• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN UMUM PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS (PPDS) ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN UMUM

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER

SPESIALIS (PPDS)

ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014

(2)
(3)

Tim Penyusun

I. Tim Penyusun

1. dr. Muhdar Abubakar, SpAn, KAP 2. dr. Pandit Sarosa H., SpAn

3. dr. Bambang Suryono S., SpAn, KAO 4. dr. I Gusti Ngurah Rai Artik, SpAn, KAKV 5. DR. dr. Sri Rahardjo, SpAn, KNA, KAO 6. Dr. Yusmein Uyun, SpAn, KAO

7. DR. Med, dr. Untung Widodo, SpAn, KIC 8. Dr. Calcarina Fitriani Retno W., SpAn, KIC 9. Dr. Bhirowo Yudo Pratomo, SpAn, KAKV 10. DR. dr. Sudadi, SpAN, KNA, KAR

11. Dr. Djayanti Sari, SpAN, KAP 12. Dr. Yunita Widyastuti, SpAn, KAP 13. Dr. Akhmad Yun Jufan, SpAn 14. Dr. Mahmud SpAn, MSc, KMN 15. Dr. Juni Kurniawaty, SpAn

16. Dr. Ratih Kumalasari Fajar Apsari, SpAn II. Editor

1. DR. dr. Sudadi, SpAn, KNA, Kar

2. Dr. Yunita Widyastuti SpAn, Msc, KAP, PhD 3. DR. Dr. Djayanti Sari, SpAn, MSc, KAP 4. Dr. Juni Kurniawaty

(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Para sejawat yang kami hormati

Dengan ini kami seluruh keluarga besar Anestesiologi dan Terapi Intensif mengucapkan Selamat Datang kepada saudara.

Dalam lingkungan baru dan asing, Saudara mungkin akan merasa canggung Memang : sebab sebagai pendatang tentunya saudara harus menyesuaikan diri dengan situasi baru, yang tidak pernah saudara dapati ditempat saudara semula, lebih-lebih di bagian Anestesiologi, yang merupakan titik persilangan dari bagian-bagian lain, yaitu antara bagian pembedahan (Surgical Science) dengan bagian non pembedahan (Medical Science). Juga antara berbagai bagian pembedahan itu sendiri. Saudara harus bisa menempatkan diri dipersilangan tersebut, dan mampu menjadi penengah bila suatu saat ada kekurang serasian pendapat diantar bagian-bagian tersebut.

Mengingat hal tersebut, maka sebagaio calon dokter Spesialis Anestesiologi saudara dituntut untuk dapat berkomunikasi dengan baik dan efektif dengan sejawat dari bagian- bagian lain baik komunikasi dibidang ilmiah maupun komunikasi manusiawi karena saudara akan berhubungan dengan sejawat lain dengan bermacam-macam keahlian dan kebiasaan.

Dan hubungan ini terjadi setiap saat selama saudara dalam pendidikan maupun setelah menjadi seorang dokter Spesialis Anestesiologi.

Belajar berkomunikasi secara manusiawi ini tentu tidak dapat saudara pelajari dari buku - buku, menjalankan dengan pengalaman sehari-hari dan dari pengalaman orang lain.

Bagian Anestesiologi dan reanimasi mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu : 1. Sebagai pemberi pelayanan anestesi di kamar operasi, di bagian

diagnostik dan bagian terapi.

2. Sebagai pemberi pelayanan emergensi dan critical care 3. Sebagai pelayanan pain management

(6)

vi

Sebagai anggota dari tim, Saudara diharapkan untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan penderita dimanapun Saudara bekerja.

Ilmu dasar bagi ilmu Anestesiologi adalah Farmakologi (Applied Pharmacology), Fisiologi (applied physiology) dan anatomi (applied anatomy). Setiap ilmu tersbut menjadi landasan dalam menjalankan fungsi sebagai ahli anestesi. Anda bekerja dengan obat- obatan yang sangat berpengaruh terhadap fi siologi manusia, baik pasien sehat maupun pasien dengan penyakit penyerta.

Dalam anestesi, anda juga akan bekerja dalam kondisi emergensi yang penuh dengan keterbatasan (waktu, sarana dan prasarana). Dalam kondisi tersebut, anda dituntut untuk bekerja secara cepat, tepat, cermat serta do no harm karena bila saudara kerja di ICU saudara dituntut untuk membuat instant diagnosis dan melakukan instant treatment. Waktu disini sangat berharga Saudara akan “ bergulat “ dengan penderita - penderita yang dapat berubah keadaannya dari waktu kewaktu bukan dalam ukuran dari hari atau jam, tetapi ukuran dalam detik atau menit. Oleh karena itu kami anjurkan bagi saudara. Untuk kembali membuka buku-buku ilmu Faal, Ilmu Farmakologi, Ilmu Anatomi, Ilmu Penyakit Dalam yang telah lama Saudara pelajari.

Tugas kami para staf adalah untuk mengantar saudara dalam memasuki gerbang ilmu Anestesiologi, serta menunjukkan titik-titik yang nantinya perlu saudara gali sendiri isinya.

Sebagai namanya yaitu “ Pasca Sarjana” tentu saudara tidak dapat meminta bimbingan dari “A” sampai “Z” semua tergantung dari aktivitas saudara.

Tentunya bimbingan dalam Skill akan selalu saudara peroleh dari para Staf Pengajar, saudara bebas untuk mengutarakan pendapat saudara dalam pengelolaan penderita tentu seyogyanya hal tersebut didukung oleh dasar ilmiah yang betul. Diskusi secara terbuka sangat kami harapkan.

(7)

Fasilitas berupa buku-buku standar, komputer dengan koneksi internet, yang terhubung dengan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Perpustakaan UGM yang menyediakan jurnal-jurnal kedokteran yang diperlukan, kami sediakan. Para staf selalu terbuka untuk berdiskusi ilmiah dengan saudara setiap saat, baik secara perorangan maupun dalam forum resmi yang telah ditentukan. Keterbukaan saudara sangat kami harapkan untuk mengutarakan hal-hal yang tidak dimengerti. Semoga saudara dapat menjadi salah seorang Anestesiologis ideal atau mendekati ideal, Amiien

KPS Anestesiologi Fakultas Kedokteran UGM

(8)
(9)

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ...iii

KATA PENGANTAR ...v

DAFTAR ISI ...ix

BAB I Pendahuluan ...1

BAB II Organisasi Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UGM...3

BAB III Proses Penerimaan PPDS ... 11

BAB IV Pembekalan Program Pendidikan Dokter Spesialis ... 13

BAB 5 Visi, Misi dan Tujuan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif FK UGM ... 19

BAB VI Tahap Pendidikan Dan Pemetaan Kurikulum ... 23

BAB VII Evaluasi Dan Pemantauan PPDS... 35

BAB IX Kompetensi... 41

(10)
(11)

BAB I

Pendahuluan

Proses pendirian Laboratorium Anestesiologi tidak terlepas dari perkembangan Laboratorium Bedah. Sebelum tahun 1980 Anestesiologi masih merupakan Unit dari Laboratorium Bedah FK UGM, dimana pendidikan dokter (S1) kuliah anestesi untuk mahasiswa masih bersama- sama dengan Ilmu Bedah, namun persiapan untuk menjadi Bagian Unit tersendiri sudah mulai dirintis oleh alm dr.Ismail Sujud,SpAn, dr,Bambang Suryono S,SpAn, dr.Pandit Sarosa H,SpAn dr.Muhdar Abubakar,SpAn. Kepala Laboratorium Bedah pada saat itu dr. Soedibyo (alm) sangat mendorong serta mendukung proses terbentuknya Laboratorium Anestesiologi FK UGM. Unit anestesi di RS Mangkuwilayan adalah tempat awal mempersiapkan Laboratorium Anestesiologi FK UGM. Tahun 1980 sudah ikut dalam lokakarya pendidikan S1 dan pada tahun 1981 proses pembentukan Bagian Anestesiologi FK UGM berjalan terus dengan keikut sertaan dalam menyusun kurikulum inti Fakultas Kedokteran.

