• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kerja Praktik I Pembangunan Hotel New Idola, Jakarta Timur BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Kerja Praktik I Pembangunan Hotel New Idola, Jakarta Timur BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Saat ini banyaknya kawasan-kawasan Industri di kota Jakarta membuat Jakarta menjadi salahsatu daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Kota Jakarta, selain itu juga Jakarta selalu menjadi pusat pemerintahan dan barometer perekonomian Indonesia. Maka hotel masih sangat diperlukan sebagai tempat menginap untuk para pebisnis dari luar negeri maupun dari luar kota, sehingga seorang investor menanamkan modalnya dalam bentuk sebuah hotel yaitu Hotel

New Idola.

Maka pada kesempatan pembangunan Hotel ini praktikan diberi kesempatan oleh kontraktor pembangunan Hotel New Idola untuk menambah ilmunya dibidang pekerjaan lapangan, karena praktikan menyadari bahwa sebagai seorang calon arsitek tidak hanya mengerti dalam proses mendesain saja tetapi juga harus mengerti dan memahami proses suatu pembangunan gedung. Maka praktikan merasa sangat perlu untuk melaksanakan Kerja Praktik 1, karena juga sebagai suatu persyaratan sebelum menempuh matakuliah tugas akhir.

Proyek yang diamati oleh praktikan berupa pembangunan Hotel

New Idola yang berlokasi di Jl. Pramuka, Rawamangun Jakarta Timur

dengan rencana pembangunan mencapai tujuh lantai. Alasan praktikan memilih proyek tersebut karena merupakan suatu proyek berskala besar sehingga praktikan dapat lebih mengerti struktur maupun konstruksi bangunan berlantai banyak serta praktikan juga merasa masih kurang pelajaran tentang struktur bangunan berlantai banyak yang didapat semasa perkuliahan.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Kerja praktik merupakan salah satu syarat pendidikan yang ada di Jurusan Arsitektur Universitas Komputer Indonesia yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan akademis. Sekaligus sebagai syarat untuk mengikuti Tugas Akhir .

I.2.1 Maksud

(2)

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem pelaksanaan suatu pekerjaan dilapangan sebagai bagian dari proyek khususnya pekerjaan utilitasnya.

I.2.2 Tujuan

Mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami sistem pelaksanaan suatu pekerjaan dilapangan sebagai bagian dari proyek khususnya pekerjaan utilitas suatu bangunan hotel berlantai banyak. I.3 LINGKUP MATERI PENGAMATAN

Lingkup Pengamatan praktikan dalam menyusun Laporan Kerja Praktik I ini meliputi :

1. Pelaksanaan Proyek meliputi tugas dan wewenang pekerjaan, Struktur organisasi proyek, Penjadwalan dan Mekanisme Laporan Kegiatan proyek khususnya di bidang utilitas bangunan.

2. Tinjauan alat dan bahan dan pelaksanaan konstruksi selama masa proses pembangunan.

I.4 METODA PENGUMPULAN DATA

Penulisan laporan Kerja Praktik ini menggunakan metode deskriptif yang berdasarkan informasi yang dikumpulkan dengan cara :

1. Peninjauan langsung dan pengamatan langsung di proyek Hotel New Idola Jl. Pramuka, Rawamangun Jakarta Timur.

2. Wawancara dengan pihak di perusahaan kontraktor. 3. Pengamatan gambar–gambar perencanaan.

I.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Laporan ini disusun dalam 5 (lima) bab, untuk memudahkan mengikuti uraian, maka ada baiknya bila susunan/sistematika dan isi dari tiap bab di singgung secara umum terlebih dahulu, diantaranya : BAB I Pendahuluan

Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Metoda Pengumpulan Data, serta Sistematika Pembahasan yang semuanya terdiri dari 4 (empat) Bab pokok bahasan. Bab ini sebagai “pembingkai” permasalahan.

(3)

BAB II Tinjauan Proyek Hotel New Idola

Bab ini membahas tentang Latar Belakang Proyek, Maksud dan Tujuan Proyek, Data Umum Proyek, Struktur Organisasi Proyek, Mekanisme Perolehan Proyek,Owner, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas, Kontraktor Pelaksana, Mekanisme Laporan Proyek terbagi kedalam tiga sub bab yaitu laporan harian, mingguan, bulanan.

BAB III Pengamatan Lapangan

Pada bagian ini dibahas mengenai hasil-hasil pengamatan penulis selama melakukan Kerja Praktik 1 pada projek pengembangan Hotel

New Idola, Jakarta.

BAB IV Analisa

Pada bab ini membandingkan proses pekerjaan di lapangan dengan yang dipelajari selama masa perkuliahan.

BAB V Penutup

Bab ini berisi Kesimpulan dan rekomendasi mengenai pengembangan Hotel New Idola dari hasil pengamatan praktikan.

Lampiran

Berisikan data-data ataupun dokumen proyek yang dilampirkan guna menunjang mutu laporan kerja praktik.

(4)

BAB II

TINJAUAN PROYEK HOTEL NEW IDOLA

2.1. Latar Belakang Proyek

Saat ini banyaknya kawasan-kawasan Industri di kota Jakarta membuat Jakarta menjadi salahsatu daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Kota Jakarta, selain itu juga Jakarta selalu menjadi pusat pemerintahan dan barometer perekonomian Indonesia. Maka hotel masih sangat diperlukan sebagai tempat menginap untuk para pebisnis dari luar negeri maupun dari luar kota, sehingga seorang investor menanamkan modalnya dalam bentuk sebuah hotel yaitu Hotel

New Idola.

