v
PREVALENSI KANKER LEHER RAHIM DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2011
Cytra, 2012; Pembimbing I : dr. Laella K Liana, Sp.PA., M.Kes. Pembimbing II : dr. Hartini Tiono, M.Kes.
Kanker leher rahim adalah salah satu keganasan ginekologis pada wanita yang paling sering ditemui di dunia. Kanker leher rahim menduduki peringkat tertinggi kedua penyebab kematian di dunia dengan angka kejadian 471.000 kasus per tahun dan 233.000 kematian. Sebanyak 80% diantaranya terdapat di Negara berkembang. Penelitian mengenai distribusi kasus kanker leher rahim ini dapat memberikan gambaran frekuensi penderita menurut usia, jenis histopatologis, stadium dan jumlah paritas. Pengetahuan akan hal ini sekiranya akan bermanfaat dalam membantu penentuan diagnosis, prognosis dan tindakan pengobatan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan data retrospektif berupa data rekam medik pasien kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2009–Desember 2011, dengan variabel yang dicatat berupa jumlah, usia, jenis histopatologi, stadium penyakit terbanyak, dan jumlah paritas pada penderita yang terdiagnosis kanker leher rahim.
Hasil penelitian didapatkan 36 kasus kanker leher rahim dengan kasus terbanyak didapatkan pada pasien usia 40-44 tahun, 55-59 tahun dan 65-69 tahun, sebanyak masing-masing 6 penderita (16,67%). Gambaran histopatologi terbanyak adalah squamous cell carcinoma, dengan jumlah 10 kasus (27,78%). Stadium penyakit yang paling sering adalah stadium III, yaitu sebanyak 15 kasus (41,67%) dan jumlah paritas terbanyak adalah 2, yaitu sebanyak 10 kasus (27,78%)
vi
ABSTRACT
CERVICAL CANCER PREVALENCE AT IMMANUEL HOSPITAL BANDUNG PERIOD JANUARY 2009-DECEMBER 2011
Cytra, 2012; Tutor I: dr. Laella Liana K, Sp.PA., Kes. Tutor II: dr. Hartini Tiono, Kes.
Cervical cancer is one of the most common gynecologic malignancy of woman in the world. Cervical cancer is the second highest ranking cause of death in the incidence of 471.000 cases per year and 233.000 deaths. The aim of this research is to find out the distribution of cervical cancer cases based on age, histopathologic type, stage and number of parity. This knowledge hopefully will be useful in helping determine the diagnosis, prognosis and treatment measures.
This study is a descriptive observational study with retrospective data of patients medical records of cervical cancer at Immanuel Hospital Bandung period January 2009-December 2011, with a note of the number of variables, age, histopathologic type, the most stage of disease, and the number of parity in patients are diagnosed with cervical cancer.
The study found 36 cases of cervical cancer the most cases found in patients aged 40-44 years, 55-59 years and 65-69 years old, respectively as many as 6 patients (16.67%). Histopathological feature of squamous cell carcinoma is the most frequent, with a total of 10 cases (27.78%). The most frequent stage of disease is stage III, as many as 15 cases (41.67%) and the number of parity was 2, as many as 10 cases (27.78%).
