• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Imam Nahrawi. L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Imam Nahrawi. L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

i

KATA PENGANTAR

Laporan Kinerja (LKj) merupakan media akuntabilitas yang merinci pertanggung jawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan tanggung jawab pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Disamping itu, informasi perihal pengelolaan kegiatan dan sasaran organisasi diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.

Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Pemuda dan Olahraga merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga pada Tahun Anggaran 2016. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Pemuda dan Olahraga mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Tahun 2016 Kementerian Pemuda dan Olahraga telah berhasil melaksanakan misi yang diemban dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Keberhasilan Kementerian ini diukur berdasarkan pencapaian strategis dan indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Akhir kata, semoga Laporan Kinerja ini dapat memenuhi harapan lebih baik dari laporan kinerja sebelumnya dan sebagai pertanggungjawaban kami kepada masyarakat atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah ditetapkan dan sebagai pendorong peningkatan kinerja organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Jakarta, Februari 2017 Menteri Pemuda dan Olahraga

(3)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

(4)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2016 memberikan gambaran mengenai keberhasilan dan kendala yang terjadi dalam pencapaian sasaran/kinerja untuk kurun waktu satu tahun yaitu pada tahun 2016 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis 2016-2019, Rencana Kinerja Pemerintah Tahun 2016 dan Penetapan Kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga (PK Kemenpora) Tahun 2016 beserta realisasinya.

Penjabaran Laporan Kinerja (LKj) merupakan media bagi Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh

stakeholders atau seluruh masyarakat dan jendela informasi bagi Kementerian

Pemuda dan Olahraga dalam rangka perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

Sesuai Penetapan Kinerja tahun 2016, Rencana Kinerja Pemerintah tahun 2016, Renstra Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2016-2019 yang telah ditetapkan, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menetapkan 5 (lima) sasaran strategis (outcome) yang diambil dari masing-masing sasaran strategis peta strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. Kunci utama yang sangat menentukan atas keberhasilan capaian ini adalah adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh aparatur Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memfokuskan pemanfaatan sumber daya dan anggaran dalam melaksanakan program dan kegiatan yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja 2016. Capaian kinerja tersebut memberikan pelajaran yang sangat berharga guna meningkatkan kinerja di tahun mendatang.

Pelaksanaan kegiatan di Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 2016 secara garis besar, telah berhasil sesuai dengan tugas pokok, fungsi, visi dan misi yang diembannya dalam pencapaian sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2016. Hal tersebut tercermin dari keberhasilan pencapaian sasaran strategis yang merupakan dampak dari pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kemenpora yang selanjutnya akan lebih rinci diuraikan dalam dokumen Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2016.

(5)
(6)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I

RINGKASAN EKSEKUTIF ... II

DAFTAR ISI ... III

DAFTAR TABEL ... IV

DAFTAR GAMBAR ... V

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. MAKSUDDANTUJUAN ... 2

B. TUGASDANFUNGSIKEMENPORA ... 2

C. DASARHUKUM ... 5

D. SISTEMATIKAPENYAJIAN ... 5

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 7

A. RENCANASTRATEGIS ... 7

B. PERJANJIANKINERJATAHUN2016 ... 15

C. INDIKATORKINERJAUTAMA ... 18

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 18

A. CAPAIANKINERJAORGANISASI ... 18

B. CAPAIAN KINERJA LAINNYA ... 85

C. PAGUDANREALISASIANGGARAN ... 92

D. HASILREVIUINSPEKTORAT ... 96

BAB IV PENUTUP ... 97

A. KESIMPULAN ... 97

B. TINDAKLANJUTTERHADAPREKOMENDASIEVALUASIKINERJA KEMENPORATAHUN2015 ... 99 LAMPIRAN

(7)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

iv

DAFTAR TABEL

TABEL 1PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ... 16

TABEL 2INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015-2019 ... 18

TABEL 3PERJANJIAN KINERJA 2016 ... 18

TABEL 4CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1... 19

TABEL 5DUKUNGAN PENERIMA FASILITASI MELALUI LPKPTAHUN 2016 ... 41

TABEL 6PEMUDA KADER KEWIRAUSAHAAN PEMUDA TAHUN 2014-2016... 42

TABEL 7CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4... 43

TABEL 8ILUSTRASI PENGUKURAN SDITAHUN 2004:2008 ... 44

TABEL 9PENILAIAN TIM JURI FESTIVAL OLAHRAGA TRADISIONAL ... 51

TABEL 10CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 ... 56

TABEL 11PEROLEHAN ASGTAHUN 2016 DI THAILAND ... 59

TABEL 12TABEL BANTUAN CABOR KE DAERAH ... 65

TABEL 13FASILITASI BANTUAN KEPADA PB/PP ... 70

TABEL 14CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 ... 77

TABEL 15SASARAN STRATEGIS ... 78

TABEL 16PERJANJIAN KINERJA POIN DUA ... 80

TABEL 17EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA ... 81

TABEL 18PERJANJIAN KINERJA POIN TIGA ... 83

TABEL 19KEGIATAN KEUANGAN ... 83

(8)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

v

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1STRUKTUR KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA ... 4

