• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Kebun Indah, Musuh Alami Datang Karena Ada Refugia

Oleh : Ika Ratmawati, SP

POPT Muda (BBPPTP Surabaya)

Punya perkebunan yang tertata rapi, banyaknya tanaman refugia....hmmm... tentu sedap

dipandang mata. Tapi....yang terpenting keberadaan musuh alami agar tetap lestari itu

penting demi keseimbangan ekosistem.

Pengendalian hama serangga pada tanaman tak selamanya harus melakukan penyemprotan pestisida, pengendalian secara alami dengan memanfaatkan serangga musuh alami terkadang lebih efektif, effisien dan ekonomis serta berdampak lingkungan yang lebih baik. Serangga musuh alami pada tanaman perkebunan secara alamiah sebetulnya sudah ada namun karena lingkungan yang tidak memadai, maka terjadi ketidakseimbangan perkembangan serangga musuh alami dan hama tanaman. Lambatnya perkembangan serangga musuh alami berdampak terjadi ledakan hama yang membutuhkan perlakukan penyemprotan menggunakan pestisida kimia, nabati maupun hayati.

Tanaman refugia ini berfungsi sebagai tempat perlindungan serangga netral maupun menguntungkan (musuh alami dan parasitoid). Menanam tanaman komoditi perkebunan diharapkan menarik lebah, tawon, dan organisme menguntungkan lainnya sehingga jika hama datang sudah tersedia musuh alami di lahan. Diharapkan dengan ini perkembangan serangga hama terkelola dan tidak meningkat di atas ambang.

Penggunaan serangga musuh alami untuk mengendalikan hama tanaman saat ini sedang gencar dianjurkan. Serangga musuh alami hama tanaman maupun hama tanaman itu sendiri secara naluri menyenangi tanaman yang mengeluarkan nectar. Bau nectar akan menarik serangga musuh alami maupun hama tanaman sehingga pada tanaman yang mengeluarkan nectar akan berkumpul serangga musuh alami maupun hama tanaman yang berakibat serangga musuh alami tersebut memakan hama tanaman. Pada tanaman yang mengeluarkan nectar tersebut terjadi

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Jalan Raya Dringu Nomor 81 – Telp. (0335) 420517

(2)

pengendalian hama tanaman secara alamiah sehingga terjadi keseimbangan lingkungan.

Refugia. Tanaman yang berfungsi sebagai microhabitat dari serangga musuh alami dan penarik hama tanaman disebut Refugia. Tanaman yang berbunga seperti kenikir, jengger ayam, tapak dara, bunga matahari, bayam dan kembang kertas masuk golongan tanaman refugia. Bunga tanaman tersebut akan mengeluarkan nectar yang baunya menarik serangga musuh alami maupun serangga hama tanaman untuk datang.

Gambar 1. Salah satu tanaman refugia yang ditanam disepanjang jalan dekat perkebunan kopi (Ratmawati, 2016)

Penanaman Refugia

Penanaman refugia pada lahan perkebunan atau sekitarnya merupakan suatu usaha konservasi serangga musuh alami. Hal tersebut dimaksudkan supaya tercipta agroekosistem di lahan pertanian bisa terjaga. Apabila agroekosistem lahan pertanian stabil maka populasi hama akan seimbang dengan populasi serangga musuh alami.

Serangga-serangga musuh alami dan hama sangat tertarik dengan tanaman yang berbunga. Serangga yang sering melakukan kunjungan adalah kumbang, lalat, lebah, semut, thrips dan kupu-kupu. Ternyata dalam menggunakan metode

(3)

kunjungan tidak didominasi penyuluh saja akan tetapi serangga juga melakukan kunjungan rutin untuk mendapatkan nectar.

Pestisida telah menjadi salah satu alternatif terakhir yang digunakan petani untuk menanggulangi populasi hama dan kemunculan penyakit yang melebihi ambang ekonomi. Akan tetapi, penggunaan pestisida yang terus menerus dapat merusak lingkungan, menganggu kesehatan, dan menjadikan biaya pengendalian meningkat. Oleh karena itu, berbagai pengendalian yang lebih ramah lingkungan dan berguna untuk mencegah kenaikan populasi OPT telah dilakukan. Beberapa contoh dari pengendalian ramah lingkungan adalah penggunaan pestisida dari bahan alami, pelepasan dan penambahan populasi musuh alami di alam, dan penggunaan tanaman refugia.

Pemanfaatan tanaman refugia sebagai microhabitat serangga hama dan musuh –musuh alami dapat diterapkan di lahan perkebunan untuk mengendalikan hama secara almiah. Penanaman refugia akan mengurangi biaya usaha tani untuk pengendalian hama sehingga keuntungan petani dapat meningkat dan lingkungan terjaga secara berimbang. Selain menjaga keseimbangan lingkungan juga dapat menyejukkan mata manakala lahan pertanian yang subur dengan dikelilingi tanaman bunga yang mekar. Bilamana dalam luasan yang cukup tanaman refugia ini tumbuh bersanding dengan tanaman dilahan pertanian akan membuat suasana agrowitasa dan keadaan seperti ini akan membuat petani betah di lahan hatipun senang.

Referensi

Anonim, 2016. Penggunaan Tanaman Refugia untuk Meningkatkan Kinerja Musuh

Alami Hama pada Pertanaman Padi.

http://8villages.com/full/petani/article/id/56e11d2bb93717375178fe13

Diakses 22 Nopember 2016

Pudjianto T U, 2016. Refugia, Tanaman Pengendali Hama. http://agri-tani.blogspot.co.id/2016/05/refugia-tanaman-pengendali-hama.html Diakses tanggal 15 Nopember 2016

(4)

Tanaman Patah Tulang Ampuh Kendalikan Hama

Oleh : Ika Ratmawati, SP

POPT Muda (BBPPTP Surabaya)

Pendahuluan

Penggunaan pestisida kimia/sintetis dirasa lebih praktis dan ekonomis, namun dapat memberikan dampak negatif seperti residu yang tertinggal tidak hanya pada tanaman, tetapi juga pada air, tanah, bahkan udara. Akibatnya, hasil panen yang seharusnya berkualitas dan bernutrisi tinggi menjadi tercemar residu pestisida kimia dan berbahaya bila dikonsumsi. Penggunaan pestisida sintetis secara terus-menerus dapat mengakibatkan efek resistensi dan resurjensi atau timbul kembali dari beberapa jenis hama.

Beralihnya petani dengan memanfaatkan tanaman yang mengandung bahan aktif sebagai pengendali hama yang umumnya dikenal dengan nama pestisida nabati. Pestisida nabati diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan. Tumbuhan mengandung banyak bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan oleh tumbuhan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme perusak tanaman. Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, pemikat, antifertilitas (pemandul), atau pembunuh bergantung pada jenis tumbuhan yang digunakan.

Patah tulang merupakan salah satu dari 8000 tumbuhan yang berasal dari suku Euphorbiaceae. Patah tulang merupakan tanaman yang hidup di daerah tropis seperti Afrika, menyukai tempat terbuka dan banyak sinar matahari langsung. Indonesia merupakan negara tropis, sehingga tanaman patah tulang dapat tumbuh dengan subur di Indonesia. Tanaman patah tulang di Indonesia biasanya ditanam di halaman rumah, di pot, atau sebagai tanaman pagar. Patah tulang yang memiliki nama lain atau nama daerah kayu urip dalam bahasa Jawa, kayu tabar dalam bahasa Madura, dan susuru pada bahasa Sunda dan di luar negeri seperti Tiongkok disebut sebagai Lu San Hu.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Jalan Raya Dringu Nomor 81 – Telp. (0335) 420517

(5)

Klasifikasi tanaman patah tulang

Pengelompokan tanaman patah tulang dalam sistem binomial, adalah sebagai berikut : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Bangsa : Malpighiales Suku : Euphorbiaceae Marga : Euphorbia

Jenis : Euphorbia tirucalli

Diskripsi tanaman patah tulang

Tanaman patah tulang berbentuk perdu yang tumbuh tegak, mempunyai tinggi 2-6 meter dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah seperti susu tetapi bersifat toksik terhadap kulit, mata, dan beberapa hama/serangga. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur halus 10 membujur, dan berwarna hijau. Ranting patah tulang setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang demikian seterusnya,sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah. Daunnya jarang, terdapat pada ujung ranting yang masih muda, kecil-kecil, bentuknya lanset, panjang 7 – 25 mm, dan cepat rontok. Patah tulang memiliki bunga dan buah, tetapi di Indonesia patah tulang jarang berbunga dan berbuah, karena penyinaran dan faktor tanah yang berbeda. Perbanyakan patah tulang dilakukan dengan stek batang.

(6)

Gambar. Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli)

Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Tanaman Patah Tulang Ekstrak batang

Bahan dan Alat :

1. Batang patah tulang 2. 10 liter air

3. Alat penumbuk/blender 4. Alat Penyaring

Cara Pembuatan :

Hancurkan batang patah tulang sampai mengeluarkan getah larutkan dalam air. Biarkan beberapa saat. Saring

Cara Penggunaan :

Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari

OPT Sasaran :

(7)

Ekstrak patah tulang Bahan dan Alat :

1. 10 bagian batang 2. 1 liter air

3. Ember

Cara Pembuatan :

Hancurkan batang patah tulang sampai mengeluarkan getah. Tambahkan air. Saring

Cara Penggunaan :

Semprotkan ke seluruh bagian tanaman yang terserang pada pagi atau sore hari

OPT Sasaran :

Ulat tanah

Pengaruh Pestisida Nabati

Jenis pestisida nabati mudah terurai (biodegradable) di alam, sehingga tidak mencemarkan lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak, karena residunya akan terurai dan mudah hilang.

Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu :

 merusak perkembangan telur, larva dan pupa.  menghambat pergantian kulit.

 mengganggu komunikasi serangga.  menyebabkan serangga menolak makan.  menghambat reproduksi serangga betina.  mengurangi nafsu makan.

 memblokir kemampuan makan serangga.  mengusir serangga.

 menghambat perkembangan patogen penyakit.

Pestisida nabati mempunyai beberapa keunggulan dan kelemahan. Keunggulan pestisida nabati adalah :

 murah dan mudah dibuat sendiri oleh petani.  relatif aman terhadap lingkungan.

 tidak menyebabkan keracunan pada tanaman.  sulit menimbulkan kekebalan terhadap hama.

(8)

 kompatibel digabung dengan cara pengendalian yang lain.

 menghasilkan produk pertanian yang sehat karena bebas residu pestisida kimia.

Sementara, kelemahannya adalah :  daya kerjanya relatif lambat.

 tidak membunuh jasad sasaran secara langsung.  tidak tahan terhadap sinar matahari.

 kurang praktis.

 tidak tahan disimpan.

 kadang-kadang harus diaplikasikan / disemprotkan berulang-ulang.

Pestisida nabati dapat diaplikasikan dengan menggunakan alat semprot (sprayer) gendong seperti pestisida kimia pada umumnya. Namun, apabila tidak dijumpai alat semprot, aplikasi pestisida nabati dapat dilakukan dengan bantuan kuas penyapu (pengecat) dinding atau merang yang diikat. Caranya, alat tersebut dicelupkan kedalam ember yang berisi larutan pestisida nabati, kemudian dikibas-kibaskan pada tanaman.

Supaya penyemprotan pestisida nabati memberikan hasil yang baik, butiran semprot harus diarahkan ke bagian tanaman dimana jasad sasaran berada. Apabila sudah tersedia ambang kendali hama, penyemprotan pestisida nabati sebaiknya berdasarkan ambang kendali. Untuk menentukan ambang kendali, perlu dilakukan pengamatan hama seteliti mungkin. Pengamatan yang tidak teliti dapat mengakibatkan hama sudah terlanjur besar pada pengamatan berikutnya dan akhirnya sulit dilakukan pengendalian.

Referensi

Anonim, 2012. Tanaman untuk pestisida nabati.

http://www.smallcrab.com/others/681-tanaman-untuk-pestisida-nabati

Diakses tanggal 23 Noember 2016

Murtiningsih dkk, 2013. Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Tanaman Patah tulang (Euphorbia tirucalli). http://simple420.blogspot.co.id/2013/07/cara-pembuatan-pestisida-nabati-dari_859.html Diakses tanggal 24 Nopember 2016

Gambar

Gambar 1. Salah satu tanaman refugia yang ditanam disepanjang jalan dekat  perkebunan kopi (Ratmawati, 2016)

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini teori-teori yang digunakan adalah Allan P Merriam yang mengatakan bahwa musik merupakan perlambangan dari hal-hal yang berkaitan dengan

mendalami hasil survei. Kegiatan ini dilakukan pada beberapa unit eselon I yang memiliki hasil survei yang dapat dijadikan fokus analisis lanjutan, khususnya apabila

Inklusivisme merupakan paham yang menganggap bahwa kebenaran tidak hanya terdapat pada kelompok sendiri, melainkan juga ada pada kelompok lain, termasuk dalam komunitas

Data mengenai timbulan,densitas, komposisi, dan kadar air sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di PPNS.. Data

Kebudayaan tersebut mencakup tingkah laku, pengetahuan, nilai-nilai, dan pandangan-pandangan yang akan dipelajari oleh peserta didik yang mana baik guru maupun peserta

22 tahun 2001 yang menghendaki supaya rakyat Indonesia merasa dan berpikir bahwa dengan sendirinya kita harus membayar bensin dengan harga dunia, agar dengan demikian

Konteks sebuah iklan merupakan elemen yang memberikan (atau diberikan) konteks dan makna pada produk barang atau jasa yang diiklankan, sedangkan teks iklan merupakan tanda verbal

Selain 4 pabrik baru tersebut perseroan masih akan membangun 3 tambahan pabrik lainnya, dikatakan bahwa tahun ini perseroan akan membangun 2 pabrik pada Q4 2015 dan 1 pabrik