• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Rotasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Rasen Sentani Kabupaten Jayapura

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Rotasi Karyawan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Hotel Rasen Sentani Kabupaten Jayapura"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal F

utur

E

-

75-PENGARUH ROTASI KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL RASEN SENTANI KABUPATEN JAYAPURA

Diana Sulistiowati, Imran Syafei M. Nur

Universitas Yapis Papua

ABSTRAK

Semakin ketatnya tingkat persaingan sumber daya manusia, baik dalam bisnis maupun dalam organisasi nirlaba mengakibatkan organisasi dihadapkan pada tantangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Guna mencapai hal tersebut dalam organisasi kinerja karyawan diharapkan dapat performa yang baik. Beberapa cara untuk meningkatkan kinerja adalah rotasi karyawan untuk mengatasi kejenuhan karyawan di bidang tertentu, sehingga produktivitas dapat ditingkatkan.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh rotasi karyawan terhadap kinerja karyawan pada Hotel Rasen Sentani Kabupaten Jayapura. Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantatif. Jumlah sampel adalah total populasi sebanyak 22 pegawai. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalsisis menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa rotasi karyawan berpengaruh siginifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Rasen Sentani, karena rotasi yang dilakukan dapat memberikan suasana baru, yang bermanfaat untuk menambah pengalaman karyawan dan mencegah kebosanan pada bidang lain, sehingga kinerja karyawan akan lebih meningkat.

Kata kunci : Rotasi karyawan, Kinerja karyawan PENDAHULUAN

Semakin ketatnya tingkat persaingan sumber daya manusia, baik dalam bisnis maupun dalam organisasi nirlaba mengakibatkan organisasi dihadapkan pada tantangan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup. Keberhasilan suatu organisasi atau organisasi ini dipengaruhi oleh kinerja karyawan (job performance) atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi, karena memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya yang dituinjukkan dengan produktivitas kerja yang mengarah pada kinerja karyawan.

Bidang pekerjaan yang ditekuni karyawan yang merupakan suatu rutinitas pekerjaan akan berdampak pada karyawan tersebut, yakni timbul kejenuhan atau kebosanan. Masalah dampak dari jenuh kerja ini bisa berbagai macam, mulai dari turunnya produktivitas, meningkatkan emosional diri sampai pada keinginan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja.

Hotel Rasen merupakan hotel berbintang empat yang berlokasi di Sentani dengan tingkat aktivitas yang tinggi tergantung dari jumlah kunjungan yang datang untuk menggunakan jasa hotel. Kurangnya kinerja akan berdampak pada pelayanan hotel yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Hasil studi awal, bahwa karyawan sering tampak jenuh dan bosan dengan pekerjaan di bidangnya. Hal ini ditunjukkan dengan sering terlambat dalam bekerja dan tidak bersemangat dalam bekerja, mudah emosi dengan pekerjaan yang dikerjakannya yang berpengaruh antara hubungan sesama karyawan dan pada pimpinannya sendiri, sehingga menurunkan produktivitas kerja atau kinerja karyawan tersebut.

Untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya rotasi. Secara umum rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan tenaga kerja pada rutinitas pekerjaan yang

(2)

Jurnal F

utur

E

-

76-terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain dibidang yang berbeda pada suatu perusahaan.

Rotasi pekerjaan berasal dari kata transfer (alih tugas). Rotasi pekerjaan dapat dilihat sebagai mutasi personil adalah suatu job rotation atau perputaran kerja merupakan suatu bentuk mutasi personil yang dilakukan secara horizontal. Mutasi horizontal mengandung arti terjadinya perubahan posisi jabatan, pekerjaan, dan tempat kerja namun masih dalam level dan tingkat yang sama. Pada mutasi horizontal ini tidak diikuti dengan perubahan wewenang, tanggung jawab, status, kekuasaan, dan pendapatannya. Yang berubah dari mutasi horizontal adalah bidang tugas atau area tempat tugasnya. Pengukuran rotasi pekerjaan berdasarkan tingkat kebutuhan karyawan dalam organisasi. Karyawan hendaknya mengatahui dasar perpindahan posisi dalam bekerja. Karena jangan sampai rotasi pekerjaan akan membuat karyawan tidak nyaman dan akan menimbulkan masalah- masalah dalam bekerja. Rotasi pekerjaan atau job rotation merupakan suatu mutasi personal yang dilakukan secara horizontal tanpa menimbulkan perubahan dalam hal gaji ataupun pangkat atau golongan dengan tujuan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta untuk menghindari kejenuhan.

