• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMPN 12 BANDU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAJEMEN PESERTA DIDIK DI SMPN 12 BANDU"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PESERTA DIDIK

DI SMPN 12 BANDUNG

MAKALAH OSBERVASI

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidika

yang diampu oleh: 1. Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd

disusun oleh:

NIM 1505010 Ahmad Fahruddin

NIM 1507104 Eka Fitri Rahayu

NIM 1500293 Nurul Azizah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan nikmatnya penyusun mampu menyelesaikan makalah observasi yang berjudul “Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung”. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan yang diampu oleh Dr. Hj. Cicih Sutarsih, M.Pd

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Yth. Ibu Cicih Sutarsih dan Asisten Beliau Bapak Yudi yang tak hentinya senantiasa membimbing kami. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, khususnya dari dosen mata Pengelolaan Pendidikan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.

Bandung, 27 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3

A. Pengertian Manajemen Peserta Didik ... 3

B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik ... 5

C. Layanan Khusus Yang Menunjang Manajemen Peserta Didik ... 9

BAB III PEMBAHASAN ... 17

(4)

F. Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas)

di SMPN 12 Bandung... G. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik

di SMPN 12 Bandung... H. Pencatatan dan Pelaporan di SMPN 12 Bandung ... I. Pengelolaan Kelulusan dan Pemantauan Alumni

di SMPN 12 Bandung... J. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta didik

di SMPN 12 Bandung... K. Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik

di SMPN 12 Bandung ... L. Pelayanan Terhadap Siswa yang Berprestasi untuk Mengikuti

Event, Lomba atau Olimpiade di SMPN 12 Bandung ...

M. Cara Menangani Kenakalan Siswa di SMPN 12 Bandung

N. Proses Pengelolaan Siswa Masuk dan Siswa Keluar ... (Mutasi Peserta Didik) di SMPN 12 Bandung ...

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... A. Simpulan ... B. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ...

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, Bab 1 ayat 1). Keberhasilan dalam penyelenggararaan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada manajemen komponen-komponen penndukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana dan sarana prasaranan (Nasihin, 2009).

Sesorang pendidik ataupun tenaga kependidikan diharuskan untuk mengetahui cara pengelolaan perserta yang tepat agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan perserta didik. Oleh karena itu calon pendidik ataupun tenaga kependidikan diharuskan untuk mempelajari hal yang berkaitan dengan pengelolaan peserta didik. Proses mempelajarai pengelolaan peserta didik dapat ditempuh melalui mempelajari berbagai buku yang membahas akan hal tersebut. namun, jikalau hanya mempelajari buku atau teori, pemdidik ataupun tenaga kependidikan akan kurang pengalaman dan kaku ketika menghadapi kenyataan sebenarnya.

Atas dasar hal tersebut maka dilakukanlah kegiatan observasi agar dapat lebih memahami cara mengelola peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan (sekolah). Sekolah yang kami jadikan sampel adalah SMPN 12 Bandung yang terletak di..

(6)

B. RumusanMasalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ? 2. Bagaimana Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 3. Bagaimana Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 4. Bagaimana Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung?

5. Bagaimana Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung?

6. Bagaimana Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung?

7. Bagaimana pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12 Bandung?

8. Bagaimana Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung?

9. Bagaimana pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 bandung?

10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung?

11. Bagaimana Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung?

12. Bagaimana Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba ataupun olimpiade?

13. Bagaimana cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung? 14. Bagaimana Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi

(7)

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat rumusan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah

1. Mengetahui Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung ? 2. Mengetahui Analisis kebutuhan peserta didik di SMPN 12 Bandung? 3. Mengetahui Proses Rekruitmen peserta didik di SMPN 12 Bandung? 4. Mengetahui Seleksi Peserta didik di SMPN 12 Bandung?

5. Mengetahui Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung?

6. Mengetahui Penempatan peserta didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung?

7. Mengetahui pembinaan dan pengembangan peserta didik di SMPN 12 Bandung?

8. Mengetahui Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung?

9. Mengetahui pengelolaan kelulusan dan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 bandung?

10. Layanan Khusus Apa sajakah yang menunjang Manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung?

11. Mengetahui Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung?

12. Mengetahui Pelayanan terhadap Siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba ataupun olimpiade?

13. Mengetahui cara menangani kenakalan siswa di SMPN 12 Bandung? 14. Mengetahui Proses pengelolaan siswa masuk dan siswa keluar (mutasi

(8)

D. Manfaat

Setelah dibuatnya makalah ini baik bagi penulis ataupun bagi pembaca diharapkan dapat memahami cara manajemen peserta didik pada lembaga pendidikan (sekolah) Khususnya pada Sekolah Menengah Pertama.

E. Metode

(9)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Manajemen Peserta didik

B. Tujuan, Fungsi dan Prinsip Manajemen Peserta Didik

Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang

C. Ruang Lingkup Manajemen Peserta didik

1. Analisis kebutuhan peserta didik

2. Rekruitmen peserta didik

3. Seleksi peserta didik

4. Orientasi/MPLS

5. Penempatan peserta didik (pembagian kelas)

Dalam lembaga pendidikan, sebelum mengikuti proses pembelajaran peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan, terlebih dahulu ditempatkan dan dikelompkkkan dalam lembaga belajar. Pengelompokkkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan pada sistem kelas.

