J. Sci. Phar Vol. 02 No. 02 Mei 2016
Setiawan, Trijoko 15
KERAGAMAN JENIS TIMUN LAUT (HOLOTHUROIDEA)
DI KEPULAUAN KARIMUN JAWA
Usman Setiawan
1, Trijoko
2Program Studi Biologi, Fakultas Sains Farmasi, UNMA Banten Kode Po
s
42273 email: ozheanospher@gmail.comABSTRAK
Timun laut salah satu sumber daya laut yang jumlah dan jenisnya banyak di Karimunjawa. Masyarakat Karimunjawa memanfaatkannya dalam bentuk olahan tradisional yang kurang bernilai tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaman jenis serta hubungan kedekatan timun laut di kepulauan Karimunjawa. Pengamatan sampel timun laut berdasarkan 57 karakter morfologis. Ciri-ciri setiap jenis timun laut diuraikan dengan pendekatan deskriptif. Kedekatan hubungan jenis timun laut di analisis clustering dengan metode UPGMA untuk mendapatkan dendogram hubungan fenetik. Hasil pengamatan menunjukkan timun laut memiliki kesamaan dan perbedaan karakter. Keragaman jenis timun laut di Karimunjawa terdapat 9 jenis anggota Famili Holothuriidae dan Stichopodidae dari Ordo Aspidochirotida. Karakter jenis-jenis timun laut menunjukan kesamaan yang relatif tinggi dengan nilai similaritas lebih dari 70%. Kedekatan hubungan paling tinggi pada jenis Stichopus horrens dan Stichopus quadrifasciatus yaitu sebesar 91,9 %.
Keyword: Timun laut, karakter morfologis, hubungan fenetik.
ABSTRACT
Sea cucumber is one of marine resource that it’s number and species is numerous in Karimunjawa. People in Karimunjawa exploit sea cucumbers utilizing as in traditional product are not precious. The aim of this research was to find out species diversity and similarity relationship of sea cucumbers in Karimunjawa archipelago. Observation of sea cucumbers sample grounded on 57 morfology character. The features of sea cucumber species are described by description approach. Closesness relationship of sea cucumbers are analized by clustering with UPGMA method to gain a dendogram of fenetic relationship. Observation result refers to sea cucumbers have sameness dan different characters. Diversity of sea cucumber in Karimunjawa there are 9 species members of Family Holothuriidae and Stichopodidae from Ordo Aspidochirotida. Species character of sea cucumbers is refers to high relatively sameness with similarity more than 70 %. The high relationship closeness is on Stichopus horrens and Stichopus quadrifasciatus with similarity 91,9 %.
Keyword: Sea cucumber, morphology character, fenetic relatonship
PENDAHULUAN
Timun laut merupakan biota laut yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi atau bahan baku produksi. Kandungan protein pada dinding tubuh timun laut telah banyak dimanfaatkan salah satunya sebagai bahan baku industri. Keseluruhan informasi biologi timun laut perlu ditelusuri karena telah lama menjadi sumber daya laut yang diambil dan diperdagangkan terus menerus dengan nilai ekonomi yang kurang.
Timun laut adalah anggota Echinodermata yang secara taksonomi belum banyak diketahui
terutama di bagian barat Indonesia (Purwati dan Wirawati, 2008). Wilayah kepulauan Karimunjawa menyimpan banyak hasil tangkapan laut salah satunya timun laut. Pengenalan masing-masing jenis timun laut dapat dibedakan dari karakter tentakel, spikula, cincin kapur, pohon respirasi, tubulus Cuverian, serta modifikasi podia seperti papillae dan tubercle (Hyman, 1955).
Pengenalan secara taksonomis mengenai karakter timun laut dapat menjadi panduan untuk engenali potensinya sebagai produk olahan. Keterkaitan karakter antar jenis merupakan sebagian kelengkapan informasi biologi yang penting untuk pemanfaatan biota laut. Secara taksonomi, deskripsi
J. Sci. Phar Vol. 02 No. 02 Mei 2016
16 Setiawan, Trijoko
dan hubungan dalam klasifikasi biota laut seperti timun laut dapat memberikan korelasi data guna pemanfaatan sumber laut yang lebih efektif. Kajian mengenai kekayaan jenis perlu diupayakan di kawasan Karimunjawa karena sumber daya timun laut yang melimpah.
BAHAN DAN METODE
Bahan terdiri atas spesimen timun laut untuk pengamatan keragaman jenis Spesimen masing-masing jenis sampel digunakan untuk pengamatan keragaman jenis. Bahan kimia yang digunakan larutan MgCl2 73% (anestesi dan relaksasi) dan
Formalin 4% - Etanol 70% (pengawet).
