6-1
6
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI KOTA BANJARMASIN
Dalam pembangunan prasarana bidang cipta karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPIJM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan dmikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.
Tujuan peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana Kota bidang PU/ Cipta Karya, yaitu agar investasi pemangunan dapat dilaksanakan secara optimal oleh pemerintah kabupaten/kota sertaterjamin kelanjutannya. Dalam kegiata pembangunan prasarana kota, wilayah kegiatan pembangunan lebih dari satu wilayah kota, maka aspek kelembagaan perlu dibahas si tingkat provinsi dan tingkat nasional. Melalui pembahasan tersebut diharapkan dapat diwujudkan fungsi koordinasi dan kerjasama antar pemerintah daerah.
6-2
Bagian kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor pembangunan dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instasi. Kelembagaan di kota Banjarmasin perlu di optimalisasi dan dikoordinasikan serta di sinkronisasi uraian jabaran dari fungsi-fungsi sesuai dengan kedudukan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi dan perangkatnya, guna tercapai tujuan peningkatan kelembagaan yang mendukung kegiatan pembangunan prasarana kota termasuk didalamnya Bappeda, dinas-dinas, PDAM dan lain-lain.
6.1 KERANGKA KELEMBAGAAN
6.1.1 Badan Perencanaan Pemangunan Daerah
Berdasarkan peraturan walikota Banjarmasin No. 39 tahun 2008 tentang tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Banjarmasin, maka tugas pokok badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota
Banjarmasin adalah Menyususn Dan Melakasanakan Kebijakan Daerah Dalam Bidang
Perencanaan Pembangunan Daerah.
Fungsi badan Perencanaan Pembangunan daerah Kota Banjarmasin :
1. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang perencanaa pembangunan daerah
sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh walikota
2. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi terhadap pelaksanaan penelitian dan pengembangan.
3. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan pengaturan,
pengendalian dan evaluasi dibidang ekonomi
4. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi terhadap peaksanaan penataan dan pengembangan fisik dan prasarana
6-3
5. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi dibidang sosial budaya
6. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya kepala bappeda dibantu oleh sekretaris dan beberapa kepala bidang, tugas dan fungsi dari masing-masing bidang adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan administratif kepada seluruh unit kerja badan.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, sekretariat mempunyai fungsi :
a. Pengelola urusan umum, rumah tangga, hubungan masyrakat dan
keprotokolan;
b. Pengelola administrasi dan urusan kepegawaian;
c. Pengelola penyesunan dan pertanggujawaban anggaran serta administrasi
keuangan.
2. Sub. Bagian Perencanaan
Sub bagian perencanaan mempunyai tugas pokok menyiapkan rencana kerja dan program kerja serta melakukan koordinasi intern tentang penyusunan program kerja badan serta pelaporannya
3. Sub. Bagian umum dan Kepegawaian
Sub bagian umum dan kepegawaian mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan kegiatan surat menyurat, kearsipan, urusan perlengkapan dan rumah tangga, hubungan masyarakat serta keprotokolan serta mengumpulkan bahan, melaksanakan pelayanan serta mengelola administratif kepegawaian.
6-4
Sub bagian keuangan mempunyaitugas pokok menyusun rencana dan pertanggung jawaban anggaran serta mengelola administrasi keuangan.
5. Bidang Penelitian dan Pengembangan
Bidang penelitian dan pengembangan mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencanaan, penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi, sosial budaya, dan fisik prasarana dalam upaya perencanaan pembangunan kota.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang penelitian dan pengembangan mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian kegiatan
penelitian dan pengembangan dibidang ekonomi;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijaksanaan teknis dalam upaya
penelitian dan pengembangan sosial budaya masyaka;t
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakasanaan teknis dalam upaya
penilitian dan pengembangan fisik prasarana;
Pengkoordinasi dan sinkronisasi penelitian dan pengembangan dibidang
ekonomi, sosial budaya, dan fisik prasarana serta pelaksanaan kerjasama penelitian dengan lembaga-lembaga peneliti lainnya;
Pelaporan hasil penelitian dan pengembangan untuk bahan perencanaan
pembangunan selanjutnya;
Dalam pelaksanaannya kepala bidang penelitian dan pengembangan dibantu oleh 2 sub bidang, yaitu :
1) Sub bidang ekonomi, sosial dan budaya mempunyai tugas pokok
mengumpulkan bahan perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk merencanakan pembangunan kota,melaksanakan dan mengkoordinasikan penelitian serta mengadakan kerja sama penelitian dibidang ekonomi, sosial dan budaya dengan lembaga-lembaga lainnya.
6-5
2) Sub bidang fisik prasarana mempunyai tugas pokok megumpulkan bahan
perumusan kebijaksanaan kegiatan penelitian dan perencanaan
pembangunan dikota, melaksanakan dan mengkooordinasikan penelitian serta mengadakan kerja sama penelitian dibidang fisik prasarana dengan lembaga-lembaga lainnya.
