• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGHAWAAN BUATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGHAWAAN BUATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGHAWAAN ALAMI

Penghawaan alami sangat diperlukan bagi suatu bangunan beserta para pengguna bangunan tersebut, karena selain pertimbangan efisiensi, juga kualitasnya masih jauh lebih baik dibandingkan dengan penghawaan buatan. Hal-hal yang alami memang sangat dibutuhkan untuk manusia pada saat ini, termasuk dalam melakukan aktifitasnya dalam suatu bangunan perkantoran. Adapun hal-hal yang sangat berkaitan dengan penghawaan alami adalah:

-Pencahayaan

Yaitu kebutuhan penerangan pada suatu ruang yang kita buat, terutama untuk pemanfaatan penerangan dari cahaya alami, karena berhubungan dengan pembukaan.

-Kelembaban

Yaitu banyaknya uap air pada udara dalam ruangan. -Luas bukaan

Bukaan pada ruangan yang memungkinkan adanya pergantian udara, dan masuknya cahaya. Bukaan dapat berupa pintu, jendela, jalusi, lubang angin atau lostos atau lupangan, dan lubang-lubang lain yang mungkin ada pada suatu ruangan.

Dalam perencanaan bangunan dihindari suatu ruang yang gelap dan pengap sehingga perlu adanya suatu penghawaan alami. Untuk itu perlu adanya penyelesaian dalam perencanaan yang baik dan sesuai dengan yang dibutuhkan serta semaksimal mungkin menggunakan sumber daya yang ada dari alam yang memang telah tersedia untuk kebutuhan manusia.

Pada kenyataannya, saat ini sulit didapatkan ruang terbuka yang cukup, terutama di kota besar atau daerah industri, untuk mendapatkan tangkapan udara segar agar dapat masuk ke dalam ruangan, karena semua lahan telah yang ada dimanfaatkan untuk bangunan, atau ruang tertutup. Apalagi adanya polusi udara pada daerah tempat bangunan itu berada. Untuk itu pemanfaatan lahan yang sempit untuk penghawaan alami sangat penting untuk dipikirkan dan diteliti agar dapat membantu kita dalam membuat desain bangunan arsitektur yang bagus dengan

(2)

kenyamanan yang terjamin. Atau bagaimana memanfaatkan atau mengolah udara yang telah kotor dan berdebu sehingga masih dapat dimanfaatkan untuk penghawaan alami. Karena bagaimanapun juga dalam suatu ruangan yang misalnya telah menggunakan penghawaan buatan, masih tetap memerlukan pergantian udara.

Pemberian Bukaan pada Atap

Salah satu cara untuk mendapatkan penghawaan alami adalah dengan membuat bukaan pada atap yang kita buat. Untuk membuat bukaan pada atap ada banyak cara yang dapat kita gunakan, antara lain adalah seperti pada gambar-gambar berikut ini.

Pemberian Bukaan di Tengah Bangunan

Dalam suatu bangunan di lingkungan yang produktif dimana lahan menjadi sangat mahal, sering semua tempat yang ada dipenuhi untuk bangunan demi efisiensi, demikian juga biaya untuk bangunan bertingkat sangat tinggi. Untuk dapat memanfaatkan sedikit lahan terbuka yang dapat digunakan pada seluruh ruangan yang ada, kita dapat membuat lahan terbuka di tengah-tengah bangunan. Dengan bukaan yang ada di tengah-tengah, maka dapat dimanfaatkan pada semua ruangan yang berada di kanan dan di kiri lahan terbuka tersebut.

Dinding Bernafas dan Pengarahan Aliran Udara

Yang dimaksud dinding bernafas adalah dinding pembatas yang mempunyai lubang-lubang sehingga memungkinkan adanya aliran udara. Dinding bernafas sangat penting sebagai salah satu cara untuk mendapatkan adanya pergantian udara demi kenyamanan pada ruangan. Untuk mengarahkan aliran udara atau membelokkan arah angin, perlu memanfaatkan adanya perbedaan tekanan udara, yaitu dengan pemberian vegetasi atau dinding.