Sebagai Kepala Laboratorium Anestesiologi dan Perawat Intensif FK UGM yang pertama adalah dr.Muhdar Abubakar,SpAn dan Kepala Unit Pelaksana Fungsional (UPF) adalah dr.Pandit Sarosa H,SpAn. Tahun 1982 secara resmi di FK UGM telah berdiri Laboratorium Anestesiologi dan Perawatan Intensif (sekarang Bagian Anestesiologi dan Reanimasi) dan sekaligus sebagai Unit Pelaksana Fungsional (UPF), sekarang SMF (Satuan Medik Fungsional) Anestesiologi dan Perawatan Intensif RSUP Dr.Sardjito (sekarang RS Dr.Sardjito). Dengan demikian Bagian / Unit Anestesiologi dan Perawatan Intensif merupakan termuda dilingkungan FK UGM/RSUP Dr.Sardjito.

Pada tahun 1985 Bagian Anestesiologi FK UNDIP Semarang (sebagai Bapak Angkat) dapat menyetujui Bagian Anestesiologi dan Perawatan Intensif FK UGM / RSUP Dr.Sardjito sebagai pembimbing / pembina

(12)

2

PPDS I Anestesiologi FK UGM dengan jumlah staf 5 orang (lima) orang yaitu dr.Ismail Sujud,SpAn (alm), dr.Bambang Suryono S,SpAn, dr.Muhdar Abubakar,SpAn, dr.Pandit Sarosa H,SpAn dan dr.Tantani Sugiman ( dokter umum) serta mendapat 3 orang residen (dr.Urip Suroyo, dr.Sudarto dan dr. FX Suwandi) dari Bagian Anestesiologi FK UNDIP untuk melaksanakan pendidikan selama 1 semester di Laboratorium Anestesiologi dan Perawatan Intensif FK UGM / RSUP Dr.Sardjito.

Pada 1 Januari 1989 mulai mendidik residen sendiri (dr.I Gusti Ngurah Artika sebagai residen pertama) sekarang Staf/Konsulen Anestesi Bedah Jantung. Dan secara resmi diakui oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEP.P dan K) sebagai pusat pendirian PPDS I dalam bidang studi Anestesiologi dan Perawatan Intensif. Pengembangan pendidikan ditujukan untuk mengembangkan pendidikan pelayanan, kesehatan dan penelitian. Arah pengembangan disesuaikan dengan pengembangan RS Dr.Sardjito dan FK UGM. Subspesialis dikembangkan untuk bidang-bidang : Perawatan Intensif (ICU), anestesi bedah jantung, torax dan kardiovaskuler, klinik nyeri, regional analgesi, anestesi bedah syaraf, anestesi pediatrik, anestesi bedah umum dan poli anestesi serta anestesi obstetrik.

(13)

BAB II

Organisasi Program Pendidikan

Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokteran UGM

1. Penyelenggara Program Pendidikan Dokter Spesialis adalah Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

2. Rumah Sakit Pendidikan terdiri atas Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan Afi liasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit. (lihat BAB 6)

3. Program Studi Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif dilaksanakan oleh tenaga pendidik dan tenaga kependidikan di Departemen Anestesi dan Terapi Intensif dengan koordinasi oleh Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi.

4. Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi ditetapkan oleh Kepala Departemen melalui mekanisme pemilihan dan bertanggung jawab kepada Kepala Departemen.

5. Ketua Program Studi membentuk Tim Koordinasi Semester (TKS) Program Pendidikan Dokter Spesialis disingkat TKS PPDS dan menetapkan Ketua yang bertanggung jawab kepada Ketua Program Studi

6. TKS PPDS ditetapkan KPS dengan susunan Ketua, Sekretaris dan Anggota.

7. Masa kerja TKS PPDS adalah 5 (lima) tahun untuk maksimum 2 (dua) kali masa jabatan.

KEPALA DEPARTEMEN

Ditetapkan dengan SK Rektor atas usulan Pimpinan Fakultas. Kepala Departemen diajukan atas usulan dari anggota melalui pemilihan. Syarat-syarat sebagai Kepala Departemen ditentukan melalui Keputusan Rektor.

(14)
(15)

Kepala Bagian bertugas :

1. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan sesuai dengan Buku Panduan serta menyusun dan mengkoordinasikan jadwal kegiatan anestesi di Bagian.

2. Menyelenggarakan semua jenis kegiatan yang ditetapkan dalam buku panduan pendidikan termasuk penyelenggaraan ujian thesis dan ujian lain.

3. Memantau dan menangani permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di Bagian.

Menetapkan staf pengajar dengan jenjang penilai, Pendidik dan pembimbing

1. Pembimbing :

Adalah tenaga pengajar yang melaksanakan pengawasan dan bimbingan terutama dalam ketrampilan tetapi tidak diberi tanggung jawab atas bimbingan peningkatan bidang ilmiah (kognitif) Kualifi kasi :

Dokter Spesialis dan selama pendidikannya berminat dan berpengalaman dalam pendidikan dan diangkat atas usul KPS yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai.

2. Pendidik

Adalah tenaga pengajar yang berkemampuan dalam tugasnya sebagai pembimbing

yang selalu mempunyai tugas sebagai pembimbing, bertanggung jawab atas

peningkatan bidang ilmiah (kognitif) Kualifi kasi :

Dokter Spesialis dalam bidangnya dengan pengalaman kerja sebagai pembimbing minimal 3(tiga) tahun dan diangkat atas usul KPS yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai

(16)

6

3. Penguji

Adalah staf pengajar yang selain mempunyai tugas sebagai pendidik, diberi wewenang untuk menilai peserta didik

Kualifi kasi :

Dokter Spesialis dalam bidangnya dengan pengalaman kerja sebagai pendidik minimal 3(tiga) tahun dan diangkat atas usul KPS yang diputuskan dalam rapat bersama staf penilai.

Sekretaris Departemen

Membantu menjalankan tugas-tugas kepala Departemen

Mewakili tugas Kepala Departemen bila Kepala Departemen berhalangan

(17)

KETUA PROGRAM STUDI (KPS) DAN SEKRETARIS Ketua Program Studi adalah

Staf pengajar dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif. KPS tidak merangkap sebagai Ketua Jurusan atau Kepala Bagian KPS diusulkan oleh staf pengajar ke Dekan Fakultas Kedokteran melalui Kepala

Departemen Pengangkatannya ditetapkan dengan SK Rektor atas usulan Dekan.

Tugas KPS penyelenggaraan pendidikan dan secara administratif bertanggung jawab kepada Pimpinan Fakultas melalui Kepala Bagian.

Sekretaris Program Studi adalah

Seorang spesialis anestesiologi berpangkat sekurang-kurangnya lektor, bertugas membantu KPS dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan PPDS.

Diusulkan oleh staf pengajar ke Dekan Fakultas Kedokteran, melalui Kepala Departemen dan dikukuhkan serta diangkat dengan SK Rektor. Masa jabatan KPS/SPS diatur dengan SK Rektor selama 5 tahun maksimal dua kali masa jabatan.

Menghentikan jabatan KPS/SPS diatur atas keputusan hasil rapat staf bagian.

