Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
Laporan Keuangan Satuan Perangkat Daerah Kapanewon Seyegan Tahun 2020 disusun dalam rangka pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari APBD Kabupaten Sleman yang dituangkan melalui DPA SKPD Kapanewon Seyegan Tahun 2020.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kapanewon Seyegan ditetapkan dengan Pengesahan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran
Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD) Nomor.
35/3.00.01.06/Kep.Ka.BKAD/DPPA-SKPD/2020 tanggal 24 September 2020. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran dan kinerja keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya. Secara spesifik laporan keuangan pemerintah adalah untuk menyajikan informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam kebijakan pengambilan keputusan serta untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang dilaksanakan oleh satuan kerja perangkat daerah yang harus disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh SKPD, dalam hal ini Kapanewon Seyegan.
Untuk melaksanakan pengelolaan keuangan yang efektif, efisien, akuntabilitas dan transparan dari dana yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020, Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pejabat Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntasi atas transaksi keuangan yang berada dalam tanggung jawabnya. Penyelenggaraan akuntansi merupakan pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan dilingkungan SKPD Kapanewon Seyegan dan menyiapkan laporan keuangan sehubungan dengan pelaksanaan
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
KAPANEWON SEYEGAN
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 2 kegiatan Tahun 2020 dalam anggaran berjalan termasuk barang inventaris yang dikelola. Selanjutnya Laporan Keuangan SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah ) Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman disusun menjadi Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Tahun Anggaran 2020 yang muatannya terdiri dari :
1. Surat Pernyataan Tanggung jawab Kepala SKPD
2. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Format 64 untuk periode yang berakhir s.d 31 Desember 2020
3. Laporan Realisasi Format 13 untuk periode yang berakhir s.d 31 Desember 2020
4. Laporan Realisasi per Rekening s.d 31 Desember 2020
5. Laporan Operasional (LO) untuk periode yang berakhir s.d 31 Desember 2020
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) untuk periode yang berakhir s.d 31 Desember 2020
7. Neraca per 31 Desember 2020
8. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) 9. Lampiran – lampiran, terdiri dari :
a. - Printout rekening koran/RC posisi 31 Desember 2020 - Fotocopi BKU Pengeluaran Bendahara Pengeluaran - Fotocopi BKU Penerimaan Bendahara Penerimaan b. - Bukti Setoran Pengembalian Kas/Contra Pos Belanja
- Bukti Setoran Sisa UYHD
c. Neraca Saldo per 31 Desember 2020
d. - Rekapitulasi KIB, Semester II Tahun 2020, Intrakomtable - Rekapitulasi KIB, Semester II Tahun 2020 Extrakomtable e. Rekap Permen 64, Semester II 2020, Intrakomtable
f. Berita Acara Stock Opname sediaan per 31 Desember 2020 g. Perhitungan Penyisihan Piutang
h. Hubungan Antar Laporan Keuangan i. Prosedur Analitis Laporan Keuangan
j. Penjelasan akun – akun dalam laporan keuangan
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan ikhtisar sumber, alokasi dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh SKPD, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 3 Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban dan entitas pada tanggal tertentu. Neraca yang tersaji dalam laporan ini tertanggal 31 Desember 2020.
Laporan Operasional (LO) menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaanya yang dikelola SKPD untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan, yaitu periode 1 Juli s/d 31 Desember 2020.
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas yang terdiri atas ekuitas awal, surplus/deficit-LO, koreksi dan ekuitas akhir.
1.2 LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH SKPD
Landasan Hukum dalam penyusunan laporan keuangan Kapanewon Seyegan Kabupaten Sleman Tahun 2020 adalah sebagai berikut :
a) Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; c) Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,
Pengelolaan dan tanggungjawab Keuangan Negara;
d) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang – Undang Nomor. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
e) Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
f) Peraturan Pemerintah Rebuplik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
g) Peraturan pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
h) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
i) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah;
j) Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 4 k) Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi Keuangan Daerah;
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 5
1.3 SISTEMATIKA PENYUSUNAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SKPD
Sistematika Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan Semester II Tahun 2020 ini adalah sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan SKPD 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Daerah SKPD 1.3 Sistematika Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab II. Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1 Ekonomi Mikro
2.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Bab III. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan
Bab IV. Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas akuntansi/entitas pelaporan keuangan
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.3 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan standar akuntansi pemerintahan pada SKPD
Bab V. Penjelasan Pos – pos Laporan Keuangan
5.1 Rincian dan penjelasan masing – masing pos – pos pelaporan keuangan a. Pendapatan b. Belanja c. Aset d. Kewajiban e. Ekuitas Dana
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 6
BAB II
EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN
DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA
2.1 Ekonomi Makro
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi makro serta perkembangan perekonomian daerah. 6Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global.Terdapat faktor – faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh ekonomi global seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor.Terdapat faktor – faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh ekonomi global seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah indikator makro ekonomi yang menggambarkan kinerja perekonomian suatu wilayah. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010 (ADHB 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp30,912.239 juta pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp 33.826.505 juta pada tahun 2015, dan pada tahun 2016 mencapai 36,939.696 juta rupiah dan pada tahun 2017 mencapai Rp. 40.087.445 Juta.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 (ADHK 2010) Kabupaten Sleman sebesar Rp. 26.713.071 Juta pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp.28.098.007 juta pada tahun 2015, dan meningkat menjadi Rp. 29.573.995 juta pada tahun 2016 dan pada tahun 2017 sebesar 31.155.676 juta.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 7 2.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan
Pengelolaan keuangan Kecamatan Seyegan mengacu pada Prinsip dan Kebijakan Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai berikut :
a. Keterwakilan
Keterwakilan warga menjadi salah satu unsur penting dalam partisipatif karena merupakan aspek penting dari apa yang disebut dengan keadilan demokrasi. Ini artinya adanya peluang yang sama untuk memberikan suara dan menyatakan pilihan bagi semua warga masyarakat tanpa pengecualian. b. Keterlibatan
Adanya keterlibatan dari pihak – pihak yang berkepentingan dan yang merasakan langsung dari efek kebijakan merupakan hal mutlak diperlukan. Sebab pada dasarnya yang menjadi kepedulian utama dalam kebijakan publik adalah masalah publik itu sendiri.
c. Transparansi
Transparansi adalah bentuk keterbukaan pemerintah dalam membuat kebijakan – kebijakan pengeluaran daerah sehingga dapat diketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya akan menciptakan horizontal accountability antara Pemerintah Daerah dengan masyarakatnya sehingga tercipta Pemerintah Daerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan masyarakat.
d. Akuntabilitas
Akuntabilitas diartikan sebagai suatu kewajiban Pemerintah Kabupaten Sleman untuk mempertanggungjawabkan segala aktivitas dan kegiatan uang terkait dengan penggunaan uang publik kepada pihak yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban.
