FR.ESIDEN
REPUBUK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 118 TAHUN 2O2O
TENTANG
PENGADAAN TEKNOLOGI INDUSTRI MELALUI PROYEK PUTAR KUNCI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
bahwa
untuk
melaksanakanketentuan Pasal
39
ayat
(3)Undang-Undang Nomor
3
Tahun2Ol4
tentang Perindustrian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11Tahun 2O2O tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan
Presiden tentang Pengadaan Teknologi
Industri
melalui ProyekPutar Kunci;
1.
Pasal4
ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;2.
Undang-Undang
Nomor
3 Tahun 2Ol4
tentangPerindustrian
(Lembaran Negara
Republik
IndonesiaTahun
2Ol4
Nomor
4,
Tambahan Lembaran
NegaraRepublik
Indonesia
Nomor
54921 sebagaimana telahdiubah
dengan Undang-Undang Nomor 11Tahun
2O2Otentang
Cipta Keda
(Lembaran
Negara
Republik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 245, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 6573);
3.
Peraturan PemerintahNomor L4
Tahun 2015
tentang RencanaInduk
PembangunanIndustri
Nasional Tahun 2015-2035 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2Ol5
Nomor46,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5671l.;4.
Peraturan Pemerintah Nomor4L
Tahun 2015
tentang Pembangunan Sumber DayaIndustri
(Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708);
Mengingat
MEMUTUSKAN
Menetapkan PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENGADAAN TEKNOLOGI INDUSTRI MELALUI PROYEK PUTAR KUNCI.
BAB I
PRESIDEN REFUEUK INDONESIA
-2-BAB I KETENTUAN UMIJM Pasal 1Dalam Peraturan Presiden
ini
yang dimaksud dengan:1.
Industri
adalah selurtrh bentuk kegiatan
ekonorrri yang mengolah bahanbaku
dan/atau
memanfaatkan sumberdaya industi:i
sehingga menghasilkan
barang
yangmerrrpunyai
nilar
tambah
atau
manfaat
lebih
tinggi, termasuk jasa industri.2.
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kunciadalah
pengadaan
teknologi dengan membeli
suatuproyek teknologi
secaralengkap
mulai
dari
pengkajian(assessment),
Rancang
Bangun
dan
Perekayasaan,implementasi
(pengoperasian)dan
penyerahan
dalam kondisi siap digunakan.3.
Teknologi
Industri
adalah
hasil
pengembangan,perbaikan,
invensi,
dan/atau
inovasi dalam
bentuk teknologi proses dan teknologi produk termasuk RancangBangun
dan
Peiekayasaan,metode,
dan/atau
sistemyang diterapkan cialam kegiatan
Industri.
4. Tim
Verifikasi
adalah
'tim
yang
mengoordinasikan,menetapkan,
dan
mengevaluasi
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kunci.5. Alih
Teknologi
adalah
pengalihan
kemampuanmenianfaatkan
dan
menguasaiilmu
pengetahuan danteknologi
antar
lembaga,badan
atau
orang,
baik
yangberada
daiam lingkungan dalam negeri maupun
yangberasal dari
iuar
negeri ke dalam negeri.6.
Penyedia TekiicrlogiIndustri
adalahpihak
yang memiliki atau menguasai TeknologiIndustri
yang dialihkan.7. Pengusul Proyek adalah
kementerian/lembagapemerlniah
nonkementerian
y.ang
mengusulkanPengadaan Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunci.8.
Penerirna TeknoiogiIndusiri
adalah badan
usaha
atauunit
yang ditugaskan
untuk
menerima
dan
mengelolahasit
pelaksanaan Pengadaan TeknologiIndustri
melaluiProyek Futar Kunci.
9.
RancangBang,ln adalah
kegiatanIndustri
yang terkait
dengan percncanaan pendirian
Industri/pabrik
secara keseluruhan atau bagian-bagiannya.FEESIDEN
REPUEUK INDONESIA
-3-10.
Perekayasaanadalah
kegiatan
Industri yang
terkait
dengan
perancangandan
pembuatan
mesin/peralatan pabrik dan peralatan Industri.11.