TKS : Tim Koordinasi Semester

Satu atau dua orang staf, untuk mengkoordinasikan kelancaran pembelajaran tiap

(18)

8

Ruang Lingkup Kerja KPS , SPS dan TKS

KPS dan SPS bertanggung jawab atas pengelolaan penyelenggaraan program studi

bidang ilmu anestesiologi dengan :

1. Merencanakan pelaksanaan program pendidikan sesuai Katalog Pendidikan, yang dijabarkan dalam buku panduan.

2. Menyelenggarakan seleksi akademik calon peserta program studi dengan melibatkan staf pengajar terkait.

3. Melaporkan hasil seleksi dengan mengembalikan peserta yang ditolak kepada Panbang PPDS dan melaksanakan pemanggilan calon peserta yang diterima dengan tembusan Panbang PPDS dan Dekan FK UGM

4. Mempersiapkan semua perangkat akademik yang diperlukan dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar bekerja sama dengan Kepala Bagian Departemen ataupun Kodik S2 lain yang terkait. 5. Menyelenggarakan penilaian terhadap peserta didik terus menerus

seobyektif mungkin sesuai ketentuan kurikulum dengan melibatkan semua staf pengajar, serta melaksanakan teguran, peringatan atau sanksi kepada peserta yang bermasalah.

6. Membuat laporan berkala tentang dinamika peserta didik setiap semester kepada

a. Calon peserta yang diterima dari seluruh pelamar.

b. Kemajuan tahap pendidikan termasuk kegagalan / penundaan c. Penghentian pendidikan

d. Penyelesaian pendidikan (calon wisuda) e. Daftar semua staf pengajar resmi

f. Daftar unit-unit kerja yang dipergunakan di RS pendidikan, lengkap dengan staf pengajar yang dipilih.

Tugas-tugas administrasi :

Menyusun rencana anggaran serta pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada pinpinan FK UGM

(19)

Susunan Tim Koordinasi Semester (TKS)

Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UGM Periode 2010 – 2013 Penanggung Jawab KPS Ketua

Dr. Dr. Sudadi, SpAn, KNA, KAR Sekretaris

Dr. Yunita W, SpAn, KAP, PhD Anggota

Dr. Bhirowo Yudo Pratomo, SpAn, KAKV Dr. Djayanti Sari, SpAN, KAP

Dr. Juni Kurniawaty SpAn Tugas dan Tanggung Jawab Tim Koordinasi Semester

1. Melaksanakan koordinasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kurikulum pendidikan .

2. Melaksanakan koordinasi penggunaan dan peningkatan fasilitas pendidikan yang digunakan Program Studi.

3. Melaksanakan koordinasi kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

4. Menyusun pedoman penerimaan peserta pendidikan dan pelaksanaan kegiatan pendidikan melalui rapat pleno TKS.

5. Menyusun program kerja melalui rapat kerja tahunan. 6. Menyusun pedoman pengelolaan PPDS i.

7. Melaksanakan inovasi pembelajaran PPDS.

8. Melaksanakan training dalam rangka peningkatan kompetensi . 9. Merancang dan melaksanakan peningkatan professional behavior

bagi PPDS.

10. Membuat laporan pertanggung-jawaban pelaksanaan kegiatan sekali dalam 1 tahu

(20)
(21)

BAB III

PROSES PENERIMAAN PPDS

Mulai tahun akademik 2010 penerimaan peserta PPDS dipusatkan di Direktorat Administrasi Akademik UGM bersama dengan Program Pascasarjana yang lain. Adapun alur penerimaan dapat dilihat pada diagam alir berikut :

PENDAFTARAN DAN SELEKSI AWAL OLEH UNIVERSITAS GADJAH MADA

(Administratif ; TOEFL) http://um.ugm.ac.id

FAKULTAS

Administrasi, Psikotest, Kesehatan

BAGIAN ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF Test Akademik, Riwayat Pendidikan, Keminatan, Asal Institusi, Penempatan, Keluarga, Kemampuan Ekonomi, Rapat Penentuan Calon yang Diterima

CALON YANG AKAN DITERIMA DISAMPAIKAN KE FAKULTAS /

UNIVERSITAS

PENENTUAN AKHIR DAN PENGUMUMAN OLEH UNIVERSITAS

(22)

12

Keterangan Diagram Alur :

Setelah memperoleh surat keputusan diterima oleh UGM, maka peserta didik telah diterima secara resmi dan didaftarkan ke Kolegium oleh Program Studi Anestesi dan Terapi Intensif. Residen yang lulus mendapatkan ijasah kelulusan dari Universitas sesuai dengan Program yang diikuti.

(23)

BAB IV

Pembekalan Program

Pendidikan Dokter Spesialis

Peserta didik yang telah diterima wajib mengikuti orientasi : 1. Orientasi di Bagian Anestesi dan Terapi Intensif.

2. Orientasi yang diselenggarakan bersama oleh Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr. Sardjito.

Dasar pelaksanaan

1. SKB Tiga Menteri (Menkes, Mendikbud dan Mendagri 1987). 2. Piagam Kerjasama Fakultas Kedokteran UGM dan Rumah Sakit

Pendidikan.

I. ORIENTASI DI BAGIAN ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF Tujuan

A. Umum

• Peserta didik memahami kebijakan di Bagian anestesi dan Terapi Intensif.

B. Khusus

Setelah selesai menjalani orientasi pra pendidikan, peserta didik diharapkan mengetahui :

1. System Pendidikan dan Pelayanan Anestesi. 2. System Pendidikan dan Kurikulum PPDS. 3. Pelayanan ICU

4. Pelayanan Gawat Darurat. 5. Instalasi Anestesi.

6. Perpustakaan dan System Informasi. 7. Etika dan Tata Kerja yang Baik.

8. Pelayanan Gedung Bedah Sentral Terpadu (GBST). 9. Tata Penulisan Karya Ilmiah.

(24)

14

10. Reference Management 11. Tata Tertib PPDS

12. Post Anesthetic Care Unit (PACU). 13. Airway Management.

14. Basic Life Support. 15. Advance Life Support. 16. Prolong Life Support. 17. Terapi Cairan dan Elektrolit. 18. Pengelolaan Nyeri. 19. Monitoring in Anestesia. 20. Farmakologi Dasar. 21. Obat-obat Induksi. 22. Obat-obat Inhalasi. 23. Opioid. 24. Lolak Anestesi. 25. Pelumpuh Otot.

26. Anatomi dan Fisiologi Respirasi. 27. Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler. 28. Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf Pusat.

29. Anatomi dan Fisiologi Medulla Spinalis dan Saraf Tepi. 30. Anatomi dan Fisiologi Sistem Gastro Intestinal.

31. Anatomi dan Fisiologi system Urinaria. 32. Obat-obat Kardiovaskuler.

II. ORIENTASI OLEH FK DAN RSS A. Umum

1. Peserta didik memahami kebijakan Fakultas Kedokteran UGM dan Rumah Sakit Sardjito (sebagai RS Pendidikan) tentang PPDS.

2. Peserta didik melaksanakan kebijakan dan program yang ada di Rumah Sakit Sardjito dalam hal pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.

(25)

B. Khusus

Setelah selesai menjalani orientasi pra pendidikan, peserta PPDS diharapkan :

1. Melaksanakan Kode Etik Kedokteran Indonesia sesuai dengan Sumpah Dokter dan Hukum Kesehatan.

2. Menjalankan segala kebijakan Fakultas Kedokteran UGM dan Rumah Sakit Pendidikan tentang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat secara profesional.

