34 EFEKTIVITAS REFUGIA TERHADAP KERAGAMAN SERANGGA DAN MUSUH
ALAMI PADA PERTANAMAN PADI DI DESA ENREKENG KECAMATAN GANRA KABUPATEN SOPPENG
The Effectiveness of Refugia to Insects Biodiversity and Natural Enemies to Rice Crops in Enrekeng Village Ganra District Soppeng Regency
Tri Septiani dan Sitti Aminah trityan30@gmail.com
Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Puangrimaggalatung ABSTRAK
Hama dapat menurunkan hasil produksi untuk tanaman padi. Keberadaan hama di areal pertanaman hama dapat dilihat pada fase generatif dan vegetatif tanaman. Sebagai upaya mempertahankan produksi maka dilaksanakan upaya pengendalian. Metode pengendalian yang paling banyak dilaksanakan oleh masyrakat adalah pengendalian dengan menggunakan pestisida sintetik. Peggunaan pestisida sintetik secara berkelanjutan dapat menimbulkan masalah. Oleh karena itu dibutuhkan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan seperti penanaman tanaman refugia. Pelaksanaan penelitian di Desa Enrekeng Kec. Ganra Kabupaten Soppeng yang berlangsung mulai Mei sampai Oktober 2020. Penelitian dilakukan dengan membandingkan pertanaman yang ditanami refugia dengan pertanaman tanpa refugia. Jenis refugia yang digunakan yaitu tanaman kenikir yang berwarna orange dan pink. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat berbedaan jumlah populasi hama dan musuh alami pada perlakuan.
Kata kunci: refugia, padi, hama, musuh alami
ABSTRACT
Pest can reduce productivity of rice crops. The Existence of the pest at crops could appear atgenerative and vegetative phase of crops. Attemps to stabilize the productivity by controling efforts. The most controlling method that used by farmers was synthetic pesticides. The use of synthetic pesticide continuously could be a problem. Therefore an alternative controlling enviromentally friendly was needed, for example by planting Refugia. This research took place in Enrekeng Village, Ganra District, Soppeng Regency in May to October 2020. The research by comparing crops with Refugia and crops without Refugia. The species of Refugia that applied were orange and pink miserly. The result of the research showed that there were differences the amount of pest population and natural enemies in treatments.
Keywords : refugia, rice, pest, natural enemies
PENDAHULUAN
Padi merupakan bahan makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia. Tingginya jumlah penduduk Indonesia yang akan terus berkembang menjadi salah satu kendala terhadap pemenuhan kebutuhan pangan di Indonesia. Selain itu adanya serangan hama juga merupakan suatu kendala karena dapat menurunkan produksi
pertanian di Indonesia. Menurunnya hasil pertanian yang disebabkan oleh serangan hama terjadi setiap musim tanam dengan kerusakan mencapai 15-20% setiap tahunnya (Mahanani dkk, 2020).
Aplikasi pestisida merupakan cara pengendalian hama yang banyak dilakukan oleh petani. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memaksimalkan produksi padi.
35
Secara intensif aplikasi pestisida dapat mendukung produktivitas padi sawah, namun disisi lain dapat merusak keseimbangan alami ekosistem di lahan pertanian. Terganggunya rantai makanan alami dapat meningkatkan populasi hama akibat resistensi dan berkurangnya populasi musuh alami yang mampu mengendalikan populasi hama (Muhibah dan Leksono, 2015 dalam Apriliyanto dan Sarno, 2018).
Salah satu cara pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia (Mahanani dkk, 2020). Penanaman refugia merupakan salah satu upaya konservasi musuh alami. Refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid. Teknik Refugia lebih tergolong ekonomis dan juga tentu lebih ramah lingkungan dan kesehatan, karena dengan menggunakan teknik ini kita tidak menggunakan bahan-bahan kimia yang justru merugikan kesehatan. Sistem pertanian yang mengembangkan teknik pengendalian hama yang berbasis lingkungan, refugia diharapkan dapat menjaga kelestarian agroekosistem di lapangan, dengan merunut
pada prinsip Pengendalian Hama Terpadu (Mahanani A.P. 2020).
