• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Tukang Taman Pada Bangunan Gedung

MELAKUKAN PEKERJAAN

PERAPIAN DAN PENYIRAMAN

F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 06

K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M

B A D A N P E M B I N A A N K O N S T R U K S I

P US AT P EMBI NA A N KOMP ETE NS I DAN P ELATI H A N KONS TRU KS I

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG

ARSITEKTUR LANSEKAP/BANGUNAN GEDUNG

(2)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 1 dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... 1

BAB I KATA PENGANTAR ... 3

1.1. KONSEP DASAR PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI ... 3

1.2. PENJELASAN MATERI PELATIHAN ... 3

1.3. PENGAKUAN KOMPETENSI TERKINI (RCC) ... 5

1.4. PENGERTIAN-PENGERTIAN/ISTILAH ... 5

BAB II STANDAR KOMPETENSI... 7

2.1. PETA PAKET PELATIHAN ... 7

2.2. PENGERTIAN UNIT STANDAR KOMPETENSI ... 7

2.3. UNIT KOMPETENSI KERJA YANG DIPELAJARI ... 8

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12

3.1. STRATEGI PELATIHAN ... 12

3.2. METODE PELATIHAN ... 13

BAB IV

PEKERJAAN PERAPIAN DAN PENYIRAMAN

... 14

4.1. UMUM ... 14

4.2. PEKERJAAN PERSIAPAN PERAPIAN ... 14

4.2.1 Prosedur perapian dan penyiraman sesuai dengan gambar kerja ... 14

4.2.2 Persiapan peralatan kerja dan bahan untuk penyiraman ... 15

4.2.3 Cara pencegahan kecelakaan kerja ... 16

4.3. PEMBERSIHAN LAHAN ... 17

4.3.1 Cara membersihkan bagian tanaman yang rontok di sekitar lahan tanam ... 17

4.3.2 Cara membersihkan lahan tanam dari sampah plastik ... 18

4.4. PENYIRAMAN TANAMAN... 19

4.4.1 Cara menyiram tanaman ... 19

4.4.2 Cara menyiram rumput ... 19

4.5. PERAPIAN ALAT KERJA ... 20

4.5.1 Cara membersihkan peralatan kerja... 20

4.5.2 Cara merawat dan menyimpan peralatan kerja ... 20

(3)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 2 dari 25

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI... 22

5.1 SUMBER DAYA MANUSIA ... 22

5.2 SUMBER-SUMBER PERPUSTAKAAN... 23

(4)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 3 dari 25

BAB I

PENGANTAR

1.1. KONSEP DASAR PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi

Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja.

1.1.2 Kompeten ditempat kerja

Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja yang perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

1.2. PENJELASAN MATERI PELATIHAN 1.2.1 Desain Materi Pelatihan

Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klas ikal dan Pelatihan Individual/mandiri:

1. Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2. Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2 Isi Materi Pelatihan 1. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

2. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual/mandiri.

(5)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 4 dari 25

a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktek kerja.

3. Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktek.

f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3 Penerapan Materi Pelatihan

1. Pada pelatihan klasikal, instruktur akan:

a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas prakteknya pada Buku Kerja.

2. Pada Pelatihan individual/mandiri, peserta pelatihan akan:

a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

d. Mengisikan hasil tugas praktek pada Buku Kerja.

(6)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 5 dari 25

1.3. PENGAKUAN KOMPETENSI TERKINI

1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC)

Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan.

1.3.2 Seseorang mungkin sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, karena telah:

1. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau

2. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan

keterampilan yang sama.

1.4. PENGERTIAN-PENGERTIAN/ISTILAH 1.4.1 Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

1.4.2 Standarisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

1.4.3 Penilaian/Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

1.4.4 Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan

(7)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 6 dari 25

belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

1.4.5 Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.

1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)

KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.

1.4.7 Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

1.4.8 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.4.9 Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

1.4.10 Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sis tematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional.

