BAB 3 ANALISIS DATA
3.1 Gambaran Umum Mata Kuliah Terjemahan Umum 1 dan 2 di Universitas Bina Nusantara
Mata kuliah Terjemahan Umum adalah mata kuliah dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini hanya diajarkan selama dua semester, yaitu pada semester 5 dan 6 untuk setiap angkatan. Setiap satu semester, proses belajar mengajar dilakukan dalam 13 kali pertemuan. Selain itu, mahasiswa harus mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) untuk setiap semesternya.
3.1.1 Materi
Dari hasil wawancara dengan Xue-lin 老师 dan Charline 老师 pada intinya proses belajar mengajar menggunakan materi-materi sebagai berikut: buku acuan dan materi terjemahan.
3.1.1.1 Buku acuan
Buku yang digunakan sebagai acuan oleh para pengajar mata kuliah Terjemahan Umum 1 dan 2 ini adalah Ying Han Fanyi Jiaocheng (英汉翻译课程; 2004). Buku ini terbagi atas 3 tingkatan, yang masing-masing digunakan untuk mahasiswa asing bahasa China tahun ke-2, ke-3 dan ke-4. Buku untuk tahun ke-2 merupakan tahap awal bagi pemula, sedangkan buku untuk tahun ke-3 mempelajari sistematika penerjemahan. Sementara buku untuk tahun ke-4 bertujuan meningkatkan keterampilan dalam menerjemahkan.
Susunan materi yang terdapat dalam buku acuan tersebut antara lain: 1. Teks bacaan (课文/ Kewen)
Ruang lingkup tema yang digunakan dalam bacaan buku ini sangat luas, kental akan suasana kebudayaan. Dengan maksud agar para mahasiswa dapat bersentuhan dengan berbagai jenis bidang, meningkatkan pengetahuan akan penerjemahan serta meningkatkan pemahaman akan budaya dalam masyarakat. Khusus untuk buku yang digunakan mahasiswa tahun ke-4, materinya berfokus pada tema meningkatkan keahlian mahasiswa dalam menerjemah.
Contoh teks bacaan (课文/ Kewen):
(a). Contoh penggalan teks bacaan bab 1 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Er nianji Jiaocai (英汉翻译课程 二年级教材; 2004) .
Lesson 1 Meeting People A: Good evening!
B: Good evening! Come in, please. Let me take your coat. How nice to see you again. Have you been away lately?
A: Yes, I’ve been away on holiday.
B: Let’s go into the sitting room. Now, What can I get you? A: Tea, please
(b). Contoh penggalan teks bacaan bab 4 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Si nianji Jiaocai (英汉翻译课程 四年级教材; 2004) .
Italian FM: Mutual Ties Normalized
Visiting Italian Foreign Minister Gianni de Michelis said yesterday in Beijing that his current visit to China is an indication of the overall normalization of relations between Italy and China.
At a meeting with Chinese Foreign Minister Qian Qichen, de Michelis, who is the highest Italian official to visit China since 1989, said that ”what is more, Italy would further develop its relations with China”.
2. Keterangan (注释/ Zhushi)
Dalam buku tahun ke-2 dan ke-3 diberikan penjelasan mengenai kata benda, kosa kata dan kalimat bahasa Inggris yang sulit diterjemahkan ke bahasa China. Sedangkan buku tahun-4 hanya memberikan penjelasan mengenai terjemahan bahasa dari kata benda yang spesifik.
Contoh Keterangan (注释/ Zhushi):
(a). Contoh penggalan teks bacaan bab 1 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Er nianji Jiaocai (英汉翻译课程 二年级教材; 2004) .
注释 1. Have you been away lately?
你最近去外地了吧?(也可译为“你前些日子外出了吧?” “……不在家吧?”) 2. Peter 彼得
Susan 苏珊 Riaz 里亚兹
(b). Contoh penggalan teks bacaan bab 4 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Si nianji Jiaocai (英汉翻译课程 四年级教材; 2004) .
注释
1. Gianni de Michelis 贾尼‧德米凯利斯
2. Qian Qichen 钱其琛
3. European Community (EC) 欧洲共同体(欧共体)
3. Analisis huruf, cara penerjemahan dan kalimat (译词分析/ Yi Ci Fenxi,译法分析 /Yi Fa Fenxi,译句分析/Yi Ju Fenxi)
Dalam buku tahun ke-2 ada sebagian bab yang memuat analisis menerjemahkan kata dan cara penerjemahan. Sementara pada buku tahun ke-3 dan 4 memuat analisis menerjemahkan kalimat.
Contoh:
(a). Contoh penggalan teks bacaan bab 1 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Er nianji Jiaocai (英汉翻译课程 二年级教材; 2004) . 译词分析 ”party”的翻译 一个多一项的英汉词语,在不同的句子中可能有不同的翻译,这是容易理解的; 但是单一义项的同一词语在不同的句子中。由于对应的汉语表达方式搭配不同,翻 译也可能不同。这一点我们应该特别注意。英语“pary”指“社交活动”时,根据 不同的搭配有不同的译法。例如: - a tea party 茶会 - a dinner party 宴会
- a dancing party 舞会
(b). Contoh penggalan teks bacaan bab 4 pada Ying Han Fanyi Jiaocheng Si nianji Jiaocai (英汉翻译课程 四年级教材; 2004) .
译句分析
1. At a meeting with Chinese Foreign Minister Qian Qichen, de Michelis, who is the highest Italian official to visit China since 1989, said that ”what is more, Italy would further develop its relations with China”.
这句话中由 who 引起的从句是进一步补充说明 de Michelis 情况的,与全句在 意思上并没有直接不可切断的联系,汉译时没有必要置于 de Michelis 前作其修饰 语,可采取两种译法:
a. de Michelis 作主语,接译 who 从句,介绍出 De Michelis 的情况,然后另 起一句,主语用代词“他”替代 De Michelis,再译其他部分。
b. 把 who,待其他部分译完后,另起一句,译从句,主语用代词“他”。
由其他关系代词引起的类似从句也可采取上述两种方法译。 4. Latihan (练习/ Lianxi)
Latihan yang diberikan difokuskan pada penerjemahan bahasa Inggris ke bahasa China. Setiap latihan terdiri dari 3 sampai 4 bagian, antara lain: menerjemahkan kata, cara menerjemahkan, analisis menerjemahkan kalimat dan beberapa pertanyaan lainnya. Latihan terdiri dari berbagai macam jenis, agar para mahasiswa dapat mencapai hasil yang diinginkan.
3.1.1.2 Materi Terjemahan
mengajarkan mata kuliah ini menjelaskan bahwa sejak awal pertemuan, para dosen telah memberikan latihan-latihan kepada para mahasiswa untuk diterjemahkan, baik dari bahasa China ke Indonesia atau sebaliknya. Latihan-latihan yang diberikan antara lain; artikel, koran, artikel majalah, komik, cerita rakyat, dan sebagainya. Selain itu juga diberikan latihan menerjemahkan langsung secara lisan melalui media film atau kaset. Materi yang diberikan saat ujian adalah 50% dari latihan-latihan yang diberikan dan 50% di luar latihan. Dengan ketentuan tidak boleh melihat kamus untuk ujian akhir semester. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahasa China dan menambah pembendaharaan kata para mahasiswa. Selain itu juga menerapkan hasil pembelajaran bahasa China secara praktikal, serta mempelajari teori dan teknik penerjemahan melalui latihan-latihan yang diberikan.
Contoh teks materi terjemahan:
北京西单商场集团
地处北京市西单北大街繁华商业区,在北京乃至全国部拥有良好的声誉,主册资金 1.23 亿元人民币,经营商品逾 50,000 种,营业面积 33,000 平方来。
3.1.2 Rekapitulasi Nilai
Dalam setiap semester, mahasiswa harus mengikuti Ujian Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS) sebagai penilaian atas hasil pembelajaran mereka.
Sebagai referensi, di bawah ini penulis mencantumkan hasil akhir berupa nilai mahasiswa jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara pada mata kuliah Terjemahan Umum 1 dan 2 yang mereka dapatkan pada semester 5 dan 6. Data di bawah ini adalah rekapitulasi nilai para mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 yang terbagi menjadi 3 kelas, yakni kelas PAL, PBL, dan PCL. Nilai yang akan ditampilkan
Commen
MANA?
Commen
pada tabel berikut merupakan nilai akhir mata kuliah terjemahan umum dari ke-3 kelas secara bersamaan yang telah dikelompokkan berdasarkan nilai yang mereka dapat.
TABEL 1.1
REKAPITULASI NILAI TERJEMAHAN UMUM 1 dan 2 MAHASISWA JURUSAN SASTRA CHINA ANGKATAN 2003
MATA KULIAH A B C D E F JUMLAH
MAHASISWA
TERJEMAHAN UMUM 1 11 24 12 13 6 0 66
TERJEMAHAN UMUM 2 25 16 13 9 3 0 66
Sumber: Biro Nilai Kemahasiswaan Universitas Bina Nusantara tahun 2007-07-13 Berdasarkan data di atas, tampak peningkatan hasil pembelajaran para mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 dari mata kuliah Terjemahan Umum 1 ke mata kuliah Terjemahan Umum 2. Seperti terlihat jumlah mahasiswa yang mendapatkan nilai A pada mata kuliah Terjemahan Umum 1 hanya berjumlah 11 orang, namun jumlah ini meningkat hingga 25 orang pada semester berikutnya. Hal ini dapat dijadikan referensi jelas yang menunjukkan adanya peningkatan kualitas hasil penerjemahan mereka.
