• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kinerja Penindakan Kasus Korupsi Tahun 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kinerja Penindakan Kasus Korupsi Tahun 2020"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Kinerja Penindakan Kasus

Korupsi Tahun 2020

Wana Alamsyah

Peneliti ICW

(2)

Latar Belakang

Corruption Perception Index

Global Corruption Barometer

Rule Of Law Index

2019

2020

Peringkat

Skor

40

85

Peringkat

37

Skor

102

2017

2020

Persentase

64

Persentase

65

2019

2020

Peringkat

Skor

97

0,38

Peringkat

92

Skor

0,39

(3)

Latar Belakang

• Institusi penegak hukum belum transparan dan

akuntabel dalam menyampaikan informasi mengenai

proses penyidikan

• Upaya masyarakat dalam memantau kinerja

(4)

Latar Belakang

Nasional

Provinsi

Kab/Kota

25

2-47

1-75

298,7

Rp juta/kasus Kasus

182-1.300

6,4-543,2

50

1

1

158,7

129,8

129,8

Rp juta/kasus

Kasus Kasus Rp juta/kasus

120

244,5

(5)

Rp381,6 miliar

Total anggaran penyidikan yang

dikelola oleh institusi penegak hukum

(6)

Tujuan

• Pemetaan terhadap kasus korupsi yang disidik oleh

penegak hukum

• Mendorong transparansi dan akuntabilitas data

penanganan kasus korupsi pada institusi penegak

hukum

(7)

Metode

• Sumber informasi berasal dari kanal institusi penegak hukum

dan/atau media.

• Periode pemantauan: 1 Januari 2020 - 31 Desember 2020

• Penilaian kinerja penindakan berbasis DIPA TA 2020

(8)

Target penindakan kasus korupsi oleh Institusi

Penegak Hukum selama tahun 2020

(9)

Penilaian Kinerja Penindakan

Kasus Korupsi

N

o

% Kasus yang

ditangani

Peringkat

Keterangan

1

81-100

A

Sangat baik

2

61-80

B

Baik

3

41-80

C

Cukup

4

21-40

D

Buruk

5

0-20

E

Sangat buruk

Persentase dihitung berdasarkan kasus korupsi yang terpantau oleh ICW dan dibandingkan

dengan target penindakan kasus korupsi selama tahun 2020.

Penindakan kasus yang terpantau

X

Target penindakan kasus 100%

=

% kasus yang ditangani

(10)

Temuan Umum

444 Kasus

875 Tersangka Rp18,6 Triliun

Kasus

Tersangka

Kerugian Negara

Suap

Rp86,5 Miliar

Pungutan Liar

(11)

Kinerja penindakan kasus korupsi yang dilakukan

oleh Institusi Penegak Hukum sepanjang tahun

2020 hanya mencapai 20 persen dan berada

pada peringkat:

(12)

Temuan Umum

444 Kasus Korupsi

Kasus baru

374 Kasus

84,2%

Pengembangan kasus

55 Kasus

12,4%

OTT

15 Kasus

3,4%

(13)

Tren Penindakan Kasus Korupsi Tahun

2015-2020

550 482 576 454 271 444 1.124 1.101 1.298 1.087 580 875 3.107 1.450 6.500 5.645 8.405 18.615 4.500 9.000 13.500 18.000 22.500 300 600 900 1.200 1.500 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Jumlah Kasus Jumlah Tersangka Jumlah Kerugian Negara

• Penindakan kasus korupsi oleh

institusi penegak hukum secara

tren cenderung menurun sejak

tahun 2015 hingga tahun 2020.

• Sedangkan nilai kerugian

negara yang ditimbulkan akibat

korupsi, trennya cenderung

meningkat.

• Hal ini mengindikasikan bahwa

pengelolaan anggaran yang

dilakukan oleh Pemerintah

setiap tahun semakin lemah dari

segi pengawasan.

(14)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Modus Tahun 2020

2 23 58 1114 20 28 36 53 63 80 118 0 25 50 75 100 125 Penggelapan

Kegiatan / proyek fiktif Mark Up Laporan Fiktif Penyalahgunaan Wewenang Penyalahgunaan Anggaran Suap Pungutan Liar Penyunatan/Pemotongan Pemerasan Manipulasi Saham Gratifikasi Anggaran Ganda Mark Down

• Penggelapan merupakan modus

yang paling sering digunakan

oleh pelaku korupsi.