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan, jumlah dan jenis spesies serangga herbivora yang terdapat pada pertanamaan padi yang terdapat di Desa Enrekeng Kabupaten Soppeng.
METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan di Desa Enrekeng Kecamatan Ganra Kabupaten Soppeng Propinsi Sulawesi Selatan, yang berlangsung mulai Mei sampai Oktober 2020.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih padi, Benih refugia, polybag, alkohol 70%. Alat yang digunakanan adalah Jaring, perangkap fittpal, plastik, saringan, alat identifikas, alat tulis menulis
Metode Pelaksanaan
Penelitian dilakukan dengan
membandingkan pertanaman yang ditanami refugia dengan pertanaman tanpa refugia. Jenis refugia yang digunakan yaitu tanaman kenikir yang berwarna kuning dan pink.Setiap perlakuan terdiri dari tiga perlakuan refugia kuning, refugia pink dan tanpa refugia. Setiap perlakuan diulang
36
sebanyak empat kali. Pengambilan sampel dilakukan pada tanaman sejak fase vegetatif sampai fase generatif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatanyang dilaksanakan maka ditemukan perbedaan jumlah populasi hama dan musuh alami disetiap perlakuan dan jenis perangkap yang digunakan (Gambar 1).
Gambar 1.Jumlah hama dan musuh alami yang terperangkap pada trap jaring
Jumlah populasi serangga dan musuh alami tertinggi berturut-turut yaitu refugia pink,Refugia orangedan tanpa refugia. Adanya perbedaaan jumlah populasi disebabkan karena adanya penanaman tanaman refugia.
Refugia dengan warna mencolok merupakan tanaman yang mudah di budidayakan sebagai tempat microhabitat
serta organism tertentu. Pada ekosistem lahan pertanian, keberadaan microhabitat buatan yang baik adalah pada pinggiran atau tanggul pada areal pertanian (Sam et al., 2008). Keberadaan microhabitat dan berbagai macam hama berdampakp ada banyaknya Arthropoda di ekosistem sawah (Addina et al., 2013).
Kelimpahan musuh alami tergantung dari keberagaman jenis tanaman sebagai pencetus datangnya berbagai jenis predator dan parasitoid. Tumbuhan dengan warna mencolok akan mengundang musuh alami, karena jenis tanaman tersebut mampu menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lainnya (Allifah et al., 2013 dalam Sakir.I.M dkk. 2018).
Tumbuhan berbunga berkemampuan memikat banyak musuh alami karena berfungsi sebagai sumber pakan maupun tempat perhentian (untuk meletakkan telur atau menyembunyikan diri dari bahaya). Fungsi yang beragam ini menyebabkan pentingnya memperhatikan tumbuhan berbunga sebagai habitat khusus bagi serangga dan jasa lainnya,dan tumbuhan berbunga sangat penting untuk melestarikan populasi musuh alami di suatu ekosistem seperti agroekosistem terutama di pertanaman yang selama ini dominan 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Tanpa refugia Refugia orange
Refugia Pink Jumlah populasi serangga dan musuh alami
37
sebagai ekosistem monokultur, misalnya tanaman padi.
Tumbuhan berbunga menarik
kedatangan serangga menggunakan karakter morfologi dan fisiologi dari bunga, yaitu ukuran, bentuk, warna, keharuman, periode berbunga, serta kandungan nektar dan polen.
Kebanyakan dari serangga lebih menyukai bunga yang berukuran lebih kecil, cenderung terbuka, dengan waktu berbunga yang cukup lama yang biasanya terdapat bunga dari family Compositae atau Asteraceae (Kurniawati dan Martono 2015).