3.2 Analisa Hasil Pembelajaran Berdasarkan Kuesioner Penelitian
Untuk mendukung penelitian ini penulis melakukan riset kecil analisa hasil pembelajaran mahasiswa melalui penyebaran kuesioner kepada 50 orang mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003.
Dalam suatu penelitian, tidaklah perlu meneliti semua populasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wiseman dan Aron;1970 yang menyatakan: ”Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei yaitu metode penyediaan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dipandang representatif mewakili
Commen
INDONES INGGRIS
populasi penelitian.”
Oleh karena itu, peneliti menyebarkan 50 angket yang dibagikan kepada mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 secara acak. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang menunjang penulisan dari tugas akhir.
Adapun data yang didapat dari angket yang dibagikan adalah sebagai berikut: TABEL 1.2
NILAI MATA KULIAH TERJEMAHAN
No. Nilai Jumlah Mahasiswa
1. A sangat baik (85-100) 18 orang
2. B baik (75-84) 21 orang
3. C cukup (65-74) 9 orang
4. D kurang (55-64) 2 orang
Total 50 orang
Sumber: Kuesioner Penelitian
Dilihat dari nilai yang mereka peroleh pada mata kuliah terjemahan, dimana sebanyak 18 orang mendapatkan nilai A dan 21 orang mendapatkan nilai B, hanya 9 orang dan 2 orang yang mendapatkan nilai C dan D. Maka dapat disimpulkan sebagian besar mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 menunjukkan kemampuan analitik dan sintetik sebagai penerjemah seperti yang diungkapkan oleh R.K.K Hartmann (1981) sudah cukup memenuhi syarat sesuai levelnya (semesternya).
Untuk lebih mendukung pernyataan di atas, berikut adalah tabel nilai bahasa China dan bahasa Indonesia berdasarkan jawaban yang didapat dari angket yang diisi oleh 50 orang mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 Universitas Bina Nusantara.
TABEL 1.3
NILAI BAHASA CHINA
Sumber: Kuesioner Penelitian TABEL 1.4
NILAI BAHASA INDONESIA
No. Nilai Jumlah Mahasiswa
1. A sangat baik (85-100) 9 orang
2. B baik (75-84) 20 orang
3. C cukup (65-74) 21 orang
4. D kurang (55-64) -
Total 50 orang
Sumber: Kuesioner Penelitian
Dari data nilai yang diperoleh mahasiswa seperti yang tertera di atas dapat menguatkan pernyataan yang mengemukakan bahwa penguasaan para mahasiswa akan bahasa sumber dan bahasa sasaran sudah sesuai levelnya (semesternya). Dari 50 orang mahasiswa yang mengisi kuesioner, hanya 6 orang yang mendapatkan nilai D (55-64)
No. Nilai Jumlah Mahasiswa
1. A sangat baik (85-100) 3 orang
2. B baik (75-84) 14 orang
3. C cukup (65-74) 24 orang 4. D kurang (55-64) 6 orang 5. E sangat kurang (<54) 3 orang
dan 3 orang yang mendapatkan nilai E (<54) untuk kategori bahasa China. Sedangkan untuk bahasa Indonesia, nilai paling kecil yang diperoleh mahasiswa adalah nilai C (55-64).
Kemampuan berbahasa Indonesia yang cukup baik ini seperti yang terlihat pada tabel 1.4 nilai bahasa Indonesia bisa dipahami berdasarkan dari nilai yang mereka dapatkan pada mata kuliah bahasa Indonesia adalah nilai C, selain itu pelajaran bahasa Indonesia telah diajarkan dari tingkat SD hingga kuliah. Akan tetapi, bagaimana dengan bahasa China? Dari mana mereka mempelajari bahasa China? Berikut adalah tabel yang menunjukkan lingkungan ke-50 orang responden mempelajari bahasa China.
TABEL 1.4
LINGKUNGAN BELAJAR BAHASA CHINA
No. Tempat Jumlah Mahasiswa
1. Universitas 10 orang
2. Tempat les 14 orang
3. Sekolah 12 orang
4. Lingkungan rumah 7 orang
5. Otodidak (melalui musik, film, komik, dan lain-lain)
9 orang
Total 50 orang
Sumber: Kuesioner Penelitian
Melalui tabel di atas yang diperoleh dari angket penelitian, diketahui sebanyak 10 orang mempelajari bahasa China di Universitas, 14 orang mahasiswa di tempat les, 12 orang di sekolah, 7 orang di rumah, dan 9 orang secara otodidak. Dari hasil di atas dapat
disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa telah mempelajari bahasa China sebelum mereka mempelajarinya di lingkungan kampus. Meski demikian ada juga sebagian kecil responden yang mulai belajar bahasa China sejak masuk jurusan Sastra China. Dengan latar seperti ini, sebagian besar mahasiswa telah memiliki dasar bahasa China yang cukup baik untuk ukuran pemula.
3.3 Analisa Kendala Penerjemahan Mahasiswa Jurusan Sastra China Angkatan 2003 Universitas Bina Nusantara Berdasarkan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini selain menelaah data dari materi pelajaran Terjemahan Umum 1 dan 2, penulis juga meminta 30 orang pengisi angket untuk mengisi beberapa sampel terjemahan. Pemilihan sampel 30 orang ini dibenarkan dalam satu penelitian, sesuai dengan teori dari Wiseman dan Aron;1970 yang menyatakan: ”Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei yaitu metode penyediaan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dipandang representatif mewakili populasi penelitian.”
Pengumpulan data contoh terjemahan dari ke 30 mahasiswa tersebut dilakukan untuk mendapatkan data sejauh mana penerjemah dapat menyampaikan makna yang terkandung dalam bahasa sumber dengan menggunakan bahasa sasaran. Seorang penerjemah menurut R.K.K Hartmann (1981) harus memenuhi dua syarat utama, yaitu kemampuan analitik dan kemampuan sintetik.
a. Kemampuan analitik yang meliputi pemahaman terhadap teks yang diterjemahkan, kemampuan menguraikan kalimat untuk menangkap maknanya, kemampuan memahami konteks atau masalah yang dibahas, dan kemampuan memahami makna dan misi yang dimaksud oleh pengarang.
b. Kemampuan sintetik meliputi kemampuan memindahkan arti yang terkandung di dalam teks yang bersangkutan dan kemampuan melakukan penilaian terhadap teks terjemahan itu, yaitu dengan cara meninjau kembali apakah teks itu sudah sesuai dengan kaidah umum dan kaidah bahasa terjemahan yang memadai atau belum. Untuk itu, seorang penerjemah diwajibkan harus betul-betul menguasai kosa kata, baik itu kosa kata bahasa sumber maupun kosa kata bahasa sasaran.
Kepada 30 orang penulis membagikan 30 sampel kepada mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 untuk diterjemahkan,berupa:
(a). Penggalan teks dari novel Giok di Tengah Salju (雪珂/Xue Ke) karya penulis terkenal Qiong Yao (瓊瑤).
(b). Kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu).
(c).Cuplikan penggalan dari salah satu wacana buku Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级汉语课本: 第三册)yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅 与郭奶奶 (上)]
(d). Lirik lagu soundtrack serial Taiwan Meteor Garden yang berjudul “情非得已/ Qing Fei De Yi. ”
Berikut adalah analisis hasil penerjemahan mahasiswa dari sampel yang dibagikan yang dikelompokkan berdasarkan nilai yang mereka peroleh. Penggelompokkan ini dilakukan dengan tujuan agar para pembaca lebih mudah memahami isi dari tugas akhir atau skripsi ini.
3.3.1 Analisis Hasil Terjemahan Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai A (85-100) 3.3.1.1 Contoh Sampel yang Diterjemahkan Responden Untuk Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai A
Di bawah ini adalah beberapa contoh hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 yang mendapatkan nilai A (85-100) yang dianggap dapat mewakili responden lainnya.
Contoh 1, kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu) hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 005:
Teks:
“ 能付出爱心就是福, 能消除烦恼就是慧。” Hasil terjemahan Mahasiswa:
”Bisa berbagi cinta kasih merupakan suatu kebahagiaan, bisa melenyapkan segala gundah adalah suatu...”
Perbandingan dengan hasil terjemahan terjemahan dalam buku Kata Perenungan terbitan Lembaga Penerbitan Kebudayaan Tzu Chi, 2004:
”Mampu menyumbangkan kasih sayang adalah berkah, mampu menghilangkan kerisauan hati adalah bijaksana.”