• Modus lainnya yang sering

digunakan adalah

kegiatan/proyek fiktif, mark up,

dan laporan fiktif.

• Ketiga modus tersebut seringkali

ditemukan dalam kasus korupsi

pengadaan barang/jasa.

• Terdapat fenomena baru yaitu

korupsi dengan modus

(15)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Pengenaan Pasal Tahun 2020

394 22 20 3 3 0 100 200 300 400

Kerugian keuangan negara Pemerasan

Suap-menyuap Pencucian uang Gratifikasi

• Institusi penegak hukum selalu menggunakan Pasal 2 dan Pasal 3 atau jenis korupsi kerugian keuangan negara dalam mengenakan pidana terhadap pelaku korupsi.

• Institusi penegak hukum tidak memiliki visi dalam upaya untuk merampas aset pelaku korupsi.

Sebab dari total kasus yang masuk dalam tahap penyidikan, hanya 3 (tiga) kasus yang dikenakan pencucian uang.

• Hal ini menunjukkan bahwa kritik Presiden Jokowi kepada institusi penegak hukum mengenai

pentingnya kerugian negara yang diselamatkan hanya gimmick. Sebab, secara faktual

pengenaan pasal pencucian uang tidak

signifikan. Sementara, RUU Perampasan Aset tidak masuk ke dalam Prolegnas Prioritas.

(16)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Sektor Tahun 2020 (Top 10)

129 40 29 26 25 25 16 16 15 15 0 50 100 150 Anggaran Desa Pemerintahan Transportasi Perbankan Pendidikan Pertanahan Kesehatan Pajak Pengairan Sosial Kemasyarakatan

• Institusi penegak hukum paling sering

menindak kasus korupsi sektor

anggaran desa pada tahun 2020.

• Sektor layanan publik juga menjadi

wilayah yang paling rentan untuk

dikorupsi, seperti pendidikan,

kesehatan, transportasi, dan

pertanahan.

• Dari 16 kasus korupsi di sektor

kesehatan, penyidikan terhadap

kasus dugaan korupsi anggaran

Covid-19 hanya 4 (empat) kasus.

(17)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Sektor Anggaran Desa 2015-2020

22 48 98 96 46 129 17 61 83 109 69 172 40,1 10,4 19,4 36,5 32,3 50,1 0 20 40 60 0 50 100 150 200 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah Kasus Jumlah Tersangka Jumlah Kerugian Negara (Rp miliar)

(18)

Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim

Polri mencatat ada sebanyak 107 kasus

penyelewengan dana bantuan sosial untuk

(19)

Penyelewengan Dana Covid-19

107 Kasus

Penyelidikan

84 Kasus

78,5%

Penyelidikan Berhenti

10 Kasus

9,35%

Dilimpahkan ke APIP

13 Kasus

12,15%

(20)

Penyelewengan Dana Bansos Covid-19

Sumatera Utara 31 6 2 Riau 4 1 2 Kalimantan Timur 1 Sulawesi Tengah 2 Maluku Utara 2 Sulawesi Barat 2 Sumatera Selatan 2 Banten 2 1 Sumatera Barat 1

Penyelidikan Penyelidikan Berhenti Dilimpahkan ke APIP

Nusa Tenggara Barat

7 Jawa Barat 13 1 5 Bengkulu 1 Jawa Timur 2 3 Sulawesi Selatan 7

Nusa Tenggara Timur

3 Kep. Riau 1 Kalimantan Utara 1 Lampung 1 Papua Barat 1 Papua 1 Kalimantan Barat 1 Keterangan

(21)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Provinsi Tahun 2020 (Top 10)

42 30 27 24 20 17 17 17 16 15 0 10 20 30 40 50 Jawa Timur Jawa Tengah Jawa Barat Sumatera Utara Sulawesi Selatan Aceh Riau Bengkulu NTT Sumatera Selatan

• Informasi mengenai penindakan kasus korupsi oleh penegak hukum paling banyak ditemukan di Provinsi Jawa Timur.

• Banyaknya kasus yang disidik tidak menjamin bahwa target penanganan kasus korupsi

terealisasi.