Dukungan Pemerintah adalahkontribusi fiskal dan/atau
bentuk
lainnya
yang
diberikan
oleh
menteri/kepalalembaga/kepala
daerah
dan/atau
menteri
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidangkeuangan sesuai
kewenangan
masing-masingberdasarkan
peraturan
perundang-undangan
danmemperhatikan kemampuan keuangan negara,
dalam rangka meningkatkan kelayakanfinansial dan
efektihtaskerja
sama pemerintah dengan badan usahadan
dalam rangka penugasan kepada Badan UsahaMilik
Negara.12.
Pemerintah Pusatyang selanjutnya disebut
Pemerintahadalah
Presiden
Republik Indonesia
yang
memegangkekuasaan pemerintahan Negara
Republik
Indonesiayang
dibantu
oleh
Wakil
Presiden
dan
menterisebagaimana
dimaksud
dalam
Qndang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun
1945.13.
Menteri
adalah menteriyang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perindustrian.Pasal 2
Pengadaan
Teknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar
Kuncibertujuan
mempercepat penguasaan dan penerapan TeknologiIndustri agar dapat
dikuasai,
dimanfaatkan,
dandikembangkan di dalam negeri.
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN PENGADAAN TEKNOLOGI INDUSTRI
MELALUI PROYEK PUTAR KUNCI
Pasal 3
(i)
Dalam
keadaantertentu,
Pemerintahdapat
melakukanPengadaan Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunci.(21
Keadaantertentu
sebagaimanadimaksud pada ayat
(1)meliputi kondisi dimana kebutuhan
pembangunanIndustri
sangat
mendesaksementara teknologi
belum dikuasai di dalam negeri.(3)
Kebutuhan
pembangunan
Industri yang
sangatmendesak sebagaimana dimaksud
pada
ayat (21 meliputi kondisi:(4)
PRESIDEN
REFUEUK IHDONESIA
A
-.f-a.
TeknologiIndustri
yangdibutuhkan tidak
dapat segeradiadzrkan
di
dalam
negeri
melalui
penelitian
dan pengembangan,kontrak
penelitian dan pengembangan,usaha
bersama, pengalihan
hak
melalui
lisensi, dan/ atau akuisisi teknologi;b.
terdapat ancaman terhadap keberlangsunganIndustri
dalam negeridan/atau
perekonomian nasional; danc.
terdapat
potensi kehilangan kesempatarr memperolehmanfaat Teknolc'gi
Industri
secara signifikan.Teknologi
belum
dikuasai
sebagaimanadimaksud
padaayat (2)
meliputi
kondisi
Teknologi
Industri
belumdikuasai. sebagian atau seluruhnya di dalam negeri.
Pasal 4
Pengadaan
Teknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar
Kunci dilaksanakan derrgan memperhatikan aspek:a.
efisiensi;b.
efektivitas;c.
nilai
tambah;d.
daya saing;e.
kemandirian;f.
pelestarian fungsi lingkungan; dang.
keamanan, keselamatan, dan kesehatan. Pasal 5(1)
Pengusul Proyek rnelakukan
perencanaan
terhadapusulan
PengadaanTeknologi
Industri
nrelalui
Proyek Putar Kunci.(2)
Perencanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pahng sedikit memuat:a.
alasan
pelaksanaan
PenqadaanTeknologi Industri
rnelalui
ProyekPutar
Kunci
sesuai keadaan tertentu sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 3;b.
studi kelayakan;c.
audit Teklrologi Indr:stri;FRESIDEN
REPUBL|K INDONESIA
-5-d.
rllang
lingkup. bentuk,
dan
jangka
waktu
AlihTeknologi
yang dilakukan
oleh
Penyedia TeknologiIndustri;
e.
identifikasi Penyedia TeknologiIndustri;
f.
status keandalan TeknologiIndustri;
g.
analisis
dampak
sosial
ekonomi,
lingkungan, keamanan, dan keselamatan;h.
analisisnilai
manfaat uang;i.
skema pembiayaan, pelaksanaan,
dan
pengawasan proyek;j.
analisis dan mitigasirisiko;
k.
potensi pemanfaatan TeknologiIndustri;
dan1.
tahapan proses Alih Teknologi.(3)
Perencanaan sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(2)dicantumkan
dalam
dokumen
usulan
Pengadaan Tekn<llogiIndustri
melalui Proyek Putar Kunci.(41
Pemilihan penyediabarangljasa yang
dibutuhkan
padatahap
perencanaan
dilakukan
berdasarkan
ketentuanperaturan
perundang-undangandi
bidang
pengadaanbarang I jasa pemerintah.