Diharapkan dengan adanya rotasi kerja akan meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perusahaan untuk mencapai tujuan (Rivai, 2004).

TINJAUAN PUSTAKA Rotasi Kerja

Rotasi kerja atau rolling adalah

perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Rotasi kerja dilakukan untuk menghindari kejenuhan tenaga kerja pada rutinitas pekerjaan yang terkadang membosankan serta memiliki fungsi tujuan lain supaya seseorang dapat menguasai dan mendalami pekerjaan lain di bidang yang berbeda pada suatu perusahaan (Sutrisno, 2009).

Menurut Sumarwoto (2011), pengertian rotasi kerja adalah memutar atau menggilir penempatan pejabat struktural maupun fungsional dari satu jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang ditetapkan dalam sebuah kebijakan yang bersifat compulsary.

Rotasi pekerjaan adalah pergeseran pekerjaan antar pegawai dalam organisasi. Pergeseran ini tidak dilakukan secara permanen. Rotasi merupakan salah satu cara untuk menempatkan atau staffing pegawai. Alasan lain dilakukannya rotasi pekerjaan adalah bahwa tugas atau pekerjaan bersifat monoton yang dilaksanakan terus menerus dapat mengakibatkan kebosanan dan penurunan hasil kerja dari pegawai. Adanya rotasi pekerjaan diharapkan dapat menstimulasi karyawan untuk mencapai kinerja yang lebih baik karena terdapat proses penambahan pengetahuan dan kemampuan pegawai, mengurangi kejenuhan kerja dari pegawai, membantu proses penempatan pegawai secara tepat, serta memberi tantangan lebih besar bagi pegawai untuk mencapai prestasi atau kinerja yang lebih baik Mansur (2009).

Setiap tenaga kerja dapat mengalami kejenuhan pada pekerjaannya dan terutama pada mereka yang tidak dilakukan rotasi kerja. Masalahnya dampak dari jenuh kerja ini

(3)

Jurnal F

utur

E

-

77-bisa berbagai macam, mulai dari turunnya produktivitas, meningkatkan emosional diri sampai pada keinginan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tempat mereka bekerja. Kejenuhan dalam bekerja ini bisa jadi karena karena pekerjaan rutin dan monoton yang berlangsung tahunan atau bisa juga memperoleh tanggung jawab kerja yang kurang menantang/kurang berarti (Savitri. 2005).

Kinerja Karyawan

Menurut teori sumber daya manusia, kinerja merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan, dikerjakan seseorang dalam melaksanakan kerja atau tugas. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Kinerja merupakan terjemahan dari kata

performance, yang berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries”

yaitu : (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan (to do or carry out, execute); (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban atau suatu niat atau nazar (to discharge of

fulfill; as vow); (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab (to execute or

complete an understaking); (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau

mesin (to do what is expected of a person machine) (Rivai, 2005).

Kinerja merupakan hasil kerja atas proses kerja yang dilakukan seorang karyawan dengan mendaya gunakan ide dan usaha untuk mencapai tujuan kerja organisasi. Menurut Robbins dalam Yerry (2012), kinerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh pekerja dalam pekerjaannya menurut criteria tertentu yang berlaku untuk suatu pekerjaan. Rivai (2005), menyatakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Hasil kerja yang telah disepakati bersama, didesain dengan memperhatikan standar kerja yang telah disusun oleh perusahaan dan disepakati leh karyawan sebagai dasar hasil kerja yang harus dicapai.

Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapai dan aktivitasnya yang dilakukan akan membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada diri manusia terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada saatnya akan membentuk tujuan- tujuan yang hendak dicapai dan dipenuhinya. Yang menjadi persoalan sekarang adalah bagaimana perusahaan dapat membuat pegawainya menjadi pekerja yang berprestasi dalam bidangnya dan bersemangat menjalankan tugasnya, bekerja keras, dan siap menghadapi tantangan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Setiap perusahaan atau organisasi pemerintahan perlu melakukan penilaian prestasi kerja para karyawannya. Penilaian prestasi kerja karyawan merupakan salah satu alternatif dasar dalam pemindahan (mutasi) atau promosi karyawan, sehingga akan dicapai kinerja karyawan yang tinggi, sesuai dengan target dan harapan dari perusahaan. Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003: 167) mengemukakan bahwa : "Evaluasi prestasi adalah evaluasi sistematik dan formal atas prestasi kerja karyawan dan potensi pengembangannya di masa depan". Selanjutnya Robbins (2006) mengemukakan bahwa kinerja karyawan (Employee Performance) adalah tingkat terhadap mana karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Penilaian kinerja (Performance Appraisal) adalah proses yang mengukur kinerja karyawan. Penilaian kinerja pada umumnya mencakup aspek kualitatif maupun kuantitatif dari pelaksanaan pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau yang diberikan. Program penilaian karyawan yang dianut oleh perusahaan, dapat menimbulkan kepercayaan moral yang baik