• Di Provinsi Jawa Timur terdapat 79 kantor Kepolisian dan Kejaksaan dengan target sebanyak 340 kasus. Sayangnya penindakan kasus korupsi yang berhasil ditemukan hanya 42 kasus. Artinya kinerja penindakan kasus

korupsi pada institusi penegak hukum di Provinsi Jawa Timur sangat buruk.

• Pada situs resmi institusi penegak hukum di Provinsi Jawa Timur pun tidak ditemukan adanya laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran.

(22)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Lembaga Tahun 2020 (Top 10)

5 6 7 9 15 21 27 33 141 152 0 40 80 120 160 Pemerintah Kabupaten Pemerintah Desa Pemerintah Kota BUMD BUMN Pemerintah Provinsi Rumah Sakit Badan/Lembaga Negara Sekolah Kementerian

• Kasus korupsi paling banyak terjadi

di tingkat daerah, baik pada level

Pemerintah Daerah ataupun

Perusahaan Daerah.

• Kasus korupsi di tingkat Pemerintah

Desa menjadi fenomena yang telah

muncul sejak adanya anggaran desa.

• Terdapat sejumlah perusahaan yang

dimiliki oleh Pemerintah Daerah

ataupun Pemerintah Pusat terjerat

kasus korupsi.

(23)

Tren Penindakan Kasus Korupsi

Berdasarkan Aktor Tahun 2020 (Top 10)

272 174 132 50 48 43 31 19 16 13 0 40 80 120 160 200 240 280 ASN Swasta Kepala Desa Aparatur Desa Dirut/Karyawan BUMN Dirut/Karyawan BUMD Ketua/Anggota DPRD Masyarakat Ketua/Anggota Organisasi/Kelompok Korporasi

• Aktor yang paling banyak terjerat kasus korupsi adalah ASN, Swasta dan Kepala Desa.

• Berdasarkan hasil pantauan, kasus korupsi yang melibatkan unsur ASN dan swata terjadi pada saat proses pengadaan barang/jasa.

• Sementara itu, Kepala Desa merupakan aktor yang paling banyak ditangkap akibat

melakukan penggelapan anggaran desa. • Institusi penegak hukum telah menetapkan

sebanyak 13 tersangka dengan entitas Korporasi.

• Kelanjutan penanganan korporasi harus dituntaskan hingga tahap akhir.

• Terdapat 2 (Menteri) yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.

(24)

Kinerja Penegak Hukum

Tahun 2020

259 kasus

505 tersangka

Rp17,5 triliun

170 kasus

295 tersangka

Rp219 miliar

15 kasus

75 tersangka

Rp805 miliar

(25)

Kejaksaan

369 307 315 235 109 259 710 671 730 489 216 505 1.200 949 4.400 4.800 847 17.590 3.000 6.000 9.000 12.000 15.000 18.000 0 200 400 600 800 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah kasus Jumlah tersangka Nilai kerugian negara

(26)

Kuantitas Penanganan Kasus

• Kejaksaan memiliki kantor sebanyak 517 kantor dengan target penanganan kasus sebanyak 566 kasus. Anggaran yang dikelola sebesar Rp75,3 miliar.

• Kejaksaan sampai akhir tahun 2020 menangani sebanyak 259 kasus.

• Persentase kinerja penindakan kasus korupsi oleh Kejaksaan sekitar 46 persen atau masuk dalam kategori C atau Cukup

Kualitas Penanganan Kasus

• Sebagian besar kasus yang ditangani oleh Kejaksaan merupakan kasus baru (222 kasus). Sementara pengembangan kasus sebanyak 34 kasus, dan OTT sebanyak 3 kasus.

• Kejaksaan paling sering menangani kasus korupsi yang terjadi di BUMN yakni sebanyak 16 kasus dari 22 kasus yang disidik oleh penegak hukum.

Profesionalisme Penindakan Kasus Korupsi

• Diduga terdapat sejumlah Kejaksaan yang tidak menangani kasus korupsi. Artinya, Kejaksaan Agung perlu melakukan evaluasi terhadap setiap Kejaksaan yang terbukti tidak bekerja.