Prinsip – prinsip akuntabilitas pengeluaran daerah :
i. Adanya sistem akuntansi dan sistem anggaran yang dapat menjamin bahwa pengeluaran daerah dilakukan konsisten sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
ii. Pengeluaran Daerah yang dilakukan dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.
iii. Pengeluaran Daerah yang dilakukan berorientasi pada pencapaian visi, misi, hasil dan manfaat yang akan diperoleh.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 8 Wujud dari pelaksanaan akuntabilitas adalah :
i. Penggunaan dana dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran dari masing – masing kegiatan dalam rangka pencapaian visi, misi yang telah ditentukan.
ii. Pelaksanaan pembukuan atas pelaksanaan APBD dilakukan dengan sistem acrual.
iii. Penyusunan laporan keuangan mendasarkan pada Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 tentang Akuntansi Keuangan Daerah. iv. Laporan Keuangan SKPD menjadi dasar untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasi Pemerintah Kabupaten Sleman. e. Disiplin Anggaran
Disiplin Anggarandimaksudkan untuk memperhatikan antara lain :
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan terukur secara rasional yang dapat dicapai, belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
2. Pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya penerimaan dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia anggarannya.
3. Penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun yang bersangkutan harus dianggarkan dalam APBD dan dilakukan melalui rekening kas umum daerah.
f. Efisiensi dan Efektivitas Anggaran
Efisiensi merupakan pencapaian keluaran yang maksimum sesuai dengan yang ditentukan.
Efektivitas merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah ditetapkan.
2.2.1 Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
Kebijakan umum pendapatan daerah adalah meningkatkan efektifitas dan optimalisasi sumber – sumber pendapatan daerah melalui :
a. Intensifikasi dan ekstensifikasi sumber – sumber penerimaan yang sah b. Peningkatan kesadaran dan ketaatan masyarakat untuk membayar pajak
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 9 2.2.2 Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah
Kebijakan umum belanja daerah adalah untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Perangkat Daerah serta untuk memenuhi kebutuhan anggaran sesuai dengan prioritas yang ditetapkan. Penggunaan anggaran dilaksanakan secara efektif dan efisien serta harus memuat target pencapaian kinerja yang terukur dalam rangka peningkatan pelayanan kesejahteraan masyarakat.
Belanja Daerah yang dikelola Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman terdiri dari 2 jenis belanja, yaitu belanja tidak langsung dan belanja langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program dan dan kegiatan yang digunakan untuk membiayai gaji dan tunjangan pegawai. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja langsung dianggarkan untuk belanja pegawai dalam bentuk honorarium dan belanja barang jasa.
Kecamatan Seyegan pada Tahun 2020 mengelola belanja sebesar Rp. 2.731.156.720,- terdiri dari belanja tidak langsung Rp. 1.570.895.920,- dan belanja langsung sebesar Rp. 1.160.260.800,- Belanja langsung terdiri dari 22 program dan 26 kegiatan dengan uraian sebagai berikut :
NO Program/Kegiatan Anggaran setelah perubahan (Rupiah) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam
Pencegahan dan pengurangan resiko bencana
Program penegakan hukum
Operasi penertiban
Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal
Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan
Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
Monitoring dan evaluasi tata guna tanah
Program penataan administrasi kependudukan
Pelaksanaan kebijakan kependudukan
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa
Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang sosial Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi dan fisik 69.865.000,- 33.250.000,- 153.786.000,- 555.000,- 96.997.700,- 53.551.600,- 42.850.000,-
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 10
NO Program/Kegiatan Anggaran setelah perubahan (Rupiah) 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa
Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala dan perangkat desa
Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah
Program pengembangan data/informasi/statistik daerah
Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah
Program pengembangan nilai budaya
Pelestarian warisan budaya dan pengembangan nilai budaya lokal
Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah
Pengelolaan dokumen SKPD
Program pelayanan administrasi perkantoran
Penyediaan jasa administrasi keuangan Penyediaan jasa keamanan dan kebersihan Penunjang pelayanan administrasi perkantoran
Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Pemeliharaan rutin/berkala gedung, kendaraan, peralatan, mesin dan meubelair
Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasiats pegawai
Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah 0,- 8.325.000,- 0,- 9.580.000,- 7.425.000,- 45.500.000,- 202.083.900,- 144.865.000,- 170.197.600,- 5.505.000,- 18.009.000,-
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 11
NO Program/Kegiatan Anggaran setelah perubahan (Rupiah) 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
Program peningkatan kualitas pelayanan publik
Pelayanan perijinan
Program peningkatan administarsi pemerintahan
Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintah desa
Program peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH
Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi
Program perencanaan pembangunan daerah
Penyelenggaraan musrenbang RKPD
Program peningkatan dan pengembangan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah
Penatausahaan keuangan dan aset daerah
Program pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan desa
Evaluasi rancangan peraturan desa tentang APBDes Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Desa
Program pengembangan wawasan kebangsaan
Penyelenggaraan upacara kenegaraan dan kegiatan kemasyarakatan 7.325.000,- 59.705.000,- 1.125.000,- 12.875.000,- 1.375.000,- 0,- 7.545.000,- 7.965.000,-
2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis dan Rencana Kinerja Tahunan. Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator kinerja sasaran yang tertuang dalam formulir pengukuran kinerja.
Pengukuran kinerja didasarkan pada target dan realisasi dengan satuan pengukuran dalam bentuk prosentase, indek, rata – rata, angka dan jumlah. Prosentase pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik. Pengukuran tingkat capaian kinerja Kapanewon Seyegan Tahun 2020 semester II dilakukan dengan cara membandingkan antara target dan realisasi.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 12 Tingkat capaian kinerja Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 untuk seluruh indikator dapat diilustrasikan sebagai beriukt :
INDIKATOR PENGUKURAN TARGET KINERJA KAPANEWON SEYEGAN
SEMESTER II TAHUN 2020 KODE URAIAN LOKASI
KEGAIATA N TARGET KINERJA (KUANTITATIF) RENCANA ANGGARA N (Rp) PRO G KE G 1 2 3 4 5 6
I URUSAN WAJIB URUSAN SEKRETARIAT DAERAH
06.01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
007 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Kecamatan 5 orang ATK, kendaraan 12 bulan 45.500.000 024 Penyediaan Jasa Keamanan dan Kebersihan Kecamatan 5 orang Alat kebersihan, alat keamanan 12 bulan 12 bulan 202.083.900 025 Penunjang Pelayanan Administrasi Perkantoran Kecamatan 6 orang ATK, tabung gas, shound system 12 bulan 1 paket 12 bulan
144.865.000
06.02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
033 Pemeliharaan
rutin/berkala gedung, kendaraan, peralatan, mesin dan mebelair
Kecamatan 11 orang Kendaraan, alat listrik, shound system 12 bulan 12 bulan 1 paket 12 bulan 11 unit 170.197.600
06.05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
009 Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan kapasitas pegawai Kecamatan 8 orang Shound system, ATK 12 bulan 1 kali 2 kali 1 kali 12 bulan 1 orang 5.505.000
06.06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 13 001 Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja Perangkat Daerah Kecamatan 15 orang ATK, computer 12 bulan 8 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 18.009.000
06.20 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
035 Pelayanan Perijinan Kecamatan 11 orang Kendaraan, Wireless, 12 bulan 7 ijin 10 ijin 1 kali 7.325.000
06.21 Program Peningkatan Administrasi Pemerintahan
012 Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kecamatan 11 orang ATK, Wireless 12 bulan 1 kali 1 kali 3 kali 59.705.000
II URUSAN WAJIB YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
06.22 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam
028 Pencegahan dan pengurangan resiko bencana Kecamatan 11 orang Kendaraan, Wireless 12 bulan 1 kali 0 buah 0 buah 1 dokumen 1 paket 80 org 69.865.000
06.24 Program Penegakan Hukum
004 Operasi Penertiban Kecamatan 10 org
ATK, Wireless, Kendaraan 3 bulan 3 kali 1 dokumen 4 bulan 33.250.000
06.25 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
002 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan Kecamatan 10 orang Kendaraan, Wireless 12 bulan 4 kali 4 kali 12 kali 1 dokumen 153.786.000 III a.