Contoh 2, penggalan dari salah satu teks Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级汉 语课本: 第三册)yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上)hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 010:
生词
1. 盆 :pot 2. 开 :buka
3. 名贵 :kenamaan dab berharga, jarang terdapat, langka
4. 养 :menghidupi, piara, memelihara, membesarkan, melahirkan, merawat 5. 去世 :mati, meninggal, wafat
6. 忌日 :hari wafat 7. 过意 :minta maaf 8. 解放 :membebaskan
9. 针线 :pekerjaan jahit-menjahit, menyulam 10.先后 :cepat atau lambat, berturut-turut 11.体贴 :menunjukkan perhatian
12.一辈子 :seumur hidup
13.福气 :nasib baik, keberuntungan 14.穷 :miskin Teks: 进了花房,她走到一盆开着的名贵花前看了看。 “您认识这种花?”杜师傅问。 “怎么不认识,这叫鹤望兰。” “您家里有人养花?” “我父亲和孩子他把都是花匠。” “他们在哪儿工作?” “早都去世了。” “对不起,我不知道。”
“没关系。请问师傅贵姓?” “我姓杜。您喜欢花儿,以后常来看看吧。” “平时哪儿有时间呀?不瞒您说, 今天是孩子他爸的忌日,孩子们谁还系着这 个?他爱花儿, 所以我就到这儿来看看。您不会过意吧?” “哪儿能呢?您有几个孩子?” “四个。我二十四岁那年,孩子他爸就死了。解放前我给人家做针线,洗衣服 养活孩子们。解放后,孩子们一个个都大了,为了多挣几个钱给他们结婚,我给人 家看孩子,先后看了五个....别人的孩子大了,飞了,不认识了,还没什么说的。您 猜怎么着,自己的儿女,孙子孙女,也是一样!我给大儿子看完,给大女儿看完。 这不,二儿子又把孩子给我了。孩子打了,那个体贴老人的心?您说,这辈子还有 完吗?” “您这也是福气,哪儿像我。。。。”他说到这里, 没有说下去。 “您家里就没个人吗?” “以前家里穷, 父母死得早, 我一个人来城里干活儿。 没有人给帮忙, 谁 嫁我这个穷花匠!后来, 年纪大了, 也就算了, 怎么不是一辈子!” Hasil terjemahan:
Setelah masuk ruang bunga dia (perempuan) berjalan sampai ke satu pot terbuka punya bunga mahal untuk melihat-lihat. ”Anda kenal bunga jenis ini?” seorang profesor bertanya. ”Kenapa tidak tahu, ini namanya anggrek!” ”Apakah di rumah Anda ada pelihara bunga?” ”Ayah saya dan bapak anak saya semunya adalah tukang bunga.” ”Mereka kerja dimana?” ”Sudah lama meninggal.” ”Sorry, saya tidak tahu.” ”Tdk apa-apa. Numpang tanya, marga Profesor apa? ”Saya marga She, anda suka
bunga,lain x sering datang lihat ya.””Biasanya mana ada waktu? Saya jujur deh, hari ini adalah hari wafat anak saya punya ayah, anak-anak mana mungkin ingat hal ini. Dia suka bunga,oleh karena itu saya ke sini untuk melihat2. kamu tidak keberatan bukan?” ”Mana mungkin? Anda punya berapa anak?”
”4, saat saya umur 24 tahun, sanak saya punya ayah (suamiku) sudah meninggal. Saya mencari nasi untuk anak saya melalui menjahit dan mencuci baju. Setelah itu, anak-anak mulai besar satu persatu, demi mencari uang yang lebih banyak untuk mereka nikah, saya bantu orang lain jadi pengasuh,lebih kurang telah jaga 5. anak orang lain telah besar, telah terbang, sudah tidak dikenal lagi, sudah tidak ada yang patut dibicarakan lagi. Kamu tebak,anak sendiri, cucu juga sama! Saya bantu ngasuh anak pertama (laki-laki) punya anak, lalu ngasuh anak perempuan saya punya anak (cucu). Bukan hanya ini, anak ke-2 juga berikan anaknya ke saya untuk diasuh. Anak sudah besar, mana ada yang perhatian dengan orangtua? Anda bilang, seumur hidup ini masih ada habisnya tidak?”
”Anda begitu beruntung, mana seperti saya.”dia bilang sampai sini, tidak dibicarakan lagi. ”Rumah Anda tidak ada orang satu pun?” ”Dulu rumah miskin, ortu meninggalkannya dengan cepat, saya sendiri ke kota untuk mencari makan. Tidak ada orang yang memberikan bantuan, siapa yang mau menikah dengan saya yang tukang bunga! Lalu, umur tambah tua, ya sudahlah, bagaimana bukan seumur hidup!”
Contoh 3, penggalan dari novel Giok di Tengah Salju (雪珂/Xue Ke) karya penulis terkenal Qiong Yao (瓊瑤) hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 007:
Teks:
八年,就這樣過去了。八年,足以改變很多的東西。滿清改成了民國,一會兒 袁世凱,一會兒張勳,一會兒段祺瑞,政局啊風起雲湧,瞬息萬變。民國初年,政 治是一片動盪,不管怎樣,對頤親王爺來說,權勢都已消失,唯一沒有失去的,是 王府那棟老房子,關起了王府大門,摘下了頤親王府的招牌……王爺只在圍牆內當 王爺,雖然丫環僕傭,仍然環侍,過去的叱吒風雲,前呼後擁……都已成為了過去。 對雪珂來說,這八年的日子,是漫長而無止境的煎熬。羅大人在滿清改為民國 的第二年,抑鬱成疾,一病不起。羅家的政治勢力全然瓦解,羅夫人當機立斷,放 棄了北京,全家遷回老家承徳,鼓勵至剛棄政從商。幸好家裡的經濟基礎雄厚,田 地又多,至剛長袖善舞,居然給他闖出另一番天下,他從茶葉到南北貨,藥材到皮 毛,什麼都做,竟然成為承德殷實的巨商。 Hasil terjemahan:
”Daun pohon satu persatu mulai memerah, bunga sakura mekar setahun demi setahun, musim semi berakhir dan musim gugur tiba, waktu terus berjalan, 8 tahun berlalu begitu saja.
8 tahun, sudah cukup merubah banyak hal. Dinasti berubah menjadi negara kedaulatan, sebentar..., sebentar..., sebentar...
Dalam sejenak banyak perubahan. Awal tahun negara kedaulatan, politik adalah satu...Biar bagaimanapun, menurut kakek..., semua kekuasaan telah berakhir, satu-satunya yang belum berakhir adalah rumah tua keluarga Wang, pintu besar keluarga Wang telah ditutup, papan nama keluarga Wang telah diturunkan...Kakek Wang hanya bisa menjadi kakek Wang di keluarga, walaupun...tetapi masih tetap bertahan. Suka duka yang telah berlalu, sebutan terdahulu. Semuanya yang dimiliki telah menjadi
masa lalu. Menurut Xue He, hari-hari dalam 8 tahun ini, adalah penderitaan yang romantis, tapi tak berujung. Pejabat Luo pada saat tahun ke-2 Dinasti Man Qing yang telah menjadi negara kedaulatan sakit, sekali jatuh sakit tidak dapat bangun lagi.Kedaulatan politik keluarga Luo telah tercerai berai. Nyonya Luo memanfaatkan kesempatan ini untuk kembali bangun, meninggalkan Beijing, semua keluarga kembali ke rumah tua.
Beruntung keuangan keluarga masih bisa diharapkan, ladang tanah yang banyak,..., diluar dugaan ternyata dia dapat menerobos dunia, dari pekerjaan daun teh sampai barang Nanbei, teh, obat sampai kulit, bulu, semua dikerjakan, dan ternyata semuanya ini bisnis besar yang sangat menguntungkan.”
3.3.1.2 Analisa Hasil Terjemahan Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai A Walaupun secara umum bahasa Indonesia para mahasiswa jurusan Sastra China sudah bagus, tetapi penulis menemukan beberapa kendala misalnya yang bersumber pada, sebagai berikut:
3.3.1.2.1 Kurangnya Penguasaan Bahasa Sasaran
Keterbatasan mencari padanan kosa kata dalam bahasa Indonesia terlihat pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 005 dalam menerjemahkan kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu) :
(a). Huruf “ 能 /Neng”, huruf “ 能 /Neng” kurang tepat bila diterjemahkan menjadi ”bisa”, karena menurut Kamus Besar Tionghoa- Indonesia huruf “能/Neng” memiliki arti kesanggupan yang menunjukkan kemampuan. Sedangkan kata ”bisa” penggunaannya akan lebih tepat bila huruf mandarin yang diterjemahkan adalah huruf “会/ Hui”
(b). Selain itu, keterbatasan mencari padanan kosa kata dalam bahasa Indonesia juga terjadi pada penerjemahan kata “付出/ Fu Chu”. Tidak ada salahnya jika kata “付 出/ Fu Chu” diartikan menjadi kata berbagi, namun akan lebih tepat jika menggunakan kata bersumbangsih sesuai dengan konteks kalimat.
Sebagai seorang penerjemah harus memahami latar belakang dari suatu konteks kalimat, artinya bila menerjemahkan bidang hukum, maka kita harus menggunakan istilah atau kata-kata yang berhubungan dengan bidang hukum.
3.3.1.2.2 Kurangnya Pengguasaan Bahasa Sumber
Selain pengguasaan bahasa sasaran yang kurang, kendala dalam pengguasaan bahasa sumber yang terbatas juga terlihat dari hasil terjemahan mahasiswa dengan kategori nilai A. Hal ini dapat terlihat dari analisa hasil terjemahan berikut ini:
(a). Mahasiswa dengan kode 005
Dari hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 005 dalam menerjemahkan kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu) terlihat kurangnya pengguasaan kosa kata bahasa China. Hal ini terlihat dari huruf “Hui/ 慧” yang tidak diterjemahkan oleh responden.
(b). Mahasiswa dengan kode 007
Pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 007 dalam menerjemahkan penggalan dari novel Giok di Tengah Salju (雪珂/ Xue Ke) karya penulis terkenal Qiong Yao (瓊瑤) terlihat bahwa minimnya penguasanaan kosa kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih seperti 2 kalimat berikut yaitu:
(b.1). “對雪珂來說,這八年的日子,是漫長而無止境的煎熬。/ Dui Xue-ke Lai Shuo, Zhe Ba Nian De Rizi, Shi Manchang Er Wuzhijing De Jianao” Kalimat di atas
diterjemahkan oleh responden menjadi ” Menurut Xue He, hari-hari dalam 8 tahun ini, adalah penderitaan yang romantis, tapi tak berujung.”
