• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUMENGERTI YANG KAUINGINKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KUMENGERTI YANG KAUINGINKAN"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MODUL

KUMENGERTI YANG KAUINGINKAN

PENANGGUNG JAWAB

DR. ADE KUSMIADI

PENYUSUN

AGUS WIJATMOKO, M.PD BIROWO DWI CHONDRO, S.KOM DRA. DOES ICHWANI

DRA. NUR RATNAWATI DRA. RETNO WIHARTATI

IR. SONY KOESHARSONO HADI W, M.Pd HERU PRIAMBODO, M.KOM

KARDIYANTO, M.PD TULUS SUKO BAGIO, S.KOM

PEMBIMBING

PROF. DR. IR. SONY HERU PRIYANTO, MM DR RIFAI RC, MPD

DESAIN COVER DAN LAY OUT

RAHMAT GUNARJA, S.PD

PRODUKSI

PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL (PP PAUDNI) REGIONAL II SEMARANG

TAHUN 2015

ii

Fra

n

ci

s

(3)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG

2015

Kumengerti yang Kauinginkan

iii

Ju

d

u

l M

o

d

u

l

(4)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal dan Informal mempunyai tugas untuk melaksanakan pemetaan mutu

pendidikan, pengembangan program dan model

pendidikan, supervisi, fasilitasi penyusunan dan

pelaksanaan program, penerapan model dan pengembangan sumber daya serta kemitraan di bidang pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Berkaitan dengan tugas dan fungsi lembaga tersebut maka setiap tahun PP PAUDNI mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh lembaga maupun satuan pendidikan non formal untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di lembaganya masing-masing.

Tahun 2014 terbit Permendikbud No 90 Tahun 2014 tentang standar kualifikasi dan kompetensi Instruktur pada Kursus dan Pelatihan. Instruktur pada kursus dan pelatihan wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi yang berlaku secara nasional. Standar kompetensi instruktur meliputi : (1)Standar kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial yang bersifat umum dan berlaku untuk semua instruktur; dan (2) Standar kompetensi profesional sesuai dengan bidang keahlian/ketrampilan yang diajarkan. Oleh karena itu pada tahun 2014 mulai diadakan uji kompetensi bagi pendidik (instruktur) kursus dan pelatihan.

Hasil penilaian uji kompetensi yang diselenggarakan oleh Direktorat P2TK yang diselenggarakan tahun 2014 kepada instruktur kursus di wilayah regional Semarang menunjukkan hasilnya kurang memuaskan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya belum tersedianya berbagai perangkat pendukung peningkatan kompetensi pendidik kursus antara lain belum tersedia bahan ajar, instrumen uji kompetensi, media pembelajaran dan diklat untuk menunjang peningkatan uji kompetensi instruktu kursus.

Oleh karena itu pada tahun 2015 PP PAUDNI berusaha mengembangkan model peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan berbasis e-learning Secara bertahap pada tahun pertama dikembangkan Bahan Ajar bagi Instruktur Kursus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus. Kami harapkan bahan ajar ini dapat digunakan sebagai sarana peningkatan kompetensi instruktur kursus dan pelatihan.

Kepala PP PAUDNI Regional II Semarang

Dr. Ade Kusmiadi NIP. 195512291983031001

KATA PENGANTAR

iv

K

ata

Pen

ga

n

tar

(5)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ...…... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ...….. xi

BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Penulisan ... 2

B. Manfaat... 3

C. Strategi Penggunaan ... 3

D. Hasil yang Diharapkan ... 3

E. Peta Konsep... 4

BAB II BAHAN AJAR UNIT 1—

Konsep identifikasi kebutuhan belajar

peserta didik

A. Konsep Identifikasi Kebutuhan Belajar ... 6

B. Langkah Identifikasi ... 7

C. Teknik Identifikasi ... 8

UNIT 2 -

Karakteristik dan kebutuhan peserta didik

kursus dan pelatihan

A. Karakteristik Peserta didik kursus... 11

B. Batasan Kebutuhan Pendidikan dan Kebutuhan Belajar.... 12

UNIT 3—

Melaksanakan indentifikasi dan penetapan

prioritas kebutuhan

A. Pelaksanaan Identifikasi ... 14

B. Analisis dan Penetapan kebutuhan... 15

BAB III PENUTUP A. Rangkuman ... ... 28 B. Evaluasi... ... 28 C. Kunci Jawaban ... 30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI

v

Da

ftar

Is

i

(6)

vi

Da

ftar

Is

(7)

01

PENDAHULUAN

BAB

1

(8)

A. Tujuan Penulisan

Andi seorang peserta kursus montir ingin kalau belajar dengan lansung praktek saja, sementara Budi lebih senang jika dia belajar dengan mendapatkan penjelasan-penjelasan menggunakan gambar terlebih dahulu sehingga dia bisa belajar lebih runtut. Kadang apa yang mereka inginkan tidak sama dan kadangpula mereka enggan mengutarakannya pada anda sebagai instruktur kursus. Oleh karena itu anda harus mengerti keinginan peserta didik anda. Anda harus pintar menggali minat, strategi mengajar peserta didik dengan melalui berbagai teknik. Dalam buku ―Kumengerti Apa yang Kauinginkan” anda akan diajak bagaimana cara anda memahami karakteristik peserta didik anda.