Untuk mewujudkannya Hotel New Idola mengembangkan hotelnya dengan cara menambah jumlah hotel tanpa meningkatkan kelas bintang hotelnya. Hotel ini awalnya merupakan hotel melati dengan jumlah kamar ±40, kemudian rencana pengembangan yaitu ± 90 kamar.

Dalam pelaksanaannya Hotel New Idola berusaha menampilkan suatu tema yang diimplementaiskan kedalam bentuk dan fungsi bangunan dan menjadi slogan Hotel New Idola, yaitu “Murah & Bersih” yang dimaksudkan untuk memberikan nuansa yang lain di lingkungan perkotaan yang telah lama terbentuk menjadi salah satu pusat kota.

Adapun dalam segala proses administrasi dan pelaksanaannya Hotel New Idola melakukan segala sesuatunya secara internal, maksudnya mereka berlaku sebagai owner sekaligus pelaksana.

(5)

2.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari pembangunan Hotel New Idola ini adalah untuk:

a. Memberikan alternatif hotel yang lebih murah dengan fasilitas yang sama dengan hotel lainnya yang ada di sekitar daerah Rawamangun.

b. Sebagai alternatif pembangunan hotel yang sebelumnya direncanakan, namun masih dalam tema yang sama.

2.3. Deskrisi Proyek

Nama : Hotel New Idola

Alamat : Jalan Pramuka, Rawamangun Jakarta Pemilik proyek : Hotel New Idola

Perencana & Pelaksana : P.T. Hotel New Idola Jumlah lantai : 7

Luas lahan : ± 1.000 m2

Sifat proyek : nyata Jenis struktur : rigid frame

Pondasi utama : Tiang pancang dan pondasi batu kali Dinding : Kombinasi dinding bata dan hebel Struktur atap : Dak beton

Transportasi vertikal : Tangga dan lift

Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas ± 1.000 m2 dan 80%

diantaranya dipakai untuk bangunan, diantaranya untuk : • bangunan utama hotel

• fasilitas pendukung dari bangunan utama

Sedangkan 20% lainnya dipakai untuk ruang terbuka di antaranya untuk :

- lahan parkir - taman

2.4. Pihak- Pihak yang Terlibat dalam Proyek 2.4.1. Pemberi Tugas dan wewenangnya.

A. Pemberi Tugas adalah :

Nama : Yuneva Linggawati Sinulingga Alamat : Bandung

(6)

Status : Swasta

B. Wewenang Pemberi tugas :

Pemberi tugas selama pelaksanaan pembangunan mempunyai tugas antara lain:

• Pemberi tugas berhak menghentikan sebagian atau seluruh pekerjaan setelah memberikan peringatan tertulis selama 3 (tiga) kali berturut- turut dengan jangka waktu masing-masing 7 (tujuh) hari, apabila pemborong tidak sanggup/tidak mampu memperbaiki pekerjaan yang kurang sempurna, maupun dalam pengadaan bahan dan peralatan sesuai isi dokumen kontrak.

• Pemberi tugas akan memberikan informasi, bantuan, kerjasama atau fasilitas yang diperlukan pemborong dalam waktu yang sesingkat- singkatnya untuk menghindari keterlambatan kemajuan pekerjaan, sepanjang batas wewenang dan kewajiban pemberi Tugas.

• Pemberi tugas akan mengeluarkan semua instruksi kepada pemborong melalui Direksi Lapangan termasuk persyaratan resmi dan administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pembangunan sesuai dengan peraturan yang berlaku dan Dokumen Kontrak.

2.4.2. Peserta Pelelangan

Pada proses tender dilakukan penunjukan langsung oleh pihak Hotel New Idola kepada Sdr. Ikin.S dan rekan dalam melaksanakan segala sesuatunya di lapangan sekaligus mengatur semua masalah yang terkait dalam pembangunan.

Proses tersebut dilakukan pada rapat koordinasi yang dihadiri oleh pemegang saham dan pihak perencana dan pelaksana yang telah ditunjuk sebelumnya.

2.4.3. Konsultan Perencana

Konsultan perencana ditunjuk oleh pemberi tugas untuk melaksanakan perencanaan proyek ini, adapun tugasnya berada dalam batas-batas yang ditentukan, salah satunya perencana tidak berhak terlibat dalam proses pelelangan kepada pihak pelaksana baik teknis di lapangan maupun administratif. Fungsi

(7)

dari konsultan disini hanyalah sebatas memberikan gambar-gambar kerja yang diperlukan oleh pelaksana. Sedangkan untuk penentuan desain dan perhitungan biaya dilakukan sepenuhnya oleh owner berdasar pada rujukan pelaksana di lapangan nantinya.

2.5. Struktur Organisasi Proyek Pembangunan dan Pengembangan Hotel New Idola

HOTEL IDOLA (OWNER)

PIMPRO SITE MANAGER

PELAKSANA INSPEKTOR / PENGAWAS PRAKTIKAN

Gambar 1. Struktur Organisasi Proyek Pembangunan dan Pengembangan Hotel New Idola

2.6 Struktur Organisasi Kontraktor

Pembagian personil dan peranannya akan sangat berpengaruh dalam struktur organisasi, antara lain :

a. Site Manager, peranannya adalah :

1. Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek. 2. Menyusun Schedule mingguan/bulanan berdasarkan master

schedule kontrak kerja, menjamin pelaksanaan sehari–hari di

lapangan sesuai dengan schedule yang dibuat. 3. Menguasai detail dan spesifikasi kontrak. 4. Menjamin :

- tersedianya tenaga kerja, material, dan alat yang memadai. - tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh

mandor/sub–kontraktor. Wuri Pratiwi Ibrahim 1.04.02.030

(8)

- tersedianya dana pembayaran upah.