Lubang Angin

Lubang angin sudah sangat umum dipakai pada bangunan sebagai sarana untuk

pergantian udara. Bahkan lubang ini juga sering dimanfaatkan untuk estetika, mendampingi pintu dan jendela.

(3)

Salah satu bentuk lubang angin adalah lostos atau lupangan, yang biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela. Selain untuk keindahan, lubang ini dapat memasukkan atau mengeluarkan udara alami, sehingga ruangan yang ada di dalamnya menjadi segar dan sehat. Mengatur Arah Angin

Salah satu cara yang paling mudah untuk mendapatkan aliran udara di dalam bangunan kita adalah dengan membuka dinding ke arah angin datang. Dalam keadaan demikian maka kita tinggal mengatur besar kecilnya pembukaan untuk mengalirkan udara ke dalam bangunan sehingga kita bisa mendapatkan tingkat kenyamanan yang sesuai dengan keinginan kita.

Tetapi adakalanya kita terpaksa menutup dinding ke arah datangnya angin. Dalam hal demikian maka kita bisa mengupayakan agar angin tersebut berbelok dari samping bangunan dan barulah kemudian kita masukkan ke dalam ruang-ruang dalam bangunan itu.

Memperlambat Kecepatan Angin

Angin yang terlalu kencang masuk ke dalam bangunan kita tentu saja akan terasa kurang nyaman bagi kita. Untuk itu kita dapat memperlambat kecepatan angin yang dimaksud dengan cara memasang tabir-perlambatan.

Ventilasi Silang

Oleh Texas Engineering Experiment Station, telah dilakukan penelitian tentang ventilasi silang dengan hasil sebagai gambar-gambar di bawah ini:

a. Tak ada arus, karena tak ada jalan keluar.

b. Lubang keluar sama luas dengan lubang masuk. Arus ventilasi yang terjadi baik untuk daerah kedudukan tubuh manusia. Lebih baik bila lubang keluar diperluas lagi.

(4)

c. Lubang masuk tinggi lubang keluar rendah, tidak baik, karena menimbulkan daerah udara-mati di bawah lubang masuk, yang justru merupakan tempat yang balk dan dibutuhkan oleh tubuh manusia.

d. Lubang-lubang luas, ventilasi baik sekali.

Penambahan lubang keluar, memperbaiki situasi pada daerah tubuh manusia. e. Pada lubang masuk diberikan semacam

overstek dan angin langsung keluar lewat lubang sisi keluar.

f. Pada sisi keluar ditambahkan satu lubang di bagian bawah, dan terjadilah perbaikan aliran udara pada daerah tubuh manusia. g. Dengan melepas sedikit overstek, aliran

udara menjadi lebih baik lagi.

h. Dengan kasa-kasa ventilasi dapat lebih diperbaiki lagi.

Secara umum dapatlah disebutkan bahwa kecepatan aliran udara di dalam bangunan ditentukan antara lain oleh perbandingan besarnya lubang keluar terhadap lubang masuk. Makin besar angka perbandingan ini, semakin cepat aliran udara terjadi di dalam bangunan. Tentu saja juga harus dihindarkan adanya aliran yang terlalu keras karena hal demikian akan merupakan gangguan terhadap fungsi dan kenyamanan tubuh kita.

PENGHAWAAN BUATAN

Manusia membutuhkan lingkungan udara ruang yang nyaman (thermal comfort) untuk melakukan aktivitas secara optimal. Dengan adanya lingkungan udara yang nyaman ini manusia akan dapat beraktifitas dengan tenang dan sehat. Keadaan udara pada suatu ruang aktifitas sangat berpengaruh pada kondisi dan keadaan aktifitas itu. Bila dalam suatu ruangan yang panas dan

(5)

pengap, manusia yang melakukan aktivitas di dalamnya tentu juga akan sangat terganggu dan tidak dapat melakukan aktifitasnya secara baik, dan ia merasa tidak kerasan. Maka kenyamanan dalam ruangan yang menyangkut udara harus terpenuhi yaitu meliputi: temperatur udara, kelembaban udara, pergerakan udara, dan tingkat kebersihan udara.

Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan buatan (air conditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut.

Agar didapatkan suatu sistim serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh: hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi, hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia dan peralatan elektronik atau mesin).

Dengan memperhatikan hal di atas, maka didalam desain ruang atau bangunan yang menggunakan penghawaan buatan, harus menyertakan pertimbangan-pertimbangan berikut:

*Bentuk cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan sistem penghawaannya. *Bentuknya diusahakan disejajarkan dengan arah aliran angin

*Langit-langit/plafon dibuat relatif rendah untuk memperkecil volume ruang.

Agar memberi kondisi yang nyaman secara terus-menerus dalam suatu bangunan, sistem-sistem penghawaan harus mempertahankan keseimbangan antara kondisi-kondisi termal dan atmosfer dalam dan kondisi-kondisi iklim yang terus-menerus berubah di luar ruangan dan di dalam ruangan itu sendiri. Jika suasana panas, sistem harus memberi cukup udara sejuk untuk mengatasi panas yang diperoleh dari luar. Dalam keadaan dingin, ia harus memberi cukup panas untuk menggantikan panas yang hilang.

(6)

Kenyamanan termal langsung berhubungan dengan tubuh manusia yang selalu membuang panas yang berlebihan. Dalam keadaan normal pemindahan panas ini terjadi antara tubuh dan udara disekitarnya. Namun demikian tubuh manusia memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus bekerja untuk mempertahankan keseimbangan yang diperlukan antara timbulnya panas dan pembuangan panas yang dihasilkan. Mekanisme-mekanisme ini bekerja untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal, dengan mengendalikan jumlah pembuangan panas tersebut. Bila laju kehilangan panas terlalu lambat, kita berkeringat. Keringat tersebut menambah laju kehilangan panas karena penguapan. Jika laju kehilangan panas terlalu cepat, kita mulai menggigil. Hal ini menyebabkan meningkatnya pembangkitan panas guna mengimbangi kehilangan panas.

Salah satu jaringan distribusi penting dalam sebuah bangunan ialah sistem pengadaan udara yaitu sistem pemanasan/pendinginan, ventilasi, dan air conditioning (AC). Tujuan dari sistem pengendalian penghawaan ini adalah memberikan kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman, yang dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang disejukkan ke seluruh bangunan. Sebenarnya, pengolahan suhu hanya merupakan salah satu dari pengolahan pada udara sebelum disampaikan kepada para penghuni. Penyesuaian termal mengatur suhu, kelembaban, dan distribusi udara. Penyesuaian atmosfir mengatur kebersihan dan mengendalikan bau-bau.

Berbeda dengan jaringan-jaringan distribusi yang berlangsung di seluruh bangunan, sistem AC dan bagian-bagian komponennya menghendaki jumlah ruang yang cukup. Meskipun demikian pemahaman dan pengetahuan tentang implikasi-implikasi sistem AC untuk arsitektur sangat penting artinya untuk diperhatikan. Selain itu sistem ini pada dewasa ini mendapat perhatian khusus dalam penggunaannya dipandang dari sisi penghematan energi.

Mengatur Penghawaan Alami untuk Arsitektur

Lancarnya aliran udara di dalam bangunan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mendukung kenyamanan penggunaan. Oleh karena itulah peralatan listrik untuk mendukung penghawaan buatan diproduksi dan dikembangkan dengan perbaikan teknologi yang mutakhir. Peralatan listrik yang disebut ’air conditioner’ atau AC tersebut demikian tinggi

(7)

fluktuasi inovasi teknologinya mulai dari sistem sampai dengan pengecilan daya yang ditawarkan. Di sisi lain, bangunan ramah lingkungan yang tidak menggunakan penghawaan buatan juga perlu pula untuk dipelajari dan dikembangkan teknologinya. Penggunaan penghawaan alami yang baik menjamin efisiensi biaya operasional bangunan serta mempertinggi naturalitas yang berpengaruh pada kualitas arsitektural.

