• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN INTENSITAS NYERI HAID ANTARA KONSUMSI KUNYIT ASAM DAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERBEDAAN INTENSITAS NYERI HAID ANTARA KONSUMSI KUNYIT ASAM DAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

1\HULKDLGPHUXSDNDQVXDWXJHMDODGDQEXNDQVXDWXSHQ\DNLWKDOLQLWLPEXONDUHQDNRQWUDNVLGLVULWPLN miometrium yangPHQ\HEDENDQRWRWPHQHJDQJWLGDNKDQ\DWHUMDGLSDGDRWRWSHUXWWHWDSLMXJDSDGD RWRWSHQXQMDQJODLQ\DQJWHUGDSDWGLEDJLDQSXQJJXQJEDZDKSLQJJDQJSDQJJXOGDQSDKDKLQJJD betis.'LVPHQRUHPHQ\HEDENDQEDQ\DNVLVZD\DQJDEVHQGDULVHNRODKNHKLODQJDQNRQVHQWUDVLEHODMDU GDQDNWLYLWDVVRVLDOQ\DWHUJDQJJX%HEHUDSDZDQLWDVDPSDLSLQJVDQNDUHQDWLGDNELVDPHQDKDQUDVD Q\HULDNLEDWGLVPHQRUHDGD\DQJPHUDVDVDQJDWPXDOEDKNDQVDPSDLPXQWDK3HQHOLWLDQEHUWXMXDQ XQWXNPHQJHWDKXLSHUEHGDDQLQWHQVLWDVQ\HULKDLGDQWDUDSHQDWDODNVDQDDQNRQVXPVLNXQ\LWDVDPGDQ NRPSUHVKDQJDWSDGDPDKDVLVZL67,.HV.XVXPD+XVDGD6XUDNDUWD-HQLVSHQHOLWLDQDGDODKDQDOLWLN HNVSHULPHQWDO GHQJDQ GHVDLQ 5DQGRPL]HG &RQWUROOHG 7ULDO 5&7  'LGDSDWNDQ VDPSHO VHMXPODK  RUDQJRUDQJNHORPSRNNRQVXPVLNXQ\LWDVDPGDQRUDQJNHORPSRNNRPSUHVKDQJDWSHUEHGDDQ SHQDWDODNVDQDDQQ\HULKDLGDQWDUDNHORPSRNWHUVHEXWGLXMLPHQJJXQDNDQ0DQQ:KLWQH\WHVW+DVLO SHQHOLWLDQ PHQXQMXNNDQ EDKZD WLGDN DGD SHUEHGDDQ LQWHQVLWDV Q\HUL KDLG DQWDUD SHQDWDODNVDQDDQ NRQVXPVLNXQ\LWDVDPGDQNRPSUHVKDQJDW S  NHGXDQ\DHIHNWLIXQWXNPHQJXUDQJLLQWHQVLWDV Q\HULKDLG.HVLPSXODQSHQHOLWLDQDGDODKNRQVXPVLNXQ\LWDVDPGDQNRPSUHVKDQJDWGDSDWGLJXQDNDQ XQWXNPHQJXUDQJLLQWHQVLWDVQ\HULKDLGSDGDSHUHPSXDQGHQJDQHIHNWLYLWDV\DQJVHEDQGLQJ

