• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Teknik Budidaya Sawi Sendok/Pakcoy Secara Hidroponik 1. Persiapan Instalasi Hidroponik

Persiapan instalasi hidroponik adalah upaya mempersiapkan segala perangkat hidroponik sehingga mampu menopang pertumbuhan dan produksi tanaman yang baik. Persiapan untuk budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy secara hidroponik adalah sebagai berikut :

a. Pembuatan Greenhouse

Greenhouse didefinisikan sebagai suatu bangunan yang memiliki struktur atap dan dinding yang tembus cahaya. Cahaya yang dibutuhkan oleh tanaman dapat masuk ke dalam rumah tanaman sehingga tanaman terhindar dari kondisi yang tidak menguntungksn. Selain itu, dengan pemakaian greenhouse maka suhu, kelembaban, cahaya, dan keperluan tanaman yang lain dapat diatur sehingga tanaman dapat ditanam sepanjang tahun. Didalam rumah tanaman/greenhouse, parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah cahaya matahari, suhu udara, dikendalikan dengan mudah. Penggunaan greenhouse kelembaban udara, pasokan nutrisi, kecepatan angin, dan konsentrasi karbondioksida dapat dikendalikan dengan mudah. Penggunaan greenhouse memungkinkan dilakukannya modifikasi lingkungan yang tidak sesuai bagi pertumbuhan tanaman menjadi lebih mendekati lebih optimum bagi pertumbuhan tanaman.

Greenhouse atau rumah hijau sangat penting sekali dalam menunjang produktivitas pertanian karena pada green house terdapat kondisi lingkungan yang terkendali mulai dari sinar matahari/cahaya, kelembaban, suhu dan jumlah pengairan. Sebutan greenhouse sendiri sebenarnya adaptasi dari istilah rumah kaca. Karena alasan ekonomis, pembuatannya kini lebih sering digantikan dengan bahan plastik, sehingga istilah rumah kaca menjadi tidak sesuai lagi dan berganti

(2)

dengan sebutan greenhouse (rumah hijau), sesuai dengan fungsinya sebagai rumah tanaman yang notabene berwarna hijau.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membangun greenhouse agar penggunaannya dapat lebih efektif, antara lain ketinggian dan sirkulasi udara. Beberapa bahan utama yang dibutuhkan untuk membangun green house sederhana yaitu :

a) Kayu dan bambu

Bahan-bahan ini digunakan untuk pembuatan kerangka dan juga rak-rak untuk tanaman. Anda dapat memilih salah satu ataupun mengkombinasikannya sesuai keinginan. Bahan dari kayu dan bambu lebih murah namun hanya mampu bertahan 2-3 tahun, sedangkan besi lebih mahal namun tahan lama.

b) Plastik PP

Plastik ini digunakan untuk menutupi bagian atap. Penggunaan plastik ini bertujuan agar cahaya matahari dapat tetap masuk kedalam green house.

c) Paranet

Digunakan untuk menutupi seluruh bagian sisi dinding. Paranet berguna untuk memberi sirkulasi udara, menyaring sinar matahari dan menghalau masuknya serangga dari luar.

d) Paku, kawat, tali dan lain sebagainya

Pada dasarnya bahan-bahan ini digunakan untuk mengikat dan memberi kekuatan konstruksi bangunan sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh.

Kemudian untuk langkah-langkah pembuatan greenhouse cukup mudah untuk dilakukan. Berikut langkah-langkah sederhana yang dilakukan :

a) Menentukan lokasi dan ukuran greenhouse.

Pemilihan lokasi setidaknya memperhatikan beberapa faktor, seperti luas lahan, bentuk topografi, iklim, serta ketersediaan sumber air.

(3)

b) Menentukan ukuran greenhouse

Setelah memperhatikan itu semua, maka selanjutnya dapat menentukan ukuran dan arah bangunan sesuai dengan keinginan. Ukuran greenhouse yang akan dibuat adalah dengan panjang 5 meter, lebar 3 meter dan tinggi 2 meter. Menentukan ukuran bangunan akan membantu memperhitungkan jumlah kebutuhan bahan yang diperlukan. Semakin besar ukuran maka tentu akan semakin besar biaya yang dikeluarkan.

c) Membuat kerangka

Bentuk kerangka dapat disesuaikan dengan keinginan, baik berbentuk rumah ataupun melengkung. Membuat kerangka mulai dari bagian dinding, pintu hingga bagian atap. Setiap tiang utama kerangka dapat anda berikan dudukan beton agar lebih kuat. Gunakan paku, baut dan tali untuk mengikat antar bagiannya. d) Menutup Kerangka

Setelah kerangka selesai dibentuk, kemudian tutuplah bagian atapnya dengan plastik PP dengan ketebalan 0,1 mm. Kemudian menutup bagian dinding dengan paranet. Gunakan paku, baut dan tali untuk mengikatnya. Pasanglah secara benar dan hati-hati agar hasilnya lebih rapi dan kuat.

e) Finishing

Setelah green house selesai dibangun, maka tahap selanjutnya melakukan pengaturan di dalamnya. Pengaturan dapat disesuaikan dengan kegunaannya, anda dapat membuat sekat-sekat ataupun membuat rak-rak kecil sebagai tempat tumbuh tanaman.

(4)

b. Pembuatan Instalasi Rakit Apung

Hidroponik rakit apung adalah yang sistem paling sederhana dari semua sistem hidroponik aktif. Platform yang memegang tanaman biasanya terbuat dari sterofoam dan mengapung langsung pada larutan nutrisi. Floating hidroponic system (FHS) merupakan budidaya sayuran pada lubang sterofoam (gabus) yang mengapung di atas permukaan larutan nutrisi dalam suatu bak penampung. Pada sistem ini, larutan nutrisi tidak disirkulasikan, tetapi dibiarkan pada bak penampung dan dapat digunakan lagi dengan cara mengontrol kepekatan larutan dalam jangka waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan karena akan terjadi pengkristalan dan pengendapan nutrisi di dasar kolam dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga dapat mengganggu pertumbuhan sayuran.

