• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kulonprogo, Purworejo Perlu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kulonprogo, Purworejo Perlu"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sambut Dibukanya Bandara

Kulonprogo, Purworejo Perlu

Siapkan

Produk

UMKM

Berkualitas

PURWOREJO, FP – Pemerintah Kabupaten Purworejo harus bisa mendorong tumbuhnya investasi di bidang usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) untuk menyongsong dibukanya bandara internasional Kulonprogo pada 2019 mendatang. Namun, yang diharapkan tumbuh adalah investasi rakyat dengan cara mendorong APBD agar lebih banyak mengalokasikan anggaran ke sektor UMKM.

“Pemkab perlu mengoptimalkan era digital, membangun konektivitas, penyediaan infrastruktur dan teknologi, agar produk-produk UMKM Purworejo dapat terserap,” tegas Hari Dendi, Dirut PT Global Putera Internasional Yogyakarta, dalam forum Critical Voice Point menuju Kabupaten Pro Investasi, di pendopo kabupaten, Kamis (1/12).

Menurut Hari, Purworejo dikenal sebagai penghasil produk pertanian, termasuk bahan baku pembuatan jamu. Produk-produk itu bisa disiapkan sebagai komoditas ekspor yang menjanjikan. Ditegaskan, produk-produk UMKM dari Purworejo dapat masuk ke bandara Kulonprogo yang memiliki kapasitas keluar sebanyak 100 ton. Untuk itu UMKM perlu memanfaatkan fasilitas online untuk marketingnya.

Sementara itu pengusaha lokal yang juga anggota DPRD, Ngadiyanto, mengatakan, UMKM di Purworejo justru belum mampu menerobos pasar luar negeri. Hal itu karena produk UMKM Purworejo belum memenuhi kriteria kualitas, kuantitas dan kontinyuitas.

“Ada Perda yang mewajibkan tiap toko modern menyediakan outlet produk UMKM. Tapi kenyataannya sampai sekarang belum ada produk UMKM yang mengisi outlet toko modern,” tandas

(2)

Ngadiyanto.

Anggota DPRD dari PKS itu juga mengkritik Dinas Pertanian yang hanya mengumbar proyek-proyek ngayawara, yaitu proyek yang tidak dibutuhkan oleh pasar.

Kampanye Keselamatan, Sat

Lantas Polres Kebumen Tuntut

Realisasi Saber Lanting

KEBUMEN,FP – Memasuki 10 hari pelaksanaan Operasi Zebra Candi 2016, sebanyak 1.699 pengendara diberi surat tilang oleh jajaran Satlantas Polres Kebumen, Jumat (25/11/2016).

Dari jumlah tersebut, sekitar 60 persen yang ditilang adalah pengendara sepeda motor. “Pelanggaran memang masih didominasi oleh kendaraan roda dua,” ujar Kasatlantas Polres Kebumen AKP Aditya Mulya Ramdhani SIK disela-sela kampanye keselamatan berlalu lintas di depan RM Lestari Karanganyar Jumat (25/11) Kasat lantas menuturkan, pelanggaran yang berbuah surat tilang yang dilakukan pengendara berupa tidak memiliki SIM, tidak membawa STNK atau kelengkapan kendaraan.

(3)

P e l anggaran lain adalah melanggar rambu/marka, menerobos lampu merah dan melawan arus. Sedangkan untuk kendaraan roda empat, kebanyakan karena tidak menggunakan sabuk keselamatan.

Ditambahkannya, Operasi Zebra Candi ini masih akan berlangsung sampai tanggal 29 November mendatang. Operasi ini bertujuan untuk menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran arus lalu-lintas. Selain itu juga untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas, karena kecelakaan biasanya diawali dari pelanggaran. Sasaran operasi ini untuk menurunkan berbagai potensi pelanggaran yang saat ini masih ditemui seperti pelanggaran rambu-rambu lalu-lintas, tidak memakai sabuk keselamatan, melawan arus khususnya kendaraan roda dua dan pelanggaran lain,” ucap Kasat Lantas Polres Kebumen.

