• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG LIKI KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG LIKI KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DI BATANG LIKI

KECAMATAN SANGIR KABUPATEN SOLOK SELATAN

Rika Oktavia

1

, Nurhadi

2

dan Armein Lusi Zeswita

3

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email :

oktaviarikaaa@gmail.com

ABSTRACT

Batang Liki is a river located in South Solok. The river is a lively place different types of

aquatic organisms such as phytoplankton, zooplankton, protozoa, insects, arthropods and some

types of vertebrate animals such as some types of fish. Freshwater fish species in Sumatra is 570

species and 46 endemic fish species have included Sumatra. Nowadays the existence of these

organisms have started to decrease, especially species of fish. Reduced fish species is one of

them caused by human activities that damage aquatic ecosystems that led to the extinction of the

fish populations. Based on this research on the composition of the Big Fish Caught in Batang

Liki Sangir District of South Solok. This study was conducted in May 2016. The purpose of this

study was to determine the composition of the fish as well as the condition of physical and

chemical factors in Batang Liki Sangir District of South Solok. This research uses descriptive

method, sampling based on different river conditions (purposive sampling). Samples were taken

using nets, fishing nets, fishing rods. Samples were obtained in the laboratory Zoologi identified

Prodi Biologi STKIP PGRI West Sumatra. Fish obtained in Batang Liki consists of 4 orders, 4

families, and 7 species of fish. The composition of fish species highest in Batang Liki is Tor

tambra with relative density (88.98%) and the lowest was Cyprinus carpio (3%) and

Macrognathus maculates (3%). Fish species similarity index between stations is almost the same

(similar) ranged from 50 to 57.14%. Fish species diversity index is low and it ranged from 0.39

to 0.56. Factors chemical physics still waters capable of supporting fish life in the District

Sangir Batang Liki South Solok.

Key word: Composition, fish, Batang Liki.

PENDAHULUAN

Ikan air tawar adalah ikan yang

menghabiskan

sebagian

atau

seluruh

hidupnya di air tawar, seperti sungai dan

danau, dengan salinitas 0-0,5%. Keragaman

dan struktur komunitas ikan di sungai

merupakan gambaran karakteristik spesies

dan daur hidupnya terkait dengan fluktuasi

lingkungan fisik-kimiawi perairan seperti

suhu, konduktifitas, kelarutan oksigen, pH,

kedalaman, dan kecepatan arus. Fluktuasi

kondisi lingkungan perairan baik langsung

maupun tidak langsung akan memengaruhi

komposisi komunitas ikan penghuni sungai

(Winemiller

et

al.,

(2008)

dalam

Simanjuntak, 2012).

Sungai merupakan suatu bentuk

ekosistem lotik (perairan mengalir) yang

berfungsi sebagai tempat hidup bagi

organisme makro ataupun mikro, baik yang

menetap

ataupun

yang

berpindah-pindahorganisme yang hodup dalam sungai

merupakan

organisme

yang

memiliki

kemampuan beradaptasi terhadap kecepatan

arus atau alran sungai (Susanto dan

Rochdiyanto, (2008) dalam Zaenudin,

2013).

Sungai selain tempat hiduporganisme

juga memiliki peran sebagai tempat

pembuangan yang berasal dar limbah dari

daerah pertanian, pemukiman, pariwisata,

dan industry yang berada di sekitar sungai

(Mahida, (1998) dalam Zaenudin, 2013).

(2)

2

Limbah yang masuk dalam sungai akan

dapat merubah sifat fisik, biologi, dan

kimia perairan sungai. Perubahan tersebut

berdampak pada menurunnya kualitas air

dan mengganggu kehidupan organisme

dalam sungai seperti halnya populasi ikan

(Odum, (1998) dalam Zaenudin, 2013).

Salah satu kerusakan ekosistem

sungai terjadi di Batang Liki Kecamatan

Sangir Kabupaten Solok Selatan. Batang

Liki mempunyai peranan penting bagi

masyarakat untuk irigasi sawah, MCK

(mandi, cuci dan kakus) dan sebagai mata

pencaharian

(penangkapan

ikan

dan

penambangan batu). Kegiatan tersebut yang

sangat berpengaruh adalah penambangan

batu. Penembangan di bantaran sungai

berdampak negatif terhadap sumber daya

air, antara lain menyebabkan penurunan

kualitas air dan biota perairan tersebut.