5. Memimpin/mengarahkan secara langsung para Pelaksana Proyek untuk memenuhi persyaratan mutu, waktu dan biaya yang telah disepakati.

6. Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project

Manager.

7. Pengembangan dan motivasi pelaksana proyek. b. Drafter, peranannya adalah :

1. Merawat peralatan komputer dan melaporkan kepada bagian pemeliharaan komputer jika terjadi kerusakan.

2. Membuat gambar–gambar hasil desain pengarahan arsitek proyek.

3. Menyusun dan menyiapkan dokumen hasil desain dalam bentuk jilid.

4. Memelihara gambar arsip, desain dan analisa.

5. Memeriksa kelengkapan dan sistem gambar dengan standarisasinya.

c. Inspektor / Praktikan, peranannya adalah :

1. Mengamati secara langsung proses pekerjaan di lapangan. 2. Menyesuaikan hasil di lapangan dengan data dari kantor 3. Melaporkan hasil pengamatan.

2.7 Hubungan Teori dan Kondisi di Lapangan

2.7.1. Konsep Pengembangan Projek Konstruksi

Projek konstruksi bukan merupakan kegiatan Instant, melainkan kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang, di dalam Projek konstruksi terdapat suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu gagasan yang muncul dari suatu kebutuhan (need), pembuatan desain konseptual (conceptual design), menuangkannya dalam bentuk rancangan awal (preliminary

design), membuat rancangan yang lebih rinci dan pasti (final design), melakukan persiapan administrasi untuk pelaksanaan

pembangunan dengan memilih calon pelaksana (procurement), lalu melaksanakan pembangunan di lokasi yang telah disediakan (construction), serta melakukan pemeliharaan dan

(9)

mempersiapkan penggunaan bangunan tersebut (maintenance, star up). Kegiatan membangun berakhir pada saat dimulainya penggunaan bangunan tersebut.

Berikut siklus pengembangan Proyek konstruksi tersebut ditampilkan dalam bentuk diagram alir.

Gambar 2. Struktur diagram tahapan proyek

Pada gambar 2. diatas dapat dilihat tahapan proyek konstruksi dengan detail pada tahapan pengadaan (procurement). Dalam rangka pengadaan (procurement) konsultan dan kontraktor ini dilakukan suatu proses tender dan diikuti dengan pengikatan kontrak diantara pihak terkait.

2.7.2. Pengertian Proyek Konstruksi

Proyek adalah unit terkecil dari aktivitas investasi dengan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan.

Metoda pelaksanaan suatu proyek merupakan bagian terpenting dalam manajemen konstruksi, karena hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proyek harus didasari dengan ide yang berasal dari metoda serta latar belakang yang telah disusun. Ide dasar yang dimaksud mencakup 4 (empat) aspek penting, antara lain : 1. Hubungan antara pemilik proyek dengan para pelaksana

(Koordinator). Wuri Pratiwi Ibrahim 1.04.02.030

masa konstruksi masa tender dan penerimaan proposal persetujuan pemilik proyek penanda tanganan kontrak kebutuhan pemilik proyek kontraktor terpilih desain konseptual inspeksi dan serah terima proyek mengeluarkan pengumuman tender pra desain dan desain final keputusan untuk mengeluarkan tender dokumen tender

(10)

2. Jenis-jenis dokumen kontrak.

3. Kriteria pemilihan kontraktor melalui proses tender. 4. Pelaksanaan pembangunan.

Adapun pengertian menurut Hira N Ahuja adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau diluar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh

scope, quality, time and cost. Sedangkan menurut Iman

Soeharto adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksankan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas.

2.7.3. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam Proyek Konstruksi Dalam setiap pelaksanaan proyek konstruksi secara umum selalu melibatkan 5 (lima) pihak, yaitu :

1. Pemberi tugas / pemilik proyek (owner). 2. Pelaksana proyek / kontraktor.

3. Perencana proyek / konsultan. 4. Pengawas

Pihak-pihak ini mempunyai keterkaitan berupa hubungan fungsional maupun hubungan kontraktual. Hubungan fungsional adalah hubungan antara dua pihak atau lebih sehubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Hubungan fungsional ini terjadi antara pemberi tugas dengan kontraktor, antara pemberi tugas dengan konsultan, dan antara kontraktor dengan konsultan.

Sedangkan hubungan kontraktual adalah hubungan perikatan antara dua pihak atau lebih berdasarkan suatu surat perjanjian yang berkekuatan hukum. Hubungan kontraktual ini terjadi antara pemberi tugas dengan kontraktor dan antara pemberi tugas dengan kontraktor.

perencan a proyek ( konsultan ) pelak sana proyek ( kontraktor ) pengawas manajemen proyek pemberi tugas

( owner ) hubungan fungsional hubungan kontraktual

(11)

Gambar 3. Hubungan antar pihak- pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.

