• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATANG LEMBANG FLOW CHANGES IN BUKIT SUNDI DISTRICT OF SOLOK REGENCY. By : ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BATANG LEMBANG FLOW CHANGES IN BUKIT SUNDI DISTRICT OF SOLOK REGENCY. By : ABSTRACT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BATANG LEMBANG FLOW CHANGES IN BUKIT SUNDI DISTRICT

OF SOLOK REGENCY

By :

Muhammad Irfan

1

Heldia Edial

2

Yeni Erita

3 1.The geography education student of STKIP PGRI Sumatera Barat. 2,3 The lecturer at geography department of STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This study aims to analyze changes of flow Batang Lembang in Bukit Sundi district of Solok regency by damage to the walls of the river flow, the flow conditions change due to human activities, the flow velocity and physical impact due to changes in flow. This research is descriptive. Sample in this study were taken at a certain point controlled by the map slope, soil type maps, land use maps, map lithology and map the watershed. Soil sampling was conducted using purposive sampling that the sample was taken as a sample to meet any variation of land use with the characteristics of the sample area that is still visible damage on either side of the river and eventually change the flow of the river. The results show: (1) Damage to the walls of the flow of Batang Lembang occur due to natural factors, namely speed stream and land use are along the walls of the flow of Batang Lembang, (2) Condition flow changes Batang Lembang in Bukit Sundi district occurs in the upstream, middle and downstream by forming a new stream. Cause of the new flow due to the flow of the river, land use and human activity along the river (3) The speed at which each sample of sample 1 at 1,10 m / sec, 2 samples of 1.52 m / sec and 3 samples of 2,05 m / dt and (4) the physical impacts caused by changes in the flow of Batang Lembang in Bukit Sundi district including the reduction of productive farmland and damage along the Batang Lembang

Key Words: flow changes, damage, speed, physical impact

PENDAHULUAN

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem yang memiliki unsur-unsur utama vegetasi, tanah, dan air sebagai objek yang perlu didayagunakan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup. Manusia sebagai subjek haruslah mengarahkan daya upaya untuk mendayagunakan dan melestarikan sumber daya tersebut. Daerah aliran sungai juga sebagai ekosistem masyarakat karena kehidupan manusia tidak dapat melepaskan diri dari

keadaan lingkungan tersebut (Asdak, 2007). Pengelolaan sumber daya air harus

berdasarkan kepada batas-batas kemampuan dari tanah yang terdapat dalam daerah aliran sungai, sebab pada hakikatnya hubungan antara tanah, air sungai dan manusia merupakan hubungan yang paling mendasar dan relatif lestari. Disamping tanah, daerah aliran sungai sebagai faktor penunjang bagi manusia dalam

mendapatkan kebutuhan dan melakukan aktivitas (Arsyad, 2006).

Pengelolaan daerah aliran sungai akan bertumpu pada aktivitas-aktivitas yang berdimensi biofisik seperti pengendalian erosi, penghutanan kembali lahan-lahan kritis, serta berdimensi kelembagaan seperti insentif dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan bidang ekonomi. Dimensi sosial dalam pengelolaan daerah aliran sungai lebih diarahkan pada pemahaman kondisi sosial budaya setempat dan menggunakan kondisi tersebut sebagai pertimbangan untuk merencanakan strategi aktivitas pengelolaan daerah aliran sungai yang berdaya guna tinggi serta efektif (Asdak, 2007).

Sungai sebagai salah satu sumber daya yang ada, perlu mendapatkan perhatian, baik dari masyarakat maupun dari pemerintah. Dalam pengelolaan sumber daya air dapat dilakukan penelusuran terhadap kerusakan

(3)

lingkungan khususnya mengenai erosi. Kerusakan lingkungan, disebabkan oleh manusia maupun ditimbulkan oleh kondisi alam itu sendiri dapat terlihat dari gejala dan fenomena tingkah laku aliran sungai tersebut dari waktu kewaktu. Selanjutnya, sejauh ini penelusuran mengenai tingkat kerusakan lingkungan belum sepenuhnya dilakukan pemerintah dan masyarakat, khususnya erosi tebing sungai dan banjir yang terus mewarnai kehidupan negara kita. Banyak diantara kita mengira bahwa penyebab dari bencana ini timbul akibat dari ketidakseimbangan diantara ekosistem yang ada (Rahim dalam Suja’i, 2004).