6. Bidang Ekonomi
Bidang ekonomi mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan melaksanakan dan koordinasi kegiatan perencnaan pembangunan pertanian, industry, kelistrikan, perdagangan dan penanaman modal, koperasi dan tenaga kerja serta pengembangan dunia usaha.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang ekonomi mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi
perencanaan pembangunan dan pengembangan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi,
perencanaan pembangunan dan pengembangan industri, perdagangan dan penanaman modal serta koperasi dan tenaga kerja;
Penyiapan bahab dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi
perencanaan pembangunan dan pengembangan dunia usaha;
Pelaksanaan inventarisasi permasalahan perencanaan, program dan proyek
dibidang ekonomi serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahnya; Dalam pelaksanaannya kepala bidang ekonomi dibantu oleh :
1) Sub bidang industri dan perdagangan yang mempunyai yugas pokok
6-6
rencana dan program pengembangan dan pembangunan industri dan perdagangan
2) Sub bidang pertanian mempunyai tugas pokok mengumpulkan bahan,
melaksanakan, mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program pengembangan dan pembangunan pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan.
7. Bidang Fisik Dan Prasarana
Bidang fisik dan prasarana mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan, melakukan dan melaksanakan, mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pembangunan dibidang perhubungan dan pariwisata, tata ruang dan tata guna lahan, serta lingkungan hidup.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang fisi dan prasarana mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana,
pembangunan perhubungan dan pariwisata;
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana
pembangunan tata ruang dan tata guna lahan;
Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana
pembangunan dan pengaturan lingkungan hidup;
Pelaksana inventarisasi permasalahan, perencanaan, program dan proyek
dibidang fisik prasarana serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahan;
Penyiapan koordinasi penyusunan RUTRK(rencana umum tata ruang kota),
RDTRK (rencana detail tata ruang kota), RTRK (rencana teknis tata ruang kota);
6-7
1) Sub bidang perhubungan dan pariwisata mempunyai tugas pokok
mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pembangunan jalan dan jembatan, darat dan sungai, pos dan telekomunikasi serta pariwisata.
2) Sub bidang tata ruang, guna lahan dan lingkungan hidup
mempunyaitugas pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program pengaturan tata ruang dan tata guna lahan, RUTRK (rencana umum tata ruang kota), RDTRK (rencana detail tata ruang kota), RTRK (rencan teknis tata ruang kota) serta pengaturan, pemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan hidup yang seimbang dan serasi.
8. Bidang Sosial Budaya
Bidan sosial budaya mempunyai tugas pokok menyiapkan bahan perumusan kebijakan, melaksanakan dan koordinasi kegiaan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, mental spiritual, pemerintahan, kesejahteraan rakyat, informasi dan komunikasi, pemuda dan olah raga, kependudukan serta pemberdayaan masyarakat.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, bidang sosial budaya mempunyai fungsi :
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan
perencanaan pembangunan dan pengembangan pendidikan, pemuda dan olah raga, kebudayaan, agama hukum dan pemerintahan;
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan,
perencanaan pembangunan, dan ketenaga kerjaan, pemberdayaan kemasyarakatan, kependudukan, kesehatan, perumahan rakyat dan pemberdayaan wanita;
6-8
Penyiapan bahan dan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi kegiatan,
perencanaan pembangunan dan pengembangan informasi dan komunikasi;
Pelaksana inventarisasi permaslahan, perencanaan, program, dan proyek
serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahan. Dalam pelaksanaannya kepala bidang ekonomi dibantu oleh :
1) Sub bidang pendidika mental spiritual mempunyai tugas pokok
mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan, melaksanakan dan mengkoordinasikan rencan dan program pembangunan untuk pengembangan pendidikan pemuda dan olahraga, kebudayaan, agama, hokum dan pemerintahan.
2) Sub bidang sosial kemasyarakatan dan kependudukan mempunyai tugas
pokok mengumpulkan bahan penyusunan perumusan kebijakan,
melaksanakan dan mengkoordinasikan rencana dan program
pembangunan untuk mengembangkan ketenagakerjaan, pemberdayaan kemasyarakatan, kependudukan, kesehatan, perumahan rakyat dan pemberdayaan wanita.
Dari beberapa bidang fisik dan prasarana merupakan bidang yang sangat terkait dengan kegiatan bidang cipta karya. Selengkapnya susunan keorganisasian badan perencanaan pembangunan daerah (BAPPEDA) kota Banjarmasin dapat dilihat pada bagan berikut ini :
6-9
Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan DaerahKota Banjarmasin
6.1.2 DINAS CIPTA KARYA DAN PERUMAHAN
Tugas pokok dinas cipta karya dan perumahan adalah melaksanakan Urusan Rumah
Tangga Daerah Dan Tugas Pembantuan Dalam Bidang Pembinaaan Bangunan Dan Pemetaan, Penataan Bangunan Dan Sewa Menyewa, Penerangan Jalan Umum, Dan Perumahan.
Fungsi dinas cipta karya dan perumahan kota Banjarmasin :
1. Perumusan kebijakan teknis daam bidang tata kota dan perumahan sesuai dengan
kebijakan umu yang ditetapkan oleh walikota;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang tata kota dan
perumahan;
3. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan dan pengaturan,
pengendalian dan evaluasi terhadap pembinaan bangunan dan pemetaan;
4. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
6-10
5. Perumusan dan penetapan kebijakan oprasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi terhadap pengawasan bangunan, reklame dan perumahan;
6. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi pengembangan perumahan
7. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional pembinaan, pengaturan,
pengendalian, dan evaluasi pengembangan perumahan;
8. Pembinaan dan pengendalian unit pelaksana teknis;
9. Pengelola urusan keskretariatan;
Dalam melaksanakan tugasnyakepala dinas dibantu oleh seorang sekretaris yang membawahi 3 sub bagian yaitu : sub bagian umum dan kepegawaian, sub bagian program, dan sub bagian keuangan. Kepala bidang bertanggungjawab langsung kepada kepala dinas yang membawahi beberapa seksi, yaitu:
A. Bidang cipta Karya, membawawhi 3 orang kepala seksi :
Seksi perencanaan dan pengawasan program
Seksi bangunan dan kawasan
Seksi prasarana dan perumahan
B. Bidang perumahan, membawahi 3 orang kepala seksi :
Seksi perencanaan dan pengawasan program.