Berdasarkan kepres No. 15 tahun 1994 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, pasal 21 dikatakan bahwa pelaksanaan pengadaan barang dapat dilakukan melalui tender umum dan tender terbatas atau dengan pemilihan langsung. Kepres ini berlaku untuk semua proyek pemerintah. Sedangkan untuk proyek Investasi swasta, keharusan ini tidak ada. Namun demikian untuk mendapat pelaksanaan proyek yang terbaik, pihak swasta pun biasanya melaksanakan proses tender dalam memilih kontraktor maupun konsultan.

2.7.4. Ciri Pokok Proyek

1. Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.

2. Jumlah biaya, sasaran jadual serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan di atas telah ditentukan.

3. Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya proyek.

4. Non-rutin, tidak berulang-ulang (jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang projek berlangsung).

2.7.5. Ukuran dan Kompleksitas Proyek

Sampai saat ini belum ada kriteria baku dan terukur mengenai ukuran besar kecilnya suatu proyek, hal ini disebabkan beragamnya macam proyek. Namun berikut ini G.J. Ritz mengelompokkan ukuran proyek sebagai berikut ;

Tabel 1. Ukuran dan Kompleksitas Proyek

Ukuran ($ juta)

Jam – orang Sistem pengendalian

Kantor

pusat lapangan biaya jadual

Kecil (1-10) Medium(11-75) Besar (80-200) 4 – 40 40 – 200 200 – 500 24 – 240 240 – 1200 1200 – 3000 Pc PC Main frame Bagan balok CPM CPM

(12)

Super (250-600) Mega (1000-3000) 500 – 900 1600 – 400 3000 – 6000 10000- 24000 Main frame Main frame CPM main frame CPM untuk tiap sub kontrak jadual induk

Sedangkan kompleksitas suatu proyek tergantung dari : • Banyaknya macam kegiatan di dalam kegiatan di dalam

proyek tersebut.

• Macam dan banyaknya hubungan antar divisi / departemen dalam proyek.

• Macam dan banyaknya hubungan kegiatan antar divisi / departemen dalam proyek dengan pihak di luar proyek

2.7.6. Ukuran dan Kompleksitas Proyek 2.7.6.1 Cara Mendapatkan Proyek

Pada umumnya pelaksanaan sebuah proyek tergantung kepada jenis objek pemilik dan peraturan lainnya. Sistem yang sering dipakai untuk mendapatkan suatu proyek adalah :

2.7.6.1.1 Penunjukan Langsung

Sistem penunjukan langsung terbagi atas dua macam yaitu:

a. Task Werk

Owner memerlukan pihak lain untuk

melaksanakan proyek, sedangkan material disediakan oleh pemilik, dapat juga pemilik menunjuk pihak lain sebagai pelaksana sekaligus penyedia material.

b. Penunjukan Penuh

Owner menyerahkan pelaksanaan pekerjaan, baik sumber atau material kepada kontraktor yang ditunjuknya sendiri. Penunjukan penuh biasanya dilakukan oleh proyek pemerintah.

2.7.6.1.2 Pelelangan / Tender (Aanbestending) Ialah penyelenggaraan seleksi khusus yang dilakukan untuk kepentingan pelaksanaan suatu proyek. Proses tender juga memberi kesempatan

(13)

kepada para kontraktor untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan tertulis.

Sistem ini sering dilakukan karena dapat mengetahui kontraktor mana yang mengajukan penawaran paling rendah namun dapat dipertanggung jawabkan.

Berdasarkan koordinasinya, pelaksanaan pembangunan ini dikelompokkan atas :

a. Metoda konvensional.

Owner hanya dapat mengajukan kontrak

kepada satu kontraktor utama yang bertanggung jawab atas penyelesaian proyek. Kontraktor utama dapat mengadakan sub kontraktor untuk menyelesaikan dan membantu proyek yang tertuang dalam isi kontrak itu sendiri.

b. Metoda Manajemen Konstruksi

MK berfungasi untuk mengadakan evaluasi pendahuluan berupa kegiatan prakualifikasi dilaksanakan dengan melihat data dari kontraktor.

2.7.7. Macam Pelelangan

Terbagi atas 2 (dua) macam yakni : 1. Pelelangan terbuka umum

Merupakan pelelangan yang diikuti oleh setiap kontraktor yang telah lulus prakualifikasi. Biasanya pelelangan ini diumumkan secara terbuka melalui media massa. Persyaratan teknis dan administrasi diterapkan oleh pemilik atau pihak yang mewakilinya.

Keuntungan dan kerugian dalam melakukan pelelangan ini yakni:

KEUNTUNGAN

a. Nilai kompetisi maksimum sehingga penawaran dapat relatif lebih murah.

b. Pekerjaan sudah tersusun dari awal hingga akhir. KERUGIAN

a. peserta yang tidak berkualitas berani memotong harga penawaran tanpa memperhitungkan kualitas tetapi hanya memenangkan tender saja.

(14)

2. Pelelangan Tertutup atau Terbatas

Disebut juga sebagai pelelangan terbatas karena jumlah peserta pelelangan yang terbatas. Peserta lelang terdaftar dalam Daftar rekanan mampu (DRM), yaitu kontraktor yang dinyatakan lulus dalam penilaian prakualifikasi.

Untuk menjaga kemurnian pelaksanaan ini, peraturan pemerintah mengatur bahwa minimal 7 (tujuh) diantaranya memasukan penawaran kemudian dipilih 5 (lima) diantaranya yang memenuhi persyaratan administratif, teknis, maupun finansial dan dianggap sebagai pemenang lelang.