Kata kunci:LQWHQVLWDVQ\HULKDLGNRQVXPVLNXQ\LWDVDPNRPSUHVKDQJDW ABSTRACT

0HQVWUXDOSDLQLVDV\PSWRPQRWDGLVHDVH, it appears because dysrhythmia myometrium contraction FDXVLQJWLJKWHQWKHPXVFOHV7KH\DUHQRWRQO\RFFXULQWKHDEGRPLQDOPXVFOHVEXWDOVRRQWKHRWKHU VXSSRUWLQJPXVFOHVORFDWHGRQWKHORZHUEDFNKLSVSHOYLVDQGWKLJKWRFDOI'\VPHQRUUKHDFDXVHVPDQ\ VWXGHQWVDUHDEVHQWIURPVFKRROFRQFHQWUDWLRQOHDUQLQJDUHORVVDQGVRFLDODFWLYLWLHVDUHGLVUXSWHG 6RPHRIWKHZRPHQDUHIDLQWEHFDXVHWKH\FDQQRWHQGXUHWKHSDLQRIG\VPHQRUUKHDDQGWKHRWKHUV IHHOQDXVHRXVPRUHRYHUXQWLOYRPLW7KHVWXG\LVDLPHGWRGHWHUPLQHWKHGLIIHUHQFHRIPHQVWUXDOSDLQ LQWHQVLW\EHWZHHQFRQVXPSWLRQRIWXUPHULFDFLGDQGZDUPFRPSUHVVHVDWVWXGHQWRI67,.HV.XVXPD +XVDGD6XUDNDUWD7KHNLQGRIWKHVWXG\LVDQDO\WLFH[SHULPHQWDOZLWK5DQGRPL]HG&RQWUROOHG7ULDO 5&7 GHVLJQ7KHVDPSOHRIWKHVWXG\LVSHRSOHSHRSOHRIWXUPHULFDFLGFRQVXPHUDQGSHRSOHV RIZDUPFRPSUHVVHV'LIIHUHQFHVLQWKHHIIHFWLYHQHVVRIWKHPDQDJHPHQWRIPHQVWUXDOSDLQEHWZHHQ WKHWZRJURXSVZHUHWHVWHGZLWK0DQQ:KLWQH\WHVW7KHUHVXOWVVKRZHGWKDWWKHUHZDVQRGLIIHUHQFH EHWZHHQWKHHIIHFWLYHQHVVRIWXUPHULFDFLGFRQVXPSWLRQDQGZDUPFRPSUHVVHV S  %RWKRIWKH WUHDWPHQWHIIHFWLYHWRUHGXFHWKHPHQVWUXDOSDLQLQWHQVLW\7KHFRQFOXVLRQRI the study is the consumption RIWXUPHULFDFLGDQGZDUPFRPSUHVVHVKDYHVLJQL¿FDQWHIIHFWLYHQHVVWRUHGXFHWKHLQWHQVLW\RIPHQVWUXDO SDLQLQZRPHQ

Keywords: PHQVWUXDOSDLQLQWHQVLW\WXUPHULFDFLGFRQVXPSWLRQZDUPFRPSUHVVHV

HANGAT PADA MAHASISWI STIKES KUSUMA

HUSADA SURAKARTA

Wahyu Dwi Agussafutri

1)

1, 3URGL3URIHVL1HUV67,.HV.XVXPD+XVDGD6XUDNDUWD

(2)

PENDAHULUAN

Menstruasi merupakan hal yang normal dialami wanita namun pada kenyataannya hampir sekitar 70-80% wanita di dunia mengalami nyeri haid (dismenore) (Aziato HW DO, 2014). Nyeri haid merupakan suatu gejala dan bukan suatu penyakit, hal ini timbul karena kontraksi disritmik miometrium (Baziad, 2008 Kontraksi disritmik menyebabkan otot menegang, yang tidak hanya terjadi pada otot perut, tetapi juga pada otot penunjang lain yang terdapat di bagian punggung bawah, pinggang, panggul, dan paha hingga betis (Laila, 2011).

Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah sebelum dan selama haid, sering kali disertai rasa mual (Wiknjosastro, 2008). Nyeri haid dikategorikan menjadi dua, yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer adalah nyeri yang dirasakan selama haid tanpa disertai tanda patologis, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri haid karena kelainan anatomi maupun panggul dan biasanya bersifat patologis (Seven dan Eski, 2014). Gejala-gejala dismenore yang sering dirasakan oleh wanita antara lain adalah kram pada perut bagian bawah, perut yang terasa penuh, depresi, nyeri dan tegang pada payudara, sakit punggung, gangguan pencernaan, dan sakit kepala (Ortiz, 2010). Sifat dan derajat nyeri pada dismenore ini bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat di mana setiap orang memberikan reaksi yang berbeda terhadap nyeri tersebut (Baziad, 2008).

Prevalensi dismenorea di Amerika Serikat diperkirakan 45-90% (Anurogo dan Wulandari, 2011). Di Meksiko angka kejadian dismenore mencapai 64% , Italia 68%, Jordania 55,8%, Turki 84,9%, dan Malaysia 74,5% (Ortiz, 2010; Ping dan Ming, 2010; Al-jefout HW DO., 2014; Seven dan Eski 2014; Zannoni HW DO., 2014). Di Indonesia, tidak ada angka pasti prevalensi penderita dismenore. Penelitian yang dilakukan oleh Novia dan Puspitasari (2008) di desa Banjar Kematren dengan 100 responden wanita usia subur (15-30 tahun), ditemukan 71% responden mengalami dismenore primer.