Pada dasarnya penghawaan alami di dalam bangunan merupakan jaminan akan adanya aliran udara yang baik dan sehat dengan kesejukan yang sewajarnya. Untuk mendapatkan penghawaan yang baik perlu dirancang bentuk, elemen dan detail arsitektur yang bertujuan mengoptimalkan aliran udara sejuk. Pertimbangan utama dalam perancangan optimalisasi penghawaan alami adalah dengan menganalisis datangnya arah angin.

Secara umum angin memiliki arah yang dipengaruhi iklim makro. Sebagai contoh di wilayah Indonesia angin dalam iklim makro megalir dari arah Tenggara ke Barat Daya. Namun demikian iklim mikro yang dipengaruhi cuaca dan bentuk-bentuk di sekitar bangunan akan lebih mempengaruhi aliran angin tersebut. Ada teori penataan masa bangunan yang di buat berselang-seling hingga aliran angin dapat lebih lancar tanpa tertutupi salah satu bangunan. Bentuk lain dari pengelolaan lingkungan sekitar bangunan adalah rancangan tangkapan angin dengan masa bangunan yang menyudut hingga mengarahkan angin lebih keras. Untuk penataan ruang dalam bangunan juga dapat diatur hingga ada aliran angin dari lokasi ruang yang dingin menuju ke lokasi ruang lain yang panas. Hal ini perlu dipahami dengan ilmu fisika yang menetapkan bahwa udara akan mengalir dari tempat bertekanan rendah pada suhu yang dingin menuju tempat bertekanan tinggi pada suhu yang panas. Jika dalam satu bangunan terdapat ruang panas dibagian atap, sedang ruang dingin di bagian bawah yang terteduhi pohon atau terdinginkan dengan kolam, maka perlu diatur ruang-ruang diantaranya sehingga menjadi penghubung dua lokasi ruang yang berbeda tekanan dan suhu tersebut. Ruang-ruang antara ini seayaknya memiliki bukaan atau dibuat dengan partisi yang tidak memenuhi dinding sehingga dapat mengalirkan angin.

(8)

Dalam kasus tertentu arah angin dapat sejajar dengan dinding, oleh karenanya perlu rancangan detail arsitektur agar membentuk bukaan yang mampu menangkap arah angin tersebut. Sirip-sirip yang diletakkan vertikal di samping jendela akan dengan mudah menangkap angin dan mengalirkannya ke dalam ruang hingga tercapai kesejukan. Dalam satu ruang minimal perlu diletakkan dua jendela dalam posisi yang berjauhan agar terjadi ventilasi silang (cross ventilation).

Perlu diwaspadai pula bahwa angin ini terkadang membawa debu. Lingkungan luar yang penuh dengan perkerasan atau terbuka dengan penutup tanah/pasir berpotensi menerbangkan debu hingga terbawa angin masuk ke dalam bangunan. Untuk mengantisipasi selayaknya di sekeliling bangunan banyak ditanam pepohonan dan rumput sebagai filter debu sekaligus pendingin suhu. Rumput dan tanaman perdu yang terkena debu akan bersih ketika terjadi penyiraman pada dedaunan dan membawa kotoran jatuh ke dalam tanah.

Mengatur Lubang Masuk dan Keluar

Untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, kita dapat melakukan usaha-usaha mengatur aliran udara di dalam bangunan dengan jalan mengatur lubang masuk dan lubang keluar di dalam bangunan.