Pembuatan/hidroponik sistem rakit apung sederhana ini peralatan yang perlu disiapkan adalah sebagai berikut

a) Sebuah bak yang berukuran 240x120x20 yang berguna untuk menampung adanya larutan nutrisi

b) Plastik PP sebagai pelapis pada bak

c) Sterofoam ukuran 100x50 sebagai tempat penanaman

d) Gabus / busa sebagai pelapis tanaman agar tidak terendam air secara langsung

Gambar 1. Proses Pembuatan Greenhouse dengan ukuran panjang 5 m, lebar 3 meter,

(5)

e) Cutter yang gunanya untuk memotong bagian stryrofoam. f) Solder untuk melubangi papan sterofoam

g) pH meter untuk mengukur pH air larutan

h) TDS / EC meter untuk mengetahui kepekatan konsentrasi nutrisi pada air larutan

Prinsip pada bertanam secara hidroponik rakit apung adalah dengan menempatkan tanaman terapung tepat berada di atas cairan nutrisi. Kelebihan dari metode ini adalah nantinya tanaman akan mendapatkan pasokan air dan juga nutrisi secara rutin, sehingga bisa memudahkan perawatan. Tahapan pembuatan sistem hidroponik rakit apung sederhana menggunakan bak air yaitu :

a) Pertama-tama membuat bak yang akan digunakan sebagai wadah nutrisi. Bak dapat dibuat dari papan kayu, bak papan kayu ini dibuat dengan ukuran 240x120x20 .

Gambar 2. Papan dan Kayu untuk Bak Rakit Apung

Gambar 3. Bak Rakit Apung

(6)

b) Kemudian melapisi bak papan kayu ini dengan menggunakan palstik pp pada seluruh permukaan. Pelapisan plastik ini bertujuan agar nutrisi tidak merembes ke papan dan aagar nutrisi lebih awet. c) Setelah itu memotong sterofoam sesuai dengan kebutuhan ukuran

permukaan pada bak.

d) Membuat lubang di permukaan sterofoam, dengan jarak antar lubang agak rapat yaitu sekitar 9,5 cm. Pelubangan dapat menggunakan soldire agar lebih cepat dan rapi. Lubang ini nantinya untuk menempatkan atau tempat penanaman tanaman pakcoy. c. Pembuatan Media Tanam Substrat

Hidroponik substrat merupakan sistem hidroponik yang medianya bukan berasal dari larutan nutrisi atau air. Media yang digunakan pada hidroponik substrat pada dasarnya menggunakan media padat seperti pasir dan arang sekam. Karakteristik terpenting pada media dalam sistem substrat adalah media yang porous dan tidak menimbulkan penyakit. Media tanam substrat yang digunakan adalah arang sekam dan sekam mentah dengan perbandingan 2:1. Media yang dipilih arang sekam dan sekam mentah karena kedua komponen tersebut mampu menahan air secara baik dan memiliki porous yang ideal untuk pertumbuhan tanaman sehingga akan meminimalkan dalam penyiraman air serta nutrisi yang diberikan dapat dimanfaatkan secara efisien. Tahapan dalam pembuatan media tanam substrat adalah sebagai berikut:

a) Misalnya sustrat arang sekam dan sekam mentah dengan perbandingan 2:1

b) Mencampurkan arang sekam dan sekam mentah dan aduk hingga kedua campuran tersebut tercampur secara merata

c) Kemudian memasukkan media tanam substrat pada polybag namun jangan terlalu penuh, disisakan ± 3 cm dari bibir polybag yang bertujuan agar pada saat penyiraman media tidak akan tumpah.

(7)

Karakteristik dari metode ini adalah dapat menyerap dan menghantarkan air, tidak mempengaruhi pH air, tidak berubah warna, dan tidak mudah lapuk. Hal yang perlu dilakukan dalam metode ini adalah memilih substrat yang sesuai dengan tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya: arang sekam, pasir, pecahan batu bata ataupun sekam mentah. Apabila menggunakan lebih dari satu macam substrat, maka harus dilakukan perbandingan yang sesuai. Kelebihan dari sistem ini yaitu tanaman dapat berdiri lebih tegak, kebutuhan nutrisi mudah untuk dipantau, dan biaya operasional tidak terlalu besar.

2. Pengadaan Benih

Pada budidaya pakcoy ini lebih memilih menggunakan benih dalam kemasan. Penggunaan benih kemasan lebih dipilih karena kualitas benih lebih terjamin dan telah bersertifikat. Benih yang bagus memiliki ciri-ciri diantaranya produktivitas tinggi, pertumbuhan seragam dan mutu genetisnya tinggi.

Gambar 5. Arang Sekam dan Sekam Mentah

Gambar 6. Proses memasukkan media kedalam polybag

(8)

Benih yang digunakan yaitu benih bermerk Pak Choy White. Benih Sawi sendok/pakcoy dari Takii Seed ini merupakan benih sawi sendok atau pakcoy yang berjenis sawi sendok putih. Benih tanaman sawi sendok dari Pak Choy White cocok ditanam di dataran tinggi ataupun dataran rendah. Benih dengan jenis ini mempunyai tangkai daun berwarna putih, tebal dan daun yang menyerupai sendok. Umur panen benih ini adalah 40-45 hari setelah penyemaian dan benih ini mempunyai produktivitas yang tinggi karena mempunyai daya tumbuh 90% serta kemurnian benih 99%.

3. Penyemaian

Proses penyemaian diawali dengan mempersiapkan media. penyemaian dilakukan pada media berupa campuran tanah dan kompos. Penyemaian benih pakcoy menggunakan media tanah ini dapat dilakukan dengan menyebar benih. Benih yang telah disebar pada nampan yang telah berisikan media tanah dan kompos ini kemudian ditutupi dengan tanah secara tipis, hal ini dilakukan agar benih tidak hilang terbawa angin maupun arus air saat penyiraman.

Perawatan yang dilakukan pada saat fase persemaian yaitu penyemprotan setiap pagi dan sore. Penyemprotan hanya menggunakan air biasa tanpa campuran nutrisi. Proses penyemprotan benih menggunakan sprayer dengan kecepatan atau tekanan semprot paling minim. Hal ini bertujuan untuk menjaga benih tetap berada dalam keadaan baik dan tidak terbawa arus air pada saat penyemprotan tanaman. Benih akan tumbuh

(9)

setelah 3-7 hari setelah tanam, tergantung kualitas benih dan cara penyemaian.

4. Pembuatan Nutrisi

Larutan nutrisi merupakan sumber pasokan nutrisi bagi tanaman untuk mendapatkan sumber makanan dalam budidaya hidroponik. Nutrisi dibutuhkan oleh tanaman karena nutrisi dapat memicu pertumbuhan bagian dari sel-sel dalam tubuh tanaman dan juga berfungsi melancarkan proses metabolisme pada tanaman sehingga mampu bertahan dalam satu siklus hidup. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman ini biasanya disebut dengan unsur hara tanaman. Pemberian larutan hara yang teratur sangat penting pada hidroponik, karena media hanya berfungsi sebagai penopang tanaman dan sarana meneruskan larutan atau air yang berlebihan.