Dismenore menyebabkan banyak siswa yang absen dari sekolah, kehilangan konsentrasi belajar, dan aktivitas sosialnya terganggu (Ping

dan Ming, 2010; Seven dan Eski, 2014). Menurut Zannoni HW DO. (2014), sekitar 12% siswa yang mengalami dismenore tidak masuk sekolah, 13% tidak bisa beraktivitas secara maksimal, dan yang lainnya mengalami nyeri namun masih bisa beraktivitas. Beberapa wanita sampai pingsan karena tidak bisa menahan rasa nyeri akibat dismenore, ada yang merasa sangat mual bahkan sampai muntah (Andika, 2010).

Secara garis besar cara untuk mengatasi dismenore ada dua, yaitu farmakologi dan non farmakologi. Secara farmakologi dengan sedatif dan analgetik seperti paracetamol, piroxicam, diklofenak dan asam mefenamat sedangkan VHFDUD QRQ IDUPDNRORJL GHQJDQ WLQGDNDQ ¿VLN (masase, vibrator, kompres hangat, olah raga atau senam, istirahat atau tidur) dan tindakan NRJQLWLI EHKDYLRU (relaksasi dan distraksi). Produk KHUEDODWDX¿WRIDUPDNDMXJDELVDPHQMDGLWHUDSL alternatif untuk mengurangi nyeri haid pada beberapa orang (Alphatino, 2009; Aziato HW DO 2014).

Salah satu produk herbal yang biasa dikonsumsi dan dikenal oleh masyarakat untuk mengurangi nyeri adalah kunyit asam. Curcumine akan bekerja menghambat reaksi F\FORR[\JHQDVH (COX-2) sehingga menghambat atau mengurangi WHUMDGLQ\D LQÀDPDVL GDQ DNDQ PHQJXUDQJL kontraksi uterus (Wieser HWDO, 2007).

Kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan, meningkatkan aliran menstruasi dan meredakan vasokongesti pelvic (Bobak, 2005).

Pada studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada mahasiswi di STIKes Kusuma Husada Surakarta mengenai dismenore, 10 orang, 8 (80%) diantaranya mengalami dismenore. Dari 8 orang yang mengalami dismenore, 2 orang mengatasi dismenore dengan tidur, 1 orang dengan kompres hangat, 3 orang dengan konsumsi kunyit asam, 1 orang dengan minum air putih dan 1 orang dengan membiarkannya. Menurut mereka, dismenore sangat mengganggu konsentrasi belajar saat proses belajar mengajar.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan intensitas nyeri haid antara konsumsi

(3)

kunyit asam dan kompres hangat pada mahasiswi STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Dismenore dapat diartikan sebagai kram, atau nyeri pada perut bagian bawah yang dialami oleh wanita sebelum maupun selama menstruasi tanpa disertai tanda patologi ( Chantler HW DO., 2009; Al-Jefout HWDO., 2014; Seven HWDO., 2014).

Menurut Wiknjosastro (2008) dismenore dibagi menjadi 2 macam yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer tanpa disertai tanda patologis, sedangkan dismenore sekunder berhubungan dengan kelainan kongenital dan disertai tanda patologis. Belum DGD NHSDVWLDQ PHQJHQDL SDWR¿VLRORJL WHUMDGLQ\D dismenore karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Namun yang paling dipercaya menyebabkan dismenore primer adalah pengaruh prostaglandin dan leukotrien (Harel, 2006).

Menurut Tamsuri (2007), Prasetyo (2010), dan Marliana (2014), ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk mengurangi nyeri secara non farmakologi, yaitu istirahat yang cukup, olah raga teratur, aroma terapi, yoga, kompres hangat, TENS (7UDQVFXWDQHXV (OHNWULFDO 1HUYH 6WLPXODWLRQ), distraksi, relaksasi, imajinasi, dan akupunktur.