(4)

Jurnal F

utur

E

-

78-dari karyawan terhadap perusahaan. Adanya kepercayaan dikalangan karyawan bahwa mereka akan menerima imbalan sesuai dengan prestasi yang dicapainya, akan merupakan rangsangan bagi karyawan untuk memperbaiki prestasinya. Selanjutnya bila karyawan diberitahu kelemahan-kelemahannya, maka dengan bantuan pimpinan mereka berusaha untuk memperbaiki diri masing-masing. Penilaian karyawan dapat menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan bila pemimpin mengembangkan dan memajukan karyawannya melalui pemberian sarana pendidikan khusus bagi karyawan yang memerlukannya. Kemudian Mathis (2008) berpendapat bahwa penilaian karya adalah kegiatan memberikan umpan balik kepada karyawan mengenai unjuk kerjanya selama kurun waktu tertentu.

KERANGKA KONSEPTUAL

Rotasi pekerjaan adalah perpindahan pekerjaan seseorang dalam suatu organisasi yang memiliki tingkat level yang sama dari posisi pekerjaan sebelum mengalami pindah kerja. Rotasi kerja dilakukan untuk mencegah kebosanan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan karyawan pada bidang lainnya yang mempengaruhi kinerja karyawan. Adapun kerangka konseptual dapat digambarkan dalam gambar 1 sebagai berikut :

Gambar Kerangka Konseptual POTESIS PENELITIAN

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo : lemah dan thesis : pendirian atau pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah. Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan atau searah dengan tujuan penelitian. Hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan diantara variabel, sebagaimana kondisi dibawah hubungan yang diharapkan. Jawaban yang bersifat sementara ini akan diteliti hingga terbukti melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Dari kerangka konseptual diatas maka dapat diambil hipotesis bahwa : Ho : Rotasi karyawan berpengaruh terhadap kinerja karyawan

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantatif yaitu data dalam bentuk angka-angka, dapat dinyatakan dan diukur dengan satuan hitung (Sugiyono, 2009). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah data rotasi karyawan dan kinerja karyawan yang dienkrispikan menjadi numerik. Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelaskan gambaran mengenai objek yang diteliti. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Hotel Rasen Sentani Kabupaten Jayapura. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Desember 2014. Populasi dalam penelitan ini adalah seluruh karyawan Hotel Rasen sebanyak 22 orang. Dalam hal ini teknik sampel adalah total sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 22 orang. Data diperoleh menggunakan kuesioner dan dianalisis.

Rotasi Kerja

Kinerja (X) Karyawan (Y)

(5)

Jurnal F

utur

E

- 79-Y = a + b X + e (1) Keterangan : Y = Kinerja Karyawan a = Konstanta b = Koefisien regresi X = Rotasi Karyawan e = Faktor galat HASIL PENELITIAN Tabel 1

Uji Regeresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11,691 7,855 1,488 0,152 Rotasi_kerja 0,706 0,200 0,620 3,532 0,002

Nilai konstanta sebesar 11,691 jika tidak ada rotasi kerja (X), maka besarnya kinerja (Y) sebesar 11,691.

Nilai koefisien regresi untuk variabel rotasi kerja sebesar 0,706. Hal ini menunjukan jika variabel rotasi karyawan (X) berubah 1%, maka kinerja (Y) akan meningkat sebesar 0,706.

Berdasarkan hasil olahan data statistik uji regresi, maka dapat dilihat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Hipotesis dalam penelitian ini adalah rotasi karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa koefisien β rotasi kerja bernilai positif sebesar 0,706 dengan signifikansi 0,002 < 0,05. Hal ini berarti bahwa rotasi kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian hipotesis (Ho) ditolak.

Besarnya nilai determinasi (R2) hasil hitung adalah sebesar 0,384. Nilai tersebut menunjukan bahwa variabel rotasi kerja (X) dalam penelitian ini mempunyai kontribusi terhadap variabel kinerja karyawan (Y) sebesar 38% dimana sisanya yaitu sebesar 62% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan, maka diambil bahwa rotasi kerja berpengaruh siginifikan terhadap kinerja karyawan Hotel Rasen Sentani (p-value = 0,002), karena rotasi yang dilakukan dapat memberikan suasana baru, yang bermanfaat untuk menambah pengalaman karyawan dan mencegah kebosanan pada bidang lain, sehingga kinerja karyawan akan lebih meningkat.