Lanjut Kasat lantas, sebagai tindak pencegahan terjadinya pelanggaran, pihak Satlantas Polres Kebumen juga gencar menggelar sosialisasi kampanye keselamatan berlalu lintas. Khusus di Kebumen, dengan mengambil tema Saber Lanting, akronim dari Sadar Berlalulintas itu Penting. Saber merujuk pada nama yang tengah populer terkait pemberantasan pungli,

(4)

sementara Lanting adalah makanan khas Kabupaten Kebumen.

“Khusus Operasi Zebra kali ini kita kedepan upaya pencegahan sehinga pengguna jalan yang melanggar hanya diberi konseling dan diberi lanting. Diharapkan dari konseling akan diketahui alasan mereka melanggar aturan lalu lintas. Kita mengambil Saber Lanting agar lebih mudah diingat,” kata Kasat Lantas

Karena tema itu pula, pada setiap kampanye keselamatan berlalu lintas juga dibagi-bagikan lanting kepada pengguna jalan.

Seperti yang dilakukan di depan RM Lestari Karanganyar kemarin. Mulai dari siswa, anggota klub motor Kebumen dan polisi membagi-bagikan leaflet, souvenir dan lanting kepada pengguna jalan. Selain itu mereka juga membawa berbagai spanduk berisi himbauan keselamatan. Seperti “Jangan ngantuk, pakai helm SNI, jangan ngebut agar selamat sampai tujuan”, Cukup kami yang jadi korban laka lantas, jangan ada lagi” dan

(5)

himbauan keselamatan berlalu lintas lainnya.

Tak ketinggalan pocong jadi-jadian yang turut memeriahkan kampanye.

“Pocong ini selalu kami bawa tiap kampanye keselamatan lalu lintas. Tujuannya agar pengendara jangan mencontoh si pocong yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas,” tandasnya.

Pada pelaksanaan Operasi Zebra kali ini juga tercatat delapan kecelakaan dengan korban meninggal dunia 2 orang, luka berat 1 orang, luka ringan 16 orang dan kerugian material mencapai Rp 20.55 juta.

(6)

Diskoperindagpar Akan Gelar

Gebyar Bela Beli

PURWOREJO, FP – Dalam rangka mengangkat potensi produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Kabupaten Purworejo agar dikenal masyarakat, Pemerintah Kabupaten Purworejo melalui Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan Dan Pariwisata (Diskoperindagpar) akan menggelar kegiatan “Gebyar Bela Beli” di Alun-alun Purworejo mulai 23–27 November 2016

Kegiatan “Gebyar Bela Beli” Yang diberi tajuk “Sengkuyung Gathuk Manthuk Manthuk Manthuk” direncanakan akan menampilkan seluruh potensi UMKM yang Ada di seluruh Kabupaten Purworejo. Kepala Diskoprindagpar Purworejo, Dra Suhartini mengatakan, tujuan kegiatan untuk meningkatkan akses pasar produk KUMKM lokal yang mempunyai daya tarik, daya tahan dan daya saing tinggi. Mempromosikan berbagai produk-produk yang dihasilkan UMKM serta koperasi di Kabupaten Purworejo.

“Sasaran yang ingin dicapai, meningkatnya pemahaman, apresiasi dan peran serta aktif segenap lapisan masyarakat terhadap pemberdayaan dan koperasi dan UMKM khususnya dalam menggunakan produk-produk lokal, ” Dra Suhartini dalam jumpa pers di ruang assisten II Setda, Senin (21/11).

Januari 2017 Tarif Air Minum

PDAM Naik

PURWOREJO,FP – Terhitung mulai Januari 2017, tarif air minum PDAM Tirta Perwitasari Purworejo bakal mengalami penyesuaian,

(7)

dari sebelumnya Rp 1.375 per meter kubik menjadi Rp 1.971 atau naik 30 persen.