Pasal 6
Pengusul
Proyek
dalam
melaksanakan
perencanaanPengadaan
Teknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar
Kunci sebagaimanadimaksud dalam
Pasal
5
clapat
melibatkankementerian/lembaga
pemerintah
nonkementerian, akademisi, konsultan, danf atau asosiasi pelaku usaha.Pasal 7
Dokumen
usulan
Pengadaan'i'eknologi
Industri
melalui ProyekPutar
Kunci
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 5ayat (3) disampaikan kepada Tim Verifikasi.
Pasal 8
(1)
Tim
Verifikasi melakukan penilaian
terhacl.ap dokumenusulan
sebagaimanadimaksud
dalam
Pasal
7
yangdiusulkan
oleh Pengusul Proyek.FRESIDEN
REPUEIJK INDONESIA
--6
-(2)
Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk:
a.
rnenetapkan
bahwa
usulan
Pengadaan TeknologiIndr.rstri melalui Proyek Putar
Kunci
telah memenuhikeadaan
tertentu
sebagaimana
dimaksud
dalamPasai 3;
b.
menentukan Teknologi InCustri yangakan
diadakan melalui Pengadaan TeknologiIndustri
melalui ProyekPutar Kunci:
c.
menetapkan mekanisme pendanaarr
dan/atau
pembiayaan; dand.
menetapktrn mekanisme pelaksanaan Alih Teknologi.(3)
Dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud padaayat
(1),
Tim
Verifikasi
mengacu
pada
perencanaanpembangunan nasional.
Pasal 9
(1)
Dalam
melakukan peniiaian
sebagaimana
dinraksud dalam Pasal 8, f im Verifikasidibantu
olehtim
kerja.(21
Tim kerja
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)beranggotakarr perurakilan
dari
masing-masing anggotaTim Verihkasi dan anggota lain yang diperlukan.
(3)
Anggota
lain
yang
diperlukan
seba.gaimana dimaksudpada
ayat
(2) ditentukan
berdasarkan kompetensi dankebutuhan
penilaian dokumen
trsulan
sebagaima.na dimaksud dalam Pasal 7.(4)
Keanggotaantim kcrja
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh IVle.eteri selaku ketua Tim Verifikasi.(5)
Penetapan keanggotaantim
kerja sebagaimana dimaksud padaayat
(3)dilakukan
untuk
setiapusulan
PengadaanTeknologi
Industri
rnelalui Proyek Putar Kunci.Pasal 10
(1) Tirn
kerja
sebagaiman
ud
dalam
Pasal
9mellyampaikan rekomendasi atas
hasil
penilaian usulan Perrgadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar I(unci kepada Tim Verifikasi.BAB III
PELAKSANAAN PENC}ADAAN TEKNOLOGI INDUSTRI MELALUI PROYEK PUTAR KUNCI
Bagian Kesatu
Mekanisme Pelaksanaan Pengadaan Teknotrogi
Industri
melalui Proyek Putar KunciPasal
PRESIDEN
REFUBUK INDONESIA
-t-(21 Menteri selaku
ketua
Tim
Verifikasi
menetapkan Pengadaan'l'eknologiindustri
melalui Proyek Putar I(unciberdasarkan
rekometrdasidari
tim
kerja
sebagaimana dimaksud pacla ayat (1).(1)
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kuncidilaksanakan
oleh
Pengusul Proyek
berdasarkan penetapan Pengadaan Teknologi InCurstrimelalui
Proyek PutarKrjnci
sebagaimana rlimaksucl dalam Pasal 10 ayat (2).(21 Dalan:
pelaksanaan
Pengadaan
Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunci sebagaimana dimaksud padaayat
(1), Pengusul Proyekbertindak seiaku
penanggungjawab.
