• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KIMIA TERAPAN

PEMBUATAN SABUN MANDI PADAT

DISUSUN OLEH:

NURUL AMALIA FITRIYANTI

KELAS:

XII IPA 1

SMAN 109 JAKARTA TAHUN AJARAN

2014-2015

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

petunjuknya saya dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan tugas yang

diamanahkan kepada saya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara

tuntas. Dan tentunya dengan karunia-Nya jugalah saya dapat menyelesaikan

penulisan Makalah ini pada waktunya.

Shalawat beriring salam tak puas-puasnya kita kirimkan kepada

junjungan alam Nabi Besar Muhammad SAW, karena hanya dengan

petunjuknya dan segala usaha upaya beliau, kita dapat rasakan kehidupan

yang berbudaya, beraturan dan menjadikan kita makhluk yang lebih mulia

dihadapan Tuhan.

Harapan saya semoga makalah dengan judul “PEMBUATAN SABUN

MANDI PADAT” ini membantu saya dalam panunjang penilaian dalam mata

pelajaran Kimia Terapan ini, agar menjadi lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu saya

harapkan kepada para guru, dan teman sekalian untuk memberikan

masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah

ini, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini,

sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 7

Januari 2015

(3)

Pe

nulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i KATA PENGANTAR ...ii DAFTAR ISI ...iii

BAB.

I

PENDAHULUAN ...

. 1

1.1 Latar Belakang ...1 1.2 Rumusan Masalah ...1 1.3 Tujuan ...1

BAB.

II

PEMBAHASAN ...

...

2.1 Definisi Sabun Mandi... 2.2 Sejarah Sabun Mandi...

2.3 Definisi dan Tujuan Penggunaan Sabun Mandi Padat...

2.4 Manfaat Sabun Mandi...

(4)

2.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Mandi Padat...

BAB.

III

METODOLOGI ...

..

3.1 Bahan dan Alat ... 3.2 Cara Kerja ...

BAB.

IV

PENUTUP ...

...

4.1 Kesimpulan ... 4.2 Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... iv

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Diawali dengan zaman modern penawaran produk sabun mandi cair sangat banyak dan menggiurkan dengan berbagai macam merek dan harga yang cukup bervariasi. Namun pemakaian produk sabun mandi cair harganya cukup tinggi sehingga tidak bisa di jangkau oleh semua lapisan masyarakat, walaupun memiliki nilai manfaat yang cukup praktis untuk bisa di bawa kemana-mana, tetapi hal ini hanya di manfaatkan untuk kalangan tertentu saja.

Lain halnya dengan pemakaian sabun padat yang sudah ada sejak dahulu bahkan sampai sekarang yang masih dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat bahkan semua lapisan dan golongan, walaupun kurang praktis tetapi

(5)

cukup ekonomis. Ini artinya sabun mandi padat masih menjadi pilihan masyarakat pada umumnya, dan semakin bervariasinya aroma yang membuat konsumen tertarik.

Oleh karena itu dalam makalah ini penulis akan mencoba mengamati bagaimana proses pembuatan sabun padat, sebagaimana yang kita ketahui sabun padat ini masih digunakan secara turun-temurun hingga zaman modern saat ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Makalah ini akan merumuskan dua permasalahan tentang pembuatan sabun padat. Masalah - masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana reaksi kimia pada proses pembuatan sabun padat ?

2. Bagaimana proses pembuatan sabun padat ?

3. Apa keunggulan sabun padat dibanding jenis sabun lain ?

1.3 TUJUAN

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui reaksi kimia pada proses pembuatan sabun padat

2. Untuk mengetahui cara pembuatan sabun padat

3. Untuk mengetahui keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sabun Mandi

Pengertian dan definisi Sabun. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan lain-lain yang terbuat dari campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke kita. Sabun pada mulanya berbentuk batang. Lalu seiring dengan kemajuan zaman,

(6)

di buatlah sabun colek, sabun sintetis atau deterjen. Berikut ini adalah skema reaksi penyabunan dalam proses pembuatan sabun.

