• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah, sektor pariwisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah, sektor pariwisata"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah, sektor pariwisata memiliki korelasi dan berbagai potensi yang besar dalam mendukung sektor ekonomi produktif. Dari sudut pandang perekonomian nasional sektor pariwisata di pandang sebagai penyangga sektor non migas, dengan prioritas kegiatan yang di arahkan menjadi sektor andalan dalam penerimaan devisa, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan dan pendapatan daerah serta meningkatkan kesejahteraan rakyat yaitu dalam memberikan kontribusi terhadap pendapatan masyarakat sekitar objek wisata.

Menurut Cohen (1984 dalam Pitana dan Diarta 2009:185) dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat lokal dapat di kategorikan menjadi delapan kelompok besar, yaitu (1) dampak terhadap penerimaan devisa, (2) dampak terhadap pendapatan masyarakat, (3) dampak terhadap kesempatan kerja, (4) dampak terhadap harga-harga, (5) dampak terhadap distribusi manfaat/keuntungan, (6) dampak terhadap kepemilikan dan kontrol, (7) dampak terhadap pembangunan pada umumnya dan (8) dampak terhadap pembangunan pemerintah.

Kabupaten Gunungkidul adalah Kabupaten yang terletak di ujung tenggara Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena letaknya yang

(2)

berbatasan langsung dengan Samudera Hindia kabupaten ini memiliki garis pantai kurang lebih 70 km sehingga memiliki banyak pantai yang dapat dimanfaatkan sebagai Obyek dan Daya Tarik Wisata, Pantai yang ada di Kabupaten Gunungkidul tercatat oleh Dinas Kebudayaan dan kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012 ada 57 pantai. Dan beberapa pantai yang sudah di kembangkan menjadi objek wisata seperti Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal, dan Pantai Sundak.

Pantai yang belum lama berkembang dan sedang populer di Kabupaten Gunungkidul adalah Pantai Indrayanti. Pantai Indrayanti sebenarnya memiliki nama asli yaitu Pantai Pulang Syawal, namun pantai tersebut mulai berkembang dan dikenal oleh masyarakat atau wisatawan setelah adanya pihak swasta yang membuka sebuah cafe dan resto pantai yang bernama Indrayanti sehingga masyarakat luas mengenalnya dengan sebutan Pantai Indrayanti, hingga kini nama Pantai Indrayanti lebih dikenal dari pada Pantai Pulang Syawal.

Pantai Indrayanti terletak di Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya Pantai ini belum terjamah oleh pembangunan dan kegiatan wisata, kondisi pantai tersebut masih berupa semak belukar yang dipenuhi oleh tanaman pandan laut. Pantai ini dahulunya di gunakan oleh masyarakat sekitar untuk mencari rumput dan hewan laut ketika air laut sedang surut dan hasilnya di jual untuk menambah penghasilan mereka atau di konsumsi sebagai bahan lauk pauk.

(3)

Pada tahun 2009 seorang pihak swasta mendirikan sebuah cafe dan resto yang bernama Indrayanti, tak lama kemudian pantai tersebut ramai di kunjungi oleh wisatawan dan hal tersebut telah merubah wajah dari pantai itu sendiri yang dahulunya merupakan pantai yang masih penuh semak belukar dan belum tersentuh oleh kegiatan wisata menjadi sebuah objek wisata yang ramai di kunjungi oleh wisatawan, hal ini tentunya mendorong masyarakat yang berada di sekitar objek wisata untuk terkait dalam kegiatan tersebut.

Pantai Indrayanti terletak di Desa Tepus dan Desa Tepus selama ini dikenal dengan daerah yang kering dan tandus, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bercocok tanam di lahan kering dengan mengandalkan air hujan sebagai sumber perairannya sehingga produktivitas hasil pertaniannya rendah dan petani di desa tersebut hanya dapat panen satu kali dalam satu tahun, namun setelah Pantai Indrayanti menjadi objek wisata yang ramai di kunjungi oleh wisatawan maka mendorong masyarakat di desa tersebut untuk ikut terkait dalam kegiatan wisata di Pantai Indrayanti yang akhirnya memberikan dampak khususnya dalam bidang ekonomi berupa kesempatan usaha dan kesempatan kerja yang tentunya kini perlahan dapat mengangkat perekonomian masyarakat di desa tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana dampak kegiatan pariwisata di Pantai Indrayanti terhadap ekonomi masyarakat sekitar dan pengaruhnya bagi kehidupan ekonomi masyarakat tersebut?