(8)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 7 dari 25

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. PETA PAKET PELATIHAN

Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja Tukang Taman Pada Bangunan Gedung yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan

Pekerjaan Perapian dan Penyiraman, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut

diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasi dari materi pelatihan lainnya yaitu : 2.1.1 Menerapkan prosedur K3

2.1.2 Melakukan komunikasi dengan rekan kerja di lingkungan sosial yang beragam 2.1.3 Melakukan pekerjaan persiapan lahan

2.1.4 Melakukan pekerjaan pengolahan lahan

2.1.5 Melakukan pekerjaan penanaman pada lahan kerja 2.1.6 Melakukan pekerjaan perapihan dan penyiraman

2.2. PENGERTIAN UNIT STANDAR KOMPETENSI 2.2.1 Unit Kompetensi

Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas/pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.

2.2.2 Unit kompetensi yang akan dipelajari

Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Pekerjaan Perapian dan Penyiraman .

2.2.3 Durasi/waktu pelatihan

Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu.

(9)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 8 dari 25

2.2.4 Kesempatan untuk menjadi kompeten

Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 UNIT KOMPETENSI KERJA YANG DIPELAJARI

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

1. Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. 2. Mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. 3. Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

4. Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan ini adalah: tidak ada

-2.3.2 Judul Unit :

Melakukan Pekerjaan Perapian dan Penyiraman 2.3.3 Kode Unit :

F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 06 2.3.4 Deskripsi Unit

Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dalam melakukan pekerjaan perapian dan penyiraman.

(10)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 9 dari 25

2.3.5 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan pekerjaan 1.1 Gambar kerja taman dan prosedur perapian dan penyiraman dipahami sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

1.2 Peralatan dan bahan dipersiapkan sesuai dengan kebutuhan.

1.3 Tindakan pencegahan kecelakaan kerja dilakukan sesuai dengan SOP untuk menjamin pekerjaan aman.

2. Melakukan pembersihan lahan 2.1 Daun-daun yang rontok di sekitar lahan tanam dibersihkan.

2.2 Plastik bekas kantong tanaman (polibag) dan media tanam yang tidak diperlukan dikumpulkan dan dikeluarkan dari lahan tanam.

3. Melakukan penyiraman tanaman

3. 1. Seluruh jenis tanaman disiram sesuai dengan spesifikasi jenis tanaman.

3. 2. Tanaman rumput disiram sampai kelihatan bersih. 4. Melakukan perapian alat kerja 4.1 Peralatan kerja dibersihkan dari tanah dan

kotoran.

4.2 Peralatan disimpan kembali di tempatnya

4.3 Catatan hasil pekerjaan merapikan dan menyiram tanaman dibuat dengan menggunakan format dan prosedur sesuai dengan SOP

BATASAN VARIABEL 1. Konteks Variabel

1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja dan sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan perapian lokasi setelah pekerjaan penanaman.

1.2. Unit ini diterapkan dalam satuan kerja kelompok untuk melakukan persiapan kegiatan perapian dan penyiraman setelah selesai pekerjaan penanaman

1.3. Kegiatan perapian dilakukan dari mulai pekerjaan pembersihan sampai dengan penyimpanan alat kerja tukang dengan baik di tempatnya.

1.4. Kegiatan penyiraman ditujukan agar tanaman tidak mati setelah mengalami layu selama waktu penanaman

(11)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 10 dari 25

2. Perlengkapan dan peralatan yang digunakan

2.1 Alat untuk membersihkan lahan yang telah selesai ditanami. 2.2 Alat penyiraman

3. Tugas yang harus dilakukan.

1.1 Menyiapkan pekerjaan.

1.2 Melakukan pembersihan lahan 1.3 Melakukan penyiraman tanaman 1.4 Melakukan perapian alat kerja

PANDUAN PENILAIAN 1. Kondisi Pengujian

Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain: 1.1. Ujian tertulis 1.2. Ujian lisan.

