• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A.1 Gambaran Tempat Penelitian. membeli minuman beralkohol karena terminal satu-satunya. minum minuman beralkohol.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A.1 Gambaran Tempat Penelitian. membeli minuman beralkohol karena terminal satu-satunya. minum minuman beralkohol."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

A.1 Gambaran Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Terminal Tingkir Salatiga Jawa Tengah. Terminal Tingkir merupakan satu-satunya terminal di kota Salatiga. Kebanyakan anak jalanan menjadikan tempat ini untuk mencari uang dengan cara mengamen. Salah satu hasil mengamen mereka untuk membeli minuman beralkohol karena terminal satu-satunya di Salatiga mereka juga menjadikan tempat berkumpul minum minuman beralkohol.

Gambar 01. Gambar Peta Kota Salatiga Sumber: www.wordpress.com

(2)

25 A.2 Proses Pelaksanaan

Dalam proses persiapan penelitian peneliti mempersiapkan panduan wawancara dan handphone untuk merekam hasil wawancara. Peneliti menemui beberapa informan di warung kelontong yang tempatnya tidak jauh dari Terminal Tingkir. Peneliti meminta persetujuan sebagai informan penelitian supaya informan membantu dalam penelitian tentang minuman keras beralkohol, penelitian ini diawali dengan wawancara di Terminal Tingkir. Pelaksanaan wawancara ini 5 orang yang berada dirumah dan 5 orang yang di Terminal Tingkir. Dalam proses penelitian peneliti mengalami kesulitan dalam mencari keberadaan informan yang lain, sehingga peneliti mencari solusi dengan meminta nomor handphone semua informan, dengan meminta nomor handphone informan maka peneliti mudah untuk dihubungi dan mengetahui dimana informan berada, sehingga peneliti mudah untuk bertemu ketika ingin mengumpulkan data.

A.3 Gambaran Informan

Informan yang terlibat dalam penelitian ini adalah remaja pria yang berada di Terminal Tingkir Salatiga.Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sepuluh orang remaja pria. Dalam seminggu remaja ini minum

(3)

26

alkohol di hari yang tidak menentu, sebagian dari remaja disana ada yang putus sekolah serta menjadi pengangguran sehingga semakin lebih leluasa untuk minum minuman beralkohol sebagai kegiatan mengisi waktu luang mereka. Beberapa kelompok remaja tersebut yang sering mengkonsumsi alkohol berkisaran umur 12-18 tahun. Mereka minum minuman yang beralkohol terhitung sudah sejak 5 tahun yang lalu, karena banyaknya pengaruh-pengaruh yang mempengaruh-pengaruhi mereka sehinggga ingin mencoba untuk meminum alkohol.

Tabel 1 : Karakteristik Informan Inisial Kode Umur Pendidikan

Terakhir

Pekerjaan Agama Jenis kelamin Sdr.ST I1 17 tahun SMP Buruh Islam Laki-laki Sdr.SR I2 18 tahun SMP Serabutan Islam Laki-laki Sdr.BA I3 17 tahun SMP Bangunan Islam Laki-laki Sdr.Y I4 18 tahun SMA Pengangguran Islam Laki-laki Sdr.D I5 17 tahun SMP Pengamen Islam Laki-laki Sdr.B I6 18 tahun SMA Pengamen Islam Laki-laki Sdr.M I7 18 tahun SMP Pengangguran Islam Laki-laki Sdr.BJ I8 18 tahun SMP Pengamen Islam Laki-laki Sdr.KC I9 17 tahun SMP Pengamen Islam Laki-laki

(4)

27

Sdr.SL I10 18 tahun SMP Pengamen Islam Laki-laki Sumber : Data Pribadi, 2016

Gambaran informan :

Informan pertama Sdr.ST berumur 17 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu buruh.Sdr.ST anak nomer tiga dari tiga bersaudara.Sdr.ST sudah minum minuman beralkohol sejak lulus SD sekitar dua 2 tahun.

Informan kedua Sdr.SR berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu serabutan.Sdr.SR anak pertama dari dua bersaudara.Sdr.SR sudah minum minuman keras sejak SMP.