Huruf “漫/Man”diterjemahkan menjadi ”Romantis” yang berasal dari kata “浪漫/ Lang Man” yang berarti romantis. Akan tetapi, huruf “漫/Man” yang terdapat dalam kalimat tersebut merujuk pada kata “漫長/Man Chang” yang berarti sangat panjang, tak habis-habisnya; tak berkesudahan(Kamus Besar Tionghoa-Indonesia). Jadi, bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang benar, hasilnya adalah sebagai berikut ”Bagi Hsueke, hari-hari selama delapan tahun ini panjang dan penuh penderitaan.”(Novel Giol di Tengah Salju)
(b.2). kalimat “羅大人在滿清改為民國的第二年,抑鬱成疾,一病不起。/Luo Da Ren Zai Man Qing Gai Wei Min Guo De Er Nian, Yi Yu Cheng Bing, Yi Bing Bu Qi.”. Ke-4 huruf “ 抑 鬱 成 疾 / Yi Yu Cheng Bing”diterjemahkan oleh responden menjadi ”sakit”.
Tidak salah bila ke-4 huruf di atas diterjemahkan menjadi kata ”sakit”, namun mahasiswa tidak menerjemahkan kata“鬱/ You” yang berasal dari kata “憂鬱病/ You Yu Bing” yang berarti penyakit depresi, stress atau tertekan secara mental. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka akan menjadi ”Pada tahun kedua Kekaisaran Manchu berubah menjadi republik, Pejabat Luo yang merasa tertekan kemudian jatuh sakit, lalu meninggal.”(novel Giok di Tengah Salju)
3.3.1.2.3 Penggunaan Bahasa Lisan Sehari-hari
Pada hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 010 sering terlihat penggunaan bahasa lisan dalam menerjemahkan penggalan teks Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜 师傅与郭奶奶 (上). Seperti:
(a). Kata “對不起/ Dui Bu Qi” yang diterjemahkan menjadi ”Sorry”. Namun kata ”Sorry” bukanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Seharusnya kata“對不起/ Dui Bu Qi” diterjemahkan menjadim kata ”Minta maaf” atau ”Maaf”.
(b). Contoh lain penggunaan bahasa lisan sehari-hari yang terdapat dalam hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 010, antara lain: kata ”Ngasuh”, ”Ortu”, kalimat ”Saya jujur deh” dan masih banyak lainnya.
3.3.1.2.4 Penggunaan Singkatan
Pada hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 010 juga terlihat penggunaan singkatan dalam menerjemahkan penggalan dari salah satu teks Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上). Seperti:
Penggunaan singkatan seperti ”x” yang sering digunakan sehari-hari untuk menggantikan kata ”kali” dengan alasan keleluasaan dan penghematan waktu saat menulis. Namun hal ini tidak dapat dibenarkan karena singkatan yang lazim digunakan adalah kata ”yang, dan lain-lain, dan sebagainya.”. Lain halnya jika penggunaan ”x” dipakai untuk catatan pribadi.
3.3.1.2.5 Ketidaktelitian Ketika Menerjemahkan
Tidak hanya kendala-kendala di atas, pada hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 010 juga terlihat ketidaktelitian ketika menerjemahkan penggalan teks Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上), antara lain:
(a). Huruf “杜師傅/ Du Shifu” yang diterjemahkan menjadi ”Profesor She”. Sekilas huruf “杜/ Du” mirip dengan huruf “社/ She”, namun jika diperhatikan dengan jelas suku aksara (Zipang/字旁) pada huruf “社/ She”adalah suku aksara “衣/ Yi”, sedangkan suku aksara pada huruf “杜/ Du”ialah suku aksara “木/ Mu”.
(b). Demikian halnya dengan kata “師傅/ Shifu”yang diartikan sebagai Profesor. Kata “Shifu/師傅” merupakan panggilan hormat kepada seseorang yang ahli dalam bidangnya, jadi kata tersebut boleh diterjemahkan boleh juga tidak diterjemahkan. Jika diterjemahkan maka bahasa Indonesia yang cocok sebagai padanan kata ini adalah kata ”guru atau paman”.
3.3.1.2.6 Kesalahan Tata bahasa
Tata bahasa Indonesia dan tata bahasa China yang berbeda sering menjadi kendala di saat menerjemahkan. Mahasiswa sering salah membedakan tata bahasa Indonesia dengan bahasa China yang terletak pada pola DM (Diterangkan Menerangkan) untuk bahasa Indonesia dan pola MD (Menerangkan Diterangkan).
Hal ini terlihat pada hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 010 dalam menerjemahkan penggalan teks Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上), contoh: “孩子他爸的忌日/Ha zi Ta Ba De Jiri”, “他們在哪兒工作?/Tamen Zai Nar Gongzuo?”.
(a). Pada kalimat “孩子他爸的忌日/Ha Zi Ta Ba De Jiri” oleh mahasiswa diterjemahkan menjadi ”hari wafat anak saya punya ayah”. Ketidaktelitian dilakukan saat menerjemahkan “孩子他爸/ Haizi Ta Ba”.
Jika kalimat “孩子他爸/ Haizi Ta Ba” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar, harus mengikuti pola DM (Diterangkan Menerangkan) sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Maka kalimat akan menjadi ”Ayah dari anak-anak”. Dan jika diterjemahkan secara keseluruhan dari kalimat “孩子他爸的忌日/Ha Zi Ta Ba De Jiri” maka akan menjadi ”Hari peringatan kematian ayah dari anak-anak.”
(b). Selain itu, Kalimat tanya “他們在哪兒工作?/Tamen Zai Nar Gongzuo”juga diterjemahkan menjadi kalimat tanya dalam bahasa lisan, yakni ”Mereka kerja dimana?” Kalimat tanya yang benar dalam bahasa Indonesia seharusnya berpola (5W1H+S+kata kerja). Bila mengikuti pola yang benar, maka seharusnya kalimat ini menjadi ”Di manakah mereka bekerja?”
3.3.1.2.7 Kurangnya Penguasaan Latar Belakang Cerita
Selain itu, dari hasil terjemahan teks Giok di Tengah Salju oleh pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 007, juga terlihat kurangnya penguasaan latar belakang sejarah yang menjadi latar belakang dari isi novel tersebut. Seperti kalimat berikut ini:
“滿清改成了民國,一會兒袁世凱,一會兒張勳,一會兒段祺瑞,政局風起雲 湧,瞬息萬變/ Man Qing Gai Wei Le Min Guo, Yi Huir Yuan Shi-gai, Yi Huir Zhang-xun, Yi Huir Duan Qi-rui, Zheng Ju Feng Qi Yun Yong, Shun Xi Wan Bian”
Hasil terjemahan ” Dinasti berubah menjadi negara kedaulatan, sebentar..., sebentar..., sebentar...”
Dari hasil terjemahan yang hanya menuliskan Dinasti tanpa menyebutkan nama dinasti dimaksud, dapat mengasumsikan bahwa mahasiswa tersebut tidak mengetahui bahwa 滿清 adalah istilah/nama dalam bahasa China untuk Dinasti Qing/Manchu.
Beberapa tokoh penting seperti nama 袁世凱/Yuan Shi-gai, 張勳/Zhang-xun dan 祺 瑞/Qi-rui yang berperan penting dalam masa pergolakan dari Kekaisaran Manchu ke republik tidak ditulis oleh responden. Misalkan, Jendral 袁世凱/Yuan Shi-gai merupakan seorang Jendral pada masa Dinasti 清 /Qing yang berperan penting dalam menggulingkan kekaisaran Qing/Manchu.
3.3.2 Analisis Hasil Terjemahan Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai B (75-84) 3.3.2.1 Contoh Sampel yang Diterjemahkan Responden untuk Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai B
Contoh-contoh di bawah ini adalah beberapa hasil terjemahan dari mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 yang mendapatkan nilai B (75-84) yang dipertimbangkan dapat mewakili responden yang lain.
Contoh 1, kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu) hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 019:
Teks:
“「贪」不但带来痛苦, 也使人堕落。” Hasil Terjemahan:
”Kemiskinan” tidak hanya membawa kesedihan, juga membuat orang menjadi tegar.”
Perbandingan dengan hasil terjemahan terjemahan dalam buku Kata Perenungan terbitan Lembaga Penerbitan Kebudayaan Tzu Chi, 2004::
””Keserakahan” tidak saja mendatangkan penderitaan, juga menjerumuskan manusia.”
Contoh 2, penggalan dari salah satu teks Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级汉 语课本: 第三册) yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上)hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 025:
生词:
1. 几乎 :hampir, nyaris
3. 任务 :pekerjaan, tugas
4. 花房 :kamar kaca, rumah kaca 5. 妇女 :wanita
6. 烧 :membakar
7. 纸钱 :uang kertas yang dibakar waktu sembahyang untuk orang meninggal. Teks: 这天早晨,别的老人都来了,只有一个人还没有来。 杜师傅一边干活儿,一边听着老人们的谈话,同时眼睛不断地望着公园的门外, 他在等着一个人。 一会儿,推着儿童车的郭奶奶来了。 您……忙着呢!”她笑着跟杜师傅打招呼。 您也……忙着呢!”他也笑着回答。 他俩说完话,几乎同时轻轻地出了一口气,好像完成了一项重要的任务,好像 他的等和她的到来就是为了说这么一句简单的话。 郭奶奶,她的姓名人们不知道,只知道她已经死了的丈夫姓郭,尽管她丈夫已 经死去了三十多年了,人们仍然用他的姓来叫她。 二 有一年冬天的一个下雪天,来公园的人很少。杜师傅发现花房外边有一个四十 多岁的妇女,在一边哭一边烧纸钱。烧完纸钱,当她隔着玻璃往花房里看花时,杜 师傅走了过去,他说:“大姐喜欢花儿,我开开门,里面看看,暖和一下再走吧。” Hasil terjemahan:
Pagi subuh ini, orang2 tua yg lain sudah dtg semua, hanya satu org yg belum dtg.