• Kejaksaan Agung pada kasus dugaan suap dan gratifikasi pengurusan fatwa Mahkamah Agung diduga tidak independen dan berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.

(27)

Kepolisian

151 140 216 162 100 170 285 333 436 337 209 295 1.100 337 1.600 425 1.356 219 300 600 900 1.200 1.500 1.800 0 100 200 300 400 500 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah kasus Jumlah tersangka Nilai kerugian negara

(28)

Kuantitas Penanganan Kasus

• Kepolisian memiliki 483 kantor. Target penanganan kasus korupsi sebanyak 1.539 kasus dengan anggaran sebesar Rp277 miliar.

• Kepolisian hanya dapat menangani 170 kasus. Persentase kinerja penindakan kasus

korupsi oleh Kepolisian sekitar 8 persen atau masuk dalam kategori E atau Sangat Buruk

• Tidak ditemukan adanya informasi mengenai penggunaan anggaran penyidikan kasus korupsi.

Kualitas Penanganan Kasus

• Sebagian besar kasus yang ditangani oleh Kepolisian merupakan kasus baru (151 kasus). Sementara pengembangan kasus sebanyak 14 kasus, dan OTT sebanyak 5 kasus.

• Aktor yang paling banyak disidik adalah orang yang memiliki jabatan pada tingkat pelaksana. Hal ini diperparah dengan tidak adanya upaya untuk membongkar kasus pada aktor yang paling strategis.

Profesionalisme Penindakan Kasus Korupsi

• Kepolisian diduga memiliki konflik kepentingan pada saat menangani kasus dugaan korupsi penghapusan red notice di Interpol.

(29)

Komisi Pemberantasan Korupsi

30 35 44 57 62 15 62 103 128 216 155 75 723 164 210 385 6.200 805 1.250 2.500 3.750 5.000 6.250 7.500 0 50 100 150 200 250 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah kasus Jumlah tersangka Nilai kerugian negara

(30)

Kuantitas Penanganan Kasus

• Persentase kinerja penindakan kasus korupsi oleh KPK hanya sekitar 13 persen dari target sebanyak 120 kasus. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja KPK masuk dalam kategori E atau Sangat Buruk.

Kualitas Penanganan Kasus

• Sebagian besar penindakan kasus korupsi yang dilakukan oleh KPK merupakan hasil OTT (7 kasus) dan pengembangan kasus (7 kasus). Sedangkan kasus yang baru disidik pada tahun 2020 hanya 1 (satu kasus).

• Lambatnya proses pengembangan kasus yang strategis untuk membongkar setiap aktor.

Profesionalisme Penindakan Kasus Korupsi

• Berdasarkan informasi dari situs web KPK terdapat sebanyak 149 kasus korupsi yang disidik, antara lain: 115 kasus perkara sisa tahun 2019 (carry over) dan 34 kasus lainnya disidik tahun 2020. Faktanya, ICW mencatat hanya 15 kasus yang disidik dengan tersangka sebanyak 75 orang.

• Kasus yang di-carry over diduga memiliki dua tujuan: 1). kasus korupsi akan dilanjutkan hingga tahap persidangan; 2). kasus korupsi berpotensi di SP3.

• Contoh kasus yang di-carry over dan di SP3 kan adalah kasus dugaan korupsi BLBI.

• Kebocoran surat perintah dalam beberapa kasus yang ditangani oleh KPK membuka ruang bagi pelaku untuk melarikan diri, menyembunyikan bukti, atau potensi intimidasi dan teror. Kebocoran berpotensi terjadi pada tingkat KPK ataupun Dewan Pengawas.

(31)

Kesimpulan

• Target penindakan kasus korupsi tahun 2020 oleh institusi penegak hukum sebanyak 2.225 kasus korupsi.

• ICW menemukan ada sebanyak 444 kasus korupsi yang masuk dalam tahap penyidikan dengan 875 tersangka korupsi. Nilai kerugian negara yang ditimbulkan adalah sebesar Rp18,6 triliun.

• Kinerja penindakan kasus korupsi oleh institusi penegak hukum hanya mencapai 20 persen dan berada pada peringkat E.