GAMBAR 2DIAGRAM POLA PROGRAM PEMUDA REVOLUSI MENTAL ANTI NARKOBA ... 22

GAMBAR 3JUMLAH REKRURUTAN SATGAS PEMUDA ... 23

GAMBAR 4MENPORA BERSAMA SATGAS PEMUDA ANTI NARKOBA TERBAIK ... 23

GAMBAR 5FLYER REVOLUSI MENTAL PEMUDA ANTI NARKOBA 2016 ... 24

GAMBAR 6MENPORA MENGUKUHKAN SATGAS KADER PEMUDA ANTI NARKOBA ... 25

GAMBAR 7MENPORA MENGUKUHKAN SATGAS PEMUDA ANTI NARKOBA JAWA BARAT ... 26

GAMBAR 8CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 ... 27

GAMBAR 9MENPORA BERSAMA WIRAUSAHA MUDA BERPRESTASI 2016 ... 32

GAMBAR 10GRAFIK PEMILIHAN WMP3(TIGA)TAHUN TERAKHIR ... 34

GAMBAR 11PARA PENERIMA PENGHARGAAN SOPREMA TAHUN 2016 ... 35

GAMBAR 12GRAFIK PENERIMA DUKUNGAN FASILITASI MELALUI LPKP ... 41

GAMBAR 13GRAFIK PEMUDA KADER KEWIRAUSAHAAN PEMUDA ... 42

GAMBAR 14PENGEMBANGAN WAWASAN SDMOLAHRAGA PENDIDIKAN... 48

GAMBAR 15SEKOLAH KHUSUS OLAHRAGA RAGUNAN ... 49

GAMBAR 16MENTERI PEMUDA OLAHRAGA KUNJUNGI SKO ... 49

GAMBAR 17PEMBINAAN PPLMNASIONAL ... 50

GAMBAR 18FESTIVAL OLAHRAGA LANSIA ... 52

GAMBAR 19FESTIVAL OLAHRAGA LANSIA BERSAMA KEMENPORA... 53

GAMBAR 20FESTIVAL OLAHRAGA PENYANDANG CACAT ... 54

GAMBAR 21FESTIVAL OLAHRAGA PENYANDANG CACAT ... 54

GAMBAR 22PEKAN OLAHRAGA PELAJAR NASIONAL (POPNAS) ... 58

GAMBAR 23ASIAN SCHOOL GAMES (ASG) ... 58

GAMBAR 24PEMBERIAN MEDALI PADA AJANG ASIAN SCHOOL GAMES ... 59

GAMBAR 25GRAFIK PEROLEHAN MEDALI ASG ... 60

GAMBAR 26PROGRAM INDONESIA EMAS (PRIMA) ... 62

GAMBAR 27 HIPOPMENUJU ASIAN GAMES 2018 ... 63

GAMBAR 28 PROGRAM LATIHAN STRENGTH CONDITIONING ... 64

GAMBAR 29 PEMBINAAN PENYELENGGARAAN EVENT OLAHRAGA PRESTASI TINGKAT DAERAH ... 65

GAMBAR 30KEJUARAAN OLAHRAGA PRESTASI TINGKAT NASIONAL ... 67

GAMBAR 31KEJUARAAN TAEKWONDO ... 68

GAMBAR 32FASILITASI BANTUAN PENYELENGGARAN KEJUARAAN ... 71

GAMBAR 33TIMNAS SEPAKBOLA INDONESIA ... 72

GAMBAR 34TES ANALISA KESEHATAN KAPASITAS FISIK ... 73

(9)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

vi

GAMBAR 36INSPEKTUR JENDERAL KEMENDIKNAS BERSAMA PEJABAT KEMENPORA DALAM KEGIATA

WORKSHOP MEKNISME PENCANANGAN ZONA INTEGRITAS DI LINGKUNGAN KEMENPORA ... 79

GAMBAR 37PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA 2016 ... 80

GAMBAR 38GRAFIK PENILAIAN LAPORAN KINERJA KEMENPORA ... 82

GAMBAR 39PENATAUSAHAAN PERPAJAKAN,BIRO KEUANGAN DAN RUMAH TANGGA ... 84

GAMBAR 40KOTA LAYAK PEMUDA ... 86

GAMBAR 41LIGA PELAJAR U-16 ... 89

GAMBAR 42FESTIVAL OLAHRAGA PENYANDANG CACAT ... 90

GAMBAR 43KUNJUNGAN MENPORA KE PPLP ... 91

GAMBAR 44ASRAMA SKOJAWA BARAT ... 92

GAMBAR 45 GRAFIK PAGU ANGGARAN ... 93

GAMBAR 46 GRAFIK SERAPAN ANGGARAN ... 94

(10)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

(11)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tahun 2015-2019 telah memasuki tahun ke tiga. RPJMN yang selama ini telah dan akan di jalanakan diurakan menjadi Renaca Kerja Pemerintah yang kemudian dijadikan sebagai Rencana Strategis bagi tiap Kementrian/Lembaga dalam format Visi, Misi, Program Aksi, dan Indikator Kinerja.

Kementerian Pemuda dan Olahraga melaksanakan urusan pemerintahan untuk membangun, mengembangkan, dan meningkatkan peran kepemudaan dan keolahragaan dalam rangka pembangunan nasional di bidang pemuda dan olahraga dengan sasaran untuk meneguhkan kebhinekaan sebagaimana tertuang dalam RPJMN tahun 2015-2019 antara lain adalah untuk: (i) meningkatkan pembangunan karakter, jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalisme pemuda, (ii) meningkatkan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama, serta (iii) meningkatkan budaya dan prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional yang semuanya tertuang dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja (PK) Kemenpora Tahun 2016, disamping itu juga Kemenpora melaksanakan kegiatan dalam lingkup daerah, melalui kegiatan-kegiatan dana dekonsentrasi yang di koordinasikan oleh 34 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi se-Indonesia.

Perjanjian Kinerja (PK) Kemenpora Tahun 2016 dijadikan dasar untuk mengukur kinerja dan akuntabilitas dalam penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Kemenpora Tahun 2016. Perjanjian Kinerja tingkat Kementerian mempunyai lima sasaran strategis dan tujuh indikator kinerja merupakan input yang dapat mendukung terlaksanakanya proses untuk menghasilkan output dan outcome Kemenpora. Setiap sasaran strategis memiliki target dan indikator kinerja yang harus di capai pada tahun 2016, terdapat tujuh indikator kinerja yang mempresentasikan keberhasilan pencapaian pembangunan kepemudaan dan keolahragaan. Untuk mencapai indikator-indikator tersebut, Kemenpora melaksanakan lima program

(12)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

2 pembangunan kepemudaan dan keolahragaan oleh lima unit eselon I di lingkup Kemenpora. Agar keseluruhan program dan kegiatan pembangunan Pemuda dan Olahraga tersebut tercapai sesuai dengan rencana target waktu, kuantitas, kualitas dan tepat sasarannya, telah disepakati perjanjian yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja antara Menteri dengan Eselon I dan diturunkan secara berjenjang sampai tingkat individu pegawai, dan telah diinisiasi sampai tingkat daerah (provinsi).

Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan sesuai dengan Permen PAN dan RB nomor 53 tahun 2014, setiap Kementerian/Lembaga (K/L) diwajibkan melaporkan pelaksanaan akuntabilitas kinerjanya sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan organisasi, dan menyampaikan Laporan Kinerja (LKj) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Menteri Pemuda dan Olahraga kepada Presiden atas pelaksanaan program/kegiatan dan pengelolaan anggaran dalam rangka mencapai sasaran/target yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LKj adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran Kemenpora selama tahun 2016. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya.

B. TUGAS DAN FUNGSI KEMENPORA

Kementerian Pemuda dan Olahraga mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang pemuda dan olahraga. Dalam melaksanakan tugasnya, Kemenpora menyelenggarakan fungsi sesuai

(13)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

3 dengan Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga : 1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pemuda dan olahraga.

2. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang pemuda dan olahraga.

3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya. 4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang pemuda dan olahraga.

5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, sasaran, dan pertimbangan di bidang tugas fungsinya kepada Presiden.

Rincian struktur organisasi Kemenpora tahun 2016 mulai Eselon I hingga Eselon II berdasarkan gambar di atas, terdiri atas :

1. Menteri, yang terdiri atas seorang Menteri; 2. Sekretariat Kementerian, yang terdiri atas:

a. Biro Perencanaan dan Organisasi b. Biro Keuangan dan Rumah Tangga c. Biro Humas dan Hukum

d. Inspektorat

3. Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, yang terdiri atas: a. Sekretaris Deputi Pemberdayaan Pemuda

b. Asdep Peningkatan Tenaga dan Sumber Daya Pemuda c. Asdep Peningkatan Wawasan Pemuda

d. Asdep Peningkatan Kapasitas Pemuda

e. Asdep Peningkatan IPTEK dan IMTAQ Pemuda f. Asdep Kreatifitas Pemuda

4. Deputi Bidang Pengembangan Pemuda, yang terdiri atas: a. Sekretaris Deputi Pengembangan Pemuda

b. Asdep Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda c. Asdep Kewirausahaan Pemuda

d. Asdep Organisasi Kepemudaan dan Pengawasan Kepramukaan e. Asdep Standardisasi dan Infrastruktur Pemuda

(14)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

4 5. Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga, yang terdiri atas:

a. Sekretaris Deputi Pembudayaan Olahraga b. Asdep Pengelolaan Olahraga Pendidikan c. Asdep Pengelolaan Olahraga Rekreasi

d. Asdep Pengelolaan Pembinaan Sentra dan Sekolah Khusus Olahraga e. Asdep Pengembangan Olahraga Tradisional dan Layanan Khusus f. Asdep Kemitraan dan Penghargaan Olahraga

6. Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, yang terdiri atas: a. Sekretaris Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga

b. Asdep Pembibitan dan IPTEK Olahraga

c. Asdep Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan d. Asdep Industri dan Promosi Olahraga

e. Asdep Olahraga Prestasi

f. Asdep Standardisasi dan Infrastruktur Olahraga

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenpora, digambarkan dalam gambar berikut:

Gambar 1 Struktur Kementerian Pemuda dan Olahraga

Deputi Pemberdayaan

Pemuda

Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda

Biro Humas, Hukum dan Kepegawaian IGN Bagus Sucitra,

S.H., MS.i

MENPORA

Staff Ahli:

1. Bidang Politik

2. Bidang Ekonomi Kreatif 3. Bidang Hukum Olahraga 4. Bidang Kerjasama Kelembagaan

MENPORA Sekretaris Kementerian Deputi Pengembangan Pemuda Deputi Pembudayaan Olahraga Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga Inspektorat

(15)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

5

C. DASAR HUKUM

Dasar hukum penyusunan Laporan Kinerja Kemenpora Tahun 2016 adalah: a. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara

yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

b. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional;

c. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan; d. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka;

e. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

f. Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2017; g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

h. Peraturan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Nomor 1516 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga i. Peraturan Menteri Pemuda dan Olahraga Nomor 30 Tahun 2016 tentang

Rencana Strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2016-2019;

D. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Pada dasarnya, Laporan Kinerja (LKj) Kemenpora Tahun 2016 ini menjelaskan pencapaian kinerja Kemenpora selama tahun 2016. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja memungkinkan diidentifikasinya sejumlah celah bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian Laporan Kinerja Kemenpora Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

(16)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

6 1. Bab I: Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan

wewenang, struktur organisasi, dasar hukum, dan sistematika penyajian.