Informan ketiga Sdr.BA berumur 17 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu kerja bangunan.Sdr.BA anak terakhir dari tiga bersaudara.Sdr.BA minum minuman beralkohol sudah 5 tahun ini.

Informan keempat Sdr.Y berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu pengangguran.Sdr.Y anak pertama dari empat bersaudara.Sdr.Y minum minuman beralkohol sejak 3 tahun yang lalu.

Informan kelima Sdr.D berumur 17 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu menjadi pengamen.Sdr.D anak pertama dari dua

(5)

28

bersaudara.Sdr.D minum minuman beralkohol sejak SMP sekitar 5 tahunan yang lalu.

Informan keenam Sdr.B berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu menjadi pengamen. Sdr.B anak kedua dari lima bersaudara. Sdr.B minum minuman beralkohol sejak SMP kelas 2.

Informan ketujuh Sdr.M berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu pengangguran.Sdr.M anak pertama dari dua bersaudara.Sdr.M minum minuman beralkohol sejak 5 tahun yang lalu.

Informan kedelapan Sdr.BJ berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.BJ anak kedua dari tiga bersaudara.Sdr.BJ minum minuman beralkohol sejak 5 tahun yang lalu.

Informan kesembilan Sdr.KC berumur 17 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.KC anak ketiga dari tiga bersaudara.Sdr.KC minum minuman beralkohol sejak SMP.

Informan kesepuluh Sdr.SL berumur 18 tahun, kesibukan sehari-harinya yaitu pengamen.Sdr.SL anak pertama dari dua bersaudara.Sdr.SL minum minuman beralkohol sejak SMP 5 tahun yang lalu.

(6)

29 4. 1 Hasil Penelitian

Dari hasil analisi tema dapat terlihat 5 tema yang menjadi faktor yang mempengaruhi remaja pria minum minuman beralkohol, yaitu: (1) Coba-coba, (2) Minuman keras karena pergaulan dengan teman sebaya, (3) Lingkungan keluarga, (4) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.

Masing-masing tema tersebut dijelaskan secara detail sebagai berikut:

Tema 1: Coba-coba

Dari wawancara yang dilakukan 10 informan, diketahui bahwa dari 4 informan menjawab jika mereka mengkonsumsi alkohol disebabkan oleh rasa keingintahuan mereka sendiri. Tiga informan tersebut menjawab mereka ingin mengkonsumsi alkohol atas dasar coba-coba dan rasa ingin tahu yang besar karena teman-teman mereka sudah banyak yang merasakan dan mencobanya. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

(I3): “ pertamanya aku itu cuma pengen coba-coba aja gitu lho mbak, tapi kok akhire malah terjerumus, kok enak ternyata yaudah akhire malah jadi terbiasaan.”

(7)

30

(I4): “ya awalnya sih coba-coba gitu mbak, lha kok ketagihan ya biasa kan temenku ngajak maen akhirnya mabuk-mabuk gitu mbak, jadi ya ketagihan.”

(I6): “itu kan biasa temen-temen ngajakin maen gitu lombak, ya aku pertamanya nggak tau kalo disuruh minum, minum apa?, yaudah ini lo enak, jadi atas dasar nyoba mbak.” Sebagaimana yang telah diungkapkan informan tersebut, dapat disimpulkan bahwa mereka awalnya coba-coba dan akhirnya mereka menjadi ketagihan.

Tema 2: Minuman Keras Karena Pergaulan DenganTeman Sebaya

Dari hasil wawancara dengan 10 informan, beberapa dari seperti informan 1, 2, 5, 7, 8, 9 mengatakan pengaruh yang besar didapatkan dari teman-teman mereka sendiri yang sering mengajak mereka minum bersama, ini menjadi alasan sehingga mereka tidak bisa lepas dari keinginan minum dan rasa solidaritas dari pertemanan mereka sehingga para informan tidak bisa menolak. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

(I1): “Ya sebenarnya itu ya tidak kepengen mbak, dulu ya gara-gara pergaulan juga mbak aku diajakin temenku pas lagi haus-hausnya diambilin minum sama temenku mbak, tak

(8)

31

kirain itu air putih mbak ternyata itu ciu (alcohol) saya tidak tahu, aku dibohongi mbak, tapi tak cicipin ternyata ya rasanya enak mbak. Kalo mau berhenti ya rasanya tidak enak ek mbak.”