Keuntungan dan kerugiannya yakni: KEUNTUNGAN

a. Menghemat waktu, waktu dan tenaga karena peserta lelang terbatas

b. Panitia lelang dapat lebih seksama memilih peserta lelang dengan harga penawaran yang relatif murah dengan kualitas baik.

KERUGIAN

a. Jika peserta yang terpilih merasa terikat dengan penawaran yang telah diajukan, kemungkinan hasil pekerjaan kurang memuaskan karena pemenang berusaha mendapatkan keuntungan yang lebih besar. 2.7.8. Prosedur Pelelangan

Setiap pelelangan mempunyai beberapa tahap yakni: 1. Pembentukan panitia pelelangan

Anggota panitia pelelangan yang dipilih dan diangkat oleh pimpinan proyek sebagai wakil dari pemilik, panitia ini juga mengatur dan menyusun dan mengatur jadual untuk diadakan proses lelang.

2. Persiapan Dokumen Pelelangan

Untuk melaksanakan pelelangan, panitia lelang mempercayakan konsultan perencana atau tim untuk mempersiapkan dokumen lelang yang isinya antara lain : a. Ketentuan umum yang berisi uraian mengenai pelelengan

(15)

b. Ketentuan administrasi yang berisi uraian mengenai jangka waktu pelaksanan, tata cara pembayaran, denda, jaminan pelaksanaan, jadual rapat penjelasan proyek. c. Ketentuan teknis yang berisi uraian pekerjaan, jenis, mutu

bahan dan sebagainya.

d. Blanko daftar hadir, harga satuan, dan daftar taksiran volume pekerjaan.

e. Contoh formulir surat penawaran dan amplop penawaran. f.Ketentuan pemasukan surat penawaran.

g. Bentuk surat perjanjian, lampiran-lampiran yang dianggap penting.

3. Prakualifikasi

Sebelum diadakan pelelengan, panitia lelang mengadakan prakualifikasi terlebih dahulu terhadap calon peserta lelang untuk menentukan para kontraktor yang akan diundang pada pelelangan teratas.

Hal-hal yang menjadi dasar penilaian prakualifikasi :

a. Kelengkapan administrasi mengenai surat ijin usaha dan akte pendirian perusahaan serta NPWP dan alamat peserta lelang.

b. Kondisi keuangan meliputi perkiraan (turn over) tahunan, referensi bank, tax clearance, memiliki modal usaha dan mampu membiayai dahulu tahap awal proyek.

c. Kemampuan teknis meliputi daftar pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun dan pekerjaan yang telah dilaksanakan.

4. Undangan Pelelangan

Untuk pelelangan terbuka, diadakan pengumuman pelelangan agar para rekanan yang berminat dapat mengetahui pengumuman.

Sedangkan untuk pelelangan tertutup, setelah prakualifikasi dilanjutkan dengan mengirim undangan kepada para peserta lelang yang telah lulus prakualifikasi.

Pengumuman atau undangan bagi peserta lelang biasanya berisi:

a. Nama dan tempat serta kedudukan pekerjan. b. Uraian pekerjaan yang akan dilelangkan.

c. Tempat, hari, tanggal dan waktu pelelangan dilakukan. d. Tempat dan tanggal pengembalian dokumen lelang. Wuri Pratiwi Ibrahim 1.04.02.030

(16)

e. Waktu dan tempat pemasukan surat penawaran. f. Waktu dan tempat penjelasan pekerjaan (aanwijzing). g. Tempat untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

h. Jika ada pembatalan pelaksanaan proses tender atau perubahan jadual lelang, owner akan memberitahukan 2 hari sebelum hari pelelangan dilaksanakan.

5. Rapat Penjelasan (aanwijzing)

Rapat Penjelasan (aanwijzing) dilakukan tidak lebih dari satu minggu dari batas waktu pengambilan dokumen lelang yang bertujuan untuk memberikan penjelasan dan memberikan kesempatan bertanya mengenai pekerjaan yang akan dilelangkan dan hal-hal yang kurang jelas yang terdapat dalam dokumen lelang.

Penjelasan pekerjaan diberikan oleh pemilik proyek yang dibantu oleh tim atau konsultan perencana. Setelah rapat penjelasan diadakan peninjauan lapangan agar peserta lelang mempunyai gambaran yang sebenarnya untuk mengkalkulasikan mempersiapkan penawaran.

Setiap perubahan yang berhubungan dengan rapat ini dicantumkan dalam berita acara penjelasan (BAP) proyek yang disahkan oleh 2 wakil.

2.7.9. Kenyataan di Lapangan

Dilihat dari ciri-cirinya pengembangan Hotel New Idola sudah termasuk kedalam jenis projek dengan skala medium diantara dengan jumlah pekerja 40 s/d 80 orang dan luas lahan ± 1.000 m2. Projek ini termasuk kedalam sistem penunjukan

langsung Task Werk, dimana owner memerlukan pihak lain sebagai pelaksana dan penyedia material.

Dalam proyek pembangunan Hotel New Idola sejumlah orang turut memberikan bantuan, karena memiliki skala proyek yang besar organisasi kepemimpinannya harus rapih dan jelas. Dalam hal ini pemeran–pemeran utamanya adalah :

Pemberi order / pemilik (owner);  Perencana (arsitek);

 Pemborong / Kontraktor.