(4)

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari kegiatan pariwisata di Pantai Indrayanti terhadap ekonomi masyarakat sekitar dan pengaruhnya bagi kehidupan ekonomi masyarakat tersebut.

1.4 Manfaat

Dalam penyusunan skripsi penulis berharap tidak hanya sebagai syarat kelulusan saja, tetapi penulisan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, adapun manfaatnya adalah :

1. Teoritis

Bagi ilmu kepariwisataan diharapkan dapat digunakan sebagai dasar studi lanjutan yang dapat dikaji dan dikembangkan lebih lanjut khususnya optimalisasi kawasan wisata yang terkait karena memberikan manfaat positif bagi perkonomian masyarakat sekitar.

2. Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi Pantai Indrayanti yang sebelumnya memiliki nama asli Pantai Pulang Syawal karena potensi yang dimiliki mampu memberikan manfaat positif bagi masyarakat sekitar khususnya di sektor ekonomi.

b. Memberikan pemahaman bahwa kegiatan pariwisata yang terjadi di Pantai Indrayanti telah mampu memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat di sekitarnya maka untuk kebijakan pengembangan dan pengelolaan di kawasan Pantai Indrayanti kedepan perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan langsung dengan masyarakat

(5)

baik itu para pedagang maupun pemilik usaha di sekitar pantai tersebut.

c. Membantu masyarakat agar lebih menyadari pentingnya lokasi wisata bagi peningkatan perekonomian masyarakat sekitar dan mendorong untuk melindungi kawasan tersebut.

d. Menepis anggapan bahwa Desa Tepus adalah desa yang tandus identik dengan kekeringan dan ekonomi masyarakatnya rendah, dengan potensi alam yang di miliki dan keterkaitan masyarakat ternyata kini perlahan mampu mengangkat perekonomian masyarakatnya menjadi lebih baik.

e. Dapat sebagai percontohan bagi daerah-daerah lain untuk mengangkat perekonomian masyarakatnya dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki khususnya kegiatan pariwisata.

1.5 Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu yang sudah dilakukan yang berkaitan dengan judul di antaranya sebagai berikut:

1. “Analisis Dampak Ekonomi Wisata Bahari Terhadap Pendapatan Masyarakat di Pulau Tidung”. Penelitian ini dilakukan oleh Achadiat Dritasto dan Annisa Ayu Anggraeni pada tahun 2013, penelitian ini mengungkapkan bahwa Pulau Tidung yang merupakan salah satu pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang dalam perkembanganya dikelola langsung oleh masyarakat setempat dan dengan terkaitnya masyarakat dalam kegiatan wisata di Pulau Tidung

(6)

maka dapat memberikan dampak ekonomi masyarakat yaitu berupa pendapatan. Secara umum kegiatan wisata yang ada di Pulau Tidung telah memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat walaupun dampak yang dirasakan terbilang cukup kecil. Dampak ekonomi ini terjadi karena adanya perputaran uang antara wisatawan, unit usaha, dan tenaga kerja. Semakin banyaknya wisatawan yang datang ke Pulau Tidung memberikan dampak berupa pendapatan yang lebih banyak kepada unit usaha. Penelitian tersebut tidak menyinggung dampak ekonomi terhadap kegiatan wisata terhadap masyarakat sekitar yang terjadi di Pantai Indrayanti, Desa Tepus, Kabupaten Gunungkidul.