(I2): “Yo pertama itu dulu dikasih temen-temen mbak, sebenernya aku juga nggak mau, eh habis ngerasain kok yo pertamane rasane aneh gitu, habis itu aku dikasih lagi rasane kok makin enak yo? mungkin gara-gara itu kali yo, habis dikasih sekarang sama dulu itu rasanya beda mungkin ya terus mikirnya kok enakmen, malah sekarang keterusan sampai sekarang. Wahh..kan payah kalo gitu mbak.”

(I5): “yakan dulu pernah minum bareng-bareng, terus pas diajak minum bareng lagi masak nggak mau, yakan nggak enak sama temenku mbak.”

(I7): “sebenarnya sih saya nggak suka yang namanya alkohol dll, karena teman-teman saya SMP sudah banyak yang minum ya awalnya sih coba-coba aja, nah dari situ saya jadi suka minum alkohol.”

(I8): “dilingkungan sekolah mbak, ya pas awal-awal masuk SMP dulu saya diajakin temen-temen saya. Ya kan tau sendiri mbak pergaulan SMP itu kayak gimana.”

(I9): “ya kapannya lupa aku, sudah lama kayak’e ya sekitar jaman aku SMP. Itu gara-garane aku dibujuk-bujuk’i

(9)

32

temenku buat minum, pertamane aku penasaran, tak coba dikit-dikit kok rasanya enak juga. Terus dulu meh tiap hari aku diajak temenku minum, ya aku ngikut aja.”

Berdasarkan pernyataan informan tersebut dapat dinyatakan bahwa mereka gara-gara pergaulan disuruh teman-temannya untuk mencicipi minuman beralkohol dan mengakibatkan ketagihan.

Tema 3: Lingkungan Keluarga

Dari hasil wawancara dengan 10 informan, informan 1 mengatakan bahwa merasa kalo orangtuanya sudah jarang memperhatikannya dan bosan melihat suasana rumah yang tidak nyaman karena orangtuanya yang selalu bertengkar, sedangkan informan 2 dan 5 mengatakan jika orangtuanya menganggap hal seperti minum alkohol sudah biasa, hal ini bisa dikatakan alkohol tidak asing lagi. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

(I1): “ya takut mbak, tapi mau gimana lagi, orangtuaku aja sudah kayak nggak mau ngurusin aku mbak, sebenernya aku dirumah udah nggak betah mbak gara-garanya ngliat mereka berantem terus mbak.”

(I2): “yo dielengke mbak, tapi nek wis kadung wong ndablek yo angel mbak, meh piye meneh.”. (ya diingatkan

(10)

33

mbak, tapi kalo sudah terlanjur orang ngeyel ya susah mbak, mau gimana lagi)

(I5): ”ya gapapa,bapak diem aja kalo aku minum mbak udah biasa kan sama temen-temenku juga banyak.”

Keluarga bisa menjadi lingkungan yang sangat penting dan cepat dalam mempengaruhi perilaku dari anggota keluarga, dalam hal mempengaruhi perkembangan psikologis serta tingkah laku dari masing-masing anggota keluarga. Informan 1, 2, 3, 5 mengatakan bahwa sebagian dari anggota keluarganya juga ikut mengkonsumsi alkohol. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

(I1): ”Ada mbak, ya kayak saudaraku mbak sering minum-minum juga.”

(I2): “Nek seko keluargaku dewe ki yo ra eneng mbak. Tapi nek om’ku kae yowis podo wae edan’e, tapi sak ndelalahe aku ngasi seprene yo ra tau barengan mbek dek’ne, yo rikuh to mbak.”. (kalo dari keluargaku sendiri ya tidak ada mbak. Tapi kalo om’ku itu ya sama saja gilanya, tapi semenjak aku sampai sekarang ya tidak pernah bareng sama dia)

(I3): “Yo enek mbak, mas-masku kabeh do ngombenan, aku nek ngombe yo kadang mbek mas-masku og mbak, yo sak keluarga yo meh do ngombe”. (ya ada mbak, mas-masku

(11)

34

semua juga peminum, aku kalo minum kadang juga sama mas-masku kok mbak, ya satu keluarga sudah pernah minum).

(I5): “Dari keluargaku ada, bapakku dulu ya suka minum, terus mbakyuku dulu cerita ya suka minum kabeh og mbak kecuali yo ibukku.”

Berdasarkan ungkapan informan diatas bahwa orang tuanya sering berkelahi dan orangtua membiarkan anaknya minum minuman beralkohol, ada juga yang saudaranya juga ikut-ikutan mengkonsumsi alkohol, hal ini dapat disimpulkan bahwa informan termasuk dalam tema lingkungan keluarga.

Tema 4 :Tidak Adanya Dukungan Dari Masyarakat

Informan 4 dan 8 mengatakan bahwa lingkungan juga seolah-olah cenderung diam saja tanpa ada protes jika ada yang minum minuman alkohol disekitar kampung. Pernyataan ini dapat didukung dengan kutipan wawancara berikut ini:

(I3): “Yo biasanya aku kayak ditempat basecamp gitu mbak, kayak rumahe temenku, ditempat-tempat sepilah pokoknya yang nggak menggangu orang lain”

(12)

35

(I4): “Sudah pernah mbak kalo itu, tapi gimana ya temen-temenku, maksudnya gimana ya mbak ya, maksudku dari lingkungannya sendiri udah dididik kayak gitu mbak, tapi kalo niat berhenti itu ada mbak, ya mbak ada.”

(I7): “Ya mungkin ada 1-2 orang ya, mungkin ngiranya saya itu anak nakal karena saya suka minum, padahal kalo saya minum itu nggak pernah buat keonaran mbak, kalo kita minum itu cuma di basecamp aja.”

(I8): “Nggak ada mbak, ya sekarang kan ibaratnya kan kebanyakan sudah banyak yang pada sama-sama tau kan mbak, sama-sama sering minum jadi kan bisa saling pengertian mbak.”

Dalam ungkapan diatas dapat disimpulkan bahwa informan mengatakan jika dilingkungannya sudah dididik seperti itu, terkadang mereka juga minum minuman beralkohol di basecamp. Ungkapan tersebut termasuk dalam tema tidak adanya dukungan dari masyarakat.

4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam pembahasan, peneliti akan menginterpretasikan tema yang sudah didapatkan dari penelitian yang berfokus padafaktor-faktor yang memengaruhi anak jalanan mengonsumsi minuman beralkohol.

(13)

36 4.2.1 Coba-coba

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketidaktahuan para informan mengenai alkohol mampu membuat mereka tertarik serta mempunyai niat untuk mencoba. Penelitian ini juga didukung oleh Anderson (2007) kurangnya pengetahuan remaja tentang dampak, resiko mengkonsumsi minuman keras dan kurangnya pendidikan tentang minuman keras akhirnya remaja ingin coba-coba tentang minuman keras.

Hasil penelitian ini berbeda dengan pendapat Teguh dalam Pribadi (2008), yang mengemukakan bahwa biasanya seseorang terjerumus dalam penyalahgunaan minuman keras karena ingin membuktikan atau menunjukan keberanian kepada orang lain, untuk melepaskan diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman emosional, mencari dan menemukan arti dalam hidup, menghilangkan rasa gelisah dan frustasi dalam menjalani hidup, mengikuti kemauan teman-teman dalam menjalin solidaritas, dan mengkonsumsi minuman keras karena didorong oleh rasa ingin tahu.

(14)

37

4.2.2 Minuman Keras Karena Pergaulan Dengan Teman Sebaya

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh yang besar datang dari teman-teman yang sering berkumpul dengan mereka dan sering mengajak mereka minum bersama, yang mampu membuat remaja terjerumus dalam masalah minuman keras. Hal ini didukung oleh Lukito (2009) yang menyebutkan beberapa remaja terjerumus dalam masalah minuman keras karena dipengaruhi lingkungan pergaulan, antara lain sebagai berikut: remaja yang selalu minum minuman keras selalu mempunyai “kelompok pemakai”.

