• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH METODE HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK USIA DINI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE

HYPNOTEACHING

DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK

ANAK USIA DINI

Diajeng Puspitasari

1

, Yunus Abidin

2

, Winti Ananthia

3

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia luphly.diajeng@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pemberian pembelajaran bahasa Inggris sejak anak usia dini. Selain itu, masih kurangnya kemampuan guru khususnya dalam memilih metode pembelajaran bahasa Inggris yang asyik dan menyenangkan. Artikel ini ditulis untuk mengetahui pengaruh hypnoteaching terhadap pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. Penelitian ini dilakukan di kelompok B3 TK Smart Kindergarten Cileunyi dengan jumlah pasrtisipan sebanyak 13 anak dengan menggunakan metode penelitian Equivalent

Time-Series Design. Peneliti melakukan penelitian sebanyak 4 kali penilaian dan 3 kali perlakuan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata pretest dengan fokus kemampuan kosa kata sebanyak 4 kata sebesar 6, 05, lalu rata-rata

posttest I dengan fokus kemampuan kosa kata sebanyak 6 kata sebesar 7,46, rata-rata posttest II dengan fokus kemampuan kosa kata sebanyak 8 kata sebesar 7,53 dan rata-rata posttest III dengan fokus kemampuan kosa kata sebanyak 10 kata sebesar 8,12. Data pretest dan posttest penelitian ini berasal dari sampel yang tidak berdistribusi normal. Uji signifikansi yang dipilih ialah uji Wilcoxon, uji tersebut dilakukan terhadap seluruh data penelitian yaitu pretest terhadap posttest I, pretest terhadap posttest II, dan pretest terhadap posttest III dengan hasil uji seluruhnya menunjukkan Jhitung < Jkritis yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat peneliti simpulkan bahwa metode

hypnoteaching dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini.

Kata kunci: Metode Hypnoteaching, Pembelajaran Bahasa Inggris, Anak Usia Dini, Kosa Kata Bahasa Inggris, Equivalent Time-Series Design.

1penulis

2penulis penanggung jawab 3penulis penanggung jawab

(2)

THE INFLUENCE OF HYPNOTEACHING METHOD

IN ENGLISH LEARNING FOR VERY YOUNG LEARNERS

Diajeng Puspitasari

1

, Yunus Abidin

2

, Winti Ananthia

3

Student Teacher Education Program Early Childhood Education Indonesia Education University Cibiru Campus

luphly.diajeng@gmail.com

ABSTRACT

This research is based on the importance of giving an English learning since childhood, and the lack of teachers ability especially in choosing fun English learning methods. The article aims to know the influence of hypnoteaching in English learning for children. This research was conducted by Equivalent time-series design methods in B3 class TK Smart kindergarten Cileunyi with 13 children participants. The researcher did the research for four times and three times treatments. The result of the research shows the average of pretest with the vocabulary ability focusing is 4 words as much as 6,05 then the average of posttest I with the vocabulary ability focusing is 6 words as much as 7,46, the average of posttest II with the vocabulary ability focusing is 8 words as much as 7,53 and the average of posttest III with the vocabulary ability focusing is 10 words as much as 8,12. The pretest and posstest data of this research taken from the sample which is not distributed normally. The choosen significance test was wilcoxon test, that test was conducted to all of the data of this research were pretest for posttest I, pretest for posttest II, and pretest for posttest III, with all of the result of the test shows Jcount < Jtable which means H0 is not accepted and Ha is accepted. According to this research the researcher can take a conclusion that hypnoteaching method can influence English learning for very young learners.

Keywords: Hypnoteaching method, English learning, Very young learners, Vocabulary, Equivalent time-series design.

1penulis

2penulis penanggung jawab 3penulis penanggung jawab

(3)

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dituntut dapat memfasilitasi seluruh aspek perkembangan yang telah diatur dalam kurikulum 2013 dan salah satunya ialah aspek bahasa yang sekaligus merupakan alat komunikasi. Dengan bahasa, anak akan mudah dalam bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Selain bahasa Ibu, terkadang anak dikenalkan pada bahasa asing yang diperoleh setelah bahasa Ibu (Joan, 2006). Pemerolehan bahasa Indonesia diperoleh anak dalam lingkungan kehidupannya dan pendidikan formal, sedangkan pemerolehan bahasa asing pada umumnya diperoleh melalui pendidikan informal dan formal.