2. “Kontribusi Pariwisata Budaya Candi Borobudur terhadap Ekonomi Masyarakat”.Penelitian ini dilakukan oleh Marsono dan Widyarini Wirjono dosen Prodi Pariwisata FIB UGM pada tahun 2011, penelitian tersebut mengungkapkan kontribusi pariwisata budaya dalam bidang ekonomi masyarakat sangat signifikan. Kontribusi atas perolehan retribusi obyek wisata Candi Borobudur terhadap negara dalam tahun 2010 adalah sebesar 53.984.307.440 terdiri 39.909.712.500 retribusi dari wisatawan nusantara dan 14.074.594.940 retribusi wisatawan mancanegara. Jumlah keseluruhan pelaku industri pariwisata budaya candi borobudur ada 4.007 orang. Pendapatan mereka tiap bulan tahun 2010/2011 antara Rp800.000,00 (karyawan) sampai 2.216.302.042,00 (pemodal hotel). Jumlah 4.007 orang tersebut belum termasuk pelaku wisata pada desa-desa wisata di sekitar Candi Borobudur dan para pelaku

(7)

wisata yang tinggal di luar sekitar Candi Borobudur, di antaranya tinggal di sekitar Muntilan, Magelang dan Yogyakarta yang jumlahnya tidak sedikit. Penelitian tersebut tidak membahas mengenai dampak ekonomi yang terjadi di Pantai Indrayanti Desa Tepus terhadap pendapatan masyarakat sekitar.

3. Penelitian berjudul “Kontribusi Pariwisata Budaya dalam Bidang Perekonomian Masyarakat (Studi Kasus pada Candi Prambanan dan Balet Ramayana)”.Penelitian ini di lakukan oleh Marsono dan Widyarini Wirjono dosen Prodi Pariwisata FIB UGM pada tahun 2010, pada penelitian tersebut mengungkapkan kontribusi pariwisata budaya dalam bidang ekonomi masyarakat sangat signifikan. Mereka yang kehidupanya langsung tergantung pada industri pariwisata budaya Candi Prambanan dan Balet Ramayana, meliputi dari yang tidak menuntut keterampilan dan modal besar. Jumlah keseluruhan pelaku industri pariwisata budaya Candi Prambanan dan Balet Ramayana ada 1.254 orang jumlah tersebut belum termasuk pelaku wisata dan para pengrajin souvenir yang tinggal di luar sekitar Candi Prambanan (diantaranya tinggal di kawasan Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) pendapatan mereka tiap bulan tahun 2009/2010 antara Rp750.000,00/Rp800.000,00 (karyawan) sampai puluhan juta rupiah (pemodal hotel). Penelitian tersebut tidak membahas mengenai dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata yang terjadi di Pantai Indrayanti terhadap masyarakat sekitar.

(8)

4. “Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata terhadap Masyarakat Lokal (Studi Kasus : Wana Wisata Curug Cilember, Puncak, Kabupaten Bogor)”. Penelitian ini di tulis oleh Nurrahman Tri Baskoro, Amin Nur Rasyid, dan Valdy Aulia mahasiswa program studi Perencanaan Wilayah dan Kota ITB pada tahun 2010. Penelitian ini mengungkapkan dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kegiatan wisata terhadap masyarat lokal besarnya cukup tinggi. Hal itu diperkuat dengan aliran uang yang cukup tinggi dalam kegiatan wisata di Wana Wisata Curug Cilember walaupun ditemukan pula adanya kebocoran dalam aliran tersebut. Kebocoran itu tidak terlalu signifikan apabila dibandingkan dengan keseluruhan dampak positif yang meningkatkan ekonomi masyarakat lokal. Penelitian ini tidak menjelaskan mengenai dampak kegiatan pariwisata yang terjadi di Pantai Indrayanti terhadap ekonomiMasyarakat di sekitarnya.

5. Skripsi berjudul “Dampak Sosial-Ekonomi dan Sosial-Budaya Pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan terhadap Penduduk di Sekitarnya”. Penelitian ini di tulis oleh Tri Yuli Ernawatati mahasiswi jurusan Ilmu Administrasi Negara UGM pada tahun 1994 penelitian tersebut mengungkapkan bahwa Taman Wisata Candi Prambanan telah menimbulkan dampak positif terhadap keadaan sosial-ekonomi dan sosisal budaya penduduk di sekitarnya, namun pembangunan Taman Wisata Candi Prambanan juga telah menimbulkan dampak negatif meskipun dalam porsi yang kecil.