Awalnya remaja hanya mencoba-coba karena keluarga atau teman-teman ada juga yang menggunakannya, namun ada yang kemudian menjadi kebiasaan. Pada remaja yang “kecewa” dengan kondisi diri dan keluarganya sering menjadi lebih suka untuk mengorbankan apa saja hubungan baik dengan teman-teman sebayanya. Adanya “ajakan” atau “tawaran” dari teman serta banyaknya film dan sarana hiburan yang memberikan contoh “model” pergaulan modern” biasanya mendorong remaja minum minuman keras secara berkelompok. Apabila remaja telah menjadi terbiasa

(15)

38

minum minuman keras dan karena mudah mendapatkannya, maka remaja akan memakainya sendiri sehingga tanpa disadari lama-kelamaan ketagihan. Penggunaan minuman keras di kalangan remaja umumnya karena minuman keras tersebut menjanjikan sesuatu yang menjadi rasa kenikmatan, kenyamanan, kesenangan dan ketenangan.

4.2.3 Lingkungan Keluarga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap dari orangtua yang memang sengaja membiarkan anak-anak remaja mereka mengkonsumsi alkohol tersebut sudah dianggap menjadi hal yang biasa, bahkan beberapa remaja juga ada yang mengalami konflik didalam keluarganya yang dapat menyebabkan memburuknya jalinan komunikasi antar anggota keluarga, sehingga beberapa remaja berisiko melakukan hal-hal yang negatif dan memilih jalan untuk melampiaskan emosinya tersebut dengan mengkonsumsi alkohol. Hal ini telah sejalan dengan pernyataan Sarwono (2001) yang mengatakan semakin buruk tingkat komunikasi antara remaja dengan orangtuanya, semakin besar kemungkinan remaja melakukan perilaku berisiko. Kurang dekatnya hubungan antara remaja dengan orangtuanya, menyebabkan remaja

(16)

39

lebih dekat dengan teman sebayanya. Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan orangtuanya cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang kurang baik hubungan dengan orangtuanya (Yusuf, 2009).

Perkembangan remaja akhir sudah mulaimampu mengendalikan emosi. Remaja yang berkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan emosionalnya terhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah laku misalnya agresif: melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya, lari dari kenyataan (regresif) suka melamun, pendiam, senang menyendiri, mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang (Hariyanto, 2011).

Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunisyah (2008), lingkungan keluarga yang baik tidak juga akan menghasilkan anak yang baik karena sering orang tua memberikan perhatian berlebihan, akan membuat anak menjadi manja dan dengan kemanjaan dari orang tua akan membuat anak menjadi nakal karena anak tersebut akan berpikir bahwa orang tua akan selalu mendukung apa yang dilakukan mereka. Hal lain

(17)

40

juga yang bisa menyebabkan pergaulan yang salah pada remaja ialah banyak sekali orang tua yang membatasi pergaulan anaknya karena kurangnya rasa percaya orang tua terhadap anaknya dalam hal memilih teman sepergaulan dan takut bila anaknya terjerumus dalam pergaulan bebas, terutama saat usia anak itu menginjak masa-masa remaja. Namun, pembatasan pergaulan itu hendaknya dilakukan dengan melihat serta mempelajari pergaulan yang dilakukan anak terlebih dahulu. Jangan sampai dalam melakukan pembatasan pergaulan akan mengakibatkan hal buruk terhadap perkembangan anak, misalnya kurang pergaulan. Jika pembatasan pergaulan ini memang perlu dilakukan, maka tetaplah memberi keadilan kepada sang anak dengan memperbolehkan bergaulan dan mengenal lingkungan yang ada di sekitarnya.