Nutrisi hidroponik ini adalah pupuk hidroponik lengkap yang mengadung semua unsur hara makro dan mikro yang diperlukan tanaman hidroponik. Pupuk tersebut diformulasi secara khusus sesuai dengan jenis dan fase pertumbuhan tanaman. Nutrisi Hidroponik ini mengandung semua unsur hara yang dibutuhkan tanaman yang berupa hara makro N, P, K, Mg, Ca serta S maupun hara mikro Fe, Mn, Zn, B, Cu serta Mo. Adapun H, C serta O didapat dari udara serta air. Pemberian nutrisi berkaitan erat dengan kadar asam (pH) larutan nutrisi itu sendiri, sehingga pemberian nutrisi juga harus di perhatikan dan di kontrol agar kadar asam

(10)

(Ph) tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Ph yang cocok untuk tanaman pakcoy yaitu berkisar 5,5-6,5.

Dalam pembuatan nutrisi hidroponik biasanya akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu stok A dan stok B. Stok A terdiri atas Kalsium nitrat (Ca) dan Fe-EDTA, sedangkan stok B terdiri atas KN03, MgSO4, ZA dan Mikro max. Komposisi yang digunakan yaitu 5 kg stok A dilarutkan pada 5 liter air bersih, begitupula dengan stok B. Masing-masing stok akan dilarutkan dalam wadah yang berbeda. Proses pembuatan dibagi menjadi 2 stok ini perlu dilakukan agar tidak terjadi reaksi antara ion Ca dengan ion PO atau ion SO dimana reaksi tersebut akan membentuk dan . Kedua seyawa tersebut akan mengendap sehingga akan menyulitkan tanaman dalam menyerap unsur hara. Apabila nutrisi sudah dilarutkan dan menjadi pekatan nutrisi ini, untuk dapat mengaplikasikan ke tanaman yaitu dengan cara pengenceran pekatan nutrisi A dan B masing-masing 5 ml kedalam 1 liter air bersih.

5. Pemindahan Tanam ke Rakit Apung

Pemindahan benih dilakukan apabila benih telah berusia 10-14 hari, tergantung ukuran dan keadaan tanaman. Apabila pemindahan tanaman ke area pembibitan ini terlambat atau terlalu lama maka tanaman akan stress, gejala stress yang dialami tanaman seperti daun menjadi kering, tanaman kerdil dan tanaman menjadi busuk atau mati. Pemindahan dari area persemaian ke area pembibtan ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan pakcoy agar lebih maksimal.

Pemindahan yang dilakukan yaitu berupa pemindahan bibit dari media tanah ke media air atau hidroponik sistem rakit apung. Sistem rakit apung ini sendiri merupakan cara budidaya hidroponik yang menggunakan sterofoam yang mengapung di atas larutan hara dengan terdapat lubang pada sterofoam sebagai tempat peletakan tanaman. Sehingga pada proses pemindahan ini harus sangat memperhatikan kondisi tanaman, karena pada media dan lingkungan yang baru ini sangat berbeda

(11)

dengan kondisi saat penyemaian sehingga tanaman harus beradaptasi secara keseluruhan.

Sebelum bibit dipindahkan ke bak penanam, terlebih dahulu harus mempersiapkan segala perlengkapan rakit apung. Persiapan perlengkapan diantaranya:

a) Menyiapkan Sterofoam

Sterofoam merupakan perlengkapan paling penting, karena sterofoam merupakan pengganti pot atau polybag. Sebelum sterofoam digunakan, sterofoam terlebih dahulu dilubangi dengan menggunakan soldire. Lubang-lubang tersebut merupakan tempat penanaman pakcoy, proses pelubangan diberikan jarak 9,5 cm antara lubang satu dengan lubang yang lain, hal ini bertujuan sebagai jarak tanam tanaman pakcoy agar pertumbuhan dan pembesaran tanaman pakcoy dapat maksimal. b) Menyiapkan Gabus/Busa

Gabus/busa digunakan sebagai tempat penopang akar sehingga tanaman tidak terendam air secara keseluruhan. Gabus/busa dipotong kecil kecil dengan ketebalan 0,5 cm dengan panjang 7 cm. Gabus/busa yang telah dipotong-potong dilekatkan pada bagian akar tanaman untuk mencegah tanaman terendam dalam air dan mencegah kebusukan tanaman. Apabila tanaman langsung ditanam pada media sterofoam, tanaman akan ikut terendam dalam air dan akan menyebabkan kebusukan tanaman karena tidak adanya tempat penopangan akar.

c) Menyiapkan Nutrisi

Pada saat pemindahan kadar nutrisi yang diberikan yaitu 800 ppm, pemberian kadar nutrisi tidak terlalu tinggi ini bertujuan agar tanaman mampu beradaptasi dengan cepat. Kemudian seminggu berikutnya kadar nutrisi ditingkatkan menjadi 1.000-1.500 ppm. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman agar mampu menghasilkan ukuran yang optimal dan kualitas yang maksimal.

(12)

6. Pemindahan Tanaman ke Media Substrat

Pemindahan benih dilakukan apabila benih telah berusia 10-14 hari, tergantung ukuran dan keadaan tanaman. Apabila pemindahan tanaman ke area pembibitan ini terlambat atau terlalu lama maka tanaman akan stress, gejala stress yang dialami tanaman seperti daun menjadi kering, tanaman kerdil dan tanaman menjadi busuk atau mati. Pemindahan dari area persemaian ke area pembibtan ini bertujuan untuk menunjang pertumbuhan pakcoy agar lebih maksimal.

Pemindahan yang dilakukan yaitu berupa pemindahan bibit dari media tanah ke media hidroponik sistem substrat. Sistem ini berisi campuran arang sekam dan sekam mentah dengan perbandingan 2:1, pemindahan tanaman dilakukan setelah media tanam dilubangi menggunakan tangan, pelubangan media substrat tidak terlalu dalam karena ukuran tanaman belum terlalu besar. Pemindahan bibit tanaman ditanam pada media tanam dengan kedalaman ±5 cm, kedalaman ini

Gambar. 10 Penanaman Sistem Rakit Apung

(13)

kedalaman yang standart karena kedalamannya tidak terlalu dangkal dan tidak terlalu dalam sehingga tanaman dapat tumbuh secara tegap dan optimal. Setelah pemindahan bibit selesai, tanaman disiram dengan air nutrisi dengan kadar 800 ppm. Pemberian kadar nutrisi tidak terlalu tinggi bertujuan untuk mencegah tanaman stres dan dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru dengan baik.