URUSAN WAJIB YANG TIDAK BERKAITAN DENGAN PELAYANAN DASAR URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERTAHANAN
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 14 06.16 Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah
007 Monitoring dan Evaluasi Tata Guna Tanah
Kecamatan • 5 orang • ATK, Komp, Wireless 12 bulan • 1 dok 555.000
b. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL
06.15 Program Penataan Administrasi Kependudukan
029 Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan Kecamatan 8 orang Blanko, KK, KTP, Komputer, ATK 12 bulan 12 bulan 96.997.700
c. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
06.17 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
031 Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi dan fisik
Kecamatan ATK, Wireless 3 bulan 2 kali 15 kali 42.850.000 024 Pembinaan pemberdayaan
masyarakat bidang sosial
Kecamatan 25 orang ATK, Wireless 12 bulan 7 kali 36 kali 9 kali 0 kali 1 kali 4 kali 53.551.600
06.18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa
005 Pembinaan dan
pengawasan terhadap Kepala dan Perangkat Desa Kecamatan 8 orang ATK, Wireless 2 bulan 0 kali 0
06.18 Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
06.15 Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
044 Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah
Kecamatan 8 org Computer, ATK 12 bulan 12 bulan 8.325.000
d. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG SATISTIK
06.15 Program Pengembangan Data /Informasi/Statistik Daerah
001 Penyusunan dan pengumpulan data dan statistik daerah Kecamatan 10 orang ATK, Komp, Wireless 4 bulan 0 dokumen 0
e. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 15 007 Pelestarian Warisan &
Pengemb. Nilai Bud Lokal
Kecamatan 5 kali 9.580.000
f. URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEARSIPAN
06.16 Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/arsip daerah
006 Pengelolaan Dokumen SKPD
Kecamatan 10 orang Computer, ATK, alat – alat kearsipan, shound sistem 3 bulan 900 buku 1 desa 3 bulan 7.425.000
IV ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DAN FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEM
a. URUSAN INSPEKTORAT
06.15 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH 018 Penguatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kecamatan 9 orang ATK, shound system 12 bulan 1 dok 1 dok 1.125.000 b. URUSAN PERENCANAAN
06.18 Program Perencanaan Pembangunan Daerah
009 Penyelenggaraan Musrenbang RKPD Kecamatan 17 orang Kendaraan, wireless 3 bulan 1 dok 0 dok 12.875.000
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 16
BAB III
IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD
3.1 IKHTISAR REALISASI PENCAPAIAN TARGET KINERJA KEUANGAN SKPD
Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan SKPD menurut program dan kegiatan adalah sebagai berikut :
NO URAIAN REALISASI CAPAIAN TARGET KINERJA
1. Pencegahan dan pengurangan resiko bencana Rp. 69.865.000,- 100%
2. Operasi Penertiban Rp. 33.250.000,- 100%
3 Peningkatan kerjasama dengan aparat keamanan dalam teknik pencegahan kejahatan
Rp. 153.786.000,- 100% 4. Monitoring dan evaluasi tata guna tanah Rp. 555.000,- 100% 5. Pelaksanaan Kebijakan Kependudukan Rp. 94.918.300,- 97.86% 6. Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang
sosial
Rp. 53.551.600,- 100% 7. Pembinaan pemberdayaan masyarakat bidang
ekonomi dan fisik
Rp. 42.850.000,- 100% 8. Pembinaan dan pengawasan terhadap kepala
dan perangkat desa
Rp. 0,- 0%
9. Pengelolaan Informasi Publik Perangkat Daerah Rp. 8.325.000,- 100% 10. Penyusunan dan pengumpulan data dan
statistik daerah
Rp. 0,- 0%
11. Pelestarian warisan budaya dan pengembangan nilai budaya lokal
Rp. 9.850.000,- 100%
12. Pengelolaan dokumen SKPD Rp. 7.425.000,- 100%
13. Belanja tidak langsung Rp. 1.538.651.912,- 97.95%
14. Penyediaan jasa administrasi keuangan Rp. 45.196.000,- 99.33% 15. Penyediaan jasa keamanan dan kebersihan Rp. 200.455.314,- 99.19% 16. Penunjang pelayanan administrasi perkantoran Rp. 136.286.468,- 94.08% 17. Pemeliharaan rutin/berkala gedung, peralatan,
mesin dan meubelair
Rp. 167.604.545,- 98.48% 18. Pengelolaan kepegawaian dan peningkatan
kapasitas pegawai
Rp. 5.505.000,- 100% 19. Penyusunan Perencanaan dan Evaluasi Kinerja
Perangkat Daerah
Rp. 18.009.000,- 100%
20. Pelayanan perizinan Rp. 6.975.000,- 95.22%
21. Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa
Rp. 59.705.000,- 100% 22. Penguatan pelaksanaan reformasi birokrasi Rp. 1.100.000,- 100% 23. Penyelenggaraan musrenbang RKPD Rp. 12.875.000,- 100% 24. Penatausahaan keuangan dan aset SKPD Rp. 1.375.000,- 100% 25. Evaluasi rancangan peraturan desa tentang
APBDes
Rp. 0,- 0%
26. Pembinaan dan Pengawasan Keuangan Desa Rp. 7.545.000,- 100% 26. Penyelenggaraan upacara kenegaraan dan
kegiatan kemasyarakatan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 17
3.2 HAMBATAN DAN KENDALA YANG ADA DALAM PENCAPAIAN TARGET KINERJA YANG TELAH DITETAPKAN
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 18
BAB IV
KEBIJAKAN AKUNTASI
4.1 ENTITAS AKUNTANSI/ENTITAS PELAPORAN KEUANGAN DAERAH
Entitas pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut ketentuan peraturan per undang – undangan wajib menyajikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan yang bertujuan umum.