2. Bab II: Perencanaan Kinerja, menjelaskan Rencana Strategis Kemenpora 2016-2019, serta Arah dan Kebijakan Kemenpora Tahun 2016.

3. Bab III: Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan capaian kinerja organisasi beserta pencapaian realisasi anggarannya dalam rangka pencapaian kinerja dan penggunaan sumber daya serta tindak lanjut dari rekomendasi yang diberikan oleh Kemenpan & RB terhadap hasil evaluasi penilaian kinerja Kemenpora tahun 2016.

4. Bab IV: Penutup, berisi kesimpulan atas Laporan Kinerja Kemenpora Tahun 2016 beserta rekomendasinya sebagai perbaikan di masa yang akan datang.

(17)
(18)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

7

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS

Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa visi adalah kondisi masa depan yang ingin dicapai oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga. Visi dimaksudkan adalah untuk: (a) mencerminkan apa yang ingin dicapai Kementerian Pemuda dan Olahraga; (b) memberikan arah dan fokus strategi yang jelas; (c) mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis yang terdapat dalam unit kerja Kementerian Pemuda dan Olahraga; (d) memiliki orientasi terhadap masa depan sehingga segenap jajaran berperan dalam mendefinisikan dan membentuk masa depan Kementerian Pemuda dan Olahraga; (e) mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga; dan (f) mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Visi Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2016 – 2019 adalah Visi Pemerintahan Kabinet Kerja yakni:

“Terwujudnya pemuda yang berkarakter, maju dan mandiri, serta olahraga yang membudaya dan berprestasi di tingkat regional dan

internasional dalam rangka mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong

royong”

Pemuda Berkarakter, Maju dan Mandiri. Pemuda berkarakter adalah yang memiliki kejujuran, kepedulian, akhlakul karimah, memiliki visi masa depan, berkomitmen untuk memajukan bangsa, ketekunan, mampu bekerjasama, pantang menyerah dan memiliki wawasan serta pengetahuan yang luas.Pemuda maju adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreatifitas yang tinggi dan pemuda yang mampu berpikir positif yang senantiasa terus berorientasi pada kejayaan bangsanya demi keunggulan dan

(19)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

8 kegemilangan masa depan.Pemuda mandiri adalah pemuda memungkinkan untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

Pemuda berkarakter, maju dan mandiri merupakan output dari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas bidang pemuda dan olahraga, poin 1 sampai 4 yakni: (1). Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan ketrampilan; (2) meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama; (3). Meningkatkan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan, dan kepemimpinan dalam pembangunan; (4). Melindungi segenap generasi muda dari bahaya penyalahgunaan napza, minuman keras, penyebaran penyakit HIV AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda;

Budaya olahraga yang tinggi. Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh.Kegiatan ini dalam perkembangannya dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan, atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.Olahraga merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan manusia. Olahraga yang dilakukan secara konsisten akan memberikan manfaat berupa kesehatan dan kebugaran yang tak ternilai harganya.Oleh karena itu, budaya olahraga penting karena manfaat dan dampaknya bagi individu.Kegiataan pemassalan olahraga menjadi sarana untuk menumbuhkan budaya olahraga.Budaya olahraga yang tinggi ditandai dengan tingkat partisipasi warga masyarakat untuk beraktivitas olahraga yang tinggi dan massal.Dengan budaya olahraga yang tinggi maka olahraga menjadi gaya hidup yang sehat masyarakat Indonesia.

Budaya olahraga yang tinggi merupakan output dari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas kebijakan bidang pemuda dan olahraga, poin 5 sampai 7 yakni: (5). Mengembangkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem

(20)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

9 pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan: (6). Meningkatkan akses dan partisipasi secara luas dan merata untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta membentuk watak bangsa; (7). Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga.

Prestasi Olahraga yang maju dan unggul.Prestasi olahraga yang selalu memperoleh jumlah medali emas yang banyak dalam setiap single maupun

multi event olahraga di tingkat regional dan internasional.Kemajuan olahraga

prestasi dapat dilihat dari sistem pembinaannya yang berkelas dunia sehingga keunggulan dalam prestasi olahraga merupakan pencapaian dari tujuan pembangunan keolahragaan nasional dan sekaligus dapat mengangkat harkat serta martabat bangsa di pergaulan internasional.

Prestasi olahraga yang unggul merupakan output daridari nawacita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prioritas kebijakan bidang pemuda dan olahraga, poin 5, 7 sampai 9 yakni: (5). Mengembangkan kebijakan dan manajemen olahraga dalam upaya mewujudkan penataan sistem pembinaan dan pengembangan olahraga secara terpadu dan berkelanjutan: (7). Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga; (8). Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistemik, berjenjang dan berkelanjutan; (9). Meningkatkan pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga; (10). Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih dan tenaga keolahragaan.

Poin-poin prioritas kebijakan pemuda dan olahraga di atas merupakan bagian terpenting dalam nawacita untuk mewujudkan berkepribadian dalam bidang kebudayaan melalui pembangunan jiwa bangsa melalui pemberdayaan pemuda dan olahraga.

Misi dimaksudkan adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan. Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga menjelaskan alasan keberadaan Kementerian Pemuda dan Olahraga (the reason for being).

(21)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

10 Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh jajaran Kementerian Pemuda dan Olahraga dan pihak yang berkepentingan dapat mengetahui dan mengenal keberadaan dan peran Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga dirumuskan sebagai sesuatu yang jelas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi. Misi juga terkait dengan kewenangan yang dimiliki Kementerian Pemuda dan Olahraga dan peraturan perundangan atau kemampuan penguasaan teknologi sesuai dengan strategi yang telah dipilih. Perumusan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga dilakukan dengan memperhatikan masukan pihak-pihak yang berkepentingan

(stakeholders), dan memberikan peluang untuk perubahan/penyesuaian sesuai

dengan tuntutan perkembangan lingkungan strategik. Rumusan misi dimaksudkan untuk mampu: (a) melingkup semua pesan yang terdapat dalam visi; (b) memberikan petunjuk terhadap tujuan yang akan dicapai; (c) memberikan petunjuk kelompok sasaran mana yang akan dilayani oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga; dan (d) memperhitungkan berbagai masukan dan stakeholders.

Misi Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015-2019 adalah;

1. Meningkatkan pelayanan kepemudaan melalui penyadaran, pemberdayaan, pengembangan kepemimpinan, kepeloporan dan kewirausahaan pemuda.

2. Meningkatkan pendidikan kepramukaan bagi anggota pramuka siaga, penggalang, penegak dan pandega;

3. Meningkatkan sinergi dan kemitraan lintas sektor pemerintahan, swasta dan masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan kepemudaan dan kepramukaan serta pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan keolahragaan nasional;

4. Meningkatkan budaya olahraga dan gaya hidup sehat di kalangan masyarakat untuk kebugaran dan produktivitas;

5. Mewujudkan dan mengembangkan olahragawan yang berprestasi pada kompetisi bertaraf regional dan internasional melalui peningkatan kemampuan dan potensi olahragawan muda potensial dan olahragawan

(22)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

11 andalan nasional secara sistematis, terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan serta pemanfaatan iptek olahraga modern untuk mendukung pembibitan olahragawan berbakat dan peningkatan mutu pelatih bertaraf internasional pada pembinaan prestasi olahraga.