Materi Orientasi terdiri atas:

a. Kebijakan terkait dengan pendidikan klinik (tata tertib) ; nilai-nilai UGM, sejarah UGM, FK dan Rumah Sakit.

b. Manajemen Rumah Sakit, terdiri atas :

 Manajemen pelayanan medis dan keperawatan

 Program jaga mutu, clinical governance, INA DRG dan clinical pathways

 Manajemen risiko dan patient safety INOS, K3 Rumah Sakit  Medical Record

 Leadership dalam pelayanan klinik c. Residen sebagai pelayan klinik , terdiri atas :

 Sistim pelayanan di rawat jalan, rawat inap-SPM  Peran residen dalam rawat darurat

 IBS (Instalasi Bedah Sentral) dan anestesi  Pelayanan medis penunjang

 Peresepan, kebijakan asuransi

 Etika (pelayanan klinis, nilai budaya rumah sakit)  mediko legal

 Komunikasi dalam pelayanan

d. Topik Residen sebagai peneliti, terdiri atas :  Etika penelitian

 Penelitian klinik-good clinical practice, translational research  Sumber dana dan fasilitas penunjang penelitian

(26)

16

e. Topik Residen sebagai Pendidik yaitu  supervisi klinik,

 pemberian feedback dan penilaian • etika pendidikan. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah cara belajar dokter aktif dan pemecahan masalah yang berupa narasi, diskusi kelompok dan latihan keterampilan.

Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan orientasi pra-pendidikan sebelum program pendidikan spesialisasi dimulai.

Evaluasi

Evaluasi selama orientasi meliputi: 1. Pre-tes dan post-tes

2. Kehadiran:

a. Peserta didik diwajibkan mengikuti keseluruhan kegiatan orientasi prapendidikan.

b. Bila berhalangan diharuskan mempunyai keterangan dari Ketua Program Studi yang bersangkutan.

c. Ketidakhadiran sampai pukul 10.00 WIB tanpa pemberitahuan dianggap tidak hadir satu hari penuh. d. Peserta dianggap gugur dan harus mengulang

pra-pendidikan pada kesempatan yang akan datang apabila:  Tidak hadir selama dua hari atau lebih

 Meninggalkan kegiatan prapendidikan tanpa ijin Ketua Panitia/ Penanggung jawab harian yang bertugas  Tidak lulus post - tes (ujian ulang maksimal 3x (tiga

kali)) sesuai nilai batas lulus.

e. Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito akan memberikan (menentukan) Surat Ijin Bekerja bagi peserta yang lulus pada pra-pendidikan dan memberikan tembusan SIB ke Ketua Program Studi masing-masing.

(27)

Pelaporan lulusan

1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu setelah dinyatakan lulus dari pendidikan, Ketua Program Studi segera melaporkan kepada Dekan melalui Kepala Bagian.

2. TKP PPDS menyiapkan kelengkapan ijazah PPDS yang ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan Rektor UGM.

3. Atas nama Dekan Fakultas Kedokteran, Ketua TKP PPDS mengirimkan berkas-berkas lulusan kepada Kolegium Program Studi masing-masing.

4. Sesuai dengan surat perjanjian yang telah ditandatangani peserta maka setelah lulus, yang bersangkutan dikembalikan ke instansi asal.

(28)
(29)

BAB 5

Visi, Misi dan Tujuan Program Pendidikan

Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif

FK UGM

A. Visi

Menjadi pusat pendidikan anestesi, melaksanakan penelitian dan pengabdian masyarakat dibidang ilmu anestesi , menghasilkan spesialis anestesi yang mandiri, berjiwa Pancasila, untuk mencapai kesejahteraan yang berbasis profesionalitas.

B. Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan inovatif PPDS Anestesi dan pembinaan profesi bagispecialis anestesi sehingga menghasilkan SDM berkualitas.

2. Menjaga mutu luaran pendidikan spesialis Anestesi,menetapkan proses pendidikan agar sesuai dengan standar kurikulum nasonal.

3. Mengupayakan poengabdian masyarakat beru[a pendidikan (pelatihan),konsultasi (pelayanan kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat

4. Mengembangkan kurikulim bersama-sama denag seluruh IPDS di Indonesia sesuai dengan perkembangan ilmun dang teknologi

5. Pengembangan penelitian dibidang anestsesi dan terapi intensif.

C. Tujuan Umum

1. Menyelenggarakan pendidikan dokter spesialis Anestesi dan Terapi Intensif klinik berbasis kompetensi di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada untuk memenuhi

(30)

20

kebutuhan masyarakat nasional dan internasional dalam pelayanan kesehatan spesialistik.

2. Menghasilkan dokter spesialis profesional dengan ciri berilmu, terampil dan beretika.

D. Tujuan Khusus

1. Melaksanakan isi program pendidikan sesuai Katalog Program Studi Anestesi dan Terapi

2. Intensif seperti yang disusun oleh Kolegium secara konsisten dan konsekuen yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan 3. Melaksanakan program khusus (muatan lokal) yang ditetapkan

oleh Fakultas Kedokteran UGM.

4. Menghasilkan dokter spesialis anestesi dengan integritas ilmu yang tinggi dan mampu ber inovasi untuk menjawab tantangan aktual dan masa depan Menghasilkan Dokter spesialis anestesi yang beriman dan bertakwa, bersusila, berbudi luhur, dan Pancasilais serta mengamalkan etika kedokteran dengan mengutamakan kesehatan pasien, otonomi, rahasia jabatan (confi dentiality), berkeadilan (justice), jujur (veracity), berbuat terbaik untuk pasien (beneficence/doing good) dan tidak mencederai pasien (non- malefi cence/do no harm) dan manajer klinik yang baik, serta taat hukum.

TUJUAN UMUM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS.

1. Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengalaman ilmu kesehatan sesuai dengan ketentuan pemerintah

2. Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidangnya serta mempunyai ketrampilan dan sikap yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang keahlianya secara optimal.

(31)

3. Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat akademik yang lebih tinggi. 4. Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etika profesi.

TUJUAN UMUM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESIOLOGI

Sadar akan tanggung jawab sebagai WNI yang mengabdi dalam bidang pelayanan kesehatan,mengerti dan merasakan tuntutan masyarakat dan program pemerintah untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, maka seorang dokter spesialis anestesiologi wajib:

1. Mempunyai kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan baik dengan para sejawat dokter dan anggota tim kesehatan yang lain serta anggota masyarakat.

2. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kegiatan pelayanan anestesiologi secara bertanggung jawab sebagai anggota tim pelayanan kesehatan didalam maupun di luar Rumah Sakit 3. Mempunyai cukup pemahaman ilmu-ilmu dasarr terkait (fi sologi,

farmakologi fisika, anatomi, kimia) dan pengetahuan serta kemampuan ketrampilan untuk :.

a. Menghilangkan rasa nyeri, takut, cemas pada pembedahan, persalinan dan tindakan medik lain, baik sebelum selama dan sesudahnya.

b. Mengawasi dan menunjang fungsi-fungsi vital penderita yang mengalami stress pembedahan dan pemberian anestesia. c. Mengelola penderita tidak sadar apapun sebabnya.

d. Mengelola penderita yang mengidap masalah nyeri apapun penyebabnya (management of pain problems) , termasuk nyeri kronik dan paliatif.

e. Mengelola masalah resusitasi jantung paru dan otak (Basic Life Support / BLS, Advanced Life Support/ALS dan prolonged Life Support /PLS)

(32)

22

f. Mengelola masalah gangguan nafas dan pernafasan buatan jangka panjang

g. Mengelola berbagai gangguan cairan, elektrolit dan metabolisme.

