• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman jenis capung di areal persawahan Subak Latu Abiansemal, Badung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman jenis capung di areal persawahan Subak Latu Abiansemal, Badung."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

Karya Ilmiah

KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA

PERSAWAHAN SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG

$

$ $

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

$

Oleh

Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Udayana

(2)
(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat-Nya sehingga Karya Ilmiah yang berjudul “Keanekaragaman jenis capung di areal persawahan Subak Latu Abiansemal, Badung” dapat penulis rampungkan.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari dengan sepenuhnya akan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki, sehingga karya ilmiah ini jauh dari sempurna. Oleh Karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis memohonkan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna kesempurnaan karya ilmiah dimasa-masa mendatang.

Akhir kata penulis mohon maaf jika ada kesalahan tulisan maupun ejaan dan semoga karya ilmiah ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi semua pihak yang berkepentingan dan semoga karya ilmiah ini berguna bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

Bukit Jimbaran, Desember 2015

(4)

4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN

………

..

BAB II BAHAN DAN METODE

………

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

………

.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

………

.

(5)

5

KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA PERSAWAHAN

SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG

Abstrak

Salah satu ekosistem yang terpenting didalam menunjang kehidupan manusia adalah ekosistem sawah karena menghasilkan padi sumber bahan makanan pokok. Disamping sebagai penghasil bahan makanan pokok, ekosistem sawah sebagai tempat berbagai macam keanekaragaman serangga didalamya, termasuk capung (Odonata). Capung termasuk serangga predator yang merupakan musuh alami bagi berbagai hama tanaman padi, salah satunya adalah hama wereng.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis capung yang berada di areal persawahan Subak Latu di Desa Abiansemal, Badung. Inventarisasi jenis capung dilakukan dengan metode jelajah (field by field method) dan tangkap langsung dengan jaring serangga (insect net).

Keanekaragaman jenis capung yang ditemukan pada areal penelitian adalah sebanyak 4 jenis yaitu Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, dan Agriocnemis pygmea. Seluruh jenis capung yang teramati tersebut terdiri dari 2 famili yaitu Libellulidae dan Coenagrionidae. Empat jenis capung yang teridentifikasi tersebut juga merupakan anggota 2 kelompok besar subordo yaitu Anisoptera (capung) dan Zygoptera (capung jarum).

(6)

6

KEANEKARAGAMAN JENIS CAPUNG DI AREA

PERSAWAHAN SUBAK LATU ABIANSEMAL, BADUNG

BAB I. PENDAHULUAN

Areal persawahan dikatakan sebagai ekosistem buatan yang berfungsi sebagai

menjaga tanah dari erosi dan sebagai tempat pencagaran gen padi. Persawahan juga tempat

hidup dari berbagai jenis hewan, seperti serangga, moluska, cacing, burung dll. Salah satu

jenis serangga yang sering dijumpai di daerah persawahan adalah capung (Ordo Odonanta).

Capung adalah kelompok serangga berukuran sedang sampai besar dan berwarna

sangat menarik . Serangga ini sebagian besar hidupnya digunakan untuk terbang. Odonata

memiliki dua pasang sayap dengan ukuran tubuh yang langsing, dan memiliki pembuluh

darah jala. Capung juga memiliki antenna yang pendek berbentuk rambut, alat mulut tipe

pengunyah, mata majemuk yang besar, abdomen panjang dan langsing, Serta kaki

berkembang dengan baik (Borror et al, 1992). Capung merupakan serangga dengan penyebaran luas, mulai dari hutan-hutan, kebun, sawah, sungai danau, dan lain-lain.

Keberadaan capung banyak dijumpai dari tepi pantai sampai ketinggian lebih dari 3.000 m

dpl. Pada beberapa jenis capung, memiliki kemampuan terbang yang baik dan memiliki daya

jelajah wilayah yang luas, dan beberapa jenis lainnya merupakan penerbang yang lemah dan

daya jelajahnya sempit.

Capung merupakan salah satu serangga predator, baik dewasa maupun dalam bentuk

nimfa, dan memangsa berbagai jenis serangga serta organisme lain termasuk serangga hama

tanaman padi seperti, Chilo sp (penggerek batang padi), Nilaparvata lugens (wereng coklat),

Leptocorisa acuta (walang sangit) (Ansori, 2009). Capung memegang peranan yang sangat penting pada ekosistem persawahan. Disamping itu juga, bagi manusia capung juga memiliki

peranan penting yaitu sebagai indikator pemantauan kualitas air disekitar lingkungan hidup.