DAFTAR ISI
1.3 Maksud dan Tujuan ... 2
1.3.1 Maksud Penelitian ... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Leher Rahim ... 6
2.1.1 Embriologi Leher Rahim ... 6
2.1.2 Anatomi Serviks ... 7
2.1.3 Fisiologi ... 7
2.1.3.1 Fungsi Estrogen ... 8
2.1.3.2 Fungsi Progesteron ... 10
2.2 Kanker Leher Rahim... 15
2.2.1 Definisi Kanker Leher Rahim... 15
2.2.2 Perubahan Keganasan ... 16
2.2.3 Stadium/Klasifikasi ... 17
2.2.3.1 Klasifikasi kanker leher rahim menurut WHO ... 19
2.2.4 Etiologi dan Patogenesis Kanker Leher Rahim ... 28
2.2.5 Gejala Klinik Stadium Lanjut ... 30
2.2.6 Deteksi Dini ... 30
2.2.6.1 Sitologi Serviks ... 30
viii
2.2.6.3 Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) ... 32
2.2.6.4 Vili ... 34
2.2.7 Penanganan ... 34
2.2.7.1 Stadium 0 (Karsinoma In Situ) ... 34
2.2.7.2 Stadium IA1 ... 34
2.2.7.3 Stadium IA2, IB,dan IIA ... 34
2.2.7.4 Stadium IIB, III dan IVA ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 40
3.1 Bahan penelitian/subjek penelitian ... 40
3.1.1 Bahan penelitian ... 40
3.1.2 Subjek Penelitian ... 40
3.1.3 Tempat dan Waktu penelitian ... 40
3.2 Metode Penelitian ... 40
3.2.1 Desain Penelitian ... 40
3.2.2 Besar sampel penelitian ... 41
3.2.3 Prosedur Kerja ... 41
3.2.4 Cara Pemeriksaan ... 41
3.2.5 Metode Analisis... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 47
5.1 Simpulan ... 42
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA ... 48
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perjalanan Lesi Prakanker Serviks ... 17
Tabel 2.2 Stadium Kanker Serviks FIGO 2000... 18
Tabel 4.1 Karakteristik Kanker leher rahim menurut usia ... 32
Tabel 4.2 Karekteristik kanker leher rahim berdasarkan gambaran histopatologi ... 33
Tabel 4.3 Karekteristik kanker leher rahim berdasarkan stadium pertama kali didiagnosis ... 34
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambaran histologi epitel silindris ... 12
Gambar 2.2 Gambaran histologi epitel berlapis gepeng tidak bertanduk ... 13
Gambar 2.3 Gambaran histologi Squamokolumnar junction ... 14
Gambar 2.4 Keratinizing type squamous cell carcinoma ... 20
Gambar 2.5 Non-Keratinizing type squamous cell carcinoma... 20
Gambar 2.6 Basaloid type squamous cell carcinoma ... 21
Gambar 2.7 Verrucous type squamous cell carcinoma ... 22
Gambar 2.8 Warty type squamous cell carcinoma ... 22
Gambar 2.9 Papillary type squamous cell carcinoma ... 23
Gambar 2.10 Lymphoepithelioma ... 24
Gambar 2.11 Adenokarsinoma Musinus ... 25
Gambar 2.12 Adenokarsinoma tipe EndoServiks ... 25
Gambar 2.13 Adenokarsinoma tipe Intestinal ... 26
Gambar 2.14 Adenokarsinoma tipe signet ring cell ... 27
DAFTAR LAMPIRAN
xii
Lampiran 1
Data rekam medik pasien kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2009–Desember 2011
No. Usia Stadium Jenis
28 73 Adenocarcinoma
29 58 IV A 9
30 66 IV
32 32 II B squamous cell 2
33 65 III B 0
34 56 III B
35 59 III B 3
xiv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Cytra Givanni Rossy
Tempat tanggal lahir : Majalengka, 2 Januari 1992 Alamat : Jl. Audit A4, Cimuncang Bandung Riwayat Pendidikan :
Tahun Lulus 2003 : SD Cikutra Bandung Tahun Lulus 2006 : SMP Istiqamah Bandung Tahun Lulus 2009 : SMA PGII 1 Bandung
1
1.1
Latar belakang
Kanker leher rahim menduduki urutan pertama kejadian kanker ginekologis pada wanita secara keseluruhan di dunia. Di seluruh dunia kanker leher rahim menempati urutan kedua penyebab kematian terbanyak dengan angka kejadian setiap tahunnya 471.000 kasus dan 233.000 kematian. Sebanyak 80% diantaranya terdapat di negara berkembang. Risiko terjadinya kanker pada wanita di negara berkembang sekitar 2-4%. Di Amerika Serikat, insidensi dan angka kematian akibat kanker leher rahim menurun secara bermakna dengan digunakannya skrining tes Pap dan penanganan lesi prakanker (Devesa, 1984; Schoell, 1999; Andrijono, 2003).