Saran

Rotasi kerja karyawan yang diberikan, sebaiknya disesuaikan dengan ketrampilan atau minat karyawan pada bidang tertentu dan perlu adanya pelatihan, sehingga rotasi yang dilakukan sesuai dengan kemampuan karyawan tersebut akan lebih meningkatkan kinerja pegawai.

(6)

Jurnal F

utur

E

-

80-DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Azwar, 2000. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Dessler, Gery, 2011. Human Resource Management, New Jersey : Pearson Education Inc.

Fatmawati, 2012. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Karyawan Iain

Ar-Raniry Banda Aceh. www.Universitassyiahkuala.co.id. diakses 25 Oktober 2014.

Kemal Tharig dan Kasmiruddin, 2013. Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan,

Dan Kinerja Karyawan. FISIP Universitas Riau. www.universitasiriau.co0.id.

diakses 25 Oktober 2014.

Mangkunegara, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, PT Refika Aditama, Bandung.

Mathis, R.L. dan Jackson J.H., 2008. Human Resource Management, United States of America: Tomson Learning Academic Resource Center.

Mondy, R.W., 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Erlangga. Nurdiana Triyono, 2013. Pengaruh Rotasi Kerja Dan Kompensasi Terhadap Kinerja

Karyawan : Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. Universitas

Muhammadiyah Surakarta. www.umud.co.id. diakses 25 Oktober 2014.

Nurlatifah, 2009. Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Pustakawan Di

Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. www.uinan.co.id. diakses

25 Oktober 2014.

Robbins, 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Rivai Veithzal, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Savitri, 2005. Monotoni Kerja. www.usu.co.id. diakses 25 Oktober 2014.

Susilawati, 2013. Pengaruh Rotasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Perpustakaan di

UPT Perpustakaan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Universitas Islam Sunan

Kalijaga. www.uisk.co.id.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Administrasi. Binarupa Pustaka Pelajar, Jogjakarta. Sumarwoto, 2011. Budaya Organisasi Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia

Sutrisno, 2009. Macam dan Jenis Keputusan Pada Karyawan. www.organisasi.org. Diakses tanggal 25 Oktober 2014.

Oktaviani, 2009. Perbedaan Tingkat Stres Kerja Antara Tenaga Kerja Yang Dirotasi

Dengan Yang Tidak Dirotasi di PT. panasonic Gobel Energy Indonesia Bekasi.

www.unsemar.co.id. diakses 25 Oktober 2014.

Wahyudi Bambang, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM. Cetakan Ketiga. Sulita. Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak: tujuan penulisan artikel ini untuk menganalisis eksistensi mahkamah partai politik dalam menyelesaikan perselisihan internal partai politik sesuai dengan ketentuan

Guru mata pelajaran IPA menyatakan bahwa dalam membuat perangkat pembelajaran ada kesulitan, yakni merumuskan indikator, membuat instrumen, penilaian baik pada ranah sikap,

Hasil dari penelitian persepsi nasabah terhadap ujrah di Pegadaian Syariah Cabang Sidoarjo yang meliputi Masih banyak nasabah yang kurang memahami mengenai ujrah

Harga pasar saham juga merupakan hal yang relevan untuk diperhatikan oleh manajemen dalam menentukan kebijakan dividen.Dalam hal manajemen merasa bahwa s ahamnya t idak likuid

9.4.2.1 LAPORAN HASIL MONITORING MUTU LAYANAN KLINIS &amp; KESELAMATAN PASIEN YG DISUSUN SECARA PERIODIK (BELUM) 9.4.2.2 HASIL ANALISIS, KESIMPULAN &amp; REKOMENDASI HASIL

% handles structure with handles and user data (see GUIDATA) % Hints: get(hObject,'String') returns contents of edit14 as text % str2double(get(hObject,'String'))

Ausubel dalam teorinya sangat menekankan agar para guru mengetahui konsep- konsep yang telah dimliki para siswa, supaya belajar bermakna dapat berlangsung. Informasi

Peningkatan tekanan inflasi pada sewa kontrak rumah yang umumnya terjadi pada awal tahun belum terlihat pada triwulan I 2014, sehingga tekanan inflasi kelompok ini lebih