Era globalisasi saat ini menuntut sumber daya manusia yang

berkualitas dan mampu

berkomunikasi dalam berbagai bahasa asing. Salah satu bahasa asing tersebut ialah bahasa Inggris. Selain itu, bahasa Inggris kini menjadi salah satu pengantar bahasa dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bloch dan Edwards (Ghasemi & Hashemi, 2011) bahwa ketika usia anak dari 0 hingga 10 tahun merupakan waktu yang tepat untuk belajar bahasa baru. Pada masa ini, anak akan belajar bahasa dengan cepat, serta dan dapat menguasai bahasa baru dengan baik.

Setiap anak terlahir dengan kemampuan mempelajari bahasa, jadi kemajuan linguistik yang dimiliki anak alami dan otomatis (Er, 2014). Lenneberg mengemukakan bahwa anak usia dini belajar bahasa Inggris secara efektif sebelum masa pubertas dimana otak mencapai nilai tinggi sampai masa pubertas,

melewati masa itu mereka akan kehilangan kelenturan otak serta kemampuan reorganisasi (Er, 2014). Dikemukakan pula oleh Johnson dan Newport (dalam Er, 2014) bahwa ketika masa golden age (0-8 tahun) ini berakhir maka pembelajaran bahasa Inggris tidak dapat dikuasai dengan cepat.

Selain itu, bangsa Indonesia tengah dihadapi oleh era masyarakat ekonomi asean. Dimana pada era ini, antar bangsa asia saling mempromosikan keunggulan yang dimiliki bangsanya baik budaya, wisata, maupun produk ekonomi. Untuk menghadapi era tersebut, setiap orang dituntut untuk dapat menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar antar negara asean.

Merujuk pada pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengenalan bahasa Inggris sebaiknya dikenalkan sejak usia dini agar hasil yang diperoleh lebih maksimal. Dengan demikian, lembaga pendidikan anak usia dini dapat menjalankan program pengenalan bahasa Inggris untuk

meningkatkan kemampuan

berbahasa anak terlebih berbahasa asing.

Namun pada kenyataannya, pembelajaran bahasa Inggris di lembaga penyelenggara pendidikan anak usia dini masih jarang dilaksanakan karena kemampuan guru yang kurang memadai. Kemampuan guru tersebut diantaranya metode yang kurang tepat, serta kemampuan

pronounciation, yang belum sesuai dengan kaidah dan aturan dalam bahasa Inggris. Selain itu, kalau pun dilakukan pembelajaran tidak ditunjang dengan media yang menarik bahkan tak jarang tanpa media atau lebih sering menggunakan metode translation.

(4)

Seringnya, pembelajaran yang dilakukan juga tak lain karena program dari pemerintah daerah yang mengadakan hari khusus bahasa Inggris.

Untuk mengatasi

permasalahan tersebut, diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat membuat pengenalan bahasa Inggris di TK menjadi lebih menarik, menyenangkan dan bermakna. Metode yang dipilih oleh peneliti ialah dengan menerapkan metode

hypnoteaching dalam pembelajaran bahasa Inggris di TK. Hypnoteaching merupakan salah satu metode pembelajaran yang akan menjadikan anak menjadi lebih bersemangat, memiliki motivasi tinggi, bersikap antusias, dan giat dalam belajar. Selain itu, pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan dan mengasyikkan.

Hypnoteaching ialah metode penggabungan dari lima metode belajar mengajar yaitu Neuro-Linguistic Programming (NLP), hypnosis, accelerate learning, quantum learning, dan power teaching (Navis, 2013:7).

Didalam ilmu hypnoteaching

pikiran siswa terdiri dari 3 lapisan; pikiran sadar, critrical factor dan pikiran bawah sadar. Ketiga lapisan ini bekerja secara simultan dan saling mempengaruhi. Pikiran sadar atau yang biasa dikenal dengan istilah

conscious mind adalah proses mental atau pikiran dimana siswa sepenuhnya berada dalam kondisi sadar. Pikiran sadar mempunyai fungsi menganalisis segala informasi yang masuk, membandingkan dengan data yang telah tersimpan di dalam memori, dan memutuskan informasi baru yang akan disimpan didalam memori atau sebaiknya dibuang. Besarnya pengaruh pikiran