Batang Lembang sering mengalami perubahan aliran sungai, diantaranya makin melebarnya badan sungai. Beberapa tahun belakangan ini, disepanjang aliran Batang Lembang yang terdapat di nagari Kinari ditemukan adanya perubahan alur sungai dan amblasnya tanah-tanah pada tebing sungai. Hal ini tidak hanya ditemukan pada suatu tempat, tetapi pada beberapa lokasi juga ditemukan perubahan alur dan amblasnya tanah tebing sungai. Akibatnya, terjadi perubahan pada profil sungai yaitu adanya pelebaran dan pendangkalan sungai. Perubahan alur sungai tersebut mengakibatkan tanah yang ditinggal oleh aliran sungai tersebut akan menjadi lahan tidur dan tidak bisa dikelola karena alur sungai tersebut bisa berubah ke alur sungai semula. Perubahan alur sungai sangat mengkwatirkan masyarakat tersebut karena mata pencarian masyarakat akan terganggu terutama bidang pertanian.

Hasil pengamatan awal yang dilakukan di sepanjang aliran Batang Lembang yang ada di nagari Kinari, terlihat Batang Lembang banyak mengalami perubahan arah alur aliran sungai, erosi, pendangkalan sungai, kerusakan vegetasi serta bertambah banyaknya lahan tidak produktif di sekitar sungai. Perubahan aliran ini disebabkan adanya kerusakan dinding sungai, membuat aliran baru dan meninggalkan aliran lama.

Adanya perubahan aliran sungai ini kalau dibiarkan terus-menerus bisa berdampak terhadap masyarakat seperti rumah penduduk, sawah, jalan dan perkebunan masyarakat akan tererosi sepanjang aliran Batang Lembang Kabupaten Solok. Masalah ini sangat perlu untuk diteliti sebab bila dibiarkan tanpa ada usaha dari masyarakat dan pemerintah akan berdampak pada kerusakan lingkungan yang berakibat fatal yaitu adanya kerusakan lingkungan, sawah dan rumah penduduk di sekitar sungai akan tererosi. Kondisi ini

mengancam keberadaan sungai di tengah masyarakat, dimana sungai tidak dapat dimanfaatkan lagi.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dan membahas: 1) Kerusakan dinding aliran Batang Lembang, 2) Kondisi perubahan aliran Batang Lembang, 3) Kecepatan aliran Batang Lembang di Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok dan 4) Dampak fisik yang ditimbulkan akibat perubahan aliran Batang Lembang Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sesuai dengan tujuan penelitian dirumuskan yang menjadi wilayah dalam penelitian ini adalah Batang Lembang Kecamatan Bukit Sundi Kabupaten Solok. Unit penelitian adalah daerah yang mengalami kerusakan aliran, terjadi perubahan aliran sungai dan adanya kerusakan yang terjadi di sepanjang aliran Batang Lembang. Unit penelitian terdiri dari 3 titik sampel yaitu di Jorong Tapi Aie, Jorong Sawah Sundi dan Jorong Bungo Harum, dimana ketiga jorong tersebut dilalui oleh aliran Batang Lembang dan alur sungai mengalami perubahan

Data yang dikumpulkan adalah: a) kerusakan dinding aliran sungai, perubahan alur aliran sungai, kecepatan aliran sungai dan dampak fisik. Analisa data adalah kecepatan aliran sungai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, kerusakan dinding aliran Batang

Lembang terjadi karena faktor alam yaitu kecepatan aliran sungai dan penggunaan lahan yang terdapat di sepanjang dinding aliran Batang Lembang.

Asdak (2007:406) mengatakan karakteristik daerah aliran sungai yang palaing menentukan SDR (Sediment Delivery Ratio) adalah luas daerah tangkapan air termasuk topografi dari daerah tangkapan air tersebut, kemiringan dan panjang lereng dalam hal ini akan menentukan besarnya erosi yang terjadi.

Kondisi aliran dalam saluran terbuka yang rumit berdasarkan kenyataan bahwa kedudukan permukaan yang bebas cendrung berubah sesuai waktu dan ruang. Alur sungai akan selalu ada alur yang lurus, kelokan (meander) dan bercabang. Pada kelokan sungai sering terjadi permasalahan yaitu penggerusan sungai baik penggerusan pada dasar sungai maupun pada dinding sungai, hal ini dapat mengakibatkan keruntuhan pada dinding sungai sehingga dapat

(4)

menyebabkan kerusakan infrastruktur yang ada disekitar kelokan (Junaidi, 2014)

Kedua, kondisi perubahan aliran Batang

Lembang di Kecamatan Bukit Sundi terjadi pada bagian hulu, tengah dan hilir dengan cara membentuk sungai baru. Penyebab terjadinya aliran baru karena arus sungai, penggunaan lahan dan aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai.