2.1. TUJUAN KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Tujuan diartikan sebagai sesuatu (apa) kondisi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Rumusan Tujuan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan pemuda yang memiliki karakter dan kemandirian.

2. Menguatnya kelembagaan pramuka dalam upaya peningkatan kepramukaan yang berkarakter.

3. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, Kepramukaan dan keolahragaan.

4. Mengembangkan budaya olahraga untuk kebugaran dan produktivitas. 5. Meningkatnya prestasiolahragayang unggul serta hebat.

2.2. SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu unit

kerja dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang

lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran dirancang pula indikator sasaran, yaitu ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai dengan rencana tingkat capaiannya (targetnya) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk

(23)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

12 dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana strategis.

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program, dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif dalam upaya pencapaian visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga. Berikut ini adalah sasaran yang merupakan penjabaran dari masing-masing tujuan:

Tujuan 1: Meningkatkan pembangunan karakter, tumbuhnya jiwa patriotisme, budaya prestasi, dan profesionalitas serta partisipasi pemuda

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya efektivitas pelayanan kepemudaan, yang ditandai dengan: a. Meningkatnya fasilitasi peningkatan wawasan kebangsaan,

perdamaian, dan lingkungan hidup bagi pemuda;

b. Meningkatnya fasilitasi pengembangan kepemimpinan pemuda; c. Meningkatnya fasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda; d. Meningkatnya fasilitasi pengembangan kepeloporan pemuda;

e. Terlaksananya fasilitasi pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program bagi pengelola organisasi kepemudaan;

f. Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang iptek dan imtaq;

g. Terlaksananya fasilitasi peningkatan kapasitas pemuda di bidang seni, budaya, dan industri kreatif;

h. Penobatan para role model pemuda Indonesia.

Tujuan 2: Menguatnya kelembagaan pramuka dalam upaya peningkatan kepramukaan yang berkarakter

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

(24)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

13 a. meningkatnya fasilitasi pendidikan kepanduan.

Tujuan 3: Meningkatnya Sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan.

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya sinergi lintas sektor di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan, yang ditandai dengan;

a. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pelayanan kepemudaan;

b. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pendidikan kepramukaan;

c. Terwujudnya sinergi dan koordinasi lintas sektor dalam pembinaan, pengembangan dan penyelenggaraan keolahragaan.

Tujuan 4: Mengembangkan budaya olahraga untuk kebugaran dan produktivitas

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya budaya olahraga, kebugaran jasmani, dan pembentukan karakter, yang ditandai dengan:

a. Meningkatnya persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melakukan olahraga menjadi 35 persen pada tahun 2019;

b. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga; c. Meningkatnya Kebugaran dan Produktivitas Masyarakat;

d. Meningkatnya jumlah komunitas-komunitas olahraga di berbagai level. Tujuan 5: meningkatnya prestasiolahragayang unggul

Untuk mencapai tujuan di atas, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki sasaran yang ingin dicapai yaitu:

1. Meningkatnya prestasi olahraga di tingkat regional dan internasional, yang ditandai dengan:

a. Tercapainya posisi papan atas pada kejuaraan South East Asia (SEA)

(25)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

14 b. Meningkatnya perolehan medali pada kejuaraan Asian Games dan

Asian ParaGames 2018, serta Olympic Games dan Paralympic Games

2016;sertaOlympic Games dan Paralympic Games 2016; c. Terlaksananya fasilitasi pembinaan cabang olahraga unggulan;

d. Meningkatnya upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang, dan berkelanjutan;

Sedangkan sasaran yang sifatnya umum dan merupakan pendukung upaya pencapaian ketiga tujuan di atas adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya efektivitas perumusan kebijakan di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan yang ditandai dengan:

a. Terlaksananya perumusan naskah kebijakan bidang kepemudaan dan keolahragaan;

2. Optimalnya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, yang ditandai dengan:

a. Terlaksananya pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan bidang kepemudaan dan keolahragaan;

b. Terlaksananya tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan.

3. Meningkatkan harmonisasi kemitraan di bidang kepemudaan, keolahragaan, dan kepramukaan dengan stakeholder, yang ditandai dengan:

a. Terlaksananya fasilitasi koordinasi lintas sektor dan antar tingkat pemerintahan di bidang kepemudaan dan keolahragaan.

4. Terwujudnya penataan Kemenpora, KOI dan KONI dalam rangka mempersiapkan event Asian Games 2018, sekaligus sebagai contoh perubahan mental birokrasi yang disertai dengan pelaksanaan:

a. pilot project block grant untuk bidang Kepemudaan dan Keolahragaan di Provinsi Jawa Tengah, Bali, dan Kalimantan Tengah dengan pelaksana Kementerian Pemuda dan Olahraga; dan

b. Pembentukan panitia inti Asian Games dan Asian Para Games 2018. 5. Meningkatnya kualitas pelayanan publik pada unit kerja mandiri yang

bersentuhan langsung dengan masyarakat, yang ditandai dengan:

a. meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan secara prima.

(26)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

15 6. Meningkatnya efektifitas sarana dan prasarana kepemudaan,

kepramukaan dan keolahragaan.

7. Meningkatnya efektifitas promosi dan penghargaan kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan.

8. Meningkatnya pola kemitraan dan kewirausahaan dalam upaya menggali potensi ekonomi olahraga melalui pengembangan industri olahraga, 9. Berkembangnya kualitas, integritas dan profesionalitas SDM.

a. Bertambahnya jumlah pegawai yang memenuhi kualifikasi standar kompetensi minimal.

10. Meningkatnya kapasitas kelembagaan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang ditandai dengan:

a. Berjalannya program Reformasi Birokrasi yang menjadi program prioritas nasional untuk lebih memaksimalkan pelayanan bidang kepemudaan, kepramukaan, dan keolahragaan bagi masyarakat, terutama untuk stakeholder terkait;

b. Meningkatnya kelembagaan organisasi Kementerian Pemuda dan Olahraga dengan perubahan dari struktur kedeputian menjadi struktur direktorat jenderal sebagai bagian untuk memaksimalkan pelayanan kepemudaan, kepramukaan dan keolahragaan.

11. Meningkatnya layanan sistem informasi yang responsif dan transparan: a. tersedianya layanan data dan informasi yang cepat dan akurat.

12. Optimalnya dan akuntabelnya pengelolaan anggaran di Kemenpora, yang ditandai dengan:

a. Realisasi anggaran yang sesuai antara perencanaan dan pelaksanaan;

b. Laporan keuangan Kemenpora mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK.

B.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Penetapan kinerja merupakan pelaksanaan Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, dan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

(27)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

16 kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimilki oleh instansi.