1.3. Peragaan teknik di tempat kerja/simulasi. 1.4. Portofolio atau metode yang relevan

2. Keterkaitan dengan unit lain:

2.1. Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:

2.1.1 F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 01 Menerapkan prosedur K3

2.1.2 F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 02 Melakukan komunikasi dengan rekan kerja di lingkungan sosial yang beragam

2.2. Kaitan dengan unit – unit lain :

2.2.1 F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 03 Melakukan pekerjaan persiapan lahan 2.2.2 F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 04 Melakukan pekerjaan pengolahan lahan

2.2.3 F. 45 4 0 5 2 1 01 I 08 05 Melakukan pekerjaan penanaman pada lahan kerja

(12)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 11 dari 25

3 Pengetahuan pendukung yang diperlukan

Pengetahuan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi diperlukan: 3.1 Pemahaman dan penerapan gambar kerja dalam pelaksanaan di lapangan. 3.2 Penerapan persyaratan mutu dan kerja serta K3 dan lingkungan.

3.3 Pemahaman dalam jadwal pelaksanaan dan produktivitas kerja.

3.4 Pengetahuan tentang tanaman yang digunakan untuk taman sebagai bagian dari bangunan gedung

3.5 Pengetahuan tentang penyiraman sesuai dengan jenis-jenis tanaman yang terdapat dalam gambar kerja.

4. Keterampilan pendukung yang diperlukan

Keterampilan penunjang untuk mendemonstrasikan kompetensi diperlukan: 4.1 Menggunakan peralatan untuk perapian pada taman yang telah dikerjakan. 4.2 Membaca gambar taman

4.3 Menggunakan alat untuk penyiraman

5. Aspek Kritis Kompetensi

5.1. Kemampuan menyelesaikan pekerjaan perapian

5.2. Kemampuan melakukan pengecekan kembali hasil pekerjaan 5.3. Kemampuan untuk memelihara peralatan kerja

5.4. Kemampuan mempersiapkan alat untuk penyiraman tanaman.

KUNCI KOMPETENSI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1 Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi

1

2 Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1 3 Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1 4 Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1 5 Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1

6 Memecahkan masalah 1

(13)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 12 dari 25

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. STRATEGI PELATIHAN

Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal yang diajarkan di kelas oleh pelatih. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara sendiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

3.1.1 Persiapan/Perencanaan

1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang harus diikuti.

2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

4) Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan.

3.1.2 Permulaan dari proses pembelajaran

1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki.

3.1.3 Pengamatan terhadap tugas praktek

1) Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

2) Mengajukan pertanyaan kepada pelatih tentang kesulitan yang ditemukan selama pengamatan.

3.1.4 Implementasi

1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek. 3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.

(14)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 13 dari 25

3.1.5 Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan.

3.2. METODE PELATIHAN

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

3.2.1 Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

3.2.2 Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

3.2.3 Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(15)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 14 dari 25

BAB IV

PEKERJAAN PERAPIAN DAN PENYIRAMAN

4.1 UMUM

A. Sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan dimulai umumnya didahului dengan penyusunan rencana kerja, agar pelaksanaan pekerjaaan dapat berjalan dengan baik dan lancar.

B. Selanjutnya perlu dipertimbangkan beberapa hal, antara lain: pendataan persyaratan kerja, jenis kegiatan dan kuantitas pekerjaan.

4.2 PEKERJAAN PERSIAPAN PERAPIAN

4.2.1 Prosedur perapian dan penyiraman sesuai dengan gambar kerja

Sebelum melakukan prosedur perapihan dan penyiraman tanaman, tukang taman harus dapat menterjemahkan gambar kerja taman pada tapak. Untuk itu perlu dipahami yaitu:

1. Mengenali posisi gambar kerja tapak pada lahan yang akan dibangun, dengan menyesuaikan arah mata anginnya.

2. Pastikan skala gambar yang digunakan.

3. Jika ada, perhatikan koordinat gambar (x,y,z), (pada proyek skala besar diplotkan ke tapak dengan GPS atau theodolit).

4. Perhatikan semua keterangan gambar kerja pada tapak yang terekam pada gambar kerja (misalnya pagar, tiang bendera, garis bangunan, titik tanaman, tiang listrik, garis batas perkerasan, dll untuk digunakan sebagai patokan pengukuran.

5. Tandai gambar kerja soft material pada tapak dengan cara memberi patok (bowplank) pada lokasi yang tepat sesuai hasil pengukuran.