Selain

penambangan

batu

kegiatan

penengkapan ikan dengan menggunakan

racun dan sentrum di sungai tersebut dapat

menyebabkan berkurangnya jenis ikan dan

jika kegiatan ini terus berlanjut maka dapat

menyebakan kepunahan terhadap psesies

tertentu.

Berdasarkan

hasil

wawancara

penulis

dengan

masyarakat

setempat

bahwa, penambangan batu sudah cukup

lama

dilakukan

masyarakat setempat.

Penambangan batu juga dilakukan dengan

bantuan

alat

berat

serta

truk

pengangkutnya. Hal tersebut mungkin

penyebab berkurangnya jenis-jenis ikan,

karena

menurut

masyarakat

setempat

sebelum adanya penambangan batu di

daerah aliran sungai, keberadaan ikan

cukup banyak di Batang Liki seperti ikan

gariang, tilan, baung, situka, kulahi, masai,

silangen, sikasek, barau, udang, siduwen,

toman, kapare, siluang, dan jenis ikan

lainnya. saat ini jumlah dan jenis populasi

ikan tersebut diduga mengalami penurunan.

Namun belum ada informasi tentang

komposisi ikan yang terdapat di Batang

Liki Kecamatan Sangir Kabupaten Solok

Selatan.

Berdasarkan permasalahan di atas

maka telah dilakukan penelitian tentang

Komposisi Ikan Yang Tertangkap di Batang

Liki Kecamatan Sangir Kabupaten Solok

Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilakukan

pada bulan Mei 2016 di Batang Liki

Kecamatan Sangir Kabupaten Solok

Selatan. Identifikasi sampel dilakukan di

Laboratorium Zoologi Program Studi

Pendidikan

Biologi

STKIP

PGRI

Sumatera Barat.

Alat yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah 3 buah jaring (mata

jaring 2cm x 2cm, 3cm x 3cm dan 4cm x

4cm), 1 buah jala dengan ukuran mata jala

(1cm x 1cm), 3 buah pancing, kamera, pH

meter, Thermometer Hg, botol sampel, tali

rafia, bola pimpong, stopwatch, kantong

plastik, kertas label, sarung tangan, buku

identifikasi ikan dan alat-alat tulis, sedangkan

bahan-bahan yang digunakan adalah sampel

ikan, amilum, MnSO

4

, Na

2

S

2

O

3

, KOH-KI,

H

2

SO

4

dan formalin 4%.

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survey

deskriptif, dengan pengambilan sampel

secara purposive sampling berdasarkan

kondisi sungai yang berbeda.

Pengambilan

sampel

dilakukan

dengan menetapkan 3 stasiun yaitu stasiun I,

II dan III. Sampel diambil dari 3 stasiun pada

waktu yang sama dan hari yang berbeda

yaitu siang pukul (08.00-17.00 WIB) dan

malam

pukul

(19.00-21.00

WIB).

Penangkapan

ikan

dilakukan

dengan

menggunakan 3 alat tangkap yaitu jaring,

jala, dan pancing. Jaring dipasang pada pagi

hari pukul 08.00 WIB dan mengambilnya

pada pukul 17.00 WIB, jaring dipasang

sebanyak 1 buah pada masing-masing

stasiun,

sedangkan

jala

dan

pancing

dilakukan sebanyak 3 kali lemparan pada 3

titik yaitu tepi kiri, tepi kanan dan tengah

sungai.

Sampel ikan yang didapat dicatat

morfologi ikannya seperti warna tubuh dan

warna sirip. kemudian dihitung jumlahnya,

dicuci bersih, diletakan di atas Styrofoam

tusuk dengan jarum, kemudian difoto, dan

diukur panjang badannya. Sampel ikan

selanjutnya

diawetkan

dengan

larutan

formalin 4% dalam plastik yang telah diberi

label (lokasi tangkap, waktu, nama lokal ikan

dan kolektor) (Saanin, 1984). Sampel yang

telah dikoleksi langsung dari lapangan

(3)

3

dibawa ke laboratorium untuk pengukuran

dan identifikasi lebih lanjut.