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH => C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion. Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Dalam sabun terdapat zat aktif yang di sebut surfaktan. Zat aktif ini merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkantegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan.

Sabun sudah terkenal sejak zaman dahulu kala. Sekelompok pakar arkheologi menemukan sabun dalam bentuk tabung saat melakukan penggalian dan setelah di teliti ternyata benda tersebut berasal dari zaman pras sejarah yaitu 2800 tahun sebelum masehi. Ini membuktikan bahwa sabun sudah di kenal orang sejak zaman dahulu. Kemudian setelah di tilik balik melalui dokumen-dokumen peninggalan sejarah, di ketahui bahwa sabun sudah di kenal di zaman Musa, di zaman Yunani Kuno, Mesir Kuno hingga peradaban roma di mana orang mulai kerajingan mandi sebagai salah satu bentuk menjaga kebersihan diri.

Di zaman modern, pembuatan sabun telah dikenal sejak abad 15. Di Prancis di produksi sabun buatan tangan ber merk Marseilles. Lalu pada masa revolusi Industri, Andrew Pears pada tahun 1789 menciptakan sabun transparan berkualitas tinggi. Tahun 1865, William Shepphard menciptakan sabun cair. Tahun 1898, B.J. Johnson mengembangkan sabun Palmolive yang pertama dan yang paling terkenal di dunia. Bahkan hingga sekarang merek sabun Palmolive ini masih dapat kita jumpai di pasaran. Meski tentu saja bukan palmolive yang itu.

Teknologi pembuatan sabun dunia terus menerus berkembang dan mencapai titik puncaknya di masa perang dunia kedua. Ketika deterjen di ciptakan oleh ilmuwan Amerika. Deterjen memiliki daya cuci yang tinggi karena mengandung surfaktan sehingga dapat membersihkan baju dengan tingkat kekotoran yang tinggi.

Hingga saat ini, kita sering menemui jenis-jenis sabun yang sering kita gunakan di rumah tangga. baik untuk mencuci piring, mandi ataupun bersih-bersih. Berdasarkan kegunaannya sabun di bedakan menjadi 3, yaitu:

1. Sabun cuci, adalah sabun yang digunakan untuk mencuci. Ada yang berbentuk batang, cair ataupun detergen.

2. Sabun mandi, adalah sabun yang digunakan untuk mandi. Biasanya berbentu padat dan cair.

(7)

3. Sabun cukur, adalah sabun yang digunakan saat bercukur. Biasanya memiliki busa yang banyak dan tahan lama.

2.2 Sejarah Sabun Mandi

Sejarah Awal Perkembangan Sabun Mandi - Sabun mandi adalah benda wajib yang harus selalu tersedia di kamar mandi Anda. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang, deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.

Sejarah sabun mandi pertama diketahui sejak abad ke 12 dan mulai dikembangkan pada abad ke 17 oleh orang-orang inggris menggunakan soda abu, pada awalnya orang mengenal bahan pembersih alami yang ada disekitar tempat tinggal seperti air, lumpur, abu, batu apung dan lain-lain dengan kemampuan yang tidak maksimal untuk membersihkan kotoran karena hanya bisa menghilangkan kotoran diluar.

Sejarah Awal Adanya Perkembangan Sabun Mandi. Di beberapa Negara seperti maroko penggunaan lumpur untuk membersihkan badan sudah menjadi sebuah tradisi dikalangan bangsawan untuk merawat kesehatan dan kehalusan kulit serta menjaga kulit tetap kencang dan awet muda, salah satu produk ini masih digunakan dan beredar diklinik-klinik perawatan kecantikan dengan nama ghassoul sebagai masker dan lulur mandi serta rambut lumpur. Orang Yunani kuno menggunakan lilin untuk membersihkan tubuh dan mengolesi minyak serta mencuci pakaian mereka hanya cukup dengan air di sungai tanpa sabun.

Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri nenek moyang kita sudah menggunakan sabun alami untuk membersihkan badan dan pakaian menggunakan produk nabati dari cairan buah klerak dan sudah tak praktekan sendiri memang bisa membersihkan kotoran untuk mandi.