6. Tandai gambar kerja soft material pada tapak.

Pekerjaan perapian lokasi paska penanaman meliputi pembongkaran, pemindahan, pembersihan tempat kerja benda/bekas tanah asal (tanah sub soil, bekas bongkaran tanah dari basement, benda/bekas bangunan/struktur bangunan yang

(16)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 15 dari 25

tidak berguna lagi, yang dapat mengganggu pelaksanaan dan kelancaran kerja ditempat tersebut.

Prosedur perapian yang harus dilakukan yaitu:

1. Mempersiapkan alat pengangkut pembersihan sisa-sia bahan penanaman. Alat pengangkut yang dimaksud adalah kereta dorong, mobil bak terbuka.

2. Membersihkan tempat kerja dengan mengumpulkan di suatu tempat dan dipilah-pilah menjadi 3 bagian yaitu, sisa bekas tanaman, sisa bekas bongkaran tanah, dan sisa bekas bahan perkerasan.

3. Memindahkan sisa-sisa bahan bekas pekerjaan penanaman ke atas kereta dorong atau diangkut dengan mobil bak terbuka ketempat pembuangan.

Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah. Selain itu penyiraman dapat meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah layuan tanaman akibat proses evapotranspirasi.

Waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Apabila menyiram disiang hari, penyiraman hendaknya langsung pada permukaan tanah, tidak pada permukaan daun tanaman, khususnya tanaman berdaun lebar. Akibatnya dapat menyebabkan suhu permukaan daun meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara disekitarnya sehingga daun menjadi luka bakar atau gosong. Untuk pencegahnya penyiraman lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari.

Jumlah kebutuhan air siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur dari kedalaman penetrasi air siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos sedalam 15-20 cm ke dalam tanah, dapat di anggap siraman tersebut sudah cukup.

4.2.2 Persiapan peralatan kerja dan bahan untuk penyiraman

Cara penyiraman dilakukan dengan menggunakan peralatan dan bahan antara lain ember, gayung, generator, pompa air, selang air, alat semprot air, tangki air, springkler, mobil tangki.

(17)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 16 dari 25 Ember Gayung Generator

Pompa Air Alat Semprot AIr Springkler

Selang Tangki Air Mobil Tangki

Gbr. 4.1 Peralatan dan bahan untuk penyiraman

4.2.3 Cara pencegahan kecelakaan kerja

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan pencegahan kecelakaan pada pekerjaan tukang taman, yaitu:

1. Mengenal kondisi lahan secara seksama.

2. Menentukan jenis alat pengamanan diri sesuai dengan kondisi lapangan. 3. Memeriksa kondisi kerja dari masing-masing peralatan.

(18)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 17 dari 25

4. Memakai alat pengamanan diri sesuai situasi dan kondisi kerja antara lain, sepatu bot, sarung tangan, topi kerja (helm),

Sarung tangan Sepatu Bot Helm

Gbr. 4.2 Alat pengaman kerja

4.3 PEMBERSIHAN LAHAN

4.3.1 Cara membersihkan bagian tanaman yang rontok di sekitar lahan tanam

1. Daun-daun, ranting, cabang, bunga dan buah yang rontok dibersihkan dengan penyapuan, kemudian dikumpulkan di suatu tempat, selanjutnya diangkut ke tempat pembuangan sampah sementara. Kalau memungkinkan dapat dibuat kompos.

2. Peralatan yang digunakan untuk melakukan pembersihan lahan antara lain: Garu, sapu lidi, cangkul, sabit, gerobak dorong sampah,

Sapu lidi Cangkul Sabit Garu

(19)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 18 dari 25

4.3.2 Cara membersihkan lahan tanam dari sampah plastik

Pada saat pembersihan lahan maupun pelaksanaan penanaman, sampah plastik bekas kantong tanaman (polibag) dan media tanam yang tidak diperlukan dikumpulkan dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Untuk itu diperlukan peralatan gerobak sampah atau karung goni untuk mengangkut sampah keluar lokasi. Selanjutnya barang-barang tersebut disimpan di tempat penampungan tanaman sementara, dapat dimanfaatkan kembali untuk perbanyakan tanaman.