Kepala desa sambil...sambil mendengar ocehan org2 tua itu, bersamaan mata memandang ke arah pintu keluar taman, dia sedang menunggu seseorang.
Sebentar2 mendorong kereta...
”Anda...sibuk ya!” dia tertawa sambil menyapa kepala desa. ”Anda juga....sibuk kan!” dia kembali membalas senyum
Mereka berdua selesai berbicara, hampir pd saat yang bersamaan ...Sptnya yg dia tunggu dan kedatangannya hanya demi mengucapkan kata2 sederhana spt itu.
Nenek Deng, namanya tdk ada org lain yg tahu, Cuma tahu suaminya yg sdh meninggal bermarga Deng. Meski suaminya sdh meninggal 30 tahun lebih, org2 tetap menggunakan marga itu u/ memanggilnya.
Di suatu akhir thn yg bersalju, org2 yg dtg ke taman sgt dikit. Kepala desa menemukan di luar ruang bunga ada seorg wanita berumur 40 thn an, sedang sambil menangis sambil membakar uang kertas. Setelah habis membakar uang kertas, pd saat gelas disebelahnya menghadap ruang bunga sebelah dalam...kepala desa masuk, dia bilang: ”kak, suka bunga2, aku buka pintu, liat2 di dlm, setelah hangat baru jln lagi.”
Contoh 3, penggalan dari novel Giok di Tengah Salju (Xue Ke/雪珂) karya penulis terkenal Qiong Yao (瓊瑤) hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 021:
Teks:
第二年,六月初十的深夜,雪珂生了一個嬰兒。
頤親王府中,那夜又是戒備森嚴,雪珂房中,只有產婆、福晉和蘭姑。連雪珂 的心腹翡翠,都被遣離。
歡悅來自如此深刻的痛苦!她以為這痛苦將會漫無止境了,她以為她會在這種痛苦 中死去。但是,她沒有死,就在一陳驚天動地的大痛以後,她聽到的是嘹喨的兒啼 聲。 『咕呱!咕呱!咕呱……』孩子哭著。世界上怎有如此美妙的聲音呢?雪珂滿 頭滿臉的汗,滿眼眶裡綻著淚,對福晉哀求的伸出手去。 Hasil terjemahan:
Tahun kedua awal bulan Juni tanggal 10 larut malam, Xueke melahirkan seorang bayi. Pada pemerintahan raja Xi..., malam itu adalah mengadakan penjagaan ketat, dikamar Xueke,hanya ada...,...dan...Bahkan kaki tangan Xueke ”Feicui” semuanya ditinggalkan.
Lewat 12 sehari Xueke meronta-ronta. Derita Xueke membawa seluruh orang semuanya menjadi hancur. Ternyata, hidup senang datang begitu dalam penderitaan! Dia menganggap penderitaan ini tidak akan ada batasnya, dia menganggap dia dalam beratnya penderitaan akan mati. Tetapi, dia tidak mati,..., dia mendengar ada suara...(huhu!huhu!huhu...)suara anak menangis. Di dunia kenapa begitu ada suara yang indah? Muka Xueke penuh dengan keringat, dilekukan mata penuh dengan air mata.
3.3.2.2 Analisa Hasil Terjemahan Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai B Setelah menelaah hasil terjemahan dari mahasiswa yang mendapatkan nilai B, penulis menemukan beberapa kendala seperti berikut ini:
3.3.2.2.1 Ketidaktelitian Ketika Menerjemahkan
Ketidaktelitian ketika menerjemahkan juga terdapat pada contoh hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 019
Mahasiswa dengan kode 019 menerjamhkan huruf “贪/Tan” menjadi kata “贫 /Pin” yang berarti miskin. Jika diperhatikan, kedua huruf ini sama-sama memiliki suku aksara “贝/Bei”, hanya saja di atas suku aksara “贝/Bei” pada huruf “贪/Tan” adalah huruf “今/ Jin”, sedangkan bagian atas huruf “贫/Pin” adalah huruf “分/Fen”. 3.3.2.2.2 Penggunaan Singkatan
Selain kendala-kendala di atas, penulis juga menemukan kendala lain yaitu penggunaan singkatan. Contohnya terlihat pada hasil terjemahan dari mahasiswa dengan kode 025 yang menerjemahkan penggalan dari salah satu teks Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级汉语课本: 第三册) yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜 师傅与郭奶奶 (上), sering terlihat menyingkat kata-kata, contohnya ”Orang2 atau org2, bunga2, liat2, sptnya, sebentar2, dtg, tdk, jln, thn, dan lain sebagainya”.
Penggunaan singkatan umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyingkat waktu maupun ruang tulis, seperti yang menjadi yg, dan lain-lain menjadi dll, dan lain sebagainya menjadi dsb. Selain itu, tidak dibenarkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menyingkat kata-kata yang sudah baku seperti kata ”tidak”, dan juga menyingkat penggulangan kata seperti kata ”Bunga2”.
Jika pada penulisan buku, sang pengarang memakai singkatan-singkatan seperti di atas, hal tersebut akan mengakibatkan para pembaca pusing. Singkatan-singkatan seperti di atas dapat digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya mencatat buku harian, catatan, dan lainnya.
3.3.2.2.3 Kurangnya Pengguasaan Bahasa Sumber
Keterbatasan penguasaan bahasa China juga terlihat dari hasil terjemahan mahasiswa yang mendapatkan nilai B, seperti:
(a). mahasiswa dengan kode 019 dalam menerjemahkan kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu). Seperti pada kata “堕落/ Duoluo”menjadi kata ”Tegar”.
(b). Selain itu, dari hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 025 yang menerjemahkan penggalan teks Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上)juga ditemukan banyak sekali kata-kata yang tidak diterjemahkan.
Seperti kata “干活儿/ Gan Huor” yang tidak diterjemahkan, kata “郭奶奶/ Guo Nainai” yang diterjemahkan menjadi ”Nenek Deng”, kata “儿童/ Ertong”yang tidak diterjemahkan, “杜师傅/ Du Shifu” yang diterjemahkan menjadi kepala desa dan lainnya.
(c). Kurangnya penguasaan bahasa sumber juga terlihat pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 021 di saat menerjemahkan penggalan dari novel Giok di Tengah Salju (Xue Ke/雪珂) karya penulis terkenal Qiong Yao (瓊瑤) dimana banyak kata-kata dalam bahasa sumber atau bahasa China yang salah diterjemahkan atau tidak diterjemahkan.
Seperti kalimat berikut: “頤親王府中,那夜又是戒備森嚴,雪珂房中,只有產婆、 福晉和蘭姑。連雪珂的心腹翡翠,都被遣離。/Yi Qin Wang Fu Zhong, Na Ye You Shi Jie Bei Sen Yan, Xue Ke Fang Zhong, Zhi You Chan Po, Fu Jin He Lan Gu. Lian Xue Ke De Xin Fu Fei Cui, Dou Bei Zhui Li.”
Yang diterjemahkan menjadi: ” Pada pemerintahan raja Xi..., malam itu adalah mengadakan penjagaan ketat, dikamar Xueke,hanya ada...,...dan...Bahkan kaki tangan Xueke ”Feicui” semuanya ditinggalkan.”
3.3.2.2.4 Kurangnya Penguasaan Bahasa Sasaran
Kurangnya penguasaan bahasa sasaran atau bahasa Indonesia dapat terlihat pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 025 dalam menerjemahkan penggalan dari salah satu teks Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级汉语课本: 第三册) yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上). Salah satu contohnya adalah hasil terjemahan dari kata “Boli/玻璃” menjadi gelas.
3.3.3 Analisis Hasil Terjemahan Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai C (65-74) 3.3.3.1 Contoh Sampel yang Diterjemahkan Responden untuk Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai C
Contoh-contoh di bawah ini adalah beberapa hasil terjemahan dari mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 yang mendapatkan nilai C (65-74) yang dipertimbangkan dapat mewakili responden yang lain.
Contoh 1, Hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 040 dalam menerjemahkan penggalan lagu soundtrack Meteor Garden “情非得已/Qing Fei De Yi”:
Teks: 只怕我自己会爱上你 不敢让自己靠的太近 怕我没什么能够给你 爱你也需要很大的勇气 只怕我自己会爱上你 也许有天会情不自禁 想念只让自己苦了自己 爱上你是我情非得已 爱上你是我情非得已 Hasil terjemahan:
Takut tidak ada yang dpt kuberikan kpdmu, butuh keberanian yg besar u/ mencintaimu.