Kunyit memiliki agen-agen aktif alami yang berfungsi sebagai analgetika, antipiretika, dan DQWLLQÀDPDVL VHGDQJNDQ DVDP MDZD PHPLOLNL agen-agen aktif yang juga berfungsi sebagai antipiretika dan penenang atau pengurang tekanan psikis. Agen aktif dalam kunyit yang EHUIXQJVL VHEDJDL DQWLLQÀDPDVL GDQ DQWLSLUHWLN adalah curcumine, sebagai analgetika adalah FXUFXPHQRO. Buah asam jawa, memiliki agen aktif alami anthocyanin VHEDJDL DQWLLQÀDPDVL dan antipiretika. Selain itu buah asam jawa juga memiliki kandungan tannins, saponins, VHVTXLWHUSHQHV, DONDORLG, dan SKORERWDPLQVuntuk mengurangi aktivitas sistem saraf (Anindita, 2010).

Pada saat menstruasi, saat tidak ada pembuahan ovum pasca ovulasi, hormon-hormon reproduksi wanita turun drastis karena korpus luteum berinvolusi. Hal ini berakibat segala kondisi endometrium yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk implantasi hasil fertilisasi menjadi luruh juga. Semua kelenjar meluruh,

terjadi penurunan nutrisi, dan vasospasme pembuluh darah di endometrium (Guyton dan Hall, 2007). Vasospasme akan menyebabkan UHDNVL LQÀDPDVL \DQJ DNDQ PHQJDNWLINDQ metabolisme asam arakhidonat dan pada akhirnya akan melepaskan prostaglandin (PG). Terutama PGF2-alfa yang akan menyebabkan vasokonstriksi dan hipertonus pada miometrium. Hipertonus inilah yang akan menyebabkan dismenore primer (Hillard, 2006).

Kandungan bahan alami minuman kunyit asam bisa mengurangi keluhan dismenore primer. Curcumine dan anthocyanin akan bekerja dalam menghambat rekasi F\FORR[\JHQDVH (COX) sehingga menghambat atau mengurangi WHUMDGLQ\DLQÀDPDVL :LHVHUHWDO, 2007; Hoppe, 2010), mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus (Thaina, HWDO, 2009).

Kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat meredakan nyeri dengan mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejahtera, meningkatkan aliran menstruasi, dan meredakan vasokongesti pelvic (Bobak, 2005). Menurut Potter dan Perry (2006), prinsip kerja kompres hangat dengan mempergunakan buli-buli panas yang dibungkus kain adalah secara konduksi terjadi pemindahan panas dari buli-buli ke dalam tubuh sehingga akan menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan akan terjadi penurunan ketegangan otot sehingga nyeri haid yang dirasakan akan berkurang atau hilang.

PELAKSANAAN

a. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta, sekolah tinggi kesehatan yang terletak di Jl. Jaya Wijaya no. 11 Kadipiro Surakarta. Waktu penelitian adalah bulan Februari-Maret 2015.

b. Populasi dan sampel penelitian

Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah mahasiswi yang mengalami nyeri haid dan populasi sumbernya adalah mahasiswi STIKes Kusuma Husada Surakarta yang berjumlah 342 siswi. Dengan menggunakan

(4)

UXOHRIWKXPE”, ukuran sampel sebesar 30 subjek penelitian untuk masing-masing kelompok.

3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah analitik eksperimental dengan desain 5DQGRPL]HG &RQWUROOHG 7ULDO 5&7 . Kelompok eksperimen dalam penelitian ini ada 2 kelompok yang diberikan intervensi berbeda, yaitu kelompok yang mengkonsusmi kunyit asam dan melakukan kompres hangat.

Total subjek penelitian yang diperlukan untuk 2 kelompok intervensi adalah 60 subjek penelitian. Kriteria inklusi subjek penelitian adalah mengalami nyeri haid, umur subjek penelitian antara 17-22 tahun, belum menikah, dan bersedia menjadi subjek penelitian dalam penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi adalah terdapat kelainan pelvic seperti endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, dan malposisi uterus, sudah menikah, dan tidak bersedia menjadi subjek dalam penelitian ini.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri haid dan variabel independennya adalah penatalaksanaan nyeri haid, yang terbagi dalam 2 kelompok perlakuan, yaitu konsumsi kunyit asam dan kompres hangat. Variabel penelitian terukur dalam skala kategorik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah check list intensitas nyeri berupa skala nyeri Bourbanis yaitu skala nyeri yang mempunyai rentang angka 0-10 dengan ketentuan: 0 tidak ada nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat dan 10 adalah nyeri sangat berat.