sadar terhadap seluruh aspek kehidupan siswa yang meliputi sikap, kepribadian, perilaku, kebiasaan dan pola pikir hanya sekitar 10 sampa 15 % (Pertiwi, 2014). Subconscious mind atau yang lebih dikenal sebagai pikiran bawah sadar ialah dimana kondisi mental dan pikiran siswa berada dalam posisi setengah sadar atau terlihat seperti melamun. Pengaruh dari pikiran bawah sadar bagi aspek kehidupan siswa dapat mencapai sekitar 85-90% dan memiliki fungsi yang lebih kompleks daripada pikiran sadar. (Pertiwi, 2014). Lapisan yang ketiga yaitu critican

factor. Yang dimaksud dengan

critican factor ialah garis putus-putus yang membatasi pikiran sadar dengan pikiran bawah sadar. Critican

factor ini berfungsi untuk menyaring segala informasi yang akan di simpan di dalam pkiran bawah sadar, yang nantinya menentukan tindakan siswa dalam kehidupan sehari-hari (Pertiwi, 2014). Ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam melaksanakan metode hypnoteaching menurut Milton Hyland Erickson yaitu sebagai berikut (Pertiwi, 2014): a. Pre-talk atau Pre-interview, b.

Suggestibility Test, c. Induction, d.

Deepening, e. Suggestion, f. Termination

METODE

Penelitian ini dilakukan di TK

Smart Kindergarten Cileunyi Kabupaten Bandung. Subjek dalam penelitian ini ialah anak kelas B3 dengan jumlah partisipan sebanyak 13 orang.

Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan penelitian ini adalah Quasi Experimental dengan jenis

(5)

Time-Series Design. Desain ini merupakan pengembangan dari the one group

pretest-posttest design. Time-Series design di dalamnya mencakup pengukuran dan pengobservasian yang diulang dalam jangka waktu tertentu baik sebelum maupun setelah pemberian perlakuan (Abidin, 2011). Peneliti menggunakan metode Time Series

Design dengan model Equivalent

Time-Series Design.

Penelitian ini menggunakan instrumen tes dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan ialah analisis data statistika yaitu uji statistika non parametrik wilcoxon.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian ini didatkan dari hasil setiap tes. Nilai pretest didapatkan data dengan jumlah keseluruhan nilai ialah 78,75 yang didapat dari 13 orang siswa kelas B3 dengan pencapaian kosa kata sebanyak 4 kosa kata yaitu cloud,

sky, moon dan star. Nilai maksimum dari data pretest ialah 10 dan minimumnya ialah 3,12. Dari hasil tersebut, didapat nilai pretest kelas B3 ialah 6,05.

Hasil posttest I atau tes yang dilakukan setelah diberinya perlakuan dengan menggunakan metode hypnoteaching didapat jumlah nilai keseluruhan anak kelas B3 meningkat menjadi 96,97 dengan 6 kosa kata pencapaian yaitu cloud,

sky, moon, star, sun, dan rain. Pada

posttest I nilai maksimum anak ialah 10 dan minimumnya ialah 4,16. Hasil ini menunjukkan rata-rata

posttest I naik menjadi 7,46.

Selanjutnya dari posttest II didapat jumlah nilai keseluruhan yang meningkat dari tes sebelumnya yaitu menjadi 100,45 dengan nilai maksimum 10 dan minimum 4,16. Hasil tersebut menunjukkan rata-rata

posttest II ialah 7,53. Pada posttest II capaian kosa kata anak ialah sebanyak 8 kosa kata yaitu cloud,

sky, moon, star, sun, rain, water, dan

umbrella.

Tes terakhir atau posttest III menunjukkan peningkatan pula dari hasil tes sebelumnya yaitu sebesar 105,67 dengan nilai maksimum 10 dan nilai minimum 4,75 yang berarti dari hasil data tersebut diperoleh rata-rata posttest III ialah 8,12. Pencapaian kosa kata anak pada

posttest III pula meningkat menjadi 10 kosa kata yaitu cloud, sky, moon,

star, sun, rain, water, umbrella,

rainbow, dan thunder.

Setelah peneliti mendapatkan data dari setiap tes, peneliti melakukan uji syarat analisis statistika. Uji statistika yang pertama peneliti lakukan ialah uji normalitas menggunakan uji liliefors dimana pada uji ini akan menjelaskan apakah data tersebut dari sampel berdistribusi normal atau tidak yang selanjutnya jika data berdistribusi normal maka dilanjutkan pada uji T tetapi jika salah satu data tidak berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji non parametrik. Uji normalitas pertama yang dilakukan ialah data hasil pretest. Dari uji tersebut diperoleh Lhitung ialah 0,59 dan Ltabel 0,23 yang berarti Lhitung > Ltabel. Hipotesis pada uji tersebut ialah jika Lhitung > Ltabel maka data tidak berdistribusi normal.

