• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN PAPARAN PESTISIDA DARI KONSUMSI SAYURAN DI KABUPATEN BANGGAI FIRDAYENI FIRDAUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN PAPARAN PESTISIDA DARI KONSUMSI SAYURAN DI KABUPATEN BANGGAI FIRDAYENI FIRDAUS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN PAPARAN

PESTISIDA DARI KONSUMSI SAYURAN DI

KABUPATEN BANGGAI

FIRDAYENI FIRDAUS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai adalah karya saya sendiri dibawah bimbingan Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS dan Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada pihak manapun. Sumber informasi yang dikutip dari karya yang diterbitkan penulis lain telah dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Juli 2008

Firdayeni Firdaus

(3)

ABSTRACT

FIRDAYENI FIRDAUS. Dietary Intake Study of Micro and Pesticide Exposure from Vegetable Consumption at Banggai District. Supervised by Nuri Andarwulan and Lilis Nuraida.

Vegetables are the source of vitamins, minerals and natural fiber. Consuming vegetable without the assurance of food security can lead to dangerous risk such as the possibility of pesticide toxic accumulation in human body in a long term.

This study objective was to evaluate the adequacy of nutrition intake (vitamin and mineral) from vegetable consumption and the exposure of pestiside from vegetable consumption at Banggai District. The initial step of this research was conducting survey on vegetable consumption on household level at Luwuk, Toili, Pagimana and Batui Sub-districts. The nutrition intake ( vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor and Iron) of vegetable consumption, reckoned from vitamin and mineral rate at each kind of vegetable based on vitamin and mineral secondary data from Food Ingredient Composition List, released by Director of Nutrition, Indonesian Health Department (1981). The next phase was identifying the types of pesticide used in the practices of plant agitator organism (OPT: in bahasa) management on vegetable at Banggai District. Based the first two steps, the selected pestiside residue in selected vegetables was analysed. The survey data were used to calculate the nutrition intake (vitamin and mineral). The exposure of pesticide was calculated based on consumption level of vegetable and pesticide content in respective vegetables. Continued with the inspection of pesticide residue on dominat vegetable which consumed by respondents and using pesticide in cultivation. Then calculating the pestiside exposure and nutrition intake (vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor and Iron).

The result showed that the average value of vegetable consumption by all respondent is 226 g/person/day (recommendation by FDA 225 - 375 g/person/day). The results of the vitamins intake are 43% RDI of vitamin A, 11.91% RDI of vitamin B1 and 66.69% RDI of vitamin C. While the minerals intake are Calcium 23.98% RDI, Phosphor 30.43% RDI, and Iron 28.39% RDI. The level of intake from vitamin A, vitamin B1, vitamin C, Calcium, Phosphor, and iron are below Recommended Dietary Intake (RDI). According to the estimation of pesticide exposure value per respondent body mass, the result of estimation is below Acceptable Daily Intake (ADI). The exposure of methidathion from string bean consumption is 0.011 µg/kg BW (1.078% ADI), chlorpyrifos exposure of tomato consumption is 0.02 µg/kg BW (0.170% ADI), cyhalotrin exposure of chickpea consumption is 0.003 µg/kg BW (0.139% ADI), profenofos exposure of cabbage consumption is 0.02 µg/kg BW (0.243% ADI), chlorpyrifos exposure of celery consumption is 0.00004 µg/kg BW (0.0004% ADI), and cypermethrin exposure of consumption green mustard 0.069 µg/kg BW (0.138% ADI).

(4)

RINGKASAN

FIRDAYENI FIRDAUS. Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai. Dibimbing oleh Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS dan Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc.

Kesadaran dan keinginan yang kuat untuk menjaga kesehatan diri pada sebagian masyarakat Kabupaten Banggai akan pentingnya mengonsumsi sayuran, dilatarbelakangi adanya bukti-bukti ilmiah manfaat sayuran dalam pencegahan berbagai penyakit degeneratif karena sayur merupakan sumber vitamin, mineral dan serat alami. Mengonsumsi sayuran tanpa jaminan keamanan pangan bisa menjadi sumber bahaya seperti kemungkinan keracunan pestisida dalam jangka panjang.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tingkat asupan zat gizi mikro dan tingkat paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai.

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah, pada Agustus sampai dengan September 2007. Penelitian ini mempunyai beberapa tahapan utama yaitu survei konsumsi sayuran di tingkat rumah tangga di Kecamatan Luwuk, Toili, Pagimana, dan Batui untuk estimasi asupan zat gizi vitamin dan mineral dan estimasi paparan pestisida dengan metode mengingat-ingat konsumsi pangan (Dietary recall method). Tahap berikutnya adalah melaksanakan survei penggunaan pestisida di petani sayuran di desa Salodik Kecamatan Luwuk untuk identifikasi jenis pestisida dan metode uji residu pestisida yang digunakan. Selanjutnya adalah pengambilan contoh sayuran di kebun petani sayuran di desa Salodik dan di pedagang sayuran di pasar tradisional Simpong Kecamatan Luwuk, pasar Cendana Pura Kecamatan Toili, pasar Pagimana Kecamatan Pagimana, pasar Balantang Kecamatan Batui. Hasil pemeriksaan residu pestisida pada contoh sayuran mentah yang dibudidaya dengan aplikasi pestisida akan digunakan untuk perhitungan tingkat paparan pestisida dari konsumsi sayuran di Kabupaten Banggai.