Sebagaimana dalam sejarah perkembangannya sabun mulai diproduksi secara besar-besaran sekitar tahun 1622, di amerika produk sabun mulai memasyarakat sejak kedatangan pendatang dari inggris yang bisa membuat sabun dan pada masa sebelum itu sabun merupakan produk mewah yang menghasilkan pajak bagi pemerintah inggris pada masa pemerintahan raja james 1 pada abad ke 19 dan setelah pajak dihapuskan, sabun menjadi lebih banyak digunakan masyarakat kelas bawah.

(8)

Produksi sabun skala komersial terjadi pada tahun 1791 sejak kimiawan dari prancis mematenkan produk soda abu sebagai bahan baku utama sabun mandi. Saat ini banyak produk sabun yang beredar di pasaran yang masih menggunakan soda abu dan beberapa produsen menggunakan bahan alternative selain soda abu untuk menghemat biaya dan ramah lingkungan serta aman bagi kulit seperti KOH, SLS, ABS, dan lain-lain.

Produk-produk tambahan dalam sabun tersebut ada yang sudah dilarang penggunaanya di luar negeri seperti ABS yang tidak mudah terurai oleh bakteri pengurai, sebagian produsen sabun juga masih menggunakan soda abu atau soda api/kaustik soda untuk menghemat biaya akan tetapi produk ini menyebabkan kulit menjadi mengelupas dan perih jika mengenai kulit yang sensitive, untuk mengujinya Anda bisa mengusapkan ke wajah dan biarkan beberapa menit, jika merasa perih bisa jadi bahan baku sabun tersebut menggunakan kaustik soda, hal ini jarang terjadi terhadap produk sabun herbal Karena sabun herbal selain menggunakan bahan pilihan juga banyak mengandung herbal yang mampu merawat kulit dan memberi kelembaban seperti minyak zaitun dan lain-lain.

2.3 Definisi dan Tujuan Penggunaan Sabun Mandi Padat

Sabun mandi padat merupakan surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan membersihkan. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara mengikat partkel dalam suspense mudah dibawah oleh air bersih. Sabun mandi padat merupakan jenis sediaan padat, sabun ini biasanya digunakan untuk mandi karena bersifat ekonomis dan penggunaannya yang relatif lebih sedikit disbanding sabun cair. Pada prinsipnya, sabun mandi padat terbuat dari bahan dasar lemak (fatty acid) dan basa kuat melalui proses kimia yang disebut reaksi substitusi. Pada sabun mandi padat alkali yang digunakan merupakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Pembahasan mengenai pembuatan sabun mandi padat akan dijelaskan pada nanti pada subbab proses pembuatan sabun mandi padat.

Sabun mandi padat biasanya digunakan sebagai pembersih karena air murni tidak dapat menghapus atau menghilangkan kotoran pakaian/barang yang berminyak, atau terkena pengotor organik lainnya. Pada dasarnya, sabun memungkinkan minyak dan air untuk bercampur sehingga kotoran berminyak dapat dihilangkan selama pencucian. Saat percampuran terjadi, sabun sediaan apapun (seperti padat atau cair) akan mempunyai sifat yang sama dalam hal membersihkan. Tetapi, jika kita membedakan jenis-jenis sediaan yang ada itu akan berpengaruh terhadap faktor higienitas, kelembaban, dan harga dari sabun tersebut.

(9)

 Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak suku tinggi sehingga akan dihidrolisi parsial oleh air yang menyebabkan larutan sabun dalam air bersifat basa

 Jika larutan sabun dalam air diaduk maka akan menghasilkan buih, peristiwa ini tidak akan terjadi dari air sadah. Sabun menghasilkan buih setelah garam-garam Mg atau Ca dalam air mengendap

 Sabun mempunyai sifat membersihkan

2.4 Manfaat Sabun Mandi

Sabun memang sangat penting digunakan untuk kesehatan tubuh dan tangan. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata sabun juga bermanfaat bagi rumah tangga. Untuk apa saja? Berikut 8 manfaat sabun bagi rumah tangga:

1. Pembasmi serangga

Selama berabad-abad, sabun juga telah digunakan sebagai pestisida, zat pembunuh hama pada tanaman. Namun, jangan menggunakan lebih dari 2 sendok makan sabun ke dalam 3,8 liter air karena terlalu banyak sabun bisa mematikan tumbuhan. Zat yang terdapat pada sabun bisa merusak sel membran serangga, mematikannya dengan membuat mereka dehidrasi.