7. Pemeliharaan

Tanaman pakcoy tidak menuntut pemeliharaan khusus (ekstra) apalagi bila menggunakan sistem hidroponik. Pemeliharaan yang dilakukan untuk tanaman pakcoy sama dengan pemeliharaan tanaman sayur hidroponik lainnya, namun untuk mendapatkan produksi yang maksimal perlu perawatan yang intensif. Pemeliharaan yang dilakukan diantaranya :

a. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila tanaman tidak tumbuh secara normal atau tanaman dapat dikatakan kerdil dan tanaman mati. Penyulaman dilakukan bertujuan untuk menggantikan tanaman yang mati ataupun pertumbuhannya kurang baik dengan tanaman baru yang diharapkan dapat tumbuh secara optimal. Apabila tanaman tidak dilakukan penyulaman maka produktivitas akan menurun karena adanya pertumbuhan tanaman yang kurang baik dan tidak optimal. Penyulaman dapat dilakukan setelah 3-4 hari setelah penanaman,

Gambar 12. Penyulaman Sa

(14)

apabila penyulaman dilakukan dengan jarak waktu yang cukup lama maka akan mengakibatkan pemanenan tanaman tidak akan serempak. b. Penyiraman

Meskipun menggunakan sistem hidroponik, tanaman juga masih perlu dilakukan penyiraman. Penyiraman yang dilakukan berbeda dengan penyiraman tanaman pada lahan, penyiraman menggunakan sistem semprot pada daun. Agar tanaman segar, penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari, namun apabila cuaca sangat panas penyiraman ditambah yaitu pada siang hari. Hal ini dilakukan agar tanaman tetap segar, karena pada siang hari tanaman melakukan proses respirasi dan transpirasi yang cukup tinggi sehingga tanaman membutuhkan air yang cukup agar tanaman tidak layu.

c. Pengecekan Nutrisi dan Penambahan Nutrisi

Dalam budidaya hidroponik hal yang perlu diperhatikan adalah larutan nutrisi. Larutan nutrisi merupakan sumber pasokan nutrisi bagi tanaman untuk mendapatkan makanan dalam budidaya hidroponik. Pengecekan dilakukan setiap hari, kegiatan pengecekan berupa pengecekan kadar kepekatan nutrisi, penambahan kadar nutrisi dan pengisian kembali nutrisi. Pengecekan kadar nutrisi ini dilakukan setiap hari, kemudian untuk penambahan kadar nutrisi dilakukan setiap 2 minggu sekali, Salah satu kelebihan rakit apung yaitu air tidak

Gambar 13. Penyiraman Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy

(15)

disirkulasi sehingga stok nutrsi tergolong hemat, sehingga untuk penambahan nutrisi dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Setelah 1 minggu pemindahan, pemberian kadar nutrisi dapat ditingkatkan menjadi sekitar 1.000-1.500 ppm, untuk dapat memperoleh kadar kepekatan nutrisi tersebut dibutuhkan sekitar 1,5 liter pekatan A dan 1,5 liter pekatan B, kemudian dilarutkan pada 300 liter air bersih. Pada hidroponik pengecekan kepekatan nutrisi harus diperhatikan secara khusus. Apabila kepekatan nutrisi terlalu banyak melebihi dosis akan tidak baik untuk pertumbuhan tanaman karena sejumlah komponen zat vital didalam larutan hara akan mengendap menjadi garam yang tidak larut, hal ini akan menjadikan hara tersebut tidak dapat diserap oleh tanaman, untuk mendapatkan kepekatan larutan yang tepat digunakan alat yaitu TDS (Total Disolved Solid). Pembuatan nutrisi ini harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, apabila kadar kepekatan kurang maka tanaman akan berwarna hijau-kekuningan dan layu, namun apabila kadar kepekatan nutrisi berlebihan tanaman akan menjadi kerdil, tidak hijau segar dan mengakibatkan kematian sel sehingga daun menjadi kecoklatan dan mengering hangus.

d. Pengecekan kadar oksigen pada sistem rakit apung

Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel makin sukar untuk ditembus. Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang tergenang. Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian atau penambahan air dan nutrisi yang berulang-ulang.

(16)

e. Penyiangan

Penyiangan dilakukan setiap hari Penyiangan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pada waktu tertentu, saat bermunculan (tumbuh) daun-daun tua yang menguning, sebaiknya dilakukan pemotongan (pembuangan) daun tersebut. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan tanaman, merangsang pertumbuhan anakan dan daun akan tumbuh lebih banyak, sekaligus menghilangkan sarang hama atau penyakit yang muncul pada daun pakcoy. Daun-daun tua yang telah disiangi dikumpulkan pada wadah untuk dibuang pada tempat sampah lalu memusnahkannya.

f. Pengendalian Hama

Pengendalian hama juga merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk memelihara kualitas pakcoy. Adapun beberapa contoh hama yang menyerang tanaman pakcoy, diantaranya:

1) Ulat Grayak (Spodoptera litura)

Gambar 14. Penyiangan Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy

Gambar 15. Hama yang Menyerang Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy

(17)

Ulat grayak ini mempunyai warna hijau tua kecoklatan dengan totol-totol hitam di setiap ruas buku badanya. Ulat ini berukuran 15-25 mm, dengan ukuran yang kecil ini menyebabkan banyak petani yang tidak melihat adanya ulat ini, namun daun sawi akan berlubang-lubang. Serangan ulat ini biasanya pada daun yang masih muda.

2) Ulat Perusak Daun (Plutella xylostella)

Ulat perusak daun mempunyai ciri-ciri warna tubuhnya hijau muda dan berukuran panjang maksimal hanya 10 mm. Ulat ini ini sangat menyukai pucuk tanama sawi, sehingga tidak heran jika pucuk tanaman akan berlubang dan tanaman sawi tidak akan tumbuh dengan benar karena pucuk tanaman telah terganggu. 3) Leaf Miner (Liriomyza sp)

Leaf miner adalah sejenis serangga. Tanda-tanda apabila tanaman pakcoy terserang leaf miner yaitu munculnya bercak kuning kecoklatan pada daun. Cara leaf miner menyarang yaitu dengan menebar telur pada permukaan daun pakcoy, dan larva-larva tersebut akan masuk kedalam jaringan daun dan menggerogotinya sehingga muncul bercak kuning kecoklatan yang menjadi jalur dimana larva tersebut memakan daging daun.