Seksi penataan kawasan
Seksi sewa menyewa pengelolaan fasum fasos
C. Bidang pengawasan bangunan, membawahi 3 orang kepala seksi :
Seksi jalan
Seksi pengawasan
Seksi peralatan dan perbekalan
Dari beberapa biddang yang ada maka bidang cipta karya dan bidang perumahan merupakan bidang yang sangat terkait dengan kegiatan cipta karya. Selengkapnya struktur organisasi dinas cipta karya dan perumahan kota Banjarmasin dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
6-11
6.1.3 DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN
Dinas kebersihan dan pertamanan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan rumah tangga daerah dan tugas pembantuan dalam bidang peningkatan keberrsihan, pengangkutan sampah, pengelolaan sampah dan penataan pertamanan.
Fungsi dinas kebersihan dan pertamanan :
1. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang kebersihan dan pertamanan sesuai
dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh walikota;
2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kebersihan
dan pertamanan;
3. Perumusan dan penetepan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
peengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengangkutan sampah dan tempat pembuangan akhir;
6-12
4. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi peningkatan kebersihan;
5. Perumusan dan penetapan kebijakan opreasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi terhadap penanggulangan dan pengelolaan sampah;
6. Perumusan dan penetapan kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan,
pengendalian dan evaluasi terhadap penataan pertamanan dan pemakaman;
7. Pembinaan dan pengendalian unit pelaksana teknis;
8. Pengeloalaan urusan kesekretariatan.
Dalam melaksanakan tugasnya kepala dinas dibantu oleh seorang sekretaris yang membawahi 3 sub bagian yakni; sub bagian keuangan, sub bagina umum dan kepegawaian, sub bagian perencanaan dan pelaporan. Kepala bidang bertanggung jawab langsung kepada kepala dinas yang membawahi beberapa seksi, yakni :
1. Bidang pengangkutan dan tempat pembuangan akhir, membawahi 2 orang
kepala seksi, yaitu:
Seksi angkutan dan pembuangan akhir.
Seksi pemeliharaan dan pengawasan.
2. Bidang kebersihan, membawahi 2 orang kepala seksi, yaitu:
Seksi kebersihan lingkungan
Seksi kebersihan jalan
3. Bidang penanggulangan dan pengelolaan sampah, membawahi 3 orang kepala
seksi, yaitu;
Seksi penanggulangan sampah.
Seksi tekhnologi dan pengelolaan sampah
Seksi penyuluhan
4. Bidang pertamanan, membawahi 3 orang kepala seksi, yaitu:
Seksi pembibitan dan penanaman.
Seksi penataan taman dan pemakaman.
6-13
Selain itu kepala dinas juga dibantu oleh beberapa unit pelaksana dinas (UPTD) pengeloalaan sampah. Dari beberapa biang yang ada maka bidang penanggulangan dan pengelolaan sampah merupakan bidang yang sangat terkait dengan kegiatan cipta karya. Selengkapnya struktur organisasi dinas kebersihan dan pertamanan kota Banjarmasin dapat dilihat pada bagan dibawah ini.
6.1.4 PDAM BANDARMASIH KOTA BANJARMASIN
Perusahaan daerah air minum (PDAM) bandarmasih kota Banjarmasin yang pada awalnya dibangun pada tahun 1937 oleh pemerintah belanda bernama “water leidjing hendrief” mulai difungsikan dengan sambungan sebanyak 300 buah dengan kapasitas sebesar 35lt/dt. Setelah kemerdekaan PDAM bandarmasih mengalami perkembangan yang pesat, berbagai upaya yang telah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota. Berikut adalah sejarah singkat tentang PDAM bandarmasih kota Banjarmasin :
6-14
Tahun 1973 : Instalasi Air Minum yang mulai dibangun oleh Belanda pada tahun
1973, mulai difungsikan dengan sambungan sekitar 300 buah dengan kapasitas 35 liter /detik.
Tahun 1950 : perusahaan yang semula bernama water leiding deins berubah
menjadi Jawatan Air Minum, dibawah kementrian departemen pekerjaan dan tenaga.
Tahun 1960 : status perusahaan menjadi seksi saluran air minum (SAM)
Kotapraja Banjarmasin yang merupakan bagian dari dinas usaha pemerintah Kotapraja.
Tahun 1964 : Dimulai pembangunan pengembangan dan rehabilitasi saluran air
minum dengan dana bantuan pemerintah perancis, dengan kapasitas 275 liter /detik.
Tahun 1972 : pengoperasian instalasi baru dengan debit awal 150 liter /detik
dengan jumlah pelanggan 800buah.
Tahun 1973 : berdirinya PDAM.
Tahun 1976 : dengan diserahkannya instalasi tersebut kepada pemerintah
daerah tingkat II Banjarmasin, status perusahaan berubah menjadi perusahaan Daerah Air Minum kotamadya Banjarmasin.