Nimfa capung pada air yang tercemar atau di sungai yang tidak ada tumbuhannya tidak akan

bisa hidup, jadi keberadaan capung secara tidak langsung dapat menandakan perairan

(7)

7

Perairan seperti sawah, sungai, danau, kolam, atau rawa merupakan habitat hidup dari

capung (Sachran dkk, 2012). Capung sebagian besar beraktivitas dan sangat sulit di dekati

pada siang hari karena capung terbang sangat lincah dibandingkan pada dini hari maupun

sore hari.

Suhu, pH, kelembaban udara, serta makanan dan ketersediaan air yang sesuai pada

suatu habitat/ekosistem merupakan faktor lingkungan yang sangat diperlukan oleh capung

untuk dapat mejalankan kehidupannya. Menurut Ansori 2009 pengaruh kualitas lingkungan

suatu habitat, seperti: suhu, pH, kelembaban udara, ketersediaan makanan dan kondisi faktor

kimia sebagai penyebab perbedaan jumlah individu odonata pada suatu daerah. Berdasarkan

hal tersebut, maka tentu terdapat perbedaan faktor lingkungan pada ekosistem sawah dengan

ekosistem ekosistem lainnya, yang memungkinkan terdapat perbedaan jenis capung yang

hidup didalamnya, berdasarkan latar belakang tersebut penelitian mengenai inventarisasi

keanekaragaman jenis capung yang terdapat pada ekosistem sawah perlu dilakukan.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keanekaragaman-jenis capung yang hidup pada areal

ekosistem persawahan

BAB II. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Maret-Mei 2014. Lokasi penelitian pada

areal persawahan yang terletak di Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten

Badung, sampel capung didentifikasi di Laboratorium taksonomi Hewan jurusan biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana.

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu jaring serangga

(insect net), alat tulis, alat petunjuk waktu, buku panduan lapangan capung, dan kamera DSLR (Nikon D3100) dengan lensa AF-S Nikkor (55-00mm f/4.5-5.6G ED VR).

Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode jelajah (field by field method) pada lokasi yang telah ditentukan dan pendataan jenis capung dilakukan dengan metode

tangkap langsung capung yang dijumpai, diamati ciri-ciri morfologinya dan di identifikasi

secara langsung.

Pengambilan data capung dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00-10.00 WIB dan

sore hari pada pukul 15.30-17.30 WIB. Pengambilan gambar menggunakan kamera digital

(8)

8

dalam mengidentifikasi apabila terdapat capung yang belum diketahui nama jenisnya.

Identifikasi jenis capung dilakukan dengan memperhatikan warna, bentuk tubuh, bentuk dan

posisi sayap, serta perilaku terbang (Sigit et al, 2013). Identifikasi dilakukan dengan menggunakan bantuan buku panduan lapangan capung dan buku-buku lain yang mendukung

identifikasi.

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian yang dilakukan di areal persawahan desa Abiansemal kecamatan

Abiansemal kabupaten Badung menunjukkan bahwa terdapat 4 spesies capung yaitu

Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, dan Agriocnemis pygmea, yang termasuk 2 famili yaitu famili Coenagrionidae dan Libellulidae. Adapun spesies yang

teramati disajikan dalam Tabel 1., dimana dapat diketahui bahwa jenis-jenis odonata yang

terdapat di ekosistem sawah merupakan anggota dari 2 kelompok besar odonata yaitu

[image:8.612.86.526.437.540.2]

termasuk pada subordo Anisoptera (capung) dan Zygoptera (capung jarum).

Tabel 1. Jenis-jenis capung yang teramati di areal persawahan desa Abiansemal

No Famili Genus Nama ilmiah

1

Libellulidae

Orthetrum Orthetrum sabina

2 Crocothemis Crocothemis servilia

3 Pantala Pantala flavescens

4 Coenagrionidae Agriocnemis Agriocnemis pygmea

Keempat jenis odonata yang dijumpai merupakan jenis odonata yang lazim dijumpai

di areal persawahan, sebagaimana dijelaskan oleh Saputri et al, (2013) bahwa pada penelitiannya ditemukan 4 jenis odonata yang merupakan anggota dari famili Libellulidae

dan Coenagrionidae yang terdapat di persawahan masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan

Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang. Ansori (2009) juga mengemukakan ada 3 jenis

odonata pada penelitiannya di areal persawahan di Bandung.

Tingkat hidup yang sangat aktif pada serangga, pada proses peneluran dan stadium

(9)

9

porsinya menjadi sangat apabila hama-hama tersebut telah meletakkan telur. Dinamika

serangga memilih sumber makanan yang cocok untuk pertumbuhan populasinya atau dalam

proses perkembangbiakan keturunannya sangat erat kaitannya dengan kesesuaian makanan

(Yayuk et. al., 1990 dalam Yasin, 2009).