Menurut William A. Jeager dalam pengelompokkan peserta didik dapat didsarkan kepada:

(10)

b. Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik berdasarkan kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan, dan sebagainya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual.

Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompokkan peserta didik ada 5 macam, yaitu:

a. Friendship Grouping

Pengelompokkan peserta diidik didasarkan pada kesukaan di dalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri. Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.

b. Achievement Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dan pengelompokkan ini biasanya diadakan pencampuran antara peserta didi yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah.

c. Aptitude Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas kemampuan dan bakat yang sesuai dengan apa yang dimiliki pesert didik itu sendiri.

d. Attention or Interest Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas perhatian atau minat yang didasari kesenangan peserta didik itu sendiri. Pengelompokkan ini didasari oleh adanya peserta didik yang mempunyai bakat dalam bidang tertentu namun si peserta didik tersebut tidak senang dengan bakat yang dimilikinya.

e. Intelligence Grouping

Pengelompokkan peserta didik didasarkan atas hasil tes intelegensi yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri.

6. Pembinaan dan pengembangan peserta didik

(11)

belajar, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan yang biasanya di lembaga pendidikan kegiatan ini dibagi menjadi dua macam, yaitu kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

Kegiatan kurikuler adalah semua kegiatan yang telah ditentukan di dalam kurikulum yang pelaksanannya dilakukan pada jam-jam pelajaran. Kegiatan kuriuler dalm bentuk proses belajar mengajar di kelas dengan nama mata pelajaran atau bidang studi yang ada di sekolah. Setiap peserta didik wajib mengikuti kegiatan kurikuler.

Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang peserta didik yang dilaksanakan di luar ketentuan yang telah ada di luar ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum. Kegiatan ekstra kurikuler biasanya terbentuk berdasarkan bakat dan minat yang dimiliki oleh peserta didik setiap peserta didik tidak harus mengikuti semua kegiatan ekstra kurikuler, biasanya peserta didik bisa memilih kegiatan mana yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bisa dikatakan kegiatan ekstra kurikuler adalah sebuah wadah kegiatan peserta didik di luar pelajaran. Contoh kegiatan ekstra kurikuler: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), ROHIS (Rohani Islam), kelompok Karate, kelompok Silat, kelompok Basket, Pramuka, kelompok teater, dan lain-lain.

Dalam kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta didik diproses untuk menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Tidak ada anggapan bahwa kegiatan kurikuler lebih penting dari kegiatan ekstra kurikuler dan sebaliknya karena kedua kegiatan ini saling menunjang dalam proses pembinaan dan pengembangan kemampuan peserta didik.

(12)

7. Pencatatan dan pelaporan

Pencatatan dan pelaporan tentang peserta didik dimulai sejak peserta didik itu diterima di sekolah tersebut sampai mereka tamat atau meninggalkan sekolah tersebut. Pencatatan dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada pesrta didik. Sedangkan pelaporan dilakukan sebagai wujud tanggung jawab lembaga agar pihak-pihak terkait dapat mengetahui perkembangan peserta didik di lembaga tersebut. Peralatan dan peralatan yang diperlukan untuk pencatatan dan pelaporan biasanya berupa:

a. Buku induk siswa (buku pokok atau stambuk), buku ini bersis catatan tentang peserta didik yang masuk pada sekolah tersebut. Setiap pencatatan di buku ini disertai dengan nomor pesesrta/stambuk), dan dilengkapi pula dengan data-data lain untuk setiap peserta didik. b. Buku klapper, pencatatan buku yang diambil dari buku induk.

Penulisan disusun berdasarkan abjad dilakukan untuk memudahkan pencarian data peserta didik kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. c. Daftar presensi, diperlukan untuk mengetahui frekuensi kehadiran

peserta didik agar dapat diketahui/dikontrol biasanya dipegang oleh petugas khusus sedangkan untuk memeriksa kehadiran peserta didik di kelas pada jam-jam pelajaran, daftar hadir dipegang oleh guru.

d. Buku catatan pribadi peserta didik, berisi data setiap peserta didik dan lebih lengkap dari pada buku induk. Buku ini berisi: identitas peserta didik, keterangan mengenai keadaan keluarga, keadaan jasmani dan kesehatan, riwayat pendidikan serta hasil belajar, data psikologis (sikap, minat, dan cita-cita) dan juga kegiatan di luar sekolah. Biasanya buku ini disimpan di ruang BP dan dikerjakan petugas BP. e. Daftar nilai, dimiliki oleh setiap guru bidang studi, khusus untuk

mencatat hasil tes peserta didik pada bidang studi/mata pelajaran tertentu. Dalam daftar ini dapat diketahui kemajuan belajar peserta didik. Nilai-nilai ini digunakan sebagai bahan olahan nilai raport. f. Buku legger, legger merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang

(13)

legger dikerjakan wali kelas sebagai bahan pengisian raport. Pencatatan nilai-nilai dalam legger dilakukan sesuai dengan pembagian raport.

g. Buku raport, merupakan alat untuk melaporkan prestasi belajar peserta didik kepada orang tua/ wali atau kepada peserta didik itu sendiri. Selain prestasi belajar, dilaporkan pula tentang kehadiran, tingkah laku peserta didik dan sebagainya.