Tahun 1983 : dimulainya oprasi lima buah sumur bor instalasi KM.24 yang
dihibahkan oleh PPSAB Kalimantan Selatan pada PDAM Banjarmasin dengan kapasitas 60 liter/ detik.
Tahun 1986 : dilakukan peningkatan kapasitas instalasi pengolahan air A. Yani
dari 275 liter /detik menjadi 416 liter /detik.
Tahun 1987 : Pembangunan mini treatment plan di jalan Kayutangi Ujung
dengan kapasitas 12.5 liter /detikdan tahun 1990 ditambah 7,5 liter /detik dari PPSAB Kalimantan Selatan sehingga menjadi menjadi 20 liter /detik untuk pelayanan pelayanan air bersih dibanjar utara dan perumnas kayutangi khususnya.
Tahun 1989 : berdasarkan peraturan daerah TK. II Banjarmasin no. 12 tahun
6-15
menjadi perusahaan Daerah Air minum Bandarmasih kotamadya Dati II Banjarmasin.
Tahun 1989 : pembangunan mini treatment Plan dengan kapasitas 20 liter/detik
di jalan sutoyo untuk wilayah banjarbarat.
Thun 1990 : pembangunan Mini Treatment Plan didaerah jalan S parman dan
pasar pagi dengan kapasitas masing-masing 20 liter / detik untuk melayani wilayah banjar utara dan hotel-hotel berbintang.
Tahun 1991 : pembangunan satu buah bor di daerah ulin dengan kapasitas 10
liter /detik untuk melayani bandara syamsudin noor dan jalan A. yani.
Pada tahun 1992 : pembangunan mini treatment plan dengan kapasitas 20 liter
/detik di daerah sungai lulut untuk melayani wilayah perumnas pemurus luar.
Pada tahun 1992 : mulai dibangun intake ematang panjang dan instalasi
pengolahan air berikut jaringan pipa primer dan sekunder dengan kapasitas 500 liter /detik.
Pada tahun 1995 : pengoperasian instalasi pengolahan air di jalan pramuka
kapasitas 500 liter /detik untuk pelayanan banjar timur dan banjar selatan.
Pada tahun 1996 : pembangunan dua buah reservoir dengan kapasitas 6.000 m3
berikut jaringan pipa transmisi dan distribusi untuk mlayani wilayah banjar barat dan banjar utara.
Tahun 2000 : tahun 2000 SK walikota Banjarmasin no 9151 tahun 2000 yang
menyatakan bahwa pembinaan UPT PAL (Pengolahan Air Limbah) dibawah PDAM Bandarmasih. UPT PAL tersebut mulai dibangun pada thun 1998.
Pada tahun 2002 : IPA sumur Bor KM 24 landasan ulin diserahkan kepada PDAM
kab. Banjar dalam rangka penyertaan modal dan pemindahan MTP 60 lt/dt dari sutoyo dan S.Parman ke IPA A.yani, sehingga total kapasitas IPA A.Yani adalah 526 lt/dt. Peningkatan suplai air baku menjadi 520 lt/det dengan pekerjaan rehab intake Sungai Bilu dan pengadaan-pemasangan pipa transmisi Ø 630 mm panjang 1.200 meter dari Intake S.Bilu s/d IPA A.Yani. Penambahan kapasitas suplai air baku sebesar 400 lt/det dengan pekerjaan rehabilitasi intake Sungai Tabuk dan pengadaan-pemasangan pipa transmisi Ø 630 mm sepanjang 2.954
6-16
meter dari Intake Emergensi Sungai Ulin sampai dengan waduk pilot schem danØ dilanjutkan pekerjaan pemasangan pipa Ø 1000 mm sepanjang 1.700 meter mulai dari Intake Sungai Tabuk s/d Intake Pilot Scheme.
Tahun 2003 : Tahun 2003 Peningkatan Kapasitas Intake Sei Tabuk menjadi 900
lt/det, berupa lanjutan sisa pekerjaan Tahap I beserta pekerjaan pengadaan dan pemasangan pipa transmisi Ø 800 mm sepanjang 3.700 meter Penerapan Sistem Informasi Manajemen Terpadu.
Tahun 2003-2005: Penandatanganan kerjasama dengan pihak bank, Telkom dan
Telkomsel sebagai kemudahan dan percepatan pelayananKerjasama operasional pembacaan meter dengan PT. BalqisPenandatanganan penyerahan seluruh asset instalasi sumur bor Ulin kapasitas 60 lt/dt beserta jaringan pipa dan pelanggan dari PDAM Bandarmasih kepada PDAM Kabupaten Banjar.Penandatanganan MOU kerjasama antara PDAM Bandarmasih dengan BPD Kalimantan Selatan dan POLRI dalam rangka peningkatan pelayanan dan tindaklanjut pencurian air oleh pelanggan.Program Penyesuaian Tarif sebesar 5% secara bertahap selama 6 bulan sekali.Program Profesionalisme Karyawan melalui pelaksanaan pelatihan secara berkala, reward dan punishment.
Visi dan Misi PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin Visi PDAM BandarMasih :
“Menjadi Perusahaan Air Minum Yang Mandiri, Profesional Dan Terbaik Dalam Pelayanan”
Pemahaman dari visi tersebut adalah membangun kemandirian dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan, artinya seluruh program kegiatan dilaksanakan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki. Profesional dalam pengelolaan yang didasari dari kualitas sumber daya manusia yang berjiwa kewirausahaan dalam memberikan pelayanan serta menjadi yang terbaik yang tercermin dari konsistensi pendistribusian air minum ke konsumen selama 24 jam per hari secara berkesinambungan sepanjang musim.