Untuk menjami tercpainya sasaran dan target secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi Kementerian Pemuda dan Olahraga harus menjadi acuan sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut kemudain dirumuskan sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga. Sasaran strategis Kementerian Pemuda dan Olahraga tahun 2015 telah ditetapkan dan dikelompokkan sebagaimana tertuang dalam Peta Strategi Kementerian Pemuda dan Olahraga.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

Tabel 1 Perjanjian Kinerja Tahun 2016

No (1) Sasaran Program/Kegiatan (2) Indikator Kinerja (3) Target 2016 (4) 1 Meningkatnya Revolusi Mental

Pemuda melalui Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda

Persentase Pemuda yang berprestasi dan berperan aktif dalam Revolusi Mental

100%

2 Meningkatnya Pengembangan

Pemuda yang berdaya saing

Persentase Pemuda Pelopor yang berperan dalam menggerakkan Pembangunan di Perdesaaan

100%

Persentase Wirausahawan Muda Pemula 100%

3 Meningkatnya budaya olahraga di

masyarakat

Indeks Pembangunan Olahraga 0.4 SDI

4 Meningkatnya Prestasi Olahraga

di tingkat Regional dan Internasiona

Perolehan Medali pada Multi Event Olahraga Internasional (Olympic dan Paralympic)

2 Emas

5 Meningkatnya kualitas

perencanaan , pengawasan, administrasi keuangan dan kepegawaian, serta pelayanan umum di Kementerian Pemuda dan Olahraga

Persentase Rekomendasi Laporan Hasil Pengawasan Yang Ditindaklanjuti

60 %

(28)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

17

Program: Anggaran :

1. Program Kepemudaan dan Keolahragaan Rp. 1.931.161.173.000,-

2. Program Pembinaan Olahraga Prestasi Rp. 1.071.344.173.000,-

3. Program Dukungan Manjaemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya

Rp. 262.372.968.000,-

4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kementerian Pemuda

(29)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

18 C.

INDIKATOR KINERJA UTAMA

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015-2019 KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Tabel 2 Indikator Kinerja Utama Tahun 2015-2019

NO (1)

SASARAN STRATEGIS (2)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (3)

KETERANGAN (4)

1 Meningkatnya Revolusi Mental Pemuda melalui Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda

Persentase pemuda yang berpartisipasi dan berperan aktif dalam Revolusi Mental Pemuda 2 Meningkatnya Pengembangan Pemuda

yang Berdaya Saing

Jumlah Pemuda Pelopor Untuk Mengukur Efektivitas Kegiatan-Kegiatan Pengembangan Kepemudaan, Dengan Perkembangan Jumlah Pemuda Pelopor,

Wirausahawan muda dan pemimpinmuda.

Jumlah Wirausahaan Muda Jumlah Pemimpin Muda

3 Meningkatnya budaya olahraga dimasyarakat

Indeks Pembangunan Olahraga Diukur dengan SDI (Sports Development Indeks)

4 Meningkatnya Prestasi Olahraga Di Tingkat Regional Dan Internasional

Perolehan medali dan peringkat pada multi event olahraga regional dan internasional

5 Meningkatnya kualitas perencanaan, pengawasan, administrasi keuangan dan kepegawaian, serta pelayanan umum di Kementerian Pemuda dan Olahraga

Jumlah publikasi dan dokumentasi penyelenggaraan kehumasan Jumlah dokumen perencanaan dan penganggaran yang disusun tepat waktu

Jumlah laporan keuangan yang disusun dan dilaporkan tepat waktu Jumlah dokumen pelaksanaan pengawasan keuangan dan kinerja aparatur sesuai SOP

Perhitungan Capaian Kinerja Sasaran Strategis 1 dan 2 menggunakan data Indikator Kinerja Utama dengan membandingkan target dan realisasi maka akan diperoleh capaian IKU.

(30)
(31)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A.

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Secara umum capaian kinerja Kementerian Pemuda dan Olahraga sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 yang telah di tandatangani dapat dijelaskan berdasarkan sasaran strategis, indikator kinerja dan target yang ada sebagai berikut:

Tabel 3 Perjanjian Kinerja 2016

No (1) Sasaran Program/Kegiatan (2) Indikator Kinerja (3) Target 2016 (4) 1 Meningkatnya Revolusi Mental

Pemuda melalui Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda

Persentase Pemuda yang berprestasi dan berperan aktif dalam Revolusi Mental

100%

2 Meningkatnya Pengembangan

Pemuda yang berdaya saing

Persentase Pemuda Pelopor yang berperan dalam menggerakkan Pembangunan di Perdesaaan

100%

Persentase Wirausahawan Muda Pemula 100%

3 Meningkatnya budaya olahraga di

masyarakat

Indeks Pembangunan Olahraga 0.4 SDI

4 Meningkatnya Prestasi Olahraga

di tingkat Regional dan Internasional

Perolehan Medali pada Multi Event Olahraga Internasional (Olympic dan Paralympic)

2 Emas

5 Meningkatnya kualitas

perencanaan , pengawasan, administrasi keuangan dan kepegawaian, serta pelayanan umum di Kementerian Pemuda dan Olahraga

Persentase Rekomendasi Laporan Hasil Pengawasan Yang Ditindaklanjuti

60 %

Nilai Akuntabilitas Kinerja B

Dari masing-masing indikator yang ada maka capaian yang di capai adalah sebagai berikut:

(32)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

19 Tabel 4 Capaian Sasaran Strategis 1

SASARAN STRATEGIS 1

Meningkatnya Revolusi Mental Pemuda Melalui Partisipasi dan Peran Aktif Pemuda

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja Persentase pemuda yang berpartisipasi

dan berperan aktif dalam revolusi mental pemuda

100% 95.76% 95.76%

Target 100% setara dengan 25.000 satgas pemuda revolusi mental. Dapat dijelaskan bahwa target persentase pemuda yang berpartisipasi dan berperan aktif dalam revolusi mental pemuda adalah 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2016 seluruh target yang ingin dicapai dapat direalisasikan sebesar 100% dengan perhitungan sebagai berikut:

Realisasi = Satgas Revolusi Mental / Target x 100% = 23.940/25.000 x 100%

= 95.76%

Sedangkan capaian kinerja dapat terealisasi sebesar 95.76% yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kinerja = Realisasi / Target = 95.76%/100% = 95.76%

Dari hasil keseluruhan capaian kinerja tahun 2016 dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan sebesar 51.76% dibandingkan terhadap capaian kinerja pada tahun 2015 hanya sebesar 44% hal ini menunjukan terdapat kinerja yang efisien dan efektif serta perencanaan yang baik pada unit kerja yang melaksanakan program / kegiatan tersebut.

Dalam konteks Indonesia, istilah Revolusi Mental pertama kali dicetuskan Presiden RI pertama Soekarno dalam pidato kenegaraan memperingati proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1957. Revolusi mental ala Soekarno adalah semacam gerakan hidup baru untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi:

(33)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

20

“Manusia baru yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali, dan berjiwa api”

Dalam konteks Kementerian Pemuda dan Olahraga, upaya meningkatkan revolusi mental pemuda melalui partisipasi dan peran aktif pemuda diimplementasikan ke dalam beberapa bentuk kegiatan nyata yang menyentuh langsung pemuda sebagai sasaran dan subjek pembangunan.

Capaian kinerja pada indikator persentase pemuda yang berpartisipasi dan berperan aktif dalam revolusi mental pemudaadalah sebesar 100%.

Semangat revolusi mental ini menjadi dasar bagi Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1964 untuk memperkenalkan gagasan Trisakti, yaitu: (i) Indonesia yang berdaulat secara politik, (ii) Mandiri secara ekonomi, (iii) Berkepribadian secara sosial budaya.Gagasan Revolusi Mental ini kemudian pada tahun 2014 digaungkan kembali oleh Presiden ke 7 Republik Indonesia Joko Widodo. Presiden Joko Widodo menyerukan untuk memulai sebuah Gerakan Nasional Revolusi Mental untuk mengubah kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian. Gerakan Revolusi Mental sudah dimasukan dalam RPJMN(Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2014-2019. Oleh karena itu menjadi kewajiban bersama kita untuk mengimplementasikan gerakan ini supaya Indonesia Baru yang kita harapkan tercapai.

Kementerian Pemuda dan Olahraga menangkap gagasan tersebut dengan beberapa pertimbangan bahwa pemuda Indonesia sebagai penerus pembangunan perlu memahami dan memiliki mental yang baik. Beberapa fokus utama tujuan pelaksanaan Revolusi Mental bagi pemuda yaitu:

a) Mengubah cara pandang, pola pikir, sikap, perilaku dan cara kerja yang berorientasi pada kemajuan dan kemodernan sehingga pemuda Indonesia mampu berkompetisi di dunia internasional;

b) Membangkitkan kesadaran dan membangun sikap optimistik dalam menatap masa depan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan besar untuk berprestasi tinggi, produktif dan berpotensi menjadi bangsa maju dan modern;

(34)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

21 c) Mewujudkan pemuda Indonesia matangdalam berpolitik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian yang kuat melalui pembentukan pemuda Indonesia baru yang unggul.