Gbr. 4.4 Polibag

(20)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 19 dari 25

4.4 PENYIRAMAN TANAMAN

4.4.1 Cara menyiram tanaman

Penyiraman tanaman sangat diperlukan untuk memudahkan perakaran tanaman menyerap larutan hara yang tersedia di dalam tanah. selain itu penyiraman dapat meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah tanaman layu akibat proses evapotranspirasi.

Waktu penyiraman pada dasarnya dapat dilakukan kapan saja saat dibutuhkan. Apabila menyiram disiang hari, penyiraman hendaknya langsung pada permukaan tanah, tidak pada permukaan daun tanaman, khususnya tanaman berdaun lebar. Akibatnya dapat menyebabkan suhu permukaan daun meningkat dan lebih tinggi dari suhu udara disekitarnya sehingga daun menjadi luka bakar atau gosong. Untuk pencegahnya penyiraman lebih baik dilakukan pada pagi atau sore hari.

Cara penyiraman yang sering dilakukan antara lain dengan ember, gayung, embrat, selang plastik, selang mobil tangki ataupun springkler. Jumlah kebutuhan air siraman untuk tanaman secara praktis dapat diukur dari kedalaman penetrasi air siraman di dalam tanah. Apabila air siraman dapat menerobos sedalam 15-20 cm ke dalam tanah, dapat dianggap siraman tersebut sudah cukup.

4.4.2 Cara menyiram rumput

Penyiraman penting untuk dilakukan agar rumput tidak mudah layu bahkan mati. Penyiraman dapat dilakukan secara manual dengan cara menyiram rumput dengan mempergunakan selang dan noozle yang dikerjakan oleh tukang tanam ataupun dengan menggunakan alat bernama springkler, yaitu penyiram otomatis yang dipasang pada bagian-bagian tertentu taman yang dapat menjangkau penyiraman bagi tanaman rumput di sekitarnya.

Petunjuk penyiraman penanaman rumput

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan untuk melakukan penyiraman tanaman rumput dalam taman antara lain: peralatan umum penyiraman tanaman dalam taman; tangki air (water truck), pompa air dengan selang penyiraman dan keran (noozle) yang multi semburan, dan ember siram (tergantung luas taman) 2. Penyiraman dilakukan dalam waktu pagi (sebelum pukul 10.00) dan sore

(21)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 20 dari 25

3. Penyiraman diarahkan ke tubuh tanaman rumput dan permukaan tanah, jumlah (penetrasi 15 cm/tidak menggenang), kualitas air sesuai syarat yang telah ditentukan.

4. Sumber air bersih/layak pakai harus disediakan, dengan volume dan kualitas yang layak untuk penyiraman tanaman.

4.5 PERAPIAN ALAT KERJA

4.5.1 Cara membersihkan peralatan kerja

Setiap hari selesai dipakai, peralatan kerja dibersihkan dari tanah dan kotoran. Hal ini untuk menjaga agar peralatan tetap dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

4.5.2 Cara merawat dan menyimpan peralatan kerja

1. Sebelum disimpan, terlebih dahulu peralatan diperiksa jumlah maupun kondisinya. Tempat penyimpanan harus bersih dan terjaga. Tiap posisi tempat penyimpanan dituliskan tempat peralatan yang disimpan. Dimaksudkan agar peralatan tersebut disimpan dengan teratur, mudah dicari apabila diperlukan dikemudian hari.

2. Memeriksa peralatan apabila terjadi kerusakan. Untuk kerusakan yang kecil (misal kurang kencangnya baut, mur) dapat dikerjakan sendiri. Namun untuk kerusakan yang berat, tukang taman harus memberikan laporan kerusakan alat kepada mandor.

4.5.3 Pengisian format dan penyimpanan peralatan

Setelah melakukan penyimpanan dan perbaikan kecil peralatan penyiraman, maka tukang taman harus melakukan:

1. Mengambil dan memilih formulir (a) laporan penyimpanan peralatan dan (b) laporan hasil perapian dan penyiraman tanaman, dari kantor pelaksana pekerjaan.

