• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDAM Purworejo Siap Kembangkan SPAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PDAM Purworejo Siap Kembangkan SPAM"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PDAM

Purworejo

Siap

Kembangkan SPAM

PURWOREJO,FP – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta

Perwitasari Kabupaten Purworjo berencana mengembangkan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Untuk tahap awal Proyek SPAM akan dilakukan di tiga kecamatan, yakni Bayan, Grabag, dan Bagelen. Direktur PDAM Tirta Perwitasari, Hermawan Wahyu Utomo,ST mengatakan program usulan pengembangan SPAM sudah di paparkan di hadapan Bupati Purworejo Agus Bastian di ruang Bagelen, Selasa (19/04/2016) yang dihadiri Wakil Bupati Yuli Hastuti,SH, Asisten II Gandi Budi Supriyanto, Kabag perekonomian Setda Bambang Susilo, perwakilan DPU, DP2KAD, Bapeda dan instansi terkait. “Respon bupati sangat baik dalam pemaparan program itu,” kata Hermawan.

Dijelaskan, hidup masyarakat sangat tergantung dengan ketersediaan air bersih. Karena itu sesuai undang-undang pemerintah PDAM mempunyai tanggungjawab untuk menyediakan ketersedian air bersih tersebut.

“Dengan adanya program SPAM ini pihak PDAM mencoba untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Purworejo selatan. Disamping itu pengembangan SPAM juga dalam rangka menyosong adanya Bandara di Kulon Progo dan sektor-sektor usaha perhotelan serta usaha lainnya,” jelas Hermawan, di ruang kerjanya, Rabu (20/04/2016).

Diungkapkan, pengembangan IKK SPAM Bayan akan memanfaatkan sumber air baku dari

(2)

P D A M T i r t a P e r w i t a s a r i Purworejo sungai Jali, dengan debit rencana pengambilan sebesar 40 liter /detik. Dengan debit 40 liter /detik diharapkan memenuhi kebutuhan air untuk 3.200 Sambungan Rumah (SR) dengan asumsi 1 liter /detik untuk 80 sr, dengan target pelayanan 100 % pada tahun 2019. Total anggaran yang dibutuhkan sebesar Rp 39.237.897.600.

Untuk IKK SPAM Grabag akan memanfaatkan sumber air baku dari Bendung Siwatu, dengan debit rencana pengambilan sebesar 50 liter /detik. Dengan debit 50 liter /detik tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air untuk 4.000 SR dengan asumsi 1 liter / detik untuk 80 SR, dengan target pelayanan 100 % dicapai pada tahun 2019. Total anggaran yang dibutuhkan Rp 51.114.337.500.

“Sementara untuk SPAM Bagelen nantinya akan memanfaatkan sumber air baku dari Sungai Bogowonto dengan debit rencana pengambilan sebesar 50 liter / detik. Dengan jumlah tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air 4000 SR dengan asumsi 1 liter /detik untuk 80 SR dengan target palayan 100 % tahun 2019. Anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 53.053079.678.50,” papar Hermawan.

Diakui, untuk program pengembangan SPAM di tiga kecamatan tersaebut memang dibutuhkan dana yang cukup besar, karena itu PDAM tidak mungkin berjalan sendiri tanpa dukungan dari stakeholder lain maupun pihak ketiga. “Terkait pendanaan bupati memberi solusi bisa diambilkan dari APBD, APBD

(3)

Provinsi, APBN dan pihak ketiga,” tutur Hermawan.

Menurutnya, sudah ada pihak ketiga yang berminat dan mau bekerjasama dengan PDAM. “Untuk menindak lanjuti hal itu kami sudah mempersiapkan diri seperti penyediaan lahan, biaya konsultan dan perijinan,” pungkas Hermawan. (WARDOYO)

Sekdes Mendapat Pelatihan

Operasikan Komputer

PURWOREJO – Sebanyak 70 Sekretaris Desa (Sekdes) mendapat

pendidikan dan pelatihan teknis operator komputer. Pelatihan berlangsung dari tanggal 11 sampai dengan 22 April 2016 dan peserta dibagi menjadi dua gelombang. Pelatihan dilaksanakan di Ruang Aula Badan Kepegawaian Daerah (BKD). Kegiatan dibuka oleh Wakl Bupati Purworejo, Yuli Hastuti SH, Senin (11/4/2016).