Semua buku atau daftar tersebut saling melengkapi dan berhubungan satu sama lain. Dengan demikian pihak sekolah dapat mencatat semua aspek yang diperlukan mengenai segala hal yang berhubungan dengan peserta didik.

8. Kelulusan dan Alumni

Proses kelulusan adalah kegiatan paling akhir dalam manajemen peserta didik. Kelulusan adalah pernyataan dari lembaga pendidikan (sekolah) tentang telah diselesaikannya program pendidikan yang harus diikuti oleh peserta didik. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka kepada peserta didik tersbut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat. Umumnya surat keterangan tersebut sering disebut ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar.

Ketika peserta didik lulus dari sekolah, hubungan formal antara peserta didik dan lembaga telah selesai. Namun, diharapakan hubungan antara alumni dan sekolah tetap pelajaran. Hubungan ini, bisa dimanfaatkan lembaga pendidikan (sekolah) untuk menjaring berbagai informasi, misalnya informasi tentang mata pelajaran mana yang sangat membantu untuk studi selanjutnya dan mungkin informasi tentang lapangan pekerjaan yang bisa dijangkau bagi alumni lainnya.

(14)

D. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta Didik

1. Layanan Bimbingan dan Konseling

Dalam PP No. 20 tahun 1990 tentang pendidikan dasar dan PP No. 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah digunakan istilah bimbingan. Pengertian bimbingan menurut PP No. 20 tahun 1990 Bab X pasal 27, yaitu bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

Fungsi bimbingan sekolah ada tiga, yaitu.

a. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah lanjutannya, memilih program, memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan cita-citanya. b. Fungsi pengadaptasian, yaitu membantu guru atau tenaga edukatif

lainnya untuk menyesuaikan program pengajaran yang disesuaikan dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta didik.

c. Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan bakat, minat dan kemampuannya untuk mencapai perkembangan yang optimal.

Tujuannya dilakukakan bimbingan di sekolah antara lain. a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri.

b. Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta persyaratannya.

c. Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.

(15)

e. Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada bakat, minat dan kemampuannya.

f. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya, lingkungannya dan berbagai nilai.

g. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan masa depan baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat.

h. Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.

Ruang lingkup bimbingan di sekolah, yaitu. a. Layanan kepada peserta didik.

1) Dilihat dari jenis permasalahan yang dihadapi peserta didik, mencakup bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan pendidikan, bimbingan pekerjaan (bimbingan karir).

2) Dilihat dari urutan kegiatan, mencakup: layanan orientasi, layanan pengumpulan data pribadi, layanan orientasi, laysns pengumpulan data pribadi, layanan pemberian informasi, layanan penempatan, layanan penyuluhan, layanan pengiriman (referal), layanan tinda lanjut.

b. Layanan kepada guru.

c. Layanan kepada kepala sekolah. d. Layanan kepada calon peserta didik.

e. Layanan kepada calon peserta didik (feeder school). f. Layanan kepada orang tua.

g. Layanan kepada dunia kerja, terutama dilaksanakan di sekolah kejuruan.

h. Layanan kepada lembaga-lembaga dan masyarakat lainnya. 2. Layanan Perpustakaan

(16)

koleksi bahan pustaka. Perpustakan merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah.

Tujuan perpustakaan sekolah, yaitu.

a. Mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya serta mendayagunakan budaya tulisan.

b. Mendidik peserta didik agar mampu memelihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara efektif dan efisien.

c. Meletakkan dasar kearah belajar mandiri. d. Memupuk bakat dan minat.

e. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari atas usaha dan tanggung jawab sendiri.

Fungsi perpustakaan sekolah sebagai pelengkap pendidikan, yaitu. a. Menyerap dan menghimpun informasi guna kegiatan belajar

mengajar.

b. Menyediakan sumber-sumber rujukan yang tepat untuk kegiatan konsultasi bagi peserta dan pendidik.

c. Menyediakan bahan-bahan yang bermanfaat bagi kegiatan rekreatif yang berkaitan dengan bidang budaya dan dapat meningkatkan selera mengembangkan daya kreatif.

d. Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik sehingga pendidikan peserta didik tertarik dan terbiasa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan.

(17)

bimbingan membaca. Ada tiga jenis layanan perpustakaan sesuai dengan sasarang yang ditujunya, yaitu.

a. Layanan kepada guru, meliputi kegiatan berikut:

1) Meningkatkan pengetahuan guru mengenai subyek yang menjadi bidang;

2) Membantu guru dalam mengajar di kelas dengan menyediakan alat audio-visual dan lain-lain;

3) Menyediakan bahan pustaka pesanan yang diperlukan mata pelajaran tertentu;

4) Menyediakan bahan informasi bagi kepentingan penelitian yang diperlukan oleh guru dalam rangka meningkatkan profesinya; 5) Untuk SD menyediakan jam bercerita, pembacaan buku, dan

permainan boneka;

6) Mengisi jam pelajaran yang kosong. b. Layanan kepada peserta didik, meliputi:

1) Menyediakan bahan pustaka yang memperkaya dan memperluas cakrawala kurikulum;

2) Menyediakan bahan pustaka yang dapat membantu peserta didik memperdalam pengetahuannya mengenai subyek yang diminatinya;

3) Menyediakan bahan untuk meningkatkan keterampilan;

4) Menyediakan kemudahan untuk membantu peserta didik mengadakan penelitian;

5) Meningkatkan minat baca peserta didik dengan cara mengadakan bimbingan membaca, bagaimana menggunakan perpustakaan, mengenalkan jenis-jenis koleksi, buku, bercerita, membaca keras, membuat isi ringkas, kliping dan lain-lain.

c. Layanan terhadap manajemen sekolah

Perpustakaan secara aktif membantu pimpinan sekolah dan guru dalam bidang perencanaan dan pelaksanaan, pemanduan dan penilaian program pendidikan di sekolah.