Identifikasi timun laut dilakukan dengan mengamati karakter-karakter timun laut berdasarkan Monograph of Shallow Water Indo – Pasific Echinoderms (Clark & Rowe, 1971). Keragaman jenis dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif pada struktur morfologis timun laut terutama pada bagian – bagian tubuh utama, mulut, anus, tentakel, epidermis, kaki tabung, papila, alur ambulakral, gonad, pohon respirasi, tabung Cuverian, mesenterium, cincin kapur, dan spikula. Analisis clustering dengan metode UPGMA (unweight pair group with arithmetic average) menggunakan program MVSP 3.1 untuk mengamati hubungan fenetik antar jenis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keragaman Jenis Timun Laut
Famili Holothuriidae
Jenis timun laut yang banyak ditemukan di lokasi pengambilan sampel adalah timun laut dari anggota Holothuriidae. Famili ini mempunyai bentuk dasar tubuh bulat memanjang dan bagian ventral yang rata. Permukaan tubuh pada umumnya ditutupi papila dan memiliki struktur gonad berbuluh tunggal (Ahmed et al., 2002). Sampel timun laut dari famili ini yang umum ditemukan adalah genus Holothuria, yang meliputi Holothuria atra, Holothuria edulis, Holothuria fuscocinerea, Holothuria hilla, Holothuria impatiens, Holothuria leucospilota dan Pearsonothuria graeffei. Berikut uraian deskripsi jenis-jenis timun laut.
Holothuria impatiens mempunyai penampang tubuh bulat memanjang dengan warna tubuh abu-abu terdapat garis-garis tebal hitam melintang tampak di permukaan dorsal. Permukaan ventral tubuh berwarna abu-abu kekuningan dengan ujung anterior tumpul dan posterior yang meruncing. Mulut terletak subterminal dengan posisi anus pada ujung posterior tanpa gigi anal. Tentakel di ujung anterior tersusun 1 lingkaran bertipe perisai (peltate). Ujung tentakel berwarna putih kecoklatan dengan tangkai bercak hitam
dilengkapi dengan papila leher. Spikula yang dominan bentuk meja, diikuti dengan kancing, dan paling sedikit batang.
H. hilla memiliki tubuh yang kontraktil sehingga tampak jauh lebih panjang dibanding kondisi hewan relaksasinya. Permukaan tubuh halus yang licin dilapisi lendir. Ujung anterior tubuh tumpul sedangkan ujung posterior runcing. Penampang tubuh bulat sisi dorsal warna merah karat dan permukaan ventral berwarna putih oranye. Permukaan dorsal terdapat totol-totol putih bentuk lingkaran yang di tengahnya terdapat papila. Papila di permukaan tubuh tersusun tidak teratur dengan bentuk kerucut meruncing ujung warna hijau keputihan. Bagian ventrolateral terdapat modifikasi pedicelus. Mulut pada ujung anterior terletak subterminal dan di ujung posterior terdapat anus. Tentakel mempunyai tipe perisai (peltate) berjumlah 20, warna kuning tersusun dalam 1 lingkaran. Spikula H. hilla dengan komposisi paling banyak bentuk kancing di ikuti dengan spikula bentuk meja, batang, dan lempeng.
H. atra mempunyai bentuk tubuh bulat panjang dengan ujung meruncing dan pangkal yang tumpul. Permukaan luar tubuh berwarna hitam kemerahan dan berlendir tertutupi pasir. Sebagian permukaan lain dengan spot – spot yang tak tertutup pasir. Mulut pada ujung anterior terletak subterminal yang dilengkapi dengan alat mulut berupa tentakel berjumlah 20. Tentakel tipe perisai (peltate) berwarna hitam kemerahan dalam 1 lingkaran yang dilengkapi dengan papila leher. Jenis H. atra memiliki komposisi spikula yang paling banyak bentuk meja, diikuti bentuk roset, batang dan lempeng.
H. leucospilota dalam kondisi hewan hidup memiliki warna tubuh hitam kemerahan pada bagian dorsolateral dan merah kecoklatan di bagian ventral. Bentuk tubuh bulat memanjang dengan diameter tubuh semakin mengecil di bagian anterior sedangkan ujung posterior tubuh tumpul berukuran paling besar. Permukaan tubuhnya penuh papila dengan bentuk kerucut panjang seperti rambut kecuali di bagian ventral. Mulut di ujung anterior terletak subterminal dilengkapi dengan papila leher dan tentakel berjumlah 20 dalam 1 lingkaran. Spikula jenis H. leucospilota memiliki komposisi bentuk kancing paling banyak, diikuti spikula bentuk meja, batang dan lempeng perforasi.