Gerakan Revolusi Mental ini kemudian menjadi landasan Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk memasukkan inti Revolusi Mental ke dalam program-program kepemudaan yang ada, terutama pada program kepemudaan yang sebelumnya bernama Pemuda Anti Narkoba menjadi Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba di tahun 2016. Adapun tujuan dari program ini adalah:

“Mereduksi minat dari pemuda terhadap penyalahgunaan narkoba

dan menjadikan pola hidup sehat tanpa narkoba

Kepemudaan saat ini sedang menghadapi masalah besar. Bonus demografi Indonesia bisa hancur melalui narkoba, terorisme, pornografi, paham-paham baru yang negatif melalui teknologi canggih. Untuk itu Kementerian Pemuda dan Olahraga berupaya menanamkan mental yang baik bagi pemuda Indonesia melalui program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba. Pada tahun 2016 Indonesia memasuki Masayarakat Ekonomi Asean (MEA), era ini membutuhkan sumber daya manusia yang kompetitif dan memiliki daya saing, tapi pada saat ini di Indonesia hampir 63% dari penyalahguna narkoba adalah berusia 20-40 tahun.

Program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba dikembangkan untuk menurunkan minat pemuda terhadap penyalahgunaan narkoba dalam mencapai target “zero growth” 0% di tahun 2025. Dengan demikian, diharapkan program ini akan dapat mengurangi dampak besar dari penyalahgunaan narkoba, dengan berkurangnya penyalahguna narkoba diusia produktifdan akan memperbaiki sumberdaya manusia untuk dapat bersaing pada Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Adapun pola program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba adalah sebagai berikut:

(35)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

22 Gambar 2 Diagram Pola Program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba

Dengan pola program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba tersebut, selama tahun 2016 Kementerian Pemuda dan Olahraga telah berhasil merekrut sebanyak 1500 kader Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba, kemudian mereka memberikan penyuluhan kepada 39.000 calon kader. Dengan demikian rata-rata 1 kader telah memberi penyuluhan kepada 25 pemuda desa.Tugas dari kader inti Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba adalah:

“Melaksanakan pola pendidikan sebaya,

melakukan pemetaan titik-titik rawan penggunaan/peredarangelap narkoba, membentuk organisasi relawan anti narkoba, dan

melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh agama”

Untuk kelancaran dan keberhasilan program pemuda anti narkoba di 1500 desa ditahun 2016 ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga bersama BNN dan instansi terkait komitmen untuk tidak hanya melaksanakan pelatihan penugasan penyuluhan dan pendampingan saja namun juga disertai dengan minitoring dan evaluasi dari program yang dijalankan.

(36)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

23 Pelaksanaan Program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba telah membentuk Satgas Pemuda Anti Narkoba. Pada tahun 2016 telah ditetapkan 3 (tiga) daerah sebagaipilot projectuntuk pembentukan Satgas Pemuda Anti Narkoba, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemuda Anti Narkoba dilaksanakan melalui pengukuhan dan pembekalan Kader Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba. Program ini mengajak seluruh pemuda untuk menjadi agen perubahan yang dimulai dari lingkungan terkecil di sekitar mereka. Pemuda

Gambar 3 Jumlah Rekrurutan Satgas Pemuda

adalah pemangku peradaban masa depan, dan ditangan pemudalah masa depan bangsa ini akan ditentukan. Saat ini Indonesia telah berada dalam situasi darurat narkoba, dan menyatakan perang terhadap narkoba. Sehingga ada suatu kekhawatiran terhadap masa depan pemuda Indonesia bahwa narkoba menjadi ancaman dan musuh yang serius terhadap masa depan Indonesia.

Satgas Kader Pemuda Anti

Narkoba

(37)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

24 a.Satgas Kader Pemuda Anti Narkoba Jawa Timur

Surabaya menjadi kota pusat pelatihan Satgas Kader Pemuda Anti Narkoba (KPAN) untuk wilayah Propinsi Jawa Timur dengan menggandeng BNN sebagai mitra. Setelah dikukuhkan, Satgas KPAN juga akan mendapatkan pendampingan di lapangan untuk melakukan 3 tugas inti yaitu melakukan sosialisasi bahaya narkoba, melakukan pemetaan titik-titik rawan penggunaan dan peredaran narkoba serta membentuk satuan tugas anti narkoba dengan merekrut 25 anak-anak muda lainnya di desanya masing-masing.

Menurut data BNN setiap hari setidaknya 50 orang meninggal dunia, 18 ribu orang meninggal setiap tahun dan 4.5 juta orang harus direhabilitasi karena narkoba. Sementara kerugian yang ditimbulkan akibat narkoba mencapai 63 Triliun Rupiah yang meliputi biaya pembelian narkoba, biaya pengobatan dan biaya rehabilitasi akibat narkoba.

Selama 2 hari pelatihan, untuk provinsi Jawa Timur telah berhasil direkrut sebanyak 320 Kader Pemuda Anti Narkoba (KPAN) sebagai kader inti. Mereka telah lolos tes urine yang diadakan oleh BNN dan diberikan pembekalan seputar pengenalan terhadap bahaya narkoba dari berbagai sisi, meliputi kesehatan,

(38)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

25 akademis maupun spiritual dari tim-tim yang berasal dari BNN, Dinas Kesehatan, Kementerian Agama maupun internal Kemenpora. Sementara dari sisi mental dan kesiapan bertugas sebagai kader, sejumlah motivator dan tim komunikasi handal juga dihadirkan dalam pelatihan. Sebagai hasil kerja nyata Satgas KPAN yang dibentuk oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, selama tahun 2016 telah berhasil dilatih sebanyak 6400 pemuda relawan di provinsi Jawa Timur.

b.Satgas Kader Pemuda Anti Narkoba Jawa Tengah

Sebanyak 368 pemuda di Jawa Tengah telah dikukuhkan sebagai Kader Pemuda Anti Narkoba (KPAN) Jawa Tengah. Mereka adalah perwakilan dari 400 Desa di 10 Kabupaten di Jawa Tengah. Pengukuhan dilakukan di Aula Gradika Bhakti Praja, Kantor Gubernur, Semarang, Jawa Tengah.

Kegiatan ini adalah implementasi pemuda sebagai pemimpin muda yang harus bisa menyebarkan virus positif kepada masyarakat dengan cara yang baik dan mudah dimengerti.Kegiatan pembekalan dan pengukuhan ini diikuti oleh 10 Kabupaten yakni Tegal, Pekalongan, Semarang, Brebes, Cilacap, Batang, Purbalingga, Temanggung dan Kendal, dengan rata-rata setiap kabupaten mengirimkan kurang lebih 40 pemuda terbaiknya.

Pelatihan yang diadakan dengan pemberian materi seperti pengenalan jenis narkotika, strategi Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dari BNN, testimoni bahaya adiktif narkoba,

(39)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

26 komunikasi efektif, serta materi pendukung terkait.Sebagai hasil sosialisasi Satgas KPAN yang telah dibentuk,

selama tahun 2016 telah berhasil dilatih sebanyak 6400 pemuda relawan di provinsi Jawa Tengah.

c.Satgas Kader Pemuda Anti Narkoba Jawa Barat

Di tahun 2016, sebanyak 452 Kader Pemuda Anti Narkoba telah dikukuhkan di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat dan disebar ke 500 desa di Jawa Barat.Mereka ditugaskan untuk melakukan pemetaan titik-titik rawan penggunaan/peredaran gelap narkoba, membentuk organisasi relawan antinarkoba, dan melaksanakan koordinasi dengan pemerintah daerah dan tokoh agama.