(18)

a. Sebagai perangkat pendidikan di sekolah, perpustakaan berfungsi sebagai pusat belajar dan mengajar, pusat informasi, pusat peneliti sederhana dan rekreasi sehat.

b. Unit pelaksana teknis, perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Perpustakaan melaksanakan kegiatan teknis yang mencakup keadaan, pengolahan, penyusunan buku dan katalog. Sedangkan kegiatan layanan sirkulasi, layanan buku rujukan dan layanan baca.

c. Mata rantai dalam sistem nasional layanan di perpustakaan, dalam rangka meningkatkan kemampuan menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan, perpustakaan dapat melakukan kerja sama dengan perpustakaan lain. Koleksi perpustakaan sekolah terutama terdiri dari bahan pustaka yang menjadi bahan pokok dan penunjang kurikulum sekolah yang sesuai dengan jenis dan jenjangnya.

Jenis koleksi perpustakaan di sekolah terdiri dari.

a. Bahan cetak seperti buku, majalah, surat kabar, brosur, pamflet, guntingan surat kabar, majalah dan sebagainya.

Bahan bukan cetak, seperti karya tulis guru dan murid, peta gambar, globe, relif, slide, filmstrif, film, peta rekaman, dan sebagainya.

(19)

Sebelum dipinjamkan, bahan pustaka perlu diorganisasikan/diolah berdasarkan peraturan dan ketentuan yang telah dibakukan. Untuk klasifikasi digunakan sistem DDC (Dewey Decimal Classification), untuk katalogisasi mempergunakan peraturan katalogisasi Indonesia. Untuk teknis pelaksanaan digunakan pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah.

Tenaga perpustakaan terdiri dari.

a. Pustakawan adalah seorang guru pustakawan, yaitu guru yang disamping tugas mengajar juga mengolah perpustakaan. Untuk ini diperlukan pendidikan ilmu dan teknologi perpustakaan kurang lebih 6 bulan (630 jam). Guru perpustakaan mempunyai kedudukan sejajar dengan guru.

b. Tenaga pembantu, adalah tenaga pustakawan pembantu dan tenaga administrasi dapat seorang guru atau tenaga administrasi dengan pengetahuan perpustakaan sedikitnya 120 jam.

Sekolah dengan murid 250-300 orang membutuhkan satu orang pustakawan pembantu sekaligus menjabat kepala perpustakaan. Sedangkan sekolah dengan jumlah murid 300-700 orang membutuhkan dua orang tenaga pustakawan pembantu. Sekolah dengan jumlah murid 750 orang ke atas, memerlukan satu orang pustakawan dibantu oleh seorang pustakawan pembantu. Pada jam-jam tertentu di luar jam pelajaran, beberapa murid yang berprestasi dapat diikuti sertakan dalam pengelolaan perpustakaan sekolah, jumlahnya dua sampai empat orang secara bergiliran.

Gedung atau ruang perpustakaan berfungsi sebagai. a. Tempat penyimpanan bahan pustaka.

b. Tempat aktivitas layanan perpustakaan. c. Tempat bekerja petugas perpustakaan.

(20)

Tata ruang, ruang perpustakaan diatur agar layanan berlangsung lancar, memungkinkan pertukaran udara dan masuknya sinar matahari, dan pengawasan dapat dilaksanakan dengan baik.

Dekorasi, cat ruangan tidak menyilaukan dan tidak suram.

Penerangan, jika mungkin menggunakan cahaya matahari sebagai sumber penerangan tetapi tidak langsung kena buku.

Suhu udara, ruangan diusahakan sejuk sehingga menunjang senang belajar diperpustakaan. Suhu yang baik sekitar 220C dengan kelembaban 45-50%. Jika tidak dapat menggunakan penyejuk udara tanamilah pohon-pohon penyejuk.

Jenis ruangan, ruangan perpustakaan dibagi berdasarkan aktivitas perpustakaan, yaitu.

(21)

j. Papan pengumuman/papan panjang

k. Perabot (mebelair) dan perlengkapan untuk ruangan pengolahan. 3. Layanan kantin/kafetaria

Kantin/warung sekolah diperlukan pada tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik dijamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi dan supaya peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, agar segala makanan yang dijual di kantin tersebut terjamin dan bermanfaat bagi peserta didik.

4. Layanan kesehatan

Layanan kesehatan di sekolah biasanya berbentuk wadah yang bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah.

Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya. Programnya sebagai berikut.

a. Mencapai lingkungan hidup yang sehat. b. Pendidikan kesehatan.

c. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.

Maksud dari mencapai lingkungn hidup yang sehat, sekolah harus memenuhi persyaratan “school plant”, misalnya gedung sekolah harus ditanami rumput, air yang bersih, WC tersedia dan memenuhi persyaratan serta dibersihkan setiap hari, ruangan kelas harus bersih dan nyaman.