Dikatakan wakil bupati, seiring dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka pemerintah desa memiliki tanggung jawab dan otoritas lebih luas untuk mengelola urusan pemerintahan desa dan pelayanan publik.

“Lahirnya undang-undang ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi pembangunan desa, sehingga diharapkan mampu memotivasi kinerja pemerintah desa, agar bekerja lebih baik, akuntabel dan profesional, sesuai dengan perkembangan teknologi dan globalisasi, sekaligus mendorong suksesnya pembangunan desa di segala bidang,” katanya.

Terpisah, Kepala BKD Kabupaten Purworejo, Drs, Sigit Budimulyanto,MM mengatakan, tujuan pelatihan untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada aparatur pemerintah dalam

(4)

penggunaan komputer dan sistem operasional perangkat lunak guna mendukung bidang tugasnya.

“Diharapkan dengan pendidikan dan pelatihan ini akan terwujud aparatur pemerintah yang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam mengaplikasikan teknologi informasi demi mendukung penyelenggaraan pemerintah baik (good governance),” jelas Sigit. (WARDOYO)

Sat Lantas Polres Purworejo

Giatkan Patroli Dengan Sepeda

PURWOREJO,FP – Untuk lebih dekat dengan masyarakat, khususnya

para pengguna jalan, Sat Lantas Polres Purworejo membuat terobosan baru dengan berpatroli menggunakan sepeda. Patroli sepeda oleh anggota Sat Lantas sudah dimulai sejak Jumat (29/04/2016) dipimpin langsung oleh Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Eko Rubiyanto,SH,SIK.

“Patroli bersepeda ini dengan tujuan untuk lebih dekat dengan masyarakat dan pengguna jalan. Disamping itu dengan bersepeda kita bisa langsung berhenti untuk menyeberangkan pejalan kaki saat menyeberang jalan,” kata Kasat Lantas Polres Purworejo, AKP Eko Rubiyanto,SH,SIK di sela-sela patroli.

Anggota Sat Lantas Polres

(5)

P u r w o r e j o t e n g a h m e l a k u k a n p e n g a t u r a n jalan

Dijelaskan, patroli bersepeda dilakukan saat anggota menuju tempat pengaturan pada pagi hari. Para anggota akan ditempatkan di tempat yang sudah ditentukan untuk melakukan pengaturan lalu lintas dan membantu pengguna jalan lainnya. “Patroli dengan sepeda ini akan kita lakukan secara rutin, namun demikian kendaraan dinas tetap akan kita gunakan untuk kegiatan lainnya. Dengan bersepeda selain sehat kita juga bisa s e m a k i n d e k a t d e n g a n m a s y a r a k a t , ” u c a p A K P E k o Rubiyanto,SH,SIK.

Heri Priyantono (Direktur

LPKSM EMPATI) : Rencana

Pembangunan Alun-alun Harus

Ditinjau Ulang

PURWOREJO – Direktur Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakata ( LPKSM) EMPATI, Hery Priyantono meminta agar Bupati Purworejo meninjau kembali kebijakanya terkait rencana pembangunan Alun-alun Purworejo yang berdampak pada relokasi puluhan pedagang kaki lima (PKL) Pendowo.

Hery Priyantoro yang juga wartawan salah satu media nasional juga meminta agar pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Purworejo menunda proses lelang pengerjaan pembangunan Alun-alun

(6)

Purworejo.

Hal itu mengemuka dalam acara Forum Komunikasi Dengar Aspirasi Publik atau Critical Voice Point dengan tema Penempatan Kembali Pedagang Pasar Baledono, Pembangunan Tugu Krisna Duta, dan Pemberdayaan PKL Alun-alun / Taman Kuliner di Pendopo Kabupaten Purworejo Rabu (19/7).