Hanya takut jatuh cinta padamu,
Kerinduan hny menambah kepedihan, sgt tidak mungkin mencintaimu. Sgt tdk mungkin mencintaimu
Contoh 2 dan 3, hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 041 dan 043 dalam menerjemahkan penggalan dari salah satu teks Chu Ji Han Yu Ke Ben:Di San Ce(初级 汉语课本: 第三册) yang berjudul Du Shifu Yu Guo Nainai (Shang) [杜师傅与郭奶奶 (上):
生词:
1. 大娘 :nyonya besar, panggilan hormat kepada wanita 2. 出生 :lahir
3. 笑话 :lelucon
4. 配 :cocok, sesuai, sepadan 5. 媒人 :telangkai, mak comblang 6. 主意 :ide, rencana, keputusan 7. 说亲 :berlaku sebagai telangkai 8. 儿媳妇 :menantu perempuan
9. 冲 :dengan penuh semangat dan tenaga, menghadap, mengarah 10. 寂寞 :kesepian
11. 铁锁 :gembok 12. 生锈 :berkarat
13. 砸 :menumbuk, memukul, pecah, gagal 14. 无情 :tidak berperasaan
15. 棉衣 :baju katun
16. 褥子 :kasur kapas/kapuk
17. 叹 :keluh, berseru kagum, memuji
18. 死心 :tidak menaruh harapan lagi, membataalkan niat Teks: 他们谈得那样地投机,他多么希望多谈一会儿啊! 他送她到花房外,这才想起来问:“您贵姓?” “孩子他爸姓郭,年轻时人家都叫我郭大娘,现在叫我郭大娘。” “那您自己的姓名呢?” “姓名?连我儿女都不知道呢。我娘家姓贺,我出生时父亲正好养着一盆鹤望 兰。一看个女孩子,就叫我鹤望兰。您别说出去,叫人笑话,我哪儿配?” 两年过去了,公园领导知道他俩的事以后,就去找方奶奶,请她当媒人。郭奶奶回 答方奶奶的是:“年轻时没打这个主意,现在岁数大了,又有孙子了,叫人笑话。” 老人们几次要给杜师傅介绍别的人,他都不同意。他仍然想着她。于是方奶奶 又去找郭奶奶。这次她说:“二儿媳妇刚生了孩子,要人照顾……等孙子大些,能 离开人了再说吧。” 杜师傅听了这句话,高兴得什么似的,他不怕等。但是,多少个春天过去了。 郭奶奶有多少次想冲出她那热闹而又寂寞的家来到小香山和杜师傅作伴。可是她感 情冲不开心上的铁锁,那把铁锁了几千年了,已经生锈了,砸都砸不开了。
她并不是无情的。每年春夏之间,她都要来帮他洗洗棉衣、被子、褥子。有几次谈 话,她总是劝他另找一个合适的。但他总是摇摇头。
她叹口气说:“老了,这一辈子就这么着了,死了心吧!” 但他没有死心。
Hasil terjemahan mahasiswa kode 041:
Mereka berbicara dengan begitu serasi, dia begitu berharap dapat berbicara lebih lama lagi!
Dia (lk) mengantar perempuan itu keluar dari ruang bunga, pada saat itu baru terpikirkan untuk bertanya: ”Siapa nama Anda?”
”Ayah anak itu bernama Guo, sewaktu masih muda orang-orang memanggil saya dengan sebutan kakak ipar Guo,sekarang dengan sebutan bibi Guo.”
”Nah, marga Anda sendiri?”
”Marga? anak laki-laki dan perempuan saya saja tidak tahu. Keluarga ibu saya bermarga He, pada saat saya dilahirkan, ayah kebetulan memelihara sebaskom bangau. Sekali lihat seperti seorang anak perempuan, kemudian memberi saya nama He Wang Lan. Anda jangan membicarakan di luar, membuat orang tertawa, saya mana pantas?”
2 tahun telah berlalu. Setelah pimpinan taman mengetahui masalah mereka berdua, kemudian pergi mencari nenek Fang, mempersilakan dia menjadi mak comblang. Jawaban nenek Guo kepada nenek Fang: ”Sewaktu muda tidak mengambil keputusan ini, sekarang sudah berumur, dan lagi sudah beranak, membuat orang tertawa.”
Sudah beberapa kali oarng-orang tua memperkenalkan orang lain kepada paman Du, dia tidak setuju. Dia tetap memikirkan perempuan itu. Oleh karena itu nenek Fang pergi lagi mencari nenek Guo. Kali ini nenek Guo berkata: ”menantu perempuan kedua telah
melahirkan anak, butuh orang untuk menjaga cucu sampai usianya cukup besar. Setelah dapat meninggalkan orang, baru kita bicarakan lagi.”
Setelah paman Du mendengar pembicaraan tersebut, sepertinya sangat senang, dia tidak takut, dll.
Tetapi, beberapa musim semi telah berlalu. Nenek Guo beberapa kali berpikir menyerbu keluar dari keramaian itu dan datang dari rumah yang besar ke kampung kecil dan menemani paman Du. Tetapi perasaannya tidak senangm dan telah mengunci pintu hatinya beberapa ribuan tahun, sudah tidak ada perasaaan lagi, sudah tidak bisa dibuka lagi.
Dia bukan tidak punya perasa, tiap tahun diantara musim semi dan panas, perempuan itu datang membantu dia mencuci baju, selimut, celana. Pada beberapa kali percakapan, dia selalu menasehatinya untuk mencarikan yang cocok. Tapi dia selalu geleng-geleng kepala.
Perempuan itu menahan emosi berkata: ”sudah tua, seumur hidup ini ya seperti ini. sudah mati rasa!”
Tetapi hatinya tidak mati.
Hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 043:
Mereka berbincang dengan begitu seru, ia sangat berbincang lebih lama.
Dia mengantar dia sampai ke luar rumah, saat ini baru teringat untuk bertanya: ”Nama Anda?”
Nama suaminya Guo, pada saat muda orang-orang memanggil saya kakak ipar ”Guo”, sekarang
”Nama anda sendiri?”
lahir ayahku sedang memelihara ???. Begitu lihat aku adalah anak perempuan, langsung memanggilku He Wang-lan. Anda jangan dikatakan keluar, nanti ditertawakan orang saya tidak sepadan?”
Dua tahun telah berlalu. Pimpinan taman setelah mengetahui masalah mereka berdua, langsung pergi mencari nenek Fang, untuk menjadi mak comblang. Nenek Guo menjawab nenek Fang: ”pada saat muda tidak terpikir ide ini, sekarang umur sudah tua, lagipula sudah punya cucu, bisa ditertawakan orang.”
Pada orang tua beberapa kali mau memperkenalkan guru Du kepada orang lain, dia tidak pernah setuju. Dia tetap memikirkan dia. Demikian nenek Fang pergi mencari nenek Guo lagi. Kali ini ia berkata: ”menantu kedua baru melahirkan anak, mau menjaga orang...tunggu cucu sudah besar sedikit, dapat ditinggal baru dibicarakan lagi.
Guru Du mendengar beberapa kata ini, senangnya seperti apa saja. Dia tidak takut menunggu. Tetapi, sudah berapa musim semi telah lewat. Nenek Guo sudah beberapa kali berpikir menghadapi rumah dia yg ramai serta sepi ke Gunung Xiang dan menjadi pasangan Guru Du. Tetapi perasaan dia selalu terkunci tidak dapat dibuka. Gembok yg sudah dikunci ribuan tahun, sudah berkarat, ditumbuk juga tidak akan terbuka.
Dia bukannya tidak berperasaan, tiap tahun di antara musim semi dan panas, dia selalu mau dtg membantu dia cuci mantel, selimut, kasur. Ada beberapa kali percakapan, dia selalu menasehati dia untuk mencari lainnya yg cocok. Tetapi dia menggeleng-gelengkan kepalanya.
Dia menghela nafas berkata: ”sudah tua, seumur hidup ini tetaplah begini, kamu menyerah saja!”
3.3.3.2 Analisa Hasil Terjemahan Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai C Setelah menelaah hasil terjemahan sampel terjemahan yang diberikan kepada mahasiswa yang mendapatkan nilai C, adapun kendala yang terlihat antara lain:
3.3.3.2.1 Penggunaan Singkatan
Pada hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China yang mendapatkan nilai C juga terdapat penggunaan singkatan yang tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar, seperti:
Dari hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 040 yang menerjemahkan penggalan lagu 情非得已/ Qing Fei De Yi terdapat beberapa kata yang disingkat, contohnya ”dpt, kpdmu, u/, hny, sgt, tdk.”
Seperti yang telah penulis jelaskan pada analisis hasil terjemahan mahasiswa kategori nilai B, penulis menuliskan penggunaan singkatan umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyingkat waktu maupun ruang tulis, seperti yang menjadi yg, dan lain-lain menjadi dll, dan lain sebagainya menjadi dsb. Selain itu, tidak dibenarkan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menyingkat kata-kata yang sudah baku seperti kata ”tidak” menjadi ”tdk”. Jika pada penulisan buku, sang pengarang memakai singkatan-singkatan seperti di atas, hal tersebut akan mengakibatkan para pembaca pusing. Singkatan-singkatan seperti di atas dapat digunakan untuk keperluan pribadi, misalnya mencatat buku harian, catatan, dan lainnya.
3.3.3.2.2 Kurangnya Penguasaan Bahasa Sumber
Setelah menelaah hasil terjemahan mahasiswa yang mendapatkan nilai C, terlihat masih kurangnya pengguasaan mahasiswa terhadap bahasa sumber, khususnya penguasaan kosa kata dalam bahasa sumber atau bahasa China. Kurangnya penguasaan
bahasa sumber dapat terlihat dari uraian di bawah ini. (a). Mahasiswa dengan kode 041
Mahasiswa dengan kode 041 menerjemahkan kata“ 鹤 望 兰 /He Wanglan” menjadi ”Bangau”. Sedangkan pada kenyataannya “鹤望兰/He Wanglan” adalah bunga dengan nama latin Strelitzia reginage.
(b). Mahasiswa dengan kode 043
Jika mahasiswa dengan kode 041 yang salah menerjemahkan kata “鹤望兰/He Wanglan”, maka mahasiswa dengan kode 043 sama sekali tidak menerjemahkan kata “鹤望兰/He Wanglan”.