Sedangkan entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang mengelola anggaran, kekayaan dan kewajiban yang menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya. Pengguna anggaran/barang sebagaientitas akuntansi menyelenggarakan akuntansi dan menyampaikan laporan keuangan sehubungan dengan anggaran / barang yang dikelola yang ditujukan kepada entitas pelaporan. Setiap SKPD diperlukan sebagai entitas akuntansi yang terpisah dengan entitas akuntansi yang lain. Untuk itu masing – masing SKPD mempunyai kewajiban melakukan pencatatan atas transaksi – transaksi yang terjadi di SKPD.
Pasal 1 Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2014 menyebutkan bahwa entitas pelaporan keuangan daerah adalah Pemerintahan Kabupaten Sleman, sedangkan entitas akuntansi adalah unit pemerintahan pengguna anggaran/pengguna barang. Sehingga berdasarkan peraturan tersebut. BKAD berkedudukan sebagai entitas akuntansi sekaligus entitas pelaporan.
Dalam penyusunan laporan keuangan Daerah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) menggunakan system akuntansi Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan peraturan Kepala Daerah berpedoman pada Peraturan Daerah tentang pokok – pokok pengelolaan keuangan daerah. Adapun system penyusunan laporan keuangan daerah disusun melalui serangkaian proses dari pengumpulan data, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun 2018. Dalam ranka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang menggunakan system akuntansi keuangan daerah, entitas pelaporan keuangan meliputi :
a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca
c. Laporan Surplus / Defisit d. Catatan Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 19 Sedangkan entitas akuntasi penyusunan laporan keuangan system akuntansi keuangan daerah terdiri dari :
a. Laporan Realisasi Anggaran b. Neraca
c. Catatan Atas Laporan Keuangan
4.2 BASIS AKUNTANSI YANG MENDASARI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD
Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan tahun anggaran 2020 adalah menggunakan basis akrual. Dengan dasar ini pengaruh transaksi atau peristiwa lain diakui pada saat hak dan / atau kewajiban timbul serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Dikecualikan dari dasar actual adalah laporan perhitungan anggaran yang menggunakan basis akrual. Hal tersebut karena APBD Kabupaten Sleman tahun anggaran 2018 menggunakan basis akrual. Basis akrual dalam laporan perhitungan anggaran berarti bahwa transaksi diakui pada saat hak dan / atau kewajiban timbul.
4.3 PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI BERKAITAN DENGAN KETENTUAN YANG PADA DALAM STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PADA SKPD
Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar akuntansi pemerintah SKPD Kapanewon Seyegan berpedoman pada system akuntansi pemerintah daerah yang meliputi antara lain :
1. Kas
Kas adalah uang tunai dan/atau yang dapat dipersamakan dengannya serta saldo rekening giro yang tidak dibatasi penggunaannya untuk membiayai kegiatan entitas Pemerintah Daerah.
Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid dan siap dicairkan menjadi kas dengan jatuh tempo kurang dari 3 bulan dari tanggal perolehannya. Sedangkan kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
Untuk memenuhi persyaratan setara kas, surat berharga harus segera dapat diubah menjadi kas tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 20 Klasifikasi
a. Kas terdiri atas :
1) Kas di kas daerah
2) Kas di bendahara penerima 3) Kas di bendahara pengeluaran 4) Kas di entitas BLUD
b. Setara kas terdiri atas :
1) Simpanan di bank dalam bentuk deposito yang jatuh temponya kurang dari 3 (tiga) bulan; dan
2) Surat berharga yang sangat likuid atau jangka waktunya kurang dari 3 (tiga) bulan.
Pengakuan
Penerimaan kas berasal dari : a) Pendapatan asli daerah b) Dana perimbangan
c) Lain – lain pendapatan yang sah d) Penerimaan pembiayaan
Penerimaan kas diakui pada saat terjadinya arus masuk ke kas daerah. Pengeluaran kas terdiri dari :
a) Belanja
b) Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran kas diakui sebagai belanja jika sudah terjadi pembayaran dari satuan kerja kepada pihak ketiga.
Pengeluaran kas dari kas daerah ke satuan kerja merupakan peralihan aktiva dari entitas pelaporan ke satuan kerja, oleh karenanya tidak dianggap sebagai belanja. Belanja direalisasikan sesuai APBD dengan prosedur pengendalian yang melingkupinya.
Pengukuran
Kas dan setara kas diukur dan dicatat sebesar nomonalnya.
Apabila terdapat kas dalam bentuk valuta asing, dikonversi menjadi rupiah menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal pelaporan keuangan. Pengungkapan
Pengungkapan kas di CaLK menunjukkan posisi dan rincian kas pada tanggal pelaporan keuangan serta informasi lain terkait kas.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 21 a. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah atau barang – barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi
Persediaan diklasifikasikan antara lain :
Barang pakai habis
Barang untuk diserahkan kepada masyarakat Pengakuan
Persediaan diakui pada saat :
a. Pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan dapat diukur dengan andal
b. Pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah
Pengukuran
Persediaan disajikan dineraca sebesar :
a. Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian dikurangi dengan potongan harga, rabat dan jenisnya
b. Biaya standar harga pokok produksi apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri meliputi bahan baku, tenaga kerja langsung, biaya langsung lainnya dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis
c. Nilai wajar apabila diperoleh dengan cara lainnya sepertinya donasi atau rampasan
d. Persediaan barang cetakan, dinilai sebesar biaya cetak
e. Persediaan dinilai dengan menggunakan Metode Masuk Pertama Keluar Pertama/MPKP
2. Aset Tetap
Aset tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunkan dalam kegiatan pemerintah daerah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Tidak termasuk dalam pengertian aset tetap adalah aset yang dinilai relatif kecil, mudah rusak, dan/atau tidak memerlukan biaya pemeliharaan.
Klasifikasi
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sifat dan fungsinya dalam aktivitas operasi entitas, terdiri atas :
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 22 a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap adalah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai
b. Peralatan dan mesin
Mencakup mesin – mesin dan kendaraan, alat elektronik, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan dalam kondisi siap pakai.
Peralatan dan mesin terdiri atas : 1) Alat – alat besar
2) Alat – alat angkutan
3) Alat – alat bengkel dan alat ukur 4) Alat – alat pertanian
5) Alat – alat kantor dan rumah tangga 6) Alat studio dan komunikasi
7) Alat – alat kedokteran 8) Alat – alat laboratorium 9) Alat – alat keamanan c. Gedung dan bangunan
Mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai
d. Jalan, irigasi dan jaringan e. Aset tetap lainnya
Mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah daerah dan dalam kondisi siap pakai. Aset tetap lainnya antara lain :
1. Buku perpustakaan
2. Barang bercorak kesenian/kebudayaan Pengakuan
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh nilainya dapat diukur secara handal dengan kriteria sebagai berikut :
a. Berwujud
b. Mempunyai masa mafaat lebih dari 12 (dua belas) bulan c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara handal
d. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 23 f. Merupakan objek pemeliharaan atau memerlukan biaya atau ongkos
untuk dipelihara
g. Nilai rupiah pembelian barang material atau pengeluaran untuk pembelian barang tersebut memenuhi batasan minimal kapitalisasi aset tetap yang telah ditetapkan
h. Telah diterima hak kepemilikannya yang didukung dengan berita acara serah terima atau dokumen lain yang dipersamakan dan atau pada saat penguasaannya berpindah; dan/atau
i. Pengeluaran yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai penambahan, pengembangan dan penggantian utama dibebankan pada periode pengeluaran tersebut.