Perekrutan KPAN dilakukan melalui proses yang sangat ketat. Mereka harus lolos tes seperti tes urine, pelatihan, dan sebagainya. Jika ada yang tidak lolos tes telah dikembalikan ke daerahnya dan diganti dengan yang lain. Selama bertugas di tahun 2016, Satgas KPAN telah berhasil merekrut sebanyak 9040 pemuda relawan anti narkoba di provinsi Jawa Barat.

(40)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

27 Di tahun 2015 telah dilakukan pencanangan pembentukan kader pemuda anti narkoba. Namun gaungnya belum terlalu besar, dan hanya merekrut sebanyak 110 kader pemuda anti narkoba yang berasal dari mahasiswa di kota Solo.

Gambar 8 Capaian Sasaran Strategis 2 SASARAN STRATEGIS 2

Meningkatnya Pengembangan Pemuda Yang Berdaya Saing Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja a Persentase pemuda pelopor yang

berperan dalam menggerakkan pembangunan di perdesaan

100% 92.67% 92.67%

b Persentase wirausahawan muda pemula

100% 110% 110%

a. Dapat dijelaskan bahwa target persentase pemuda pelopor yang pemuda pelopor yang berperan dalam menggerakan pembangunan di perdesaan adalah 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2016 seluruh target yang ingin dicapai dapat direalisasikan sebesar 100% dengan perhitungan sebagai berikut:

= 5560/6.000 x 100% = 92.67%

Sedangkan capaian kinerja dapat terealisasi sebesar 92.67% yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

= 92.67% / 100% = 92.67%

Dari hasil keseluruhan capaian kinerja tahun 2016 dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan sebesar 5.17% dibandingkan terhadap capaian kinerja pada tahun 2015 hanya sebesar 87.50% hal ini menunjukan terdapat kinerja yang efisien dan efektif serta perencanaan yang baik pada unit kerja yang melaksanakan program / kegiatan tersebut.

(41)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

28 b. Dapat dijelaskan bahwa target persentase wirausaha pemuda pemula adalah 100%. Dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2016 seluruh target yang ingin dicapai dapat direalisasikan sebesar 100% dengan perhitungan sebagai berikut:

Realisasi = wirausaha pemuda pemula / Target x 100% = 4.400 / 4.000 x 100%

= 110.00%

Sedangkan capaian kinerja dapat terealisasi sebesar 110.00% yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kinerja = Realisasi / Target = 110.00% / 100% = 110.00%

Dari hasil keseluruhan capaian kinerja tahun 2016 dapat dinyatakan bahwa terdapat peningkatan sebesar 5.00% dibandingkan terhadap capaian kinerja pada tahun 2015 hanya sebesar 105.00% hal ini menunjukan terdapat kinerja yang efisien dan efektif serta perencanaan yang baik pada unit kerja yang melaksanakan program / kegiatan tersebut.

Adapun uraian terkait capaian keberhasilan dari setiap indikator dalam pengembangan pemuda yang berdaya saing adalah sebagai berikut.

Fasilitasi Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan melalui fasilitasi peserta program PSP3 angkatan XXV tahun 2015 setelah melalui proses rekruitmen, telah berhasil mengikuti pembekalan tercapai. Sosialisasi dan tes seleksi calon peserta dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga di Tingkat Provinsi. Sedangkan penetapan peserta setelah proses seleksi dilakukan di tingkat Pusat setelah melalui seleksi oleh Tim Seleksi Independen. Selanjutnya peserta yang lulus seleksi diumumkan melalui internet

(42)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

29 /website. Pembekalan kepada peserta PSP3 dilaksanakan selama 2 (dua) Minggu dilakukan pembinaan secara semi militer di Pusat Pendidikan dan Pembekalan (PUSDIKBEKANG) TNI AD Cimahi Bandung dengan instruktur dari TNI AD, IPB, UNJ dan LP3S. Setelah diberikan penguatan mental dalam menghadapi daerah/lokasi penempatannya, selesai pembekalan peserta siap untuk ditempatkan ke lokasi masing-masing sesuai penetapan dalam SK Penempatannya.

Dukungan kegiatan program PSP3: (i) Penyusunan, penyempurnaan Pedum, juklak dan juknis Program PSP3; (ii) Rekruitmen, Pembekalan dan Penempatan PSP3 XXV; (iii) Temu Konsultasi Program PSP3; (iv) Optimalisasi Program PSP3; (v) Pemilihan PSP3 Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2015; (vi) Penguatan Tim Asistensi Program PSP-3; (vii) Sosialisasi dan Diseminasi Program PSP3 dan Kepeloporan Pemuda; (viii) Penyusunan bahan evaluasi; (ix) Pengelolaan data base sistem informasi managemen program PSP3; (x) Verifikasi administrasi fasilitasi peserta PSP3; (xi) Dekonsentrasi pelaksanaan program PSP3.

Untuk membangun pemuda, diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Amanat Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan pada Bab VIII Pasal 29 menyebutkan bahwa:

“Pengembangan kepeloporan pemuda dilaksanakan untuk mendorong kreativitas, inovasi,

keberanian melakukan terobosandan kecepatan pengambilan keputusan sesuai dengan arah pembangunan nasional”

a.Persentase pemuda pelopor yang berperan dalam menggerakkan pembangunan di perdesaan

Pengembangan kepeloporan pemuda merupakan kebijakan Kementerian Pemuda dan Olahraga bernilai strategis dalam mewujudkan pembangunan kepemudaan melalui suatu bentuk program/kegiatan yang difasilitasi oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat dan/atau Organisasi Kepemudaan melalui Pelatihan, Pendampingan, dan/atau Forum Pemuda.

(43)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

30 Dalam mendukung capaian pemuda pelopor yang berperan dalam menggerakkan pembangunan di perdesaan dimulai melalui Penyusunan Buku Kepeloporan Pemuda di Desa dan Daerah Khusus dalam rangka memberikan arah kebijakan pengembangan kepeloporan Pemuda di Desa dan Daerah Khususagar pelaksanaannya sesuai dengan mekanisme atau aturan yang telah ditentukan. Kepeloporan pemuda dilakukan melalui beberapa pengkaderan pemuda pelopor sebanyak 5.560 pemuda dari target 6.000 pemuda, antara lain yaitu: (i) kader pemuda relawan rawan sosial, (ii) pemuda pelopor bela negara, dan (iii) pemuda tanggap bencana.

1. Kader Pemuda Relawan Rawan Sosial

Kader pemuda relawan rawan social yang dilatih dan dibentuk dibekali dengan pemahaman dan pengetahuan tentang upaya pencegahan, melakukan pengelolaan/manajemen konflik dan resolusi permasalahan yang timbul khususnya kelompok pemuda yang berada di komunitas rawan sosial.Urgensi dibentuknya kader pemuda relawan rawan sosial karena masih rendahnya jiwa dan semangat kesukarelawanan pemuda di daerah yang didalamnya terdapat komunitas rawan sosial. Selain itu, minimnya peran aktif pemuda yang dengan sukarela mempelopori aksi/gerakan/aktivitas yang peduli terhadap daerah yang di dalamnya terdapat komunitas rawan sosial. Melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga, sebanyak 150 orang kader telah terlahir di tahun 2016 dan tersebar di 3 (tiga) lokasi rawan sosial, yaitu Kota Singkawang, Kabupaten Mesuji, dan Kabupaten Pidie Jaya.

2. Pemuda Pelopor Bela Negara

Pemuda pelopor bela negara merupakan aset yang sangat penting dalam membangun kekuatan sebagai ujung tombak pertahanan negara, dan modal dasar yang sangat penting dalam konteks ketahanan nasional, khususnya bagaimana peran pemuda dalam memelihara dan menjaga wilayah-wilayah yang memiliki kerawanan terhadap ancaman-ancaman luar di daerah terdepan, terluar dan tertinggal. Oleh karenanya Kementerian Pemuda dan Olahraga pada tahun 2016 membina sebanyak 1.400 pemuda di Pulau Terdepan, Terluar dan Desa Tertinggal untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan Bela Negara

(44)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

31 sebagai bentuk tanggungjawab dan kecintaan terhadap Bangsa dan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI).