Pendidikan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa hidup sehat merupakan modal utama dalam kehidupan misalnya tempat tinggal yang sehat mandi dua kali sehari, makanan bergizi, dan sebagainya. Peran guru dalam pendidikan kesehatan, sebagai berikut.

(22)

b. Guru mengajak peserta didik untuk membersihkan lingkungan sekolah atau kerja bakti.

c. Pemeriksaan kesehatan umum maupun khusus diadakan secara berkala.

d. Diajarkan hidup sehat, lingkungan sehat, pemberantasan penyakit. Penyelenggara UKS memerlukan kerja sama antara seluruh warga sekolah. Setiap warga sekolah hendaknya menjalankan tugas sebaik-baiknya. Kepala sekolah dan para guru sebagai penanggung jawab umum, sedangkan peserta didik membantu pelaksanaan UKS, dengan piket secara bergiliran. Di samping ada penanggung jawab umum, ada penanggung jawab bidang pendidikan kesehatan, bidang kebersihan lingkungan kelas sehat, bidang pemeliharaan (pemeriksaan) kesehatan dan penanggung jawab mengenai usaha-usaha yang dijalankan sekolah (misalnya: kantin sekolah, usaha berternak, bertelur, dan lain-lain). 5. Layanan Transportasi sekolah

Sarana angkutan (transportasi) merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Peserta didik akan merasa aman dan dapat masuk/pulang sekolah dengan waktu yang tepat. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar. Penyelenggaraan transportasi sebaiknya dilaksanakan oleh sekolah yang bersangkutan atau pihak swasta (misalnya dengan cara abodemen).

6. Layanan Asrama

Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan adanya asrama. Manfaat asrama bagi peserta didik, yaitu. a. Tugas sekolah dapat dikerjakan dengan cepat dan sebaik-baiknya

terutama jika berbentuk tugas kelompok.

b. Sikap tingkah laku peserta didik dapat diawasi oleh petugas asrama dan pendidik.

(23)

d. Meringankan kecemasan orang tua terhadap putra-putrinya. e. Mengendalikan tingkah laku remaja yang kurang baik (negatif)

Manfaat asrama bagi pendidik/ petugas asrama, yaitu.

a. Mengetahui, memahami dan menguasai tingkah laku peserta didik, bukan hanya terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah.

b. Guru dapat dengan cepat mengontrol tugas yang diberikan kepada peserta didik.

7. Studi kasus

Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh kegiatan penerimaan siswa baru. Sebelum kegiatan ini dimulai, Kepala Sekolah terlebih dahulu membentuk panitia berdasarkan pedoman dari Dinas Pendidikan setempat. Panitia yang sudah dibentuk diformalkan dengan Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah. Susunan panitianya sebagai

TU dan Guru (jumlah sesuai kebutuhan)

Setelah terbentuk panitia, langkah selanjutnya membuat pengumuman kepada masyarakat, agar calon pendaftar mengetahui syarat-syarat memasuki sekolah tersebut. Kemudian, melaksanakan seleksi bagi calon siswa yang mendaftar. Tiga kebijakan sekolah dalam penentuan peserta didik yang diterima, yaitu peserta didik yang diterima, peserta didik yang cadangan diterima, peserta didik yang tidak diterima. Bagi peserta didik yang diterima langsung melakukan daftar ulang dan melengkapi persyaratan yang telah ditentukan sekolah.

(24)

orientasi diperkenalkan lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Bahkan secara rinci orientasi mengenalkan tata tertib sekolah, guru dan staf TU sekolah, perpustakaan sekolah, layanan khusus yang ada di sekolah, program studi sekolah, cara belajar efektif dan efisien di sekolah serta organisasi kesiswaan yang ada di sekolah.

(25)

BAB III

PEMBAHASAN

E. Alur Proses Peneglolaan peserta didik di SMPN 12 Bandung

Proses pengelolaan peserta didik dimulai sejak penerimaan peserta didik baru (ppdb) yang titik acuannya berdasarkan jalur pendidikan yang ditentukan oleh dinas pendidikan dan peraturan walikota. Yakni dengan melakukan seleksi nilai UN.

Setelah dinyatakan diterima, peserta didik akan mengikuti serangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS). Siswa akan mendapat demo mengenai organisasi ekstrakurikuler yang ada di SMPN 12 Bandung dan kemudian diarahkan untuk mengikuti salah satu organisasi yang telah disediakan.

Peserta didik kemudian menempuh pembelajaran sesuai dengan kelasnya masing-masing. Pada kenaikan ke kelas 8, peserta didik akan mengalami pemecahan kelas. Namun, pada kenaikan kekelas 9 akan dikembalikan kekelas semula.

Peserta didik lalu mengikuti serangkaian persiapan ujian hingga Ujian Nasional (UN) dan difasilitasi hingga mendaftar ke jenjang selanjutnya.

F. Analisis Kebutuhan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung

(26)

G. Proses Rekruitmen Peserta Didik di SMPN 12 Bandung

Penerimaan peserta didik baru di SMPN 12 Bandung melalui beberapa tahapan yang kesemuanya melalui seleksi nilai Ujian Nasional (UN) dengan pengumuman yang dilakukan secara online melalui website khusus yang dibuat oleh pihak pemerintahan.

Calon siswa akang melakukan pendaftaran melalui pihak sekolah dengan melampirkan dokumen-dokumen yang diperlukan. Pihak sekolah lalu menginput data calon peseta didik untuk diseleksi secara otomatis melalui

website yang disediakan pihak pemerintah. Ada berbagai jalur yang ditawarkan dengan kuotanya masing-masing. Seperti jalur regular, prestasi, siswa kurang mampu, siswa luar kota dan lain-lain.

Setelah mendapatkan peserta didik sesuai dengan kuota yang disediakan oleh pihak sekolah, lalu diadakan proses pendaftaran kembali (daftar ulang) dimana peserta didik yang telah diterima datang ke SMPN 12 Bandung dengan membawa dokumen prasyarat dan ketentuan lainnya.

Setelah melalui proses administrasi, peserta didik kemudian mengikuti serangkaian acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan kemudian dinyatakan resmi menjadi siswa SMPN 12 Bandung.

H. Seleksi Peserta Didik di SMPN 12 Bandung

Seleksi peserta didik di SMPN 12 Bandung melalui beberapa jalur dengan kuota yang disediakan oleh sekolah melalui persetujuan dan peraturan walikota dan dinas pendidikan setempat. Yakni :

a. Jalur regular

Jalur reguler sendiri memiliki beberapa criteria diantaranya calon peserta didik dalam wilayah (berdasarkan peraturan walikota) yakni calon siswa yang berdomisili dekat dengan sekolah (±2 km), calon peserta didik jalur afirmasi, calon peserta didik gabungan wilayah, dan calon peserta didik luar kota. Kuota jalur regular adalah yang terbesar yakni 60% dari keseluruhan penerimaan calon peserta didik. Dengan ketentuan calon peserta didik dalam wilayah lebih diutamakan daripada yang lainnya begitupun jalur afirmasi.

(27)

Jalur rawan melanjutkan pendidikan (siswa kurang mampu) adalah jalur bagi calon peserta didik yang sulit atau tidak memungkinkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Dengan ketentuan harus membuktikannya dengan beberapa kelengkapan dokumen diantaranya : Surat Keterangan Kurang Mampu (SKTM), Kartu Perlindungan Sosial (KPS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP). Selain itu juga dilampirkan surat keterangan penghasilan orang tua.

Jalur ini diberi kuota sebesar 20% berdasarkan peraturan walikota dan dinas pendidikan. Jalur ini juga mengutamakan calon peserta didik wilayah dalam atau yang berdomisili dekat dengan sekolah atau berada dalam satu wilayah.

c. Jalur prestasi akademik, seni dan olahraga

Calon peserta didik yang akan melalui jalur prestasi diwajibkan

melampirkan sertifikat atau bukti apapun mengenai prestasi yang telah diraihnya. Prestasi-prestasi yang telah diraih pun difilter kembali sesuai dengan tingkatannya. Yakni, prestasi tingkat nasional akan lebih

berkesempatan daripada prestasi tingkat daerah dan selanjutnya.

Jalur prestasi diberikan kuota sebanyak 10% dari jumlah seluruh calon peserta didik yang akan diterima di SMPN 12 Bandung.

I. Orientasi/MPLS di SMN 12 Bandung a. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah

Setelah siswa dinyatakan di terima di SMPN 12 bandung. Maka seluruh siswa diwajibkan untuk mengikuti Masa Pengelana lingkungan sekolah. Kegiatan MPLS di SMPN 12 bandung tidak terlalu beda dengan rangkaian MPLS di sekolah-sekolah lain. MPLS ini bertujuan untuk mengenalkan lingkunan sekolah kepada siswa baru.

pada proses MPLS siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan tersebut. pada proses ini nantinya siswa-siswa yang berpotensi atau memiliki kemampuan lebih dalam organisasi akan di jaring untuk nantinya diikutkan dalam kegiatan LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa).

(28)

Pada kegiatan ini siswa akan diberikan wawasan seputar kepemimpina,n. kegiatan ini tidak di ikuti oleh seluruh siswa baru, namun hanya siswa yang terpilih dalamk kegiatan MPLS. Kegiatan ini bertuuan agar siswa-siswa yang telah di latih dapat menjadi generasi enerus organisasi-organisasi sebelumnya di sekolah terutama OSIS.

c. Penjaringan Ekstrakurikuler

Setalah rangkaian MPLS dan Rangkaian LDK selesai dilaksanakan. Sekolah akan langsung melakukann penjaringan ekstrakurikuler. Ekstrakulikuler dapat di ikuti oleh seluruh siswa yang ingin mengikutinya. Ekstra kulikuler di SMPN 12 bandung berada di bawah kepengurusan OSIS.

Adapun Ektrakurikuler yang ada pada SMPN 12 Bandung dibagi terhadap berbagai bidang sebagi berikut

1. Bidang Organisasi a) Pramuka b) PMR c) Paskibraka 2. Olahraga Prestasi

a) Baket b) Voli c) Futsal 3. Bela Diri

a) Karate b) Tekwondo c) Silat 4. Keagamaan

a) Baca Tulis Al-Quran

b) Dewan Kemakmuran Masjid

J. Penempatan Peserta Didik (pembagian kelas) di SMPN 12 Bandung

(29)

dilihat berdasar gender dan kemudian dibagi secara merata untuk setiap kelas, tidak berdasarkan hasil psikotest atau yang lainnya, penempatan ini dilakukan untuk siswa yang baru diterima oleh sekolah (kelas 7). Dari cara penempatan peserta didik, dapat dilihat menurut pendapat Hendyat Soetopo dasar pengelompokkan di SMPN 12 Bandung itu adalah Achievement Grouping karena ada pencampuran peserta didik.