Pengukuran
a. Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan, yaitu harga beli dan biaya lain yang dapat dilekatkan secara langsung sampai aset tetap tersebut siap untuk digunakan. Biaya yang dapat dilekatkan secara langsung pada aset tetap tersebut siap digunakan, antara lain :
1. Biaya persiapan tempat
2. Biaya pengiriman awal, biaya simpan, dan bongkar muat 3. Biaya pemasangan
4. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur 5. Biaya perijinan
6. Biaya konstruksi
Jika terdapat pengeluaran biaya langsung untuk pengadaan beberapa aset tetap, maka metode pelekatan yang digunakan adalah metode rata – rata tertimbang dengan rumus harga satuan aset dibagi total nilai pengadaan dikalikan biaya yang dilekatkan.
b. Apabila biaya perolehan tidak memungkinkan, maka penialian aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan
c. Apabila harga perolehan dinyatakan dalam valuta asing, maka nilai rupiahnya ditetapkan berdasarkan nilai tukar (kurs tengah Bank Indonesia) pada saat perolehan.
d. Apabila diperoleh secara gabungan, biaya perolehan masing – masing aset tetap ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar/harga taksiran masing – masing aset yang bersangkutan.
Pengukuran aset tetap harus memperhatikan kebijakan tentang ketentuan nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap. Jika nilai
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 24 perolehan aset tetap dibawah nilai satuan minimum kapitalisasi maka atas aset tetap tersebut tidak dilaporkan sebagai aset tetap di neraca. Nilai satuan minimum kapitalisasi adalah pengeluaran pengadaan baru Nilai satuan minimum kapitalisasi aset tetap adalah sebagai berikut : a. Gedung dan bangunan dengan nilai nilai pengadaan baru lebih dari
atau sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)
b. Peralatan dan mesin dengan nilai pengadaan baru lebih dari atau sama dengan Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
c. Jalan, irigasi dan jaringan dengan nilai pengadaan baru lebih dari atau sama dengan Rp. 20.000.000.00 (dua puluh juta rupiah)
Pengungkapan
Hal – hal yang diungkapkan dalam laporan keuangan :
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang
menunjukkan mutasi aset tetap lainnya : 1) Penambahan
2) Pengurangan/pelepasan 3) Perubahan nilai, jika ada c. Informasi penyusutan, meliputi :
1) Nilai penyusutan
2) Metode penyusutan yang digunakan 3) Masa manfaat
4) Tarif penyusutan yang digunakan
5) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
d. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap e. Kebijakan akuntansi untuk kapasitas aset tetap
f. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi g. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap
h. Informasi penting lain yang relevan Pengeluaran setelah perolehan aset tetap
Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa mendatang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar kinerja, dikapitalisasi pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 25 Pengeluaran belanja tidak dikapitalisasi pada nilai aset jika hanya untuk mempertahankan fungsi atau mempertahankan umur ekonomis aset tetap. Pengeluaran belanja pemeliharaandikapitalisasi pada nilai aset jika memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Gedung dan bangunan dengan belanja pemeliharaan lebih dari atau sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) dilakukan kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk :
1. Meningkatkan kapasitas (menambah luas/volume)
2. Memperpanjang umur teknis (memperkuat dan/atau mengganti struktur fondasi, struktur dinding dan/atau struktur atap) atau
3. Meningkatkan kualitas /mutu (mengganti dengan kualitas yang lebih baik)
b. Peralatan dan mesin dengan nilai belanja pemeliharaan lebih dari atau sama dengan Rp. 30.000.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dilakukan kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk : 1. Menambah fungsi
2. Mengubah fungsi
3. Menambah asesoris/komponen peralatan
c. Jalan, irigasi dan jaringan dengan nilai belanja pemeliharaan lebih dari atau sama dengan Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah), dilakukan kapitalisasi apabila pengeluaran belanja digunakan untuk : 1. Meningkatkan kapasitas (menambah luas/volume) atau
2. Meningkatkan kualitas
Penghentian dan pelepasan aset tetap (retirement and disposal);
Aset tetap dieliminasi ketika dilepaskan atau dihapuskan atau dihentikan penggunaannya secara permanen atau tidak ada manfaat ekonomi di masa yang akan datang. Aset tetap yang dieliminasi direklasifikasi ke akun aset lainnya sesuai dengan nilai tercatat.
Penyusutan aset tetap
Penyusutan adalah alokasi sistematis atas nilai aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable aset) selama masa manfaatnya.
Nilai penyusutan setiap periode diakui sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam laporan operasional.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 26 Aset tetap lainnya tidak dilakukan penyusutan secara periodik, melainkan diterapkan penghapusan jika aset tetap lainnya tersebut tidak dapat digunakan lagi.
Aset tetap yang telah habis masa manfaatnya/habis nilai bukunya, maka biaya – biaya yang dikeluarkan untuk membiayai aset tetap tersebut dibebankan pada periode tahun berkenaan.
Metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus tanpa nilai sisa dengan estimasi masa manfaat sebagai berikut:
No Uraian Masa Manfaat
(Tahun) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
Alat angkut darat bermotor Alat pemeliharaan tanaman Alat kantor
Alat rumah tangga Peralatan komputer
Meja dan kursi kerja/rapat pejabat Alat studio
Alat komunikasi
Alat keamanan dan perlindungan Bangunan gedung tempat kerja
7 4 5 5 4 5 5 5 5 50
Penilaian kembali aset tetap
Penilaian kembali aset tetap dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal terjadi penyimpangan dari konsep biaya perolehan yang berpengaruh terhadap keuangan suatu entitas, selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dibukukan dalam akun Ekuitas Dana Diinvestasikan pada Aset Tetap.
3. Aset Lainnya
Aset lainnya terdiri atas: a. Tagihan Jangka Panjang b. Kemitraan dengan pihak ketiga c. Aset tak berwujud
Yaitu, aset yang tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 27 Jenis-jenis aset tak berwujud:
1) Goodwill 2) Lisensi 3) Hak paten 4) Royalti
5) Aset tak berwujud lainnya
6) Aset tak berwujud dalam pengerjaan yaitu pengembangan suatu aset tak berwujud yang diperoleh secara internal yang jangka waktu penyelesainnya melebihi satu tahun anggaran atau pelaksanaan pengembangannya melewati tanggal pelaporan keuangan.
a) Software yang bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari hardware komputer tertentu sehingga dapat digunakan di komputer lain
b) Hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang yaitu suatu kajian atau pengembangan yang memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa yang akan datang serta dapat diidentifikasi sebagai aset.
d. Aset lain-lain
Digunakan untuk mencatat aset lainnya yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam tagihan jangka panjang, kemitraan dengan pihak ketiga dan aset tak berwujud.