H. edulis tampak dengan tubuh warna hitam di bagian setengah permukaan dorsal dan warna merah muda dibagian tubuh ventral. Corak tubuh dengan garis tipis dan tebal melintang tak beraturan menutupi permukaan dorsal tubuh. Tubuh dengan bentuk bulat pada ujung anterior tampak tumpul dan ujung posterior yang runcing. Mulut di ujung anterior terletak subterminal dilengkapi dengan tentakel berwarna putih kecoklatan berjumlah 16 dalam 1 lingkaran. Bentuk spikula dengan
Setiawan, Trijoko 17
komposisi paling banyak bentuk roset diikuti bentuk meja, batang, kancing dan lempeng perforasi.
Tubuh H. fuscocinerea tampak dengan bentuk bulat panjang yang kedua ujungnya tumpul dan diamater tubuh paling besar bagian posterior. Ciri tubuh berwarna coklat keputihan dengan spot bulat atau garis tebal melintang warna hitam di permukaan dorsal. Permukaan ventral tubuh dengan warna coklat muda. Mulut di ujung anterior terletak subterminal dilengkapi dengan papila leher dan tentakel berjumlah 18 dalam 1 lingkaran. Komposisi spikula pada H. fuscocinerea terdiri atas kancing dengan jumlah yang paling banyak diikuti spikula bentuk batang, dan meja.
Pearsonothuria graeffei mempunyai bentuk tubuh persegi/trapesium. Permukaan dorsal tubuh tampak dengan warna dasar putih dengan corak spot coklat tua pada garis longitudinal tubuh dan papila berwarna kuning. Permukaan ventral warna biru keabu-abuan dan banyak bintik-bintik hitam tersusun tak beraturan di permukaan dorsal dan ventral. Ujung anterior dan posterior tubuh berbentuk tumpul. Tubuh bagian ventral berbentuk rata dan bagian dorsal bersegi. Mulut terletak subterminal pada tubuh dilengkapi dengan tentakel berjumlah 24 dalam 1 lingkaran. Komposisi yang paling banyak berbentuk roset diikuti bentuk meja semu lempeng dan batang.
Famili Stichopodidae
Timun laut dari famili stichopodidae terdapat 3 jenis, yaitu Stichopus horrens, S. noctivagus, dan S. quadrifasciatus. Karakter jenis pada famili ini cukup berbeda yang tampak pada tubuh dengan bentuk persegi atau trapesium, permukaan dilengkapi dengan papila dan kaki tabung yang tampak jelas, gonad dengan 2 cabang buluh, tanpa organ Cuverians, dan dilengkapi banyak spikula batang, bentuk C dan bentuk S (Ahmed et al., 2002).
S. horrens memiliki warna dan corak yang berbeda-beda. Spesimen yang ditemukan dengan warna kuning kemerah-kemerahan dan garis-garis hitam secara longitudinal dan transversal berseling di permukaan dorsal. Spot berwarna hitam tak beraturan juga melengkapi corak di bagian dorsal. Bagian ventral dengan warna lebih pucat dan 3 garis hitam sejajar pada sumbu panjang tubuh. Garis-garis hitam tebal dan tampak tak beraturan. Bentuk tubuh persegi atau trapesium dengan ujung anterior tumpul dan ujung posterior runcing. Permukaan ventral tubuh rata sedangkan bagian dorsalnya bersegi. Mulut terletak subterminal dan anus berwarna hitam terletak di ujung posterior. Tentakel dengan tipe perisai berwarna putih kuning/transculent. Tentakel tersusun dalam 1 lingkaran berjumlah 16 juluran. Spikula dengan komposisi paling banyak bentuk meja diikuti dengan spikula batang, roset dan lempeng perforasi.
Stichopus noctivagus memiliki bentuk tubuh bulat panjang dengan kedua ujung yang tumpul. Tubuh dengan warna merah muda terdapat totol-totol kecil warna merah tua dan merah hitam di permukaan dorsal dan lateral. Ventral tubuh dengan corak yang sama namun berwarna lebih pucat. Bagian dorso-lateral bentuk bersegi dengan ventral rata. Letak mulut pada tubuh di bagian subterminal dan letak anus di ujung posterior berwarna merah. Lubang mulut dikelilingi 16 tentakel dalam 1 lingkaran bertipe perisai berwarna putih oranye. Komposisi spikula yang paling banyak spikula meja, diikuti bentuk batang dan lempeng perforasi.