Analisis data

1.Kepadatan (K)

K=

Jumlah individu suatu jenis

Alat tangkap

2.Kepadatan Relatif

KR=

kepadatan suatu jenis

jumlah kepadatan seluruh jenis

X 100%

3.Frekuensi

F=Jumlah alat tangkap yang ditempati suatu jenis jumlah alat tangkap yang diamati

4.Frekuensi Relatif

FR= Jumlah frekuensi suatu jenis

jumlah frekuensi seluruh jenis X 100%

(Suin, 2002).

5.Indeks Similaritas (IS)

IS=

2c

a+b

x 100%

(Michael, 1994)

6.Indeks Diversitas Shannon Wiener

H’ = - ∑ Pi In Pi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada ketiga stasiun di Batang Liki

Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Jenis Ikan Yang Tertangkap Di Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten Solok

Selatan

Ordo Famili Spesies Nama

lokal Jumlah individu yang didapat pada stasiun n I II III

1. Ciclidae Paraformes Oreochromis nilotica Nila 2 0 0 2 2. Cypriniformes Cyprinidae Barbodes gonionotus Masai 0 1 0 1

Cyprinus carpio Ikan mas

0 0 1 1

Lobocheilos falcifer Kulari 1 0 0 1 Tor tambra Garing 25 16 28 69 3. Ferciformes Mastacembelidae Macrognathus maculates Tilan 0 0 1 1 4. Siluriformes Bagridae Mystus bimaculatus Baung 1 1 3 5 29 18 33 80

Keterangan : n = Jumlah individu

Batang Liki Kecamatan Sangir

Kabupaten

Solok

Selatan

memiliki

komposisi ikan yang rendah karena hanya

ditemukan 4 famili dengan 7 spesies

meskipun terdapat variasi habitat yang

berbeda

pada

setiap

stasiun.

Hasil

penelitian ini lebih sedikit dibanding

penelitian Devi, (2015) yang juga dilakukan

pada sungai yang hampir mirip kondisi

perairannya. Hasil yang didapatkan Devi

sebanyak 8 spesies dari 2 ordo dan 3 famili.

Sedikitnya hasil yang didapatkan dalam

penelitian ini dibandingkan dengan hasil

yang didapatkan oleh Devi diduga karena

pembagian

stasiun

yang

sedikit

dibandingan dengan Devi yaitu hanya tiga

pembagian stasiun penelitian.

Stasiun I dan III ditemukan lebih

banyak spesies ikan dibandingkan dengan

stasiun II yaitu, 4 spesies ikan dengan

jumlah

individu

29

dan

33

ekor.

Banyaknya jenis ikan pada stasiun I dan III

karena didukung oleh faktor biotik dengan

banyaknya tumbuhan tingkat tinggi di

sekitar pinggiran sungai. Kondisi seperti ini

sangat mendukung bagi kehidupan ikan.

Stasiun II ditemukan 3 spesies ikan,

dengan jumlah individu 18 ekor. Sedikitnya

jumlah ikan yang ditemukan di stasiun II

dibandingkan stasiun I dan III karena ada

gangguan oleh aktifitas masyarakat yaitu

penambangan batu. Adanya penambangan

batu di

area

sungai

tersebut

akan

mempengaruhi

kualitas

air

terutama

(4)

4

menyebabkan

kekeruhan.

Menurut

Kottelat, et al., (1993) sungai yang

mempunyai dasar pasir atau berlumpur

dengan

sedikit

bebatuan

cenderung

memiliki lebih sedikit jenis yang hidup di

dasar sungai dibandingkan dengan sungai

yang berbatu-batu.

Tabel 2. Komposisi Ikan Yang Tertangkap Di Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten

Solok Selatan (KR=%, FR=%)

No Spesies Stasiun I II III KR FR H' KR FR H' KR FR H' 1 O. nilotica 0 0 0 0 0 0 3 16,58 0,10 2 B. gonionotus 0 0 0 5,51 24,81 0,15 0 0 0 3 C. carpio 0 0 0 0 0 0 3 16,58 0,10 4 L. falcifer 3,41 16,58 0,10 0 0 0 0 0 0 5 T. tambra 86,23 50,25 0,13 88,98 50,37 0,09 84,89 50,25 0,14 6 M. maculatus 3,41 16,58 0,10 5.51 24,81 0,15 9,1 16,58 0,22 7 M. bimaculatus 6,93 16,58 0,18 0 0 0 0 0 0 Jumlah 100 100 0,51 100 100 0,39 100 100 0,56

Ikan garing merupakan ikan yang

memiliki kepadatan populasi yang paling

tinggi dibandingkan dengan ikan-ikan

lainnya di seluruh stasiun penelitian.