Pasal 12
(1) Pengusul Proyek
mengusulkan
perencanaanpenga.nggaran atas Pengadaan Teknologi
Industri
melaluiProyek Putar Kunci setelali penetapan oleh Tim Verifikasi
sebagairnana dimaksucl dalam Pasal 10 ayat (2).
(2)
Perencanaan penganggaran sebagaimana dimaksud padaaya't
(1)
dilaksanakan
se-suai
dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 1S
Pengadaan
Teknologi IriCustri
melalui
Proyek
Putar
Kunci dilaksanakan melalui:a.
pengaila:an barang/jasa pernerintah;b.
penugasan kepada Badan Usaha lviilii< Negara; atauc.
kerja sama pemerintah dcngan badan usaha.PRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
-8-Pasal 14
(1)
Pelaksanaan Pengadaan
Teknologi
Industri
melaluiProyek
Putar Kunci
dengan pengadaan
barang/jasa pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13huruf
a
dilakukarr oleh
Pengusul Proyekyang
pendanaannya dari anggaran pendapatan dan belanja negara.(2)
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kunci dengan pengadaan barang ljasa pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan
dengan menggunakan mekanisme penunjukan langsuflB, tender, atau seleksi.(3)
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kuncidengan
pengadaan
barang/jasa pemerintah
denganmenggunakan
mekanisme
penunjukan
langsung sebagaimanadimaksud pada
ayat
(2) dapat
dilakukandalam
hal
Penyedia
Teknologi.
lndustri
tersebut merupakan:a.
satu-satunya penyedia
yang
mampu
menyediakan TeknologiIndustri
yangdibutuhkan;
ataub.
pemeganghak
paten atas
Teknologi
Industri
yang dibutuhkan.(41
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kuncisebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(21
dilaksanakansesuai
dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan di bidang pengadaan barangljasa pemerintah.Pasal 15
(1)
Pemerintah menugaskan
Badan Usaha
Milik
Negarauntuk
melaksanakan Pengadaan
Teknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar Kunci
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13huruf
b.(2)
Penugasan
kepada Badan Usaha Milik
Negara dilaksanakan melalui koordinasi Pengusul Proyek dengan menteri yang meiryelenggarakanurusan
pemerintahan dibidang Badan
Usaha
Milik
Negara,
menteri
yangmenyelenggarakan
urusan
pemerintahan
di
bidang keuangan, Can Badan UsahaMilik
Negara terkait.(3) Sumber
pendanaan
dan/atau
pembiayaan
dalam melaksanakan penugasan sebagaimanadimaksud
pada ayat (1) berasal dari:,
PRESIDEN
REPUBUK INtrONESIA
-9-a.
anggaran pendapatan dan belanja negara;dan/atau
b. sumber
lain
yang
sah
dan tidak
mengikat
sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(41
Dalam
penugasankepada
Badan Usaha
Milik
Negarasebagaimana dimaksud pada
ayat
(1), Pemerinuah dapat memberikan Dukungan Pemerintah berupa:a.
penyertaan modal negara;b.
penjaminan pemerintatr; dan/atauic.
ciukungan lainnya.(5)
Penugasan sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
danpembc-rian
Dukungan
Pemerintah
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(4)
dilakukan
sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 16
(1)
Badan
usaha dalam
Pengadaan
Teknologi
Industri
melalui
I']royekPutar
Kun-ciyang dilaksanakan
dengankerj.a sama
pemerintair
dengan
badan
usahas.ebagaimana
dimaksud dalam Pasai 13
huruf
c
terdiri
atas
Badan Usaha
Milik
Negara,Badan Usaha Milik
Daerair,
atau
badan
usaha
s-wastayang
berbentuk perseroan terbatas.(21
Dalam
meningkatkan kelayakan
proyek
kerja
sama pemerintah dengan badan usaha sebagairnana dimaksud padaayat
(1), Pemerintah dapat memberikan Du-kungan Pemerintah.(3) Kerja sama
pemerintah
dengan
badan
usahasebagai;nana
dimaksud
pada
ayat (1) dan
pemberian Dukungan Pemerintah se'uagaimanaJimaksud
pada ayat(2)
dilal<sanakansesuai dengan l<etentuan
peraturan perundang-undangan.Pasal 17
(1)
Pelaksanaan
PengaciaanTeknologi
Industri
rnelalui ProyekPutar Kunci
sebagaimanadimaksud
4alam Pasal13
dilakukan melalui
perjanjian
antara
pelaksanaPengadarirr Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunciclan Penyedia Teknologi
IriCustri.