(9)

6. Tesis yang yang di tulis oleh Firzadi Anhar pada tahun 2013 mahasiswa Magister Perencanaan Kota dan Daerah UGM yang berjudul “Perkembangan Kawasan Wisata Pantai Pulang Syawal di Desa Tepus Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta”. Penelitian ini menganalisis perkembangan wisata pantai Pulang Syawal dari tahun 2009 sampai tahun 2012 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta model deskriptif perkembangan kawasan wisata pantai tersebut. Penelitian tersebut tidak membahas mengenai dampak dari kegiatan pariwisata di Pantai Pulang Syawal/Indrayanti terhadap ekonomi masyarakat sekitar.

Dari penelitian-penelitian terdahulu itu terlihat bahwa penelitian sesuai dengan judul Dampak Kegiatan Pariwisata di Pantai Indrayanti terhadap Sektor Ekonomi Masyarakat Sekitar belum pernah dikerjakan oleh siapapun.

1.6 Landasan Teori

Pariwisata menurut Oka A. Yoeti (1982) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (bisnis) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna berekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Dalam Undang Undang RI No 10 tahun 2009 bahwa Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

(10)

pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Fasilitas serta layanan yang disediakan oleh stakeholder pariwisata merujuk pada sebuah usaha pariwisata yang menurut UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan Usaha Sarana Pariwisata adalah Penyediaan akomodasi; Makan dan Minum; Angkutan Wisata; Sarana Wisata Tirta; Kawasan Pariwisata). Sebagai contoh antara lain adalah usaha pondok wisata, rumah makan, warung makan, kedai makan dan minuman jasa boga. Selanjutnya berkaitan dengan hal tersebut Usaha Kecil di bidang pariwisata di sekitar Obyek dan Daya Tarik Wisata adalah suatu kegiatan usaha industri pariwisata dan atau pendukungnya yang memiliki aset sampai dengan Rp. 200 juta diluar tanah dan bangunan (Laporan Akhir Pengembangan Pola Pembinaan Usaha Kecil dan Masyarakat di sekitar Obyek dan Daya Tarik Wisata Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata, I-10:2001)

Dampak pariwisata atau oleh Salah wahab (1996:10) disebut dengan “makna pariwisata” merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi. Meningkatanya kegiatan pariwisata akan mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi masyarakat, diantaranya munculnya industri jasa, seperti: usaha dan toko cinderamata, usaha akomodasi (hotel, motel, pondok wisata, dan perkemahan), usaha transportasi, menambah permintaan hasil pertanian;dan akan meningkatkan pendapatan masyarakat dan negara (Wahab, 1996:5 dan 10).

(11)

Keterkaitan sektor pariwisata dengan upaya pengentasan kemiskinan dikemukakan oleh Yunis (2004) sebagai berikut1 :

1. Fakta bahwa pariwisata adalah salah satu dari beberapa industri yang di banyak negara berkembang memiliki keunggulan komparatif atas negara-negara maju di dalam hal warisan budaya, kehidupan liar alami, iklim, dsb. 2. Daya tarik pariwisata di wilayah pedesaan terpencil sangat penting karena

tiga perempat masyarakat miskin tinggal di pedesaan.

3. Peluang pariwisata untuk mendukung aktivitas-aktivitas tradhisional seperti pertanian dan kerajinan melalui pariwisata cukup besar.

4. Fakta bahwa pariwisata merupakan sebuah industri padat karya hingga bisa menyediakan lapangan pekerjaan bagi perempuan dan orang muda. 5. Pariwisata juga merupakan industri yang tingkat kesulitan untuk

membentuk bisnis kecil baru relatif rendah

6. Dan diluar aspek ekonomi, pariwisata memberi keuntungan non-material seperti kebanggaan pada budaya setempat dan pemberian nilai pada lingkungan alam sekitar di mata masyarakat setempat