Serangga dapat hidup pada kisaran suhu tertentu. Di luar kisaran tersebut serangga

akan mati karena kepanasan dan kedinginan. Proses fisiologi serangga sangat dipengaruhi

oleh suhu. Pada suhu tertentu aktivitas serangga berkurang (menurun), akan tetapi pada suhu

yang lain tinggi. Pada umumnya suhu yang efektif untuk capung sebagai berikut: suhu suhu

maksimum 45oC, suhu optimum 250C, dan minimum 15oC (Jumar, 2000). Sejumlah spesies

capung memiliki kemampuan untuk mengatur suhu tubuh melalui perubahan postur tubuh

dan tingkat pembukaan terhadap matahari. Hal ini memberikan keuntungan bagi capung

untuk mulai memangsa pada dini hari sebelum tubuh mangsa berfungsi secara sempurna.

Ketika melewati masa prereproduktif, capung dewasa kembali pada masa kopulasi (Hidayah,

2008). Kelembaban udara, hal ini merupakan faktor yang penting yang mempengaruhi

distribusi kegiatan serangga. Dalam kelembaban yang sesuai, serangga biasanya lebih tahan

terhadap suhu 18oC dengan kelembaban 70% (Jumar, 2000).

Capung dewasa sering terlihat di perairan tempat untuk berbiak dan berburu makanan

serta ditempat tempat terbuka. Capung sebagian besar hinggap pada perdu, pucuk rumput dan

tanaman yang tumbuh di sekitar sungai, kolam, parit atau genangan-genangan air lainnya.

Ketika sinar matahari bersinar capung mulai melakukan kegiatan. Jika cuaca cerah, capung

akan terbang sangat aktif dan sulit untuk didekati. Pada saat matahari terbenam, dini hari,

senja hari, capung relatif mudah didekati (Susanti 1998).

Orthetrum sabina adalah jenis capung yang termasuk ke dalam kelompok Anisoptera. Ciri-ciri O. sabina yaitu memiliki toraks berwarna hijau dengan garis corak berwarna hitam, ekor yang berwarna hitam dengan corak warna putih, abdomennya ramping, kaki berwarna

hitam dan sayapnya yang berwarna hitam dan memiliki corak berwarna kuning pada bagian

synthoraks. Panjang keseluruhan tubuhnya dari ujung kepala hingga ujung ekor adalah 5.5

cm dan memiliki rentang sayap 4 cm. Hal ini didukung oleh Watson et al., (1991, dalam

Saputri et al., 2013) yang menyatakan bahwa ciri umum dari Orthetrum sabina adalah mempunyai abdomen yang ramping, tubuh berwarna hijau kekuningan dan hitam, pada

bagian samping synthoraks memiliki warna hitam dan kuning.

(10)

10

lain yang dimiliki C. servillia yaitu memiliki warna yang mencolok, yaitu kuning atau merah di seluruh bagian tubuh kecuali sayapnya yang berwarna transparan dengan garis berwarna

hitam pada sepanjang ruas-ruas ekor bagian atas. Jika dilihat dari atas, maka tubuh dan

abdomen C. servilliaakan terlihat melebar. Sayap capung jenis ini transparan dengan bagian pangkal yang memiliki corak berwarna kuning dan bagian stigma berwarna kuning

kecoklatan. Menurut Sigit et al., (2013), bahwa C. servillia jantan memiliki warna merah hingga jingga di seluruh bagian tubuhnya dengan bagian pangkal sayap belakangnya

berwarna kuning dan pterostigma kedua sayap berwarna cokelat kekuningan, betina memiliki

warana cokelat kekuningan pada seluruh bagian tubuhnya dan sisi atas abdomennya tampak

lebih terang dengan garis hitam.

Pantala flavescens merupakan jenis capung anggota kelompok Anisoptera. Capung jenis ini memiliki tubuh berukuran besar dengan panjang abdomen antara 29-35 mm. Ciri lain

P. flavescens adalah memiliki tubuh dengan warna dominan kuning pada seluruh tubuhnya dengan corak-corak keputihan pada seluruh tubuh, kaki berwarna hitam dan memiliki corak

berwarna hitam pada ruas-ruas ekornya. Ciri spesifik yang menjadi ciri khas dari P. flavescens adalah sayap belakangnya yang berlekuk pada bagian pangkalnya dan

memiliki ukuran yang lebih lebar dari pada sayap depannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Sigit et al., (2013) yang menyatakan bahwa Pantala flavescens memiliki warna tubuh dominan kuning kemerahan dan terdapat garis berwarna hitam dan melebar membentuk

bercak di ruas 8-9, memiliki sayap transparan dengan pterostigma merah kecoklatan, warna

tubuh merah pada jantan dan kuning pada betinanya. Capung ini memiliki kebiasaan terbang

yang lebih tinggi daripada anggota famili Libellulidae lainnya.