Tabel 1. Penggolongan serangga hama dan musuh alami trap jaring
Perlakuan Artropoda Penggolongan
Refugia orange Penggerek padi putih(Scipophaga innotata) Hama Penggerek padi kuning(Scipophaga incertulas) Hama
Coccinella Hama
Walang sangit( Leptocorisa oratus) Hama
Wereng coklat(Nilaparvata lugens) Hama
Wereng hijau( Neptotettix virescens) Hama
Belalang( Oxy serville) Hama
Oteng-oteng(Aulacophora femoralis) Hama
Lalat buah( batrocera.spp) Hama
Tawon (Amata huebneri) Parasitoid
Lalat(Lucilia sericata) Predator
Laba-laba kecil (Athypena formosana) Predator Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) Predator
Kumbang (micraspis hirashimai) Predator
Capung besar( Orthetrum sabina) Predator
Capung jarum(Ischnuru senegalensis) Predator Laba-laba pemburu ( Oxyopes javanus ) Predator
38
Kumbang (micraspis hirashimai) Predator
Refugia Pink Penggerek padi putih(Scipophaga innotata) Hama
Walang sangit( leptocorisa oratus) Hama
Wereng hijau( Neptotettix virescens) Hama
Wereng coklat(Nilaparvata lugens) Hama
Oteng-oteng(Aulacophora femoralis) Hama
Laba-laba kecil (Athypena formosana) Predator
Capung besar( Orthetrum sabina) Predator
Capung jarum(Ischnuru senegalensis) Predator Laba-laba kecil (Athypena formosana) Predator
Semut api( Solenopsis invicta) Predator
Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) Predator
Lalat(Lucilia sericata) Predator
Capung besar( Orthetrum sabina) Predator
Belalang kuning(Dissosteira carolina) Predator Tanpa Refugia Penggerek padi putih(Scipophaga innotata) Hama
Wereng hijau( Neptotettix virescens) Hama
Walang sangit( leptocorisa oratus) Hama
Wereng coklat(Nilaparvata lugens) Hama
Jangkrik( Gryllidae) Hama
Lalat buah( batrocera.spp) Hama
Wereng hijau( Neptotettix virescens) Hama
Oteng-oteng(Aulacophora femoralis) Hama
Capung besar( Orthetrum sabina) Hama
Capung jarum(Ischnuru senegalensis) Predator
39
Lalat tentara hitam (Hermetia illucens) Predator
Lalat(Lucilia sericata) Predator
Kumbang (micraspis hirashimai) Predator
Laba-laba pemburu ( Oxyopes javanus ) Predator
Lalat(Lucilia sericata) Predator
Laba-laba kecil (Athypena formosana) Predator
Tawon (Amata huebneri) Parasitoid
Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 1 menunjukkan bahwa perbedaan jumlah populasi hama dan musuh alami menunjukkan perbedaan. Penanaman refugia pink memiliki jumlah jenis populasi hama terendah jika dibangdingkan dengan tanpa refugia dan refugia kuning.
Selain karakter morfologi dan fisiologi dari bunga, faktor lain yang mempengaruhi kedatangan serangga pada suatu bunga adalah factor lingkungan fisik yaitu cahaya, suhu, kelembapan, serta kecepatan dan arah angin. Respons serangga terhadap lingkungan fisik ini berbeda sehingga waktu aktifnya berbeda, yaitu pagi, siang, sore atau malam hari (Kurniati dan Martono. 2015).
Warna bunga merupakan salah satu daya tarik bunga bagi serangga (Menzel et al., 1988). Bahan dasar dari warna bunga dihasilkan oleh pigmen yang terdapat di dalam kromoplas atau vakuola sel pada
jaringan floral. Warna ini dihasilkan melalui proses refleksi dan refraksi cahaya pada permukaan sel (Harborne, 1997).