Sungai dikatakan rusak apabila sebagian atau seluruh komponen perubahan dari aspek dinamik morfologi yang meliputi geometri sungai (kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi dan adanya ambal atau pembendungan alami pada suatu ruas sungai. Parameter aliran (Debit, muka air, kecepatan, tekanan dan arah aliran) telah membahayakan lingkungan sungai, mengancam fungsi sungai bangungan-bangunan di sungai (Departemen PU, 2003).

Sanders (dalam Emilia, 2013) mengungkapkan bahwa kerusakan dan degradasi lingkungan DAS tersebut terutama disebabkan oleh: (1) perencanaan dan praktek penggunaan lahan yang tidak sesuai, (2) pertambahan penduduk yang semakin meningkat, (3) kemiskinan dan kemerosotan ekonomi, (4) 3 kebijakan yang kurang mendukung, (5) kebijakan perlindungan dan peraturan tidak membatasi kepemilikan dan penggunaan lahan, serta (6) ketidakpastian penggunaan hak atas tanah pada lahan hutan. Kerusakan pada DAS akibat dari intervensi dan kebutuhan manusia yang terus meningkat serta alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah kesesuaian dan kemampuan lahan menyebabkan munculnya berbagai bencana alam, keadaan ini menyebabkan semakin meningkatnya DAS kritis dan rusak.

Ketiga, Kecepatan pada masing-masing

sampel yaitu sampel 1 sebesar 1,10 m/dt, sampel 2 sebesar 1,52 m/dt dan sampel 3 sebesar 2,05 m/dt.

Hulu sungai dengan perbedaan ketinggian masih cukup kuat, kecepatan aliran yang besar menyebabkan proses erosi dan transportasi bekerja lebih dominan, kekuatan aliran air bekerja dengan cara mengerus dasar sungai, serpihan batuan yang terbawa oleh aliran sungai yang deras juga terus mengikis dan mempercepat perdalaman saluran, pada bagian tengah kecepatan aliran sungai mulai berkurang sehingga erosi secara vertikal juga berkurang, proses transportasi berkurang dan erosi yang bekerja lebih banyak adalah erosi menyamping (lateral) hal ini disebabkan lambatnya kecepatan arus sungai yang mengaliri, erosi lateral yang dominan bersifat melebarkan

saluran dan lembah sungai dan bagian hilir aliran sungainya mulai tenang, gejala erosi hampir tidak ada terjadi sedangkan proses sedimentasi sangat besar dan aliran airnya cendrung keruh dan sungai cendrung lebar dan banyak ditemui endapan material berupa dataran banjir (Asdak: 2007:11-12).

Kartosapoetra (2005) erosi tebing sungai umumnya terjadi pada sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya arus sungai. Dengan pola aliran sungai yang demikian nantinya yang akan memberikan sumbangsih yang sangat besar dalam proses erosi tersebut.

Keempat, dampak fisik yang ditimbulkan

akibat perubahan aliran Batang Lembang di Kecamatan Bukit Sundi diantaranya berkurangnya lahan pertanian produktif dan kerusakan di sepanjang aliran Batang Lembang. Penggunaan lahan dan kondisi fisik lingkungan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi daerah aliran sungai (DAS). Diantara komponen-komponen ini terdapat hubungan timbal balik (interaksi), sehingga perubahan yang terjadi pada salah satu komponen dapat merubah komponen lainnya. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antar sumberdaya alam terutama vegetasi, tanah dan air dengan sumberdaya manusia di Daerah Aliran Sungai dan segala aktivitasnya untuk mendapatkan manfaat ekonomi dan jasa lingkungan bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistem DAS (Susetiyaningsih, 2012).