6-17
Mandiri :
PDAM Bandarmasih 2 (dua) tahun kedepan dalam meningkatkan kualitas dan cakupan pelayanan bertumpu pada kemampuan yang dimiliki.
Profesional :
PDAM Bandarmasih, kedepan merencanakan pengelolaan sumber daya manusia yang berjiwakewirausahaan.
Terbaik :
PDAM Bandarmasih, mampu memberikan pelayanan prima melalui pendistribusian air minum kepada konsumen selama 24 jam/hari secara berkesinambungan sepanjang tahun.
Misi PDAM Bandarmasih :
Pelayanan prima, kualitas, kuantitas, kontinuitas dan tekanan.
Karyawan profesional dan sejahtera.
Memberikan kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah.
Sasaran, Strategi &Kebijakan A. Sasaran :
Berdasarkan visi dan misi diatas sasaran utama yang akan dicapai adalah peningkatan kinerja PDAM, yaitu :
1. Pengembangan Pelayanan
Cakupan pelayanan tahun 2011 sebesar 98 % dari total jumlah penduduk kota Banjarmasin sebanyak 686.450 jiwa dengan jumlah pelanggan sebanyak 120.703 sambungan serta pelayanan berwawasan regional.
6-18
Rasio antara pendapatan dibagi biaya melebihi 100 %, termasuk didalamnya PDAM dapat membayar tanggung jawab hutang serta dapat memperbaiki atau mengganti peralatan-peralatan sistem produksi dan distribusi.
3. Pelayanan Prima
Seluruh wilayah kota Banjarmasin terlayani PDAM dengan kualitas air minum (17 zona air minum tahun 2011), kontinuitas pengaliran selama 24 jam sepanjang tahun serta layanan pelanggan yang cepat, tepat, mudah dan bersahabat.
B. Strategi :
Optimalisasi sistem produksi dan distribusi.
Peningkatan kualitas pelayanan
Pengembangan sumber daya manusia
Peningkatan pendapatan perusahaan
C. Kebijakan:
Peningkatan cakupan pelayanan dan jumlah pelanggan
Sharing PDAM dengan Pemerintah pusat, Propinsi dan Kota dalam
Optimalisasi infrastruktur sistem penambahan air baku.
Upaya restrukturisasi hutang dengan Departemen Keuangan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Efesiensi dan efektivitas dilingkungan kerja.
Struktur organisasi PDAM Bandarmasih kota Banjarmasin terdiri dari :
1. Walikota sebagai pemilik modal
2. Direksi PDAM
3. Dewan pengawas
6-19
1) Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan mengawas seluruh kegiatan
operasional PDAM;
2) Membina pegawai;
3) Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
4) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
5) Menyusun rencana strategi Bisnis 5 (lima) tahunan (Business Plan/Corporate
Plan) yang disahkan oleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas;
6) Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM
yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana Strategi Bisnis (Business Plan/Corporate Plan) kepada Walikota melalui Dewan Pengawas; dan
7) Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM;
Wewenang Direksi PDAM :
1. Mengangkat dan memberhentikan pegawai PDAM berdasarkan Peraturan
Kepegawaian PDAM;
2. Menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja PDAM dengan persetujuan
Dewan Pengawas;
3. Mengangkat pegawai untuk menduduki jabatan di bawah Direksi;
4. Mewakili PDAM di dalam dan di Luar pengadilan;
5. Menunjuk Kuasa untuk melakukan perbuatan Hukum mewakili PDAM;
6. Menandatangani Laporan Triwulan dan Laporan Tahunan;
7. Menjual, menjaminkan atau melepaskan asset milik PDAM berdasarkan
persetujuan Walikota atas pertimbangan Dewan Pengawas;
8. Melakukan pinjaman, mengikatkan diri dalam perjanjian, dan melakukan
Kerjasama dengan pihak lain dengan persetujuan Walikota atas Pertimbangan Dewan Pengawas dengan menjaminkan asset PDAM.
6-20
Dalam penyusunan RIPJM Kota Banjarmasin ini harus didukung oleh berbagai komponen lembaga dalam penyelenggaraannya sehingga dapat menggambarkan interaksi pengelolaan antar beberapa komponen lembaga yang harus terintegrasi, efektif dan efisien, sehingga sangat tergantung pada efektivitas beberapa komponen lembaga yang terlibat dalam penyusunan RIPJM ini. Berdasarkan fakta ini, maka rencana pengembangan kapasitas dalam penyelenggaraan investasi jangka menengah diarahkan untuk menjamin adanya penguatan kelembagaan, perbaikan tata kerja dan mekansme koordinasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) yang mencakup peningkatan keterampilan dan kualifikasi, perbaikan sistem administrasi dan peningkatan partisipasi dalam pembangunan di Kota Banjarmasin. Dalam rangka itu rencana peningkatan kapasitas disusun berdasarkan prinsip :
1. Berjangka waktu, yaitu 5 tahun
6-21
3. bersifat demand driven, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas / luar
tetapi datang dari stakeholder-nya sendiri
4. mengacu pada kebijakan nasional.
Kondisi ketatalaksanaan bidang cipta karya
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan menumbuh kembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan.
6-22
Dengan mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran masingmasing instansi dalam pembangunan bidang Cipta Karya.