Hal itu terungkap pada temu pelanggan dalam rangka sosialisasi rencana penyesuaian tarif air minum PDAM Tirta Perwitasari di pendopo rumah dinas Bupati Purworejo, Kamis (17/11).

Menurut Kepala Bidang Analisis Keuangan Investasi dan Primosi (AKIP) Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) Kementerian Pekerjaan Umum Drs. Adi Susetyo, tarif dasar yang ditetapkan PDAM purworejo yang paling rendah dibanding daerah lain. Selain itu, sudah sekitar 9 tahun PDAM tidak melakukan penyesuaian tarif. “Tarif dasar PDAM purworejo sangat kecil, sedangkan air baku di Purworejo sangat terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan air harus melakukan pengolahan dengan biaya yang cukup tinggi, ” kata Adi Susetyo didampingi Direktur PDAM tirta Perwitasari Purworejo, Hermawan Wahyu Utomo, ST.

Persoalan lainya yang dihadapi PDAM Purworejo, lanjut Adi Susetyo, biaya operasional yang dikeluarkan cukup besar namun cakupan pelanggan sangat rendah. Akibatnya banyak calon pelanggan yang antri karena PDAM belum bisa membuat instalasi baru lantaran terkendala biaya. “Dengan belum adanya sambungan instalasi baru maka produksinya juga terbatas, ” tutur Adi Susetyo.

Dengan adanya rencana penyesuaian tarif tersebut, muncul beragam tanggapan dari para pelanggan yang hadir. Apalagi selama ini layanan PDAM dianggap belum maksimal. Bahkan ada pelanggan yang kimplaian karena air PDAM ithir-ithir dan aliran terhenti pada jam sibuk. Ada juga warga satu RT yang mengeluh air PDAM tidak terlalu jernih alias keruh.

Hanung, salah seorang pelanggan warga Kelurahan Kledung Kradenan, Kecamatan Banyuurip mengatakan, pada dasarnya dirinya tidak keberatan tarif disesuaikan. Hanya kenaikan

(8)

tarif harus diimbangi dengan peningkatan layanan yang baik. “Kami warga Kledung Kradenan kerap kecele karena air sering mengalir sangat kecil. Sementara perbaikan-perbaikan yang dilakukan pihak PDAM belum begitu terasa manfaatnya, “katanya.

Diduga

Akibat

Aktifitas

Galian C, Jalan Krendetan –

Somorejo Rusak Parah

Purworejo, FP – Jalan kabupatem sepanj ang 2 kilometer didesa Krendetan- Somorejo, rusak parah akibat kendaraan damp truck pengangkut material galian C milik CV Gunung mulia, hal tersebut sangat dikeluhkan warga dua desa, pasalnya sudah sekitar 7 bulan atau 1 bulan setelah beroperasinya proyek galian C, milik pengusaha Saryoto, yang kurang merespon keluhan warga.

Dalam prakteknya puluhan kali dump truk pengangkut material melintasi jalan Krendetan- Somorejo, dan saat warga menanyakan kapan jalan akan diperbaiki ,Saryoto menjawab galian belum produksi, nah kalau sudaj begini siapa yang disalahkan, disatu sisi pengusaha sudah mengantongi ijin, disisi lain warga sangat membituhkan jalur transportasi yang memadai, kata seorangwarga saat dikonfirmasi .

Ngadiran (66)salah seoramg tokoh masyarakat desa Ngadirejo menuturkan kepada awak media, katanya sudah 3kali warga kedua desa tersebut mengusulkan untuk segera memperbaiki akses jalan yang sudah banyak memakan korban terjatuh saat berkendara, karena kondisi jalan yamg sudah rusak sangat parah,namun Saryoto tidak serius menanggapinya.