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-10-(21
Perjanjian
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat
(1)mencantumkan pelaksanaan pelatihan
dan
dukungan operasional yang berkelanjutan dari Penyedia Teknologi.Pasal 18
Penyusunan perja.njian
untuk
pelaksanaan
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui
ProyekPutar Kunci
sebagaimanadimaksud dalam Pasal
17 disusun
berdasarkan
PeraturanPresiden ini.
Pasal 19
Pengusul Proyek dapat mengusulkan pemberian fasilitas fiskal
sesuai
dengan
ketentuan peraturan
perundang-undanganuntuk
Penyedia
Teknologi
Industri
dalam
PengadaanTeknologi
Industri
melalui Proyek Futar Kunci.Bagian Kedua
Penyerahan Hasil Pelaksanaan Pengadaan Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar KunciPasal 20
(1)
Penyedia Teknologi
Industri
melaporkan
hasilpelaksanaan Pengadaan
Teknologi
Indrisrri
melaluiProyek Putar Kunci kepada Pengusul Proyek.
(2)
Pengusul
Proyek
memeriksa
hasil
pelaksanaan Pengadaan TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kuncisebagainrana dimaksud pada ayat (1).
(3)
Pelaporan
hasil
pelaksanaa"n Pengadaan
TeknologiIndustri
rnelalui
Proyek
Putar Kunci
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)
dilaksanakan sesuai
dengan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17.Pasal 21
Peny
tas hasil
pelaksanaan
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui
Proyek
Putar Kunci
dilaksanakan
sesuaidengan perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan ketentuan peraturan pci'undang-urrdangan.
PRESIDEN
REFUBUK INDONESIA
-
11-Pasal22
(1)
Dalam
PengadaanTeknologi
Industri
melalui
ProyekPutar Kunci
dengan pengadaanbarang/jasa
pemerintahsebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
13 huruf
a,Pengusul Proyek dapat membentuk
unit
pengelola proyeksebagai
PenerimaTeknologi
Industri
yang
melakukan pengelolaan barangmilik
negaraatas hasil
pelaksanaanPengadaan Teknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunci(2)
Terhadap
pengelolaan
hasil
pelaksanaan
PengadaanTeknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar Kunci
yangdilaksanakan
oleh
unit
pengelolaproyek
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat:a.
menyerahkan
pengelolaannyakepada
Badan
UsahaMilik
Negara; ataub.
membentuk Badan UsahaMilik
Negara.(3)
Penyerahan pengelolaan kepada
Badan
Usaha
Milik
Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (21
huruf
a danpembentukan Badan Usaha
Milik
Negara sebagaimanadimaksud pada
ayat
(21huruf
b
dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Pasal 23
(1)
Penyerahan atashasil
pelaksanaan Pengadaan TeknologiIndustri
melalui
ProyekPutar Kunci yang
dilaksanakandengan
penugasankepada Badan Usaha
Milik
Negara sebagaimanadimaksud
dalam Pasal
13
huruf
b
ataukerja sama
pemerintah
dengan
badan
usahasebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
13 huruf
cdilakukan
kepada
Badan
Usaha
Milik
Negara
ataukepada badan usaha.