Menurut Hery, permintaan tersebut didasari karena selama ini belum deal dan ada titik temu soal pembangunan Alun-alun Purworejo. Bahkan Heri menganggap rencana pembangunan Alun-alun tersebut program konyol karena tidak memperdulikan aspirasi dan nasib PKL yang sudah puluhan tahun mengais rejeki dilokasi itu. “Saya minta pembangunan Alun-alun Purworejo ditinjau ulang karena belum deal, ” kata Hery.

Dikatakan, keberadaan PKL di Alun-alun Purworejo selama ini sudah menjadi ikon kuliner dan menjadi salah satu tujuan wisata malam hari di Kabupaten Purworejo.

Selain itu, lanjut Heri, selama ini PKL Alun-alun sudah memberi kontribusi ke DP2KAD sebesar Rp 2,5 juta per bulan melalui Pajak Retribusi Berdagang, Dana Pembinaan untuk Dinas Perdagangan melalui Kopnumkm sebesar Rp 750 ribu per bulan, dan Rp 6 juta per bulan melalui parkir.

“Oleh sebab itu sekali lagi saya minta bupati dan dinas terkait meninjau ulang pembangunan Alun-alun Purworejo karena konsepnya tidak jelas serta janji kesejahteraan hanya pelipur lara,” tandas Hery.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Purworejo Agus Bastian mengatakan, semua aspirasi akan menjadi catatan buat pemerintah dan akan dipikirkan. Bupati juga menyampaikan setiap penertiban pasti ada yang dirugikan. “Semua butuh kelogowoan, “kata bupati.

Dalam kesempatan itu Hery juga mengajak Anik, salah satu PKL Alun-alun dan putrinya yang bingung karena lokasi usahanya bakal tergusur akibat pembangunan Alun-alun. “Pak bupati tolong jangan gusur tempat usaha saya, anak saya masih butuh biaya sekolah,”kata Anik didepan bupati.

Anik merupakan PKL yang berjualan disudut Alun-alun dan suaminya meninggal saat mendorong gerobak usai berjualan.

Hadir dalam acara tersebut, Forkompimda, LSM, mantan Bupati Purworejo H. Kelik Sumrahadi, S.Sos, Mahasiswa, perwakilan pedagang Pasar Baledono, perwakilan PKL Alun-alun Purworejo dan tokoh masyarakat.

(7)

Dinikah Siri Oknum PNS, Anak

Latifah Tak Diakui

PURWOREJO,FP – Nasib malang dialami Latifah (37) warga

Kliwonan, Kutoarjo. Betapa tidak, hanya dinikah siri oleh S (45), oknum PNS di suatu instansi di Kecamatan Butuh, tapi setelah punya anak, tidak diakui bahkan ditinggal pergi.

Ditemui di rumahnya, Latifah menceritakan kejadian itu. Janda anak satu itu bertemu dengan Suryono sekitar tahun 2005. Pada 2009 Latifah dinikah siri oleh S “S sudah punya istri dan PNS jadi saya hanya dinikah siri,” kata Latifah.

Setelah menikah, S tinggal di Kliwonan. Sayangnya kemesraan Latifah dan S tidak bertahan lama.

“S suka mabuk-mabukan, cemburuan dan ringan tangan. Bahkan saya pernah beberapa kali dipukuli,” aku Latifah.

Tidak tahan dengan kelakuan S, pada bulan Maret 2013 Latifah minta pisah ranjang. S kemudian mengontrak rumah di daerah Bendung Selis, Kutoarjo.

Entah karena masih saling cinta atau saling membutuhkan, pada Juni 2015 keduanya bersatu lagi. Hingga pada Desember 2015 Latifah mengandung. Sampai akhirnya pada April 2016 Latifah melahirkan bayi perempuan yang diberi nama Zulfah Putri Malikta.