(9)

P a d ahal akses jalan tersebut sangat penting karena warga masyarakat kedua desa beraktifitas melintasi jalan tersenut, namun dengan kondisi jalan yang rusak parah, membuat aktifitas waga menjadi terganggu karenanya jelas Ngadiran menandaskan. Ketika akan di konfirmasi Saryoto, tidak bisa dihibungi, dengan alasan permasalahan tersebut sudah diselesaikan melalui MOU dengan tripika kecamatan Bagelen, isinya adalah kesanggupan pihak CV GUNUNG mulia umtuk memperbaiki akses jalan Krendetan-Somorejo terhitung, Senin 7/11,

Tapi jalan yang sudah terlanjur rusak nerbulam-bulan tersebut, tidak mungkin direhab secara permanen,lalu bagaimana tanggung jawab moral kepada warga yang selama ini, telah terganggu aktifitasnya , dan menjadi salah satu PR Pemda kabupaten Purworejo, untuk dapat meninjau kembali perijinan proyek galian C, yang dikelola CV Gunung mulia.(Rsk)

(10)

Tahun 2017 UMK Purworejo

Diusulkan Rp 1.425.000

PURWOREJO, FP – Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertran) Kabupaten Purworejo mengusulkan Upah Minimum Kabupaten (UMK) Purworejo untuk tahun 2017 sebesar Rp 1.425.000. Usulan tersebut sudah dilaporkan ke Gubernur pada tanggal 17 Oktober 2016 lalu.

Hal tersebut disampaikan Sujana, SH, Kabid Hubungan Industrial Syarat Kerja dan Pengawas Ketenagaan Kerja (Hubinwasnaka) Dinsosnakertrans Purworejo diruang kerjanya, Selasa (1/11). Menurutnya, besaran nilai UMK tersebut berdasarkan hasil keputusan bersama Dewan Pengupahan Kabupaten Purworejo yang terdiri dari unsur pengusaha, serikat pekerja, dewan pakar (perguruan tinggi), BPS, dan Dinsosnakertrans. ” Berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya usulan UMK purworejo tidak pernah geser, ” kata Sujana.

Dijelaskan, penentuan UMK sudah sesuai dengan rumus formulasi perhitungan upah berdasarkan PP No. 78 tahun 2015 tentang pengupahan. “Sesuai regulasi, penghitungan upah yakni Upah Minimum Kabupaten dikalikan perhitungan inflasi dan produk domestik bruto atau pertumbuhan ekinomi, ” jelas Sujana.

Sujana menambahkan, usulan UMK tersebut naik 8,4 persen dibanding tahun 2016 yang hanya 1.300.000,-. Apabila UMK tersebut disetujui gubernur maka bagi pengusaha akan diberi waktu 10 hari untuk sosialisasi dan bagi pengusaha yang keberatan bisa menganukan penundaan kepada gubernur.

“Bagi pengusaha wajib membayar UMK seperti yang sudah ditentukan, penundaan sifatnya sementara. Bagi pengusaha yang

(11)

tidak membayar sesuai UMK akan dikenai pasal pidana maksimal 4 tahun atau denda Rp 400 juta, ” tandas Sujana.

Peduli

Jatikontal,

DPW

Kementerian BUMN Tanam 3000

Mangrove

PURWOREJO, FP – Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian BUMN bersama Kodim 0708 Purworejo, alumni Teknik Sipil UGM angkatan 1991, Polres Purworejo, Komunitas Mangrove Purworejo, siswa SMA Negeri 9 Purworejo, dan masyarakat secara bersama-sama melakukan penanaman 3000 Mangrove. Aksi penanaman bersama dipusatkan di Sempadan sungai Bogowonto, Desa Jatikontal, Kecamatan Purwodadi, Sabtu (29/10) pagi sekitar pukul 10.00 WIB.