Kepadatan paling tinggi terdapat pada

stasiun III yaitu 9,33 individu/alat tangkap,

dengan frekunsi relatif 50,25%. Hal ini

disebabkan

kondisi

perairan

yang

mendukung

bagi

pertumbuhan

dan

perkembangan ikan garing (Tor tambra), di

batang Liki. Jenis ikan yang memiliki

kepadatan paling rendah di Batang liki

adalah ikan kulari (Lobocheilos falcifer),

ikan masai (Barbodes gonionotus), ikan

mas (Cyprinus carpio) dan ikan tilan

(Macrognathus

maculatus).

Total

kepadatan masing-masing ikan tersebut

sama yaitu 0,33 individu/alat tangap.

Kecilnya kepadatan populasi ikan-ikan

tersebut diduga karena pengaruh suhu pada

perairan tersebut yang tidak sesuai dengan

nafsu makan, proses reproduksi ikan,

sehingga jumlah individunya berkurang

atau sedikit.

Indeks keanekaragaman (H') adalah

indeks yang menunjukkan banyak tidaknya

jenis dan individu yang ditemukan pada

perairan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa indeks keanekaragaman

ikan tertinggi terdapat pada stasiun III

dengan

nilai

indeks

keanekaragaman

sebanyak 0,56 sedangkan yang terendah

pada stasiun II sebesar 0,39. Lebih

tingginya indeks keanekaagaman ikan pada

stasiun III disebabkan lebih banyaknya

jenis ikan yang ditemukan pada stasiun

tersebut yaitu 4 jenis, sedangkan di stasiun

II hanya 3 jenis. Berdasarkan indeks

keanekaragaman

Shanon-Wienner

(H'),

diketahui

bahwa

nilai

indeks

keanekaragaman ikan di Batang Liki

Kecamatan

Sangir

Kabupaten

Solok

Selatan termasuk kedalam kategori rendah.

Nilai

indeks

keanekaragaman

(H')

dikatakan redah disebabkan karena jumlah

jenis dan jumlah individu relatif sedikit.

Menurut Prianto dan Husnah, (2013) jika H'

≤ 1 berarti sebaran individu rendah atau

keragaman

rendah

berarti

lingkungan

tersebut

telah

mengalami

gangguan

(tekanan) atau struktur organisme yang ada

berada dalam keadaan jelek.

Tabel 3. Nilai Kesamaan Habitat Ikan antar Stasiun Pengamatan di Batang Liki Kecamatan

Sangir Kabupaten Solok Selatan

Stasiun

I

II

III

I

-

57,14

50,00

II

-

-

57,14

(5)

5

Berdasarkan Tabel 3 nilai indeks kesamaan

(IS) ikan antar stasiun pengamatan di

Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten

Solok Selatan berkisar antara 50%-57,41%.

Berdasarkan kriteria Michael (1994) yaitu,

IS 75-100% (sangat mirip), 50-75% (mirip),

25-50% (tidak mirip), IS<25% (sangat tidak

mirip atau tidak sama). Berdasarkan kriteria

berikut, dapat dinyatakan bahwa ikan antar

stasiun penelitian relatif sama (mirip).

Tabel 4. Rata-Rata Faktor Fisika Kimia di Perairan Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten

Solok Selatan

No

Parameter

Stasiun I

Stasiun II

Stasiun III

Siang

Malam

Siang

Malam

Siang

Malam

1.

Temperatur (°C)

20

20

21

21

22

22

2

pH

7,6

7,5

7,8

7,6

7,6

7,5

3.

DO (mg/L)

3

3

4

3

4

3

4.

Kuat arus (m/s)

0,13

0,13

0,18

0,18

0,21

0,21

Nilai indeks similaritas (IS) ikan antar

stasiun

penelitian

dapat

dinyatakan

memiliki indeks kesamaan yang sama

(mirip). Miripnya tingkat kesamaan ikan

antar

stasiun

menunjukkan

bahwa

komposisi ikan yang menyusun komunitas

ikan di seluruh stasiun hampir seragam.