Termasuk dalam kelompok aset lain-lain adalah aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif. Penghentian dapat disebabkan karena rusak berat, usang dan/atau aset tetap yang tidak digunakan karena sedang menunggu proses penghapusan (proses penjualan, sewa beli, penghibahan, penyertaan modal)
Pengakuan
a. Aktiva Tak Berwujud, diakui ketika memenuhi kriteria: 1) Dapat diidentifikasi:
a) Dapat dipisahkan, artinya aset ini memungkinkan untuk dipisahkan atau dibeda secara jelas dengan aset-aset yang lain pada suatu entitas, sehingga dapat dijual, dipindahtangankan, diberikan lisensi, disewakan, ditukarkan, baik secara individual maupun secara bersama-sama.
b) Timbul dari kesepakatan yang mengikat, seperti hak kontraktual atau hak hukum lainnya, tanpa memperhatikan apakah hak tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban lainnya.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 28 2) Pengendalian
Suatu entitas disebut mengendalikan aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang timbul dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomi dari aset tersebut.
3) Manfaat ekonomi masa depan
Manfaat ekonomi dapat menghasilkan aliran masuk kas, setara kas, barang atau jasa ke pemerintah daerah.
b. Aset lain-lain diakui pada saat aset tetap dihentikan dari penggunaan aktif dan direklasifikasi ke dalam aset lain-lain. Pengukuran
a. Aktiva tak berwujud
1) Dinilai sebesar harga perolehan yaitu harga yang harus dibayar entitas untuk memperoleh suatu aset tak berwujud hingga siap dipakai dan mempunyai manfaat ekonomi yang diharapkan dimasa datang atau jasa potensial yang melekat pada aset tersebut akan mengalir dalam entitas tersebut
2) Aset tak berwujud dilakukan amortisasi secara garis lurus, kecuali atas aset tak berwujud yang memiliki masa manfaat tak terbatas
b. Aset lain-lain
1) Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif dan direklasifikasikan ke aset lain-laindisajikan menurut nilai buku 2) Proses penghapusan terhadap aset lain-lain dilakukan paling
lama 12 bulan sejak direklasifikasikan kecuali ditentukan lain menurut ketentuan perundang-undangan.
Pengungkapan
a. Aktiva tak berwujud
Hal-hal yang diungkapkan dalam Laporan Keuangan: 1) Masa manfaat dan metode amortisasi
2) Nilai tercatat bruto, akumulasi amortisasi dan nilai sisa
3) Penambahan maupun penurunan nilai tercatat pada awal dan akhir peride, termasuk penghentian dan pelepasan
b. Aset lain-lain
Hal-hal yang perlu diungkapkan antara lain adalah faktor-faktor yang menyebabkan pemberhentian penggunaan dan informasi lainnya yang relevan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 29 4. Amortisasi
Amortisasi adalah penyusutan terhadap aktiva tak berwujud yang dialokasikan secara sistematisdan rasional selama masa manfaatnya.
5. Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan keluarnya aliran sumberdaya ekonomi Pemerintah Daerah.
Kewajiban dapat timbul dari:
a. pengadaan barang dan jasa atau gaji yang belum dibayar, yang pelunasannya akan dilakukan dengan pengeluaran belanja Pemerintah Daerah;
b. keharusan membayar kembali penerimaan pembiayaan yang berasal dari utang dalam negri
Klasifikasi
Kewajiban diklasifikasikan menjadi kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a. Kewajiban jangka pendek
Yaitu kewajiban yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan setelah tanggal pelaporan keuangan, terdiri atas: 1) Utang kepada pihak ketiga, berasal dari kontrak yang belum
dibayar sampai dengan tanggal pelaporan keuangan 2) Utang bunga
3) Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK), yaitu utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga yang disebabkan kedudukan pemerintah daerah sebagai pemotong pajak atau pungutan lainnya.
4) Bagian lancar utang jangka panjang
5) Utang jangka pendek lainnya, yaitu kewajiban lancar yang tidak termasuk dalam kategori yang ada.
b. Kewajiban jangka panjang Pengakuan
Kewajiban diakui pada saat konsekuensi ekonomi untuk memenuhi kewajiban tersebut membuat Pemerintah Daerah harus mengeluarkan sumber daya kepada pihak ketiga.
Pengukuran
a. Kewajiban disajikan di neraca sebesar nilai nominal yaitu jumlah rupiah yang akan dibayarkan
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 30 b. Kewajiban valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar (kurs tengah BI) pada tanggal pelaporan keuangan.
Pengungkapan
Kewajiban diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar penjadualan utang.
Informasi-informasi yang disajikan dalam CaLK adalah:
a. Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklaifikasikan berdasarkan perjanjian utang;
b. Jumlah saldo kewajiban Pemerintah Daerah berdasarkan jenis sekuritas utang Pemerintah dan jatuh temponya
c. Bunga pinjaman yang terutang pada periode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku;
d. Konsekuensi dilakukannya penyelesaiannya kewajiban sebelum jatuh tempo;
6. Ekuitas
Ekuitas adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban pemerintah daerah pada tanggal pelaporan keuangan.
Klasifikasi
Ekuitas diklasifikasikan sebagai berikut: a. Ekuitas
b. R/K PPKD c. R/K SKPD Pengakuan
a. Ekuitas diakui saat terjadi transaksi sebagai akibat penerapan model desentralisasi akuntansi keuangan daerah
b. R/K PPKD digunakan oleh Satuan Kerja , untuk mencatat:
1) Sisi Debet: Setoran uang ke kas daerah dan/atau penyerahan aset non kas ke Pemerintah Daerah.
2) Sisi Kredit: Penerimaan otorisasi pencairan kas dari SKPKD dan / atau penerimaan aset non kas dari Pemerintah Daerah.
c. R/K SKPD digunakan oleh SKPKD, untuk mencatat: 1) Sisi Debet: Penerbitan otorisasi pencairan kas dan / atau
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 31 2) Sisi Kredit: Penerimaan setoran uang dan / atau
penerimaan aset non kas dari Satuan Kerja.
d. R/K PPKD dan R/K SKPD dieleminasi dalam laporan keuangan konsolidasian.
Pengukuran
Ekuitas disajikan sebesar selisih antara aset dan kewajiban Pengungkapan
Pengungkapan ekuitas dalam CaLK memuat informasi lainnya terkait posisi ekuitas pada tanggal pelaporan keuangan.
7. Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah
Klasifikasi
Pendapatan-LRA diklasifikasikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP
Pengakuan
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas telah diterima oleh bendahara penerima Satuan Kerja atau bendahara penerimaan BLUD atau kas daerah
Pengukuran
a. Akuntansi Pendapatan-LRA dicatat dengan asas bruto, yaitu sebelum dikompensasi dengan pengeluaran
b. Dalam hal besaran pengurang terhadap Pendapatan-LRA bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka asas bruto dapat dikecualikan
c. Pendapatan-LRA dalam mata uang asing dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia
Pengungkapan
a. Pendapatan disajikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP
b. Rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
c. Penjelasan mengenai pendapatan tahun bersangkutan apabila terjadi hal-hal yang bersifat khusus
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 32 d. Penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang
material antara anggaran dan realisasinya 8. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh Pemerintah Daerah.
Klasifikasi
Belanja diklasifikasikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP Pengakuan
a. pada saat terjadi pengeluaran dari Rekening Kas Daerah untuk pembayaran langsung kepada pihak ketiga
b. pada saat dilakukan pembayaran oleh bendahara pengeluaran satuan kerja
Pengukuran
Belanja dicatat berdasarkan asas bruto sesuai dengan dokumen pengeluaran yang sah.
Pengungkapan
a. Belanja disajikan sesuai dengan struktur APBD dan SAP b. Rincian lebih lanjut jenis belanja disajikan dalam CaLK c. Penjelasan mengenai belanja tahun bersangkutan
apabila terjadi hal-hal yang bersifat khusus
d. penjelasan sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya.
9. Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
Klasifikasi
Pendapatan-LO diklasifikasikan sesuai dengan SAP Pengakuan
1) Retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha diakui ketika kas telah diterima oleh bendahara penerimaan berdasarkan laporan harian, kecuali retribusi sejenis dengan penetapan.
2) Lain-lain PAD yang sah diakui ketika kas telah diterima oleh bendahara penerimaan, kecuali pendapatan sejenis dengan penetapan atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pengukuran
a. Pendapatan-LO dicatat berdasarkan asas bruto, yaitu sebelum dikompensasi dengan pengeluaran
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 33 b. Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarkan terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai , maka asa bruto dapat dikecualikan.
c. Pendapatan-LO dalam mata uang asing dicatat dicatat pada tanggal transaksi menggunakan kurs tengah Bank Indonesia Pengungkapan
a. Rincian pendapatan –LO sesuai dengan SAP
b. Penjelasan mengenai pendapatan tahun pelaporan jika terjadi hal-hal yang bersifat khusus
c. Penjelasan sebab-sebab selisih pencapaian target penerimaan pendapatan daerah dengan realisasinya
d. Informasi lain yang dianggap perlu 10. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban
Klasifikasi
Beban diklasifikasikan sesuai dengan SAP Pengakuan
a. Saat timbulnya kewajiban;
1) Beban pegawai melalui mekanisme LS diakui setelah diterbitkan otorisasi pencairan kas gaji dan tunjangan pegawai, sedangkan beban pegawai melalui mekanisme UP/GU/TU diakui ketika kas dikeluarkan oleh bendahara pengeluaran; 2) Beban barang dan jasa diakui ketika Berita Acara Serah Terima
Barang dan Jasa ditandatangani oleh Panitia Penerima Barang; 3) Beban langganan diakui saat tagihan atas beban tersebut
diterima;
4) Beban lain-lain diakui pada saat tagihan atas beban tersebut disahkan; atau
b. saat terjadinya konsumsi aset; atau
1) Beban penyusutan diakui saat akhir bulan;
2) Beban penyusutan dimulai pada bulan berkenaan jika pengadaan aset dilakukan sampai dengan tanggal 15 atau dimulai pada bulan berikutnya jika pengadaan aset dilakukan setelah tanggak 15;
3) Beban amortisasi diakui saat akhir periode penyusunan laporan keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 34 c. Saat terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa,
dengan rincian sebagai berikut:
1) Beban tak terduga diakui saat diterbitkan Surat Keputusan Bupati tentang pengeluaran belanja tak terduga;
2) Beban Persediaan diakui pada saat digunakan.
Pengukuran
Beban diukur berdasarkan harga perolehan atas: a. besaran timbulnya kewajiban, atau
b. besaran terjadinya konsumsi aset, atau
c. besaran terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
Jika tidak diperoleh harga perolehan digunakan nilai wajar Pengungkapan
Beban disajikan berdasarkan jenis beban dalam LO dan rincian lebih lanjut jenis beban diungkapkan dalam CaLK
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 35
BAB V
PENJELASAN PELAPORAN POS – POS LAPORAN KEUANGAN SKPD 5.1 LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA)
5.1.1 PENDAPATAN
5.1.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Kecamatan Seyegan mengelola pendapatan daerah yang berasal dari retribusi IMB sebesar Rp. 2.417.100,-
5.1.2 BELANJA DAERAH
Dari Anggaran Belanja Daerah yang tertuang dalam APBD Perubahan Tahun Anggaran 2020 sebesar Rp. 2.731.156.720,- realisasinya sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp. 2.683.354.139,- dengan sisa anggaran sebesar Rp. 47.802.581,-
5.1.2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG
5.1.2.1.a Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Tidak Langsung sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar Rp. 1.538.651.912,- dari anggaran sebesar Rp. 1.570.895.920,- Realisasi belanja tidak langsung digunakan untuk membiayai belanja gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Kecamatan Seyegan.
5.1.2.2 BELANJA LANGSUNG
5.1.2.2.1 Belanja Pegawai
Anggaran belanja pegawai tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 266.225,- dan terealisasi sebesar Rp. 264.160.000,- sisa anggaran sebesar Rp. 2.065.000,-
Belanja pegawai meliputi :
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI SISA
1. Honorarium PNS 153.455.000 153.455.000 0 2. Honorarium Non
PNS
112.770.000 110.705.000 2.065.000
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 36 5.1.2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
Anggaran belanja barang dan jasa tahun anggaran 2020 sebesar Rp. 858.685.800,- dan terealisasi sebesar Rp. 847.217.227,- sisa anggaran sebesar Rp. 11.468.573,-
Belanja barang dan jasa meliputi :
NO URAIAN ANGGARAN REALISASI SISA
1. Belanja bahan pakai habis 169.593.400 167.940.095 1.653.305 2. Belanja bahan/material 3.450.000 3.450.000 0
3. Belanja jasa kantor 357.747.600 348.342.732 9.404.868 4. Belanja premi asuransi 1.243.200 1.228.800 14.400 5. Belanja cetak dan penggandaan 39.704.000 39.704.000 0
6. Belanja sewa sarana mobilitas 0 0 0
7. Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor
2.500.000 2.500.000 0
8. Belanja makanan dan minuman 212.002.000 211.620.000 382.000 9. Belanja pakaian khusus dan hari –
hari tertentu
0 0 0
10. Belanja perjalanan dinas 900.000 900.000 0
11. Belanja pemeliharaan 53.445.600 53.431.600 14.000 12. Belanja Barang yang akan
diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat
0 0 0
13. Uang untuk diberikan kepada pihak ketiga/masyarakat
0 0 0
14. Belanja tenaga
ahli/instruktur/narasumber/akademisi
18.100.000 18.100.000 18.100.000
15. Belanja Modal Pengadaan Peralatan Kantor
29.050.000 27.550.000 1.500.000
16. Belanja Modal Pengadaan Perlengkapan Kantor
800.000 800.000 0
17. Belanja Modal Pengadaan Komputer
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 37
5.2 NERACA 5.2.1 Aset
5.2.1.1 Aset Lancar
5.2.1.1.a Kas di Bendahara Pengeluaran
Kas di bendahara pengeluaran pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 0,-
5.2.1.1.b Persediaan
Nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2020 nilai persediaan sebesar Rp. 2.484.800,-.