Kemudian untuk kenaikan tingkat yaitu saat siswa di kelas 8, siswa kembali dipecah dan dilakukan penempatan yang berbeda dari kelas 7. Ini dilakukan dengan alasan peserta didik itu mempunyai teman baru (mengenal teman lainnya), peserta didik bisa bersosialisasi, dan peserta didik bisa merasakan suasana kelas yang berbeda. Untuk siswa yang merasa tidak sesuai dengan kelas baru yang ditempatinya, siswa bisa mengajukan keberatan dan dipindahkan ke kelas yang lain di minggu awal saat siswa baru memasuki kelas 8.

Setelah penempatan peserta didik dipecah di kelas 8, ketika mereka naik tingkat ke kelas 9, siswa dikembalikan penempatannya sama seperti kelas 7, penempatan sama di sini adalah dengan teman-teman yang sama saat dia di kelas 7. Ini dilakukan agar tidak menyulitkan saat pelaksanaan UN.

K. Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik di SMPN 12 Bandung

Seperti yang kita ketahui lembaga pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik melakukan kegiatan yang disebut kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler.

(30)

mempunyai pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.

Sedangkan untuk kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12 Bandung, mempunyai sekitar 14 ekstra kurikuler yang merupakan tuntutan dari kurikulum. Penjaringan untuk ekstra kurikuler ini dilakukan saat kegiatan pengenalan sekolah (MPLS) telah selesai dan sebelumnya dilaksanakan semo untuk setiap kegiatan ekstra kurikuler yang diharapkan siswa bisa mengetahui apa yang dilakukan di setiap ekstra kurikuler dan mereka bisa memlih ekstra kurikuler yang mereka minati dan sesuai dengan bakat dan minat siswa itu sendiri, untuk di SMPN 12 Bandung mempunyai kebijakan bahwa siswa tidak wajib mengikuti ekstra kurikuler. Kegiatan ekstra kurikuler di SMPN 12 Bandung terbagi menjadi dua macam, yaitu ekstra organisasi murni (inti) seperti pramuka, PMR, dan PASUSPARA (PASKIBRA) dan ekstra pilihan. Khusus untuk ekstra pilihan, terbagi menjadi: ekstra olahraga misalnya basket, voli dan futsal; ekstra bela diri misalnya karate, taekwondo, dan pencak silat; ekstra keagamaan misalnya BTQ dan DKM; ekstra seni misalnya kabaret; dan ekstra akademik misalnya KIR dan English Club. Semua ekstra kurikuler berada di bawah OSIS. Dengan adanya ekstra kurikuler ini diharapkan siswa dapat mengembangkan diri dan menambah pengalaman yang sesuai dengan bakat dan minat siswa yang tidak mereka dapatkan di kegiatan kurikuler.

L. Pencatatan dan Pelaporan di SMPN 12 Bandung

Pencatatan dan pelaporan di SMPN 12 Bandung sama seperti pencatatan pelaporan pada umumnya. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan pun sama, yaitu.

1. Buku induk siswa 2. Buku klapper 3. Daftar presensi

4. Daftar mutasi peserta didik

5. Buku catatan pribadi peserta didik 6. Daftar nilai

(31)

8. Buku raport

M. Pengelolaan Kelulusan dan Pemantauan Alumni di SMPN 12 Bandung

Peserta didik yang lulus di SMPN 12 Bandung sama dengan pengelolaan kelulusan pada umumnya. Di SMPN 12 Bandung ketika peserta didik dinyatakan selesai mengikuti seluruh program pendidikan dan lulus ujian akhir siswa diberikan ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar (STTB).

Untuk pemantauan alumni, kita belum mengetahui secara pasti bagaimana pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung, sehingga kita belum bisa menyimpulkan pemantauan alumni di SMPN 12 Bandung itu seperti apa.

N. Layanan Khusus yang Menunjang Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung

Layanan khusus yang menunjang manajemen peserta didik di SMPN 12 Bandung, yaitu.

1. Layanan bimbingan dan konseling. 2. Layanan perpustakaan

3. Layanan kantin 4. Layanan kesehatan

Sedangkan untuk layanan transportasi sekolah dan asrama tidak disediakan oleh sekolah. Karena penerimaan siswa didahulukan/diutamakan kepada masyarakat di sekitar SMPN 12 Bandung itu sendiri

O. Struktur Organisasi Manajemen Peserta didik di SMPN 12 Bandung

Struktur organisasi di SMPN 12 Bandung memiliki keunikan tersendiri. Berdasarkan hasil wawancara kami dengan wakil kepada sekolah bidang kesiswaan dijelaskan bahwasanya beliau tidak memiliki wakil staf. Namun, beliau memilki tiga staf yang posisinya di setarakan antar staf yang kemudian di beri tugas pada bidangnya masing-masing. Tiga staf tersebut adalah 1. Bidang Keuangan, 2. Bidang kesekretariatan, dan 3. Bidang lapangan.