Ternyata S tidak mau mengakui bayi itu sebagai anaknya. Alasannya, kehamilan Latifah setelah beberapa bulan berpisah dengannya.

Atas penolakan itu Latifah berusaha bicara baik-baik. Latifah tidak menuntut banyak, dia hanya ingin lelaki itu mengakui

(8)

anaknya dan minta bantuan uang perawatan selama empat bulan. Sebab semenjak melahirkan Latifah tidak bisa berjualan lagi. “Saya hanya minta itu saja, nanti kalau saya sudah buka warung lagi saya besarkan sendiri anak saya,” tutur Latifah.

Latifah melaporkan kejadian itu ke kelurahan dan sidang pun digelar. Dalam sidang, S tetap tidak mau mengakui anak yang dilahirkan istri sirinya. S malah menantang pembuktian lewat tes DNA.

“Atas dukungan tetangga, pemerintah kelurahan dan saudara saya kemudian melakukan tes DNA di Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta,” ucap Latifah.

Namun Latifah harus kecewa lantaran pihak rumah sakit menolak lakukan tes DNA tanpa ada surat keterangan laporan dari Polsek Kutoarjo.

Latifah pun pulang dengan tangan hampa. Berikutnya Latifah mendatangi Polsek Kutoarjo untuk melaporkan peristiwa yang dialaminya.

Lagi-lagi Latifah harus menelan kecewa karena Polsek Kutoarjo tidak mau memproses dengan alasan kasus itu atas dasar suka sama suka. “Kata Polisi yang berhak melaporkan istri sah Suryono,” kata Latifah.

Karena itu, Latifah kemudian menempuh cara damai dengan mendatangi pimpinan S selaku atasan. Tujuannya selain mengadu juga untuk memohon agar ada tindakan dari instansinya.

Tapi untuk kesekian kalinya Latifah harus memendam kecewa, sebab atasan S tidak berani menindak karena tidak ada laporan atau pengaduan tertulis.

Dengan sederet kekecewaan itu kini Latifah mengaku pasrah dan bertekad akan membesarkan anaknya meski tidak diakui ayahnya. “Sebenarnya banyak yang mau mengadopsi tapi saya tidak mau,” pungkas Latifah. (war)

(9)

Peringatan WR Supratman Akan

Digelar 10 Hari

PURWOREJO, FP – Romansa Purworejo 2020 sebagai tahun kunjungan wisata di Purworejo sudah ditangkap oleh berbagai pelaku wisata di Purworejo, salah satunya yang saat ini sedang berbenah adalah Desa Wisata Somongari yang berada 12 km sebelah tenggara kota Purworejo, terletak di Perbukitan Menoreh bagian selatan.

Salah satu potensi Wisata yang sedang dipromosikan selain Curug Silangit adalah Memorial House WR Soepratman.

WR Soepratman sendiri dilahirkan di Somongari pada tanggal 19 Maret 1903, adalah figure besar dan terkemuka dan penting di eranya bahkan hingga masa kini untuk Indonesia.

Dan dalam waktu dekat ini, Karang Taruna Somongari, Badan Pengelola Pariwisata Somongari dan Forum Diskusi Srawung Budaya Nusantara akan menyelenggarakan event besar untuk memperingati hari kelahiran WR Soepratman.

Harapannya agar mampu mentransfer semangat juang ke generasi penerus di samping juga sebagai ajang untuk mengingatkan generasi muda agar lebih bisa mengingat sejarah bahwa WR Soepratman tidak hanya Pahlawan Nasional kelahiran Somongari tetapi juga sebagai inspirator untuk menghasilkan sebuah karya yang bisa mengharumkan nama Bangsa.

“Event yang bertajuk Festival WR Soepratman ini rencananya akan kami selenggarakan mulai tanggal 18 Maret hingga 28 Maret 2017,” kata Ketua Karang Taruna Desa Sumongari, Hary Yudhistira, dalam siaran rilisnya, Sabtu (11/2).

(10)

Disampaikan, event yang diagendakan setiap tahun sekali itu, kali ini digelar sedikit berbeda dengan penyelenggaraan event-event tahun sebelumnya. Ditahun 2017 ini event-event lebih dibuat lebih besar selain Fun Walk pada tanggal 19 Maret dengan konsep jalan santai menyusuri Desa Wisata Somongari dan akan dihibur oleh O.M New Zakaria Somongari serta pembagian Doorprize. F e s t i v a l W R Soepratman ini j u g a a k a n d i b a g i b e b e r a p a segmen acara diantaranya WR S o e p r t a m a n Film Festival, T h u n d e r o u s M u s i c

Colaboration, WR Soepratman Oncor Festival, WR Soepratman Jazz Festival,Somongari Top Canvas, Srawung Budaya Great Forum, Somongari Food Court dan Kenduri Budaya dari tanggal 25-28 Maret 2017, “Semua kegiatan dipusatkan di halaman Balai Desa Somongari,” katanya.

Ditambahkan, event ini digelar dengan melibatkan pelaku kesenian yang ada di Desa Somongari maupun di luar wilayah Somongari, bahkan ada beberapa sanggar tari dari Purworejo termasuk dari ISI Yogyakarta yang sudah siap untuk terlibat dalam kegiatan ini.

Catur Asmaragama, salah satu penggagas lahirnya Srawung Budaya Nusantara, menambahkan, bahwa event ini adalah hasil kerja sama kali pertama antara Komunitas Srawung Budaya dengan Karang taruna Somongari.

“Walaupun pada tahun 2016 sempat bekerja sama dengan bendera Komunitas Teater Purworejo. Srawung budaya sendiri adalah

(11)

sebuah forum diskusi yang peduli dengan dinamika kehidupan kebudayaan Nusantara, mengkaji, membuat gagasan –gagasan dan mengaplikasikannya dalam berbagai bentuk kegiatan maupun gerakan demi kelestarian dan kebermanfaatan budaya,” jelasnya. Menurutnya, WR Soepratman adalah sebagai Simbol dari semangat harmoni keindahan budaya dan pekerti bangsa Indonesia dan semangat inilah yang akan dibawa untuk persembahan generasi ini dan generasi masa depan Indonesia.

“Saat ini kepanitiaan sudah mempersiapkan event ini mulai dari menyiapkan fasilitas seperti akomodasi homestay khas Somongari, berbagai kuliner asli Somongari, UMKM, ojek wisata, ontel wisata termasuk pemandu wisata lokal yang akan menyambut para wisatawan untuk hadir memeriahkan event Festival WR Soepratman ini,” ujarnya.

Pihaknya berharap, ke depan event ini bisa menjadi warna baru event budaya, seni dan wisata lokal yang tentu multifler effectnya adalah meningkatkan kesejaheteraan masyarakat di Desa Somongari, mengangkat potensi wisata lokal dalam bingkai semangat kepahlawanan WR Soepratman.

RS Aisyiyah dan PT Sido

Muncul Gelar Operasi Katarak

Gratis

PURWOREJO, FP – Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo bekerjasama dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami) cabang Yogyakarta dan PT. Sido Muncul menggelar bakti sosial operasi katarak gratis, Minggu (8/10). Operasi katarak gratis diikuti 48 peserta yang berasal dari masyarakat Purworejo dan sekitarnya.

(12)

Kegiatan operasi katarak gratis dihadiri perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purworejo, Ditektur Rumah Sakit Aisyiyah Purworejo, dr. HM. Maimun, MPH, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah, Frin Erma Nurhayati, S.Pd, M.Si, Ketua Perdami Cabang Yogyakarta Prof. dr. Suhardjo, SU, SpM, Publik Relations Staff PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul tbk, Hendrik, dan sejumlah pejabat terkait lainnya.

Dikatakan Hendrik, pelaksanaan operasi katarak gratis Tolak Angin Sido Muncul tersebut merupakan kelanjutan dari kerjasama yang dilakukan dengan Perdami cabang Yogyakarta pada 7 Mei 2017 lalu untuk 350 mata. “Operasi katarak gratis ini dilakukan secara bertahap dibeberapa daerah dan sebelumnya telah dilakukan di RS Bethesda Yogyakarta dan Balai Mudita Cilacap, ” katanya.

Dijelaskan, operasi katarak gratis Tolak Angin Sido Muncul sudah dilaksanakan sejak tahun 2011 di 27 provinsi, 211 kota/kabupaten di 236 rumah sakit/klinik mata di seluruh Indonesia. “Hingga saat ini jumlah mata yang telah dioperasi atas kerjasama PT Sido Muncul dengan Perdami berjumlah 50.710 mata, “ucapnya.

Sedang Prof. dr. Suhardjo, SU, SpM mengatakan, operasi katarak gratis sangat positif sekali mengingat angka kebutaan di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Purworejo masih lumayan tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan tahun 2013 masih sekitar 4 persen.

(13)

“Masih cukup tinggi, dan itu bukan menjadi tanggung jawab Kementerian Kesehatan saja, tapi juga pihak-pihak terkait seperti Perdamai, “katanya.

Karena itu, kata Prof. dr. Suhardjo, dirinya tetap membutuhkan bantuan dan dukungan seperti yang sudah dilakukan oleh PT Sido Muncul. Namun demikian dirinya juga berharap jangan hanya sebatas katarak saja, melainkan juga bantuan berupa pembagian kaca mata bagi penderita mata yang disebabkan oleh penyakit diabetes. “Yang penting lagi adalah pencegahan dini bagi penderita penyakit mata, “katanya.

Misniatun

Sementara itu, Pimpinan Daerah Aisyiyah Purworejo Frin Erma Nurhayati, S.Pd, M.Si mengungkapkan sangat menyambut baik kegiatan operasi katarak gratis karena hal tersebut sejalan dengan kegiatan yang ada di RS Aiysiyah, yakni membantu pelayanan di bidang kesehatan kepada masyarakat. “Kegiatan pelayanan bidang kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang sangat menjadi perhatian RS Aisyiyah Purworejo, “katanya.

Misnatun (59) warga Desa Aglik Kecamatan Grabag mengaku sangat senang dengan operasi katarak gratis karena sangat terbantu sekali dalam hal biaya. “Operasinya juga cepat dan tidak sakit, “ucap Misnatun usai dioperasi.

(14)

Sat Lantas Polres Kebumen

Siap Amankan Arus Lebaran

KEBUMEN, FP – Mendekati operasi kemanusiaan pengamanan lebaran 2017, atau lebih sering disebut Operasi Ramadniya, berbagai persiapan telah dilakukan Polres Kebumen. Salah satunya melakukan pengecekan kendaraan bermotor maupun bermobil yang akan digunakan untuk mendukung jalannya operasi tahunan tersebut, Kamis (08/06).

Pengcekan kali ini, melibatkan langsung tim dari Dir Lantas Polda Jateng. Pengecekan ini untuk memastikan bahwa kendaraan dinas tersebut siap digunakan untuk pengamanan Idulfitri yang akan dimulai tanggal 19 Juni hingga 4 Juli mendatang.

Karena Sat lantas tidak memiliki halaman yang cukup luas, pengecekan atau apel kendaraan dinas kali ini digelar di depan Perpusda Kebumen, di jalan Veteran Kebumen.

Menurut Kapolres Kebumen AKBP Titi Hastuti, Ssos melalui Kasat Lantas Polres Kebumen AKP Aditya Muya R, sebanyak 43 kendaraan bermotor dan 13 Kendaraan bermobil milik Sat Lantas Polres Kebumen diapelkan dan dicek oleh tim dari Polda Jateng.

“Semua kendaraan yang diapelkan dalam kondisi baik. Nantinya kendaraan tersebut akan digunakan personel untuk mengamankan jalannya Operasi Ramdniya,” ucap Kasat Lantas Polres Kebumen. Lanjut AKP Aditya, dalam pengamanan Idulfitri mendatang bukan hanya kendaraan milik Sat Lantas saja yang beroprasi, melainkan dari Polres dan Polsek pun akan dilibatkan dalam operasi yang menurut informasi akan berlangsung 16 hari atau hingga H+10 Idulfitri tahun 2017.

Loano Jadi Kampung KB, Jateng

Gayeng Incer Wong Meteng

PURWOREJO, FP – Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan , khususnya di Jawa Tengah, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

(15)

meluncurkan program “Jateng Gayeng, Inceng Wong Meteng” . Artinya, setiap warga ikut melihat, mengawal dan mengawasi ibu hamil dilingkungan masing-masing.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris BKKBN Provinsi Jawa Tengah Erna Sulistyowati, M.M disela-sela kegiatan peringatan Hari Keluarga National ke 24 tahun 2017 sekaligus pencanangan kampung KB di Desa Loano Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo, Senin (21/8).

Lanjut Erna, diharapkan dengan tindakan tersebut bagi ibu hamil yang akan melahirkan dapat segera mendapat bantuan dan terhindar dari kematian ibu melahirkan. “Dengan adanya pengawasan dan bantuan jika terjadi sesuatu dapat segera tertolong, “katanya.

Selain itu, sebaiknya bagi ibu-ibu yang baru melahirkan disarankan ikut KB pasca persalinan sehingga jarak melahirkan bisa terjaga.

Disebutkan, hingga kini angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi, khususnya di Jawa Tengah. Yakni, 358 per 100 ribu. “Artinya dari 100 ribu ibu melahirkan 358 meninggal dunia,”ucapnya.

Menurutnya, jumlah tersebut masih cukup tinggi dibanding negara lain seperti Singapura. Di Singapura AKI hanya 2 per 100 ribu. “Di Singapura sangat luar biasa, hampir mendekati zero, “tuturnya.

(16)

Karena itu, lanjutnya, Gubernur Ganjar Pranowo terus menerus memasyarakatkan slogan Jateng Gayeng, Incer Wong Meteng dengan harapan target menurunkan AKI di Jawa Tengah tercapai. “Agar ibu yang melahirkan sehat dan bisa merencanakan kelahiran dengan baik. Artinya setelah melahirkan akan terlindungi dengan alat kontrasepsi, menggunakan IUD yang cocok pasca melahirkan, “katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan KB, Sukmo Widi Harwanto, SH. M.M mengatakan, dirinya optimis target kampung KB di 16 kecamatan yang ada di Purworejo bakal selesai sesuai rencana. “Insyaallah sesuai target, karena pencanangan ini sudah yang ke 12 dan tinggal 4 kecamatan lagi, “katanya disela-sela kegiatan.

Diungkapkan, pada semester pertama ini jumlah aseptor di Purworejo sudah mencapai 5000 lebih dan akan terus bertambah karena masih ada sisa 4 kecamatan. “Setiap pencanangan kampung KB targetnya 100 aseptor dan itu bisa tercapai bahkan ada yang mencapai 200,”tuturnya.

Pencanangan Kampung KB di Desa Loano dan peringatan Harganas ke 24 tahun 2017 dipusatkan di Balai Desa Loano. Pencangan dilakukan oleh Asisten III Drs Muh. Wuryanto mewakili Bupati Purworejo.

Rekatkan Jalinan Keluarga, 41

Anak dan Cucu Digiring

(17)

Keliling Desa

PURWOREJO, FP – Ada banyak cara untuk merekatkan jalinan keluarga besar. Salah satunya dengan tradisi Angon Putu seperti yang dilakukan oleh keluarga Mbah Sapuan (81) dan Lasiyah (75) di Desa Kaliwungu Kecamatan Bruno Kabupaten Purworejo. Pasangan kakek nenek yang telah memiliki anggota keluarga sebanyak 41 orang ini mengumpulkan seluruhnya dan mengajak berkeliling desa serta ziarah ke makam luhurnya.

Pagi itu, Rabu (28/6), Mbah Sapuan berpenampilan layaknya seorang penggembala. Kepalanya bercaping dan tangannya menggenggam cemeti. Raut wajahnya yang keriput tampak cerah. Meski berusia senja, ia bersama sang istri masih tampak sumringah berjalan dan energik memainkan cemetinya.

Serupa menggembala kerbau atau ternak itik. Setelah berdoa di halaman rumahnya, Mbah Sapuan dengan sabar menggiring anak, menantu, dan cucu yang berjumlah 41 orang keliling desa. Sepanjang jalan yang dilewati, pemandangan yang jarang dijumpai itu menyedot perhatian warga.

“Ini merupakan tradisi Jawa yang dikenal dengan Angon Putu atau menggembala cucu. Syaratnya pasangan suami istri yang masih utuh sudah memiliki minimal 40 anggota keluarga, terdiri dari anak, cucu, dan buyut,” kata Siswanto, anak tertua dari Mbah Sapuan yang kini menjadi Kepala SDN Plaosan UPT Dikpora Kecamatan Bruno.

Bagi keluarga Mbah Sapuan, Angon Putu merupakan salah satu bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT atas karunia keturunan hingga terbentuk sebuah keluarga besar. Angon Putu juga menjadi media perekat anggota keluarga dan menjaga tali silaturahmi.

(18)

“Mbah Sapuan memiliki 7 anak dan kini sudah tersebar di sejumlah daerah, seperti Jakarta dan Jawa Barat. Dengan seperti ini anggota keluarga secara lengkap dapat berkumpul dan saling berkomunikasi. Jika ada yang dalam kondisi kesulitan, kita jadi bisa saling membantu,” lanjutnya. Menurut Siswanto, Angon Putu kerap dilakukan warga dengan mengembala anggota keluarga di pasar tradisional. Ibarat ternak, mereka dapat merumput dengan memakan jajanan di pasar tersebut.

Namun, keluarga Mbah Sapuan lebih memilih menggiring anak-anaknya ke pemakaman yang berada di perbukitan untuk melakukan doa bersama. Di lokasi itu, mereka juga dikenalkan silsilah para leluhur dan anggota keluarganya.

“Seiring perkembangan zaman dan pengaruh agama, Angon Putu kita lakukan di makam leluhur. Para leluhur kami dilmakamkan di dua pemakaman, yakni makam Kalipetung dan Kiai Gober di desa ini,” bebernya.

Angon Putu yang berlangsung sekitar 3 jam diakhiri dengan melakukan doa bersama di rumah Mbah Sapuan. Seluruh anggota k e l u a r g a j u g a m e n y a t u u n t u k m a k a n b e r s a m a y a n g mempresentasikan indahnya sebuah kerukunan.

Referensi

Dokumen terkait

Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat dan saniter sehingga tidak menyebabkan pencemaran pada tahap berikutnya dengan suhu pusat produk maksimal 4,4 °C (untuk bahan

Sistem yang bekerja pada suatu inti bangunan harus dapat menahan gaya lateral yang disebabkan oleh banyak sumber seperti gempa atau beban baik beban bangunan sendiri atau beban

[r]

Alternatif Usaha Menyeimbangkan Kapasitas 1 Untuk menyeimbangkan/mendekati keseimbangan kapasitas dengan kapasitas yang dibutuhkan pada alternatif ini digunakan beberapa

Sedangkan dalam penelitian brand personality pada acara dakwah di televisi ini menggunakan 14 dimensi bussiness media brand personality yang dirumuskan oleh Kumar

Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Utara/ Ilung, SMPKBatang Alai Utara, Hantakan, Batang Alai Selatan/ Kapar, Batu Benawa/ Pagat, Limpasu/ Pauh, Labuan Amas Utara/

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Efektifkah model pembelajaran keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas

mendeteksi TSH pada kadar yang sangat rendah sehingga dapat digunakan sebagai pemeriksaan  pemeriksaan tunggal dalam menentukan status tiroid dan dilanjutkan dengan tes FT4 hanya