Table 6-2
Hubungan kerja instansi bidang cipta karya di Kota Banjarmasin. No Instansi Peran instansi pembanunan bidang cipta
karya Unit/bagian yang mengangani pembangunan bidang CK 1 Badan perencanaan pembangunan daerah
a) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan
perhubungan dan pariwisata; b) Penyiapan bahan perumusan
kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan tata ruang dan tata guna lahan;
c) Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksana, koordinasi rencana pembangunan dan pengaturan lingkungan hidup; d) Pelaksana inventarisasi
permasalahan, perencanaan, program dan proyek dibidang fisik prasarana serta perumusan kebijakan langkah-langkah pemecahan;
Bidang Fisik dan Prasarana
2 Dinas Cipta Karya dan Perumahan
a) erumusan kebijakan teknis dalam bidang penataan ruang dan cipta karya;
b) Penyelenggaraan urusan dan pelayanan dibidang penataan ruang dan cipta karya;
c) Perumusan dan penetapan
kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap pengawasan bidang penataan ruang dan cipta karya;
Bidang Penataan ruang. Bidang Cipta Karya
3 Dinas Kebersihan dan Pertamanan
a) Perumusan kebijakan teknis dalam bidang kebersihan
Bidang pengangkutan dan pembuangan
6-23
b) Perumusan dan penetapankebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan pengangkutan sampah dan tempat pembuangan akhir;
c) Perumusan dan penetapan
kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi peningkatan kebersihan; d) Perumusan dan penetapan
kebijakan operasional, pembinaan, pengaturan, pengendalian dan evaluasi terhadap penanggulangan dan pengelolaan sampah;
Akhir, Bidang Kebersihan, serta Bidang penanggulangan & Pengelolaan Sampah 4 PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin
a) Menyusun perencanaan, melakukan koordinasi dan pengawas seluruh kegiatan operasional PDAM; b) Membina Pegawai;
c) Mengurus dan mengelola kekayaan PDAM;
d) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;
e) Menyusun rencana strategi Bisnis 5 (lima) tahunan (Business
Plan/Corporate Plan) yang disahkan oleh Walikota melalui usul Dewan Pengawas;
f) Menyusun dan menyampaikan Rencana Bisnis dan Anggaran Tahunan PDAM yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana Strategi Bisnis (Business
Plan/Corporate Plan) kepada Walikota melalui Dewan Pengawas; dan Menyusun dan menyampaikan laporan seluruh kegiatan PDAM;
Tugas Direksi PDAM Bandarmasih Kota Banjarmasin
6.2 KERANGKA REGULASI
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait dengan keciptakaryaan antara lain :
6-24
• Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional
- Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan, maka
pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada : (1) peningkatan kualitas pengelolaan aset (asset management) dalam penyediaan air minum dan sanitasi; (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum dan sanitasi dasar bagi masyarakat; (3) penyelenggaraan pelayanan air minum dan sanitasi yang kredibel dan professional; (4) penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
- Percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerjasama
antara pemerintah dan dunia usaha; Pengembangan perumahan dan permukiman.
- Ketersediaan infrastruktur sesuai tata ruang; Terpenuhinya penyediaan air
minum untuk kebutuhan dasar pengembangan infrastruktur pedesaan mendukung pertanian; Pemenuhan kebutuhan hunian didukung sistem pembiayaan jangka panjang; Terwujudnya kota tanpa pemukiman kumuh.
- Terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukung bagi seluruh masyarakat yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel sehingga terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
• Undang-Undang No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
- Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang
dioperasikan dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama
lima (5) tahun terhitung sejak diberlakukannya UU ini.
- Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Sedangkan
6-25
kegiatan penanganan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
• Undang-Undang No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
- UU mengatur penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman,
pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, pendanaan & pembiayaan, dan peran masyarakat.
- Dalam menangani permukiman kumuh dilakukan upaya pencegahan, terdiri dari
pengawasan, pengendalian, dan pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.
• Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
- Peraturan ini mengatur perihal pembinaan, perencanaan, pembangunan,
penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan, peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan, dan peran masyarakat.
• Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
- Bangunan gedung harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan
gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Sistem penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan dengan prinsip-prinsip penghematan energi (amanat green building).
- Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagai cagar budaya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan harus dilindungi dan dilestarikan.
- Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia
merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
6-26
- Infrastruktur air minum, air limbah permukiman, persampahan, merupakan
bagian dari sistem jaringan prasarana yang mendukung sistem permukiman dan membentuk struktur ruang kota.
- Peraturan ini mengamanatkan penyediaan ruang terbuka hijau dengan proporsi
paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota.
• Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
- Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat merupakan Urusan
Pemerintahan yang wajib diselenggarakan seluruh Daerah dan bersifat Pelayanan Dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. Pemda telah diamanatkan untuk memprioritaskan pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sehingga mendapat perlakuan khusus dalam penyusunan kelembagaan, perencanaan dan penganggaran di pusat dan di daerah.
- Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada SPM yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, sekaligus mendukung indikator kinerja utama kementerian dan kinerjanya akan dikontrol secara ketat oleh berbagai stakeholders.