Keberhasilan penyelenggaraan dan pengelolaan satuan pendidikan nonformal melalui layanan kursus merupakan cermin dari pelaksanaan pembinaan atas kinerja secara terus menerus. Pembinaan tersebut merupakan keharusan dalam peningkatan mutu di era global yang ditandai dengan persaingan yang semakin ketat pada semua aspek kehidupan. Kita menyadari bahwa keberhasilan layanan pembelajaran melalui kursus tidak lepas dari pembinaan kualitas kompetensi.pedagogik para instrukturnya, yang pada gilirannya akan mampu mengembangkan potensi peserta didik seoptimal mungkin, sehingga mampu memberikan kontribusi yang besar bagi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik di kemudian hari. Salah satu sub kompetensi pedagogik yang seharusnya dimiliki instruktur kursus adalah menguasai karakteristik kebutuhan peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual dan latar belakang sosial-budaya; mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran kursus yang diampu dan mengindentifikasi bekal awal peserta didik dalam mata pelajaran kursus yang diampu.

Berdasarkan latar belakang tersebut di bawah ini dikemukakan tujuan penulisan, manfaat, strategi penggunaan dan hasil yang diharapkan dari penulisan modul ini.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penyusunan modul identifikasi karakteristik

kebutuhan peserta didik ini bertujuan:

1. Menyediakan bahan belajar tentang Strategi Pembelajaran bagi peserta Diklat guna

Meningkatan Kompetensi Pedagogik Instruktur Kursus.

2. Memberikan pemahaman konseptual tentang karakteristik, batasan kebutuhan

pendidikan, dan kebutuhan belajar peserta didik, kepada peserta pelatihan.

3. Memberikan pemahaman konseptual tentang teknik identifikasi kebutuhan belajar peserta

didik dan keterampilan melaksanakan identifikasi karakteristik kebutuhan peserta didik sebagai salah satu sub kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh instruktur.

4. Memberikan pemahaman dan keterampilan dalam menganalisis karakteristik peserta

didik dan menetapkan prioritas kebutuhan belajar sesuai karakteristik peserta didik, kepada peserta pelatihan.

B. Manfaat

Penulisan modul ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

02

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

(9)

1. Dapat digunakan sebagai acuan bagi instruktur dalam mendalami pemahaman konseptual tentang karakteristik peserta didik. batasan kebutuhan pendidikan, dan kebutuhan belajar.

2. Dapat digunakan sebagai acuan bagi instruktur dalam mendalami pemahaman

konseptual tentang identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik

3. Dapat digunakan sebagai acuan bagi instruktur dalam mendalami pemahaman

konseptual tentang teknik identifikasi kebutuhan belajar peserta didik dan keterampilan melaksanakan identifikasi karakteristik dan kebutuhan peserta didik sebagai salah satu sub kompetensi pedagogik yang harus dikuasai oleh instruktur.

4. Dapat memberikan panduan dalam memahami konsep analisis dan penetapan

prioritas , dan acuan dalam menganalisis dan menetapkan prioritas kebutuhan sesuai karakteristik, kebutuhan, minat dan lingkungan peserta didik.

5.

C. Strategi Penggunaan

Modul ini berisi materi kajian dan pengalaman belajar yang dirancang untuk dapat memacu peserta diklat belajar secara aktif, bermakna, dan mandiri. Sebelum menggunakan modul ini, peserta pelatihan mendalami secara cermat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai. Agar kemampuan-kemampuan di atas dapat saudara kuasai ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini: (a) bacalah dengan cermat bagian pendahuluan, agar saudara mengetahui dengan tepat kemampuan-kemampuan apa yang seharusnya saudara kuasai, (b) bacalah semua uraian materi secara urut setiap unit agar saudara memperoleh gambaran tentang materi yang sedang saudara pelajari, dan bila diperlukan tandai bagian-bagian materi yang saudara anggap penting dengan stabilo atau alat tulis lainnya, dan (c) kerjakan tugas-tugas latihan untuk memperluas wawasan mengenai materi yang saudara pelajari.

D. Hasil Yang diharapkan

Berkaitan dengan materi-materi yang disajikan, peserta diklat diharapkan mampu menguasai kemampuan-kemampuan:

1. Pemahaman konseptual tentang karakteristik, batasan kebutuhan pendidikan, dan

kebutuhan belajar peserta didik .

2. Pemahaman konseptual tentang identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar

peserta didik.

3.

Pemahaman dan keterampilan dalam menganalisis karakteristik dan menentukan

prioritas kebutuhan belajar sesuai karakteristik, kebutuhan, minat dan lingkungan

peserta didik

.