(21
Badan
Usaha
Milik
Negara
atau
badan
usaha sebagaimanadimaksud
padaayat
(1)bertindak
sebagai Penerima TeknologiIndustri
yang melakukan pengelolaanterhadap
hasil
pelaksanaan
Pengadaan
TeknologiIndustri
melalui Proyek Putar Kunci.(3)
Pengelolaan sebagaimanadimaksud pada ayat
(2) yangdilakukan
melaluikerja
sama pemerintah dengan badanusaha
dilaksanakan
sesuai
dengan
perjanjiansebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
17
dan
pcraturan perundang-undangan.PRESIDEN REPUEUK INDONESIA
-T2-BAB iV ALIH TEKNOLOGI Pasal 24(1)
Penyedia
Teknologi
Industri
wajib
melakukan
AlihTeknologi kepada
PenerimaTeknologi
industri
dengan melibatkan Pengusul Proyek.(2)
Alih
Teknologi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)dilaksanakan
sesuai
dengan
penetapan
PengadaanTeknologi
Industri
melalui
Proyek
Putar
Kunci sebagaimanadimaksud dalarn Pasal
10 ayat
(2)
danperjanjian
pelaksanaan
PengadaanTeknologi Industri
melalui
Proyek
Putar Kunci
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17.(3)
PenyediaTeknologi
Industri yang
tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimanadimaksud
padaayat
(1) dikenaisanksi
sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.Pasal 25
(1)
Alih
Teknologi sebagaimanadimaksud dalam
Pasal 24 dilaksanakan pada tahapan:a.
perencanaan;b.
Rancang Bangun dan Perekayasaan;c.
pengadaan;d. koi:struksi;
e.
uji
coba operasi (commissioningl,f.
pengoperasian dan pemeliharaan;dan/atau
g.
penutu pan (decommissi.oning).(2)
Pengusul Proyek mclaporkan pelaksanaanAlih
Teknologi padatiap
tahapan sebagairnanadimaksud
pada ayat (1) kepada ketua Tim Verifikasi.Pasal 26
(1)
Tim
Verifikasi melakukan validasi atas pelaksanaan Alih Teknologi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.FRESIDEN
REPUEUK INDONESIA
r--IO_
(21
V.alidasi sebagaimana dimaksud padaayat
(1) dilakukanuntuk
menilai:a. kerrrampuan pemanfaatan Teknologi
Industri
yang dialihkan;b.
keterbukaan pelaksanaan Alih Teknologi; danc.
kesiapan Penerirna TeknologiIndustri.
(3)
Dalam
melaksanal.ranvalidasi
sebagaima-na dimaksud pada ayat (1), Tirn Verifikasi dapat membentrrktim
xerjayang
beranggotakan perwakilan
kementerian/lembagaterkait
dan anggota lain yang diperlul.^an.(4)
Anggota
lain
yang
diperiukan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditentukan bcrdasarkan kompetensi.(5)
Ke' eptuanlebih
lanjut
mengenaivalidasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1)
dan ayat
(21diatur
denganPeraturan Menteri.
(6)
Pembentukair
tim
kerja
sebagaimanadimaksud
pada ayat (3) ditetapkan ;derrgan Keputusan Menteri.Pasal 27
Pengusul .Proyek
melakukan
pengembangan
terhadap Teknol.ogilrroustri
yang diaiihkan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 di dalam negeri.Pasal 28
{i)
Pengusul Proyck d.apatmelakukan
diserrrinasi t-erhadapTeknologi
Industri
yangdialihkan
sebagarmana dimaksud dalam Pasal24
kepada masyarakat.(2)
Dalam
melakukan diseminasi
sebagaimana dimaksudpada
alat
(1), Pengusul Proyek berkoordinasi
denganMenteri.
Pasal 29
(1) Alih
Teknologi
oleh
Penyeclia
Teknologi
Industri
sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal
24
disertai'
kewenangan,penggunaan
Teknologi
Industri
secarapenuh oleh
Penguslrl Proyek
dan
Penbrinra TeknologiIndustri.
FRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
-14-(2)
Penyedia TeknologiIndustri
sebagaimana dimaksud padaayat (1)
bertanggung
jawab penuh
terhadappermasalahan
kepemihkan
atas
penggunaan TeknologiIndustri
oleh
Pengustrl Proyekdan
Penerima Teknologi Industri. BAB V TIM VERIFIKASI Pasal 30 (1) (21 (3)Tim Verifikasi rnengoordinasikan pelaksanaan Pengadaan
Teknolcgi
lndustri
melalui Proyek Putar Kunci.Dalam
mengoordinasikan
pelaksanaan
sebagaimanadimaksuci pada ayat (1), Tim Verifikasi:
a.
melakukan penilaian
atas usulan
PengadaanTeknologi
Industri
melalui Proyek Putar Kunci;b.