3.3.3.2.3 Kurangnya Penguasaan Bahasa Sasaran
Tidak hanya kurangnya penguasaan bahasa sumber atau bahasa China, mahasiswa yang mendapatkan nilai C juga mengalami kendala dalam penguasaan bahasa sasaran atau bahasa Indonesia. Hal ini terlihat dari uraian di bawah ini:
(a). Mahasiswa dengan kode 041
kalimat “ 他 们 谈 得 那 样 地 投 机 /Ta Men Tan De Na Yang De Tou Ji 。 ” diterjemahkan mahasiswa dengan kode 041 menjadi ” Mereka berbicara dengan begitu serasi.”
(b). Mahasiswa dengan kode 043
Mahasiswa dengan kode 043 menerjemahkan kalimat yang sama menjadi ” Mereka berbincang dengan begitu seru.” Jika ke dua hasil terjemahan ini dibandingkan, maka dapat dilihat ke dua mahasiswa tersebut menghadapi kendala dalam mencari padanan kata yang cocok dalam bahasa sumber atau bahasa Indonesia.
oleh para pembaca. Karena pembicaraan dilakukan dua arah dan sangat serasi, maka kata serasi dapat diganti dengan kata ”Komunikatif” yang artinya pembicaraan yang dilakukan dua arah. Sehingga kalimat di atas bisa diterjemahkan menjadi ”Mereka berbincang dengan sangat komunikatif.”
(c). Mahasiswa dengan kode 040
Dari hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 040 yang menerjemahkan penggalan lagu 情非得已/ Qing Fei De Yi dapat dilihat kurangnya pemahaman terhadap teks bahasa sumber.
Jika kedua hasil terjemahan dibandingkan, maka dapat dilihat kurangnya penguasaan bahasa sumber yang berakibat pada kurangnya pemahaman makna kalimat dalam bahasa sumber, contohnya pada kalimat “爱上你是我情非得已/Ai Shang Ni Shi Wo Qing Fei De Yi.” yang diterjemahkan oleh mahasiswa dengan kode 040 menjadi: ” sgt tidak mungkin mencintaimu.” Kata “非得已/Fei De Yi” sama dengan kata “不得已 /Bu De Yi” yang berarti tak ada pilihan lain atau terpaksa (Kamus Besar Tionghoa-Indonesia)
3.3.3.2.5 Ketidaktelitian Ketika Menerjemahkan (a). Mahasiswa dengan kode 041
(a.1). Kalimat “杜师傅听了这句话,高兴得什么似的,他不怕等。/Du Shi Fu Ting Le Zhe Ju Hua, Gao Xing De Shen Me Si De, Ta Bu Pa Deng.”Hasil terjemahan: ” Setelah paman Du mendengar pembicaraan tersebut, sepertinya sangat senang, dia tidak takut, dll.”
Kata “等/Deng” diterjemahkan menjadi ”dan lain-lain” oleh mahasiswa dengan kode 041. Kata “等/Deng” dalam Kamus Besar Tionghua-Indonesia selain berarti dan
lain-lain juga berarti menunggu, menanti. Sedangkan pada konteks kalimat makna kata “等/Deng”yang dimaksud merujuk pada arti ”menunggu”.
Bandingkan dengan hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 043 yang menerjemahkan teks kalimat yang sama. Mahasiswa dengan kode 043 menerjemahkannya menjadi ” Dia tidak takut menunggu”.
(a.2). Ketidaktelitian lain yang terlihat dari hasil penerjemahan mahasiswa dengan kode 041 adalah pada kalimat “他送她到花房外,这才想起来问:您贵姓? /Ta Song Ta Dao Hua Fang Wai, Zhe Cai Xiang Qi Lai Wen: ”Nin Gui Xing?.” Hasil terjemahan: ” Dia (lk) mengantar perempuan itu keluar dari ruang bunga, pada saat itu baru terpikirkan untuk bertanya: ”Siapa nama Anda?””
Dari hasil terjemahan di atas, mahasiswa dengan kode 041 menerjemahkan kata “他/Ta”yang dalam bahasa China menunjukkan Dia (laki-laki).
Perlu diketahui dalam bahasa China ada perbedaaan dalam menuliskan “他/Ta” Dia (laki-laki) dan “她/Ta”yang merujuk pada Dia (perempuan), namun dalam bahasa Indonesia tidak ada perbedaan dalam menuliskan Dia (laki-laki) dan (Dia perempuan). Pada umumnya bila kata ”Dia” terletak di awal kalimat maka akan ditulis nama orang tersebut untuk menunjuk orang yang dimaksud.
3.3.4 Analisis Hasil Terjemahan Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai D (55-64) 3.3.4.1 Contoh Sampel yang Diterjemahkan Responden untuk Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai D
Berhubung mahasiswa yang mengisi nilai D pada kuesioner hanya 2 orang dan dari 30 sampel tejemahan yang dibagikan hanya 1 orang mahasiswa dengan nilai D yang mendapatkan sampel untuk diterjemahkan. Contoh di bawah ini adalah beberapa hasil
terjemahan dari mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 yang mendapatkan nilai D(55-64) yang dipertimbangkan dapat mewakili responden yang lain.
Contoh 1, kata perenungan Master Cheng Yen (釋證嚴法師靜思語/ Shi Zheng Yan Fa Shi Jing Si Yu) hasil terjemahan Mahasiswa dengan kode 049:
Teks:
(a). 不要小看自己,因为人有无限的可能。 (b). 有多少能力就做多少事。
Hasil terjemahan:
(a). Jangan memandang rendah diri sendiri, karna orang tu punya kemungkinan yg tdk terbatas.
(b). Seberapa besar kemampuan byk jg masalah yg dihadapi.
Perbandingan dengan hasil terjemahan terjemahan dalam buku Kata Perenungan terbitan Lembaga Penerbitan Kebudayaan Tzu Chi, 2004:
(a). Jangan menganggap remeh diri sendiri, karena setiap orang memiliki potensi yang tidak terhingga.
(b). Kerjakanlah sesuatu menurut kemampuan yang dimiliki
3.3.4.2 Analisa Hasil Terjemahan Kategori Mahasiswa yang Mendapatkan Nilai D Setelah menelaah hasil terjemahan sampel terjemahan yang diberikan kepada mahasiswa yang mendapatkan nilai D, adapun kendala yang dilihat antara lain:
3.3.4.2.1 Penggunaan Bahasa Lisan
Sekali lagi dari hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China yang mendapatkan nilai D terlihat kendala yang sama dihadapi dengan mahasiswa yang mendapatkan nilai A, B, maupun C. Adapun kendala yang dihadapi adalah penggunaan
bahasa lisan pada hasil terjemahan.
Pada kalimat“不要小看自己,因为人有无限的可能。/Bu Yao Xiao Kan Zi Ji, Yin Wei Ren You Wu Xian De Ke Neng.” Yang diterjemahkan oleh mahasiswa dengan kode 049 menjadi ”Jangan memandang rendah diri sendiri, karna orang tu punya kemungkinan yg tdk terbatas.” Penggunaan bahasa lisan oleh mahasiswa dengan kode 049 terlihat pada kata ”karna orang tu” sebagai pengganti kata ”karena setiap orang”. 3.3.4.2.2 Kurang Memahami Makna yang Terdapat dalam Bahasa Sumber
Tidak hanya penggunaan bahasa lisan, terdapat kendala lain pada hasil terjemahan mahasiswa dengan kode 049, yakni: kesalahan memahami makna yang terdapat dalam bahasa sumber.
Kendala ini dapat dilihat pada saat menerjemahkan kalimat “有多少能力就做多少 事。/ You Duo Shao Neng Li Jiu Zuo Duo Shao Shi.” Menjadi kalimat ” Seberapa besar kemampuan byk jg masalah yg dihadapi.”
Jika dibandingkan dengan hasil terjemahan dalam buku Kata Perenungan terbitan Lembaga Penerbitan Kebudayaan Tzu Chi, 2004, ” Kerjakanlah sesuatu menurut kemampuan yang dimiliki.”. Maka jelas makna yang terkandung dalam teks, telah disalah artikan oleh mahasiswa.
3.4 Analisis Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Jurusan Sastra China Angkatan 2003 Universitas Bina Nusantara dan Penerjemah di Da Ai TV dan Yayasan Buddha Tzu Chi
Setelah menelaah hasil terjemahan para mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003, dapat diketahui bahwa terdapat banyak kendala yang ditemui oleh para mahasiswa di saat menerjemahkan. Untuk menilai keabsahan dari hasil analisis terjemahan para
mahasiswa di atas, maka penulis mengadakan wawancara dengan mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003.
Kemudian untuk membandingkan antara proses pembelajaran terjemahan sebagai mata kuliah di kampus dengan realitas dunia penerjemahan, maka penulis akan membandingkan wawancara dengan mahasiswa dengan orang yang berprofesi sebagai penerjemah.
3.4.1 Wawancara dengan Mahasiswa Jurusan Sastra China Angkatan 2003 Universitas Bina Nusantara
Dalam melakukan wawancara, penulis hanya mewawancarai lima orang mahasiswa yang dianggap dapat mewakili seluruh mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wiseman dan Aron;1970 yang menyatakan: ”Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei yaitu metode penyediaan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dipandang representatif mewakili populasi penelitian.”