Penderita dengan kanker leher rahim umumnya mengalami periode asimtomatik yang panjang sebelum penyakitnya timbul gejala klinik. Maka upaya deteksi dini perubahan sitologi abnormal melalui skrining rutin dapat mencegah progresi dari kondisi prainvasif menjadi penyakit invasif (Kampono, 2006).
Kanker leher rahim adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini, jadi setiap wanita perlu kesadaran diri untuk senantiasa memeriksakan leher rahimnya sedini mungkin, karena tingkat kesadaran yang rendah menyebabkan tingginya tingkat insidensi dan angka kematian pasien kanker leher rahim di Indonesia (Kampono, 2006).
2
1.2
Identifikasi Masalah
Pokok permasalahan yang akan diidentifikasi penulis adalah sebagai berikut: 1. Berapa rentang usia saat penderita didiagnosis kanker leher rahim
2. Apa jenis kanker leher rahim tersering berdasarkan hasil pemeriksaan patologi anatomi
3. Apa stadium terbanyak saat penderita didiagnosis kanker leher rahim 4. Berapa jumlah paritas penderita kanker leher rahim yang paling sering
1.3
Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud Penelitian
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui prevalensi kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel dengan mengambil data dari rekam medis yang memiliki hubungan dengan identifikasi masalah yang ingin diketahui, diantaranya adalah: 1. Rentang usia saat wanita didiagnosis kanker leher rahim.
2. Jenis kanker leher rahim terbanyak di Rumah Sakit Immanuel.
3. Mengetahui stadium paling banyak pada penderita saat didiagnosis kanker leher rahim.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai insidensi kanker leher rahim, dengan memaparkan hal-hal yang menjadi tujuan dari penelitian ini.
1.4.2 Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai prevalensi kanker leher rahim khususnya di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
1.5
Landasan Teoritis
Penelitian terdahulu yang dilakukan di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta mendapatkan bahwa keganasan leher rahim meliputi 77,2% dari seluruh keganasan ginekologis. Hal serupa juga didapatkan pada penelitian epidemiologi kanker leher rahim di Bandung, Semarang, dan Palembang yang berturut-turut mendapatkan bahwa kanker leher rahim merupakan 58,9%, 76,2%, dan 47,4% dari seluruh kasus keganasan ginekologi (PIT XIV POGI, 2004).
Faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan kejadian kanker leher rahim diantaranya adalah sebagai berikut:
4
2. Merokok: wanita perokok memiliki risiko dua kali lebih tinggi terserang kanker leher rahim. Substansi di dalam produk tembakau merusak DNA dari sel serviks dan meningkatkan pertumbuhan kanker leher rahim. Merokok juga dapat menurunkan sistem imun tubuh dalam melawan infeksi HPV. Tembakau mengandung bahan-bahan karsinogen, baik yang dihisap sebagai rokok/sigaret atau dikunyah. Asap rokok menghasilkan polysilic aromatic hydrocarbon heterocyclic amine yang sangat karsinogen dan mutagen, sedang
bila dikunyah ia menghasilkan nitrosamine.
3. Immunosupresi: penurunan daya tahan tubuh dikaitkan dengan infeksi HIV yang menyebabkan AIDS dan merusak daya tahan tubuh. Pada wanita dengan HIV pertumbuhan sel pra-kanker menjadi kanker invasif menjadi lebih cepat dari pada wanita dengan pertahanan tubuh yang normal. Selain HIV, pada wanita yang terapi imunosupresi dan transplantasi organ memiliki faktor risiko tinggi.
4. Infeksi Chlamydia: Chlamydia adalah bakteri yang menginfeksi sistem reproduksi dan ditularkan oleh kontak seksual. Penelitian menemukan wanita yang pernah terinfeksi atau sedang terinfeksi memiliki risiko tinggi kanker leher rahim.