3. Pemuda Relawan Tanggap Bencana

Pemuda relawan tanggap bencanayang telah dibentuk diberikan pemahaman dan pengetahuan dan keterampilan tentang upaya dan peran aktif penanggulangan bencana alam, menumbuhkembangkan motivasi, semangat kepeloporan dan kesiapsiagaan pemuda agar ikut aktif menjaga lingkungan dan tanggap terhadap bencana alam maupun sosial. Pemuda relawan tanggap bencana juga diberikan pelatihan dan penyuluhan agar siap terjun di masyarakat. Pelatihan dilakukan di 14 provinsi dengan jumlah peserta sebanyak 4.010 pemuda.

Pada tahun 2015 telah tersebar sebanyak 1700 sarjana di 34 provinsi sebagai Pemuda Pelopor Penggerak Pembangunan di Perdesaan yang akan menjadi pemuda mandiri pencipta lapangan kerja dan sebanyak 5250 pemuda yang mengikuti berbagai pelatihan di bidang kepeloporan, kesukarelawanan dan bidang lainnya melalui kegiatan dukungan fasilitasi, serta 170 Pemuda Pelopor yang tersebar di 34 provinsi dan 15 diantaranya terpilih sebagai Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.

b.Persentase wirausahawan muda pemula

Sesuai amanat PP Nomor 41 Tahun 2011, Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pengembangan kewirausahaan melalui dalam bentuk pemberian fasilitasi pengembangan kewirausahaan pemuda yang dapat dilaksanakan melalui pelatihan, pemagangan, pembimbingan, pendampingan, kemitraan, promosi dan/atau bantuan akses permodalan.

Pada tahun 2016 Kementerian Pemuda dan Olahraga memasang target maksimal, yaitu sebesar 100% dalam memfasilitasi wirausahawan muda pemula di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen dan dukungan pemerintah dalam pembangunan pemuda Indonesia yang berkualitas. Bagaimana tidak, sebagai salah satu kontribusi Kementerian Pemuda dan Olahraga dalam mewujudkan Nawacita ketujuh yaitu:

(45)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

32 “Mewujudkan kemandirian ekonomi

dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”

Salah satu tolok ukur kemajuan sebuah bangsa adalah besarnya komposisi jumlah wirausahawan dalam sebuah struktur masyarakat. Semakin besar jumlah wirausahawan, dapat dimaknai semakin maju dan mapan pula bangsa itu. Pada kenyataan, sekian banyak sumber kekayaan alam yang tersebar di daerah-daerah belum termanfaatkan secara optimal dikarenakan sumber daya manusia yang secara kualitas dan cara pandangnya belum memenuhi. Rendahnya kemampuan untuk membidik ruang usaha dan karakter serta motivasi untuk menerjuni dunia kewirausahaan menjadi faktor utama terbengkalainya sektor-sektor yang potensial ini. Menpora Imam Nahrawi seringkali menyampaikan bahwa sudah tiba saatnya:

“Pemuda Indonesia menatap dunia”

Hal ini telah dibuktikan dengan banyaknya pemuda Indonesia yang berprestasi di tingkat internasonal seperti di bidang ilmu pengetahuan, olahraga, wirausaha dan budaya. Untuk mempersiapkan itu semua, Kementerian Pemuda dan Olahraga salah satunya giat melakukan pengembangan kewirausahaan muda pemula yang terimplementasi pada beberapa kegiatan wirausaha yang dapat menyentuh pemuda hingga di pelosok tanah air, antara lain dijelaskan di bawah ini.

1. Pemilihan Wirausaha Muda Pemula Berprestasi

(46)

| L a p o r a n K i n e r j a - K e m e n p o r a - 2 0 1 6

33 Pemilihan wirausaha muda pemula berprestasi diadakan dengan tujuan untuk memilih dan memberikan apresiasi kepada WMP yang berprestasi dalam menjalankan dan mengelola usahanya sehingga usahanya tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang mandiri dan berdaya saing. Serta membangun pandangan positif dan menghapus stigma takut gagal dalam berwirausaha di masyarakat, sehingga muncul semangat dan keyakinan dalam menjalankan usaha sebagai pilihan karir.

Pelaku wirausaha muda yang tersebar di 34 propinsi di seluruh Indonesia melalui beberapa tahap seleksi dari tingkat kabupaten/kota hingga diperoleh perwakilan wirausaha muda dari tiap propinsi yang paling berprestasi menurut beberapa kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kemudian seluruh kandidat wirausaha muda tersebut diperoleh wirausaha berprestasi tingkat nasional.

Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda ke-88 yang diselenggarakan di Palangkaraya Kalimantan Tengah bertempat di Lapangan Mantikei, Menteri Pemuda dan Olahraga memberikan penghargaan kepada Wirausaha Muda Pemula (WMP) Berprestasi Tingkat Nasional.Kesembilan peraih penghargaan Wirausaha Muda Pemula (WMP) terdiri dari tiga kategori, untuk bidang Pertanian dan Kelautan Jura I Rizal Fahreza (Jawa Barat), Juara II Priyandaru Agung ET (Jawa Timur) dan Wendi Permana (Sumatera Barat); bidang Industri Kreatif Juara I William Wimpy Prihadi (Jawa Barat), Aldila Dipamela (Jawa Barat) dan Ahmad Yasin Saipuloh (Jawa Barat); Bidang Industri Pangan dan Jasa Boga Juara I Rizki Aris Yunianto (Jawa Timur), Juara II Mario Guswandi (Sumatera Barat) serta Juara III Fahmi Syahirul Alim (Banten). Penerima penghargaan Wirausaha Muda Pemula berprestasi memperoleh sertifikat penghargaan, tropi serta uang pembinaan.

Pemberian penghargaan ini adalah bentuk apresiasi Negara kepada para pemuda yang telah berprestasi di bidangnya masing-masing. Diharapkan para penerima penghargaan dapat menjadi inspirasi bagi pemuda Indonesia lainnya untuk maju dan berprestasi.

Melalui pemilihan wirausaha muda berprestasi ini nantinya diharapkan terjadi

transfer knowledge diantara pelaku usaha muda, sehingga terus bermunculan

Gambar

Gambar 1 Struktur Kementerian Pemuda dan Olahraga Deputi
Gambar 2 Diagram Pola Program Pemuda Revolusi Mental Anti Narkoba
Gambar 5 Flyer Revolusi Mental Pemuda Anti Narkoba 2016
Gambar 6 Menpora Mengukuhkan Satgas Kader Pemuda Anti Narkoba
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memaksimalkan kerja bakteri anaerob pada proses penanganan limbah cair kopi dengan menggunakan alat pengontrol suhu

• Pengelolaan Semenanjung Kampar harus dilakukan oleh suatu badan khusus (board of trustee) yang didukung oleh dan melibatkan para pihak, sumberdaya manusia yang handal

Variabel jig pada Kapal Keruk 19 Bangka 2, dilakukan perubahan pada panjang pukulan menjadi lebih besar dari sebelumnya (1 – 2 mm), dengan tujuan menyesuaikan ukuran

Model pembelajaran yang diarahkan untuk Model pembelajaran yang diarahkan untuk Model pembelajaran yang diarahkan untuk Model pembelajaran yang diarahkan untuk membantu peserta

Pengolahan dan analisis data akan dilakukan kepada 174 data untuk yang mengetahui produk pengganti karena ada beberapa data yang outlier sehingga 26 data yang

Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini.. Berat senjata

3 Siswa dengan bimbingan guru baik dalam membuat kesimpulan tentang gabungan bangun datar yang membentuk balok.. 4 Siswa dengan bimbingan guru membuat sangat baik

Spesifikasi prokrastinasi akademik menurut Millgram (Ferrari, Johnson, & McCown, 1995) merupakan perilaku spesifik yang meliputi: (1) suatu perilaku yang