Diantara orang–orang ini terdapat suatu kaitan tertentu dan setiap orang melaksanakan tugasnya masing–masing.

(17)

Pemilik

Konsultan (Ivandi. S, S.T),

Engineering

Sub-kontraktor

Kontraktor Utama ( Ikin. S )

Supplier Inspektor /

Praktikan

Namun demikian mereka tetap saling tergantung satu sama lain.

Admintrasi dan Organisasi Proyek

Administrasi proyek mutlak diperlukan didalam suatu pekerjaan bertujuan untuk mengatur tentang pelaksanaan pekerjaan, baik secara teknis maupun administratif.

Struktur Organisasi Proyek Pengembangan Gedung Hotel New Idola

Hubungan kontrak

Hubungan koordinasi

Gambar 4. Struktur Organisasi Proyek Pengembangan Gedung Hotel New Idola

Struktur Organisasi Pekerjaan Pengawasan Pengembangan Gedung hotel New Idola

Wuri Pratiwi Ibrahim 1.04.02.030 Pemilik (Yuneva Linggawati S.) OWNER Yuneva Linggawati Sinulingga KONSULTAN PERENCANA DANA PEMBANGUNAN Yuneva Linggawati

(18)

Gambar 5. Struktur Organisasi Pekerjaan Pengawasan Pengembangan Gedung Hotel New Idola

BAB III

PENGAMATAN LAPANGAN

Kegiatan yang dilakukan praktikan selama melakukan Kerja Praktik di proyek pengembangan Hotel New Idola secara garis besar, yaitu pada tahap struktur akhir dan finishing. Ketika berada di lapangan penulis mengamati bagian tangga, shaft lift, shaft utilitas serta mobilisator.

3.1. Transportasi Vertikal

Hotel New Idola terdiri dari 7 lantai tanpa basement, untuk transportasi vertikal diantaranya menggunakan tangga pada bangunan lama dan baru serta tambahan 1 unit elevator pada

KONTRAKTOR PELAKSANA Andreas & Cosmas

KONSULTAN PENGAWAS

(19)

bangunan baru (penambahan). Untuk hotel yang menampung ±90 kamar dan dalam kondisi hotel yang relatif selalu ramai setiap harinya terutama pada akhir pekan, tangga yang ada kurang memenuhi standar ukuran lebarnya.

Proses pembuatan tangga pada projek ini adalah sebagai berikut :

• Dibuat terlebih dahulu rangka yang telah disesuaikan dengan gambar kerja,

Pembuatan tie beam,

Pemasangan perancah (stager), • Pemasangan bekisting,

• Pembesian,

• Diberi adukan pada rangka tadi,

• Pengecoran tangga dilakukan dengan cara manual,

• Apabila ada cor–an yang masih basah di ratakan dengan memakai kayu.

Gambar 6. Lebar tangga yang terlalu sempit dan untuk kapasitas pengunjung yang relatif tinggi.

Gambar 7. Untuk bangunan berlantai banyak sistem konstruksi yang diterapkan

masih konvensional.

(20)

Gambar 8. Pemasangan bekisting Gambar 9. Pembesian

Biasanya untuk shaft lift menggunakan dinding beton tetapi pada gedung ini hanya menggunakan dinding hebel (bata ringan) dan kolom struktur (beton). Kapasitas lift yaitu 15 orang dewasa.

Gambar 10. Kolom struktur beton pada shaft lift.

Gambar 11. Shaft lift menggunakan material hebel berbeda dengan teori yang

(21)

3.2. Utilitas Air Bersih dan Air Kotor

Pekerjaan pemasangan titik-titik penampungan air bersih disesuaikan dengan gambar kerja dan denah eksisting yang ada. Pemasangan titik-titik penampungan air bersih pada gedung ini terkesan tidak terencana dengan baik, karena pemasangannya yang memanfaatkan ruang yang tersisa dari pembagian kamar-kamar hotel serta keinginan owner yang tidak merubah total bangunan eksisting.

Gambar 12. Salah satu titik penampungan air bersih pada gedung

baru.

Gambar 13. Penampungan air bersih antara gedung lama dan gedung baru.

Disesuaikan dengan motto hotel yaitu murah dan bersih, owner juga ingin memanfaatkan sinar matahari dengan optimal untuk fasilitas servis hotel. Maka disediakan area untuk pemasangan panel-panel penyerap sinar matahari yang dimanfaatkan untuk

water heater, pencahayaan di dalam ruangan, televisi, dan lain-lain.

Area ini berada di lantai 6, agar mendapatkan sinar matahari lebih banyak dan optimal.

(22)

Gambar 14. Area pemasangan panel-panel penyerap sinar matahari.

Gambar 15. Denah lantai 6, area pemasangan panel-panel penyerap sinar

matahari.

Shaft utilitas air kotor dan air bersih pada gedung baru sebagian besar cukup rapih dan efisien, tetapi pada titik tertentu memanfaatkan (bertumpu) pada kolom struktur gedung. Pembuangan air kotor yang berasal dari floor drain, washtafel, cuci piring langsung dibuang ke saluran kota.

Gambar 16. Shaft utilitas air bersih dan air kotor di lantai 7 yang bertumpu

pada kolom struktur gedung.

Gambar 17. Shaft utilitas air bersih dan air kotor pada plat lantai.