Biasanya dalam mengatasi serangan hama tersebut petani menggunakan pestisida, namun dalam budidaya hidroponik penggunaan pestisida sangat dihindari. Pada budidaya hidroponik untuk mengatasi serangan hama dapat dilakukan dengan cara memotong daun yang terserang, membunuh ulat yang menyerang, dan dapat menyemprot dengan air bersih secara teratur. Pengendalian hama ini dilakukan setiap hari sehingga tanaman dapat terhindar dari hama dan penyakit.

(18)

8. Panen

Pemanenan Pakcoy dapat dilakukan pada umur minimal 40-45 hari setelah penyemaian. Pemanenan pakcoy yang dilakukan tidak seperti pemanenan yang dilakukan pada budidaya lahan. Pemanenan dilakukan dengan cara pemotongan pada pangkal daun yang menyisakan akar tanaman. Apabila pemanenan dilakukan lebih dari 45 hari, maka pakcoy tidak dapat dikonsumsi karena sudah terlalu tua dan rasanya pahit.

Pakcoy yang siap panen mempunyai beberapa ciri seperti melihat fisik, warna, bentuk, dan ukuran daun, mempunyai tingkat kerenyahan yang baik dan ukuran telah optimal. Waktu pemanenan yang tepat akan menghasilkan kualitas pakcoy yang baik, misalnya tidak secara fisik

Gambar 17. Pemanenan Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy Sistem Rakit Apung

Gambar 16. Pemanenan Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy Sistem Substrat

(19)

tanaman layu, warna daun tidak menguning. Pemanenan yang dilakukan pada siang hari akan kurang optimal karena akan menghasilkan pakcoy yang kurang segar, sedikit layu karena respirasi dan transpirasinya tinggi, kandungan nutrisinya rendah, daya simpan pendek dan cepat rusak.

9. Pemasaran Hasil

Pemasaran adalah usaha untuk menjual hasil produksi kepada konsumen. Proses pertukaran dapat ditimbulkan baik oleh penjual, maupun pembeli yang menguntungkan kedua belah pihak. Sawi sendok/pakcoy yang telah dipanen langsung dijual ke pengepul setempat yang nantinya akan disetorkan ke swalayan. Penjualan langsung ke pengepul dimaksudkan agar rantai pemasaran tidak terlalu panjang dan dengan sudah bekerjasama dengan suatu perusahaan maka harga yang ditawarkan tetap konstan sesuai perjanjian. Maka dari itu kita bisa mengetahui keuntungan yang kita peroleh secara pasti karena harga tetap. Sawi sendok/pakcoy yang telah dipanen dijual langsung ke pengepul sayuran hidroponik desa setempat dengan harga Rp 1.200/tanaman

10. Pembersihan Instalasi Hidroponik

Berkebun secara hidroponik tidak memerlukan perawatan khusus, walaupun demikian harus tetap memperhatikan faktor kebersihan alat hidroponik yang digunakan sehingga dapat dipetik semua keuntungan berkebun hidroponik dan alat tersebut dapat digunakan berulang kali. Alat hidroponik yang tidak bersih akan mengganggu kesehatan tanaman karena resiko tumbuhnya alga, lumut, jamur dan bakteri. Jika alat hidroponik tersebut dibiarkan tidak terawat maka dapat memicu munculnya penyakit tanaman yang berbahaya dan merusak kebun hidroponik itu sendiri. Cara terbaik untuk menghindari masalah adalah dengan cara pencegahan yaitu perlu melakukan pembersihan rutin pada alat hidroponik secara teratur. Dengan membersihkan alat hidroponik secara teratur dan terus menerus maka akan mendapatkan hasil berkebun yaitu panen yang maksimal.

Berikut ini langkah-langkah untuk membersihkan instalasi hidroponik adalah sebagai berikut:

(20)

a. Melakukan Pemindahan Tanaman

Untuk memulai membersihkan instalasi hidroponik dapat dimulai dengan memindahkan tanaman ke perangkat hidroponik lain yang memiliki media tanam, larutan nutrisi dan derajat keasaman (pH) yang sama dengan perangkat hidroponik yang sebelumnya. Membuat kondisi yang sama sangat penting agar tanaman tidak stres dan dapat segera menyesuaikan diri dengan perangkat hidroponik yang baru. Tanaman yang stres akan berakibat fatal tergantung dari seberapa besar perubahan kondisi hidup dan lingkungan sekitarnya. Tanaman yang stres dapat memicu terhambatnya pertumbuhan dari tanaman itu sendiri sehingga dikhawatirkan produktivitas tanaman akan menurun. b. Sterilisasi Instalasi Hidroponik

Sterilisasai instalasi hidroponik dimaksudkan untuk membunuh bibit/hama pengganggu, dapat dilakukan dengan cara perendaman dan pengaliran cairan pembersih. Pembersihan dengan menggunakan cairan pembersih/klorine dapat didiamkan selama 24 jam sehingga hama/penyakit akan mati.

c. Mencuci dan Membilas Instalasi Hidroponik

Setelah proses sterilisasi selesai selanjutnya adalah membilas instalasi hidroponik menggunakan air bersih yang mengalir. Pembilasan dilakukan sebanyak 3 kali. Pembilasan pada instalasi hidroponik dengan cara mengalirkan air bersih sebanyak 3 kali agar lumut yang didalam bak penampungan dapat bersih secara optimal. Pembilasan selanjutnya tidak dianjurkan untuk menggunakan air yang sudah digunakan sebelumnya untuk membilas diusahakan pembilasan selanjutnya menggunakan air yang bersih dan mengalir. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar air yang sudah digunakan tidak mengotori instalasi yang sebelumnya telah dibersihkan.

(21)

d. Melakukan Penanaman Kembali Tanaman

Pemindahan tanaman kembali dilakukan ke perangkat hidroponik yang telah selesai dibersihkan. Pemindahan dilakukan menggunakan media tanam dan menggunakan perangkat hidroponik tersebut secara normal dan seperti biasa. Setelah pemindahan tanaman selesai dilakukan, melakukan pengawasan pada tanaman yang telah dipindah tanamkan dan melakukan pengamatan terhadap tanaman apakah ada tanda-tanda tanaman stress pada hari-hari berikutnya.