Adapun ke lima mahasiswa yang diwawancarai oleh penulis, yaitu: 1. Nama : Ekatia Kelas : 05/06 PCL NIM : 0700700484 2. Nama : Diana Kelas : 05/06 PAL NIM : 0700727365 3. Nama : Luchia Angelina
NIM : 0700702792 4. Nama : Wina Agustina
Kelas : 05/06 PCL NIM : 0700707231 5. Nama : Yusna Sutana
Kelas : 05/06 PCL NIM : 0700704072
Penulis mewawancarai ke lima mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003 ini melalui via telepon pada tanggal 19 Juni 2007 sekitar jam 20.00 WIB sampai jam 22.00 WIB. Pada wawancara yang dilakukan melalui via telepon ini, penulis menanyakan tujuh pertanyaan kepada mahasiswa. Dari hasil wawancara dengan ke lima mahasiswa ini, penulis mendapatkan berbagai macam informasi. Adapun hasil terjemahannya adalah sebagai berikut:
1. T: Apakah Anda menyukai mata kuliah Terjemahan Umum 1 dan 2 yang diajarkan pada semester 5 dan 6? Berikan alasan?
J: Ekatia : Suka, karena melalui mata kuliah ini saya dapat mengetahui cara penerjemahan yang baik dan benar. Selain itu, saya juga menjadi lebih tahu dalam memilih kata-kata yang tepat, karena saya sering menggunakan bahasa lisan di saat menerjemahkan.
Diana : Suka. Karena dosen pengajar sering memberikan latihan dari pada teori, sehingga kita bisa mempraktekkan apa yang sudah kita pelajari.
Luchia : Suka, karena dapat memperbanyak perbendaharaan kata kita.
Wina : Suka, karena menarik. Selain saya dapat mengerti makna yang terkandung dalam bahasa sumber, orang lain pun dapat mengerti makna yang
terkandung dari hasil terjemahan saya.
Yusna : Suka. Saya bisa meningkatkan kemampuan dalam penerjemahan. 2. T: Apakah Anda merasa puas dengan materi yang diajarkan dalam mata kuliah
Terjemahan Umum 1 dan 2 pada semester 5 dan 6? Berikan alasan?
J: Ekatia : Saya kurang puas dengan materi yang diberikan. Sebisa mungkin perbanyak latihan yang diberikan agar pengalaman mahasiswa menjadi bertambah banyak. Dengan memperbanyak latihan yang diberikan maka mahasiswa akan lebih sering membaca sehingga pembendaharaan kosa kata mahasiswa semakin bertambah banyak.
Diana : Kurang. Sebaiknya mata kuliah ini tidak hanya diajarkan pada 2 semester saja, jika bisa sudah diajarkan pada semester ke-3
Luchia : Puas, karena banyak mendapat latihan.
Wina : Tergantung dosen pengajarnya. Saya lebih mengharapkan jika dosen yang mengajarkan mata kuliah ini lebih banyak memberikan latihan kepada kita, agar kita dapat meningkatkan kemampuan penerjemahan kita. Yusna : Menurut saya masih kurang, karena materi yang diajarkan masih kulit luarnya saja.
3. T: Apakah Anda mendapatkan kesulitan ketika menerjemahkan materi yang diberikan oleh pengajar? Berikan alasan?
J: Ekatia : Ya, terutama saat mencari padanan kata yang tepat. Sering kali saya merasa hasil terjemahan saya tidak sesuai dengan makna yang terkandung dalam bahasa sumber. Hal ini karena saya kurang banyak membaca.
Contoh kendala yang lain adalah tata bahasa. Saya sering dibinggungkan oleh ke dua macam tata bahasa yang berbeda ini.
Diana : Ya. Berhubung kamus yang saya miliki hanya ada satu, maka saya susah mencari padanan kata yang tepat. Selain itu, penguasaan tata bahasa yang masih kurang.
Luchia : Saya sering kesulitan dalam menerjemahkan nama orang.
Wina : Ya, seperti penguasaan kosa kata yang terbatas baik itu dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran. Kesulitan lain saat menerjemahkan adalah saat menerjemahkan bahasa gaul yang tidak ada di kamus, begitu pula dengan tata bahasa. Contohnya saat menerjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa China. Selain kemampuan yang masih kurang, ditambah lagi kurangnya penguasaan kosa kata bahasa China.
Yusna : Saat menerjemahkan dari bahasa China ke bahasa Indonesia, saya menyadari bahasa yang saya gunakan masih kaku dan masih suka menerjemahkan per huruf. Sedangkan dari bahasa Indonesia ke bahasa China, saya kesulitan dengan tata bahasa China yang rumit dan penguasaan kosa kata yang masih kurang.
4. T: Apakah Anda berminat menjadi penerjemah? Berikan alasan?
J: Ekatia : Berminat. Namun tergantung dari topik yang diterjemahkan. Jika menerjemahkan artikel-artikel biasa, saya masih berminat. Namun saya kurang berminat jika menerjemahkan istilah dunia hukum, karena kita tidak boleh sembarangan menerjemahkan, selain itu harus terlebih dahulu mengetahui istilah-istilah hukum, contohnya DPR(Dewan Perwakilan Rakyat).
Diana : Saya berminat menjadi penerjemah. Saya suka menonton serial drama Taiwan maupun China, dan saya sering merasa hasil terjemahan mereka tidak sesuai dengan makna yang terkandung di dalam bahasa sumbernya.
Luchia : Tidak terlalu berminat. Saya lebih suka menerjemahkan lirik lagu dan puisi daripada artikel ilmiah.
Wina : Berminat. Di saat saya membaca atau menonton hasil terjemahan orang lain, saya merasa makna yang terdapat dalam bahasa sumber tidak sesuai dengan hasil terjemahan mereka. Oleh karena itu, jika saya menjadi seorang penerjemah, saya dapat berbagi dengan orang lain isi dari cerita atau fim.
Yusna : Berminat. Alasan saya belajar bahasa China karena saya ingin menjadi seorang penerjemah.
5. T: Menurut Anda apakah faktor penunjang yang wajib dimiliki sebagai penerjemah?
J: Ekatia : Menurut saya faktor penunjang yang wajib dimiliki seorang penerjemah adalah kamus dan buku yang memuat istilah-istilah penting tergantung dari topik yang diterjemahkan.
Diana : Menurut saya seorang penerjemah wajib menguasai bahasa sumber maupun bahasa sasaran dan bila dia bekerja sebagai seorang interpreter maka daya tangkapnya harus cepat. Selain itu, harus banyak membaca dan mendengar.
Luchia : Seorang penerjemah wajib mengerti tata bahasa dalam bahasa sumber maupun bahasa sasaran dan harus teliti saat menerjemahkan.
Wina : Menurut saya, seorang penerjemah wajib memiliki penguasaan bahasa sumber dan sasaran yang baik, selain itu ditambah dengan perbanyak pengalaman menerjemahkan.
Yusna : Menjadi seorang penerjemah wajib banyak baca dan menonton. 6. T: Bagaimana pendapat Anda mengenai dunia penerjemahan?
J: Ekatia : Menurut saya dunia penerjemahan itu susah-susah gampang. Jika kita tahu istilah-istilah yang sedang kita terjemahkan, maka kita akan gampang menerjemahkannya.
Diana : Susah. Saat ini bahasa China berkembang dengan sangat pesat di Indonesia terutama di bidang pendidikan, namun sangat disayangkan masih belum ada badan yang bergerak di bidang lain, oleh karena itu sangat sulit untuk menjadi seorang spesialis penerjemah.
Luchia : Menurut saya dunia penerjemahan itu sangat mengasyikkan, karena kita bisa banyak belajar.
Wina : Susah. Karena dunia penerjemahan tidak terbatas pada satu ruang lingkup, kita juga harus menguasai bidang yang diterjemahkan. Misalkan saat menerjemahkan komik yang berhubungan dengan dunia kasti, di saat yang bersamaan kita juga harus menguasai istilah dalam dunia kasti.
Yusna : Menurut saya dunia penerjemahan sangat sulit, karena kita harus pengetahuan kita harus luas.
7. T: Menurut Anda pada semester berapa seharusnya mata kuliah Terjemahan diterapkan?
J: Ekatia : Menurut saya mata kuliah ini sudah pas diajarkan pada semester 5 dan 6. Jika diajarkan pada semester bawah maka kemampuan kita masih belum mencukupi. Bila diajarkan pada semester atas, kita sudah disibukkan dengan penulisan tugas akhir kita.
Diana : Menurut saya seharusnya diajarkan pada semester 3.
Luchia : Semester 2 atau 3, karena jika diterapkan pada semester atas, kita sudah disibukkan dengan berbagai macam tugas.
Wina : Sudah pas jika diterapkan pada semester 5 dan 6. Jika diajarkan pada semester bawah, penguasaan bahasa China kita masih belum cukup memadai.
Yusna : Menurut saya sudah pas diajarkan pada semester 5 dan 6. Namun, akan lebih baik jika sudah mulai diterapkan pada semester 3 dan 4.
3.4.2 Wawancara dengan Penerjemah di Da Ai TV(大爱电视台) dan Yayasan Buddha Tzu Chi (台灣佛教慈濟基金會-印尼分會)
Setelah mewawancarai lima orang mahasiswa jurusan Sastra China angkatan 2003, penulis juga mewawancarai empat orang yang berprofesi sebagai penerjemah di Da Ai TV(大爱电视台) dan Yayasan Buddha Tzu Chi (台灣佛教慈濟基金會-印尼分會) sebagai bahan perbandingan bagi para mahasiswa untuk menambah wawasan mengenai dunia penerjemahan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Wiseman dan Aron;1970 yang menyatakan: ”Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei yaitu metode penyediaan data yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner atau daftar pertanyaan yang terstruktur dan rinci untuk memperoleh informasi dari sejumlah informan yang dipandang representatif mewakili populasi penelitian.”
Empat orang penerjemah yang penulis wawancara antara lain sebagai berikut: 1. Nama lengkap: Djohan Prabawa (林九川)
Asal: Cirebon
Jabatan: Penerjemah di Yayasan Buddha Tzu Chi Pengalaman kerja: