sikap saling menghormati, dan keramahtamahan sebagai bentuk nyata penghayatan nilai-nilai Pancasila.

SD Kanisius Eksperimental Mangunan dibangun dengan bangunan yang sangat sederhana, berada di pinggir desa, dekat rel kereta api, di bawah jalur penerbangan, situasi kampung sangat kental. Bila hujan halaman sangat becek sedangkan bila musim kemarau sangat berdebu. Sekolah tidak memiliki pagar, dan tidak ada seragam identits sekolah bagi peserta didiknya. Dengan situasi demikian peserta didik tetap semangat, tekun dan gembira, akrab dan dekat sebagai saudara.

Berdasarkan pengamatan di SD Kanisius Eksperimental Mangunan ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang manajemen lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik.

Metode Penelitian

Desain penelitian dilakukan dengan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan suatu kejadian. Menurut Sugiyono (2016:347) metode penelitian deskriptif kualtatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

generalisasi. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui peran lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Eksperimental Mangunan, Jalan Jogja-Solo Km. 12 Mangunan, Kalitirto, Berbah, Sleman, DIY.

(3)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

54

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus–November 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan kredibilitas dengan triangulasi teknik, sumber dan waktu. Analisis data penelitian deskripsi menggunakan model Miles and Huberman.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Lingkungan belajar di sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik/sosial dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan terintegrasi dengan pembelajaran. Seluruh lingkungan belajar fisik dan non fisik di SD Kanisius Eksperimental Mangunan dapat digunakan sebagai alat/sarana sekaligus sumber belajar yang menyenangkan. Manajemen lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan sangat baik tertata mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolannya.

SD Kanisius Eksperimental Mangunan merancang lingkungan belajar berdasarkan konsep sekolah sebagai miniatur kehidupan masyarakat kampung maka sering disebut sebagai sekolah kampung. Hal ini dimaksudkan agar akar peradaban keluarga dalam masyarakat tidak tercabut pada diri peserta didik. Suasana kampung yang kental dengan peradaban nilai-nilai budaya lokal sebagai media belajar mengenal kehidupan tradisional Jawa. Lingkungan belajara secara fisik meliputi kelas-kelas berupa rumah-rumah kecil berbentuk limasan dan joglo. Dinding rumah sebagai papan pajang dan media pembelajaran. Lantai tidak permanen memberikan gerak hidup bagi hewan di tanah. Selain ruang kelas ada perpustakaan, ruang guru, ruang kepala sekolah, ruang TU, UKS, laboratorium IT, benkel karya, ruang musik, kelas apung konsep kapal, ruang audiovisual, pendopo, kandhang, outbond mini, kebun, kolam, lapangan olahraga, tempat parkir. Di sekitar rumah ada taman dan beberapa pohon perindang. Proses pembelajaran dirancang berbasis kebudayaan secara nyata dengan hidup bersama dan berinteraksi secara langsung dalam masyarakat desa. Pembiasaan nilai-nilai budaya sekolah masuk dalam proses belajar mengajar agar terjadi proses internalisasi nilai untuk peserta didik yang pada akhirnya menjadi dasar dan pola, sikap dan perilaku peserta didik. Dengan konsep sekolah kampung, sekolah mampu mewadahi proses transfer nilai, budaya, etika, etiket yang akhirnya menjadi gaya hidup peserta didik. SD Kanisius Eksperimental Mangunan juga menerapkan kekhasan sekolah dari hasil eksperimentasi Romo Mangunwijaya Pr. Pembelajaran khas meliputi pembiasaan membaca buku bagus, komunikasi iman, musik pendidikan, majalah meja dan kotak pertanyaan.

Lingkungan non fisik meliputi pendampingan peserta didik dengan menerapkan pola asuh untuk mengembangkan sikap solidaritas, ajrih asih, sekolah sebagai firdaus kecil dengan lingkungan yang aman, nyaman dan ramah dengan lingkungan. Pengenalan lingkungan non fisik/sosial peserta didik dengan membangun relasi mulai dari mengenal diri masing-masing untuk menumbuhkan identitas diri yang kuat, terbuka membangun relasi dengan orang lain, antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, guru dengan orang tua dan sebaliknya. Relasi sosial yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung dapat saling mempengaruhi dalam pembentukan karakter.

Metode pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral ditandai dengan peserta didik aktif dalam pembelajaran, berani melakukan eksplorasi baik terhadap dirinya yaitu yang berkaitan dengan motivasi, bakat kemampuannya dan mengekplorasi lingkungan sekitarnya dengan semangat berani bertanya, berpikir, mencari sesuatu yang baru, mengamati, eksperimen, mencari, menyelidik, meneliti dan mengumpulkan fakta/data. Daya kreatif ditumbuhkembangkan bersama daya eksploratif, dengan cara berani

(4)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

55

mencari jalan baru, tidak terpaku pada pola atau jalan yang sudah ada, tidak mudah menyerah atau putus asa, dinamis, berpengharapan. Sedangkan daya integral sebagai daya kemampuan yang utuh melalui keterbukaan dan keberanian merangkai adanya berbagai macam perbedaan (Mangunwijaya, 2004).

Pembiasaan penanaman nilai membutuhkan konsistensi dan pengontrolan secara rutin. Kontrol terhadap peserta didik dilakukan setiap hari sebelum jam terakhir dengan cara membuat refleksi. Guru dan karyawan melakukan refleksi setiap hari setelah akhir pelajaran, refleksi mingguan, bulanan dan semesteran melalui forum guru, diskusi dan rapat sekolah.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peneliti dapat membuat kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan dibangun dengan konsep kampung sekolah. Pembelajaran berdasarkan Kurikulum 2013 dengan metode eksperimen dan kurikulum pembelajaran khas sekolah. Proses pembelajaran lebih menekankan pada penanaman nilai budaya sekolah dan pembentukan karakter peserta didik.

2. Pengorganisasian lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan dilakukan dengan membangun kerjasama antara sekolah dan orang tua peserta didik. Peran guru dalam kelas sebagai fasilitator diterima peserta didik sebagai orang tua, teman, kakak, adik dan sahabat. Kerjasama guru dan orang tua dibangun melalui paguyuban kelas, home visit dan parenting. Guru kelas bekerja sama dengan guru mata pelajaran dan guru ekstrakurikuler dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas.

3. Pelaksanaan lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan dilakukan dengan membangun lingkungan sekolah sebagai media belajar. Lingkungan belajar di sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan non fisik/sosial untuk mendukung proses pembelajaran secara integral. Lingkungan belajar secara fisik di SD Kanisius Eksperimental Mangunan sangat luas dan lengkap, antara lain: ruang kelas, ruang guru, ruang pertemuan, perpustakaan, laboratorium TIK, ruang audio visual, ruang bengkel, ruang musik, kantin,

kandhang. Lingkungan non fisik/sosial dibangun melalui proses pembelajaran dan relasi yang baik antara peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan guru, guru dengan orang tua.

4. Pengontrolan lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik SD Kanisius Eksperimental Mangunan secara fisik dilakukan oleh seluruh warga sekolah, yaitu peserta didik, guru dan karyawan. Pengontrolan secara non fisik/sosial dilakukan dengan literasi emosi, refleksi di akhir pelajaran bagi peserta didik. Sedangkan pengontrolan guru dalam melaksanakan tugas melalui refleksi harian, mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. Pengontrolan pembelajaran di kelas dilakukan oleh Kepala sekolah dengan observasi pembelajaran dan observasi pola asuh.

(5)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

56

Saran

Penelitian mengenai manajemen lingkungan belajar di sekolah dalam mengembangkan daya eksploratif, kreatif dan integral peserta didik merupakan sebagian kecil dari penelitian untuk penanaman nilai budaya sekolah dan pembentukan karakter peserta didik. Peneliti lain dapat melengkapi penelitian ini dengan fokus penelitian pada manajemen pembentukkan karakter, manajemen kepala sekolah, kinerja guru sebagai pelaku utama dalam pendidikan, prestasi akademik dan non akademik pesert didik.

Daftar Pustaka

Ari, R., Puspitasari, F., & Deny, C. (2018). Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Dalam Topik KPK di Kelas IV SD Eksperimental Mangunan. Prosiding seminar nasional etnomatnesia, 785-788.

Artana, I. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Kreatif Dan Penguasaan Konsep Ipa Kelas V SD Gugus VIII Kecamatan Abang. e- Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha 5 1-11

B Lena Nuryanti S.Mahri J. (2010). Model pendidikan pengembangan kecakapan. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education (November) 8-10

Dewantara, KH. (2009). Menuju Manusia Merdeka. Yogyakarta: Leutika.

Fatima, Fajar Dwi N.A. (2017). Panduan Praktis Evaluasi Kinerja Karyawan. Yogyakarta: Quadrant.

Indrawan, I., (2016). Mengoptimalkan Proses Pembelajaran PAI Melalui Media Lingkungan.

Jurnal Al-Afkar. 320(1)

Mangunwijaya. (2004). Pendidikan Pemerdekaan: Catatan Separuh Perjalanan SDK Eksperimental Mangunan. Yogyakarta: PT. Bayu Indra Grafika.

Martinis. (2011). Lingkungan Belajar Berkualitas. Artikel. Diambil pada tanggal 15 Agustus 2018, dari https://martinis1960.wordpress.com/ 2011/02/04/lingkungan-belajar-berkualitas/

Mulyana, R. (2009). Penanaman etika lingkungan melalui sekolah perduli dan berbudaya lingkungan. Jurnal Tabularasa 6(2) 175-180.

Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

(6)

Volume 2 No. 1 Februari 2019 p-ISSN: 2622-772X e-ISSN: 2622-3694

Media Manajemen Pendidikan © 2018 http://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/mmp

57

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas atas PP Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Sri Wuryastuti. (2008). Inovasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar 9 (April) 2.

Sugiyono. (2016). Metodologi penelitian manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ulfah, M. (2013). Pengembangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif Dan Menyenangkan (Paikem) Di Sekolah Taman Kanak-Kanak Fullday. PAWIYATAN (Vol 20, No 2.

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan informasi penting tentang peran paklobutrazol dalam mengurangi rebah pada tanaman padi hitam sehingga dapat diaplikasikan dilapangan untuk padi lokal lainnya, khususnya

Di Madrasah Tsanawiyah Ar-Ridho ada beberapa hari dimana siswa akan disuguhi film-film yang menggunakan bahasa arab, hal tersebut dilakukan agar para siwa menemukan

Kita juga sering menemukan kata “Ground Operation”, Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground Operation” maupun “Airport Service”, pada dasarnya

Keterampilan menulis karangan argumentasi siswa kelas X-3 SMA Negeri 2 Temanggung masih belum mencapai hasil yang maksimal. Hal ini terjadi karena adanya beberapa

Choose a skin from the css/skins folder instead of downloading all of them to reduce

Populasi merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan objek penelitian dalam penelitian dan dengan menentukan populasi maka peneliti akan mampu melakukan pengolahan data

Konsep dagang yang diajarkan oleh Rasulullah ialah apa yang disebut v alue dri v en , yang artinya menjaga,mempertahankan, menarik nilai- nilai pelanggan. V alue dri v en juga

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: ”untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas V pokok bahasan jasa dan