- Dalam pembangunan bidang infrastruktur permukiman, Pemerintah Pusat
memiliki kewenangan untuk mengembangkan sistem permukiman secara nasional, lintas provinsi, atau untuk kepentingan strategis nasional. Pembagian kewenangan antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota ditunjukan pada tabel 6.x
Pembagian Kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota
Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Permukiman a. Penetapan pengembangan infrastruktur Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman didaerah
6-27
Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
permukiman secara nasional b. Penyelenggaraan infrastruktur pada permukiman di kawasan strategis nasional dikawasan srategi daerah Provinsi. kabupaten kota.
Bangunan gedung a. Penentapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional. b. Penyelenggaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis nasional dan penyelenggaraan bangunan gedung fungsi khusus a. Penetapan bangunan gedung untuk kepentingan strategis daerah provinsi. b. Penyelengaraan bangunan gedung untuk kepentingan strategis daerah provinsi. Penyelenggaraan bangunan gedung di wilayah daerah kab/kota, termasuk pemberian imb dan sertifikat laik fungsi bangunan. Penataan bangunan dan lingkungan a. Penetapan pengembangan system penataan bangunan dan lingkungan secara nasioal b. Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungannya dikawasan stategis nasional Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan strategis daerah provinsi dan penataan bangunan lingkungan lintas daerah Penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan didaerah kabupaten/kota
Air Minum a. Penetapan
pengembangan SPAM secara nasional
b. Pengelolaan dan pengembangan SPAM Lintas Daerah Provinsi, dan SPAM untuk kepentingan strategis Nasional Pengelolaan dan Pengembangan SPAM lintas daerah kabupaten/kota Pengelolaan dan Pengembangan SPAM di daerah kabupaten/kota
Air Limbah a. Penetapan
pengembangan sisem pengelolaan air limbah domestic secara nasional b. Pengelolaan dan pengembangan system pengelolaan air limbah domestik lintas daerah Provinsi, dan system pengelolaan pengelolaan air limbah domestic untuk kepentingan strategis nasional
Pengelolaan dan pengembangan system air limbah domestic regional
Pengelolaan dan pengembangan system air limbah domestic dalam daerah kabupaten/kota
6-28
Sub Urusan Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota
Persampahan a. Penetapan pengembangan system pengelolaan persampahan secara nasional. b. Pengembanganan system pengelolaan persampahan lintas daerah provinsi dan system pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional Pengembangan system dan pengelolaaan persampahan regional Pengembangan system dan pengelolaan persampahan dalam daerah kabupaten/kota Drainase a. Penetapan pengembangan system Drainase secara nasional. b. Pengelolaan dan Pengembanganan system Drainase lintas daerah provinsi dan system pengelolaan persampahan untuk kepentingan strategis nasional Pengeloalaan dan Pengembangan system drainase yang terhubung dengan sungai lintas daerah kabupaten/kota
Pengelolaan dan pengembangan system drainase yang terhubung dengan sungai dalam daerah kabupaten/kota
Di samping Undang-Undang tersebut, Ditjen Cipta Karya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang Cipta Karya antara lain:
PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang
Undang Bangunan Gedung);
PP No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
PP No. 88 Tahun 2014 tentang Pembinaan Penyelenggaraan Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
6-29
PP No. 122 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum;
Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan
Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur, dengan perubahannya Perpres No. 13 Tahun 2010 dan Perpres No. 56 Tahun 2011;
Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025;
Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi
Gas Rumah Kaca;
Perpres No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi;
Perpres No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015-2019;
Perpres No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat;
Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan;
Permen PU No. 45/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP);
Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan Dan
Perawatan Bangunan Gedung;
Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan
6-30
Permen PU No. 18/PRT/M/2012 Tentang Pedoman Pembinaan
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen PU No. 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan
Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;
Permen PU No. 13/PRT/M/2013 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen PU No. 1/PRT/M/2014 Tentang SPM Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang;
Permen PU No. 12/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan;
Permen PU No. 25/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar
Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen PUPR No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau;
Permen PUPR No. 03/PRT/M/2015 Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi
Khusus Bidang Infrastruktur;
Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Permen PU No. 34/PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;
Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.
Meskipun perangkat peraturan perundangan yang dimiliki Ditjen Cipta Karya sudah cukup lengkap, namun ke depan fungsi pengaturan perlu terus diperkuat. Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pembanguan 2015-2019, perangkat peraturan yang perlu disusun antara lain :
6-31
RUU Sanitasi
RPP tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman
RPP Rumah Negara
RPP Penyelenggaraan Rumah Susun
Raperpres tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Kawasan
Permukiman
Raperpres Surat Bukti Kepemilikan Bangunan Gedung
Raperpres Bangunan Gedung Negara
Raperpres tentang Badan Peningkatan Sistem Penyediaan Air Minum
Rapermen PUPR tentang Pedoman Pemberian Izin Penyelenggaraan Sistem
Penyediaan Air Minum oleh Badan Usaha dan Masyarakat untuk Memenuhi Kebutuhan Sendiri
Rapermen PUPR tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
Rapermen Pemberian Dukungan Pemerintah Daerah dalam Rangka
Kerjasama BUMN/BUMD dengan Badan Usaha
Rapermen PUPR tentang POS Pengelolaan SPAM
Rapermen PUPR tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
SPAM
Rapermen PUPR tentang Pemberlakuan Standar Kompetansi Kerja Nasional
Indonesia
Rapermen PUPR tentang Penyelenggaraan SPAM
Rapermen PUPR Tentang Sistem Pengelolaan Air Limbah
Rapermen PUPR tentang Peran Masyarakat dalam Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman
Rapermen PUPR tentang Pedoman Teknis Pembangunan Infrastruktur
Kawasan Perdesaan
Rapermen PUPR tentang Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh
6-32
Rapermen Pedoman Teknis Kemudahan pada Bangunan Gedung
Rapermen PUPR tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kawasan
Permukiman
Rapermen PUPR tentang Tim Ahli Perumahan dan Kawasan Permukiman
Rapermen PUPR tentang Pembangunan Infrastruktur Kawasan Perbatasan
Negara
Rapermen PUPR tentang Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis
Pemberdayaan Masyarakat
Rapermen PUPR tentang Spesifikasi Teknis dan Biaya Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh Perkotaan
SE Direktur Jenderal Cipta Karya tentang Model Peraturan Daerah tentang
Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh
Kerangka regulasi ini diarahkan untuk memfasilitasi, mendorong dan/atau mengatur perilaku masyarakat, termasuk swasta dan penyelenggara negara dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Kerangka regulasi ini disusun dengan mempertimbangkan regulasi yang ada, untuk melengkapi kebutuhan regulasi yang belum diatur, maupun untuk perbaikan bilamana regulasi yang ada belum optimal dalam mencapai tujuan/sasaran pembangunan.