5. Diet: wanita dengan konsumsi buah dan sayuran yang sedikit memiliki risiko kanker leher rahim, juga pada wanita yang memiliki berat badan berlebih dapat memicu adenokarsinoma leher rahim. Sayur dan buah yang mengandung antioksidan dapat berkhasiat mencegah terjadinya kanker. Misalnya antioksidan yang berada didalam vitamin C, E dan A sebagai beta carotene dan pigmented carotenoids, yang menjaga dari rusaknya sel-sel
DNA, dimana hal ini juga dapat menghentikan peningkatan perkembangan sel-sel ganas. Khususnya sayur dan buah yang berwarna seperti lada merah, buah plam, tomat.
menunjukkan wanita yang mengonsumsi pil kontrasepsi lebih dari lima tahun memiliki risiko dua kali lipat, risiko kembali normal sepuluh tahun setelah berhenti mengonsumsi.
7. Kehamilan usia muda: wanita dengan kehamilan pertama pada usia dibawah 17 tahun memiliki risiko dua kali lipat kanker leher rahim daripada wanita yang hamil pertama kali pada usia 25 tahun.
8. Diethylstilbestrol (DES): Merupakan hormon yang diberikan pada wanita untuk mencegah keguguran. Pemberian DES pada saat kehamilan dapat menyebabkan adenokarsinoma.
9. Riwayat keluarga: Jika terdapat riwayat kanker leher rahim pada keluarga maka risiko terkena kanker leher rahim akan meningkat dua sampai tiga kali lipat (Supratmono, 1989; Rushing, 2001; Muchlis, 2002; anonymous, 2011).
1.6
Metodologi Penelitian
Penelitian dilakukan secara deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif terhadap kasus–kasus kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari 2009–Desember 2011.
1.7
Lokasi dan Waktu
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Prevalensi kanker leher rahim di Rumah Sakit Immanuel Bandung pada periode 1 Januari 2009- 31 Desember 2011 sebanyak 36 kasus
2. Kejadian kanker leher rahim tertinggi didapatkan pada kelompok usia 40-69 tahun, yaitu 16,67 %
3. Gambaran histopatologi terbanyak adalah squamous cell carcinoma sebesar 27,78%
4. Stadium terbanyak saat diagnosis ditegakkan adalah stadium III yaitu 41,67% 5. Jumlah paritas penderita kanker leher rahim tersering adalah 2 yaitu 27,78%.
5.2
Saran
1. Meningkatkan edukasi masyarakat tentang tanda-tanda, dan risiko kanker leher rahim terhadap sehingga masyarakat sadar akan pentingnya pemeriksaan sedini mungkin, agar dapat dicegah menjadi stadium lanjut.
48
Adenocarcinoma. Diakses: 11 Juli 2012.
http://www.sciencephoto.com/media/294769/enlarge
Alliance for Cervical Cancer Prevention (ACCP). 2004. Planning and implementing cervical cancer prevention and control programs: a manual for managers. Seattle: ACCPhj
Andrijono. 2003. Kanker Ginekologik. Jakarta. FKUI. h.18-20.
Andrijono. 2003. Sinopsis Kanker ginekologik , Sub Bagian Onkologi FK UI, Jakarta. Anonymous. 2011. Cervical Cancer Risk Factors. Diakses 10 Februari 2012.
www.Cancer.org/Cancer/CervicalCancer/DetailedGuide/cervical-cancer-risk-factors
Anonymous. 2011. Cervical Cancer. Diakses 10 Februari 2012. www.emedicinehealth.com/cervical_cancer/article_em.htm
Anonymous. 2011. Histology of the Normal Serviks. Diakses : 5 Februari 2012. http://www.asccp.org/PracticeManagement/Serviks/HistologyoftheNormalServiks /tabid/5842/Default.aspx.
Anonymous. Non-keratinizing Squamous Cell Carcinoma of the Cervix. Diakes: 11
Juli 2012.
http://www.bioscience.org/atlases/tumpath/freprod/serviks/2/micro.htm
Bambang Supratmono. 1989. Tinjauan beberapa aspek epidemiologis karsinoma serviks di RS dr.Hasan Sadikin tahun 1984-1988 dibandingkan dengan tahun 1962-1973. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran Bandung:Bandung. h.16-44.
Berek JS. 2002 Novak’s gynecology. 13th edition. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins. page: 1111-41
49
Guyton AC, Hall JE. 2008. Fisiologi kedokteran. Edisi 11. Terjemahan: Irawati Jakarta : EGC. h.1064-66.
Hatch KD, Berek JS . 2002. Intraepithelial disease of the cervix, vagina, and vulva.
Dalam: Berek JS, penyunting. Novak’s gynecology. Edisi ke-13. Philadelphia:
Lippincott.William & Wilkins; h.471-501
Hidayat Wijayanegara, Achmad Suardi, Firman Wirakusumah F, Permadi Wiryawan. 1998. Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi RSUP dr.Hasan Sadikin edisi kedua. Bandung: Bagian SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran RSUP dr.Hasan Sadikin. h.93-5.
Kalbe, 2011. Kanker Serviks. Diakses 10 Desember 2011. http://www.kalbe.co.id/health-news/21568/kanker-serviks.html
Kampono N. 2006. Skrining dan penanda tumor. Dalam: Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB, penyunting. Buku acuan nasional onkologi ginekologi. Edisi 1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; h.101-9.
Korteweg Mies. 2002. Epidemiological research of a non cervical cancer population in the “Dr. Hasan Sadikin Hospital”. Makalah, FKUP; h.3-49.
Muchlis. 2002. Deteksi dini kanker. Jakarta . FKUI; h.27-47.
Nuranna L. 2006. IVA (inspeksi visual dengan asam asetat). Dalam: Aziz MF, Andrijono, Saifuddin AB, penyunting. Buku acuan nasional onkologi ginekologi. Edisi ke-1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; h.111-21.
O’Connor DM. 2002. Normal transformation zone. Dalam:Apgar BS, Brotzman GL.,
Spitzer M, penyunting. Colposcopy principles and practice. Philadelphia: saunders; h.147-65
PIT XIV POGI. Kumpulan naskah lengkap. Bandung 13 juli-15 juli 2004; komparabilitas karakteristik kanker serviks yang dilakukan operasi Wertheim dengan kemoradiasi di RS sardjito Yogyakarta periode januari 1998-januari 2002. POGI XI. Kumpulan makalah pertemuan ilmiah tahunan. Semarang 1998. Bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Umum Pusat DR.Hasan Sadikin Bandung
Ramnani DM. 2011. Malignant Epthelial Tumors. Diakses 11 juli 2012. http://www.webpathology.com/case.asp?case=543
Reproduksiumj. 2011. Keganasan dan neoplasia. Diakses : 10 Juli 2012.
http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/10/keganasan-dan-neoplasia-intraepitelial.html
Robbins, S.L., Cotran, R.S., Kumar, V. 2004. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. 7th edition. Philadelphia : W.B. Saunders Company.
Rosi J. 2004. Morphologic variants of cervical adenocarcinoma. In: Rosai and
Acherman’s Surgical Pathology. Ninth edition.
Rushing MD Linda, Joste Nancy. 2001. Abnormal Pap smears, New York : Prometheus Books. h.191-201.
Sadler TW. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Dalam: Langman’s Medical Embryologi. Edisi 7.
Schoell WM, Janicek MF, Mirhashemi R. 1999. Epidemiology and biology of cervical cancer. Semin Surg Oncol. p.203-11.
Sellors JW, Sankaranarayanan R. 2003. Colposcopy assessment of cervical intraepithelial neoplasia. Dalam: Sellors JW, Sankaranarayaan R, penyunting. Colposcopy and treatment of cervical intraepithelial neoplasia. A beginner’s manual. Lyon: IARC.h.5-78
Sherwood, L.2001.Human Physiology from cell to system, 4th Ed. Pasific Grove, CA.,Brooks/Cole
Sjamsuddin. 1988. Pencegahan, diagnosis dini dan pengobatan penyakit kanker. Jakarta: YKI. h.85-110.
WHO. 2011. Sex and Reproductive Health. Diakses 10 Desember 2011. http://www.who.int/reproductivehealth/topics/cancers/en/