3.3. Pemasangan Bekisting dan Pembesian

Untuk proyek gedung berlantai banyak, biasanya sudah tidak menggunakan peralatan manual mengingat ketinggian lantai yang ada. Tetapi pada proyek pengembangan hotel ini yang berjumlah 7 lantai, alat-alat yang digunakan masih sangat manual, hal ini juga

(23)

mungkin karena faktor luas bangunan yang terlalu sempit area terbukanya dan keinginan owner agar kegiatan di hotel yang lama tidak terganggu dan dapat terus berjalan seperti biasanya.

Gambar 18. Persiapan untuk pengecoran dak.

Gambar 19. Sambungan kolom dan atap dak (bekisting), persiapan pengecoran.

3.4. Mobilisator

Untuk proyek gedung berlantai banyak, biasanya sudah tidak menggunakan peralatan manual mengingat ketinggian lantai yang ada. Tetapi pada proyek pengembangan hotel ini yang berjumlah 7 lantai, alat-alat yang digunakan masih sangat manual, hal ini juga mungkin karena faktor luas bangunan yang terlalu sempit area terbukanya dan keinginan owner agar kegiatan di hotel yang lama tidak terganggu dan dapat terus berjalan seperti biasanya.

Gambar 20. Pengangkutan besi tulangan ke lantai atas dengan cara manual, yaitu menggunakan katrol.

Gambar 21. Gudang penyimpanan barang sementara di bawah memanfaatkan sebagian lahan parkir.

(24)

Gambar 22. Seluruh pengerjaan konstruksi dengan cara yang manual.

Gambar 23. Ruang yang hampir selesai dikerjakan di setiap lantainya digunakan

sebagai los-los untuk istirahat pekerja.

BAB IV

ANALISA

IV.1 ANALISA ANTARA TEORI DENGAN PRAKTIK DI LAPANGAN Karena proyek ini didapat dengan cara penunjukkan langsung kepada kontraktor yang telah lama dipercaya oleh owner untuk menangani beberapa proyek milik owner, maka struktur organisasi di dalam pelaksanaan proyek kurang diperhatikan. Hal ini tentunya secara tidak disadari sangat mempengaruhi dalam setiap langkah pelaksanaan proyek.

Waktu penyelesaian proyek tidak dibuat khusus seperti time

schedule dalam proyek-proyek besar seperti biasanya, walau

sebenarnya pada saat membuat perizinan time schedule dilampirkan oleh owner yang dibuat oleh tim perencana (arsitek dan kontraktor).

Gambar kerja yang dibuat 70% hampir tidak sesuai dengan gambar yang dilampirkan untuk Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Hal ini karena owner sangat ingin memaksimalkan setiap lantai untuk kamar walaupun ukuran kamar berbeda-beda. Ukuran kamar di setiap lantai berbeda-beda dan tidak ada tipe kamar yang jelas, walaupun dari jumlah kamar dan jumlah lantai hotel ini sudah dapat diklasifikasikan ke dalam hotel bintang 2, tetapi hotel ini masih dalam kelas hotel melati.

(25)

Hal ini mungkin dikarenakan masalah financial atau mungkin owner tetap ingin sesuai dengan slogan hotel sejak dulu yaitu “ Murah & Bersih ”.

Tabel 2. Perbandingan Teori dengan Praktik di Lapangan

TEORI PRAKTIK KETERANGAN

Tangga

Untuk 2 orang bebas bergerak dengan

membawa barang lebar tangga 1.50 m hingga 2.00 m, dengan tinggi anak tangga 0.15 m hingga 0.18 m.

Tangga

Tinggi anak tangga 0.15 m dan lebar anak tangga hanya 1.20 m pada gedung baru dan 1.50m pada gedung lama.

Tangga Hal ini juga

diantaranya karena faktor owner yang menginginkan jumlah kamar yang

sebanyak-banyaknya. Lift

Dinding shaft lift yaitu dinding beton.

Lift

Dinding shaft lift di lapangan dengan material bata dan hebel.

Utilitas

Shaft utilitas untuk air kotor dan air bersih lokasinya harus mudah dicapai tapi tetap estetik dari luar, hal ini agar mudah diperbaiki apabila ada kerusakan.

Utilitas

Pada lantai 7 shaft utilitas kurang baik terpasang, sehingga apabila ada kerusakan akan mengganggu kenyamanan penghuni pada saat perbaikan. Mobilisator

-Untuk gedung berlantai banyak menggunakan crane sebagai alat angkut utama.

-Tersedianya los untuk gudang.

-Atribut keselamatan pekerja.

Mobilisator

-Hotel yang terdiri dari 7 lantai ini hanya menggunakan katrol biasa untuk alat angkut utama. -Tidak tersedia los

untuk gudang.

-Atribut keselamatan pekerja kurang diperhatikan oleh

Mobilisator

-Salah satu faktor utama yaitu kontraktor yang kurang professional walaupun dengan pengalaman yang cukup tinggi.

(26)

TEORI PRAKTIK KETERANGAN kontraktor.

Sumber :

Ir. Jimmy S. Juwana., MSAE, “Panduan Sistem Bangunan Tinggi”, Erlangga, 2005.

Data Arsitek, Ernts Neufert.

Resume Perkuliahan Studio Perancangan Arsitektur dan Tipologi Bangunan.