Waktu yang tepat untuk membersihkan instalasi hidroponik tergantung dari kondisi instalasi tersebut, biasanya pembersihan perangkat hidroponik dilakukan setiap kali selesai panen dan akan melakukan penanaman kembali. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penanaman selanjutnya akan menghasilkan produktivitas tanaman yang tinggi. Mencuci Dan Membilas Sistem Hidroponik

B. Hasil Produksi Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy

Tabel 3. Hasil pemanenan tanaman sawi sendok/pakcoy sistem subtrat dan sistem rakit apung pada periode ke-1 dan periode ke-2

Periode Panen Berat tanaman (kg)

Sistem Subtrat Sistem Rakit Apung Periode ke-1 20 kg/150 tanaman 25 kg/150 tanaman Periode ke-2 22 kg/150 tanaman 26 kg/150 tanaman Sumber : Data Penelitian

Gambar 18. Grafik Hasil Produksi Tanaman pada Sistem Subtrat dan Sistem Rakit Apung

0 5 10 15 20 25 30 substrat rakit apung b erat tanaman

(22)

Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel atau tidak dapat berbalik dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari tiap tiap sel. Pertumbuhan tanaman dimulai dari perkecambahan biji hingga pertumbuhan maksimum tanaman. Pertumbuhan tanaman sawi sendok/pakcoy yang di budidayakan secara hidroponik substrat dengan media arang sekam dan sekam mentah termasuk dalam kategori lambat. Pada umumnya tanaman sawi sendok/pakcoy dapat di panen pada umur 40-45 hari setelah tanam. Namun pada budidaya tanaman secara hidroponik substrat dengan media arang sekam dan sekam mentah, umur panen sawi sendok/pakcoy mencapai 47 hari. Lambatnya pertumbuhan tanaman ini disebabkan karena media tanam yang terlalu porous, sehingga media tanam tidak dapat menyimpan nutrisi yang telah di berikan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor luar dan dalam. Faktor luar meliputi nutrisi, cahaya, suhu, dan kelembapan, sedangkan faktor dalam yaitu faktor genetik dan hormon. Selain lambatnya pertumbuhan, budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik dengan media arang sekam dan sekam mentah menunjukan hasil produksi yang kurang maksimal dibandingkan dengan sistem rakit apung. Hasil produksi sawi sendok/pakcoy pada pemanenan periode ke-1 dan ke-2 menghasilkan 44 kg/300 tanaman/1,5 bulan.

Pertumbuhan tanaman sawi sendok/pakcoy yang di budidayakan secara hidroponik dengan sistem rakit apung termasuk dalam kategori ideal karena pemanenan dapat dilakukan pada waktu yang tepat yaitu pada umur 40-45 hari setelah tanam. Keberhasilan budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik dengan sistem rakit apung karena adanya faktor internal dan eksternal yang mendukung salah satunya adalah nutrisi. Pada budidaya secara hidroponik dengan sistem rakit apung nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman terpenuhi secara 24 jam sehingga tanaman tidak akan kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Hasil produksi yang dihasilkan dari budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik dengan sistem rakit apung lebih baik

(23)

dibandingkan dengan budidaya pada sistem substrat yaitu sebesar 51 kg/300 tanaman/1,5 bulan.

Hasil produksi dari perbandingan antara sistem substrat dan rakit apung menunjukkan perbedaan yang signifikan. Biaya yang dikeluarkan untuk sistem substrat lebih rendah dibandingkan dengan sistem rakit apung. Namun dalam pemeliharaan lebih mudah sistem rakit apung dibandingkan dengan substrat, mulai dari pemberian nutrisi sampai dengan panen. Pada sistem susbtrat nutrisi diberikan setiap hari dengan intensitas penyiraman pagi hari dan sore hari, hal ini dilakukan dengan tujuan media tanam tidak kekurangan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga pemberian nutrisi membutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan sistem rakit apung. Sedangkan pada sistem rakit apung pemberian nutrisi dilakukan seminggu sekali karena nutrisi yang diberikan tidak dialirkan secara langsung sehingga nutrisi dapat bertahan lebih lama dan lebih efisien dibandingkan dengan pemberian nutrisi pada sistem substrat.

(24)

C. Analisis Usaha Tani

Untuk mengetahui apakah usaha budidaya sawi sendok/pakcoy layak dijalankan atau tidak maka dilakukan analisis usaha tani, dan berikut adalah rincian analisis usaha tani Perbandingan Hasil Produksi Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem Subtrat dan Sistem Rakit Apung :

Tabel 4. Biaya Tetap Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem Subtrat untuk satu kali masa tanam (1,5 bulan) Keterangan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Umur Ekonomi (Bulan) Jumlah Penyusutan Alat/ 1 bulan (Rp) Jumlah Penyusutan Alat/1,5 bulan (Rp) Biaya Tetap TDS 1 buah 200.000 200.000 36 5.555 8.333 Ember 1 buah 10.000 10.000 24 416 625

Gelas Ukur 1 buah 5.000 5.000 24 208 313

Gunting 1 buah 5.000 5.000 24 208 313 Nampan 1 buah 10.000 10.000 24 416 625 Selang 5 meter 2.000 10.000 36 277 416 Paranet 5 (3 x 1 m) 18.000 90.000 24 3.750 5.625 Sprayer 1 buah 10.000 10.000 24 416 625 Bambu 5 buah 10.000 50.000 36 1.388 2.084 Total BiayaTetap 18.959

(25)

Tabel 5. Biaya Variabel Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem Subtrat untuk satu kali masa tanam (1,5 bulan)

Keterangan Volume Satuan

Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Variabel Benih 0,5 Pack 20.000 10.000 Polybag 150 Buah 100 15.000 Nutrisi 3,5 Liter 16.000 56.000