Menurut Pitana dan Diarta (2009:184) suatu destinasi wisata yang dikunjungi wisatawan dapat di pandang sebagai konsumen sementara. Mereka datang ke daerah tersebut dalam jangka waktu tertentu, menggunakan sumber daya dan fasilitasnya dan biasanya mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan, dan kemudian meninggalkan tempat tersebut untuk kembali ke rumah atau negaranya. Jika wisatawan yang datang ke destinasi

1 Charit Tingsabadh. Pengembangan Pariwisata dan pengurangan Kemiskinan di Thailand. Dalam

(12)

tersebut sangat banyak, mengeluarkan segitu banyak uang untuk membeli berbagai keperluan selama liburanya, tidak dapat dibantah bahwa hal itu akan berdampak pada kehidupan ekonomi daerah tersebut.

Sehubungan dengan kegiatan pariwisata. Jika intensitas kegiatan pariwisata dalam suatu masyarakat meningkat, maka produksinya juga akan meningkat. Hal ini akan berdampak kepada meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakatnya (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen dan PT Gama Multi Usaha Mandiri, 2009:101).

Pariwisata sebagai salah satu sektor strategis yang menyentuh langsung usaha-usaha masyarakat, sehingga peran pariwisata untuk turut memperkuat usaha pemberdayaan ekonomi rakyat merupakan langkah yang sangat tepat dan menjawab kondisi riil yang ada di lapangan. Sedangkan tumbuhnya kegiatan pariwisata di suatu tempat secara riil telah mampu menumbuhkan usaha-usaha ekonomi skala kecil yang di kelola oleh masyarakat lokal, antara lain adalah usaha akomodasi, usaha rumah makan, usaha cindera mata, usaha angkutan transportasi tradisional, usaha pemandu wisata dan lain sebagainya.(Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2001:I-3)

Dengan mengacu pada intensitas usaha kecil yang banyak terlibat dalam perkembangan kegiatan pariwisata di suatu daerah, maka upaya pemberdayaan usaha-usaha skala kecil tersebut sangat di perlukan agar perkembangan usaha ekonomi skala kecil yang dikelola masyarakat lokal

(13)

mampu tumbuh dan berkembang, hal ini sangat mendasar agar peluang dan dampak ekonomi dari kegiatan pariwisata mampu diserap secara maksimal oleh masyarakat setempat, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2001:I-3)

Masyarakat di sekitar Obyek dan Daya Tarik Wisata adalah keselurahan masyarakat yang berada di sekitar obyek dan daya tarik wisata baik kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung secara ekonomi maupun sosial budaya dengan kegiatan kepariwisataan suatu tempat, maupun kelompok masyarakat biasa di luar mereka yang termasuk pada kategori tersebut seperti pemukim di sekitar objek wisata dan daya tarik wisata (Departemen Kebudayaan Dan Pariwisata, 2001: I-10).

1.7 Metode Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian di lakukan di Pantai Indrayanti, Desa Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul dengan melakukan wawancara kepada pedagang atau pemilik usaha yang berada di Pantai Indrayanti.

b. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mempermudah menganalisis data hasil penelitian maka suatu penelitian memerlukan data yang lengkap. Kelengkapan data tersebut juga perlu didukung dengan penggunaan teknik dan instrumen pengumpulan data

(14)

yang tepat. Teknik atau metode pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitianya, sedangkan sarana atau instrumen pengumpulan data adalah alat bantu atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya menjadi lebih mudah dan hasilnya lebih cermat, lengkap dan data dapat tersusun secara sistematis sehingga lebih mudah diolah (Alfandi:2001).

Teknik pengumpulan data beserta instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat ditunjukkan pada uraian berikut ini : 1) Observasi

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi atau pengamatan langsung di lokasi penelitian untuk mengetahui dampak kegiatan pariwisata di Pantai Indrayanti terhadap ekonomi masyarakat sekitar, yaitu jenis-jenis yang didirikan oleh masyarakat sekitar objek wisata Pantai Indrayanti.

2) Wawancara

Teknik pengumpulan data lainnya dilakukan melalui wawancara yang dilakukan dengan pemilik-pemilik jenis usaha dan pekerja di Pantai Indrayanti yang di anggap mewakili karena dapat menjelaskan mengenai besar pendapatan yang mereka peroleh dari aktivitas ekonomi di Pantai Indrayanti dan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi.

3) Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data yang tidak kalah penting dari teknik lainnya adalah studi pustaka yang bertujuan untuk mengumpulkan literatur yang

(15)

berhubungan dengan kajian penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat hasil penelitian terdahulu, buku-buku, dokumen-dokumen, dan sumber tertulis lainya. Pengumpulan data juga dilakukan terhadap sumber tertulis yang diperoleh dari instansi Kantor Pemerintahan Desa Tepus dan Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul.

4) Dokumentasi

Selama penelitian berlangsung, kegiatan lain yang dilakukan yaitu pengumpulan data dokumentasi berupa foto-foto hasil observasi lapangan, hal ini dilakukan untuk memperkaya informasi yang diperoleh dari responden. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan instrumen yang berupa kamera, alat tulis dan buku catatan.

c. Teknik Analisis Data

Analisis dimaksudkan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah di baca dan di interpretasi.

Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif yang menggunakan analisis deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui secara deskriptif dari kegiatan pariwisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat yang meliputi peluang kerja, kesempatan berusaha dan jumlah pendapatan dan besarnya pengaruh pendapatan tersebut terhadap kehidupan ekonomi masyarakat.

(16)

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri atas empat bab yang masing-masing dijabarkan sebagai berikut :

Bab 1 : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, landasan teori, tinjauan pustaka, metode penelitian, yang diikuti sistematika penulisan.

Bab II : Gambaran umum wilayah penelitian yang terdiri gambaran umum Desa Tepus, sosial ekonomi masyarakat Desa Tepus, kondisi ekonomi pada saat musim kemarau, Pantai Indrayanti dan pantai – pantai di Desa Tepus, perkembangan Pantai Indrayanti dan Organisasi kelompok usaha masyarakat Pantai Indrayanti.

Bab III : Pembahasan mengenai jenis usaha yang didirikan oleh masyarakat sekitardan kesempatan bekerja terkait adanya kegiatan pariwisata di Pantai Indrayanti, jumlah pendapatan masing-masing pedagang maupun pekerja setiap bulannya dan pengaruh pendapatan tersebut terhadap kehidupan ekonomi.

Bab IV : Kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan ringkasan dari pembahasan. Saran merupakan masukan yang dapat di gunakan sebagai acuan atau sekedar pertimbangan bagi pihak maupun instansi terkait dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat lokal melalui pariwisata atau pentingnya kegiatan pariwisata bagi masyarakat lokal khususnya di bidang perekonomian.

Referensi

Dokumen terkait

Nilai koefisien difusi (D AB ) pengeringan kayu mahoni untuk daerah diatas CMC lebih tinggi dibanding daerah dibawah CMC, hal ini menunjukkan berpindahnya massa

Sensor ultrasonik adalah sensor yang mengirimkan gelombang suara dan kemudian memantau pantulannya sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jarak antara sensor dengan

Pada penelitian ini terdapat hubungan bermakna antara derajat sesak napas dan skor CAT ditunjukkan dengan semakin tinggi skor mMRC dan semakin banyak gejala maka nilai D

Jabatan yang tinggi disimbolkan oleh lebah yang bunyi fonetisnya sama dengan jabatan tinggi yaitu feng, serta gambar kera yang dalam bahasa Mandarin disebut hou yang

Langkah optimalisasi pembelajaran yang dimaksud adalah sebagai berikut : (1) Memberikan kesempatan menjawab atau menjelaskan ulang tentang apa yang dibahas /

1) Kepala Puskesmas atau petugas yang ditunjuk dapat melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan atau administrasi pengelolaan

H3 : Kepemilikan Publik berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan BUMN Hubungan Ukuran Perusahaan (LNTA) terhadap Kinerja Keuangan BUMN Ukuran perusahaan yang biasanya menggunakan

Uji Efek Penyembuhan Luka Fase Minyak Ekstrak Ikan Toman (Channa Micropeltes) Pada Tikus Putih Jantan Wistar Yang Diberi Luka Sayat.. Formulasi Gel Menggunakan