Prinsip utama adalah harus ada lubang masuk dan harus ada lubang keluar, agar terjadi ventilasi silang. Bentuk-bentuk lubang masuk dan lubang keluar dapat mengatur arah aliran udara di dalam bangunan.

Letak jendela atas (klerestori) terhadap arah datangnya angin, dapat mempengaruhi arah aliran udara di dalam bangunan. Klerestori menghadap arah datangnya angin. Karena adanya aliran udara luar yang kencang, udara di dalam bangunan pada daerah jendela atas terhisap keluar, sehingga terjadi aliran udara keluar dari bangunan. Sebaliknya, dengan klerestori yang membelakangi arah datangnya angin, terjadi aliran udara dari luar jendela atas ke dalam bangunan

(9)

Penempatan ventilasi dan susuan rumah

a. Maka dalil penting dalam pembangunan di daerah tropic lembab mengatakan bahwa kita harus selalu mengatakan menrgusahakan pengaliran hawa udara yang mudah menembus seluruh ruangan dan sebanyak mungkin unsur-nunsur bangunan

b. secara terus menerus, agar kelembaban udara tidak terlalu merusak . angin sepoi-sepoi dengan kecepatan +_ 0,9-9 km/jam tidaklah mengganggu, bahkan sering dirasakan nikmat.

Ventilasi diperoleh dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan yang berbeda suhunya, dan karena itu berbeda tekanan udaranya.

Demikianlah akan mengalir udara dari bagian bertekanan tinggi (dingin) ke bagiann yang bertekanan rendah (panas). Hal itu berlaku untuk horizontal maupun vertical. Dalam arah vertical kita lihat kecenderungan hawa yang menjadi panas untuk mengalir dari bagian yang rendah ke bagiaan yang lebih tinggi

c. Salah suatu kesulitan memperoleh ventilasi (yang membutuhkan keterbukaan ruang) adalah masalah serangga ,nyamuk dan sebagainya( yang justru minta ketertutupan ruang). Begitu juga tentang masuknya air hujan yang terbawa angin. Padahal hujan lebat sering turn pada malam hari pada saat kita ingin tidur dengan hawa segar. Cara yang lazim untuk mencegah masuknya serangga adalah pemasangan tirai/kasa kawat halus pada lubang-lubang dinding dan pemasangan daun jendela/pintu yang berkasa kawat dan berlubang halus. Kasa kawat dapat dipasang secara luwes dan relative indah.

d. Penempatan rumah

Dari segi kelembaban, pertimbangan penting adalah juga pwmilihan lokasi bangunan, agar kita tidak selalu terkena kelembaban. Di dalam lembah, terutama pada pagi hari sangatlah kentara, bagaimana kabut penuh kelembaban di situ lama sekali sebelum kabut menguap oleh sinar matahari. Demikianpun pembangunan rumah di atas sungai atau rawa-rawa tidaklah baik. Khusus yang tinggal di daerah pantai harus ingat, bahwa angin laut selain membawa kelembaban, masih menambah soal juga berupa kadar garam yang tinggi, yang menyusup dan merusak bahan-bahan logam di mana-mana.

(10)

Ventilasi udara atau pengaliran udara yang perlahan-lahan namun terus menerus sangat diperlukan, agar bahwa dalam ruangan selalu diganti dengan hawa yang bersih dan sehat. Agar kulit tubuh kita dapat bernapas baik, menguap menurut kebutuhannya.

Dua perkara yang dapat kita bedakan dalam masalah ini ialah pertama, 1) Mendapatkan hawa yang sehat dan bersih.

2) Mendapatkan hawa yang nikmat.

Jelaslah, bahwa unsure kesehatan lebih penting daripada sifat kenikmatan.