2. Pembersih lantai kayu

Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan lantai yang terbuat dari kayu. Namun, sabun harus berbahan alami dan mengandung banyak emolien, Sabun dengan kandungan emolien sangat baik untuk membersihkan lantai kayu rumah sehingga membuatnya mengkilap.

3. Pelicin karat

Gosokkan sabut pada mur atau baut yang berkarat untuk membuatnya kembali berfungsi dengan baik. Bisa juga Anda pergunakan untuk engsel pintu yang engselnya berderit. Pakailah sabun untuk melicinkan engselnya dan meredam bunyinya.

4. Pembersih bahan kulit

Sabun kuda atau pelana merupakan bahan zaman dulu yang bisa digunakan untuk membetrsihkan bahan-bahan kulit. Anda bisa membuatnya dengan cara mencampurkann bahan-bahan, seperti 56 gram minyak jojoba, 56 gram minyak zaitun, 28 gram parutan atau irisan sabun, 84 gram air, dan 28 gram alkohol. Panaskan minyak jojoba, zaitun, dan sabun dengan suhu medium. Setelah semuanya mencair, angkat dari kompor dan tambahkan air serta alkohol. Setelah

(10)

itu, aduk hingga semua bahan tercampur rata. Olahan ini bisa bertahan hingga 6 bulan jika Anda meletakkannya di dalam toples dengan tutup yang rapat.

5. Pencuci pakaian

Hampir setiap orang mencuci bajunya dengan menggunakan detergen. Jika Anda memiliki kualitas air rumah yang baik, maka lebih baik menggunakan sabun batangan berbahan alami untuk mencuci pakaian. Pada dasarnya, sabun batangan sangat baik untuk membersihkan kotoran pada pakaian.

6. Pembersih kaca

Sabun juga bisa Anda gunakan untuk membersihkan kaca yang baru. Setelah itu, Anda bisa membersihkannya dengan cuka. Saat kaca dibersihkan dengan sabun, hasilnya nampak bersih dan tidak kusam.

7. Anti kutu pada hewan peliharaan

Sabun dan air bisa Anda gunakan untuk membasmi kutu pada hewan peliharaan di mana kutu akan luruh bersama air setelah bulu hewan disabuni. Namun, jangan lupa juga untuk menyisir bagian kepala hewan saat disabuni. Tujuannya adalah agar kutu tidak berpindah ke bagian yang tidak terkena sabun. 8. Pembersih serba guna

Sabun adalah alkalin dan dikombinasikan dengan beberapa mineral, seperti

baking soda, borak, atau washing soda yang bisa dipergunakan untuk beragam

pekerjaan bersih-bersih.

2.5 Komposisi Bahan Kimia Sabun Mandi Padat

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras dari pada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.

Sebenarnya setiap sabun yang ada dipasaran memilki komposisi bahan yang berbeda-beda. Namun, bahan aktif yang digunakan selalu sama yaitu suatu minyak/lemak dan alkali.

(11)

2.5.1 Minyak/Lemak

Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.

Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.

2.5.2 Jenis-jenis Minyak

Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain. Beberapa jenis minyak atau lemak yang biasa dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya :

1. Tallow. Tallow adalah lemak sapi atau domba yang dihasilkan oleh industri pengolahan daging sebagai hasil samping. Kualitas dari tallow ditentukan dari warna, titer (temperatur solidifikasi dari asam lemak), kandungan FFA, bilangan saponifikasi, dan bilangan iodin. Tallow dengan kualitas baik biasanya digunakan dalam pembuatan sabun mandi dan tallow dengan kualitas rendah digunakan dalam pembuatan sabun cuci. Oleat dan stearat adalah asam lemak yang paling banyak terdapat dalam tallow. Jumlah FFA dari tallow berkisar antara 0,75-7,0 %. Titer pada tallow umumnya di atas 40°C. Tallow dengan titer di bawah 40°C dikenal dengan nama grease.