Faktor fisika kimia dan biologis antar

stasiun dapat dikatakan hampir sama,

dengan kondisi substrat sungai yang

berbatu dan berpasir. Sehingga kondisi

tersebut mendukung proses makan dan

reproduksi bagi ikan-ikan di Batang Liki

Kecamatan

Sangir

Kabupaten

Solok

Selatan.

Hasil pengukuran faktor fisika

kimia perairan di Batang Liki Kecamatan

Sangir Kabupaten Solok Selatan diperoleh

hasil pengukuran suhu di Batang Liki

berkisar

antara

20-22°C.

temperatur

tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu

22°C dan yang terendah pada stasiun I

20°C. suhu yang mematikan untuk hampir

semua jenis ikan yaitu 10-11°C selama

beberap hari. Nafsu ikan akan menurun

pada suhu di bawah 16°C, sementara

reproduksi ikan mengalami penurunan pada

suhu dibawah 21°C. Sedangkan suhu yang

baik untuk kehidupan ikan air tawar yaitu

berkisar antara 25-30°C (Ciptanto, 2010).

Berdasarkan hal tersebut suhu perairan pada

masing-masing stasiun masih kurang layak

untuk kehidupan ikan di Batang Liki, tetapi

sebaliknya perairan di Batang Liki layak

untuk kehidupan ikan garing. Menurut

Haryono

(2008),

kisaran

suhu

yang

optimum bagi pertumbuhan ikan garing

adalah 20-30°C. Hal tersebut sesuai dengan

apa didapatkan pada saat penelitian yaitu

dari 80 individu ikan yang tertangkap

terdapat 69 individu ikan garing.

Kecepatan arus air dari suatu badan

air ikut menentukan penyebaran organisme

yang hidup dibadan air tersebut. Tingkah

laku hewan juga ikut ditentukan oleh aliran

air tersebut. Selain itu aliran air juga ikut

berpangaruh terhadap kelarutan udara dan

garam-garan dalam air, sehingga secara

tidak langsung akan berpengaruh terhadap

kehidupan organisme air (Suin, 2002).

Hasil penelitian menunjukkan kecepatan

arus pada perairan di Batang Liki berkisar

antara 0,13-0,21 m/s, dimana kecepatan

arus tertinggi terdapat pada stasiun III yaitu

0,21m m/s, stasiun II yaitu 0,18 m/s dan

arus paling lambat pada stasiun I yaitu 0,13

m/s.

Derajat keasaman perairan Batang

Liki yaitu 7,5-7,8 merupakan pH yang

layak untuk kehidupan ikan. Menurut

Ciptanto (2010) derajat keasaman air yang

memenuhi syarat adalah 5-8,5. Untuk ikan

air tawar, pH yang cocok adalah 6,5-7,5.

Derajat

keasaman

dipengaruhi

oleh

aktivitas ikan dan organisme lain , yaitu

pernapasan

(respirasi).

Respirasi

menghasilkan CO

2

yang mengakibatkan pH

menurun. Jadi pada malam hari pH air

cenderung lebih rendah dibandingkan siang

hari.

Hasil

penelitian

terhadap

pegukuran kandungan oksigen terlarut di

(6)

6

perairan Batang Liki yang diperoleh dari

ketiga stasiun berkisar 3-4 mg/l. kandungan

oksigen di perairan Batang Liki ini masih

layak untuk kehidupan ikan. Menurut

Wardana (1995) dalam Siagian 2009,

kandungan oksigen terlarut minimum 2

mg/l sudah cukup mendukung kehidupan

organisme parairan secara normal.

Kesimpulan

Komposisi ikan yang ditemukan terdiri

dari 4 ordo, 4 famili, dan 7 jenis spesies

ikan. Komposisi jenis ikan tertinggi di

Batang Liki adalah Tor tambra dengan

kepadatan relatif (88,98%) dan yang

terendah adalah Cyprinus carpio (3%) dan

Macrognathus maculates (3%). Indeks

similaritas spesies ikan antar stasiun

dikatakan hampir sama (mirip) yaitu

berkisar

50-57,14%.

Indeks

keanekaragaman spesies ikan tergolong

rendah yaitu berkisar 0,39-0,56.

Faktor fisika kimia perairan masih

mampu mendukung kehidupan ikan yang

ada di Batang Liki Kecamatan Sangir

Kabupaten Solok Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Ciptanto. 2010. Top Ikan Air Tawar

Panduan

Lengkap

Pembesaran

Secara Organik Di Kolam Air,

Kolam Terpal, Keramba Dan Jala

Apung. Yogyakarta. Lili Publisher.