Kebersihan udara dalam ruangan

Kebersihan udara sangat penting, baik demi kesehatan maupun kenikmatan. Udara luar kurang lebih mengandung rata-rata: Oxygen 21%, CO2 0,03-0,04%, Nitrogen 78%, gas-gas lain terutama Argon 1% dan 5-25 gr uap air/m³ udara. Dalam gedung-gedung yang dihuni/dipakai manusia, susunan kadar tersebut tentulah terpengaruh oleh manusia, organism-organisme lain yang bernapas dan hal-hal lain yang terjadi di situ. Masak memasak di dapur yang menggunakan pembakaran gas-masak misalnya menambah kadar CO2 dengan 0,6 gr/m³. Maka pengotoran hawa dalam ruangan dapat disebabkan oleh:

a. Debu gas-gas berbahaya atau kuman-kuman yang beterbangan. Jadi yang benar-benar menyangkut soal kesehatan.

b. Ada gas-gas serta bau-bau lain yang kendati tidak menbahayakan, namun membuat tidak enak. Bau keringat, bau dapur maupun WC dan sebagainya. Biasanya yang dijadikan ukuran sehat dari hawa, diambil dari jumlah prosen kadar gas CO2 dalam hawa udara. Gas CO2 antara lain dinafaskan keluar oleh manusia, sedangkan organism-organisme manusia membutuhkan zat asam 02. Karenanya kesegaran hawa serta kesehatannya diukur juga dengan kadar zat asam.

c. Pergantian hawa dapatkan dikatakan baik, bila untuk ruangan kehidupan keluarga atau kamar-kamar tidur yang bervolume lebih dari 5m³/orang, hawa udara dapat diganti sebanyak 15m³/orang/jam. Bila volume kurang dari itu, maka pergantian harus lebih cepat lagi, 25 m³/jam/orang.

(11)

Efisiensi Ventilasi =

ProduksiCO 2 per orang

(

Pertambahan kadar CO 2 Penyediaan udara per orang

)

Ventilasi horizontal dan ventilasi vertikal

Ventilasi yang paling baik ialah yang berjalan alamiah. Dengan sendirinya tanpa ditolong oleh alat-alat seperti kipas angin dan sebagainya. Jika ventilasi alamiah tidak dapat berjalan lancer, maka barulah dibutuhkan ventilasi dengan pertolongan alat. Pemakaaian alat sering tidak tanpa pengorbanan untuk kesehatan. Bias menimbulkan sakit “masuk angin” dan membuat pening dan sebagainya , bila kurang merata dan salah arah. Lagi sebenarnya mahal.

Oleh karena itu kita harus berusaha, agar sedapat mungkin ventilasi timbul secara alamiah, berkat pengaturan kontruksi rumah yang penuh pengertian akan seluk beluk jalan dan arus udara.

a. Ventilasi horizontal

Ventilasi horizontal disebabkan oleh arus angin yang datang horizontal dari pihak sumber angin. Gejala itu dapat timbul bagus, bila ada sisi rumah yang sengaja kita buat relative lebih panas dan ada pihak lain yang sejuk. Misalnya dengan penanaman pohon rindang atau karena sesuatu sisi gedung selalu dalam bayangan, dan sebagainya. Dalam menyusun tata denah rumah/gedung hal itu harus kita perhatikan. Selain menyelidiki dulu dari mana arah yang paling sering dan kencang, kita mengatur juga agar ada sisi yang selalu panas dan lainnya yang selalu sejuk sehingga dapat memanfaatkan pebedaan suhu maupun tekanan pada dua sisi itu dengan permanen.

Demikian juga lubang-lubang ventilasi dalam ruangan harus terdapat pada dinding-dinding yang saling berhadapan. Itu agar arus angin dapat enak menjelajahi ruangan tanpa banyak halangan ataubelokan dan dengan kecepatan yang maksimum. Maka tidaklah ada gunanya kita membuat lubang-luang ventilasi hanya pada dinding-dinding sepihak saja angin tidak bias mengalir. Ventilasi horizontal tercapai dengan pembuatan jendela-jendela atau lubang ventilasi yang sedapat mungkin saling berhadapan pada dua sisi bagunan.