BAB IV

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Kerja Praktik bagi praktikan sangat terasa manfaatnya karena dapat langsung melihat teori yang didapatkan selama perkuliahan serta membandingkannya dengan kenyataan di lapangan. Selama kerja praktik di proyek pengembangan Hotel New Idola dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Suatu proyek harus mempunyai struktur organisasi yang terencana, baik di staff office maupun di lapangan. Sehingga setiap staf yang terkait atau yang terlibat dapat mengetahui tugas–tugas apa saja yang harus dilaksanakan, apa wewenangnya

(27)

serta tanggung jawabnya. Hal tersebut untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

2. Harus membuat time schedule atau perencanaan sebagai langkah–langkah untuk melaksanakan proyek. Time schedule berfungsi untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan di lapangan. 3. Pemilihan tenaga kerja, mandor, dan tukang yang berpengalaman

sangat membantu kelancaran pelaksanaan proyek. Karena setiap pekerjaan proyek sangat memerlukan keahlian khusus.

4. Pengawasan lapangan sangat penting dalam suatu proyek pembangunan. Pengawas lapangan akan mengawasi setiap pekerjaan di lapangan. Hal tersebut untuk menjaga kualitas bangunan agar sesuai dengan apa yang sudah direncanakan. Pengawas lapangan akan berhubungan langsung dengan buruh atau tukang untuk memberikan penjelasan atau keterangan mengenai pekerjaan.

5. Harus ada pelaksanaan rapat evaluasi mingguan dan bulanan oleh semua pihak atau peserta proyek konstruksi untuk mengetahui masalah–masalah yang ada di lapangan dalam pelaksanaan proyek.

6. Pengadaan dan penetapan bahan–bahan bangunan yang didatangkan ke proyek harus direncanakan dengan baik, sehingga tidak menggangu pelaksanaan pembangunan dan memperlancar pelaksanaan. Begitu juga untuk pengangkatan dan penyimpanan sementara dilapangan, hal ini merupakan tanggung jawab site manager dalam mengatur proses penempatan material.

7. Untuk keterlambatan pekerjaan yang terjadi, dapat ditutupi dengan mempercepat pekerjaan yang lain, sehingga pengaturan jadwal pekerjaan dapat diselesaikan menurut rencana yang sudah ditetapkan.

V.2 REKOMENDASI

Selama melakukan kerja praktik di Hotel New Idola praktikan merasakan ada beberapa kekurangan khususnya dalam pelaksanaan proyek. Praktikan dapat memberikan sedikit rekomendasi yang juga praktikan dapatkan dari hasil perkuliahan, sebagai berikut :

1. Pelaksanaan pekerjaan dilapangan kadang kala berbeda dengan teori yang ada, hal ini disebabkan karena banyak faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanan di lapangan antara lain ekonomi, Wuri Pratiwi Ibrahim 1.04.02.030

(28)

efisien (kemudahan pelaksanaan) dan lain sebagainya. Sebagai contoh penggunaan peralatan kerja yang seharusnya melindungi para pekerja (helm pengaman, baju kerja, sepatu boot) tidak digunakan secara maksimal menurut pengamatan, hal ini disebabkan faktor ekonomis dan kontraktor yang kurang profesional.

2. Perencanaan proyek terlihat kurang matang, terutama mengenai perencanaan waktu. Apabila dihitung dengan rupiah keterlambatan awal pekerjaan sampai berbulan-bulan menimbulkan kerugian yang cukup besar walaupun owner tidak masalah dengan hal tersebut, namun pekerja menjadi terbengkalai tanpa ada pekerjaan.

3. Praktikan mendapatkan pengalaman yang luar biasa besar dengan pelaksanaan kerja praktik ini, terutama bagaimana kita harus sedemikian rupa memikirkan dan memperhitungkan akan perencanaan yang lebih matang sebelum memulai pembangunan agar terhindar dari kerugian khususnya dari segi materi.

Gambar

Gambar  1.  Struktur  Organisasi Proyek Pembangunan dan Pengembangan  Hotel New Idola
Gambar 3. Hubungan antar pihak- pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi.
Gambar 4. Struktur Organisasi Proyek Pengembangan Gedung Hotel New Idola
Gambar 5. Struktur Organisasi Pekerjaan Pengawasan Pengembangan Gedung  Hotel New Idola
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan masalah dalam penulisan tesis ini adalah: (1) Bagaimana pemanfaatan komputer dan internet oleh guru di MTsN Tulungagung dan SMPN 1 Gondang, dalam upaya

Maka tidak jauh beda dengan di pesantren Musthafawiyah Purba Baru mempelajari ilmu kebatinan dengan menggunakan ayat di dalam Alquran sebagai landasan utama untuk dimalkan

pada cumi-cumi tersebut juga memiliki kepala yang berwarna putih dengan bintik-bintik hitam, 2 tentakel yang warnanya putih keunguan dan berfungsi untuk

Sifat, ciri dan tingkat kesuburan (produktivitas) nya, tanah sangat dipengaruhi oleh sifat kimia,fisika dan biologi tanah. Biologi tanah adalah ilmu yang mempelajari

Dengan mengacu pada RKPD Kabupaten Malang Tahun 2018 yang tertuang dalam Peraturan Bupati Malang Nomor 45 Tahun 2017, Kecamatan Lawang selaku Perangkat Daerah juga

l) sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai dengan analisis kebutuhan dan kondisi Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa. Pengadaan,

bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan antara dukungan sosial dan makna kerja panggilan serta keterikatan kerja diduga karena rekan kerja di rumah