Haryani, Devi. 2015. Kompisisi Ikan di

Sungai Manjuto Desa Lalang Luas

Kecamatan V Koto Kabupaten

MukoMuko.

Skripsi

tidak

diterbitkan, Padang: Program Studi

Pendidikan Biologi STKIP PGRI

Padang Sumatera Barat.

Haryono & Jojo subagja. 2008. Populasi

habitat ikan Tor tambra, Tor

tombroides (Blekeer, 1854) di

perairan

kawasan

pegunungan

Muller Kalimantan Tengah. Jurnal.

Vol 9 no 4. Bogor.

Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari

& S. Wirjoatmodjo. 1993. Fres

Water Fishes of Western Indonesia

and Sulawesi. Periplus Edition (HK)

and EMDI Project. Indonesia.

Michael, P. 1994. Metode Ekologi untuk

Penyelidikan

Ladang

dan

Laboratorium. UI Press. Jakarta.

Prianto, E., & Husnah. 2013. Komposisi

Jenis dan Keanekaragaman Ikan di

Sungai Banyuasin Provinsi Sumatera

Selatan.

https://www.google.Flimnologi.Lipi.

go.id. Diakses 15 Januari 2015

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci

Identifikasi Ikan. Jilid 1 dan 2.

Binacipta. Bogor.

Siagian, C. 2009. Keanekaragaman dan

Kelimpahan

Ikan

serta

Keterkaitannya

dengan

Kualitas

Perairan di Danau Toba Balige

Sumatera Utara. Tesis. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Simanjuntak. Charles P.H. 2012. Keragaman

dan

Distribusi

Spasio-Temporal

iktiofauna Sungai Asahan Bagian

Hulu dan Anak Sungai. Jurnal

Departemen Manajemen Sumber

Daya Perairan FPIK IPB. Makasar,

12 Juni 2012.

Suin, M.N. 2002. Metoda Ekologi. Andalas

University Press. Padang.

Zaenudin, Ahmad. 2013. Keanekaragaman

dan Kelimpahan Ikan di Daerah

Hulu dan Tengah Sungai Gajahwong

Yogyakarta.

Universitas

Islam

Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta

(7)

Gambar

Tabel  1.  Jenis  Ikan  Yang  Tertangkap  Di  Batang  Liki  Kecamatan  Sangir    Kabupaten  Solok  Selatan
Tabel 2. Komposisi Ikan Yang Tertangkap Di Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten       Solok Selatan (KR=%, FR=%)  No  Spesies  Stasiun I II  III  KR  FR  H'  KR  FR  H'  KR  FR  H'  1  O
Tabel 4. Rata-Rata Faktor Fisika Kimia di Perairan Batang Liki Kecamatan Sangir Kabupaten  Solok Selatan

Referensi

Dokumen terkait

117 ID300244 Indonesia,Sumatera - Pantai Barat.Teluk Sambat hingga Tanjung Cuku Balimbing dan Pulau Enggano... 156 ID300374 Indonesia,Laut Flores.Pulau-Pulau Tengah dan

Dari pembahasan laporan PKL ini yang didasarkan pada pengamatan, penelitian, dan wawancara dengan pustakawan maupun teknisi jaringan komputer di perpustakaan MAN 1

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus pada pembelajaran menulis deskripsi siswa kelas IV SD N I Gedong, Ngadirojo,

Karena Allah hanya menciptakan langit dan bumi serta isinya dalam enam hari, sedangkan hadits-hadits dari Nabi saling menguatkan bahwa yang

1) Model orientasi input (input-oriented model) yaitu model dimana setiap DMU diharapkan memproduksi sejumlah output tertentu dengan sejumlah input terkecil

1) Sebagai daya tarik bagi penabung dan individu, isntitusi, atau lembaga yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan. 2) Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat

Berisi gerakan pelemasan lari keliling lapangan dan evaluasi kegiatan (10menit). Pemanasan dipimpin oleh salah satu seorang siswa, pengajar memperagakan bentuk pembelajaran,

Sensitivitas kemampuan sistem untuk dapat menjaring data informasi yang akurat mengenai kasus HIV dan AIDS pada pengumpulan data dan kemampuan dalam menganalis tren dan