S. quadrifasciatus memiliki bentuk tubuh persegi atau trapesium dengan ujung anterior tumpul dan ujung posterior yang runcing. Tubuh bagian dorsal dan lateral berwarna kuning muda dengan spot-spot hitam atau merah lebar tersusun melintang. Bagian ventralnya rata berwarna kuning muda dengan corak hitam dalam 2 baris di antara alur ambulakral. Mulut terletak subterminal dilengkapi dengan tentakel berjumlah 20 dalam 1 lingkaran. Bentuk spikula dengan komposisi paling banyak berupa bentuk meja diikuti bentuk batang, roset dan lempeng perforasi.
B. Hubungan Fenetik Timun Laut
Dendogram hasil analisis clustering menunjukkan kedekatan hubungan fenetik antar jenis timun laut berdasarkan kesamaaan dan perbedaan karakter.
Gambar. 1. Dendogram Hubungan Fenetik antar Jenis Timun Laut
Berdasarkan dendogram (Gambar. 1) terdapat 2 cluster besar yaitu cluster A1 dan cluster B1. Cluster A1 dengan anggota jenis Stichopus horrens, S. noctivagus, S. quadrifasciatus dan Pearsonothuria graeffei. Kedekatan hubungan antar jenis yang paling tinggi ditunjukkan pada cluster A3 dengan anggota S. horrens dan S. quadrifasciatus yaitu dengan nilai similaritas 91, 9 %. Kedekatan hubungan tersebut tampak pada kesamaan karakter pada papila, cincin kapur, dan bentuk penampang tubuh. Jenis P. graeffei dalam 1 cluster dengan cluster A3 memiliki tingkat kemiripan sebesar 81,8 % tampak pada bentuk penampang tubuh an spikula. S. noctivagus merupakan jenis yang menyendiri dari
J. Sci. Phar Vol. 02 No. 02 Mei 2016
18 Setiawan, Trijoko
cluster A1 dengan tingkat kemiripan sebesar 79,4 %. Karakter yang membedakannya tampak pada variasi bentuk spikula batang dan adanya bentuk roset.
Jenis timun laut famili holothuridae mengelompok tersendiri pada cluster B1. Anggota cluster mencakup jenis Holothuria impatiens, H. hilla, H. atra, H. edulis, H. fuscocinerea dan H. leucospilota. Anggota Holothuriidae dengan tingkat kemiripan paling tinggi karakter terdapat pada cluster B5 sebesar 87,2%. Kedekatan hubungan keduanya tampak pada karakter diameter tubuh paling besar di dekat posterior. Jenis lain yang mengelompok tersendiri yaitu cluster B3 yaitu H. impatiens dan H. hilla dengan nilai similaritas 86,7%. Kedekatan hubungan tampak dari karakter papila serta karena tidak adanya kaki tabung.
PENUTUP
Keragaman jenis timun laut di
Karimunjawa semakin tinggi pada kondisi perairan yang semakin tenang. Jenis timun laut yang ditemukan termasuk dalam Famili Holothuriidae dan Famili Stichopodidae, yang meliputi Holothuria impatiens, H. hilla, H. atra, H. edulis, H. fuscocinerea, H. leucospilota, Pearsonothuria graeffei, Stichopus horrens, S. noctivagus, dan S. quadrifasciatus. Timun laut di Karimunjawa mempunyai kedekatan hubungan fenetik yang tinggi untuk masing-masing famili dengan nilai lebih dari 70%. Kedekatan hubungan antar jenis yang paling tinggi ditunjukkan pada S. horrens dan S. quadrifasciatus yaitu dengan nilai similaritas 91, 9 %.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada kepala dan staf – staf Balai Taman Nasional Karimunjawa yang telah memberikan ijin pengambilan sampel. Penghargaan penulis juga kepada Prof. Dr. Nyoman Puniawati, S.SU yang telah bersedia memberikan kritik dan saran dalam penulisan naskah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed et al., 2002. Study On The Holothuroid Fauna (Echinodermata : Holothuroidea) Inhabiting The Shallow Waters Of The Egyptian Red Sea. Egypt. J. Aquat. Biol. & Fish. 6 (1): 23-45.
Clark, H. L. dan Rowe, F. W. E. 1971. Monograph of Shallow-Water Indo-West Pasific
Echinodermi. Trustees of The British Museum Zoology. London.
Hyman, C. 1955. The Invertebrate: Echinodermata, The Coelomate Bilateria vol 4. Mc Graw-Hill Book. Co. Inc. New York. Purwati, P. dan I. Wirawati. 2008. Spikula, Identitas
Spesies Timun Laut. Oseana Vol. 33: 29 – 40.