Profil kepala rumah tangga responden berdasarkan tingkat pendidikan didominasi oleh tingkat SLTA 35%, SD 29%, SLTP 26%, S1 5%, Diploma 4% dan sisanya 1% tidak tamat SD. Berdasarkan jenis pekerjaan kepala rumah tangga responden, persentase terbesar adalah wiraswata 33%, petani 28%, pegawai swasta 22%, pegawai negeri 15% dan pensiunan 2%. Profil anggota keluarga responden berdasarkan kelompok umur, dari 736 anggota keluarga responden diketahui 68% berusia > 19 tahun yakni mereka yang masuk dalam kelompok dewasa. Sedangkan sebesar 19% masuk dalam kelompok anak-anak (5 - 12 tahun) dan sisanya adalah kelompok remaja (13-18 tahun) sebesar 13%. Komposisi anggota keluarga responden berdasarkan jenis kelamin, didominasi oleh jenis kelamin perempuan 53% sedangkan laki-laki 47%. Rata-rata berat badan anggota keluarga responden pada kelompok usia 13-18 tahun adalah 43,09 kg, yang berarti masih berada dibawah standar berat badan remaja di Indonesia yang menurut AKG 2004 seharusnya berada pada rentang 48-55 kg. Sedangkan rata-rata berat badan kelompok anak-anak dan dewasa secara berurut adalah 22,20 kg dan 57,27 kg, yang sudah masuk dalam rentang berat badan standar AKG 2004 pada masing-masing kelompoknya.

(5)

Berdasarkan hasil survei konsumsi sayuran diketahui ada 47 jenis sayuran yang dikonsumsi rumah tangga responden. Dari jumlah tersebut, ada 10 jenis sayuran yang paling sering ditemukan dalam komposisi menu makanan di setiap rumah tangga responden. Persentase konsumsi responden dan anggota keluarga, dari 47 jenis sayuran tersebut didominasi oleh jenis tomat 16,12%, kangkung 11,20%, terong 10,55%, kacang panjang 10,50%, bayam 6,61%, daun singkong 4,59%, waluh 4,23%, kelor 4,11%, pepaya muda 3,47%, dan urutan ke-10 persentase konsumsinya adalah labu siam 2,58%.

Konsumsi rata-rata total sayuran pada seluruh responden dan anggota keluarga setelah dihitung bagian yang dapat dimakan adalah 226 g per orang per hari dengan konsumsi minimum 54 g per orang per hari dan maksimum 724 g per orang per hari. Pada seluruh responden dan anggota keluarga menunjukkan nilai persentil ke-95 konsumsi sayuran tertinggi per individu dengan konsumsi total sayuran 427 g per orang per hari. Anjuran untuk konsumsi sayuran yaitu 225 - 375 g per orang per hari (US-FDA dalam Astawan dan Andreas 2008).

Hasil yang ditunjukkan Tabel 1, tingkat asupan vitamin A dan vitamin B1 responden dan anggota keluarga masih jauh di bawah AKG yaitu baru memenuhi 43% AKG dan 11,91% AKG. Sedangkan asupan vitamin C sudah mendekati AKG yang dianjurkan untuk orang Indonesia yaitu 50 – 90 mg per hari. Tingkat asupan rata-rata kalsium, fosfor dan zat besi responden dan anggota keluarga dengan rata-rata berat badan mayoritas anggota keluarga responden 57,27 kg masih jauh dari angka kecukupan mineral yang dianjurkan per hari.

Hasil survei penggunaan pestisida pada budidaya sayuran di Desa Salodik Kecamatan Luwuk Kabupaten Banggai selaku sentra produksi sayuran daerah setempat, menunjukkan bahwa dari 47 jenis sayuran yang dikonsumsi responden hanya ada 14 jenis sayuran yang dibudidaya menggunakan aplikasi pestisida yaitu bayam, buncis, daun bawang, kacang panjang, kangkung, ketimun, kol, sawi hijau, sawi putih, seledri, terong, tomat, wortel dan kentang.

Hasil pemeriksaan residu pestisida pada sayuran yang menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT, hanya tomat, seledri, kacang panjang, buncis, sawi hijau, dan kol yang masih mengandung residu pestisida dengan nilai di bawah BMR. Residu sipermetrin pada sawi hijau meskipun belum ditetapkan batas maksimumnya, namun jika sawi hijau dikelompokkan dalam golongan sayuran kubis-kubisan dengan BMR sipermetrin 1 mg per kg sayuran maka hasil deteksi tersebut masih di bawah BMR. Demikian pula dengan residu lamda sihalotrin pada buncis yang belum ditetapkan batas maksimum residunya, jika buncis dikelompokkan golongan sayuran kubis-kubisan dengan BMR lamda sihalotrin 0,2 mg per kg maka residu lamda sihalotrin sebesar 0,05 mg per kg pada buncis masih di bawah BMR. Hasil ini menunjukkan bahwa petani sayuran pemasok sayuran di Kabupaten Banggai sudah menerapkan tata kerja yang baik dan benar dalam memproduksi sayuran dengan mengikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik atau petugas penyuluh.