Informan 1 dan 2 mengatakan dari anggota keluarga kandungnya sendiri sebenarnya tidak ada yang mengkonsumsi alkohol tetapi dari saudara-saudara mereka terdapat yang ikut mengkonsumsi alkohol. Sedangkan informan 3 dan 5 dari anggota keluarga kandungnya sendiri ada yang ikut mengkonsumsi alkohol, seperti kakak dan ayah dari informan. Remaja bisa

(18)

41

mengenal alkohol mungkin dikarenakan faktor kurangnya perhatian orang tua, kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga. Seharusnya dari lingkup keluarga sendiri lebih bisa komunikatif kepada sesama anggota keluarga yang lain dan memberikan contoh yang positif terutama kepada anak-anaknya, serta bisa lebih memberikan perhatian dan kasih sayang lebih kepada anak-anaknya, karena lingkup keluarga adalah lingkup yang akan paling sering ditemui oleh remaja dibanding oleh teman-teman maupun orang lain disekitarnya.

4.2.4 Tidak Adanya Dukungan Dari Masyarakat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan 4 dan 8 yang sudah biasa mabuk-mabukkan disekitar wilayah perkampungan. Orang dewasa ataupun masyarakat diperkampungan seperti diam saja tanpa bertindak ataupun mengingatkan para remaja yang sedang mabuk-mabukan, serta masyarakat seolah-olah cenderung diam saja tanpa ada protes jika ada yang minum minuman alkohol disekitar kampung. Hal ini sedikit berbeda dengan penjelasan Zakiyah Derajat (1983), apabila golongan tua atau dewasa dalam masyarakat mempunyai satu pendirian yang tetap yaitu anak-anak harus tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan, terhadap kebiasaan yang turun

(19)

42

temurun tanpa boleh mengajukan bantahan dan pertanyaan, maka anak-anak akan merasa bahwa orangtua dan orang dewasa tidak memahami dan tidak menghargai mereka. Akibatnya mereka akan mempertahankan diri terhadap perlakuan masyarakat yang kurang menyenangkan, bahkan mereka akan selalu berusaha menyelidiki kesalahan orangtua dan orang dewasa sebagai alasan terhadap perlakuan mereka. Akan hilanglah penghargaan mereka kepada orangtua dan orang dewasa bukan karena kedurhakaan atau keburukan mereka, akan tetapi sebagai akibat kurang mempunyai kemampuan mereka menerima dan memahami tindakan orangtua yang menunjukkan kurang pengertian dan penghargaan kepadanya atau timbullah yang dinamakan kenakalan anak-anak remaja.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dari awal penulisan skripsi berupa proposal skripsi sampai pada penelitian, ada beberapa keterbatasan peneliti.

1. Tidak melakukan tes laborat untuk mendukung data primer.

2. Peneliti tidak bisa memantau informan selama 24 jam sehingga peneliti tidak dapat mengobserfasi informan sepanjang hari.

Gambar

Gambar 01. Gambar Peta Kota Salatiga  Sumber: www.wordpress.com
Tabel 1 : Karakteristik Informan  Inisial  Kode  Umur  Pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga plot utama tersebut memiliki cerita yang berbeda-beda namun ada satu kesamaan atau benang merah dalam cerita yaitu ketiga tokoh sama-sama terlibat dalam

(20) Diisi nomor urut dari Buku Rekening Barang Kena Cukai Minuman yang Mengandung Etil Alkohol dalam angka.. (21) Diisi kantor yang mengawasi pengusaha pabrik minuman yang

1) Observasi terhadap Kelas Siklus II Sama dengan hasil observasi pada siklus II, pengetahuan dosen tentang model communicative language teaching.. cukup baik, hal ini

Sistem Informasi Laboratorium Klinik Keperawatan merupakan bagian dari sistem yang ada di institusi pendidikan keperawatan, dimana dalam pembuatan aplikasi sistem

Karyawan dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Apabila mengacu pada Tabel 4.18, dapat dipahami bahwa nilai pengaruh tidak l angsung va riabel ke pemimpinan t

pada kelas XI IPS 1, siswa diminta untuk mengsisi angket respon siswa terhadap penerapan media komik sejarah pergerakan nasional Indonesia kemudian dilakukan analisis

Press Release berisi penolakan undangan WANTIMPRES RI dengan alasan yang telah dipaparkan diatas dan meminta kepada Presiden Jokowi untuk mengadakan dialog

1.59 pendelegasian institut teknologi bandung model united nation 2017 (UKM AMSA FK Unpad) Nopember, 1.60 pendelegasian institut teknologi bandung open 2017 (UKM TENIS MEJA FK