2. Mengisi lembar formulir hasil perapihan dan penyiraman tanaman dengan cermat dan bertanggung jawab, yang meliputi: nama tukang taman, waktu penyiraman, lokasi penyiraman dan peralatan yang dipergunakan. Formulir laporan hasil perapihan dan penyiraman tanaman yang telah diisi, diserahkan kepada mandor pengawas. Hal ini sangat diperlukan sebagai bukti telah dilakukannya pekerjaan perapian dan penyiraman.

(22)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 21 dari 25

3. Mengisi lembar formulir laporan penyimpanan peralatan kerja dengan cermat dan bertanggung jawab, yang meliputi: nama tukang taman, tanggal pengembalian peralatan kerja, tanggal penyimpanan peralatan, kondisi peralatan kerja setelah dipergunakan, serta catatan bila ada perbaikan kecil. Formulir laporan penyimpanan peralatan kerja yang telah diisi, diserahkan kepada mandor pengawas. Hal ini sangat diperlukan sebagai bukti telah dikembalikannya peralatan kerja yang dipergunakan.

4. Apabila terjadi kerusakan dari peralatan kerja, tukang taman wajib melaporkan secara tertulis atau lisan kepada mandor pengawas yang meliputi: waktu terjadinya kerusakan, apa sebab kerusakan terjadi, dan di lokasi mana kerusakan terjadi. Hal ini diperlukan untuk mempermudah mandor pengawas dalam menjelaskan kerusakan kepada atasan langsung.

Tabel 4.1 Contoh formulir hasil perapian dan penyiraman tanam an

FORMULIR HASIL PERAPIAN DAN PENYIRAMAN TANAMAN LOKASI : ………..

HARI KE: HARI INI: TANGGAL:

PENYIRAMAN PENYIANGAN PENGGANTIAN

POHON/TNM PEMANGKASAN PEMUPUKAN

PEMBERANTASAN HAMA PENYAKIT

PERBAIKAN FASILITAS

Waktu pagi hari sebelum pukul 10.00 WIBdan sore hari sesudah pukul 15.30 WIB

Penyiangan dilakukan tiap 1 bulan sekali bagi tanaman semak dan perdu

Penggantian tanaman dilakukan pada sore hari pada pukul 15.00-18.00 WIB, kemudian harus segera disiram Pemangkasan dilakukan pada cabang ranting yang tumbuh tidak teratur/liar

Pupuk Buatan, Urea (14

gram/m2) Mempercepat pertumbuhan daun

Ulat dan serangga, dengan

Basudin/diazinon/Bayrusil ,dosis 1-2 cc / liter air segar

PARAF PELAKSANA - 1

Membuang ranting dan cabang yang sakit dengan cara memotongnya

Pupuk Pokon 6 gram pokon

untuk 2 liter air segar, disiramkan ke tanaman. Untuk bunga-bunga/pembungaannya dan kesuburan batang dan daun

Jamur, Panu pada batang tanaman-tanaman keras, dengan Dithan M 45, Fungisida dosis 2-3 gram/liter air segar

……….

(Nama Tukang Taman)

Pemangkasan ini dilakukan secara teratur tiap satu bulan sekali

Pupuk kandang, kotoran

ayam, kuda, sapi dengan catatan bahwa pupuk kandang tersebut sudah membusuk menjadi tanah (sudah matang)

Siput darah yang bersarang di bak-bak bunga/tanaman hias dengan Metadex yang disebarkan disekitar tanaman tersebut, dengan dosis 50 gram/m2 luas tanah.

Pupuk TSP (Super phospat)

(10 gram/m2, Merangsang pembentukan akar dan pembungaan dan pembuahan

Kutu-kutu buah kumbang, diberantas dengan

Fosforeno, dengan dosis

1-2 cc/liter air segar

PARAF PELAKSANA - 2 ……… (Nama Tukang Taman)

PARAF PENGAWAS PARAF PEMILIK RUMAH

Beri tanda di kolom ini

(………) (………) Untuk tanaman hias dilakukan secara teratur setiap 2 minggu sekali, dengan mencabut segala tanaman liar dan jenis rumput yang berada di sekitar dan dibawahnya, serta tanahnya digemburkan.

CATATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN

Beri tanda di kolom ini

(23)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 22 dari 25

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN

UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1 SUMBER DAYA MANUSIA 5.1.1 Pelatih

Pelatih/instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran pelatih adalah untuk:

a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.

d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

5.1.2 Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan:

a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.

b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.

c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta.

5.1.3 Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.

(24)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 23 dari 25

5.2. SUMBER-SUMBER KEPUSTAKAAN (BUKU INFORMASI)

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan materi pelatihan ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

1. Buku referensi (text book)/buku manual servis. 2. Lembar kerja.

3. Diagram-diagram, gambar. 4. Contoh tugas kerja.

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kom petensi.

Prinsip-prinsip dalam Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competency Based Training) mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/ tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan:

1. Black and Decker Home Improvement Library, (1996), Landscape Design and

Construction, DeCosse Incorporated Minnetonka, Minnesota

2. Charles W Harris and Nicolas T Dines, (1998), TimeSever Standard for Landscape

Architecture Second Edition, McGraw-Hill Publishng Company, Washington DC

3. David Souter, (2000), Landscape Construction, Delmar Thomson Learning, UK 4. Nick Robinson, (2004), The Planting Design Handbook, Ashgate Publishing

Compaby, USA

5. Rustam Hakim, (2006), Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap, Penerbit Bumi Aksara Jakarta

6. Rustam Hakim, (2002), Tahapan Perancangan Arsitektur Lansekap, Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

7. Sunset Book and Sunset Magazine, (1997), Garden and Patio Building Book, Lane Publishing Co, Menlo Park, California

(25)

Judul Modul : Pekerjaan Perapian dan Penyiraman

Buku Informasi Halaman : 24 dari 25

5.3 DAFTAR PERALATAN/MESIN DAN BAHAN 5.3.1 Peralatan yang digunakan:

1. Sekop 2. Stampler

3. Alat Semprot Peptisida 4. Mesin Pompa 5. Selang Air 6. Gunting Tanaman 7. Gergaji 8. Sapu lidi 9. Pengki 10. Cangkul 11. Kereta Dorong 12. Serok Tanam 13. Garpu Tanah 14. Palu 15. Ember 16. Gayung 17. Ember siram

18. Alat berat, bila diperlukan 19. Alat Pengaman Kerja (APK). 20. Alat Pelindung Diri (APD).

5.3.2 Bahan yang dibutuhkan:

1. Bambu 2. Kayu

3. Tanaman Pohon 4. Tanaman Perdu 5. Tanaman Semak

6. Tanaman Ground Cover 7. Tanaman Rumput 8. Pupuk Kandang 9. Pupuk Anorganik 10. Air Penyiraman 11. Tanah Merah (top soil)

Gambar

Tabel 4.1  Contoh  formulir hasil perapian dan penyiraman tanam an

Referensi

Dokumen terkait

Mema Memahami d hami dan Me an Menjel njelaska askan A n Anato natomi Org mi Organ Li an Limfoid mfoid

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan membuktikan bahwa: 1) meskipun schistosomiasis sebagai penyakit endemik dan sangat mematikan, namun bagi masyarakat

Programa penyuluhan kecamatan yang sudah final ditandatangani oleh para penyusunannya (perwakilan pelaku utama dan pelaku usaha serta penyuluh pertanian, perikanan dan

3. Pencegahan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang kembali fraud dalam dana bantuan partai politik kota Jepara?.. Mengetahui skema fraud dalam dana bantuan

Nah, kata istri inilah yang kemudian kami anggap memiliki persoalan konstitusional yang merugikan hak konstitusional kami selaku Pemohon karena kami menganggap bahwa kata istri

Berdasarkan hasil verifikasi dan penelusuran dokumen Laporan Produksi PT Artcraft Indonesia selama periode audit, produk yang diekspor bukan merupakan dari bahan

Berdasarkan penuturan Delima Sitohang S.Pd selaku guru bidang studi Biologi, berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar biologi

Dengan kata lain, fatwa pada zaman awal Islam sehinggalah zaman Abbasiah merupakan kerja akademik, dan mufti adalah seorang maha guru yang memberi jawapan