Perolehan uji normalitas terhadap data pretest menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Langkah uji yang peneliti lakukan ialah langsung pada pengujian statistika non parametrik karena syarat analisis data statistika uji T haruslah kedua data tersebut berdistribusi normal sedangkan dalam analisis data yang peneliti

(6)

lakukan ialah membandingkan

pretest dengan seluruh posttest. Uji non parametrik statistika yang dipilih oleh peneliti ialah uji

Wilcoxon karena data peneliti <25 sampel (Mulyati, dkk, 2003). Dalam uji ini, peneliti menentukan kriteria uji ialah jika Jhitung > Jkritis maka H0 diterima, sedangkan jika Jhitung < Jkritis Ha diterima. Hipotesis dalam uji ini ialah jika H0 diterima maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan pembelajaran bahasa Inggris anak sebelum dan sesudah menggunakan metode

hypnoteaching, sedangkan jika Ha yang diterima maka terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan pembelajaran bahasa Inggris anak sebelum dan sesudah

menggunakan metode

hypnoteaching.

Uji wilcoxon yang peneliti lakukan pertama ialah uji data pretest terhadap posttest I dengan hasil Jhitung ialah 4 dan Jkritis ialah 17 dengan α 0,05 yang berarti Jhitung < Jkritis. Uji

wilcoxon pretest terhadap posttest II menghasilkan Jhitung = 1 dan Jkritis = 14 dengan α 0,05 yang berarti Jhitung < Jkritis. Selanjutnya uji wilcoxon

pretest terhadap posttest III memperoleh hasil Jhitung = 0 dan Jkritis = 14 dengan α 0,05 yang berarti Jhitung < Jkritis. Dari tiga uji wilcoxon yang dilakukan, semua uji tersebut menunjukkan bahwa Jhitung < Jkritis yang berarti Ha diterima.

Berdasarkan penjelasan diatas, penerapan metode

hypnoteaching dalam pembelajaran bahasa Inggris anak usia dini berpengaruh secara signifikan dalam pengembangan kemampuan bahasa Inggris anak kelompok B3 TK Smart

Kindergarten.

Rasa nyaman yang muncul dalam setiap tahapan hypnoteaching

sejalan dengan gagasan yang dipaparkan oleh Yustisia (2012) yaitu dengan menggunakan metode

hypnoteaching pembelajaran akan menjadi menyenangkan dan mengasyikan serta guru dapat mengenal kesulitan belajar anak secara personal. Dimana kita ketahui untuk menjadi seorang guru yang baik salah satunya haruslah memahami siapa diri anak itu (Musthafa, 2010). Selain itu, pada tahap suggestion anak diberikan kebebasan berimajinasi sesuai dengan keinginannnya. Sugesti alam bawah sadar yang diberikan tersebut dapat terngiang terus menerus dalam otak dan mampu mengantarkan menuju apa yang dia pikirkan, serta kebebasan berimajinasi yang menjadikan anak lebih senang dalam belajar (Hakim, 2010). Selain itu, Pertiwi (2014) menjelaskan pula bahwa pengaruh dari pikiran bawah sadar bagi aspek kehidupan siswa dapat mencapai sekitar 85-90% dan memiliki fungsi yang lebih kompleks daripada pikiran sadar. Dari penjelasan tersebut, tentu akan memberikan hasil belajar yang baik ketika guru menggunakan metode hypnoteaching terlebih untuk pembelajaran bahasa Inggris. Hasil belajar tersebut dibuktikan dengan kenaikan rata-rata kelas pada saat perlakuan diberikan.

Perbedaan rata-rata dari setiap tes yang meningkat didukung pula karena usia TK merupakan masa keemasan dimana pada masa ini anak akan tumbuh sesuai dengan stimulus yang diberikan kepadanya dan salah satunya ialah bahasa. Pada masa ini merupakan periode sensitif seseorang terhadap bahasa (Montessori, 1991). Selain itu menurut Johnson dan Newport (dalam Er, 2014) mengemukakan

(7)

bahwa sebaiknya pembelajaran bahasa terlebih bahasa Inggris diberikan salah satunya di lembaga pendidikan TK karena ketika masa keemasan ini berakhir pembelajaran bahasa Inggris akan sulit dikuasai.