“Penanaman Mangrove dan bambu petung untuk merevitalisasi Sempadan sungai Bogowonto,” kata Ketua Umum DWP BUMN, Pia Megananda di sela-sela kegiatan.

Diungkapkan, selain penanaman Mangrove juga dilaksanakan bhakti sosial pemberian santunan untuk anak yatim dan kaum dhuafa bagi warga Desa Jatikontal.

“Kegiatan program pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Bogowonto berbasis lingkungan ini merupakan tangkaian kegiatan dalam rangka HUT DWP Kementrian BUMN ke 17, yang jatuh pada tanggal 7 Desember 2016 mendatang,” jelas Pia Megananda.

Menurunya kualitas lingkungan hidup dan tingkat kesejahteraan yang belum merata ditanah air, kata Pia Megananda, menjadi perhatian tersendiri bagi DWP Kementrian BUMN. Oleh sebab itu

(12)

dalam rangka ulang tahun DWP ke 17 pihaknya bekerjasama dengan panitia reuni alumni Teknik Sipil UGM angkatan 1991, melakukan program revitalisasi sempadan sungai bogowonto dengan menanam Mangrove dan bambu petung serta bakti sosial untuk anak yatim dan dhuafa di Desa Jatikontal, Kecamatan Purwodadi.

“Harapanya dengan penanaman Mangrove dan bambu petung mampu mengurangi resiko bencana tsunami dan abrasi disepanjang muara sungai Bogowonto serta bisa menjadi lokasi wisata, ” ucap Pia Megananda.

Bertahun-tahun Warga Jalan A.

Yani Kesulitan Air PDAM

PURWOREJO, FP – Selama bertahun-tahun warga jalan Jendral Ahmad Yani sisi barat mulai dari perempatan pantok sampai Toko Batik Sik mengaku kesulitan mendapatkan air dari PDAM Purworejo. Menurut mereka aliran air dari PDAM sangat tidak lancar dan sering mati. Aliran air ditempat itu hanya bisa dinikmati hanya sekitar satu jam saja, selebihnya mati total. Akibatnya untuk mendapat air mereka rela menampung di ember-ember maupun gentong plastik. Itupun mereka harus rela menunggu semalaman lantaran jam mengalir air PDAM tidak tentu waktunya. “Kadang pukul 03.00 – 04.00 WIB, kadang pukul 05.00 – 06.00 WIB, ” kata Johnson Hendro C Lukito, selaku perwakilan warga jalan A. Yani yang menjadi korban air PDAM.

Diungkapkan Johnson, dirinya sudah puluhan tahun tidak bisa menikmati air PDAM seperti pelanggan yang lain. Sudah puluhan kali pula mengeluh dan melapor ke PDAM namun tidak ada respon dari pihak terkait. “Lapiorannya diterima tapi tidak ada tindak lanjut sehingga kondisinya juga masih sama sampai

(13)

sekarang, ” ucapnya.

Menurut Johnson, pernah dirinya melapor kepada petugas lapangan yang dijumpai saat kontrol jalur pipa PDAM. Petugas tersebut bersedia merubah jalur pipa dengan biaya Rp 250.000 dan menjamin air pasti lancar sekali. Namun setelah terjadi tawar menawar akhirnya petugas bersedia mengerjakan meski hanya dengan dana Rp 150.000. “Tapi setelah selesai dan airnya tetap tidak mau mengalir juga petugas itu pergi begitu saja, padahal sudah terima uang Rp 150 ribu, ” keluh Johnson.

Keluhan senada juga diungkapkan oleh Theresia (38) pemilik Toko Batik Sik, Yenny (34) pemilik Toko Singapura, dan Tohari (36) pemilik Ayam Goreng. Menurut mereka, sudah satu tahun ini air PDAM yang mengalir ke rumahnya sangat memprihatinkan dan sangat merugikan pelanggan. Selama sekitar setahun ini air mengalir hanya satu jam sekitar pukul 03.00 WIB dini hari. Akibatnya mereka harus begadang nunggu air dan berpacu dengan

(14)

waktu agar bisa sebanyak mungkin menampung di ember maupun tempat air lainya. Yang mengherankan, meski mereka hanya mendapat air ala kadarnya namun tagihan pembayaran tetap tinggi antara Rp 75 ribu hingga Rp 300 ribu. “Kalau seperti ini kan kami yang rugi, ” kata mereka.

Sementara itu, Direktur PDAM Purworejo Hermawan Wahyu Utomo saat dikonfirmasi mengakui memang ada trobel di jaringan di daerah tersebut. Penyebabnya karena pemasangan rambu-rambu dan penanaman pohon. Kecuali itu juga karena keterbatasan debit air dan peralatan untuk mengecek jaringan. “Memang ada trobel dan kita kesulitan mengecek karena kurang peralatan, “kata Hermawan Wahyu Utomo, Kamis (20/10).

Dijelaskan, terkait soal pelanggan yang tetap dikenai biaya tinggi meski hanya menerima air sedikit, hal itu dimungkinkan karena ada kebocoran pipa sehingga air tetap mengalir meski tidak sampai ke pelanggan. “Terus terang untuk melakukan pengecekan memang sulit karena adanya para pedagang kaki lima (PKL). Untuk sementara sambil menunggu perbaikan jaringan solusinya kita lakukan droping air, ” terang Hermawan.

(15)

Terkait Penolakan Galian C,

Pemilik Tambang Mengaku Sudah

Sesuai Prosedur

PURWOREJO,FP – Menyusul polemik penambangan galian C yang berada di sungai jali, Desa Mlaran Kecamatan Gebang dan Desa Sutoragan, Kecamatan Kemiri hingga berujung pada penolakan oleh sejumlah warga pemilik lahan, Timbul Pramono,ST selaku pemilik perusahaan penambangan mengaku tahapan proses perijinan sudah sesuai prosedur.

“Semua sudah sesuai prosedur mulai dari tingkat desa hingga Balai Besar Wilayah Serayu Opak (BBWSO) dan ESDM Propinsi. Semua tahapan sudah sesuai prosedur hingga keluar izin resmi dari pihak berwenang,” kata Timbul Pramono saat ditemui dikantornya, Selasa (27/9).

Dijelaskan, dalam penambangan galian C di Desa Mlaran dan Sutoragan dirinya juga sudah membentuk Tim atau panitia yang beranggotakan 27 warga desa dengan tugas untuk membantu pelaksanaan penambangan. “Tugas panitia ini untuk sosialisasi, mengumpulkan SPPT warga, dan pembagian kompensasi,” jelas Timbul.

Menyoal adanya sejumlah pemilik lahan yang menolak adanya proyek penambangan galian C di Desa Mlaran, Timbul membantah jika para pemilik lahan menolak penembangan tersebut. “Tidak ada yang menolak, yang benar adalah mengijinkan dengan syarat,” ucap Timbul.

Disinggung ada tiga warga yang mengaku pemilik lahan dan menolak adanya penambangan galian C di Desa Mlaran, pihaknya mengatakan sejak awal tiga warga tersebut memang keberatan dan

(16)

menolak adanya penambangan. Menurut Timbul, sebenarnya dalam sosialisasi yang dihadiri unsur terkait seperti Kepala Desa, Sat Pol PP, Kantor Lingkungan Hidup, Camat, Dinas SDA dan ESDM Kabupaten Purworejo, Koramil, Babinsa, Polsek, dan Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah mereka juga diundang dan diberi kesempatan berbicara paling awal. “Tapi mereka tidak pernah berbicara menolak, mereka hanya memberi masukan saja. Kalau sekarang mereka bicara menolak apakah itu tidak mengada-ada,” tutur Timbul.