03

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

(10)

E. Peta Konsep

04

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

KONSEP IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PESERTA

DIDIK LKP Konsep Identifikasi Kebutuhan

Langkah Identifikasi Teknik Identifikasi Karakteristik Batasan Kebutuhan STRATEGI PELAKSANAAN IDENTIFIKASI Pelaksanaan Identifikasi

(11)

05

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

BAHAN AJAR

BAB

2

(12)

A. K o n s e p

I d e n t i f i k a s i

Kebutuhan Belajar

Menurut Witkin (1984:3) dinyatakan bahwa identifikasi kebutuhan adalah proses dan sekaligus prosedur yang sistematis untuk menentukan prioritas kebutuhan dan pengambilan keputusan tentang program dan alokasi sumberdaya yang diperlukan bagi keberlangsungan satu program layanan kursus. Berdasarkan batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa identifikasi merupakan bagian integral dari proses pengorganisasian dan perencanaan untuk selanjutnya akan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan program dalam pelaksanaan program (Sutarto, 2008: 69). Hubungan antara identifikasi karakteristik dan kebutuhan peserta didik, perencanaan program, dan penyusunan/ pelaksanaan program dapat digambarkan melalui diagram di bawah ini.

UN

IT 1

STANDAR KOMPETENSI:

Konsep identifikasi kebutuhan belajar peserta didik

KOMPETENSI DASAR:

Mendeskrepsikan konsep identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik.

Menguraikan langkah-langkah identifikasi kebutuhan belajar peserta didik.

Mempraktekkan teknik-teknik identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik.

06

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(13)

Analisis kebutuhan belajar sangat perlu dilakukan untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan instruksional yang harus dicapai. Penetapan tujuan----atau---- menyatakan secara jelas “tujuan” apa yang ingin kita capai adalah hal yang amat penting.untuk sampai ke tempat yang kita ingin capai. Kalau sekarang kita mencapai hasil-hasil tertentu, dan kita menginginkan hasil yang lain, kita harus mencandra secara tepat mengenai kesenjangan atau perbedaan yang dapat diukur antara hasil (outcomes) yang ada sekarang dengan hasil yang diinginkan. Kegiatan pencandraan mengenai kesenjangan yang dimaksud merupakan proses yang dinamakan identifikasi kebutuhan. Dengan demikian proses identifikasi kebutuhan dan sumber belajar berarti proses pengumpulan informasi, data, fakta tentang:

APA—YANG—ADA dan APA—YANG—SEHARUSNYA—ADA—menentukan KEBUTUHAN-KEBUTUHAN dan menetukan apa yang harus dicapai ---- supaya dapat melangkah dari Apa—yang—ada sekarang--- menuju kepada apa—yang –seharusya— ada

Proses pengumpulan informasi, data, dan fakta tentang kebutuhan dan sumber belajar pendidikan nonformal adalah: (a) kegiatan menyeleksi berbagai ragam kebutuhan belajar yang diinginkan warga belajar atau warga masarakat, (b) mengadakan pencatatan dari berbagai kebutuhan yang muncul, (c) melakukan pengadministrasian dari berbagai kebutuhan yang telah berhasil dihimpun, dan (d) penetapan kebutuhan yang dipilih berdasarkan prioritas secara tepat untuk ditindak lanjuti menjadi suatu rancangan program yang siap untuk dilaksanakan.

B. Langkah Identifikasi

Langkah-langkah dalam pelaksanaan identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik adalah :

1. Melakukan Analisis Instruksional

2. Merumuskan Kompetensi (Pengetahuan, Ketrampilan, dan sikap) 3. Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Peserta Didik 4. Identifikasi Kebutuhan Instruksional

Kebutuhan Instruksional merupakan keadaan akhir yang ingin dicapai dengan keadaan sekarang.

1. Kebutuhan Instruksional ini meliputi: 2. Pengetahuan (kwowledge)

3. Ketrampilan (skills)

4. Sikap dan Karakter (values), meliputi norma, etika dan nilai-nilai

Tingkat Kebutuhan Instruksional: 1. Individu

Individu-individu yang membutuhkan instruksional untuk meningkatkan pengetahuan,

07

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(14)

ketrampilan, dan nilai-nilai yang harus dimiliki. 2. Jabatan

Jabatan yang perlu instruksional sehingga dapat menjalankan tugas pada jabatan yang diampunya.

3. Kelompok

Kelompok kerja yang membutuhkan instruksional ini adalah agar bisa bekerja sama menjalankan tugas dalam kelompoknya.

C. Teknik Identifikasi

Pada poin ini dikemukakan mengenai teknik-teknik yang dapat dipergunakan dalam melaksanakan identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik sebagai acuan atau landasan dalam penyusunan program kegiatan pembelajaran pada layanan kursus. Sebagaimana diketahui bahwa program pendidikan nonformal merupakan salah satu upaya memecahkan masalah yang dihadapi oleh suatu lembaga, terutama masalah yang berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia yang ada dalam masyarakat, organisasi atau lembaga tertentu.