Selain warna, kandungan nectar dan polen pada bunga juga menjadi daya tarik bagi serangga. Nektar adalah kumpulan senyawa kimia yang kompleks dengan kandungan nutrisi yang bervariasi (Haydak,1970). Umumnya mengandung gula sederhana (monosakarida) yaitu sekitar 15–75% dari beratnya. Bahan lain yang terkandung dalam nectar adalah asam amino, protein, lemak, antioksidan, alkaloid, vitamin, asam organik, allantoin dan asam allantoat, dekstrin, dan bahan inorganic lainnya seperti mineral dan air. Polen berfungsi sebagai makanan yang penting bagi serangga terutama larva lebah (Apidae),
kumbang, lalat (Syrphidae dan
Anthomyiidae), Colembolla, beberapa Orthopteroids dan kupu-kupu (Stanley dan
40
mengandung 16−30% protein, 1−7% pati, 0−15% gula bebas, dan 3−10% lemak (Harborne, 1997).
KESIMPULAN
Penanaman tanaman refugia
memberikan pengaruh terhadap populasi hama dan musuh alami di pertanaman padi. DAFTAR PUSTAKA
Addina L, Yanuwiadi B, Gama Zpanata & Leksono A setyo.2013. Efek Perpaduan Beberapa Tumbuhan Liar di Sekitar Area Pertanaman Padi dalam Menarik Arthropoda Musuh Alami dan Hama. El-Hayah, 3(2), pp.71–81.
Allifah ANA, Yanuwiadi B, Gama ZP & Leksono AS. 2013. Refugia sebagai Mikrohabitat untuk Meningkatkan Peran Musuh Alami di Lahan Pertanian. Prosiding FMIPA Universitas Pattimura, (2010), pp.113–116.
Apriliyanto, E dan Sarno. 2018. Pemantauan Keanekaragaman Hama dan Musuh Alami pada Ekosistem Tepi dan Tengah Tanaman Kacang Tanah (Arachishypogaea L.).Majalah Ilmiah Biologi Biosfera : A Scientific Journal Vol 35, No 2 Mei 2018 : 69 –74.
Haydak, M.H. 1970. Honeybee Nutrition. Annual Review of Entomology15:143−156. Harborne, J.B. 1997. Introduction to Ecological
Biochemistry. 4thed. Academic Press, London, UK.
Kurniawati, N, & Martono, E. 2015. Peran Tumbuhan Berbunga sebagai Media Konservasi Artropoda Musuh Alami. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Vol. 19, No. 2,2015:53–59.
Muhibah, T.I. & Leksono, A.S. 2015. Ketertarikan Arthropoda terhadap Blok Refugia (Ageratum conyzoides L.,
Capsicum frutescens L., dan Tageteserecta L.) dengan Aplikasi Pupuk Organik Cair dan Biopestisida di Perkebunan Apel Desa Poncokusumo. Jurnal Biotropika. 3(3): 123127.
Mahanani.A.P.,Riski Ramazayandi., Jajang Suryana. 2020. Pengenalan System Refugia pada Lahan Pertanian di Desa Jalaksana, Kabupaten Kuningan. Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat Juni 2020,Vol 2 (4) 2020: 591‒ 596. ISSN 2721-897X.
Menzel, R., E. Steinmann, J.D. Souza, & W. Backhaus.1988, Spectral Sensitivity of Photoreceptors and Colour Vision in the Solitary Bee, OsmiaRufa. Journal of Experimental Biology136: 35−52.
Sakir. I.M., Desinta. 2018. Pemanfaatan Refugia dalam Meningkatkan Produksi Tanaman Padi BerbasisKearifan Lokal. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands ISSN: 2252-6188 (Print), ISSN: 2302-3015 Vol. 7, No.1: 97-105April 2018DOI: https://doi.org/10.33230/JLSO.7.1.2018.36 7 (Online, www.jlsuboptimal.unsri.ac.id). Sam KG, Andrade HH, Pradhan L, Pradhan A,
Sones SJ, Rao PGM, et al.2008. Effectiveness of an Educational Program to Promote Pesticide Safety among Pesticide Handlers of South India. International Archives of Occupational and Environmental Health, 81(6), pp.787–795. Stanley, R.G., & H.F. Linskens. 1974. Pollen:
Biology, Biochemistry, Management. Springer-Verlag, NewYork. 289 p.