(12)

Pada perumahan desa orang tidak mengenal jendela, tetapi lubang-lubang padabilik bambu tersebar merata, yang menyebabkan ventilasi rumah tradisional umumnya sangat segar dan sehat. Saying mereka masih kurang mengerti bahwa sinar matahari dibutuhkan untuk mematikan kuman-kuman dan menyinarkan kesehatan di dalam rumah. Hal itu disebabkan oleh karena orang desa hamper selalu hidup di luar di alam bebas dan hanya pada sore-malam hari saja mereka menggunakan ruang-ruang dalam. Kebudayaan kehidupan kita di daerah tropic lembab memang sejak dahulu selalu serba di luar, dimana ventilasi dan cahaya matahari sangatlah brlimpah.

Karena jendela-jendela harus ditutup pada saatnya, maka untuk malam hari kita masih membutuhkan tambahan lubang-lubang ventilasi lain. Sebainya rumah kita memiliki lubang ventilasi lebih banyak daripada kurang, karena lebih mudahlah meutupi lubang yang berlebiha daripada menambah kekurangan lubang.untuk menemukan luas lubang ventilasi yang tepat kita butuhkan kita mempergunakan pengertian ekuivalen luas ventilasi (Av)

Ekuivalen luas ventilasi Av adalah:

Luas suatu jendela biasa (yang tidak rapat 100% bila ditutup) yang sama luasnya dengan jumlah total dari semua jendela lain maupun lubang-lubang dalam ruangan itu dan yang berhubungan dengan hawa luar

Ekuivalen luas ventilasi tersebut harus dapat menimbulkan ventilasi alamiah biasa seharga dengan ventilasi yang ditimbulkan oleh jendela-jendela atau lubang-lubang lain tersebut. Sebagai contoh dan pedoman, luas Av untuk ruangan kehidupan keluarga, ruang makan, ruang tidur dan sebagainya dianggap cukup bila paling sedikit mencapai 1/3 dari luas lantai. Kamar mandi, WC dan dapur membutuhkan lebih banyak ventilasi. Ukuran 0,5 M ² untuk ruangan-ruangan itu kiranya sudah cukup. Untuk dapur masih dibutuhkan tambahan lubang-lubang ventilasi yang tinggi, mengandalkan arah dan tekanan angin luar, terutama untuk KM dan WC dicegah, agar arus yang timbul janganlah menghembus kedalam rumah, gang dan sebagainya, tetapi ke luar rumah.

(13)

Ventilasi vertical memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara (baik di dalam maupun di luar ruangan) yang berselisih berat-jenisnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan jarak jauh (PJJ) dalam Undang-undang Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 diatur pada pasal 31 sebagai berikut. 1) Pendidikan jarak jauh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa UIN Sunan Kalijaga adalah universitas yang sangat menyadari pentingnya peran aktor internasional dalam pengelolaan lembaga

atau sistem monitoring terowongan perlu dirancang sebelum terowongan tersebut dibangun agar dapat diaplikasikan ketika terowongan tersebut dimanfaatkan. Kondisi iklim Indonesia

and (2) What does the design of instructional vocabulary materials using videos to improve the English mastery of fifth grade students of SD Sumberadi 1

Zaman, dkk (2008: 4), menjelaskan bahwa dengan penggunaan media kartu angka dalam pembelajaran penjumlahan dan pengurangan dapat mengoptimalkan potensi kognitif, hal ini

- Ibu klien mengatakn selalu menyiapkan kain di atas tempat tidur klien untuk  persiapan jika terjadi kejang  berulang.. - Ibu klien mengatakan selalu memberikan penghalang di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) untuk pengembangan ideational learning pada SMP RSBI di

2) awan(ara dengan guru mata pelajaran tentang awan(ara dengan guru mata pelajaran tentang perangkat pembelajaran guru &ang memuat perangkat pembelajaran guru &ang