• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Kadmium dan Beberapa Parameter Kunci pada Air Lindi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Tahun 2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kadar Kadmium dan Beberapa Parameter Kunci pada Air Lindi di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang Tahun 2018"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Latar belakang. Sampah yang menumpuk di tempat pembuangan akhir dapat mengakibatkan tercemarnya lingkungan dan berisiko terhadap kesehatan penduduk setempat. Salah satu penyebab tercemarnya adalah air lindi. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mengolah air lindi di Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Metode. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui efisiensi pengolahan air lindi serta mengetahui kadar kadmium dan beberapa parameter lainnya. Penelitian dilakukan dengan pengambilan sampel pada inlet, outlet dan air permukaan pada hari berbeda. Penelitian ini juga ditambah data pengukuran yang dilakukan TPST Bantar Gebang. Hasil yang diperoleh dianalisis dengan baku mutu di Indonesia. Hasil. Pada penelitian menunjukkan kadar kadmium, suhu, pH, TSS, TDS, BOD dan COD pada outlet tidak melebihi baku mutu. Namun pada air permukaan kadar BOD dan COD tinggi. Tingkat efektivitas pada hari senin, TDS 87,76%; TSS 82,58%; BOD 98,28%; COD 98,24%. Pada hari rabu, TDS 77,84%; TSS 78,02%; BOD 95,61%; COD 95,92%. Pada hari jumat, TDS 85,47%; TSS 78,7%; BOD 97,43%; COD 97,58%. Hasil pengukuran Bantar Gebang yang dilakukan pada September 2017 pada IPAS 1, IPAS 2 dan IPAS 3, menunjukkan ada beberapa parameter yang kadar outletnya lebih tinggi dibandingkan inlet, dan pada Oktober 2017 pada hulu, tengah dan hilir sungai Asem dan sungai Ciketing, menunjukkan pada hulu dan hilir, parameter yang diukur kadarnya tinggi. Hasil pengukuran Bantar Gebang yang dilakukan pada September 2017 pada air sumur masyarakat, pada beberapa titik sampel, kadar TDS dan coliform tinggi. Kesimpulan. Pengolahan air lindi dil-akukan menggunakan bak ekualisasi, bak fakultatif, bak aerasi, polishing pond, bak pengendap, bak pengolahan kimia dan biologi, kolam lumpur dan sand filter.

Kata Kunci: Air lindi, Air Permukaan, Kadmium, TPST Bantar Gebang Artikel dikirim: Agustus, 2018 Artikel diterima: Desember, 2018 Artikel dipublikasi: Februari, 2020

Abstrak

Analisis Kadar Kadmium dan Beberapa Parameter

Kunci pada Air Lindi di Tempat Pengolahan Sampah

Terpadu (TPST) Bantar Gebang Tahun 2018

Inas Fad hilah1, Laila Fitria1 , * )

1Dep a rte me n K es eh a tan Li n g ku n g an , Fa ku lt as K es eh atan M a s yar a ka t Un i v ers it as In d o n esi a, Dep o k, 1 4 2 1 6 1 * )Co r re sp o n d in g Au th o r: l fitria 0 4 1 1 @g ma il. co m

Background. Waste which accumulates in landfills can lead to contamination of the environ-ment and risk to the health of the local population. One cause of contamination is leachate. Integrated Waste Treatment Plant (TPST) Bantar Gebang treated leachate water in Waste Water Management Site (IPAS). Method. This research was conducted to know leachate water treatment efficiency and to know cadmium content and some key parameters. This study was conducted by sampling on inlet, outlet and surface water on different days. This study also added measurement data conducted by Bantar Gebang. The results were analyzed and compared to the regulatory standards in Indonesia. Result. The results showed cadmium, temperature, pH, TSS, TDS, BOD and COD at outlets do not exceed the quality standard. However, in surface water whose high of BOD and COD. The effectiveness level on Monday, TDS 87.76%; TSS 82.58%; BOD 98.28%; COD 98.24%. Effectiveness level on Wednesday, TDS 77.84%; TSS 78.02%; BOD 95.61%; COD 95.92%. Effectiveness level on Friday, TDS 85.47%; TSS 78.7%; BOD 97.43%; COD 97.58%. The results of Bantar Gebang measurement in September 2017 on IPAS 1, IPAS 2 and IPAS 3, indicate that there are some parameters whose outlet content is higher than inlet. The results of Bantar Gebang measurement in October 2017 on upstream, middle and downstream of Asem and Ciketing rivers show upstream and downstream, measured parameters are high. The results of Bantar Gebang measurement in September 2017 on community clean water, at some sample points, TDS and coliform levels are high. Conclusion. Leachate treatment is using equalization basin, facultative basin, aeration basin, polishing pond, sedimentation basin, chemical and biological treatment basin, mud pool and sand filter.

Keywords: Cadmium , Leachate, Surface Water, TPST Bantar Gebang

Abstract

(2)

Kadmium adalah logam yang banyak dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Kadmium digunakan pada baterai, pigmen atau pewarna, pelapis dan plating, stabilizer untuk plastik, campuran logam, dan perangkat fotovoltaik. Di sisi lain, pajanan kadmium dapat menimbulkan efek merugikan bagi kesehatan manusia. Kadmium bersifat toksik, efek toksisitas akibat pajanan kadmium pada manusia meliputi kerusakan tubulus

ginjal, kerusakan glomerulus, penurunan

mineralisasi tulang, peningkatan risiko patah tulang, penurunan fungsi paru-paru, dan emfisema (ATSDR, 2012).

Sampah-sampah elektronik (electronic waste) atau biasa disingkat e-waste yang tercampur dengan sampah lainnya pada TPA akan menjadi penyumbang toksik khususnya toksik logam. Logam yang terkandung pada sampah elektronik seperti kabel, baterai dan lain sebagainya dapat membahayakan manusia. Pada pemulung yang memilah sampah dapat terkena langsung sedangkan pada masyarakat umum, salah satu potensi bahayanya dari air rembesan sampah, karena air tersebut berpotensi mengandung logam berat, salah satunya kadmium.