4. Mempunyai kemampuan untuk mengelola kedokteran gawat darurat (Critical Care Medicine) yang meliputi trias : resusitasi : pengelolaan pasien gawat (emergency care) untuk keadaan yang mengancam kehidupan dan pengelolaan terapi intensif (intensive care therapy)

5. Mempunyai kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan sebagai dokter spesialis anestesioogi sesua dengan tuntutan masyarakat dan kemampuan ilmu pengetahuan.

(33)

BAB VI

TAHAP PENDIDIKAN DAN PEMETAAN

KURIKULUM

Peta Kurikulum Pendidikan Spsialis Anestesiologi

Catatan : Waktu dan semester di atas tidak mengikat. Hasil pembelajaran (learning outcome) bergantung pada pencapaian kompetensi. Bila sudah dianggap kompeten bisa naik semester (penilaian meliputi segi kognitif, afektif, psikomotor. Kognitif : lulus ujian, menyelesaikan tugas ilmiah. Psikomotor: mencapai jumlah kasus sesuai tabel di bawah.

(34)

24

Afektif: penilaian tingkah laku/kepribadian)

MODUL PENDIDIKAN ANESTESI DAN TERAPI INTENSIF

No Modul I IISemesterIII IV V VI VII SKS

1 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi I

2 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi II

3 Modul Keterampilan Dasar Anestesiologi III

4 Modul Kedokteran Perioperatif I 5 Modul Kedokteran Perioperatif II 6 Modul Persiapan Obat dan Alat

Anestesia

7 Modul Traumatologi I 8 Modul Anestesia Umum

9 Modul Analgesia regional I (Bier’s block, spinal)

10 Modul Analgesia regional II (epidural, kaudal, blok saraf) 11 Modul Anestesia Bedah Ortopedi I 12 Modul Anestesia Bedah Ortopedi II 13 Modul Anestesia Bedah Onkologi

dan Bedah Plastik

14 Modul Anestesia Bedah Urologi 15 Modul Anestesia Obstetri I 16 Modul Anestesia Obstetri II 17 Modul Anestesia Bedah THT I 18 Modul Anestesia Bedah THT II 19 Modul Anestesia Bedah Mata 20 Modul Anestesia Bedah Pediatrik I

(prosedur sederhana)

21 Modul Anestesia Bedah Pediatrik II (lanjutan)

22 Modul Anestesia Bedah Saraf I 23 Modul Anestesia Bedah Saraf II 24 Modul Anestesia Bedah Rawat

Jalan

(35)

No Modul I IISemesterIII IV V VI VII SKS

26 Modul Anestesia Kardiotorasik II 27 Modul Anestesia Bedah Darurat 28 Modul Anestesia Bedah Invasif

Minimal

29 M odul Anestesia Di luar Kamar Bedah

30 Modul Anestesia dan Penyakit Khusus

31 Modul Anestesia dan Penyakit Langka

32 Modul Traumatologi II

33 Modul Post Anesthesia Care Unit (PACU)

34 Modul Penatalaksanaan Nyeri 35 Modul Intensive Care I 36 Modul Intensive Care II 37 Modul Penelitian

38 Modul Kemampuan Komunikasi dan Profesionalisme

Jumlah Modul 7 10 9 7 4 7 2

(36)
(37)

Modul selengkapnya tercantum di BUKU MODUL ANESTESI TAHAP - TAHAP PENDIDIKAN

1. Tahap Pertama (Orientasi dan Pembekalan)

Setelah menyelesaikan tahap ini, meliputi semester ke 1 dan 2, peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut : Kognitif atau Pengetahuan

1. Mengetahui dasar-dasar metodologi penelitian, fi lsafat ilmu, statistik, biologi sel, etika dan medikolegal serta komunikasi atau hubungan antara dokter dengan pasien/keluarga pasien. 2. Mengetahui fisiologi fungsi-fungsi tubuh dalam keadaan normal, hubungan antara fungsi tersebut dengan perubahan fungsi yang dapat timbul dalam prakte anestesia. Utamanya adalah fi siologi nyeri, respirasi, sirkulasi, susunan syaraf pusat dan perifer, ginjal, neuromuscular junction, metabolik dan endokrin.

3. Mengetahui farmakologi, meliputi prinsip-prinsip farmakologi umum,farmakologi obat yang lazim dipakai dalam praktek anestesi, utamanya farmakokinetika dan farmakodinamik. 4. Mengetahui prinsip sifat-sifat dan kimia dalam klinik

anestesiologi.

5. Mengetahui prinsip kerja alat atau mesin anestesi, demikian pula alat-alat monitor EKG, pulse oksimeter. Kapnografi , nerve-stimulator.

6. Mengetahui secara dini dalam keadaan emergensi yang mengancam nyawa, baik pada waktu induksi, selama maupun pasca anestesia, serta mengetahui cara mengatasi keadaan tersebut.

7. Mengetahui teori premedikasi, induksi, pemeliharaan anestesia dan pengelolaan pasca anestesia/pasca bedah pasien-pasien status fi sik ASA 1-2 untuk pasien berumur 5-60 tahun, pada kasus-kasus bedah umum tertentu, bedah THT, bedah mata dan bedah obsgin.

(38)

28

8. Mengetahui teori anestesia subarakhnoid dan epidural 9. Mengetahui teori tindakan resusitasi jantung paru otak 10. Mengetahui teori dasar keseimbangan cairan, asam-basa dan

elektrolit.

11. Mengetahui teori nyeri akut dan penanggulangannya

12. Mengetahui cara mengatur posisi pasien yang aman selama operasi dan mengetahui akibat buruknya.

13. Mengetahui pengelolaan pasien trauma dalam kegawatan yang mengancam nyawa dan atau cacat.

Psikomotor atau Ketrampilan

Mampu melakukan anestesia umum dan anestesia subarakhnoid pasien dengan ASA 1-2 pada umur 5-60 tahun

1. Mampu melakukan penilaian kondisi pasien pre-operatif. 2. Mampu mengoptimalkan kondisi pasien sebelum operasi 3. Mampu melakukan tehnik dan interprestasi pemantauan

fungsi-fungsi vital, tekanan darah, EKG, pulse-oksimetri, kapnografi , monitor neuro-muskular.

4. Mampu mengatur meja operasi.

5. Mampu melakukan beberapa tehnik induksi anestesia inhalasi, intravena, intravena perektal

6. Mampu menggunakan dengan benar sungkup muka, sungkup laring, intubasi trakeal serta melakukan pemeliharaan anestesia dengan aman.

7. Mampu mengelola jalan nafas dengan baik dengan cara - cara butir 6

8. Mampu melakukan nafas bantu, nafas kendali manual secara terlatih dan benar.

9. Mampu mengenal dengan cepat dan tanggap terhadap keadaan emergency yang mengancam nyawa pasien serta mampu melakukan penanganannya.

(39)

10. Trampil melakukan ekstubasi dan pengawasan masalah-masalah dan komplikasi paska ekstubasi dan paska bedah seperti muntah, obstruksi jalan nafas, spasme laring, spasme bronkus, syok, delirium dan lain-lain.

11. Mampu melakukan anestesi subarakhnoid dan telah melakukan anestesi epidural serta mampu mengatasi komplikasi akut yang mungkin terjadi.

12. Mampu melakukan resusitasi jantung paru (RJP), bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut.

13. Mampu mengelola pasien dalam keadaan kedaruratan yang mengancam nyawa- nyawa dan atau cacat.

Afektif atau Sikap

1. Menyadari bahwa tugas anestesi adalah bagian dari tugas tim yang menangani pasien yang memerlukan tindakan operasi dan atau tindakan medik lain, sehingga harus mampu berkomunikasi dan adaptasi dengan baik terhadap anggota tim yang lain. 2. Bersikap etis pada pasien dan selalu menjunjung tinggi etika

kedokteran.