Hal lain yang mendukung penelitian ini berhasil ialah karena guru memperhatikan 5 hal dalam mempersiapkan pembelajaran bahasa Inggris yaitu mengenal siapa siswanya, bagaimana ia belajar, bagaimana ia belajar bahasa asing, bagaimana anak Indonesia belajar bahasa asing dan bagaiman cara guru memfasilitasi dalam pembelajaran bahasa asing (Musthafa, 2010). Dalam penelitian ini juga, guru memberikan strategi pembelajaran yang menyenangkan, sederhana dan tidak menyalahi kaidah kebahasaan dengan menciptakan lagu, syair, dan memberikan kebebasan anak untuk berkreasi (Musthafa, 2010).

Dari pemaparan tersebut, peneliti meyakini bahwa keberhasilan dalam penelitian ini ialah karena pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode

hypnoteaching yang membuat anak merasa nyaman, senang , dan menjadikan ia memiliki motivasi tinggi. Selain itu keberhasilan lainnya ialah karena pada masa anak usia dini anak akan cepat terangsang untuk memahami bahasa baru dan mereka akan cepat menguasai materi pembelajaran. Hal lainnya ialah karena guru mampu memberikan materi yang sesuai dengan umurnya serta memberikan strategi pembelajaran yang cukup efektif dan mamu menangani masalah yang ada di dalam kelas saat kegiatan belajar berlangsung.

SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian pengaruh metode hypnoteaching dalam pembelajaran bahasa Inggris Anak Usia Dini yang dilakukan di

kelompok B3 TK Smart

Kindergarten Cileunyi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh metode

hypnoteaching terhadap pembelajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini berpengaruh secara signifikan. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil uji signifikansi

Wilcoxon yang dilakukan terhadap seluruh data penelitian yaitu pretest terhadap posttest I, pretest terhadap

posttest II, dan pretest terhadap

posttest III dengan hasil Jhitung < Jkritis, dengan begitu bahwa H0 ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2011). Penelitian pendidikan dalam gamintan pendidikan dasar dan PAUD. Bandung: Rizqi Press.

Er, S. Prof. Dr. (2014). Using total physical response method in early childhood foreign language teaching environments. Procedia –

Behavioral Sciences. 93, 1766-1768

Ghasemi, B. & Hashemi, M. (2011). Foreign language learning during childhood. Procedia –

Behavioral Sciences. 28, 872-876

Hakim, Andri. (2010). Hypnosis in

teaching; cara dahsyat mendidik dan mengajar. Jakarta: Visimedia.

Joan, K. S. (2006). Ten helpful ideas

for teaching English to young learners. USA: English Teaching Forum.

(8)

Montessori. (1991). The advanced Montessori method.

Spontaneous Activity in Education Vol 1

Musthafa, B. (2010) teaching English to young learners in Indonesia: essential requirements. Jurnal Pendidikan Educationist UPI Vol. iv No

Navis, A. A. (2013). Hypnoteaching

revolusi gaya mengajar untuk prestasi anak. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Pertiwi, H. (2014). Hypnoteaching

untuk PAUD dan TK.

Jogjakarta: DIVA Press. Yustisia. (2012). Hypnoteaching.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada tabel diatas mengenai Volume Penyebaran Opini Responde merasa dengan adanya promo dari grab membuat masyarakat tertarik untuk menggunakan

Myös dementialääk- keiden käyttö on yleisintä van- huksilla [4] ja on yleistynyt nopeasti: sekä dementialääkkei- den kulutus että niistä lääkekor- vauksia saaneiden määrä

Tujuan program pengabdian masyarakat ini yaitu untuk mengolah potensi lokal berupa daging dan telur itik Cihateup menjadi aneka produk olahan yang disukai masyarakat serta

Pengaruh langsung emphaty terhadap Produktivitas Kerja sebesar -0,023 lebih besar dari pengaruh tidak langsung emphaty terhadap Produktivitas Kerja dengan

tahun, dalam jangka pendek subsidi pupuk dan bantuan benih unggul memberikan pengaruh yang signifikan terhadap produksi padi di Provinsi Jawa Barat pada taraf nyata 5%

Masalah Penelitian (Creswell, John W. Research Design Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi 4. Yogyakarta: Pustaka Pelajar) 4 4-5 Mahasiswa mampu

Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya Khususnya kepada Para Pejabat yang mewakili Kementerian Keuangan dan juga seluruh Peserta Rekonsiliasi, Para

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 04 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Luar Negeri dan Kelompok Penyelenggara