Metode pengumpulan data menggunakan checklist observasi yang diberikan kepada subjek penelitian mengenai skala nyeri yang dirasakan sesudah konsumsi kunyit asam, melakukan senam haid dan kompres hangat.

Analisis univariat dalam penelitian ini, karakteristik subjek penelitian dideskripsikan dalam n dan persentase. Analisis bivariat diuji dengan statistik SPSS versi 17.0, karena variabel terukur dalam skala ordinal, uji statistik yang digunakan adalah 0DQQ :KLWQH\ Uji Mann :KLWQH\ dipilih karena menguji perbedaan dari

2 kelompok dari kelompok-kelompok yang independen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Distribusi intensitas nyeri haid setelah subjek penelitian melakukan senam haid, konsumsi kunyit asam, dan kompres hangat dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.,QWHQVLWDVQ\HULKDLGVHEHOXPLQWHUYHQVL

No Variabel n Persentase (%)

1 Konsumsi kunyit asam

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

0 7 20 3 0 0 23,30 66,70 10,00 0 2 Kompres hangat Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

0 7 18 4 1 0 23,30 60,00 13,30 3,30 Tabel 2. ,QWHQVLWDVQ\HULKDLGVHWHODKLQWHUYHQVL No Variabel n Persentase (%)

1 Konsumsi kunyit asam

Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

5 18 5 2 0 16,70 60 16,70 6,70 0 2 Kompres hangat Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat

4 18 7 1 0 13,30 60 23,30 3,30 0

Berdasarkan tabel di atas, dari 30 subjek penelitian pada masing-masing kelompok, sebelum mengkonsumsi kunyit asam dan kompres hangat, intensitas nyeri yang paling banyak dirasakan subjek penelitian pada masing-masing kelompok tersebut adalah nyeri sedang, sedangkan setelah melakukan intervensi pada

(5)

masing-masing kelompok, intensitas nyeri yang dirasakan adalah nyeri ringan sebanyak 18 orang (60%) dan tidak ada yang mengalami nyeri sangat berat.

Tabel 3. Perbedaan intensitas nyeri haid antara

NHORPSRNLQWHUYHQVL

Intervensi n Mean

Me-dian SD Mann Whitney p Konsumsi kunyit asam 30 1,13 1,00 0,78 430,5 0,743 Kompres hangat 30 1,17 1,00 0,70

Hasil uji 0DQQ:KLWQH\ tentang perbedaan intensitas nyeri haid antara konsumsi kunyit asam dan kompres hangat pada subjek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.

Dari tabel tersebut bisa dilihat nilai p = 0,743, artinya tidak ada perbedaan intensitas nyeri haid antara konsumsi kunyit asam dan kompres hangat.

Kunyit asam merupakan minuman herbal yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat luas. Gabungan dua komponen antara rimpang kunyit dan buah asam yang menghasilkan minuman kunyit asam, mengandung berbagai bahan aktif alami yang dapat menurunkan aktivitas enzim siklooksigenasi (COX). Oleh karena itu, minuman ini sering digunakan untuk mengurangi nyeri haid. Seperti yang dikemukakan oleh Laila (2007), bahwa penanganan nyeri haid secara non farmakologi dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi produk-produk herbal yang telah dipercaya khasiatnya, salah satu produk herbal yang biasa dikonsumsi untuk mengurangi nyeri saat haid adalah minuman kunyit asam. Agen aktif dalam kunyit yang berfungsi sebagai analgetik adalah curcumine (Said, 2007), sedangkan kandungan dari asam jawa sebagai DQWLLQÀDPDVLGDQDQWLSLUHWLNDGDODKDQWKRF\DQLQ (Nair HWDO2004).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Marlina (2012) pada siswi di SMAN 1 Tanjung Mutiara yang menunjukkan bahwa setelah mengkonsumsi kunyit asam, sebagian besar siswi (60,7%) mengalami perubahan intensitas nyeri, dari nyeri berat menjadi nyeri sedang, dan

39,3% siswi mengalami perubahan intensitas nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Hasil analisisnya juga menunjukkan pengaruh konsumsi kunyit asam terhadap penurunan intensitas nyeri haid ( p < 0.05).