3. Memiliki rasa tanggung jawab pada setiap tugas

4. Tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi sejawat anestesi pada waktu tugas bersama dan siap untuk memberikan pertolongan, sebaliknya tanggap terhadap keterbatasan kemampuan sendiri, sehingga tidak segan - segan untuk meminta bantuan sejawat lain, demi keselamatan pasien.

5. Bekerja secara sistematik, cekatan, teliti dalam masalah-masalah detil

6. Bersikap proaktif untuk meningkatkan kemampuan diri dengan selalu berupaya mendapat dan belajar lebih banyak jumlah dan variasi kasus.

7. Mengikuti acara-acara ilmiah didalam dan di luar pendidikan resmi.

(40)

30

8. Menyelesaikan dua makalah tepat sesuai jadwal.

9. Ikut berperan dan membantu pendidikan mahasiswa kedokteran dan atau perawat.

10. Mematuhi peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pengelola pendidikan.

Prasyarat untuk mencapai Kompetensi

1. Telah melakukan tindakan anestesi umum sejak persiapan, optimalisasi, premedikasi, induksi, pemeliharaan anestesi, pengelolaan pasca bedah pada kasus status fi sik ASA 1-2 umur 5-60 tahun, pada bedah umum, bedah THT, bedah mata, bedah obsgin sebanyak minimal 200 kasus

2. Melakukan anestesi subarakhnoid sebanyak 50 kali

3. Trampil dalam menyampaikan pendapat scara sistematis serta logis dan benar.

4. Telah mempresentasikan 2 makalah. 2. Tahap Kedua (Magang)

Setelah menyelesaiakan tahap ini, meliputi semester ke 3 dan 4 peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut : Kognitif atau Pengetahuan

1. Memahami akan aplikasi ilmu dasar anestesiologi pada praktek anestesia

2. Memahami farmakokinetika dan farmakodinamika obat-obat anestesi dan obat- obat pendukung yang lain

3. Memahami tanda-tanda abnormal atau komlikasi-komplkasi yang timbul akibat teknik dan pemberian anestesi yang dilakukan tidak benar serta mampu dengan cepat mengenal dan mengatasi masallah tersebut.

4. Memahami masalah kekhususan anestesi pada bedah umum, bedah kepala leher, THT, bedah mata , bedah caesar.

(41)

5. Mengetahui teori anestesi pada bedah pediatri.

6. Mengetahui teori dasar-dasar critical care pada kasus di intensive care unit

Psikomotor atau Ketrampilan

1. Mampu mengelola pasien pasca bedah, baik diruang pulih maupun di ICU.

2. Trampil melakukan anestesi subarakhnoid dan epidural 3. Trampil melakukan anestesi bedah emergency sesuai tahapan 4. Mampu melakukan anestesi bedah pediatri

5. Mampu melakukan anestesi pada bedah cesar

6. Mampu melakukan anestesi pada pasien status fi sik ASA 3-4 sesuai tahapan

7. Mampu menilai pasien ICU, baik paska bedah atau bukan pasca bedah, serta mampu mengenal dan melakukan tindakan awal terhadap keadaan-keadaan yang mengancam nyawa pasien. 8. Mampu mengelola masalah nyeri akut.

Afektif atau Sikap

1. Bersikap dewasa tenang dan lebih percaya diri walaupun dalam situasi yang paling sulit sekalipun

2. Lebih tanggap terhadap tanda-tanda kegawatan yang mengancam keadaan atau nyawa pasien dan bersikap cepat dan tepat melakukan antisipasi.

3. Selalu siap mempertimbangkan pendapat senior maupun yunior

4. Bersedia memberikan pengetahuan dan pengalaman teori dan praktek anestesia kepada residen lebih yunior

5. Berperan serta dalam mendidik dan mengajar mahasiswa kedokteran dan perawat.

(42)

32

Prasayarat untuk mencapai Kompetensi

1. Telah melakukan anestesia epidural sebanyak minimal 30 kasus 2. Telah melakukan anestesia bedah efektif dan emergency bedah pediatri termasuk neonatus minimal 50 elektif dan 20 emergency.

3. Telah melakukan anestesi bedah elektif dan emergency pasien status fi sik ASA 3- dewasa dan pediatri 100 kasus

4. Telah melakukan anestesia bedah cesar minimal 20 kasus 5. Telah mempresentasikan 6 makalah wajib sesuai jadwal 6. Trampil dalam menjelaskan secara sistematik dan logis

serta benar terhadap kasus-kasus anestesi bermasalah atau komplikasi - komplikasi yang timbul, maupun kasus-kasus ICU. 7. Telah melakukan anestesi umum, anestesia regional bedah

elektif dan emergency sebanyak 1000 kasus 8. Telah mempersiapkan proposal penelitian. 3. Tahap Ketiga (Mandiri)

Setelah menyelesaikan tahap ini, meliputi semester ke 5, 6 dan 7 peserta didik diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut : Kognitif atau Pengetahuan

1. Memahami patofi siologi penyakit yang menyertai kondisi pasien dihubungkan dengan tindakan anestesi

2. Memahami patofi sologi penyakit pasien pediatri dan neonatus. 3. Menguasai prinsip-prinsip penting tentang Intensive Care

Medicine

4. Menguasai penanggulangan nyeri akut

5. Mengetahui masalah-masalah dan tehnik anestesia bedah kraniotomi, bedah jantung dan bedah paru.

6. Mengetahui cara nelakukan prosedur klinik serta penggunaannya tindakan invasif, seperti pemasangan kateter vena sentral, krikotirotomi, kateter intra arterial, kateter Swan Ganz dan lain-lain.

(43)

7. menguasai pengelolaan anestesi untuk prosedur diagnostik, radiotherapi, anestesi pada pasien dengan status fi sik ASA 3-5 8. Mengetahui cara bertindak selaku leader atau chief resident, alih ilmu pada residen lebih muda, mahasiswa kedokteran maupun perawat.

9. Mengetahui cara mengelola ICU 10. Mengetahui pengelolaan nyeri kronik. Psikomotor atau ketrampilan Afektif dan Sikap

1. Sebagai chief atau pimpinan residen, bertanggung jawab atas kelancaran pelayanan anestesi bedah elektif dan emergency maupun prosedur lain yang memerlukan kehadiran dokter anestesi.

2. Bertanggung jawab atas koordinasi tugas pelayanan anestesi serta penanggulangan masalah anestesi yang dihadapi, sendiri atau secara bersama.

3. Memiliki motivasi besar untuk alih ilmu dan pengalaman pada residen yunior, mahasiswa kedokteran maupun perawat. 4. Bersikap tenang atau kepala dingin dan dapat menguasai diri

terhadap kritik yang bertujuan demi kebaikan pasien.

5. menjunjung tinggi etik dan kode etik kedokteran terhadap pasien sebagai subyek penelitian.

6. Sikap saling menghargai terhadap sesama sejawat anestesi maupun sejawat disiplin lain, baik didalam tugas sebagai suatu tim maupun diluar tugas.