Arang Sekam 2 Karung 5.000 10.000

Sekam Mentah 1 Karung 2.500 2.500

Pembuatan Greenhouse Tenaga kerja 2 1 Orang Orang 30.000 50.000/8 jam 60.000 46.875 Total Biaya Variabel 200.375 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 5 mengenai biaya variabel sawi sendok/pakcoy untuk hidroponik sistem substrat adalah sebesar Rp. 200.375. Biaya ini diperoleh dari total biaya variabel yang dikeluarkan untuk satu kali produksi. Biaya ini meliputi biaya benih sebesar Rp. 10.000/0,5 pack, biaya polybag sebesar Rp. 15.000/150 buah, biaya nutrisi sebesar Rp. 56.000/3,5 liter, biaya arang sekam sebesar Rp. 10.000/2 karung, biaya sekam mentah sebesar Rp. 2.500/1 karung, biaya pembuatan greenhouse sebesar Rp. 60.000/2 orang dan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 46.860/30 hari. Biaya tenaga kerja untuk 8 jam kerja adalah 50.000, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pada hidroponik sistem substrat adalah Rp. 6.250/jam, biaya ini dikonversikan dari biaya tenaga kerja efektif selama 8 jam kerja. Pemeliharaan yang dilakukan untuk hidroponik sistem substrat hanya membutuhkan waktu 15 menit/hari sehingga tenaga kerja yang harus dibayarkan adalah 450 menit/30 hari, apabila dikonversikan dalam 30 hari pemeliharaan yang dilakukan untuk hidroponik sistem substrat adalah sebesar 7,5 jam. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pemeliharaan hidroponik sistem substrat adalah sebesar Rp. 46.875, biaya ini diperoleh dari total kerja efektif selama 7,5 jam dikalikan dengan biaya tenaga kerja per 1 jam sebesar Rp. 6.250.

(26)

Tabel 6. Total Biaya Produksi Sawi Sendok/Pakcoy dengan Sistem Substrat dalam 1 Kali Produksi

No Keterangan Jumlah

1 Biaya Tetap 18.959

2 Biaya Variabel 200.375

Total Biaya Produksi 219.334

Sumber : Data Primer

1. Pendapatan Penjulan /Penerimaan

Pendapatan = Harga Jual (Rp) x Jumlah Produksi = Rp. 1.200 x 300

= Rp. 360.000

2. Perhitungan Keuntungan, R/C Ratio, dan B/C Ratio a. Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya produksi

= Rp. 360.000 – Rp. 219.334 ` = Rp. 140.666

b. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) R/C Ratio =

=

= 1,64 (R/C > 1 = layak)

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio lebih dari 1, artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,64 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,64. Dengan kata lain, hasil penjualan sayuran sawi sendok/pakcoy mencapai 164 % dari modal yang digunakan.

c. B/C Ratio =

=

= 0,64 (B/C <1 = untung namun tidak efektif) B/C ratio diperoleh -0,64 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 100,- maka didapat pengembalian sebesar Rp. 0,64.

(27)

Penjelasan :

Biaya total yang diperlukan untuk budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik substrat organik sebesar Rp 219.344. Biaya ini diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Harga jual sawi sendok/pakcoy yaitu Rp 1200/tanaman sehingga total hasil pendapatan sawi sendok/pakcoy sebesar Rp 360.000 di dapatkan dari harga jual pakchoy dikalikan banyaknya hasil panen tanaman pakcoy sebanyak 300 tanaman. Keuntungan yang didapat dari budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy dalam satu kali masa panen sebesar Rp. 140.466, keuntungan tersebut di dapat dari total pendapatan dikurangi total biaya yang dikeluarkan dalam budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy. Dari total penerimaan yang ada dapat diketahui R/C Ratio yaitu senilai 1,64. R/C Ratio merupakan perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan selama satu musim tanam, R/C Ratio yang didapat budidaya sawi sendok/pakcoy yaitu 1,64 yang artinya setiap pengeluaran sebesar Rp. 100 dalam budidaya ini akan mendapatkan pengembalian sebesar Rp. 164.

Keuntungan didapatkan dari total pendapatan dikurangi dengan total biaya/masa tanam. B/C Ratio sebesar 0,64 menggambarkan bahwa dari Rp 100,- modal yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan Rp 64. Nilai B/C Ratio diperoleh dengan cara membagi nilai keuntungan dengan nilai total biaya produksi pada budidaya sawi sendok/pakcoy dalam satu kali musim tanam. Hasil B/C Ratio 0,64 menunjukan bahwa usaha tani budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik substrat organik tersebut layak untuk dikembangkan namun tidak efektif.

(28)

Tabel 7. Biaya Tetap Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem Rakit Apung untuk satu kali masa tanam (1,5 bulan) Keterangan Volume Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Umur Ekonomi (Bulan) Jumlah Penyusutan Alat/ 1 bulan (Rp) Jumlah Penyusutan Alat/1,5 bulan (Rp) Biaya Tetap Sterofoam 12 (1 x 0,5 m) 7.200 86.400 6 14.400 21.600 TDS 1 buah 200.000 200.000 36 5.555 8.333 Plastik 15 meter 3.000 45.000 12 3.750 5.625 Papan 3 (2,4x 1,2 m) 60.000 180.000 12 15.000 22.500 Ember 1 buah 10.000 10.000 24 416 625

Gelas Ukur 1 buah 5.000 5.000 24 208 313

Gunting 1 buah 5.000 5.000 24 208 313 Nampan 1 buah 10.000 10.000 24 416 625 Busa 8 buah 2.000 16.000 6 2.666 4.000 Selang 5 meter 2.000 10.000 36 277 416 Paranet 5 (3 x 1 m) 18.000 90.000 24 3.750 5.625 Sprayer 1 buah 10.000 10.000 24 416 625 Bambu 5 buah 10.000 50.000 36 1.388 2.084 Total BiayaTetap 72.684

Sumber : Analisis Primer

Tabel 8. Biaya Variabel Tanaman Sawi Sendok/Pakcoy (Brassica rapa L.) dengan Hidroponik Sistem Rakit Apung untuk satu kali masa tanam (1,5 bulan)

Keterangan Volume Satuan

Harga Satuan (Rp) Jumlah Harga (Rp) Biaya Variabel Benih 0,5 Pack 20.000 10.000 Nutrisi 3 Liter 16.000 48.000 Pembuatan Greenhouse Tenaga Kerja 2 1 Orang Orang 30.000 50.000/8 jam 60.000 46.875 Total Biaya Variabel 164.875 Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 8 mengenai biaya variabel sawi sendok/pakcoy untuk hidroponik sistem rakit apung adalah sebesar Rp. 164.875. Biaya ini diperoleh dari total biaya variabel yang dikeluarkan untuk satu kali produksi. Biaya ini meliputi biaya benih sebesar Rp. 10.000/0,5 pack,

(29)

biaya pembuatan greenhouse sebesar Rp. 60.000/2 orang dan biaya tenaga kerja sebesar Rp. 46.860/30 hari. Biaya tenaga kerja untuk 8 jam kerja adalah 50.000, sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja pada hidroponik sistem rakit apung adalah Rp. 6.250/jam, biaya ini dikonversikan dari biaya tenaga kerja efektif selama 8 jam kerja. Pemeliharaan yang dilakukan untuk hidroponik sistem rakit apung hanya membutuhkan waktu 15 menit/hari sehingga tenaga kerja yang harus dibayarkan adalah 450 menit/30 hari, apabila dikonversikan dalam 30 hari pemeliharaan yang dilakukan untuk hidroponik sistem rakit apung adalah sebesar 7,5 jam. Total biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya pemeliharaan hidroponik sistem rakit apung adalah sebesar Rp. 46.875, biaya ini diperoleh dari total kerja efektif selama 7,5 jam dikalikan dengan biaya tenaga kerja per 1 jam sebesar Rp. 6.250.

Tabel 9. Total Biaya Produksi Sawi Sendok/Pakcoy dengan Sistem Rakit Apung dalam 1 Kali Produksi

No Keterangan Jumlah

1 Biaya Tetap 72.684

2 Biaya Variabel 164.875

Total Biaya Produksi 237.559

Sumber : Data Primer

1. Pendapatan Penjulan /Penerimaan

Pendapatan = Harga Jual (Rp) x Jumlah Produksi = Rp. 1.200 x 300

= Rp. 360.000

2. Perhitungan Keuntungan, R/C Ratio, dan B/C Ratio a. Keuntungan = Penerimaan – Total Biaya produksi

= Rp. 360.000– Rp. 237.559 ` = Rp. 122.441

b. R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) R/C Ratio =

(30)

=

= 1,51 (R/C > 1 = layak)

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa R/C Ratio lebih dari 1, artinya usaha tersebut layak untuk dijalankan. R/C Ratio 1,51 berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,51. Dengan kata lain, hasil penjualan sayuran sawi sendok/pakcoy mencapai 151 % dari modal yang digunakan.

d. B/C Ratio =

=

= 0,51 (B/C <1 = untung namun tidak efektif) B/C ratio diperoleh 0,51 hal ini menunjukkan setiap pengeluaran Rp 1,- maka didapat pengembalian sebesar Rp. 0,51. Penjelasan :

Biaya total yang diperlukan untuk budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik rakit apung sebesar Rp 237.559. Biaya ini diperoleh dari jumlah biaya tetap dan biaya variabel. Harga jual sawi sendok/pakcoy yaitu Rp 1200/tanaman sehingga total hasil pendapatan sawi sendok/pakcoy sebesar Rp 360.000 di dapatkan dari harga jual pakcoy dikalikan banyaknya hasil panen tanaman pakcoy sebanyak 300 tanaman. Keuntungan yang didapat dari budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy dalam satu kali masa panen sebesar Rp. 122.441, keuntungan tersebut di dapat dari total pendapatan dikurangi total biaya yang dikeluarkan dalam budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy. Dari total penerimaan yang ada dapat diketahui R/C Ratio yaitu senilai 1,51. R/C Ratio merupakan perbandingan antara jumlah total penerimaan dengan jumlah total biaya yang dikeluarkan selama satu musim tanam, R/C Ratio yang didapat budidaya sawi

(31)

sendok/pakcoy yaitu 1,51 yang artinya setiap pengeluaran sebesar Rp 1,00 dalam budidaya ini akan kembali 1,51.

Keuntungan didapatkan dari total pendapatan dikurangi dengan total biaya/masa tanam. B/C Ratio sebesar 0,51 menggambarkan bahwa dari Rp 100,- modal yang dikeluarkan akan diperoleh keuntungan Rp 51. Nilai B/C Ratio diperoleh dengan cara membagi nilai keuntungan dengan nilai total biaya produksi pada budidaya sawi sendok/pakcoy dalam satu kali musim tanam. Hasil B/C Ratio 0,51 menunjukan bahwa usaha tani budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik rakit apung tersebut layak untuk dikembangkan namun tidak efektif.

Berdasarkan analisis primer mengenai usaha tani pada budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik lebih efisien dibandingkan dengan budidaya tanaman sawi sendok/pakcoy tanpa hidroponik. Hal ini dapat dilihat dari B/C Ratio yang menunjukan kelayakan sebuah usaha tani berdasarkan keuntungan yang didapat dari modal yang sudah ditanamkan. Penerapan sistem hidroponik pada budidaya sawi sendok/pakcoy baik untuk diterpakan, hal ini bisa dilihat dari hasil produksi budidaya sawi sendok/pakcoy. Hasil produksi budidaya sawi sendok/pakcoy dengan sistem hidroponik mencapai 93 kg untuk 600 tanaman, dengan luasan lahan yang minimum dan hasil produksi yang memiliki kualitas yang baik. Jadi dapat diambil kesimpulan, bahwa budidaya sawi sendok/pakcoy secara hidroponik substrat organik dan rakit apung baik diterapkan untuk meningkatkan kualitas hasil produksi.

Gambar

Gambar 1. Proses Pembuatan Greenhouse  dengan ukuran panjang 5 m, lebar 3 meter,
Gambar 2. Papan dan Kayu  untuk Bak Rakit Apung
Gambar 5. Arang Sekam dan  Sekam Mentah
Gambar 8. Persemaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

181 (II) tahun 1947, Jerusalem merupakan wilayah internasional yang terpisah dari Tepi Barat dan Jalur Gaza ( corpus separatum ) dan mewakili historis tiga agama, pengakuan

Hasil pengamatan jumlah individu dan famili predator dan parasitoid pada tanaman bawang merah berdasarkan cara pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan perangkap jebak,

Pembelian meliputi: pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit toko buku, atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan. Tukar menukar

Dengan Kerja Praktek (KP) ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa agar mampu mengembangkan dapat memberikan pengalaman kepada mahasiswa agar mampu mengembangkan

Berdasarkan beberapa teori yang menyebutkan berbagai faktor efektivitas kepemimpinan, peneliti menggunakan sebuah teori untuk penelitian ini yaitu konsep

Sedangkan pada software Adobe Photoshop CC 2019, latar belakang (background) terdapat 1 foto/citra yang ikut dihitung. Faktor tersebut membuat citra thresholding yang

Seandainya Nabi melakukan takhshis dengan puncak pelaksanaan haji adalah pada bulan zulhijjah datr harya satu kali dalam setahun, maka hal tersebut tampaknya dapat dipahami

Kemelimpahan ikan yang ditemukan dari ketiga stasiun penelitian di danau Lais Desa Tanjung Sangalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau Provinsi Kalimantan