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kerusakan dinding aliran Batang Lembang terjadi karena faktor alam yaitu kecepatan aliran sungai dan penggunaan lahan yang terdapat di sepanjang dinding aliran Batang Lembang

2. kondisi perubahan aliran Batang Lembang di Kecamatan Bukit Sundi terjadi pada bagian hulu, tengah dan hilir dengan cara membentuk sungai baru. Penyebab terjadinya aliran baru karena arus sungai, penggunaan lahan dan aktivitas manusia di sepanjang aliran sungai

3. Kecepatan pada masing-masing sampel yaitu sampel 1 sebesar 1,10 m/dt, sampel 2 sebesar 1,52 m/dt dan sampel 3 sebesar 2,05 m/dt.

4. Dampak fisik yang ditimbulkan akibat perubahan aliran Batang Lembang di Kecamatan Bukit Sundi diantaranya

(5)

berkurangnya lahan pertanian produktif dan kerusakan di sepanjang aliran Batang Lembang.

Sedangkan saran yang dapat penulis kemukakan:

1. Untuk daerah yang kurang berpotensi terhadap terjadinya kerusakan dinding aliran Batang Lembang agar memperbaiki cara pengolahan lahan agar dapat menjaga dinding sungai dari kerusakan.

2. Untuk daerah yang berpotensi terhadap Perubahan arah alur aliran sungai, sebaiknya dipelihara vegetasi yang ada pada aliran sungai tersebut.

3. Kepada instansi terkait, seperti Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah, untuk daerah yang berpotensi mengalami kerusakan akibat adanya perubahan aliran maka memberi penyadaran kepada masyarakat agar menjaga lingkungan dengan baik.

4. Penelitian ini banyak kekurangan hal ini disebabkan oleh keterbatasan waktu peneliti sehingga tidak dapat dibuktikan hubungan kecepatan aliran dengan Perubahan arah alur aliran sungai yang seharusnya penelitian dilakukan pada curah hujan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Jurusan Ilmu Tanah IPB.

Asdak, Chay. 2007. Hidrologi dan Pengelolan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: UGM Press

Departemen Pekerjaan Umum. 2003. Pengamanan Sungai. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air

Emilia, Fransisca. 2013. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat dalam Upala Konservasi Daerah Aliran Sungai (Studi Kasus Desa Keseneng Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro

Junaidi, 2014. Analisis Distribusi Kecepatan Aliran Sungai Musi (Ruas Jembatan Ampera Sampai dengan Pulau Kemaro.

Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol. 2 No. 3, September 2014

Kartasapoetra. G.dkk. 2005. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka Cipta

Suja’i, Abu. 2004. Analisa Faktor Penyebab Erosi Tebing Sungai pada Satuan Lahan di Bentuklahan Fluvial Batang Ulakan Kabupaten Pariaman. Skripsi, Jurusan Geografi UNP, Padang.

Susetyaningsih, Adi. 2012. Pengaturan Penggunaan Lahan di Daerah Hulu DAS CImanuk sebagai Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Air. Jurnal Konstruksi Sekolah Tinggi Teknologi Garut. VOl. 10 No. 01 2012 ISSN: 2302-7312

Yunita, Armi Sri. 2010. Studi Tentang Kerusakan Batang Sumpur di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Undang-Undang. No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.

Referensi

Dokumen terkait

Solusi yang ditawarkan penulis terhadap permasalahan dan fenomena ini adalah dengan menciptakan aplikasi matematika berbasis Android seperti mini ensiklopedia dengan

Secara umum, sistem penyimpanan rekaman Handy Talky merupakan sebuah sistem berbasis web yang dapat digunakan oleh Dinas Kominfo Kota Surabaya untuk melakukan

Analisis dilakukan dengan cara mengklasifikasikan data sesuai dengan faktor penyebab terjadinya campur kode dari data tersebut sehingga dapat diketahui faktor apa

Judul PTK : Penerapan Metode VCT untuk Meningkatkan Sikap dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IX G Semester 2 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran

Sedangkan hasil transformasi pada E.coli JM 109 yang ditambahkan oleh X-gal dan IPTG diperoleh 842 koloni bakteri berwarna putih dan 78 koloni biru (gambar 2C).. Koloni putih

Teorema nilai rataan (Mean Value Theorem) menyatakan bahwa jika grafik sebuah fungsi kontinu mempunyai garis singgung tak tegak pada setiap titik antara A dan B, maka

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik tempat penampungan air bersih yang dimiliki oleh setiap keluarga terhadap kejadian demam

Hasil analisis data menunjukkan pembelajaran sains dengan pendekatan SETS pada materi hukum gravitasi Newton dengan dikaitkan kedalam Al Quran dapat meningkatkan sikap