7. Sikap disiplin dan bijaksana terhadap teman-teman sekerja suatu tim baik senior, satu angkatan maupun yunior.

Prasyarat untuk mencapai Kompetensi

1. Telah melakukan anestesi umum dan regional pada bedah elektif dan emergency serta pada semua status fi sik ASA antara 1500 sampai 1750 kasus, termasuk diantara minimal 300 operasi emergency dan diantaranya termasuk butir 2,3,4 dan 5

(44)

34

2. Telah melakukan anestesi bedah kraniotomi sebanyak minimal 50 kasus

3. Telah melakukan asistensi anestesi bedah jantung minimal 10 kasus

4. Telah melakukan asistensi anestesi bedah paru minimal 10 kasus 5. Telah berhasil melakukan anestesi blok lain , (selain subarakhnoid

dan epidural), sebanyak minimal 10 kali

6. Telah melakukan pengelolaan ICU minimal 10 jenis kasus 7. Telah berhasil melakukan pemasangan kateter- vena sentral

minimal 10 kali

8. Telah bertindak sebagai chief residen selama minimal 2 kali 9. Telah bertindak sebagai pimpinan sidang laporan pagi/parade

minimal sebanyak 20 kali

10. Telah memimpin sidang ilmiah referat dan lain-lain minimal 2 kali

11. Telah mempresentasikan semua makalah wajib dan telah menyelesaikan tulisan penelitian akhir.

(45)

BAB VII

EVALUASI DAN PEMANTAUAN PPDS

Evaluasi

Evaluasi peserta didik dalam pendidikan Anestesi dan Terapi Intensif, bertujuan untuk memastikan keselamatan pasien sebagai tanggung jawab program studi kepada masyarakat. Evaluasi juga digunakan untuk mengukur pencapaian standar kompetensi minimum yang merupakan tanggung jawab program studi terhadap peserta didik. Evaluasi merupakan parameter keefektifan program studi (kurikulum dan sistem pendidikannya) serta menyiapkan kemampuan peserta didik untuk menjalankan tugas profesinya setelah menyelesaikan pendidikan. Pemantauan PPDS juga diperlukan untuk memastikan proses pendidikan sesuai dengan Kalender Pendidikan yang sudah ditetapkan Metode Evaluasi

Metoda dan instrument penilaian serta kriteria kelulusan disusun dan ditetapkan oleh pengelola program studi berdasarkan kurikulum yang ditetapkan kolegium. Penilaian mencakup seluruh kegiatan pendidikan baik pengetahuan, keterampilan dan prilaku.

Selama proses pendidikan, penilaian dilakukan secara terstruktur pada tiap tahap pendidikan yang dilaksanakan oleh KPS berkoordinasi dengan Kolegium terkait, dengan memperhatikan kompetensi yang harus dicapai sesuai tahapan pendidikan

Tahapan

1. Evaluasi Semester. 2. Ujian Board Nasional 3. Evaluasi Kualifi kasi 4. Evaluasi Lanjutan 5. Evaluasi Akhir :

(46)

36

Ujian Komprehensif Lokal Ujian Komprehensif Nasional Ujian OSCE Nasional

EVALUASI SEMESTER

Program Studi Anestesi dan Terapi Intensif FK UGM menerapkan kombinasi sistem modul dan evaluasi persemester. Peserta didik yang telah mengikuti modul dalam satu semester untuk naik ke tingkat lebih tinggi setelah melalui tahapan evaluasi meliputi kemampuan kognitif dan afektif. Syarat mengikuti evaluasi setelah peserta didik menyelesaikan tugas akademik dan pencapaian ketrampilan klinik yang telah ditetapkan. Apabila peserta didik tidak memenuhi syarat evaluasi yang bersangkutan akan ditunda evaluasinya pada semester berikutnya. Jika dalam evaluasi ini peserta didik dinyatakan cakap akan naik ke jenjang berikutnya.

UJIAN BOARD NASIONAL

Sesuai dengan ketentuan Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif PPDS 1 anestesi yang telah menyelesaikan semester 3 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional Ilmu Anestesi Dasar. Ujian ini diatur oleh Komisi Ujian Nasional dan diselenggarakan setahun dua kali. Peserta didik yang tidak lulus dapat mengulang pada semester berikutnya.

EVALUASI KUALIFIKASI Tujuan

Untuk menentukan apakah seorang peserta didik dapat meneruskan pendidikan ke tahap selanjutnya atau dianjurkan untuk mengundurkan diri.

Masa evaluasi

Pemantauan dan penilaian dilakukan secara berkesinambungan dan evaluasi dilakukan pada tahap awal pendidikan. Bila peserta didik gagal melampaui tahap kualifi kasi peserta diminta mengundurkan diri.

(47)

EVALUASI LANJUTAN Tujuan

Evaluasi pada tahap lanjutan, bertujuan untuk menentukan apakah seorang peserta PPDS dapat meneruskan pendidikannya ke tahap selanjutnya.

Masa Evaluasi

Pemantauan dan penilaian dilaksanakan setiap tahap pendidikan sesuai program studi masing-masing. Evaluasi dilakukan pada akhir semester.

Keputusan

1. Dapat meneruskan pendidikan ke tahap berikutnya. 2. Dapat meneruskan pendidikan dengan syarat.

3. Mengulang pendidikan pada semester yang sama sesuai dengan program studi masing-masing. Dalam satu semester peserta didik hanya diberi kesempatan mengulang satu kali.

3. EVALUASI AKHIR Tujuan

Untuk menentukan apakah seorang peserta didik dapat memenuhi syarat sebagai dokter spesialis Anestesi. Pada akhir pendidikan, metode penilaian dan uji kompetensi dilakukan oleh Kolegium Anestesi dan Terapi Intensif melalui Badan Penguji Nasional.

Masa Evaluasi

Pemantauan dan penilaian dilaksanakan selama masa pendidikan dan evaluasi akhir dilaksanakan pada akhir pendidikan.

Syarat-syarat

1. Telah menyelesaikan semua tugas yang diwajibkan dalam masa pendidikan

(48)

38

Evaluasi akhir terdiri dari dua tahap yaitu :

1. Ujian komprehensif lokal. Diselenggarakan setelah peserta didik menyelesaikan semua stase dan telah lulus ujian karya ilmiah akhir. 2. Ujian komprehensif nasional. Diselenggarakan oleh kolegium, penguji terdiri dari penguji lokal dan penguji nasional dari pusat pendidikan lain yang ditunjuk oleh Komisi Ujian Nasional. Ujian komprehensif nasional diselenggarakan secepatnya satu bulan setelah ujian komprehensif lokal.

3. Ujian OSCE Nasional Keputusan

1. Lulus Dokter Spesialis Anestesi.

2. Mengulang ujian yang waktunya ditentukan oleh masing-masing kolegium.

PUTUS PENDIDIKAN (Drop out) A. Prosedur

1. Dilakukan penilaian atas unsur-unsur kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Setelah mendapat peringatan pertama (lisan), peringatan kedua (tertulis) dan peringatan ketiga (tertulis), peserta didik dapat diberhentikan proses pendidikannya.

3. Dalam kasus pelanggaran etika dan susila, peringatan lisan dan tertulis tidak diperlukan (diserahkan ke FK untuk membahas secara spesifi k tentang kriteria pelanggaran).

4. Hasil penilaian dan sangsi dirapatkan dalam rapat khusus Bagian.

B. Kriteria putus pendidikan

1. Kegagalan evaluasi kualifi kasi pada tahap awal pendidikan. 2. Kegagalan pada akhir semester II dan seterusnya, setelah diberi

(49)

3. mengulang sesuai ketentuan masing-masing program studi. 4. Meskipun dengan bimbingan khusus, ternyata tidak mampu

belajar, sehingga diperkirakan tidak dapat menyelesaikan pendidikannya.