Dengan demikian maka penyusunan program merupakan salah satu upaya untuk mencapai adanya suatu perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku dan keterampilan sebagaimana yang diharapkan di dalam suatu kerangka tujuan yang telah ditentukan. Tentu saja kerangka tujuan tersebut adalah tujuan organisasi, tujuan lembaga dan tujuan dari orang-orang yang bekerja dalam lembaga atau organisasi, sehingga pengetahuan, sikap, tingkah laku dan keterampilan mereka perlu dirubah. Oleh karena itu tanggung jawab terhadap program pengembangan sumberdaya manusia dan pelaksanaan program pendidikan nonformal terletak pada orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan individu, lembaga atau organisasi masyarakat.

Sehubungan dengan hal itu maka dalam melakukan proses identifikasi karakteristik kebutuhan belajar peserta didik, keterlibatan pihak manajemen penyelenggara program sangat menentukan.

Uraian berikut memaparkan tentang teknik identifikasi yang dapat digunakan dalam menggali data karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik, yaitu:

1. Teknik penggunaan kartu

Teknik pengumpul data yang pertama ini berujud sebuah kartu untuk sasaran peserta didik kursus.

Contoh kartu untuk mengungkap pengalaman peserta didik adalah sebagai berikut :

08

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(15)

2. Teknik wawancara

Teknik wawancara biasanya dilakukan untuk memperoleh tanggapan, masukan, dan saran atas hal-hal yang spesifik dari individu yang mewakili suatu kelompok sasaran atau individu y//ang berpengaruh pada kelompok sasaran tersebut. Teknik ini sangat baik untuk menggali informasi dari masyarakat dan juga untuk mengetahui secara lebih mendalam sikap mereka terhadap suatu kejadian, isu, fakta, atau masalah yang berkaitan dengan kebutuhan kelompok masyarakat.

3. Teknik observasi

Observasi sebagai metode identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistemati terhadap fenomena fenomena atau kejadian yang terjadi di dalam maupun di luar kelas, yang dilakukan secara bebas dalam dua cara yakni tidak terstruktur dan terstruktur

4. Teknik tes dan penugasan

Teknik tes dan penugasan biasannya dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik peserta didik yang berupa kemampuan dasar dan perilaku awal peserta didik. Misalnya mengidentifikasi tingkat penguasaan peserta didik dalam setiap perilaku khusus melalui skala penilaian, (rating scales).

5. Focus Group Discussion

Fokus group discussion adalah mengadakan diskusi terbatas dengan melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan dalam kegiatan belajar mengajar. Peserta diskusi bisa melibatkan guru dan wali peserta didik, bisa juga melibatkan berbagai stakeholder yang terkait dengan KBM misalnya Dinas Pendidikan, DUDI (dunia usaha dan dunia industri) dan perguruan tinggi. Diskusi terbatas juga bisa melibatkan peserta didik saja tergantung kebutuhan dan aspek yang akan diidentifikasi.

SasaranPeserta didik N a m a : ………..

Umur : ……… Rombel : ………

Tuliskan pengalaman pendidikan formal/kursus yang pernah saudara diikuti: 1. ……… 4. ………... 2. ……… 5. ………... 3. ……… 6. ……… dst

09

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(16)

10

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(17)

A. Karakteristik Peserta didik kursus

Pemahaman terhadap karakteristik peserta didik merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang instruktur sebelum merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan. Karakateristik peserta didik merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada diri peserta didik yang khas dan bersifat individual. berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal yang telah dimilikinya.

Salah satu cirri khusus karakteristik yang sangat penting sebagai pertimbangan dalam merancang pembelajaran adalah kemampuan awal (Entry Behavior) peserta didik atau sering disebut dengan hasil belajar yang telah dikuasai sebelumnya, yang berupa: 1. Kemampuan dasar

Kemampuan dasar tercermin dari kemampuan kognitif atau intelektual yang dimiliki peserta didik.

2. Latar belakang pengalaman

Latar belakang pengalaman tercermin dari pengalaman pendidikan formal maupun nonformal yang telah diperoleh sebelumnya, seperti kursus yang telah diikuti

UN

IT 2

STANDAR KOMPETENSI:

Karakteristik dan kebutuhan peserta didik kursus dan pelatihan

KOMPETENSI DASAR:

Mendeskripsikan karakteristik peserta didik kursus

Menguraikan batasan-batansan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan

belajar

11

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(18)

sebelumnya..

3. Perbedaan individual

Perbedaan-perbedaan individual peserta didik misalnya perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat.

4. Latar belakang peserta didik

Latar belakang peserta didik berupa kondisi sosial ekonomi, seperti pekerjaan, tempat tinggal, penghasilan.