Penelitian ini juga menggunakan metode kompres hangat untuk mengurangi nyeri haid. Metode ini mudah digunakan dan tidak memerlukan biaya yang mahal. Penggunaan kompres hangat diharapkan dapat meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat lokal. Pada umumnya panas cukup berguna untuk pengobatan. Panas meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan meningkatkan sirkulasi. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorphin tubuh sehingga memblok transmisi stimulasi nyeri. Menurut teori JDWH FRQWURO kompres hangat dapat mengaktifkan (merangsang) serat-serat non-nosiseptif yang EHUGLDPHWHUEHVDU $ĮGDQ$ȕ XQWXN³PHQXWXS JHUEDQJ´EDJLVHUDWVHUDWEHUGLDPHWHUNHFLO $į dan C) yang berperan dalam menghantarkan nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi (Price dan Wilson, 2006). Upaya menurut pertahanan tersebut merupakan dasar terapi menghilangkan nyeri.

Keefektifan kompres hangat ini juga telah dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana dan Imron (2012), mengenai penurunan intensitas nyeri dismneore pada mahasiswi kebidanan Poltekkes Tanjung Karang. Analisis data yang digunakan adalah paired t test dengan hasil p = 0,001, artinya ada perbedaan intensitas nyeri haid sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat.

Penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu konsumsi kunyit asam dan kompres hangat. Hasil analisis menggunakan Mann :KLWQH\ mengenai perbedaan antara 2 intervensi ini adalah p = 0,743. Artinya bahwa tidak ada perbedaan antara kedua intervensi tersebut dalam mengurangi intensitas nyeri haid. Keduanya sama-sama efektif dalam mengurangi nyeri haid. Faktor yang mempengaruhi respon terhadap nyeri dan nyeri haid misalnya usia, faktor psikologis dan ansietas sudah dikendalikan. Rentang umur subjek penelitian dalam penelitian

(6)

ini adalah 17-22 tahun. Mengenai faktor psikologis dan ansietas, karena subjek penelitian dalam rentang umur yang sama dan dalam aktivitas akademis yang sama, maka rata-rata keadaan psikisnya juga hampir sama.

Selain itu, respon awal terhadap nyeri sebelum diberi perlakuan pada ketiga kelompok intervensi juga sama. Setelah diberi intervensi, hasil pada ketiga kelompok intervensi juga sama, yaitu sebagian besar ada perubahan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan. Beberapa penelitian terkait juga sudah membuktikan, bahwa kedua intervensi, konsumsi kunyit asam dan kompres hangat efektif untuk mengurangi atau menurunkan nyeri haid sehingga kedua kelompok intervensi sama-sama baik dan tidak ada perbedaan antara keduanya dalam mengurangi nyeri haid.

Hasil penelitian ini juga hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahayuningrum (2012) mengenai perbedaan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat dalam menurunkan nyeri haid pada remaja SMA Negeri 3 Padang. Hasil penelitian Rahayuningrum menunjukkan bahwa teknik relaksasi nafas dalam dan kompres hangat sama-sama efektif untuk menurunkan nyeri haid, dan tidak ada perbedaan yang bermakna antara kedua teknik tersebut dalam mengurangi nyeri haid.

5. KESIMPULAN

a. Tidak ada perbedaan intensitas nyeri haid \DQJ VHFDUD VWDWLVWLN VLJQL¿NDQ DQWDUD NRQ-sumsi kunyit asam, dan kompres hangat (p = 0,743).

b. Implikasi praktis dari temuan penelitian ini, baik konsumsi kunyit asam, dan kompres hangat, dapat digunakan untuk mengurangi intensitas nyeri haid pada perempuan, den-gan efektivitas yang sebanding.

REFERENSI

Al-jefout, M., Fraijeh, S.A, Hijazee, J., Al Qaisi, R., and Luskomb, G., 2014. Dysmenorrhea: 3UHYDOHQFH  ,PSDFW RQ 4XDOLW\ RI /LIH DPRQJ <RXQJ $GXOW -RUGDQLDQ )HPDOHV, Elsevier Ltd. Available at :http://dx.doi. org/10. 1016/ j.jpag. 2014. 07.005. (12 Oktober 2014)

Alphatino, 2009. 3HQJDUXK 3HPEHULDQ 7HKQLN 1DIDV 'DODP GDQ 7HUDSL 0XVLN WHUKDGDS 3HQXUXQDQ ,QWHQVLWDV 1\HUL 'LVPHQRUH  SDGD5HPDMD3XWUL