5. Kurangnya rasa tanggung jawab profesional yang dapat membahayakan pasien dan lembaga pendidikan.

6. Pelanggaran etik kedokteran yang berat dan/atau tindak asusila. Ketidakmampuan menyelesaikan tahapan pendidikan (2n-1) tahun, diluar cuti dan sakit.

7. Dicabutnya Surat Ijin Bekerja atau diberhentikan bekerja dari RS DR. Sardjito setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang terkait.

8. Menderita gangguan fi sik atau mental yang diketahui setelah menjalani masa pendidikan yang membahayakan diri sendiri, lingkungan dan pasien berdasarkan keterangan medis dari dokter yang berkompeten.

C. Kewenangan Pada Proses Putus Pendidikan

1. Bagian mempunyai kewenangan mengusulkan putus pendidikan peserta didik ke Fakultas atas dasar alasan akademik maupun non akademik.

2. Putus pendidikan peserta didik atas dasar alasan akademik diputuskan oleh Rektor UGM atas usulan Dekan.

3. Putus pendidikan peserta didik atas dasar alasan non-akademik harus diputuskan bersama oleh Dekan Fakultas Kedokteran, Direktur RS. DR. Sardjito, Ketua TKP-PPDS dan Kepala Bagian yang terkait, setelah mendengarkan pendapat Panitia Etik Rumah Sakit Wahana Pendidikan dan diputuskan oleh Rektor UGM.

4. Direktur RS DR. Sardjito dapat mencabut Surat Ijin Bekerja (SIB) setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai pihak yang terkait.

(50)

40

D. Proses Putus Pendidikan

1. Peserta didik dipanggil oleh Program Studi/Bagian untuk diberitahu tentang pelanggaran yang diduga telah dilakukan. Peserta didik diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban, klarifi kasi atau pembelaan terkait dugaan pelanggaran. 2. Program studi/Bagian mengadakan rapat terkait dugaan

pelanggaran peserta didik dan mengambil sikap dan keputusan setelah mendengarkan pertimbangan dari berbagai pihak terkait.

3. Apabila terbukti bersalah, Bagian mengajukan surat pemberhentian kepada Dekan berdasarkan hasil rapat. 4. Tim yang terdiri dari Dekan, TKP PPDS dan Kepala Bagian

akan mengadakan pertemuan. Apabila terbukti bersalah, Dekan membuat surat keputusan putus pendidikan yang akan diserahkan ke Rektor UGM.

5. Peserta didik dipanggil oleh Tim yang terdiri dari Kepala Bagian, TK PPDS dan Dekan untuk diberitahu tentang keputusan Putus Pendidikan dan alasan-alasannya.

6. Peserta didik ikut menandatangani Berita Acara yang berisi pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

7. Pemberitahuan putus pendidikan dilakukan secara tertulis oleh Rektor.

(51)

BAB IX

KOMPETENSI

Selama menjalani pendidikan residen akan mendapatkan kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah dilalui, setelah dilakukan tahap evaluasi semester. Berikut kompetensi sesuai dengan tingkat pencapaian semester :

NO KELAS KOMPETENSI KETERANGAN

1 IA

Ketrampilan Dasar Anestesiologi I Mengerjakan kompetensi kelas IA dengan pendampingan

Kedokteran Perioperatif I Persiapan Obat dan Alat Anestesi

Anestesi Umum I Penatalaksanaan Nyeri

2 IB

Ketrampilan Dasar Anestesiologi II Mengerjakan kompetensi IA Mengerjakan kompetensi kelas IB dengan pendampingan Kedokteran Perioperatif II

Traumatologi I Anestesi Umum II

Anelgesia Regional I (Spinal) Anestesi Bedah Ortopedi I Anestesi Bedah Darurat

3 IIA

Ketrampilan Dasar Anestesiologi III Mengerjakan kompetensi IA dan IB

Mengerjakan kompetensi kelas IIA dengan pendampingan Anestesi Bedah Ortopedi II

Bedah Onkologi dan Bedah Plastik Anestesi Bedah Urologi

Anestesi Bedah THT I

Anestesi Bedah Mata Anelgesia Regional II (kaudal) Anestesi Bedah Pediatrik I (Prosedur Sederhana)

Traumatologi II Anestesi Obstetri I

(52)

42

NO KELAS KOMPETENSI KETERANGAN

4 IIB

Anestesi Obstetrik II Mengerjakan kompetensi IA, IB dan IIA

Mengerjakan kompetensi kelas IIB dengan pendampingan Anestesi Bedah THT II

Anestesi dan Penyakit Khusus

Post Anesthesia Care Unit (PACU)

Anelgesia Regional III (epidural) Anestesi di Luar Kamar Bedah Anestesi Bedah Pediatrik II (lanjutan)

5 IIC

Anestesi Bedah Rawat Jalan Mengerjakan kompetensi IA, IB, IIA, dan IIB

Mengerjakan kompetensi kelas IIC dengan pendampingan Anelgesia Regional IV (blok saraf,

bier block)

Anestesi Kardiotoraksik I

Anestesi Bedah Bedah Rawat Invasif Minimal

Intensive Care I Anestesi Bedah Saraf I Modul Penelitian

6 IIIA

Anestesi Bedah Saraf II Mengerjakan kompetensi IA, IB, IIA, IIB dan IIC

Mengerjakan kompetensi k e l a s I I I A d e n g a n pendampingan

Anestesi Kardiotoraksik II Anestesi dan Penyakit Langka Intensive Care II

Penelitian

7 IIIB Penelitian Mengerjakan Kompetensi IA, IB, IIA, IIB, IIC, IIIA dan IIIB dengan Pendampingan Kemampuan Komunikasi dan

Profesionalisme

8 IIIC Chief Mengerjakan Kompetensi IA, IB, IIA, IIB, IIC, IIIA dan IIIB

(53)

BAB X

WISUDA

Sejak tahun 1992 Universitas Gadjah Mada mengadakan wisuda bagi semua DokterSpesialis yang lulus bersama dengan lulusan Program S2. Setelah wisuda universitas, di Fakultas Kedokteran diselenggarakan upacara pelepasan oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

A. Jadwal

Wisuda dan pelepasan diadakan pada bulan: Januari, April, Juli, dan Oktober setiap tahun.

B. Pelaksanaan

Penyelenggaraan Wisuda adalah Rektor Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, sedangkan sebagai Penyelenggara Upacara Pelepasan adalah Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. C. Pembiayaasialis Fakultas Kedokteran UGM.

D. Wajib Tetap Bekerja di RSUP DR. Sardjito

1. Calon Dokter Spesialis baru yang sudah lulus tetapi belum wisuda diwajibkan tetap bekerja di RSUP. Sardjito

2. Semua Dokter Spesialis baru yang dari Departemen Kesehatan dengan status kepegawaian di RS DR. Sardjito Yogyakarta, berdasarkan Surat Edaran Sekjen Depkes RI No. KP.01.01.1- 422953 tanggal 2 Oktober 1992 dan Keputusan Direktur RS Dr. Sardjito No. 800/398/350/S K/1993 sementara menunggu penempatannya oleh Departemen Kesehatan, para dokter spesialis tersebut tetap melaksanakan tugasnya sebagai staf medik di Staf Medik Fungsional di RS Dr. Sardjito. Bilamana tidak dijalankan sesuai ketentuan di atas, akan mendapatkan sanksi administratif (penghentian gaji dan lain-lain).

(54)

Referensi

Dokumen terkait

Tingginya persentase kejadian sindrom burnout pada tahap 1 dapat disebabkan oleh beban kerja secara fisik yang lebih berat dibanding dengan tahap lain disertai kondisi