B. Batasan Kebutuhan Pendidikan dan Kebutuhan

Belajar

Kebutuhan adalah sesuatu yang terjadi karena adanya kesenjangan atau gap antara apa yang diharapkan dengan kenyataan, antara apa yang seharusnya ada dengan apa yang terjadi. Dengan demikian kebutuhan selalu berkaitan dengan masalah yang terjadi karena adanya kesenjangan antara sesuatu yang terjadi dengan yang seharusnya terjadi, antara harapan dan kenyataan, antara apa yang ada sekarang dengan apa yang diinginkan. Kebutuhan manusia banyak sekali ragamnya, akan tetapi tidak semua kebutuhan itu dapat dikategorikan sebagai kebutuhan belajar (learning needs). Salah satu penyebab timbulnya kebutuhan belajar karena adanya perubahan dalam masyarakat sebagai konsekuensi akan adanya perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi yang semakin pesat.

1. Kebutuhan Pendidikan

a. Sesuatu yang harus dipelajari seseorang guna kemajuan kehidupan dirinya,

organisasi yang ia miliki dan untuk kemajuan masyarakat.

b. Upaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan aspirasi yang hanya

dapat dicapai melalui kegiatan belajar.

c. Kebutuhan pendidikan yang dirasakan dan dinyatakan seseorang merupakan

ekspresi kebutuhan diri seseorang, kebutuhan lembaga, dan kebutuhan masyarakat.

Tingkat persyaratan kemampuan

---

Kebutuhan pendidikan

---

Kemampuan yang dimiliki

2. Kebutuhan Belajar

Kebutuhan Belajar : suatu jarak antara tingkat pengetahuan,

keterampilan,

sikap yang dimiliki dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh

12

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

(19)

seseorang, kelompok, lembaga dan masyarakat yang dapat dicapai melalui kegiatan belajar (Sutarto, 2010: 17).

Kebutuhan belajar adalah :

a. Setiap sesuatu kebutuhan individu maupun kelompok yang dapat diatasi atau dipenuhi melalui belajar;

b. Setiap keinginan atau kehendak untuk mengetahui suatu pengetahuan, memiliki sikap dan mengatasi keterampilan tertentu;

c. Setiap kehendak orang atau masyarakat untuk memiliki sesuatu pengetahuan, sikap dan keterampilan tertentu.

Dari kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan: Kebutuhan belajar adalah segala sesuatu kebutuhan baik individu maupun kelompok yang berupa keinginan atau kehendak untuk mengetahui atau memiliki pengetahuan, sikap dan

keterampilan tertentu. Ranah pengetahuan (Nasution, 1982: 35-36) dibagi enam bagian

yaitu: (a) knowledge, meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan untuk diingat. Yang digunakan adalah daya ingatan, (b) comprehension, merupakan kesanggupan untuk menyatakan sesuatu definisi, rumusan, kata yang sulit dengan perkataan sendiri, dapat pula merupakan kemampuan untuk melihat konsekuensi atau implikasi, meramalkan kemungkinan atau akibat, (c) aplication, kesanggupan menerapkan atau menggunakan sesuatu pengertian, konsep, prinsip teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam, (d)

analysis, kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya. Untuk itu

diperlukan pengetahuan dan pemahaman tentang hal yang akan dianalisis, (e) siyntesis, kesanggupan untuk melihat hubungan antara sesuatu unsur, dan (f) evaluation, merupakan tingkatan paling tinggi berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu. Ranah afektif dibagai dalam lima tingkatan yaitu: (a) receiving, menerima, menaruh perhatian terhadap nilai-nilai tertentu, (b) responding, memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk merespon, dan merasa kepuasan dalam merespon, (c) valuing, menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri pada suatu norma, (d) organization, membentuk suatu konsep tentang suatu nilai dan menyusun suatu sistem nilai-nilai, dan (e) characterization by a value or value complex, mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak seseorang, norma itu menjadi bagian dari dirinya. Sedangkan ranah psikomotor menurut konsep teoritis yang dikembangkan Creemers (1994:62) diklasifikasikan atas enam tingkatan yaitu kemampuan melahirkan gerakan-gerakan dasar, kemampuan melakukan pengamatan, kemampuan gerakan-gerakan jasmani, kemampuan melakukan gerakan-gerakan ketrampilan, dan kemampuan mengadakan.

13

B

ab

1

Pe

n

d

ah

u

lu

an

(20)

A. Pelaksanaan Identifikasi

Menurut Suparman (2001 : 65-72) ada 8 langkah dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, sebagai berikut:

Langkah 1

Mengidentifikasi kesenjangan hasil prestasi saat ini dengan yang diidealkan. Untuk memperoleh data tersebut menggunakan cara; membaca laporan tertulis observasi, wawancara, angket dan dokumen.

Langkah 2

Sebelum mengambil tindakan pemecahan masalah, kesenjangan tersebut harus dinilai terle-bih dahulu dari segi:

a. Tingkat signifikasi pengaruhnya.

b. Luas ruang lingkup.

c. Pentingnya peranan kesenjangan terhadap masa depan lembaga atau program.

14

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

UN

IT 3

STANDAR KOMPETENSI:

Melaksanakan indentifikasi dan penetapan prioritas kebutuhan

KOMPETENSI DASAR:

Mendeskripsikan pelaksanaan identifikasi karakteristik dan kebutuhan

belajar peserta didik

Menguraikan langkah-langkap penetapan kebutuhan belajar

Mempraktekkan kegiatan identifikasi karakteristik dan kebutuhan

belajar

(21)

Langkah 3

Yang dilakukan dalam langkah ini:

a. Menganalisis kemungkinan penyebab kesenjangan melalui observasi,wawancara,

analisa logis.

b. Memisahkan kemungkinan penyebab yang tidak berasal dari kekurangan pengetahuan,

ketrampilan dan sikap untuk diserahkan penyelesaiannya kepada pihak lain.

c. Mengelompokkan kemungkinan penyebab yang berasal dari kekurangan pengetahuan

ketrampilan dan sikap tertentu untuk diteruskan ke langkah 4.

Langkah 4

Menginterview peserta didik untuk memisahkan antara yang sudah pernah dan yang belum memperoleh pendidikan, bagi yang sudah berpendidikan melanjutkan ke-langkah 5 dan bagi yang belum meneruskan ke-langkah 5..

Langkah 5

Bagi peserta didik yang sudah berpendidikan pada langkah ini dikelompokkan lagi mejadi peserta didik yang sering mengikuti pendidikan menuju ke-langkah 6 dan jarang mengikuti pendidikan melanjutkan ke-langkah 7.

Langkah 6

Kelompok yang sudah sering mendapat pendidikan diberi umpan balik atas kekurangannya dan diminta untuk mempraktekkan kembali sampai dapat melakukan tugasnya seperti yang diinginkan.

Langkah 7

Bagi kelompok yang masih jarang mengikuti pendidikan diberi kesempatan lebih banyak untuk berlatih kembali, ini perlu disupervisi dari dekat agar mencapai hasil yang diinginkan.

Langkah 8

Untuk kelompok peserta yang belum pernah memperoleh pendidikan perlu dibuatkan intruksional yang mencakup pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk diketahui peserta.

B. Analisis dan Penetapan kebutuhan

Kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik awal peserta didik merupakan pendekatan yang menerima peserta didik apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan peserta didik tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik awal peserta didik merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai peserta didik sebelum mengikuti proses pembelajaran, bukan untuk menentukan perilaku

15

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(22)

prasyarat dalam rangka menyeleksi peserta didik sebelum mengikuti pembelajaran. Konsekuensi dari digunakannya cara ini adalah: titik mulai suatu kegiatan pembelajaran tergantung kepada perilaku awal peserta didik. Jadi, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik dan lingkungan adalah bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada peserta didik.

Ada empat tahap dalam melakukan analisis kebutuhan yakni perencanaan, pengumpulan data, analisa data dan menyiapkan laporan akhir.

1. Perencanaan : yang perlu dilakukan; membuat klasifikasi peserta didik, siapa yang akan

terlibat dalam kegiatan dan cara pengumpulannya. (Morrison, 2001 : 32)

2. Pengumpulan data : perlu mempertimbangkan besar kecilnya sampel dalam

penyebarannya .

3. Analisa data : setelah data terkumpul kemudian data dianalisis dengan pertimbangan :

ekonomi, rangking, frequensi dan kebutuhan.

4. Membuat laporan akhir : dalam sebuah laporan analisa kebutuhan mencakup empat

bagian; analisa tujuan, analisa proses, analisa hasil dengan tabel dan penjelasan singkat, rekomendasi yang terkait dengan data.

Uraian berikut ini dipaparkan tentang salah satu contoh proses penetapan prioritas kebutuhan belajar berdasarkan identifikasi kebutuhan yang telah dilakukan. Berdasarkan data telah terkumpul kemudian dianalisis, dikelompok-kelompokkan, dibanding-bandingkan kemudian ditarik kesimpulan. Dari analisis tersebut akan dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan identifikasi. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah : ( a) menghitung jawaban dan mentabulasi hasil jawaban, dan (b) menentukan prioritas.

1. Menghitung dan Mentabulasi jawaban

Berdasar isian kartu identifikasi kebutuhan yang sudah terkumpul, di chek dan dilihat apakah masih ada yang keliru mengisi atau menjawab pertanyaan yang ada, setelah itu lalu dilakukan penghitungan. Hasil tersebut dihitung dalam sebuah tabel seperti contoh di bawah ini :

TABEL KEBUTUHAN BELAJAR

NO.

JENIS KEBUTUHAN BELAJAR KETERANGAN 1 2 Keterampilan... Pengetahuan ...

16

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(23)

2. Menetapkan Prioritas

Setelah memperoleh sejumlah kebutuhan belajar baik dari satu atau beberapa peserta, maka instruktur perlu menetapkan prioritas kebutuhan belajar. Penetapan prioritas ini dapat dilakukan pendidik bersama-sama peserta didik atau dilakukannya sendiri, yang kemudian diinformasikan lebih lanjut kepada peserta yang didasarkan kepada hasil jenis kebutuhan belajar yang diperoleh. Teknik yang digunakan untuk penetapan ini dapat dilakukan melalui diskusi, atau curah. pendapat, atau pasar data. Pengajuan prioritas dari setiap peserta didik dibarengi dengan alasan-alasannya. Namun demikian, pada akhirnya penetapan prioritas ini perlu disesuaikan dengan berbagai macam kemungkinan dari segi bahan belajar, sumber belajar, waktu, serta sarana penunjang lainnya. Apabila pendidik sudah memperoleh penetapan prioritas, maka pendidik bertugas untuk mengembangkan materi pembelajaran, serta menyelenggarakan proses belajar.

Setelah data kebutuhan ditemukan dilakukan penghitungan dan ditabulasi dalam tabel-tabel, langkah berikutnya adalah menentukan urutan dan prioritas kebutuhan belajar.Selanjutnya adalah menentukan prioritas kebutuhan dan sumber belajar. Dalam memprioritaskan kebutuhan belajar untuk segera dipenuhi hendaknya didasarkan atas hal-hal sebagai berikut :

a. Ditinjau dari peserta didik.

b. Ditinjau dari segi manfaat kebutuhan belajar tersebut bagi kepentingan individu. c. Ditinjau dari segi kelengkapan adanya sumber belajar (manusiawi), dana, sarana,

alat/bahan, tempat belajar dan lain-lain sumber yang menunjang terjadinya proses kegiatan pembelajaran.

17

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(24)

18

B

ab

2

B

ah

an

A

ja

r

(25)

PENUTUP

BAB

3

(26)

A. Rangkuman

Pemahaman terhadap karakteristik dan pengenalan kebutuhan belajar peserta didik merupakan kegiatan yang sangat penting bagi seorang instruktur sebelum merancang, melaksanakan dan mengevaluasi hasil pembelajaran yang dilakukan. Agar dapat melaksanakan identifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik secara tepat dan akuntabel diperlukan pemahaman konsep tentang makna karakteristik peserta didik dan indikator-indikator yang meliputinya seperti kemampuan dasar, latar belakang pengalaman, perbedaan individu, dan latar belakang sosial. Sedangkan ragam kebutuhan belajar secara garis besar meliputi aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan. Kegiatan identifikasi karakteristik dan kebutuhan merupakan proses pengumpulan informasi, data, dan fakta tentang kebutuhan dan sumber belajar pendidikan nonformal adalah: (a) kegiatan menyeleksi berbagai ragam kebutuhan belajar yang diinginkan warga belajar atau warga masarakat, (b) mengadakan pencatatan dari berbagai kebutuhan yang muncul, (c) melakukan pengadministrasian dari berbagai kebutuhan yang telah berhasil dihimpun, dan (d) penetapan kebutuhan yang dipilih berdasarkan prioritas secara tepat untuk ditindak lanjuti menjadi suatu rancangan program yang siap untuk dilaksanakan. Teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan identifikasi karakteristik dan kebutuhan diantaranyai, yakni teknik kartu, wawancara, angket, observasi, tes, penugasan, insiden kritis, percakapan informal, diskusi, penelusuran kemampuan awal. Langkah kegiatan identifikasi secara garis besar dimulai dari pembuatan perencanaan, pengumpulan data, analisis data, dan pembuatan laporan. Berdasarkan data telah terkumpul kemudian dianalisis, dikelompok-kelompokkan, dibanding-bandingkan kemudian ditarik kesimpulan. Dari analisis tersebut akan dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan identifikasi. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah : menghitung jawaban dan mentabulasi hasil jawaban, dan menentukan prioritas.

B. Evaluasi

Untuk mengetahui penguasaan anda dalam memahami mataeri modul ini kerjakan soal di bawah ini:

1. Karakateristik peserta didik merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada diri peserta

didik yang khas dan bersifat individual, antara lain berupa: a. Keinginan

b. Bakat, minat, sikap, dan motivasi belajar c. kebutuhan d. Harapan

20

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(27)

2. Kemandirian peserta didik kursus dibutuhkan untuk mendapatkan penghargaan orang lain sebagai manusia yang mampu menentukan dirinya sendiri (Self Determination) dan mampu mengarahkan dirinya sendiri (Self Direction). Pernyataan ini merupakan perwujudan dari:

a. Pengalaman

b. Kesiapan belajar

c. Orientasi belajar

d. Konsep diri

3. Jarak antara tingkat pengetahuan, keterampilan, sikap yang dimiliki dengan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh seseorang, kelompok, lembaga dan masyarakat yang dapat dicapai melalui kegiatan belajar merupakan:

a. Kebutuhan belajar

b. Kebutuhan Pendidikan

c. Kebutuhan individual

d. Kebutuhan kelompok

4. Kemampuan melahirkan gerakan-gerakan dasar, kemampuan melakukan

pengamatan, kemampuan gerakan jasmani, termasuk dalam domain kebutuhan belajar:

a. Kognitif tingkat menganalisis

b. Kognitif tingkat mengevaluasi

c. Psikomotorik

d. Afektif

5. Proses dan sekaligus prosedur yang sistematis untuk menentukan prioritas kebutuhan

dan pengambilan keputusan tentang program dan alokasi sumberdaya yang diperlukan bagi keberlangsungan satu program layanan kursus sering disebut dengan kegiatan:

a. Menganalisis kebutuhan

b. Menetapkan kebutuhan

c. Menganalisi sumber kebutuhan

d. Mengidentifikasi kebutuhan.