menetapkan
Pengadaan'I'eknologi
Industri
melaluiProyek
Putar
Kunci yang
diusulkan oleh
Pengusul Proyek; danc.
melakukan validasi atas
pelaksanaanAlih
Teknologidalam
Pengadaan TeknologiIndustri
melalui
Proyek Putar Kunci.Selain melaksanakan tugas sebagairnana dimaksud pada ayat (2), Tim Verifikasi:
a.
menyelesaikanpermasalahan larrS.
muncul
dalam pelaksanaan PengadaanTeknologi
Industri
melaluiProyek
Putar Kunci,
kecuali
yang
terkait
denganpelaksanaan proyek; dan
b.
melakukan evaluasi atas- pelaksanaan
Pengada,anTeknologi
Industri
melaiui Proyek Putar Kunci.Pasal 31
(1)
Tim Verifikasiterdiri
atasa.
pengarah:1.
merrteri
yang
menyelenggarakan
koordinasi,sinkronisasi,
dan
pengendalian
urusankementerian dalam
penyelenggaraanpemerintahan di bidang perekonornian;
2.
menteri
yang
menyelenggarakan
koordinasi,sinkronisasi,
dan
pengendalian
urusankementerian daiam
penyelenggaraanpemerintahan
di
bidang
kemaritiman
daninvestasi;
3.
menteri
yang
menyelenggarakan
koorclinasi,sinkronisasi,
dan
pengendalian
urusankementerian dalam
penyelenggaraanpemerintahan
di
bidang
politik, hukum,
dankearnanan; dan
(2) (3)
FRESIDEN
REFUBUK INDONESIA
-
15-4.
menteri
yang
menyelenggarakan
koordinasi,sinkronisasi,
dan
pengendalian
urusankementerian dalam
penyelenggaraanpemerintahan
di
bidang
pembangunan manusia dan kebudayaan;b.
ketua: Menteri;c.
anggota:1.
menteri yang
membidangiurusan
pemerintahandi
bidang kerlangan;2.
menteri yang
membidangiurusan
pemerintahan di bidang tekAologi; dan3.
menteri yang
membidangiurusan
pemerintahandi
bidang perencanaan pe-mbangunan nasional.Tim
Verifikasi
sebagaimanadimaksud pada
ayat
(1) bertanggung jawab kepada Presiden.Tim
Verifikasi
sebagaimanadimaksud
pada
ayat
(1)dalam
melaksanakan
tugasnya
dapat
melibatkan menteri/ pimpinan lembaga terkait.Pasal 32
Pendanaan
yang diperlukan dalam
pelaksanaantugas
TimVerilikasi
bersumberdari
,anggaran pendapatandan
belanjanegara pada bagian anggaran Kementerian Perindustrian.
Pasal 33
Dalam
melakukan evaluasi
sebagaimanadimaksud
dalamPasal 30 ayat (3)
huruf
b, Tim Verifikasi berkoordinasi denganPengusul Proyek
dan/atau
Penerima TeknologiIndustri.
Pasal 34
(1)
Menteri selaku ketua
Tim
Verifikasi melaporkan
hasil evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal30
ayat (3)huruf
b kepada Presiden.Laporan
sebagaimana
dimaksud
pada ayat
(1)disampaikan paling
sedikit
1
(satu)kali
dalam
1
(satu)tahun
sejak
penetapan
PengadaanTeknologi Industri
melalui
Proyek
Putar Kunci
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10ayat
(2) sampai pelaksanaan diseminasi TeknologiIndustri
sebagaimanadimaksud dalam
Pasal28. (21 BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 35
Peraturan
Presidendiundangkan.
ini mulai
berlaku
pada
tanggal AgarPRESIDEN REFUBUK INDONESIA
-16-Agar
setiap pengundangar] penempatannya Indonesia.orang
mengetahuinya,
memerintahkanPeraturan Presiden ini
dengandalam
Lembaran
Negara
RepublikDitetapkan di
Jakarta
pada tanggal 21 Desember 2O2O
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di
Jakarta
pada tanggal 22 Desember 2O2O
MENTERT HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 295 Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Bidang