• Kategori kasus yang terpantau oleh ICW adalah: a). kasus penyidikan: 374 kasus (84,2%); b). pengembangan kasus 55 kasus (12,4%), dan OTT: 15 kasus (3,4%)

• Modus korupsi seringkali terjadi pada saat proses pengadaan barang/jasa

• Narasi mengenai perampasan aset selama ini hanya gimmick. Sebab kasus yang masuk dalam proses penyidikan sebanyak 3 kasus. Selain itu, tidak masuknya RUU Perampasan Aset ke

Prolegnas Nasional.

• Sektor yang paling banyak ditindak oleh institusi penengak hukum adalah anggaran desa. Institusi penegak hukum cenderung fokus pada kasus korupsi kecil.

(32)

Kesimpulan

• Kinerja penindakan kasus korupsi oleh Kejaksaan cukup baik dalam

aspek kuantitas. Sedangkan dalam aspek kualitas dan profesionalisme

penanganan kasus cenderung buruk.

• Kinerja penindakan kasus korupsi oleh Kepolisian sangat buruk dalam

aspek kuantitas. Dalam aspek kualitas, aktor strategis jarang disasar

dalam rangka pengembangan kasus. Sedangkan profesionalisme

penanganan kasus cenderung buruk.

• Kinerja penindakan kasus korupsi oleh KPK sangat buruk pada aspek

kuantitas. Dalam aspek kualitas, terdapat beberapa kasus yang

prosesnya lambat. Sedangkan dalam konteks profesionalisme, terdapat

dugaan bahwa kasus yang di-carry over akan di SP3 kan mengingat

telah ada preseden atas kasus BLBI yang statusnya di-carry over.

(33)

Rekomendasi

• Institusi penegak hukum harus melaporan pertanggungjawaban mengenai

penggunaan anggaran untuk penyidikan kasus korupsi dan detil kasus yang masuk

pada tahap penyidikan (deskripsi kasus, nama tersangka, nilai kerugian negara). Hal

tersebut sejalan dengan mandat UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

• Korupsi dalam sektor pengadaan barang/jasa perlu menjadi perhatian khusus bagi

pemangku kepentingan. Sebab setiap proses dalam PBJ berpotensi menimbulkan

kecurangan sehingga berimplikasi pada ruginya negara dan buruknya proyek yang

dikerjakan.

• Pemerintah segera memprioritaskan agenda perampasan aset agar gagasan

mengenai pemiskinan koruptor dan pengembalian kerugian negara dapat terealisasi.

• Penguatan kelembagaan Inspektorat penting dilakukan untuk meminimalisir terjadinya

korupsi di Pemerintah Daerah.

• Presiden sebagai Kepala Negara harus melakukan evaluasi terhadap kinerja dari

setiap pimpinan institusi penegak hukum.

• Pemerintah perlu mempertimbangkan mengenai alokasi anggaran yang diberikan

kepada institusi penegak hukum berdasarkan kinerja.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Khiyar „aib pada jual beli cabai sistem plastikan menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah adalah konsumen berhak untuk mengembalikan cabai yang telah dibeli

Secara umum laporan keuangan terdiri atas laporan laba rugi, laporan perubahan modal, neraca dan laporan arus kas serta catatan atas laporan keuangan (Kasmir,

negara berkembang pre'alensi g(n(re menempati tempat teratas dari semua jenis PMS. &alam kaitann!a dengan in#eksi H)*+A)&S$ ,nited States Bureau (# -ensus pada //5

• Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas dan sianosis Pasien tidak sadar : tidak terdengar suara nafas dan sianosiso. SUMBATAN JALAN NAFAS PARSIAL SUMBATAN JALAN

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, penulis menemui banyaknya terjadi penyimpangan atau kenyataan yang belum sesuai dengan peraturan dalam pemasangan

Arsitektur Bali Aga di Desa Bungaya memiliki keunikan-keunikan yang berbeda dengan arsitektur Bali pada umumnya (Bali yang berbeda dengan arsitektur Bali pada umumnya (Bali

Uji yang dilakukan dalam peneltian ini menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh mendukung hipotesis yaitu bahwa debt to equity ratio(DER) tidak memiliki kontribusi

Mata kuliah Pendidikan Agama pada perguruan tinggi termasuk ke dalam kelompok MKU (Mata Kuliah Umum) yaitu kelompok mata kuliah yang menunjang pembentukan kepribadian dan