Timbul menuturkan, lima masukan dari tiga warga pemilik lahan sudah dicatat dan dirinya siap melaksanakan. “Yang bertanggung jawab atas proyek itu ya jelas saya. Jaminannya adalah reklamasi dan pasca tambang yang sudah saya serahkan ke pemerintah dan jumlahnya tidak sedikit. Soal hitam diatas putih, secara otomatis proses dan prosedur perijinan tambang hitam diatas putih. Kemudian mengenai pembubaran Tim Penutupan itu kewenangan desa karena desa yang membentuk dan hanya masalah waktu saja,” tuturnya.

Ditegaskan, karena semua tahapan proses perijinan sudah sesuai prosedur dan sebagian warga Desa Sutoragan dan Desa Mlaran menyetujui rencana izin penambangan maka aktifitas galian C tetap akan dilaksanakan. “Namun demikian saya berharap situasinya kondusif dan warga Desa Mlaran dapat bersatu satu suara untuk mendukung kegiatan penambangan semata-mata untuk kepentingan umat yang lebih besar dari kepentingan pribadi,” tandas Timbul.

(17)

Jatiwangsan

Menolak

Penambangan Galian C

PURWOREJO,FP – Warga Desa Mlaran, Kecamatan Gebang dan Desa Sutoragan, Jatiwangsan, Kecamatan Kemiri mununtut agar aktifitas penambangan galian C di sungai Jali yang berada di Desa Mlaran dihentikan. Warga kesal karena lingkungan dan jalan desa menjadi rusak. Penambangan galian C juga bisa merusak dan membahayakan keberadaan tanah wakaf yang diatasnya berdiri Komplek Masjid dan area pemakaman, dapat mengakibatkan longsornya tebing tanah pertanian, dan sangat merusak jalan Desa Mlaran. Sebab volume penambangan galian C ditempat itu cukup tinggi, yakni perharinya mencapai 100 rit. Di samping pihak desa tidak mendapat kompensasi, tanah warga yang menjadi lahan penambangan juga tidak jelas statusnya.

Kekesalan lainya, warga menduga ijin yang diperoleh pihak penambang ilegal dan tidak sesuai prosedur. Sebab dalam surat ijin tersebut pihak pemilik lahan tidak pernah diajak musyawarah sehingga saat terjadi kerusakan lahan mereka tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab. Selain itu warga juga menduga pihak penambang sudah memberi sejumlah uang kepada kelompok tertentu untuk mendukung adanya penebangan tersebut. Tri Siswoyo, H. Tomo, dan H. Syamatun BA selaku perwakilan warga Desa Mlaran menuturkan, aktifitas penambangan di desanya sudah mulai sejak tahun 2015. Lokasi pertambangan dikontrak oleh seorang pengusaha ternama di Purworejo. Lahan dikontrak selama dua tahun dan akan berakhir pada 2016 ini. “Kalau perijinan usaha penambangan sesuai prosedur dan peraturan maupun undang-undang yang ada kami tidak keberatan. Tapi ini tidak sesuai prosedur dan ilegal,” kata Tri Siswoyo bertindak sebagai juru bicara saat ketemu dengan sejumlah wartawan di sebuah rumah makan, Sabtu (24/9).

(18)

karena dalam beberapa kali musyawah desa disepakati warga menolak adanya penambangan galian C didesanya. Hasil musyawarah juga sudah dikirimkan ke dinas terkait dan sejumlah instansi yang berwenang seperti Dinas Pengairan Purworejo maupun BKSDA. Hasil musyawarah desa juga ditindak lanjuti dengan dibentuknya Tim Penutupan. “Namun hasil musyawarah dan pembentukan Tim Penutupan tidak digubris oleh pihak penambang. Bahkan upaya pemasangan portal oleh Tim Penutupan dirusak oleh alat berat milik penambang,” ungkap Tri Siswoyo.

Masih kata Tri Siswoyo, penambang berani melakukan pengrusakan portal karena sudah mengantongi surat ijin dan tidak keberatan dari warga yang tidak terdampak langsung akibat galian C. “Padahal menurut warga hal itu ilegal dan tidak prosedural. Sebab kelompok warga yang bertanda tangan itu bukan pemilik lahan melainkan warga biasa yang tidak tahu menahu urusanya bahkan untuk tanda tangan mereka diberi uang,” ujar Tri Siswoyo.

Oleh karena itu, lnjut dia, warga tetap menolak penambangan galian C didesanya. Apalagi rencananya kontrak penambangan akan diperpanjang dan lokasinya akan berada di tiga desa, yakni Desa Mlaran, Sutoragan, dan Jatiwangsan.

Dikatakan, terkait akan berakhirnya masa kontrak 2015-2016, 23 Agustus lalu warga kembali dikumpulkan untuk diberi sosialisasi oleh pihak penambang yang dihadiri dari pihak desa, Kecamatan dan unsur terkait. Dalam soialisasi itu pihak pengembang berencana membuka lokasi penambangan baru di Desa Sutoragan dan Jatiwangsan sekaligus perpanjangan ijin usaha penambangan dua tahun kedepan.

“Namun sampai sekkarang belum ada kesepakatan final karena pihak Desa Jatiwangsan juga menolak penambangan tersebut. Bahkan saat ini akses jalan di Jatiwangsan sudah dipasangi portal,” kata Tri Siswoyo

(19)

secara final, namun hasil musyawarah desa sudah diputuskan bahwa pihak desa menolak adanya penambangan. Warga melarang mengambil material galian C kecuali untuk keperluan Desa Mlaran. “Hasil dari musyawarah warga tiga desa tetap diputuskan menolak penambangan galian C. Kalau toh ada yang mengijinkan mereka bukan pemilik lahan dan warga yang tidak terdampak penambangan,” kata Tri Siswoyo.

Tri Siswoyo menambahkan, jika penambangan itu terpaksa tetap akan dilanjutkan karena pihak pengusaha memiliki ijin resmi, maka pemilik lahan sepakat menuntut lima hal. yaitu, siapa yang bertanggung jawab atas dampak negatif dengan adanya penambangan, sejauh mana tanggung jawab pihak penambang, jaminan dan kesepakatan harus dibuat hitam diatas putih, dan panitian Penutupan dibubarkan dulu. “Itu tuntutan warga kalau memang sesuai prosedur dan bisa memenuhi tuntutan warga ya silahkan saja melakukan penambangan,” tandas Tri Siswoyo.

Referensi

Dokumen terkait

Awalnya Riani tidak setuju dengan rencana Genta tersebut dengan alasan akan berat sekali baginya untuk tidak bertemu keempat sahabatnya itu.. Namun setelah keempat

Tertarik dengan masalah peningkatan strategi pemasaran dalam meberikan kepuasan kepada konsumen CV Mulia Grafika, maka penulis bermaksud melakukan penelitian mengenai

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi camat dalam

Pada beberapa patogen, bakteri hidup masuk ke saluran pencernaan dan memproduksi toksin yang dapat menyebabkan keracunan pangan saluran pencernaan dan memproduksi toksin

Gambaran klinik masing-masing keratitis pun berbeda-beda tergantung dari jenis penyebab dan tingkat kedalaman yang terjadi di kornea, jika keratitis tidak ditangani

Tanggal 6 Februari 2016 saat lag ke-5 terlihat sebaran curah hujan di Pulau Jawa Bagian Barat, Bagian Tengah hingga Bagian Timur cukup merata dan tidak

Nasabah pemegang kartu mandiri debit/ kredit datang langsung ke outlet merchant untuk melakukan transaksi minimal sesuai syarat dan ketentuan program lalu

Lebih lanjut, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djuanda (2008) dengan judul penelitian “Studi tentang Penerapan Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Terpadu