1. Staf Bidang keuangan

Staf Bidang keungan oleh waka kesiswaan diberikan tugas untuk memegang dan mendata perputaran uang yang berkaitan dengan kegiatan kesiswaan.

(32)

Staf Bidang kesekretariatan memiliki tugas pokok untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan administrasi penulisan ataupun pendataan yang berkaitan dengan kegiatan kesiswaan. Salah satu tanggung jawab dari staf bidang ini adalah untuk mendata setiap surat yang masuk dan keluar.

3. Staf Bidang Lapangan

Staf Bidang Lapangan disebut Pula staf Bidang kesiswaan oleh Waka kesiswaan di SMPN 12 bandung. Hal tersebut karena staf bidang lapangan inilah yang nantinya akan bersentuhan langsung dengan siswa ataupu pengurus OSIS.

Masa Jabatan staf pada tiap bidang berlaku satu periode atau satu tahun. Pada tahun berikutnya tiap staf berganti bidang, semisal yang awalnya staf bidang keungan ditahun berikutknya akan menjadi staf bidang kesekretariatan, staf bidang kesekretariatan menjadi staf bidang lapangan begitupun seterusnya. Berdasarkan penjelasan waka kesiswaan SMPN 12 hal tersebut dilakukan agar staf-stafnya memiliki pengalaman yang memadai sehingga akan terbentuk generasi-generasi penerusnya di kemudian hari.

P. Pelayanan Terhadap Siswa yang Berprestasi untuk Mengikuti Event, Lomba atau Olimpiade di SMPN 12 Bandung

Adapun langkah-langkah pelayanan terhadap siswa yang berprestasi untuk mengikuti event, lomba atau olimpiade di SMPN 12 Bandung adalah sebagai berikut:

1. Pemberian Informasi akan lomba-lomba yang di adakan oelh pihak di luar

2. Penyeleksian tingakat sekolah

3. Bimbingan bagi yang memilki kemampuan lebih

4. Pemberian dispensasi pada siswa yang mengikuti lomba di luar saat jam mata pelajaran.

(33)

selain mata pelajaran di dapatkan dari data siswa yang masuk SMPN 12 bandung melalui jalur prestasi.

Q. Cara Menangani Kenakalan Siswa di SMPN 12 Bandung

Maslah tak pernah terhindari dalam suatu instansi termasuk di dalam sekolah. Masalah yang sering terjadi disekolah salah satunya adalah kenakalan siswanya. Masalah tersebut jika tidak segera ditangani akan berdampak pada kemajuan dari sekolah tersebut.

(34)

Adapun tidakan-tidakan yang dilakukan untuk menangani kenakalan siswa adalah sebagai berikut

1. Diperingati dengan pendekatan-pendekatan

Penanganan awalnya adalah dengan menegor siswa yang nakal tersebut, namun jikalau masih melakukan kenakalannya maka di lakukan langkah ke dua

2. Memanggil Orang tua

Langkah selanjutnya dalah memanggil orang tua jika setelah ditegor siswa tersebut masih malakukan kenakalannya.

3. Menyerahkan kembali ke orang tua

Jikalau langkah dua dan langkah tiga telah ditempuh namun tidak ada perubahan pada siswa terkait maka langkah terkhitnya adalah menyerahkan kembali siswa tersebut pada orang tuanya dalam artian siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah.

R. Proses Pengelolaan Siswa Masuk dan Siswa Keluar (Mutasi Peserta Didik) di SMPN 12 Bandung

(35)

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

(36)

B. Saran

(37)

Lampiran

Foto di depan gedung SMPN 12 Bandung

(38)

Foto saat Waka Kesiswaan Menjawab beberapa pertanyaan

Referensi

Dokumen terkait

18.Masukkan ke dalam larutan sabun bersihkan dengan tissue dari pangkal ke reservoir dengan gerakan sirkuler, masukkan ke larutan desinfektan bersihkan dengan tissue dari pangkal

Jika dalam kawat tersebut tidak terdapat impuritas (pengotor) maka gerakan electron adalah gerakan ballistic. Namun dalam kenyataannya pemuatan kawat kuantum tidak terlepas

Penatalaksanaan yang tepat dan komprehensif pada LES dengan kehamilan sangat diperlukan, seperti konseling pra kehamilan, penghentian obat sitotoksik sebelum terjadi

Negara jenis FR ( ii ) penerbitan di tahun 2007 adalah dengan menerbitkan seri baru dan bukan berasal dari restrukturisasi utang tahun-tahun yang memiliki beban fiskal tinggi

odorata pada konsentrasi 0,053, 0,08 dan 0,10% juga tidak berpengaruh negatif terhadap karakter morfologi imago parasitoid yang mencerminkan bahwa parasitoid yang muncul dari

(3) Jika Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf n tidak diketahui atau lebih rendah daripada NJOP yang digunakan dalam pengenaan

Rangkaian kontrol fan 12 volt ini cukup sederhana dan menggunakan komponen yang mudah diperoleh, untuk membuat atau merakit rangkian kontrol fan ini dapat

Afeksi merupakan kebutuhan yang penting dalam pemilihan hubungan, afeksi diekspresikan dengan memberikan “belaian” suatu indikasi verbal dan nonverbal mengenai