Agriocnemis pygmea merupakan jenis capung yang masuk dalam anggota kelompok Zygopera. Ciri-ciri yang dimiliki oleh A. pygmea adalah ukuran tubuh yang kecil, warna tubuh hijau muda dengan warna hitam pada bagian atas abdomennya, memiliki garis hitam

pada ruas-ruas ekornya, kaki yang berwarna putih, bagian embelannya berwarna oranye dan

memiliki matayang menonjol besar pada bagian depan kepalanya, sepintas terlihat lebih besar

daripada tubuhnya. Sigit et al., (2013) menyatakan bahwa A. pygmea merupakan anggota famili Coenagrionidae yang memiliki warna hijau pucat dengan garis-garis hitam tebal di sisi

atas, panjang abdomen 17,5 mm dan panjang sayap belakang 17,5 mm, sering itemukan

(11)

11 BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Jenis-jenis capung yang dijumpai pada lokasi penelitian di areal sawah Desa Abiansemal,

Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung sebanyak 4 jenis yang merupakan anggota dari 2

famili yaitu famili Libellulidae dan famili Coenagrionidae. Kelima jenis capung yang

dijumpai pada lokasi penelitian adalah Orthetrum sabina, Crocothemis servillia, Pantala flavescens, dan Agriocnemis pygmea.

Pada kesempatan ini dapat disarankan untuk melaksanakan penelitian pada musim

tanam dan musim pasca panen

REFERENCE

Ansori. 2009. Kelimpahan dan Dinamika Populasi Odonata Berdasarkan Hubungannya Dengan Fenologi Padi di Beberapa Persawahan Sekitar Bandung, Jawa Barat. Jurnal Exacta. Vol. VII. No. 2.Desember 2009.

Borror, D. J., Triplehorn. C. A dan Johnson, N. F. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga, Edisi ke-enam. Terjemahan oleh Partosoedjono.UGM Press.Yogyakarta.

Hidayah, S. N. I. 2008. Keanekaragaman dan Aktivitas Capung (Ordo: Odonata) di Kebun Raya Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian: Bogor.

Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka Cipta: Jakarta.

Saputri, D., Dahelmi dan Elza, S. 2013.Jenis-Jenis Capung (Odonata) di Persawahan Masyarakat Rimbo Tarok Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Padang.Jurnal mahasiswa pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat.Vol.2.No. 2. 2013.

Schran, Andes, Musdalifah, Widyamurti, Pratiwi, dan Singgih. 2012. Jenis-jenis Capung Sekitar Sungai Tadah Angin Cagar Alam dan Taman Wisata Pangandaran, Jawa Barat. Jurnal Mahasiswa Jurusan Biologi, Universitas Negeri Jakarta.

Sigit, W., Feriwibisono, B., Nugrahani, M. P.,Putri, B. dan Makitan, T. 2013. Naga Terbang Wendit : Keanekaragaman Capung Perairan Wendit, Malang. Indonesia Dragonfly Society. Malang.

Susanti, S. 1998. Mengenal Capung. Bogor: Puslitbang Biologi-LIPI.

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis capung yang teramati di areal persawahan desa Abiansemal

Referensi

Dokumen terkait

Dalam proses Perencanaan untuk menghasilkan keluaran  –    keluaran yang diminta, konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pemberi Tugas

Suatu aset keuangan (atau mana yang berlaku, bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan yang sejenis) dihentikan pengakuannya pada saat:

Beberapa bendera merah khusus untuk mencari analisis laporan meliputi khusus memperhatikan  Saya D setiap penyimpangan adalah bendera merah )misalnya, orang

Pemberian ekstrak patikan kebo dosis 10 mg/mencit/hari dan dosis 20 mg/mencit/hari dapat menurunkan secara bermakna derajat inflamasi bronkus pada mencit Balb/C model

Dari definisi ḥalaqah yang penulis telah jelaskan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa itu sesuai dengan teori Sukardi yang menjelaskan bahwa bimbingan kelompok adalah layanan yang

Dewan Redaksi merupakan dewan atau forum yang dipimpin oleh pemred dengan angota-anggotanya terdiri dari wapemred, redaktur senior, redpel dan koordinator liputan

Kemampuan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Kota Jambi siswa yang memiliki frekuensi terbanyak berada pada kategori baik dengan interval nilai 70-85

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik khususnya untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman