• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini keberadaan pasar modal memiliki peran yang cukup vital dalam perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki peranan sebagai jembatan untuk mendistribusikan kesejahteraan kepada masyarakat dimana baik investor perorangan maupun badan usaha akan menginvestasikan atau menanamkan dana kepada perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran dengan mengharapkan pendapatan atau pengembalian investasi, baik berupa dividien kas atau capital gain, yaitu keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya.

Dalam sistem perekonomian moderen yang kini berkembang, peran pasar modal tidak hanya sebatas jembatan pendistribusian kesejahteraan kepada masyarakat dalam negeri saja. Baik penanam modal dalam negeri maupun asing kini dapat menanamkan modalnya pada pasar modal negara lain yang dianggap pasar yang menjanjikan dan mampu memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan pengharapan, baik berupa capital gain atau deviden kas.

Menurut teori Konsep Pasar Efisien yang dikemukakan oleh Fama (1970), kondisi pasar modal yang efisien pada suatu negara berarti seluruh informasi dan keadaan yang terjadi pada lingkungan pasar modal tersebut

(2)

2 akan terserap dan tercermin pada indeks harga saham pasar modal negara tersebut. Dapat disimpulkan bahwa dalam pasar yang efisien, pasar modal suatu negara akan mencerminkan keadaan ekonomi negara tersebut. Keadaan ekonomi yang baik akan tercermin dalam indeks harga saham negara tersebut, sehingga jika indeks harga saham suatu negara mengalami peningkatan maka akan memberikan sinyal baik kepada penanam modal lokal maupun asing bahwa kondisi perekonomian negara tersebut baik untuk investasi.

Menurut proyeksi Organization for Economic Cooperation and Developement (OECD) atau organisasi internasional yang dibentuk untuk kerja sama dan pembangunan ekonomi, kawasan ASEAN (Association of South East Asian Nation) dalam kurun waktu 2012-2016 akan menjadi kawasan yang dinamis. Pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN diperkirakan akan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,6%, sedikit di bawah rata-rata pertumbuhan pra krisis 2008 sebesar 6,1%. Bahkan kawasan ASEAN menjadi salah satu kawasan yang pertama pulih dari imbas krisis 2008.

Prospek ekonomi ASEAN yang cerah ditambah tingkat suku bunga yang relatif tinggi menyebabkan terjadinya tren peningkatan arus modal portofolio ke pasar modal negara-negara ASEAN. Salah satu faktor sektoral yang menentukan dalam hal ini adalah tingkat keterbukaan dan daya saing pasar modal dari suatu negara.

(3)

3 ASEAN-5 adalah sebutan kepada 5 negara yang dianggap paling maju di ASEAN. ASEAN-5 termasuk negara yang memiliki keadaan ekonomi yang paling berkembang pesat dari negara ASEAN lainnya sehingga pertumbuhan ekonomi pada negara pada kawasan ini bergerak sangat cepat dan membuat iklim investasi kawasan ASEAN-5 tersebut dianggap menjanjikan dan dipercaya oleh investor asing. Pasar modal pada kawasan ini sangat terbuka bagi investor asing yang ingin menanamkan modalnya, sehingga dengan iklim investasi yang menjanjikan maka pasar modal kawasan ASEAN-5 menjadi magnet yang kuat bagi investor asing. Negara yang termasuk dalam ASEAN-5 adalah Singapura, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Teori portofolio internasional yang dikemukakan oleh Grubel (1968) mengatakan bahwa diversifikasi berbagai aset dan/atau berbagai negara diharapkan bisa memberikan harapan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan manfaat pengurangan risiko yang lebih besar dibanding hanya berinvestasi di dalam negeri. Dari teori tersebut para investor mulai melihat pasar modal dari negara-negara maju dan berkembang lainnya sebagai tujuan diversifikasi investasi, sehingga risiko yang dihadapi dalam negaranya dapat diminimalkan dengan diversifikasi aset lintas negara.

Investor yang ingin menanamkan modalnya ke suatu negara akan terlebih dahulu memperhatikan saham-saham yang menurutnya dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi. Saham yang dianggap menarik bagi investor adalah saham-saham yang aktif diperdagangkan

(4)

4 dalam pasar modal negara tersebut, sehingga saham tersebut dapat memberikan tingkat pengembalian bagi investor yang menyukai capital gain. Investor juga dapat menyeleksi suatu perusahaan yang akan dituju sebagai tempat investasi berdasarkan deviden kas yang dibayar kepada pemilik saham perusahaan tersebut.

Saxena (1999) mengemukakan bahwa deviden dipandang penting bagi investor. Deviden dapat digunakan sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang. Selain itu, bagi investor atau pemegang saham itu sendiri deviden digunakan sebagai proyeksi dari kinerja manajemen, jika kinerja manajemen dalam tahun tersebut baik maka akan menunjukkan angka profitabilitas yang baik yang akan menaikkan deviden, begitu pula sebaliknya. Oleh karena dua hal tersebut maka investor pada umumnya menginginkan pembagian deviden yang relatif stabil atau cenderung bergerak naik dari waktu ke waktu.

Kebijakan deviden merupakan keputusan untuk menentukan berapa banyak deviden yang harus dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan deviden ini didasarkan pada perlakuan manajemen atas laba bersih setelah pajak (EAT) yang diperoleh perusahaan untuk kemudian akan dibagikan kepada investor dalam bentuk deviden dan sebagian akan diinvestasikan kembali ke perusahaan guna membiayai pertumbuhan perusahaan dalam bentuk laba ditahan.

(5)

5 Dalam teori agensi yang dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976), terdapat hubungan kontraktual antara para pemegang saham, yang merupakan principal dan pihak yang bertugas untuk melakukan semua kegiatan atas nama principal dalam kapasitasnya sebagai pengambil keputusan atau biasa disebut agent. Dalam konteks ini pihak manajer adalah sebagai agent yang dipercaya oleh principal untuk menjalankan dan mengambil keputusan bisnisnya.

Pihak principal akan memperoleh kemakmuran yang dihasilkan dari aktifitas agent melalui deviden yang dibagikan. Namun pihak manajer selaku pelaku bisnis yang telah diberi kewenangan pengambilan keputusan oleh principal juga menginginkan agar perusahaan terus dapat bertumbuh. Dari adanya dua kepentingan yang berbeda tersebut maka menimbulkan konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer karena semakin tinggi deviden yang dibagikan maka akan semakin sedikit laba ditahan yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan perusahaan. Hal ini disebut dengan konflik keagenan.

Selain itu konflik juga dapat terjadi antara pihak manajer dan kreditur. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pihak manajer lebih menyukai untuk menahan deviden agar memiliki dana untuk melakukan ekspansi perusahaan. Namun pihak kreditur lebih menyukai bahwa deviden yang ditahan tersebut digunakan untuk membayar hutang perusahaan karena pihak kreditur khawatir apabila dana tersebut digunakan untuk melakukan

(6)

6 ekspansi dan tidak sesuai maka akan berdampak hutang perusahaan tidak dapat terbayarkan.

Adanya konflik kepentingan antara pemegang saham, manajer, dan kreditur tersebut mengharuskan diciptakannya kebijakan deviden yang optimal. Menurut Brigham (2007) dengan adanya kebijakan deviden yang optimal maka konflik yang terjadi akibat berbagai kepentingan dalam perusahaan dapat dikendalikan atau diminimalkan sehingga dapat memaksimalkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, perlu untuk dilakukan penelitian yang mendalam mengenai kebijakan deviden yang optimal.

Telah banyak dilakukan penelitian mengenai kebijakan deviden, sehingga disimpulkan dari berbagai penelitian yang telah dilakukan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kebijakan deviden yang optimal adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan dalam penelitian yang dilakukan oleh Gupta dan Banga (2010) diproksikan oleh posisi likuiditas, tingkat profitabilitas, kebutuhan untuk membayar hutang, dan tingkat pertumbuhan perusahaan. Adil et al. (2010) menambahkan bahwa terdapat perbedaan besaran pembayaran deviden akibat ukuran perusahaan.

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan posisi kas suatu perusahaan dimana hal tersebut sangat penting dalam penetapan kebijakan deviden. Menurut Imran (2011) pembayaran deviden kas tergantung kepada posisi kas sebuah perusahaan dimana posisi kas tersebut menggambarkan kemampuan perusahaan membayar devidennya.

(7)

7 Rasio profitabilitas menggambarkan tingkat pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan. Amidu dan Abor (2006) mengatakan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan indikator utama yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan membayar deviden. Hal ini disebabkan karena deviden adalah hak bagi para investor atas profitabilitas yang diraih oleh perusahaan.

Rasio hutang menggambarkan posisi hutang perusahaan. Menurut Bistrova dan Lace (2012) rasio hutang yang tinggi akan mengarahkan posisi perusahaan terhadap risiko gagal bayar hutang. Hutang yang tinggi juga menandakan bahwa perusahaan masih memiliki kewajiban lain yang tinggi selain deviden.

Bistrova dan Lace (2012) juga mengatakan bahwa perusahaan dalam fase bertumbuh biasanya akan menggunakan pendapatannya untuk pengembangan perusahaan. Pada fase dewasa barulah kemudian perusahaan tersebut akan menikmati pendapatan dan membagikan tingkat pendapatan dalam bentuk deviden yang besar.

Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan deviden dalam perusahaan. Adil et al. (2010) mengatakan bahwa perusahaan besar akan lebih dipercaya oleh investor dan memiliki akses pasar yang lebih baik daripada perusahaan kecil.

Dari banyaknya penelitian yang telah dilakukan ternyata masih menunjukkan perbedaan antara hasil penelitian.

(8)

8 1. Variabel rasio likuiditas

Ranti (2013) memperlihatkan bahwa variabel rasio likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap DPR namun Imran (2011) menyebutkan bahwa variabel rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap DPR.

2. Variabel rasio profitabilitas

Amidu dan Abor (2006) serta Imran (2011) menyebutkan bahwa variabel rasio profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPR namun Bistrova dan Lace (2012) mengatakan bahwa variabel rasio profitabilitas menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap DPR.

3. Variabel rasio hutang

Ranti (2013) menunjukkan bahwa variabel rasio hutang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPR namun Eng et al. (2013) menunjukkan variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR dan terdapat hasil kontradiktif dimana Thu et al. (2013) menunjukkan bahwa variabel rasio hutang berhubungan positif dan signifikan terhadap DPR.

4. Variabel tingkat pertumbuhan perusahaan

Bistrova dan Lace (2012) mengatakan variabel tingkat pertumbuhan perusahaan menunjukkan hasil negatif signifikan terhadap DPR namun Eng et al. (2013) mengatakan bahwa

(9)

9 variabel tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan pada DPR.

5. Variabel ukuran perusahaan

Ranti (2013) serta Alzomaia dan Al-Khadhiri (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan positif dan signifikan terhadap DPR namun Thu et al. (2013) mengatakan bahwa variabel ukuran perusahaan menunjukkan hubungan negatif tidak signifikan.

Perbedaan hasil penelitian yang terjadi itu mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan deviden.

Penelitian ini juga dikembangkan dari beberapa penelitian yang hanya meneliti dalam pasar modal satu negara saja dimana objek yang akan diteliti pada penelitian ini dikembangkan menjadi perusahaan yang terdaftar pada pasar modal regional ASEAN-5.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor yang dirasa secara langsung dapat mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio (DPR) perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam lima pasar modal negara kawasan ASEAN dengan tujuan untuk dapat membentuk suatu kebijakan deviden yang optimal. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Kawasan ASEAN-5 Periode 2011-2012)”

(10)

10 1.2 Rumusan Masalah

Deviden berfungsi sebagai cerminan kinerja manajer perusahaan dan juga sebagai sinyal bagi calon investor bahwa perusahaan tersebut merupakan investasi yang menguntungkan. Sehingga deviden dianggap mampu menaikkan nilai perusahaan. Namun terdapat konflik dalam kebijakan deviden dalam perusahaan dimana principal mengharapkan deviden yang cenderung stabil atau naik dari waktu ke waktu, sementara pihak agent menginginkan deviden ditahan agar dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan pertumbuhan perusahaan.

Selain hal tersebut juga terjadi perbedaan hasil penelitian mengenai kebijakan deviden. Sehingga hal tersebut semakin mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividend payout ratio perusahaan.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah cash ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012?

2. Apakah debt to equity berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012?

(11)

11 3. Apakah return on equity berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012?

4. Apakah tingkat pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012?

5. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pertanyaan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis pengaruh cash ratio terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012.

2. Menganalisis pengaruh debt to equity terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012.

3. Menganalisis pengaruh return on equity terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012.

(12)

12 4. Menganalisis pengaruh tingkat pertumbuhan perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012.

5. Menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada pasar modal negara kawasan ASEAN-5 periode 2011-2012.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan pengembangan ilmu keuangan mengenai kebijakan Dividend Payout Ratio kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih dalam. 2. Manfaat Praktis

2.1 Bagi Manajemen Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan bagi para manajemen dalam hal pengambilan keputusan deviden agar dapat memaksimalkan nilai perusahaan serta dapat membentuk suatu kebijakan deviden yang optimal.

2.2 Bagi Investor

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi bagi para investor dalam hal keputusan berinvestasi dan diversifikasi portofolio investasi

(13)

13 di masa depan pada pasar modal baik dalam maupun luar negeri yang terkait dengan pengembalian yang berupa deviden.

1.6 Batasan Penelitian

Adapun batasan-batasan yang berpengaruh terhadap hasil penelitan adalah sebagai berikut:

1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar modal kawasan ASEAN-5 dan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan di publikasikan.

2. Periode amatan penelitian ini adalah selama 2 tahun, yaitu periode tahun 2011 sampai dengan tahun 2012.

3. Objek penelitian ini adalah informasi mengenai rasio likuiditas yang diwakili oleh cash ratio, rasio profitabilitas yang diwakili oleh ROE, rasio hutang yang diwakili oleh DTE, ukuran perusahaan, tingkat pertumbuhan perusahaan, dan DPR.

1.7 Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistemika penulisan.

(14)

14 Bab II : Landasan Teori

Bab ini berisi tinjauan pustaka atau hasil penelitian terdahulu, landasan teori yang menjadi referensi peneliti, dan pengembangan hipotesis

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini berisi desain penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode analisi data.

Bab IV : Analisis data dan pembahasan

Bab ini berisi deskripsi data yang digunakan, analisis data untuk menguji hipotesis, serta pembahasan dari hasil yang didapatkan.

Bab V : Simpulan dan saran

Bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian, keterbatasan penelitian, implikasi dari hasil penelitian, dan saran yang dapat digunakan dari hasil penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

131 Gambar RM-12-02 Pengujian Hasil Logout Oleh Pengguna ……… 131 Gambar RM-14-01 Pengujian Hasil lihat sensus bulanan pasien hamil ……… 132 Gambar RM-14-02 Pengujian Hasil

[r]

Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember... Digital Repository Universitas Jember Digital Repository

penyesuaian diri dengan baik dalam lingkungan sosial adalah sikap positif ibu. terhadap anaknya yang autis, yaitu dengan menerima kondisi anak apa

melakukan penelitian dengan menarik judul “ PERSEPSI ORANG TUA MURID TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI RAUDHATUL ATFAL P.M SULTA N MAHMUD BADARUDDIN PALEMBANG”... 1.2

Projek multimedia yang menggunakan teknik penceritaan digital sememangnya membantu pelajar mengupas Komsas dalam novel bahasa Melayu yang dikaji seperti yang dibincangkan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi