• Tidak ada hasil yang ditemukan

J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. 1 / e d i s i M a r e t

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "J u r n a l E K B I S / V o l. V I / N o. 1 / e d i s i M a r e t"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) BAGI KARYAWAN TINGKAT SUPERVISOR

*( Ratna Handayati Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

Abstrak

Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan terhindar dari bahaya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Salah satu cara yang ditempuh perusahaan adalah dengan mengadakan pelatihan K3 Supervisor. Bagaimana hubungan antara kebutuhan pelatihan K3 dengan peningkatan performa K3? Untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan pelatihan K3 dengan peningkatan performa K3 pada sumber daya manusia maka penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode uji validitas, analisa korelasi, uji reliabilitas, analisa regresi sederhana dan uji t. Hasil analisis menunjukkan bahwa, ada hubungan linier tidak langsung dan pengaruh positif antara kebutuhan pelatihan K3 terhadap performa K3 dan kondisi sumber daya manusia, sehingga apabila kebutuhan pelatihan naik maka performa K3 pada sumber daya manusia akan naik pula.

Kata kunci : Kebutuhan Pelatihan, Kondisi SDM, Performa K3

Latar Belakang

Masalah keselamatan dan

kesehatan kerja (K3) bukan semata- mata tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab semua pihak terutama pengusaha, tenaga kerja dan masyarakat. Banyak pengusaha

yang kurang menyadari arti

pentingnya masalah tersebut dan mereka beranggapan bahwa hal itu

hanya menjadi beban bagi

perusahaan. Hal ini sebenarnya dapat menimbulkan kerugian yang lebih besar bahkan dapat menurunkan mentalitas karyawan dan tingkat produktivitas kerja karyawan bila

perusahaan tidak memperhatikan

atau menghiraukan program K3 untuk karyawannya.

Banyak juga karyawan yang enggan untuk mengikuti petunjuk

kerja sehingga menimbulkan

kecelakaan dalam bekerja. Hal ini disebabkan karena karyawan kurang mengetahui fungsi suatu peralatan

dan alat pelindung diri dari

kecelakaan yang dirasakan sebagai

pengganggu kebebasan bergerak.

Penerapan teknologi canggih dapat

juga menimbulkan resiko

kecelakaan dan penyakit akibat kerja apabila tidak didukung oleh

sember daya manusia dengan

keahlian, ketrampilan dan disiplin yang tinggi. Untuk itu perusahaan perlu memberikan pengarahan dan melakukan sosialisasi mengenai K3

kepada karyawan, sehingga

karyawan tersebut dapat mengetahui dan dapat menggunakan alat untuk

mencegah terjadinya kecelakaan

seperti penggunaan helm, masker,

sarung tangan, alat pemadam

kebakaran dan lain lain. Salah satu

cara yang dapat dilakukan

perusahaan adalah dengan

menyelenggarakan program

pelatihan K3.

Sebelum pelatihan

dilaksanakan perusahaan harus

mengetahui sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan terlebih dahulu, materi apa yang perlu dilatih dan siapa yang akan dilatih agar pelatihan yang dilaksanakan benar- benar pelatihan yang dibutuhkan

(2)

karyawan. Terutama untuk karyawan yang baru saja masuk,

mereka sangat membutuhkan

pelatihan karena mereka kurang mengetahui resiko apa saja yang

mengancam keselamatan dan

kesehatan kerja mereka. Pendekatan yang dapat dilakukan perusahaan

untuk mengetahui kebutuhan

pelatihan karyawan adalah dengan

melaksanakan penilaian terhadap

kesenjangan antara sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dengan sumber daya manusia yang

diinginkan perusahaan. Penilaian

kesenjangan sumber daya manusia ini lebih dikenal sebagai analisis kebutuhan pelatihan.

Salah satu kelompok sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dan memiliki berpotensi untuk berkembang serta mempunyai peranan penting dalam perusahaan adalah supervisor (kepala regu). Supervisor merupakan penghubung bagi pihak manajemen dan operator, serta berperan juga sebagai Pembina bagi karyawan atau operator di

lapangan. Menurut Lockwood

dalam Uswandi (2001), supervisor

terlibat dalam meningkatkan

produktivitas para karyawan dalam

unit kerjanya, menjaga mutu

produk, memastikan tingkat

produksi yang tepat pada waktu yang tepat serta menangani maslah- masalah yang terjadi di lapangan. Jadi, supervisor secara langsung

bertanggung jawab terhadap

keselamatan pekerjanya dan kunci

untuk memperoleh catatan

keselamatan.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah hubungan

antara kebutuhan pelatihan K3 dengan peningkatan performa K3?

Tujuan

Untuk mengetahui hubungan

antara kebutuhan pelatihan K3 dengan peningkatan performa K3.

Pelatihan Supervisor

Kussriyanto dalam Didu

(2000), mengemukakan bahwa

supervisor adalah penghubung

antara struktur manajemen yang makin kompleks dengan pekerjaan

lini. Supervisor yang bertugas

untuk memberikan motivasi,

melakukan tindakan koreksi, dan menganalisa kecakapan kerja dan kecakapan pribadi karyawan. Bagi

seorang supervisor kombinasi

antara kemampuan hubungan antar

manusia serta keterampilan

berkomunikasi mutlak harus

dimiliki. Oleh karena itu,

pendidikan dan karakter yang

dibutuhkan supervisor dalam

menjalankan tugasnya terbentuk

dengan baik.

Bagi seorang supervisor

pengetahuan tentang prinsip dasar

manajemen (perencanaan,

pengarahan, pengkoordinasian,

tindak lanjut dan komunikasi)

adalah penting sekali. Supervisor harus selalu dilibatkan dalam setiap

penyelidikan kecelakaan. Hal

tersebut bukan sekedar tanggung

jawabnya, lebih dari itu

menyelidiki kecelakaan yang

melibatkan anak buahnya dan

daerah tanggung jawab adalah

merupakan haknya. Supervisor

merupakan orang yang

bertanggung jawab terhadap

pekerjaan dan daerah kerjanya.

Insiden akan mempengaruhi hasil kerja dan mutu serta efek-efek lain

dari pekerjaan yang mereka

lakukan. Mereka harus menghadapi masalah absensi orang yang cidera atau sakit, kerusakan peralatan, atau mungkin bahan yang tercecer atau terbuang percuma (Black, 1987). Penentuan Kebutuhan Pelatihan

(3)

Didu (2000), mengemukakan bahwa

sebelum menetapkan program

pelatihan yang akan dilaksanakan dalam suatu organisasi, sebaiknya

dilakukan analisa kebutuhan

pelatihan terlebih dahulu. Analisis

kebutuhan pelatihan merupakan

sebuah analisis kebutuhan workplace yang secara spesifik dimaksudkan untuk menentukan apa sebetulnya kebutuhan pelatihan yang memang

menjadi prioritas. Informasi

kebutuhan tersebut akan dapat

membantu perusahaan dalam

menggunakan sumber daya (waktu, dana, dan lain-lain) secara efektif sekaligus menghindari kegiatan yang

tidak perlu. Tujuan analisis

kebutuhan pelatihan adalah untuk

mencari atau mengidentifikasi

kemampuan apa yang diperlukan

oleh karyawan dalam rangka

menunjang kebutuhan organisasi.

Menurut Irianto (2001),

analisis kebutuhan pelatihan

dilakukan melalui sebuah proses Tanya jawab (asking questions

getting answer). Pertanyaan

diajukan kepada setiap karyawan dan kemudian membuat verifikasi dan dokumentasi tentang berbagai

masalah dimana akhirnya

kebutuhan pelatihan dapat

diketahui untuk memecahkan

masalah tersebut. Masalah yang

membutuhkan pelatihan selalu

berkaitan dengan lack of skill or

knowledge sehingga kinerja

standar tidak dapat dicapai. Jadi

kebutuhan analisis merupakan

sebuah proses yang

membandingkan kinerja aktual

dengan kinerja standar. Hasil Analisa

Berdasarkan analisa data

maka didadap hasil bahwa

variabel Kebutuhan Pelatihan K3

berpengaruh positif terhadap

Kondisi Sumber Daya Manusia dan Performa K3.

Hasil yang diperoleh adalah

sebagai berikut: 1) Uji Validitas

Dari hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan

perhitungan manual, jika

rhitung > dari rtabel (0.361) maka hasil uji validitasnya adalah valid. Untuk skor rataan

hasil kuisioner variabel X

(Kebutuhan Pelatihan K3)

didapat hasil rhitung = 0.628, 0.514, 0.563, 0.435 dan 0.378 untuk masing-masing kuisioner dengan hasil valid (> dari rtabel).

Untuk variabel Y

(Kondisi Sumber Daya

Manusia) didapat hasil rhitung = 0.375, 0.816, 0.507, 0.427 dan 0.501 dengan hasil valid (> dari rtabel) untuk masing- masing kuisioner.

2) Analisis Korelasi

Hasil korelasi antara

Kebutuhan Pelatihan K3

dengan Kondisi Sumber Daya Manusia adalah 0.787, itu artinya ada hubungan kuat antara peubah X dan Y.

3) Uji Reliabilitas

Untuk pengujian

reliabilitas Kebutuhan Pelatihan K3 (variabel X) hasil koefisien korelasi skor ganjil dengan skor genap adalah sebesar r =

0.474, sehingga untuk

reliabilitasnya didapat hasil R = 0.643 (reliabel). Sedangkan hasil koefisien korelasi skor

ganjil dengan skor genap

Kondisi Sumber Daya Manusia (variabel Y) adalah r = 0.676, sehingga untuk reliabilitasnya

didapat hasil R = 0.807

(reliabel).

4) Analisis Regresi Linier

Sederhana

(4)

untuk regresi linier adalah: Y = 4.562 + 0.728 X yang diartikan sebagai berikut :

a = 4.562, merupakan intersep

yang berarti bahwa

apabila variabel bebas

yaitu Pelatihan K3 tidak dilakukan oleh PT. Indal Steel Pipe maka Kondisi

Sumber Daya Manusia

adalah sebesar 4.562 b = 0.728, artinya bahwa

variabel Pelatihan K3

mempunyai pengaruh

positif terhadap Kondisi

Sumber Daya Manusia

atau dengan kata lain

apabila Pelatihan K3

meningkat sebesar 1

satuan maka Performa K3 dan Kondisi Sumber Daya Manusia akan meningkat

sebesar 0.728, dengan

asumsi bahwa variabel lain yang mempengaruhi dianggap konstanta, (a = 0).

5) Uji T

Dari hasil

analisis uji T diperoleh THitung sebesar 6.121 sedangkan TTabel 2,069 ini berarti THitung >

TTabel sehingga Ho

ditolak dan Hi diterima

dan teruji bahwa

variabel Kebutuhan

Pelatihan K3

mempunyai pengaruh

yang signifikan terhadap

Performa K3 dan

Kondisi Sumber Daya Manusia pada PT. Indal Steel Pipe.

Kesimpulan

1. Pelaksanaan pelatihan

K3 supervisor memiliki

manfaat yang cukup

bagi karyawan tingkat

supervisor untuk meningkatkan pengetahuan dan penguasaan pekerjaan, wawasan, kemampuan mengkoordinir, melakukan pengawasan dan memcahkan masalah. 2. Pelaksanaan pelatihan

ini juga mampu

meningkatkan kemampuan merencanakan

pekerjaan. Analisa

terhadap pelatihan yang dilakukan menunjukkan

bahwa semakin

meningkatnya kebutuhan

pelatihan K3 maka

performa K3 pada

sumber daya manusia juga mengikat.

3. Kesimpulan tersebut di

atas dapat dibuktikan dengan hasil pengujian

menggunakan Uji

Validitas yang

menunjukkan hasil

valid, hasil Analisis

Korelasi yaitu 0.787

yang menunjukkan

adanya hubungan yang kuat antara Variabel X

(Kebutuhan Pelatihan

K3) dan Y (Kondisi Sumber Daya Manusia), kemudian dengan Uji

Reliabilitas yang

menunjukkan hasil yang

reliabel, Analisis

Regresi Linier dengan hasil Y = 4.562 + 0.728 X yang menunjukkan hubungan

positif antar kedua

Variabel dan Uji T dengan hasil THitung

(6.121) > TTabel

(5)

DAFTAR RUJUKAN www.google.com

Uswandi, A. K. 2001, “Analisis

Kebutuhan Pelatihan bagi

Karyawan Tingkat Supervisor dan Karyawan Overtime”. Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian. Institut Pertanian Bogor Didu, S. 2000. “Sistem Perencanaan

Pelatihan bagi Supervisor untuk

Mendukung Program TQM”.

Program Studi Teknologi Industri. Institut Pertanian Bogor

Irianto, J. 2001. “Prinsip- prinsip Dasar

Manajemen Pelatihan Dari

Analisis Kebutuhan Sampai

Evaluasi Program Pelatihan”.

Surabaya : Insan Cendekia

Wulandari, M. 2012. “Analisis

Kebutuhan Pelatihan K3 Bagi

Karyawan Tingkat

Supervisor”. Program Studi Ekonomi Manajemen. Universitas Islam Lamongan.

Referensi

Dokumen terkait

Ada sudut pandang yang sama pada berita ditanggal 15 September 2019 tersebut dari kedua media online itu yakni sama-sama memberitakan bentuk protes masyarakat terhadap kabut asap

Seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1 bahwa dari 153 embrio tahap 1 sel hasil ICSI ditransfer ke 12 ekor resipien menghasilkan 33 (22%) embrio tertanam di rahim, selanjutnya

Selanjutnya dalam pembahsan adab pada proses pengajaran sains, makna adab sangat penting dan menjadi pijakan utama untuk para pegiat sains Islam maupun umum, dengan tujuan

Dimohon konfirmasi ke sekolah bahwa hari Sabtu Dosen Pembimbing tdk bisa Hadir (087820215158). Konfirmasi dengan sekolah/lembaga Mitra Konfirmasi dengan sekolah/lembaga

Pada menu ini, pengujian dilakukan pada proses penambahan data contact. Berikut ini adalah tampilan pesan kesalahan apabila admin belum mengisi alamat, seperti yang terlihat pada

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari tokoh-tokoh politik Indonesia pasca Proklamasi, didalamnya terdapat empat tulisan Aidit yang menggambarkan pola pemikiran