Andika, V. 2010. 3HQJDUXK+LSQRWHUDSLWHUKDGDS ,QWHQVLWDV1\HUL'LVPHQRUH3DGD0DKDVLVZD 3URGL',,,.HELGDQDQ6HPDUDQJ3ROWHNNHV .HPHQNHV 6HPDUDQJ 7DKXQ . Skripsi. Semarang: Poltekkes Kemenkes Semarang Anindita, A.Y. 2010. 3HQJDUXK .HELDVDDQ

0HQJNRQVXPVL 0LQXPDQ .XQ\LW $VDP 7HUKDGDS.HOXKDQ'LVPHQRUH3ULPHUSDGD 5HPDMD 3XWUL 'L .RWDPDG\D 6XUDNDUWD Skripsi. Surakarta: UNS.

Anurogo, D.and Wulandari, A. 2011. 0HQJDWDVL Nyeri Haid. Yogyakarta: Penerbit Andi Aziato, L., Dedey, F., and Lamptey, JC., 2014.

Dysmenorrhea management and coping among students in Ghana: A qualitative exploration. -RXUQDO RI 3HGLDWULF DQG $GROHVFHQW*\QHFRORJ\. Available at : http:// dx.doi.org/ 10.1016 /j.jpag.2014. 07.002. (12 Oktober 2014)

Baziad, A. 2008. (QGRNULQRORJL *LQHNRORJL. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Bobak, Lowdermilk, and Jensen. 2005. %XNX$MDU .HSHUDZDWDQ0DWHUQLWDV. Jakarta: EGC. Chantler, I., Mitchell, D. and Fuller, A.,

2009. Diclofenac potassium attenuates dysmenorrhea and restores exercise performance in women with primary dysmenorrhea. 7KHMRXUQDORISDLQRI¿FLDO MRXUQDO RI WKH $PHULFDQ 3DLQ 6RFLHW\, 10(2), pp.191–200. Available at http://www. ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19038583 (3 November 2014).

Hillard P.A.J. 2006. Dysmenorrhea. Pediatrics in 5HYLHZ. 27: 64-71.

Laila. N.N. 2011. Buku Pintar Menstruasi dan 6ROXVL 0HQJDWDVL 6HJDOD .HOXKDQQ\D. Jogjakarta: Bukubiru.

Marliana, M.T. 2014. 3HQJDUXK<RJD7HUKDGDS 7LQJNDW '\VPHQRUKHD SDGD 0DKDVLVZL 7LQJNDW,',,,.HELGDQDQ67,.HV.XQLQJDQ. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

(7)

Marlina, E. 2012. 3HQJDUXK 0LQXPDQ .XQ\LW 7HUKDGDS 7LQJNDW 1\HUL 'LVPHQRUH 3ULPHU 3DGD 5HPDMD 3XWUL 'L 60$ 1HJHUL  7DQMXQJ 0XWLDUD .DEXSDWHQ $JDP Aceh: Universitas Andalas

Nair M.G., Wang H., Dewitt D.L., Krempin D.W., Mody D.K., Qian Y., Groh D.G., Davies A.J., Murray M.A., Dykhouse R. and Lemay M. 2004. -RXUQDO RI 'LHWDU\ )RRG 6XSSOHPHQW &RQWDLQLQJ 1DWXUDO &\FORR[LJHQDVH ,QKLELWRUVVDQG0HWRGVIRU ,QKLELWLQJ 3DLQ DQG ,QÀDPPDWLRQ 9RO  United States

Novia, I. and Puspitasari, N. 2008.. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian dismenore primer. 7KH ,QGRQHVLDQ -RXUQDO RI 3XEOLF +HDOWK, Vol. 4, No. 2, 96-104.

Oktaviana, A and Imron, R., 2012. Menurunkan nyeri dismenorea dengan kompres hangat. -XUQDO .HSHUDZDWDQ , volume VIII(2), pp.137–141.