Berdasarkan perhitungan nilai paparan pestisida per kg berat badan responden yang ditunjukkan Tabel 5, residu pestisida pada sayuran yang dikonsumsi responden, semuanya memberi nilai paparan pestisida per kg berat badan responden tidak melebihi ADI baik per individu maupun per pengkonsumsi

(6)

saja. Untuk residu metidation sebesar 0,025 mg per kg kacang panjang, untuk memenuhi ADI, responden dapat mengkonsumsi maksimum kacang panjang sebanyak 2,29 kg per hari. Demikian halnya tomat yang merupakan sayuran yang paling sering ditemukan dalam komposisi menu makanan di setiap rumah tangga responden, dengan residu klorpirifos sebesar 0,02 mg per kg tomat, untuk memenuhi ADI, responden dapat mengkonsumsi maksimum tomat sebanyak 28,63 kg per hari. Residu sihalotrin sebesar 0,05 mg per kg buncis akan memberikan paparan 100% ADI sihalotrin jika responden mengkonsumsi buncis sebanyak 2,29 kg per hari. Residu profenofos sebesar 0,24 mg per kg kol akan memberikan paparan 100% ADI profenofos jika responden mengkonsumsi kol sebanyak 2,38 kg per hari. Residu klorpirifos sebesar 0.009 mg per kg seledri akan memberikan paparan 100% ADI klorpirifos jika responden mengkonsumsi seledri sebanyak 63,63 kg per hari. Residu sipermetrin sebesar 0,9 mg per kg sawi hijau akan memberikan paparan 100% ADI sipermetrin jika responden mengkonsumsi sawi hijau sebanyak 3,18 kg per hari.

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa knsumsi sayuran responden dan anggota keluarga sudah sesuai anjuran FDA dalam piramida makanan untuk konsumsi sayuran yaitu 3-5 porsi sehari atau sebanyak 225 – 375 g per orang per hari, utuk dapat memenuhi angka kecukupan vitamin dan mineral yang dianjurkan tidak bisa didapat dari konsumsi sayuran saja, mrk pestisida yang digunakan pada usahatani sayuran di Kabupaten Banggai adalah merk yang sudah terdaftar di Pusat Perizinan dan Investasi Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian dan sesuai dengan peruntukan jenis tanaman, hsil pemeriksaan residu pestisida pada sayuran yang menggunakan pestisida untuk pengendalian OPT hanya tomat, seledri, kacang panjang, buncis, sawi hijau, dan kol yang masih menyimpan residu pestisida dan residu masih di bawah BMR, hsil perhitungan paparan pestisida dengan bahan aktif klorpirifos, sihalotrin, metidation, profenofos, sipermetrin menunjukkan sayuran yang beredar di Kabupaten Banggai aman dikonsumsi.

(7)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh Karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.

(8)

STUDI ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN PAPARAN

PESTISIDA DARI KONSUMSI SAYURAN DI

KABUPATEN BANGGAI

FIRDAYENI FIRDAUS

Tugas Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesi pada

Program Studi Teknologi Pangan

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(9)
(10)

Judul Tugas Akhir : Studi Asupan Zat Gizi Mikro dan Paparan Pestisida dari Konsumsi Sayuran di Kabupaten Banggai

Nama : Firdayeni Firdaus

NRP : F252060015

Program Studi : Teknologi Pangan

Menyetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Nuri Andarwulan, MS Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc

(Ketua) (Anggota)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Magister Profesi Teknologi Pangan

Dr. Ir. Lilis Nuraida, MSc Prof.Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel di atas, maka dapat diketahui pengaruh kecepatan laju aliran terhadap laju erosi material carbon steel A53 Gr B yang ditunjukkan dalam bentuk grafik pada

dasar produk obat sirup ekstrak perasan jahe merah yaitu 50% yang sebelumnya telah dilakukan penelitian mengenai efektivitas perasan jahe merah terhadap

1 Penyusunan NSPK Bidang Bangunan Gedung Bandar Lampung 1 Paket 2020 600,000 Dinas Perkim.. 2 Fasilitasi Penyusunan Raperda Bangunan Gedung Hijau

Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Masduki, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing yang selalu memberikan pengarahan, bimbingan,

Pemberian torbangun dikombinasikan dengan katuk dan mineral seng (E) pada ransum kambing PE laktasi meningkatkan jumlah total konsumsi pakan sebesar 7,1%, dan meningkatkan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang

researcher in the study, research site, source of the data, data collection.. procedures, data analysis procedures, and method for verification of the

Kegiatan pendidikan terdapat tiga bidang yang saling terkait yaitu adminis-trasi supervisi adalah pimpinan sekolah, pengajaran adalah guru bidang studi dan bimbingan konseling