6. Kegiatan identifikasi karakteristik dan kebutuhan peserta didik dilakukan:

a. Sebelum menyusun silabus

b. Sebelum menyusun perencanaan pembelajaran

c. Setelah menyusun perencanaan pembelajaran

d. Sebelum mengevaluasi hasil belajar

21

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(28)

7. Langkah pertama sebelum pelaksanaan identifikasi karakteristik dan kebutuhan peserta didik adalah :

a. Menetukan tujuan idenifikasi b. Membuat instrumen identifikasi

c. Menetapkan teknik identifikasi

d. Menentukan sasaran dan fokus identifikasi

8. Mengidentifikasi tingkat penguasaan peserta didik dalam setiap perilaku khusus

melalui skala penilaian, (rating scales) yang paling tepat digunakan teknik: a. Observasi

b. Wawancara

c. Proyeksi

d. Tes

9. Teknik identifikasi untuk mengungkap data, fakta, informasi, atau harapan dari individu

terpilih saja sebaiknya digunakan: a. Angket

b. Observasi

c. Wawancara

d. Penugasan

10. Ada empat tahap dimulai dari perencanaan, pengumpulan data, analisa data dan

menyiapkan laporan akhir meruapakan tahapan dalam: a. Menganalisis kebutuhan

b. Menetapkan Kebutuhan

c. Merumuskan kebutuhan

d. Menetapkan prioritas kebutuhan

22

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(29)

23

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(30)

C. KUNCI JAWAB EVALUASI

1. B

2. D

3. A

4. D

5. B

6. A

7. A

8. A

9. C

10. D

PENSKORAN

Cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda.

Skor:

Jumlah jawaban yang benar

Tingkat penguasaan = --- X 100 Jumlah Soal

Arti skor tingkat penguasaan yang Anda capai: 90 - 100 : baik sekali

80 - 89 : baik 70 - 79 : sedang

< 70 : kurang

Apabila tingkat penguasaan Anda telah mencapai 80% ke atas, Anda dapat berbangga hati. Bagus! Namun, bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi membaca lagi, terutama bagian yang belum Anda kuasai!

24

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Paul S. 1972. Language Skill in Elementary Education, New York: Macmillan Publishing Cc., Inc.

Dick, Walter and Carey Lou. 1990. The Systematic Design of instruction 3rd Ed, Includes

Bibliographical References, USA, Walter Dick and Lou Carey.

Knowles, Malcolm S., 1977, The Modern Practice of Adult Education, New York : Association Press.

Knowles,M.S. 1984. Andragogy in Action: Applying Modern Principles and Adult Learning. San Fransisco Josey-Bass Publisher.

Knowles, M. S. 1990. The Adult Learner: A Neglected Spectes.(Fourth ed). Houston: Gulf Publishing Company.

Nasution. 1982. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Bandung : Jammars .

Suparman Atwi. 2001.Desain Instructional, Proyek pengembangan Universitas Terbuka Ditjen

Dikti Departemen Pendidikan Nasional.

Sutarto Joko. 2010.Identifikasi Kebutuhan dan Sumber Belajar Pendidikan Nonformal. Semarang: Unnes Press.

Witkin, Ruth Belle. 1984. Assessing Needs Educational and Social Program Francisco California : Jossey-Bass Inc Publishers.

25

B

ab

3

-

Pen

u

tu

p

(32)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NON FORMAL DAN INFORMAL REGIONAL II SEMARANG

Gambar

TABEL  KEBUTUHAN  BELAJAR

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pada pasien ini terdapat riwayat sakit jantung rematik, adanya malfungsi katup pada penyakit jantung rematik dapat menimbulkan kegagalan pompa, baik oleh

Untuk setiap kueri citra yang diberikan, dilakukan pengekstrakan ciri dan direpresentasikan dalam fitur vektor, selanjutnya fitur vektor dari kueri akan dibandingkan ke dalam

Para Dosen, Asisten Dosen, Karyawan/Karyawati Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Antasari Banjarmasin, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan serta

Untuk mengetahui sejauh mana implementasi kebijakan afirmasi (Affirmative Action) kuota 30% Perempuan dalam pemilu legislatif (DPRD) Kota Jambi dan partisipasi perempuan

Dan hal tersebut dapat berpengaruh dalam peningkatan kinerja guru, dimana kinerja yang telah diupayakan oleh guru demi kepentingan sekolah mendapat timbal balik yang

[r]

Guru harus mampu memilih dengan cermat media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar matematika agar sesuai dengan materi, tujuan, dan

Tenaga yang digunakan untuk memutar generator berasal dari energi panas hasil pembakaran bahan bakar dengan udara pada ruang bakar (combustor).. Energi panas dari pembakaran