Penelitian terdahulu memperlihatkan bahwa kadar kadmium dalam air sumur masyarakat yang tinggal di sekitar TPA sampah Desa Namo Bintang, Deli Serdang, sebesar 0,0079 mg/l. Hal ini menunjukkan kadar kadmium dalam air sumur masyarakat sudah melewati nilai batas normal kadmium dalam air sumur yaitu 0,005 mg/l (Ashar, 2016). Dari penelitian tersebut juga diperoleh informasi bahwa sebagian dari masyarakat Desa Namo Bintang memiliki densitas mineal tulang rata

-rata -2,439 yang berarti kepadatan tulangnya sudah termasuk pada kategori osteopenia dan berisiko menuju osteoporosis. Nilai densitas tulang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti umur, kebiasaan merokok, IMT, aktivitas olahraga, konsumsi alkohol, dan pola konsumsi makanan tinggi kalsium (Ginting, 2017). Didapatkan pula informasi kadar kadmium dalam urin masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Namo Bintang rata-rata 0,00348 mg/l yang menunjukkan sudah melewati nilai batas normal kadmium dalam urin yaitu 0,000185 mg/l (Ashar, 2016). Masih terkait dengan kondisi di lokasi yang sama, penelitian lainnya memperlihatkan tingkat risiko pajanan kadmium pada air minum dengan asupan rata-rata dan minimum pada pajanan realtime maupun lifespan

Pendahuluan

dapat berisiko atau tidak aman (RQ<1) bagi

masyarakat di sekitar TPA Namo Bintang (Delyna, 2017)

Air lindi dapat mengandung zat berbahaya jika berasal dari sampah yang tercampur dengan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Jika tidak diolah secara khusus, air lindi dapat mencemari sumur atau air tanah, air sungai, hingga air laut dan menyebabkan kematian biota atau makhluk hidup laut (Sedigul, 2011). Baterai bekas untuk senter, kamera, sepatu menyala, dan jam tangan mengandung merkuri dan kadmium (Cd), B3 tersebut berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal dan dapat meresap ke sumur penduduk, jika di buang di sembarang tempat (Arifin, 2011). Air rembesan sampah yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak terhadap jangka pendek dan panjang

terhadap manusia dan lingkungan serta

mempengaruhi kualitas air tanah di sekitarnya (Arbain, 2011).

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan wawancara kepada pengelola air lindi di TPST Bantar Gebang, untuk mengetahui proses pengolahan air lindi di IPAS. Penelitian ini membandingkan kualitas air lindi pada

inlet atau sebelum pengolahan dan pada outlet atau

setelah pengolahan serta di aliran sungai masyarakat. Kualitas air lindi diukur dengan menguji kadar kadmium (Cd), suhu, pH, TDS, TSS, BOD dan COD sebelum dan setelah diolah di IPAS serta di air permukaan. Penelitian ini dilakukan di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Bantar Gebang yang beralamat di Kelurahan Ciketing Udik, Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat 17153. Periode penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai April 2018.

Penelitian ini tidak mengambil manusia sebagai subyek penelitian utama, sehingga tidak diuraikan mengenai populasi dan sampel manusia. Pada penelitian ini akan dilakukan pengambilan sampel, yaitu sampel air lindi yang dihasilkan tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantar Gebang. Sampel penelitian diambil tiga titik yakni inlet (sebelum proses pengolahan), outlet (setelah proses pengolahan) dan air permukaan. Penelitian ini dil-akukan dengan grab sampling yakni teknik sampling dengan cara mengambil sampel pada suatu waktu dan tempat tertentu. Penelitian ini juga dilakukan

(3)

yang terbuat dari geomembran (karpet campuran plastik HDPE yang konstruksi luarnya terbuat dari beton) kemudian dialirkan menggunakan pipa ke IPAS (Gambar 1). Setiap 24 jam sekali air dialirkan ke kolam ekualisasi 1 untuk menjalani proses penyeragaman konsentrasi dan penghilangan amoniak.

Pada kolam ekualisasi, amoniak (NH4+) akan berubah menjadi nitrat (NO3). Kolam ini berfungsi

sebagai kolam pengumpul sementara air-air sampah yang berasal dari sampah yang dikumpulkan pada saluran air sampah. Air sampah bersifat tidak homogen karena campuran sampah yang banyak mengandung berbagai pencemar seperti logam, sampah organik, dan zat kimia lain. Pada kolam ini, campuran air sampah tersebut dihomogenkan. Setelah itu, air dialirkan lagi ke dalam kolam ekualisasi 2. Pada kolam ekualisasi 2 digunakan lebih banyak diffuser dibandingkan dengan kolam ekualisasi 1 agar penyebaran oksigen lebih merata. Desain kolam memiliki panjang 20 meter, lebar 15 meter, dan kedalaman 40 meter.

Air kemudian dialirkan ke dalam kolam fakultatif. Pada kolam fakultatif terjadi proses pengolahan untuk menurunkan kadar BOD dan COD secara biologis oleh mikroorganisme dan algae di dasar kolam. Setelah itu, air lindi yang mengandung bakteri

anaerob dipompa ke Rotating Biological

Denitrification (RBD). Di sini terjadi proses

denitrifikasi, yaitu berubahnya NO3 menjadi NO2

kemudian menjadi N2. Pada proses ini, biasanya

untuk mengetahui proses pengolahan air lindi di instalasi pengolahan air sampah TPST Bantar Gebang, maka dari itu dilakukan wawancara dengan petugas atau pengelola air lindi di TPST Bantar Gebang.

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diambil melalui sampel air lindi di bagian inlet dan outlet pada hari yang berbeda, yang kemudian dilakukan uji Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). Data sekunder di-peroleh dari kantor TPST Bantar Gebang, data ter-sebut mengenai pengolahan limbah dan sampah di instalasi pengolahan sampah TPST Bantar Gebang serta profil TPST Bantar Gebang. Data sekunder lainnya adalah data inlet dan outlet air lindi di IPAS 1, IPAS 2 dan IPAS 3 pada September 2017; data kualitas upstream (hulu), midstream (tengah),

down-stream (hilir) sungai Asem dan sungai Ciketing pada

September 2017; data kualitas air sumur penduduk di sekitar TPST pada September 2017.

Penelitian yang telah dilaksanakan ini sudah melalui prosedur kaji etik dan disetujui untuk dil-aksanakan oleh Komisi Ahli Riset dan Etik Riset Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indone-sia, yang dinyatakan dalam Surat Keterangan Lolos Kaji Etik dengan nomor surat: 62/UN2.F10/ PPM.00.02/2018.

Hasil

Air lindi dari sanitary landfill tertahan di atas liner

(4)

kolam ini dengan menggunakan pompa dimana kolam ini telah berisi limbah yang aman dibuang ke lingkungan. Parameternya adalah ikan-ikan dapat hidup di kolam tersebut, seperti ikan lele dan mujair. Air dari outlet akan dibuang langsung ke badan air dan sebagian digunakan untuk menyiram tanaman yang ada di dalam kawasan IPAS. Pada akhir pengolahan warna air masih berwarna coklat namun kandungan bahan di dalam air sudah berubah dan sifatnya sudah tidak lagi berbahaya untuk lingkungan. Menurut PP No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, air yang dihasilkan dari instalasi pengolahan air sampah ini termasuk dalam kelas 4 yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman (Farida et al, 2014).

Pengambilan sampel inlet, outlet dan air per-mukaan dilakukan pada tanggal 2,4, dan 6 April 2018 (Tabel 1). Keadaan cuaca cerah dari dua hari sebelumnya pada saat pengambilan sampel hari Senin, 2 April 2018. Pada saat pengambilan sampel hari Rabu, 4 April 2018 cuaca cerah namun sehari sebelumnya hujan. Pada saat pengambilan sampel hari Jumat, 6 April 2018 malam sebelumnya hujan, dini hari gerimis namun saat mengambil sampel cuaca lumayan cerah. Kondisi TDS, TSS, BOD, COD dan kadmium pada hari Senin cenderung lebih tinggi dibandingkan hari Rabu dan Jumat. Kondisi parameter yang diuji pada outlet tidak melampaui baku mutu. Kondisi parameter BOD dan COD pada air permukaan melampaui baku mutu (Tabel 2). terjadi penurunan pH. Karena itulah air kemudian

dialirkan secara gravitasi ke kolam aerasi untuk distabilkan pHnya dengan cara aerasi (penambahan oksigen). Di kolam aerasi terlihat banyaknya buih dipermukaan air. Adanya buih menunjukkan bahwa air lindi dijenuhkan dengan oksigen yang dapat menangkap kotoran dan bau dari air lindi.

Air lindi ini kemudian dialirkan ke suatu tangki kimia untuk menjalani proses kimia. Proses kimia dilakukan dengan penambahan koagulan alumunium sulfat dan polimer anionik. Dari proses kimia ini akan dihasilkan flok yang mengendap menjadi lumpur. Lumpur akan dialirkan ke kolam lumpur (Rectangular

Clarifier) yang berfungsi sebagai tempat

pengendapan hasil proses kimia di atas dimana terjadi flok-flok yang membentuk lumpur. Lumpur yang terbentuk akan diolah dengan cara dijemur sampai kering lalu dimasukkan ke dalam karung untuk kemudian digunakan lagi untuk tanah penutup pada landfill setiap 6 bulan sekali. Sedangkan air dialirkan ke polishing pond atau kolam netralisasi untuk penstabilan pH dengan penyemprotan NaOH dengan debit yang sangat kecil agar tidak terjadi turbulensi aliran karena pada kolam ini juga terjadi proses pengendapan. Air yang keluar dari polishing

pond masuk ke kolam clean water atau bak

pengendap untuk diendapkan kembali. Air dari bak pengendap akan masuk ke tangki pengolahan biologi, setelah itu dilakukan penyaringan di sand

filter. Proses terakhir ditampung di outlet dan bisa

dibuang ke badan air. Limbah dialirkan menuju

Parameter

Hasil Pemeriksaan

Baku mutu

Senin Rabu Jumat

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

Temperatur 25,6 ºC 27,8 ºC 28,6 ºC 28,0 ºC 26,0 ºC 27,6 ºC 40 ºC pH 8,32 7,65 8,20 7,45 8,30 6,95 6-9 TDS (mg/l) 12000 1467 6364 1410 9853 1432 4000 TSS (mg/l) 132 23 91 20 108 23 100 BOD (mg/l) 2850 49 820 36 1400 36 150 COD (mg/l) 7500 132 2500 102 4000 97 300 Cd (mg/l) 0,0009 Tt tt tt tt tt 0,1

Tabel 1 Kualitas Inlet dan Outlet di IPAS 3

Sumber: Data primer; Keterangan: tt=tidak terdeteksi; baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 59 Tahun 2016, serta Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014

Parameter SeninHasil Pemeriksaan Air PermukaanRabu Jumat Baku mutu

Temperatur 27,6 ºC 27,6 ºC 27,6 ºC ±5ºC dari keadaan alaminya

pH 8,15 7,60 7,90 5-9 TDS (mg/l) 1924 404 1149 2000 TSS (mg/l) 74 40 65 400 BOD (mg/l) 380 60 160 12 COD(mg/l) 619 147 315 100 Cd (mg/l) tt<0,0003 tt<0,0003 tt<0,0003 0,01

Tabel 2 Kualitas Air Permukaan di IPAS 3

(5)

dan hasil uji midstream cenderung lebih besar dibandingkan upstream (Tabel 4).

Sampel air sumur diambil oleh pengelola air lindi Bantar Gebang pada September 2017. Sampel yang diambil adalah air tanah warga, yaitu Air Tanah Pak K di Cikiwul; Air Tanah Pak H di Ciketing; Air Tanah Pak B di Sumur Batu; dan Air Tanah IPAS 3. Parameter yang diuji oleh Bantar Gebang ada 23, parameter TSS, BOD dan COD tidak diuji, peneliti memasukkan 4 parameter yang disesuaikan dengan bahasan peneliti yaitu: suhu, ph, TDS, Kadmium dan 3 parameter tambahan yaitu kekeruhan, kesadahan dan Bakteri Koli. Parameter suhu, pH, TDS, Kadmium, Kesadahan dan Kekeruhan tergolong aman, tidak melampaui baku mutu. Akan tetapi, TDS pada IPAS 3 tinggi dan Bakteri Koli pada air tanah Pak K, Pak H dan IPAS 3 melebihi baku mutu (Tabel 5). Untuk mengetahui persen hitungan efektivitas air limbah yaitu (Soeparman dan Suparmin, 2001):

Suatu pengolahan dapat dikatakan efektif, jika kadar outlet tidak melampaui baku mutu. Efektivitas IPAL sebesar 95%, memiliki potensi yang besar untuk menurunkan kadar inlet yang tinggi agar tidak Sampel inlet dan outlet IPAS 1, IPAS 2 dan

IPAS 3 diambil oleh pengelola air lindi Bantar Gebang pada 5 September 2017. Parameter yang diuji Bantar oleh Gebang ada 8, yaitu: pH, BOD, COD, TSS, Nitrogen Total (N), Air Raksa (Hg), Kadmium (Cd) dan Koliform. Peneliti memasukkan semua parameter tersebut. Berdasarkan hasil uji laboratorium, pada outlet IPAS 1 parameter pH, COD, TSS, dan Nitrogen melampaui baku mutu. Pada outlet IPAS 2 parameter TSS dan Koliform melampaui baku mutu. Pada outlet IPAS 3 parameter Nitrogen melampaui baku mutu (Tabel 3).

Sampel upstream, midstream dan downstream

sungai Asem dan sungai Ciketing diambil oleh pengelola air lindi Bantar Gebang pada September 2017 di sungai Asem dan sungai Ciketing. Parame-ter yang diuji oleh Bantar Gebang ada 26, namun yang dimasukkan peneliti hanya 7 parameter, yakni parameter yang disesuaikan dengan bahasan peneliti. Pada sungai Asem, di bagian upstream dan

downstream parameter TDS, BOD dan COD

melampaui baku mutu, di bagian midstream

parame-ter BOD dan COD melampaui baku mutu.

Pada sungai Ciketing, di bagian upstream pa-rameter tidak melampaui baku mutu, di bagian

mid-stream dan downstream parameter BOD dan COD

melampaui baku mutu. Bagian downstream cender-ung lebih besar hasil ujinya dibanding midstream

Parameter

Hasil Pemeriksaan

Baku mutu

IPAS 1 IPAS 2 IPAS 3

Inlet Outlet Inlet Outlet Inlet Outlet

PH 8,6 9,4 8,7 7,5 8,4 6,8 6 - 9 BOD (mg/l) 87,75 29,03 62,58 22,32 133,72 36,17 150 COD (mg/l) 3280,4 458,29 3698,49 246,03 3923,62 196,18 300 TSS (mg/l) 1600 204 482 115 279 5 100 N (mg/l) 358 113,4 135,75 30,80 316,4 1720,2 60 Hg (mg/l) 0,0016 0,0025 0,0009 0,0026 0,0013 0,0032 0,005 Cd (mg/l) <0,01 <0,01 <0,001 <0,001 <0,01 <0,01 0,1 Koliform (jml/100 ml) 5000 2200 30000 11000 6000 0 10000

Tabel 3 Kualitas Inlet dan Outlet di IPAS 1, IPAS 2, dan IPAS 3

Sumber: Data Bantar Gebang 2017; Baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 59 Tahun 2016.

Parameter

Hasil Pemeriksaan Air Sungai

Baku mutu

Upstream Midstream Downstream

Asem Ciketing Asem Ciketing Asem Ciketing

Temperatur 23,0ºC 23,4ºC 23,1 ºC 23,4 ºC 23,7ºC 24ºC ±5ºC dari alaminya pH 8,4 8,5 7,1 7,7 8,5 8 5-9 TDS (mg/l) 7670 199 348 587 6730 1470 2000 TSS (mg/l) 148 51 235 144 256 326 400 BOD (mg/l) 91,95 6,27 28,86 44,43 81,88 50,67 12 COD (mg/l) 2610 26,90 264 256 2090 630 100 Cd (mg/l) <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 0,01

Tabel 4 Kualitas Sungai Asem dan Sungai Ciketing

(6)

gubah senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas. Pada pengolahan kimia, terkadang flokulan atau koagulan habis, jadi hanya memakai salah satu saja. Sekitar tiga bulan atau enam bulan sekali, bak-bak di IPAS dibersihkan atau dikuras.

Pada IPAS 2 metode yang digunakan adalah

advanced oxidation process dengan ozon, UV dan

H2O2 sehingga IPAS 2 tidak menghasilkan lumpur. Pengolahan air lindi di IPAS 1 metodenya sama sep-erti IPAS 3, hanya saja baru ada bak pengolahan kimia, jadi belum ada bak pengolahan biologi dan RBD. Kadar BOD dan COD pada inlet baik hari Senin, Rabu dan Jumat diatas baku mutu namun setelah diolah dan ditampung di outlet kadar BOD dan COD tidak melebihi baku mutu Peraturan Men-teri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 59 ta-hun 2016, BOD sebesar 150 mg/L dan COD sebesar 300 mg/L.

Pada air permukaan, air dari outlet bercampur dengan limbah lainnya yang berasal dari industri dan limbah rumah tangga. Sehingga kadar BOD dan COD pada air permukaan tinggi diatas baku mutu. Hal ini menunjukkan perairan cukup tercemar, se-hingga dibutuhkan perhatian dari industri untuk men-golah limbahnya dan dibutuhkan pipa atau saluran khusus untuk limbah rumah tangga yang kemudian dapat diolah kembali untuk dijadikan air bersih untuk mencuci, jadi air limbah tidak langsung dibuang ke badan air.

Kadar TDS dan TSS pada inlet tinggi baik hari Senin, Rabu dan Jumat. Setelah diolah dan masuk ke outlet kadar TDS dan TSS menurun sehingga tid-ak melebihi btid-aku mutu. Pada badan air kadar TDS dan TSS juga masih aman tidak melebihi baku mutu. Parameter pada air lindi dan air permukaan di-pengaruhi juga oleh cuaca seperti curah hujan, saat atau setelah hujan, air lindi dan air permukaan lebih encer, tidak terlalu pekat.

Pada kualitas air lindi di IPAS 1, IPAS 2 dan IPAS 3, data diperoleh dari Bantar Gebang yang di-melampaui baku mutu. Akan tetapi jika kadar inlet

sedang atau tidak terlalu tinggi, maka efektivitas IPAL diatas 70% sudah mencukupi. Jadi, semakin tinggi kadar inlet, efektivitas IPAL dalam mengolah air limbah harus semakin besar. Efektivitas pengolahan TDS air limbah sampah pada hari senin 87,76%; pada hari rabu 77,84% dan pada hari jumat 85,47%. Efektivitas pengolahan TSS pada hari senin 82,58%; pada hari rabu 78,02% dan pada hari jumat 78,7%. Efektivitas pengolahan BOD pada hari senin 98,28%; pada hari rabu 95,61% dan pada hari jumat 97,43%. Efektivitas pengolahan COD pada hari senin 98,24%; pada hari rabu 95,92% dan pada hari jumat 97,58%. Kadar kadmium tidak terdeteksi pada outlet hari senin, rabu dan jumat.

Pada data sekunder, data yang diambil oleh Bantar Gebang pada September 2017, Efektivitas TSS pada IPAS 1 sebesar 87,25%; pada IPAS 2 sebesar 76,14% dan pada IPAS 3 sebesar 98,2%. Efektivitas BOD pada IPAS 1 sebesar 66,92%; pada IPAS 2 sebesar 64,3%; pada IPAS 3 sebesar 72,95%. Efektivitas COD IPAS 1 sebesar 86,03%; IPAS 2 sebesar 93,35% dan IPAS 3 sebesar 95%. Efektivitas pengolahan nitrogen pada IPAS 1 sesar 68,32% dan IPAS 2 sebesesar 77,31%. IPAS 3 be-lum efektif menurunkan Nitrogen dari inlet ke outlet, karena kadar outlet lebih besar dibandingkan inlet. Efektivitas pengolahan Koliform pada IPAS 1 sebe-sar 56%; pada IPAS 2 sebesebe-sar 63,3% dan pada IPAS 3 sebesar 100%. Kadmium pada outlet tidak terdeteksi, sedangkan merkuri pengolahannya belum efektif karena kadar outlet lebih tinggi dari inlet, seharusnya kadar outlet lebih kecil dari inlet.

Parameter Pak K Hasil Pemeriksaan Air SumurPak H Pak B IPAS 3 Baku Mutu

Suhu 23,1ºC 23,1ºC 23,5 ºC 23,2ºC Suhu Udara ±3ºC

pH 6,5 7,8 6,9 7,7 6,5-9

TDS (mg/l) 131 182 258 1920 1500

Cd (mg/l) Tt tt tt tt 0,005

Kekeruhan (NTU) 1,05 0,56 0,23 3,48 25

Kesadahan (mg/l) 44,9 30,61 95,92 157,14 500

Bakteri Koli (jumlah/100 ml) 1500 100 0 1700 50

Tabel 5 Kualitas Sumur di Sekitar Bantar Gebang

Sumber: Data Bantar Gebang 2017; Keterangan: tt = tidak terdeteksi, Baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990 Tentang Persyaratan Kualitas Air Bersih

Pembahasan

Pengolahan air lindi dilakukan setiap hari, na-mun belum 24 jam karena keterbatasan sumber daya. Pada IPAS 3, RBD (Rotary Biological Denitrifi-cation) rusak sehingga pengolahan dari bak fakultatif langsung dialirkan ke bak aerasi. RBD adalah se-buah alat untuk melakukan denitrifikasi, yakni

(7)

men-ambil pada September 2017. Parameter suhu dan TDS tidak diukur namun ada tambahan beberapa parameter seperti Air Raksa (Hg) atau Merkuri, Nitro-gen Total, dan Koliform. Kadar merkuri pada outlet lebih besar dibandingkan inlet baik itu di IPAS 1, IPAS 2, dan IPAS 3.

Seharusnya kadar di outlet lebih kecil daripada inlet. Kadar nitrogen pada inlet di semua IPAS tinggi, setelah diolah hanya IPAS 2 yang kadarnya di outlet tidak melebihi baku mutu, pada IPAS 3 kadar di out-let justru lebih besar dibandingkan inout-let sedangkan pada IPAS 1 kadar outlet menurun dibandingkan in-let tapi masih diatas baku mutu. Kadar coliform pada outlet lebih kecil dibandingkan inlet, pengolahan su-dah lumayan efektif namun pada IPAS 2 kadar coli-form pada outlet masih diatas baku mutu.

Pada kualitas air sungai Asem dan sungai Ciketing bagian upstream, midstream dan down-stream, data diperoleh dari Bantargebang yang di-ambil pada Oktober 2017. Ada banyak parameter yang diuji oleh Bantargebang namun peneliti hanya mengambil tujuh parameter seperti yang peneliti lakukan pada data primer, yaitu: suhu, pH, TDS,TSS, BOD, COD dan kadmium.

Kadar BOD dan COD pada sungai Asem dari hulu, tengah dan hilir semuanya melampaui baku mutu dan kadar paling tinggi terdapat pada hulu dan hilir dibandingkan bagian tengah. Sedangkan kadar BOD dan COD di sungai Ciketing di bagian hulu tid-ak melebihi btid-aku mutu, namun di bagian tengah dan hilir sudah diatas baku mutu. COD yang tinggi menunjukkan perairan berisi sampah anorganik. BOD yang tinggi menyebabkan bau yang tidak sedap karena perairan berisi sampah organik.

Ting-ginya BOD dan COD menyebabkan hewan-hewan

dan tumbuhan air tidak dapat berkembang dengan baik dan bahkan mati (Sudarmo, 2013).

Pada hasil pengujian air sumur yang dilakukan Bantar Gebang pada September 2017, parameter suhu, pH, kadmium, kesadahan dan kekeruhan masih aman, tidak melebihi baku mutu. Akan tetapi, kualitas TDS pada air tanah IPAS 3 sebesar 1920 mg/l melebihi baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990 sebesar 1500 mg/l. Kualitas Bakteri Koli pada air tanah Pak K di Cikiwul sebesar 1500/100 ml, pada Pak H di Ciketing sebe-sar 100/100 ml dan pada air tanah IPAS 3 sebesebe-sar 1700/100 ml, berarti kedua air tanah tersebut melampaui baku mutu PerMenKes No 416 tahun 1990 sebesar 50/100 ml. Hanya air tanah Pak B yang kandungan Koliformnya aman.

Kesimpulan

Dapat diperoleh kesimpulan, proses pengolahan air lindi di TPST Bantar Gebang dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS). Pada IPAS 3, air sampah dari zona 3 masuk ke dalam inlet, setelah itu dipompa menuju bak ekualisasi 1 dan 2 untuk penyeragaman zat kimia. Setelah itu masuk ke bak fakultatif yang mengolah menggunakan mikroorganisme di dasar kolam. Kemudian dipompa menuju RBD (Rotary Biological Denitrifiction) untuk proses mengubah nitrat menjadi nitrogen bebas. Setelah itu masuk kolam aerasi untuk penambahan oksigen, kemudian menuju tangki kimia untuk diolah dengan proses kimia. Setelah itu air masuk polishing pond untuk penstabilan pH, pada proses ini terjadi pengendapan. Endapan masuk ke kolam lumpur, sedangkan airnya masuk ke bak pengendap atau clean water. Kemudian air tersebut masuk ke tangki biologi, setelah diolah air masuk ke sand filter untuk penyaringan. Proses terakhir ditampung di outlet.

Pada pengukuran air lindi di inlet dan outlet IPAS 3 pada hari senin, 2 April 2018; rabu, 4 April 2018 dan jumat, 6 April 2018 kadar parameter yang diukur pada inlet yang tertinggi pada hari senin, 2 April 2018, dengan kadar TDS sebesar 12000 mg/l, TSS sebesar 132 mg/l, BOD sebesar 2850 mg/l, COD sebesar 7500 mg/l dan kadmium sebesar 0,0009 mg/l. Baku mutu outlet berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 59 Tahun 2016 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2014, yaitu suhu 40°C, pH 6-9, TDS sebesar 4000 mg/l, TSS sebesar 100 mg/l, BOD sebesar 150 mg/l, COD sebesar 300 mg/l dan kadmium sebesar 0,1 mg/l. Setelah diolah, kadar di outlet: TDS sebesar 1467 mg/l, TSS sebesar 23 mg/l, BOD sebesar 49 mg/l, COD sebesar 132 mg/l dan kadmium <0,0003 mg/l atau tidak terdeteksi. Tingkat efektivitas pada hari senin, TDS 87,76%; TSS 82,58%; BOD 98,28%; COD 98,24%. Tingkat efektivitas pada hari rabu, TDS 77,84%; TSS 78,02%; BOD 95,61%; COD 95,92%. Tingkat efektivitas pada hari jumat, TDS 85,47%; TSS 78,7%; BOD 97,43%; COD 97,58%. Maka dapat dikatakan pengolahan air lindi efektif karena pada outlet aman, tidak melebihi baku mutu.

Pada pengukuran air permukaan di sekitar IPAS 3 pada hari senin, 2 April 2018; rabu, 4 April 2018 dan jumat, 6 April 2018 kadar parameter yang diukur pada air permukaan yang tertinggi pada hari senin, 2 April 2018, dengan kadar TDS sebesar 1924 mg/l, TSS sebesar 74 mg/l, BOD sebesar 380 mg/l, COD sebesar 619 mg/l dan kadmium tidak terdeteksi. Baku mutu outlet berdasarkan Peraturan Pemerintah

(8)

Nomor 82 Tahun 2001, yaitu suhu ±5°C dari keadaan alaminya, pH 5-9, TDS sebesar 2000 mg/l, TSS sebesar 400 mg/l, BOD sebesar 12 mg/l, COD sebesar 100 mg/l dan kadmium sebesar 0,01 mg/l. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium kadar BOD dan COD air permukaan pada hari senin, rabu dan jumat melebihi baku mutu dan kadar tertinggi pada hari senin. Sedangkan kadar parameter yang diuji lainnya aman, tidak melampaui baku mutu.

Daftar Pustaka

Adriarani, 2011. TPA Bantar Gebang. Ansari, 2014. total zat padat terlarut (TDS) sebagai petunjuk estetika karakteristik air minum

Afifi Rahamdetiassani, 2011. Pencemaran Air oleh Kadmium (Cd), Efek dan Penanggulangannya. Fakultas Biologi, Universitas Nasional Jakarta Agustia Ning Tias, Delyna, 2017; Analisis Risiko

Kesehatan Lingkungan Pajanan Kadmium dan Timbal melalui Air Minum pada Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Namo Bintang Kabupaten Deli Serdang

Sumatra Utara Tahun 2017. Skripsi, FKM UI,

Depok

Alamsyah, Sujana. Tanpa tahun; Merakit Sendiri Alat

Penjernih Air Untuk Rumah Tangga. E-book,

amazon.com

Aliyyah, Nurusysyarifah, 2015; Analisis Pajanan Kadmium pada Air Minum dan Makanan dengan Gangguan Kesehatan Penduduk di Kawasan Industri dan Kawasan Non Industri Kabupaten

Gresik Jawa Timur. Tesis, FKM UI, Depok

Amirullah, Andi. 2002. Mengubah Sampah Jadi

Pupuk, (Online). http://amiere.multiply.com/

reviews/item/87(5). Diakses pada tanggal September 2017.

Amsori, Mahmud, 2015. Lindi Sampah Dibuang

Langsung ke Sungai, (online). http://

jabar.pojoksatu.id/bekasi/2015/11/09/lindi

-sampah-dibuang-langsung-ke-sungai/. diakses pada 31 Januari 2018

Anwar, Mansurudin.2005. Aplikasi Metode Geolistrik Resistivitas Untuk Menentukan Letak Akumulasi Rembesan Polutan Sampah Di Tempat

Pembuangan Akhir (Tpa) Pakusari, Jember.

Jurusan Fisika Universitas Jember.

AOAC International, 2005; Official Methods of

Analysis of AOAC International, 18th Edition,

Volume 1, AOAC International, USA, 9.46-50 Arbain, NK Mardana, IB Sujana. Pengaruh lindi TPA

sampah terhadap kualitas air tanah dangkal sekitar Denpasar, Journal of environmental Science; 2011

Ariawan, Putu Rusdi. Pengaruh pengelolaan Sampah terhadap lingkungan. 2011.

Arifin, Munif. Pengelolaan sampah, Public health & Sanitarian tutorial; 2011. Diambil pada 26 Desember 2017 www.solar-aid.org.

Ashar, Yulia Khairina, 2016; Konsumsi Air Sumur Tinggi Kadmium pada Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah dan

Hubungannya dengan Kadar Kadmium Urin.

Tesis, FKM UI, Depok

ATSDR, 2012. Toxicological Profile for Cadmium. (〈http://www.atsdr.cdc.gov/ toxprofiles/TP.asp? Id=48 & tid-15))

Bank sampah Jakarta, 2013; Dampak Sampah Terhadap Sosial dan Ekonomi

Barus, T. A. 2002. Pengantar Limnologi. Jakarta :

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Depdiknas.

Brian Oram, tanpa tahun; Total Dissolved Solids and

Water Quality. Professional Geologist (PG)

Water Research Center B.F. Environmental Consultants Inc. 15 Hillcrest Drive, Dallas, PA 18612

Budiono, A. 2003. Pengaruh Pencemaran Merkuri

Terhadap Biota Air. Institut Pertanian Bogor.

C. Lee, S.D. Cho, D.S. Chang, D.H. Shin, D.H. Oh, I.K. Whang, K.S. Kwon, G.J. Woo, H.S. Chun, S.S. Oh, G.H. Kim, Food safety guidelines for consumer, Safe Food 1 (4) (2006) 31–43.

Cassaret & Doull’s. 2008; Toxicology-the Basic

Science of Poison. United States of America:

McGraw-Hill Companies, Inc.

Connell, RW. 1995. Masculinities. Cambridge, Polity Press; Sydney, Allen & Unwin; Berkeley, University of California Press.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi

Mahkluk Hidup. UI press. Jakarta.

Diana, Kadek H. 2007. Pencemaran air tanah akibat pembuangan Limbah domestik di lingkungan kumuh Studi kasus banjar ubung sari, kelurahan Ubung. http://ejournal.unud.ac.id/.pdf. Diakses pada September 2017.

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta;

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu

Bantargebang. Diambil pada Januari 2018 dari

https://upst.dlh.jakarta.go.id/tpst/index

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi

Pengelolaan Sumber Dayadan

Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. Yogjakarta :

Kanisius.

Erni Mahluddin Yatim, Mukhlis. 2013. Pengaruh Lindi (Leachate) Sampah Terhadap Air Sumur Penduduk Sekitar Tempat Pembuangan Akhir

(9)

Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2 Fajarini, Srikandi. 2013; Analisis Kualitas Air Tanah

Masyarakat di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi Tahun 2013. Skripsi, FKIK UIN

Farida N.I.Yusriyani, Kunfachri Adhi, Nurul Ekawati

P. 2014; Laporan Kunjungan Lapangan ke TPA

Bantar gebang dan Sumur Batu. Prodi Teknik

Lingkungan, FTSL ITB

Firmansyah, Wahab. 2015; Asal Muasal TPA Bantar

Gebang. Diambil dari https://

metro.sindonews.com/read/955291/31/asal

-muasal-tpa-bantar-gebang-1422125286 pada 20 Januari 2018

Gesitnd (Nurdaksina, Gesit), 2016; Tentang TPST

Bantar Gebang. FTSL ITB.

Ghufron, Muhammad. 2011; Kali Bekasi Terindikasi

Tercemar Air Lindi Bantargebang. Diambil dari

http://www.republika.co.id/berita/regional/ jabodetabek/11/11/04/lu4alq-kali-bekasi

-terindikasi-tercemar-air-lindi-bantargebang Ginting, Petra Laurensia BR, 2017; Asosiasi Antara

Kadar Kadmium Urin dan Densitas Minelar Tulang pada Masyarakat yang Tinggal di Sekitar TPA Desa Namo Bintang Kabupaten Deli

Serdang Sumatra Utara Tahun 2017, Tesis,

FKM UI, Depok

Hafni Indriati Nasution, Saronom Silaban. Februari 2017; Analisis Logam Berat Pb dan Cd dalam Air Sumur di Sekitar Lokasi Pembuangan Sampah Akhir. Jurnal ITEKIMA

Hamidi, 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan

Penelitian. Malang: UMM Press. Hal 14-16

Hasanah, Uswatun; Susilahudin Putrawangsa. 2016;

Pemodelan Perubahan Dissolved Oxygen pada Polutan dan Sedimentasi di Pertemuan Dua

Sungai melalui Pendekatan SEM. STMIK dan

IAIN Mataram

Herly, Lelyani. 2015; Analisis Kandungan Logam As, Cd, dan Pb dalam Minyak Sumbawa A, B, C,

dan D. jurnal ilmiah mahasiswa Universitas

Surabaya Vol 4 No 1

Irmanto, Suyata dan Zusfahair. Tanpa tahun;

Optimasi Penurunan COD, BOD, dan TSS Limbah Cair Industri Etanol (vinasse) PSA Palimanan dengan Metode Multi Soil Layering

(MSL). Unsoed

J.R. Satarug, S. Baker, P.E.B. Haswell-Elkins, D.J. Reilly, M.R. Moore, A global perspective on

cadmium pollution and toxicity in non

-occupationally exposure population, Toxicol.

Lett.137 (1-2) (2003) 65-83

Jaishankar, M., Tseten, T., Anbalagan, N., Mathew, B.B., Beeregowda, K.N., 2014. Toxicity, mechanism and health effects of some heavy metals. Interdiscip. Toxicol. 7, 60e72. https:// doi.org/10.2478/intox

Ju-Kun, S., Yuan, D.B., Rao, H.F., Chen, T.F., Luan, B.S., Xu, X.M., et al., 2016. Association between Cd exposure and risk of prostate cancer:

aprisma compliant systematic review and meta

-analysis. Medicine 95, e2708.

Kusuma Wardani, Tri. 2012; Perbedaan Tingkat

Risiko Kesehatan oleh Pajanan PM10, SO2, dan

NO2 pada Hari Kerja, Hari Libur dan Hari Bebas

Kendaraan Bermotor di Bundaran HI Jakarta.

Skripsi, Universitas Indonesia

Ma’ruf M. Noor. 2011; Studi Rembesan Polutan

Sampah Berdasarkan Metode Geolistrik

Resistivitas di Sekitar Tempat Pembuangan

Akhir (TPA) Tamangapa Kota Makassar. UNM

Makassar.

Machdar, I. 2008. Antisipasi Sanitasi Landfill. http:// www.serambinews.com. Diakses tanggal 3 Oktober 2017.

Mahar, A., Wang, P., Ali, A., Awasthi, M.K., Lahori, A.H., Wang, Q., Li, R., Zhang, Z., 2016.

Challenges and opportunities in the

phytoremediation of heavy metals contaminated

soils: a review. Ecotoxicol. Environ. Safe 126,

111e121.

Mahvi, A.H. and Roodbari,A.A. (2011). Survey on the effect of landfill leachate of shahrood city of

iran on ground water quality. Journal of Applied

Technology in Environmental Sanitation, 1(1),17

-25.

Maramis, A, 2008. Pengelolaan Sampah dan

Turunannya di TPA, Alumni Program Pasca

Sarjana Magister Biologi Terapan, Universitas Satyawacana, Salatiga.

Muchlisin Riadi. Tidak ada tahun; Pengertian, Jenis

dan Dampak Sampah. Kajian pustaka. Diambil

dari http://Pengertian, Jenis dan Dampak Sampah _ KajianPustaka.com.html. diakses pada September 2017

Nurhayati, Nanik Dwi, 2009; Analisis BOD dan COD

di Sungai Sroyo sebagai Dampak Industri di

Kecamatan Jaten. FKIP UNS

Palar, Heryando. 2004. Pencemaran dan toksikologi

logam berat. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Paparan TPST. Tanpa tahun; TPST Bantargebang. Unit pengolahan sampah terpadu dinas lingkungan hidup DKI Jakarta

Pehlivan E, Arslan G. Gode F, et al. 2008;

Determination of Some Inorganic Metals in Edible Vegetable Oils by Inductively Coupled

(10)

Plasma Atomic Emission Spectroscopy (ICP

-AES), Grasas Y Aceites, 59(3), 239-244

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Lindi bagi Usaha dan / atau Kegiatan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik

Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air

PLH Spensa. Dampak sampah terhadap lingkungan; 2011

Purba, Margareth Elisa Karina. 2009; Analisa Kadar

Total Suspended Solid (TSS), Amonia (NH3),

Sianida (CN+) dan Sulfida (S2-) pada limbah cair

Bapedaldasu. Prodi D3 Kimia Analis, FMIPA

USU

S. Indrasti, Nastiti; Aryanto, Angga Yuhistira;

Suprayogi, Yogi. 2017: Modul Praktikum

Teknologi Limbah Padat dan B3. Institut

Pertanian Bogor

Sedigul, Muhammad. Pencemaran air tanah dangkal

akibat lindi TPA sampah, Journal of

environmental Science; 2011

Škultétyová, A. (2009). Water Source Protection

from Landfills Leachate. International

Symposium on Water Management and

Hydraulic Engineering Ohrid/Macedonia, 523

-532.

Soemirat, J, 2000. Kesehatan Lingkungan, Cetakan Keempat, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Soo-Hwaun Kim, Young-Wook Lim, Kyung-su Park, Ji-Yeon Yang. 2017; Relation of rice intake and biomarkers of cadmium for general population in

Korea. Published by Elsevier GmbH

Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Erlangga: Jakarta

Suparmin, Soeparman, 2001. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Szymezyk, K. and Zalewski. 2003. Copper, zinc, and cadmium content in liver and muscles of Mallards and other hunting Fowl spesies in

Warnia and Mazury in 1999 – 2000. J. Environ.

12 (3) : 382 – 386. Diakses Desember 2017

U.S. Environment Protection Agency.

(2009).Municipal Solid Waste Generation,

Recycling and Disposal in the United States

Detailed Tables and Figures for 2008, Available

from http://www.epa.gov/nscep

Upadhyay, V., Jethoo, A.S. and Poonia, M.P. (2012).

Solid Waste Collection and Segregation: A Case

Study of MNIT Campus, Jaipur. International

Journal of Engineering and Innovative

Technology, 1 (3), 144-149.

Voogt, P. De., Hattum, V.B., Fenstra, J.F.,

Peereboom, C J.W. 1980. Exposure and Health

Effects of Cadmium. To. Enviro. Vhemist. rev.,

3: 89-100.

Wardhana, 2000. Dampak Pencemaran Lingkungan,

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Warith, M.A. (2003). Solid Waste management: New Trends In landfill Design. Emirates Journal for Engineering Research, 8 (1), 61-70.

WHO, Evaluation of Certain Food Additives and Contaminants (Sixty-first Report of The Joint

FAO/WHO Expert Committee on Food

Additives). Technical Report Series, No. 922, Geneva, 2004.

William Saitama. Tidak ada tahun. Sampah organik dan non organik lengkap beserta contoh dan

cara mengolahnya. Diambil dari http:\\Sampah

Organik dan Non Organik Beserta Perbedaan dan Pengertian.html, diakses pada September 2017

Gambar

Gambar 1. Proses di IPAS 3
Tabel 1 Kualitas Inlet dan Outlet di IPAS 3
Tabel 3 Kualitas Inlet dan Outlet di IPAS 1, IPAS 2, dan IPAS 3
Tabel 5 Kualitas Sumur di Sekitar Bantar Gebang

Referensi

Dokumen terkait

memiliki nilai terendah. Program tersebut sudah baik namun masih kurang optimal pelaksanaanya, sehingga untuk kedepannya bisa lebih ditingkatkan agar lebih optimal hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi yang signifikan dari gaya kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SD Inti di kecamatan Sukawati,

Asuhan kebidanan pada Ny”A” sejalan antara fakta dan teori bahwa Intensitas nyeri di ukur dengan skala numerik didapatkan hasil nyeri sedang dengan katagoridapat

Khiyar aib adalah adalah hak untuk membatalkan atau melangsungkan jual beli bagi kedua belah pihak yang berakad, apabila terdapat suatu cacat pada objek yang

Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lokasi infark dengan kejadian mortalitas pada pasien Infark Miokard Akut yang dirawat di Ruang Intensive Cardiac Care

Nomor Handphone (Whatsapp) PROGRAM STUDI FAKULTAS Bidang SKIM/PKM JUDUL PKM NAMA LENGKAP DOSEN PEMBIMBING 6 Edo Kurniawan 180430013 7 082283499727 Ekonomi Pembangunan Ekonomi

Pada penerbitan Volume 17 (tujuh belas), Nomor 4 (empat) ini menyajikan 5 (lima) tulisan yang membahas tinjauan angkutan barang di Kota Magelang dengan pendekatan indeks

Defisit perdagangan pada Februari menyempit dari posisi USD756 juta menjadi USD116 yang disebabkan oleh penurunan impor.. Kami perkirakan bahwa pada Maret nilai impor