Persediaan yang akan diberikan kepada masyarakat berupa sumbangan / donasi penanganan Covid – 19 sebagai berikut :
NO Tanggal Uraian Jumlah Sumber
1. 2 Juli 2020 Paket Sembako 28 paket @ Rp. 150.000,- 4.200.000 FKUB Kabupaten Sleman 2. 21 Juli 2020 Thermogun 15 Buah @ Rp. 470.000,- 7.050.000 Baznas Kabupaten Sleman 3. 22 September 2020 Paket Santunan Anak Yatim 25 Paket @ Rp. 500.000,- 12.500.000 Baznas Kabupaten Sleman Jumlah 23.750.000
Secara keseluruhan persediaan adalah sebagai berikut :
No Jenis Sediaan Saldo
Awal
Pembelian Pemakaian Saldo Akhir Perhitunga n MPKP Persedi aan menjadi aset 1. Alat tulis kantor 25.248.45
0
1.750.000 25.044.650 - 1.953.800
2. Perangko, materai dan benda pos lainnya
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 38 3. Peralatan kebersihan
dan bahan pembersih
6.068.000 15.622.300 21.354.300 - 336.000
4. Isi tabung gas 160.000 1.280.000 1.440.000 0
5. Bahan Obat - obatan 150.000 6.115.000 6.115.000 150.000
5.2.1.2 Aset Tetap
5.2.1.2.a Peralatan dan Mesin
Nilai peralatan dan mesin intrakomtabel pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 1.904.832.877,25 dapat diungkap sebagai berikut : Penambahan peralatan dan mesin per 31 Desember 2020 berasal dari dropping sebesar Rp.12.370.000,-
Nilai peralatan dan mesin terdiri atas : N
o
Jenis Aset Intrakomtabel (nilai sama atau diatas nilai kapitalisasi) Extrakomptab el (nilai dibawah nilai kapitalisasi) Total 1. Alat – alat besar 18.100.000 0 18.100.000 2. Alat – alat angkutan 405.921.000 0 405.921.000 3. Alat bengkel dan alat ukur 21.540.000 0 21.540.000 4. Alat pertanian 850.000 0 850.000 5. Alat kantor dan rumah tangga 1.145.592.449 12.786.428,56 1.158.378.877,5 6 6. Alat studio dan alat komunikasi 11.585.000 0 11.585.000 7. Alat Kedokteran dan Kesehatan 470.000 0 470.000 8. Alat 1.500.000 1.500.000
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 39 Laboratoriu m 9. Komputer 299.274.428.2 5 299.274.428,25
5.2.1.3.b Gedung dan Bangunan
Nilai gedung dan bangunan pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 6.960.560.144,61,- berupa bangunan gedung kantor Kecamatan Seyegan.
5.2.1.3.c Aset Tetap Lainnya
Nilai aset tetap lainnya pada tanggal 31 Desember 2020 sebesar Rp. 224.975.050,- berupa buku dan perpustakaan dan barang bercorak kebudayaan.
5.2.1.3.d Penyusutan
Metode penyusutan yang dipakai adalah metode garis lurus tanpa nilai sisa dengan estimasi masa manfaat 31 Desember 2020 sebesar Rp. 212.164.707,08 terdiri dari : N o Nama Bidang Barang Jml Brg
Jumlah Harga Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1 2 3 4 5 6 7 1 Tanah Tanah 2 Peralatan dan Mesin Alat – alat besar 1 18.100.000 0 18.100.000 0 Alat – alat angkutan 11 405.921.000 16.712.964.29 358.484.041,6 7 47.436.958,33 Alat bengkel dan alat ukur
3 21.540.000 1.520.000 15.902.500 5.637.500
Alat pertanian 1 850.000 53.125 123.958,33 726.041.67
Alat kantor dan rumah tangga 488 1.145.592.44 9 103.222.224,6 7 449.391.250,5 0 696.201.198,5 0 Alat studio dan
komunikasi
3 11.585.000 143.000 11.394.333,33 190.666.67
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 40 kedokteran Alat laboratorium 1 1.500.000 46.875 109.375 1.390.625 Komputer 43 299.274.428, 25 20.860.916,68 225.910.639,6 2 73.363.788,63 3. Gedung dan Bangunan Bangunan gedung 4 6.960.560.14 4,61 69.605.601,45 447.503.741,3 8 6.513.056.403 ,23 Monumen 4 Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan dan Jembatan 0 Bangunan air/irigasi 0 Instalasi 0 Jaringan 5 Aset Tetap Lainnya Buku dan Perpustakaan 644 2.395.000 2.395.000 Barang bercorak kebudayaan 145 222.580.050 222.580.050 Hewan dan ternak serta tanaman 6 Konstruksi dalam pengerjaan Konstruksi dlm pengerjaan Jumlah 134 5 9.090.368.07 1,86 212.164.707,0 8 1.526.919.839, 83 7.563.448.232 ,03
Catatan atas Laporan Keuangan Kapanewon Seyegan Semester II Tahun 2020 41
5.2.2 KEWAJIBAN
5.2.2.1 Kewajiban Jangka Pendek 5.2.2.2 Kewajiban Jangka Panjang
5.2.3 EKUITAS 5.2.3.1 Ekuitas
5.2.3.1.1 Ekuitas
Adalah kekayaan bersih Pemerintah Daerah yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban Pemerintah Daerah pada tanggal laporan keuangan.
No Uraian Jumlah
1. Ekuitas awal 7.929.011.981,17
2 Surplus/Defisit-LO (3.114.730.838,12)
3 R/K PPKD 2.747.733.139
4 Dampak kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar
0
5 Ekuitas Akhir 7.562.014.282,05
5.3 LAPORAN OPERASIONAL (LO) 5.3.1 Pendapatan – LO
5.3.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Kecamatan Seyegan mengelola pendapatan dari retribusi IMB sebesar Rp. 2.417.100,-
5.3.2 BEBAN
5.3.2.1 Beban Operasi
5.3.2.1.a Beban Pegawai
Beban pegawai sebesar Rp. 1.802.811.912,- meliputi :
No Uraian Jumlah
1 Gaji dan tunjangan 1.538.651.912
2 Honorarium PNS 153.455.000
3 Honorarium Non PNS 110.705.000