Untuk dokumen RPIJM diperlukan arah regulasi dan/atau kebutuhan regulasi yang dalam pelaksanaan tugas, fungsi, serta kewenangannya pada pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kota Banjarmasin.
no ARAH REGULASI DAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
SUBSTANSI ARAHAN REGULASI UNIT
PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/
INSTITUSI TARGET PENYELESAIAN
1 Keputusan Walikota Banjarmasin no 460 tahun 2015 Penetapan lokasi permukiman kumuh kota Banjarmasin tahun 2015 lokasi-lokasi kawasan permukiman kumuh di kota banjarmasin Dinas Cipta Karya dan perumahan
6-33
no ARAH REGULASIDAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
SUBSTANSI ARAHAN REGULASI UNIT
PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/
INSTITUSI TARGET PENYELESAIAN
2 Perda No. 5 th. 2014 Pengolahan airlimbah domestik
Terkendalinya pembuangan airlimbah domestic serta terlindunginya kualitas air tanah dan airpermukaan, sehingga meningkatkan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup khususnya sumberdaya air
3 Perda No. 1 Th 2013 Pembangunan system air minum
pengembangan sistem penyediaan air minum, yang memuat hal‐hal, yaitu ketentuan umum, ruang lingkup, azas dan tujuan, sistem penyediaan air minum, penyelenggaraan pengembangan spam, penyedia air minum komersial, wewenang, tanggung jawab, tugas, peran, hak dan kewajiban, pembiayaan dan tarif / iuran, kerjasama, perizinan, pembinaan dan pengawasan, sanksi administratif, ketentuan penyidikan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan, dan ketentuan penutup
4 Perda kota Banjarmasin no 5 th. 2013
Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota Banjarmasin tahun 2013-2032
mewujudkan Kota Banjarmasin sebagai Kota Seribu Sungai yang Aman, Nyaman dan Menarik dalam mendukung kemajuan kegiatan sosial, budaya, pariwisata, perdagangan dan jasa, dengan menjaga kelestarian lingkungan yang berkelanjutan.
5 Perda kota Banjarmasin no 8 tahun 2009
Tentang bangunan gedung - 6 Perda provinsi kalsel
no 17 th. 2009
Rencana pembangunan jangka panjang daerah provinsi kalmantan selatan tahun 2005-2025
Sebagai acuan dasar dari dokumenRPJP kota Banjarmasin provinsi kalmantan selatan tahun 2005-2025 Bappeda provinsi kalsel 7 Perda kota Banjarmasin no. 2 tahun 2007
Pengelolaan sungai Penetapan dan pengaturan pemanfaatan sepadan sungai bertujuan untuk melindungi dan melestarikan fungsi sungai dari segala kegiatan daratan yang mengganggu.
6-34
no ARAH REGULASIDAN/ATAU KEBUTUHAN REGULASI
URGENSI PEMBENTUKAN BERDASARKAN EVALUASI REGULASI EKSISTING, KAJIAN DAN PENELITIAN
SUBSTANSI ARAHAN REGULASI UNIT
PENANGGUNG JAWAB
UNIT TERKAIT/
INSTITUSI TARGET PENYELESAIAN
8 Perda no 3 tahun
2006 Daerah pengelolaan
air limbah kota banjarmasin
Perusahaan Daerah bertujuan membantu dan menunjang kebijakan umum Pemerintah Kota dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan jasa
pelayanan penyaluran air limbah dan
pengumpulan melalui sistem pengolahan setempat dan pengolahan terpusat PDPAL 9 Perda provinsi Kalimantan selatan no. 2 tahun 2006 Ttg pengolahan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
Pemerintah Daerah dapat melakukan Pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air. 10 Perda kota Banjarmasin no 9 th 2005 Rencana pembangunan jangka panjang daerah kota Banjarmasin tahun 2006-2025
Dokumen pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarmasin tahun 2006-2025 sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarmasin 11 Perda kota Banjarmasin no 7 tahun 2016 Rencana pembangunan jangka menengah daerah kota Banjarmasin 2016-2021
Sebagai acuan dalam pembuatan dokumen RPJMD kota Banjarmasin untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2021 12 Perda provinsi
Kalimantan selatan no 9 tahun 2000
Rencana tata ruang wilayah provinsi Kalimantan selatan