Ortiz, M.I., 2010. European Journal of Obstetrics dan Gynecology and Reproductive Biology Primary dysmenorrhea among Mexican university students : prevalence , impact and treatment. (XURSHDQ -RXUQDO RI 2EVWHWULFVDQG*\QHFRORJ\, 152(1), pp.73– 77. Available at : http://dx.doi.org/10.1016 /j.ejogrb.2010.04.015. (12 Oktober 2014) Ping, L. and Ming, E., 2010. International

Journal of Gynecology and Obstetrics Dysmenorrhea in a multiethnic population of adolescent Asian girls. ,QWHUQDWLRQDO-RXUQDO RI *\QHFRORJ\ DQG 2EVWHWULFV, 108(2), pp.139–142. Available at : http://dx.doi. org/10.1016/j.ijgo.2009.09.018. (12 Oktober 2014)

Potter, and P.A, Perry, A.G. 2006. %XNX $MDU )XQGDPHQWDO .HSHUDZDWDQ (GLVL .H 9ROXPHJakarta: EGC

Prasetyo, S. 2010. .RQVHS GDQ 3URVHV Keperawatan Nyeri. Graha Ilmu. Yogyakarta Price, S. A and Wilson, L.M. 2006. 3DWR¿VLRORJL

.RQVHS .OLQLV 3URVHV3URVHV 3HQ\DNLW. Jakarta : EGC

Rahayuningrum, D.C. 2012. Perbedaan 3HQJDUXK 7HNQLN 5HODNVDVL 1DIDV 'DODP GDQ .RPSUHV +DQJDW 'DODP 0HQXUXQNDQ 'LVPHQRUH SDGD 5HPDMD 60$ 1HJHUL  3DGDQJ

Said, A. 2007. .KDVLDW GDQ 0DQIDDW .XQ\LW. Jakarta: Sinar Wadja Lestari

Seven, M. and Eski, F., 2014. Original Article Evaluating Dysmenorrhea in a Sample of Turkish Nursing Students. , 15(3), pp.664– 671.

Tamsuri, A. 2007. .RQVHSGDQSHQDWDODNVDQDDQ nyeri. Jakarta : EGC

Thaina P., Tungcharoen P., Wongnawa M., Reanmongkol W. and Subhadhirasakul S. 2009. Uterine relaxant effects of Curcuma DHUXJLQRVDRoxb. rhizome extracts. -RXUQDO RI(WKQRSKDUPDFRORJ\. 121: 433-43. Wieser F., Cohen M., Gaeddert A., Yu J.,

Burks-Wicks C., Berga S.L. and Taylor R.N. 2007. Evolution of medical treatment for endometriosis: back to the roots?. Human 5HSURGXFWLRQ 8SGDWH2[IRUG -RXUQDOV. 13 (5): 487-99.

Wiknjosastro, H. 2008. ,OPX.DQGXQJDQ. Jakarta: YBP Sarwono Prawirohardjo

Zannoni, L. Giorgi, L., Spagnolo, E., Montanari, G., Villa G., and Seracchioli, R. 2014. Original Study Dysmenorrhea , Absenteeism from School , and Symptoms Suspicious for Endometriosis in Adolescents. -RXUQDO RI 3HGLDWULF DQG $GROHVFHQW *\QHFRORJ\, 27(5), pp.258–265. Available at: http:// dx.doi.org/ 10.1016/j.jpag.2013.11.008. (12 Oktober 2014

Gambar

Tabel 1. ,QWHQVLWDVQ\HULKDLGVHEHOXPLQWHUYHQVL
Tabel 3. Perbedaan intensitas nyeri haid antara  NHORPSRNLQWHUYHQVL

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Persepsi pedagang Pasar Atas Curup tentang bagi hasil syariah berdasarkan

Penelitian pada siswi kelas XI SMK Muhammadiyah Watukelir Sukoharjo menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami nyeri sedang sebelum kompres hangat (70,5%)

Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan berfikir kritis antara siswa yang diterapkan pembelajaran berbasis sains kebudayaan lokal Mapag Dewi Sri dan siswa

Agar mesin pemotong pipa dengan las gas asitelin yang dihasilkan sesuai dengan rencana, maka harus dilakukan pemilihan dan perhitungan elemen – elemen yang digunakan

LEGAL PLURALISM : VOLUME 2 NOMOR 1, JANUARI 2012 130 Pasal 1 huruf t Undang-Undang Otsus, Orang Asli Papua adalah orang yang berasal dari rumpun ras Melanesia yang

&amp;aluran tidak sesuai artinya beban yang terpasang pada saluran tidak sama dengan &amp;aluran tidak sesuai artinya beban yang terpasang pada saluran tidak sama dengan

Bila hanya ada sedikit pilihan currency pair yang nampak, sebelum Open New Chart silahkan klik kanan mouse pada Window Market Watch =&gt; Show All.. Setelah open new chart,