Gambar 1.2 Tallow

(12)

2. Lard. Lard merupakan minyak babi yang masih banyak mengandung asam lemak tak jenuh seperti oleat (60 ~ 65%) dan asam lemak jenuh seperti stearat (35 ~ 40%). Jika digunakan sebagai pengganti tallow, lard harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu untuk mengurangi ketidakjenuhannya. Sabun yang dihasilkan dari lard berwarna putih dan mudah berbusa.

Gambar 1.3 Lard (Sumber:

http://www.theguardian.com/lifeandstyle/wordofmouth/2011/feb/15/consider-lard)

3. Palm Oil (minyak kelapa sawit). Minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai pengganti tallow. Minyak kelapa sawit dapat diperoleh dari pemasakan buah kelapa sawit. Minyak kelapa sawit berwarna jingga kemerahan karena adanya kandungan zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari 100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya.

Gambar 1.4 Palm Oil

(Sumber: http://www.treehugger.com/sustainable-agriculture/norway-cuts-palm-oil-consumption-64-protect-rainforest.html)

4. Coconut Oil (minyak kelapa). Minyak kelapa merupakan minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak kelapa berwarna kuning pucat dan diperoleh melalui ekstraksi daging buah yang dikeringkan (kopra). Minyak kelapa memiliki kandungan asam lemak jenuh yang tinggi, terutama asam laurat, sehingga minyak kelapa tahan terhadap oksidasi yang menimbulkan bau tengik. Minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak kaproat, kaprilat, dan kaprat.

Gambar 1.5 Coconut Oil

(13)

5. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit). Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa.

Gambar 1.6 Palm Kernel Oil

(Sumber: http://www.treehugger.com/corporate-responsibility/seventh-

generation-buys-sustainable-palm-kernel-oil-credits-for-its-entire-product-line.html)

6. Palm Oil Stearine (minyak sawit stearin). Minyak sawit stearin adalah minyak yang dihasilkan dari ekstraksi asam-asam lemak dari minyak sawit dengan pelarut aseton dan heksana. Kandungan asam lemak terbesar dalam minyak ini adalah stearin.

Gambar 1.7 Palm Oil Stearine

(Sumber: http://www.tradekorea.com/products/palm_stearin.html)

7. Marine Oil. Marine oil berasal dari mamalia laut (paus) dan ikan laut. Marine oil memiliki kandungan asam lemak tak jenuh yang cukup tinggi, sehingga harus dihidrogenasi parsial terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan baku.

Gambar 1.8 Marine Oil

(Sumber: http://www.monition.com/marine-oil-analysis.html)

8. Castor Oil (minyak jarak). Minyak ini berasal dari biji pohon jarak dan digunakan untuk membuat sabun transparan.

(14)

Gambar 1.9 Castor Oil

(Sumber: http://phrophro.com/castor/faq/)

9. Olive oil (minyak zaitun). Minyak zaitun berasal dari ekstraksi buah zaitun. Minyak zaitun dengan kualitas tinggi memiliki warna kekuningan. Sabun yang berasal dari minyak zaitun memiliki sifat yang keras tapi lembut bagi kulit.

Gambar 1.10 Olive Oil

(Sumber: http://www.just-health.net/Olive-Oil-For-Skin.html)

10.Campuran minyak dan lemak. Industri pembuat sabun umumnya membuat sabun yang berasal dari campuran minyak dan lemak yang berbeda. Minyak kelapa sering dicampur dengan tallow karena memiliki sifat yang saling melengkapi. Minyak kelapa memiliki kandungan asam laurat dan miristat yang tinggi dan dapat membuat sabun mudah larut dan berbusa. Kandungan stearat dan dan palmitat yang tinggi dari tallow akan memperkeras struktur sabun.

Gambar 1.11 Campuran Minyak dan Lemak (Sumber: http://fuelled4life.org.nz/tips/fats-and-oils1) 2.5.3 Alkali

Jenis alkali yang umum digunakan dalam proses saponifikasi adalah NaOH, KOH, Na2CO3, NH4OH, dan ethanolamines. NaOH, atau yang biasa dikenal dengan soda kaustik dalam industri sabun, merupakan alkali yang paling banyak digunakan dalam pembuatan sabun keras. KOH banyak digunakan dalam pembuatan sabun cair karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Na2CO3 (abu soda/natrium karbonat) merupakan alkali yang murah dan dapat menyabunkan asam lemak, tetapi tidak dapat menyabunkan trigliserida (minyak atau lemak).

(15)

Ethanolamines merupakan golongan senyawa amin alkohol. Senyawa tersebut dapat digunakan untuk membuat sabun dari asam lemak. Sabun yang dihasilkan sangat mudah larut dalam air, mudah berbusa, dan mampu menurunkan kesadahan air. Sabun yang terbuat dari ethanolamines dan minyak kelapa menunjukkan sifat mudah berbusa tetapi sabun tersebut lebih umum digunakan sebagai sabun industri dan deterjen, bukan sebagai sabun rumah tangga. Pencampuran alkali yang berbeda sering dilakukan oleh industri sabun dengan tujuan untuk mendapatkan sabun dengan keunggulan tertentu.

2.5.4 Bahan Pendukung

Bahan baku pendukung digunakan untuk membantu proses penyempurnaan sabun hasil saponifikasi (pegendapan sabun dan pengambilan gliserin) sampai sabun menjadi produk yang siap dipasarkan. Bahan-bahan tersebut adalah NaCl (garam) dan bahan-bahan aditif.

1. NaCl. NaCl merupakan komponen kunci dalam proses pembuatan sabun. Kandungan NaCl pada produk akhir sangat kecil karena kandungan NaCl yang terlalu tinggi di dalam sabun dapat memperkeras struktur sabun. NaCl yang digunakan umumnya berbentuk air garam (brine) atau padatan (kristal). NaCl digunakan untuk memisahkan produk sabun dan gliserin. Gliserin tidak mengalami pengendapan dalam brine karena kelarutannya yang tinggi, sedangkan sabun akan mengendap. NaCl harus bebas dari besi, kalsium, dan magnesium agar diperoleh sabun yang berkualitas.

2. Bahan aditif. Bahan aditif merupakan bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam sabun yang bertujuan untuk mempertinggi kualitas produk sabun sehingga menarik konsumen. Bahan-bahan aditif tersebut antara lain : Builders, Fillers inert, Anti oksidan, Pewarna,dan parfum.

a. Builders (Bahan Penguat)

Builders digunakan untuk melunakkan air sadah dengan cara mengikat mineral mineral yang terlarut pada air, sehingga bahan bahan lain yang berfungsi untuk mengikat lemak dan membasahi permukaan dapat berkonsentrasi pada fungsi utamanya. Builder juga membantu menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas. Yang sering digunakan sebagai builder adalah senyawa senyawa kompleks fosfat, natrium sitrat, natrium karbonat, natrium silikat atau zeolit.

b. Fillers Inert (Bahan Pengisi)

Bahan ini berfungsi sebagai pengisi dari seluruh campuran bahan baku. Pemberian bahan ini berguna untuk memperbanyak atau memperbesar volume. Keberadaan bahan ini dalam campuran bahan baku sabun semata mata ditinjau dari aspek ekonomis. Pada umumnya, sebagai bahan pengisi sabun digunakan sodium sulfat. Bahan lain yang sering digunakan sebagai

(16)

bahan pengisi, yaitu tetra sodium pyrophosphate dan sodium sitrat. Bahan pengisi ini berwarna putih, berbentuk bubuk, dan mudah larut dalam air. c. Pewarna

Bahan ini berfungsi untuk memberikan warna kepada sabun. Ini ditujukan agar memberikan efek yang menarik bagi konsumen untuk mencoba sabun ataupun membeli sabun dengan warna yang menarik. Biasanya warna-warna sabun itu terdiri dari warna merah, putih, hijau maupun orange.

d. Parfum

Parfum termasuk bahan pendukung. Keberadaaan parfum memegang peranan besar dalam hal keterkaitan konsumen akan produk sabun. Artinya, walaupun secara kualitas sabun yang ditawarkan bagus, tetapi bila salah memberi parfum akan berakibat fatal dalam penjualannya. Parfum untuk sabun berbentuk cairan berwarna kekuning kuningan dengan berat jenis 0,9. Dalam perhitungan, berat parfum dalam gram (g) dapat dikonversikan ke mililiter. Sebagai patokan 1 g parfum = 1,1ml. Pada dasarnya, jenis parfum untuk sabun dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu parfum umum dan parfum ekslusif. Parfum umum mempunyai aroma yang sudah dikenal umum di masyarakat seperti aroma mawar dan aroma kenanga. Pada umumnya, produsen sabun menggunakan jenis parfum yang ekslusif. Artinya, aroma dari parfum tersebut sangat khas dan tidak ada produsen lain yang menggunakannya. Kekhasan parfum ekslusif ini diimbangi dengan harganya yang lebih mahal dari jenis parfum umum. Beberapa nama parfum yang digunakan dalam pembuatan sabun diantaranya bouquct deep water, alpine, dan spring flower.

2.5.5 Macam Sabun dan Keunggulan Sabun Mandi Padat

Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.

Adapun keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai

(17)

oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Bahan dan Alat

Bahan:

1. Minyak atau Lemak – Hampir semua minyak / lemak alami bisa dibuat menjadi sabun. Cari yang mudah saja seperti: Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai…

2. NaOH / KOH – Untuk mengubah minyak / lemak menjadi sabun. Bisa beli di toko bahan kimia, ambil yang teknis saja.

3. Air – Sebagai katalis/pelarut. Pilih air sulingan atau air minum kemasan. Air dari pam tidak bagus, banyak mengandung mineral.

4. Essential dan Fragrance Oils – Sebagai pengharum. Beli di toko bahan kimia atau lainnya.

5. Pewarna – Untuk mewarnai sabun. Bisa juga memakai pewarna makanan. 6. Zat Aditif – Rempah, herbal, talk, tepung kanji/maizena dapat ditambahkan

pada saat “trace”.

Alat:

1. Sebuah masker sederhana - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja.

2. Kacamata - Dipakai selama pembuatan larutan NaOH / KOH saja. 3. Sepasang sarung tangan karet - Dipakai selama pembuatan sabun. 4. Botol plastik - Untuk wadah air.

5. Timbangan dapur (dengan skala terkecil 1 atau 5 gram). 6. Kantong plastik kecil - Untuk menimbang NaOH/KOH.

7. Sendok stainless steel atau plastik-polipropilen - Untuk menuangkan NaOH / KOH dan mengaduknya.

(18)

8. Wadah dari gelas atau plastik-polipropilene - Untuk tempat larutan NaOH/KOH dengan air.

9. Wadah dari plastik - Untuk menimbang serta tempat air dan minyak. 10.Kain - Untuk menutup cetakan setelah diisi sabun.

11.Plastik tipis - Untuk melapisi cetakan. 12.Cetakan.

13.Blender dengan tutupnya. 14.Kain - Untuk menutup blender.

3.2 Cara Kerja

Siapkan cetakan. Cetakan bisa apa saja. Bisa loyang yang diminyaki, baki plastik yang dialasi plastik tipis atau pipa PVC yang diminyaki. Siapkan cetakan yang cukup untuk menampung semua hasil pembuatan sabun.

Cetakan: Untuk cetakan anda bisa menggunakan kayu atau karton yang dilapisi plastik tipis, bahkan pipa PVC bisa dipakai. Jika menggunakan pipa PVC tutup bagian bawah dengan plastik yang diikat dengan karet gelang, semprotkan minyak ke dalamnya, tuangkan hasil sabun. Setelah mengeras buka tutupnya, dorong lalu potong akan menghasilkan sabun yang bulat. 2 (dua) Resep Sabun Padat :

Resep#1 - sabun padat 235 g Minyak Zaitun 150 g Minyak Kelapa

100 g Minyak Sawit

74 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air 10 cc fragrance + pewarna

(Proses Pada Suhu ruangan) Resep#2 - sabun padat 250 g Minyak Sawit

140 g Minyak Kelapa 100 g Minyak Jagung

75.5 g NaOH – Natrium hidroksida + 210 g Air 10 cc fragrance + pewarna

(Proses Pada Suhu ruangan) Cara Pembuatan:

1. Timbang air dan NaOH / KOH, sesuai dengan Resep. Larutkan NaOH / KOH ke dalam air sejuk / dingin (Jangan menggunakan wadah aluminium. Gunakan stainless steel, gelas pyrex atau plastik-poliproplen). Jangan menuangkan air ke NaOH / KOH. Tuangkan NaOH / KOH ke dalam air sedikit demi sedikit. Aduk higga larut. Pertama-tama larutan akan panas dan berwarna keputihan.

(19)

Setelah larut semuanya, simpan di tempat aman untuk didinginkan sampai suhu ruangan. Akan didapatkan larutan yang jernih.

2. Timbang minyak (Minyak Kelapa, Minyak Sawit, Minyak Zaitun, Minyak Jagung, Minyak Kedelai...) sesuai dengan Resep.

3. Tuangkan minyak yang sudah ditimbang ke dalam blender. 4. Hati hati tuangkan larutan NaOH / KOH ke dalam minyak.

5. Pasang cover blender, taruh kain di atas cover tadi untuk menghindari

cipratan dan proses

pada putaran terendah. Hindari jangan sampai menciprat ke muka atau badan anda. Hentikan blender dan periksa sabun untuk melihat tahap “trace”. “Trace” adalah kondisi dimana sabun sudah terbentuk dan merupakan akhir dari proses pengadukan. Tandanya adalah ketika campuran sabun mulai mengental. Apabila disentuh dengan sendok, maka beberapa detik bekas sendok tadi masih membekas, itulah mengapa dinamakan “trace”.

6. Pada saat “trace” tadi anda bisa menambahkan pengharum, pewarna atau aditif. Aduk beberapa detik kemudian hentikan putaran blender.

7. Tuang hasil sabun ini ke dalam cetakan. Tutup dengan kain untuk insulasi. Simpan sabun dalam cetakan tadi selama satu hingga dua hari. Kemudian keluarkan dari cetakan, potong sesuai selera. Simpan sekurang-kurangnya 3 minggu sebelum dipakai.

(20)

BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat penulis ambil dari makalah ini adalah reaksi kimia yang terjadi pada reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :

C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH → C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR

Di samping itu keunggulan sabun padat di banding sabun jenis lain adalah sabun padat memiliki kandungan gliserin yang bagus untuk mereka yang punya masalah kulit eksim. Tapi sabun padat memiliki kadar pH yang lebih tinggi. Karena itu, sabun padat lebih mudah membuat kulit kering. Kulit kering ini menjadikan penyembuhan lambat ketika kulit terluka. Meski begitu, belakangan ini ada sabun padat pun mulai diproduksi yang mengandung pH netral sehingga tak mengeringkan kulit lagi. Dan juga sabun padat memiliki tingkat pencemaran yang lebih rendah sehingga tidak akan terlalu membahayakan hewan lain yang berada di selokan. Sebenarnya air-air di selokan ini sebagian besar akan mengalr ke satu tempat kemudian airnya dipakai oleh pdam untuk dijernihkan kemudian digunakan untuk dijual kembali ke konsumen. Hal ini lah sebenarnya yang menyebabkan pdam mengalami kesulitan untuk menjernihkan air sehingga pada akhirnya banyak air di banyak kota sekarang menjadi tidak layak untuk diminum.

Dengan makalah ini pula dapat kita ketahui cara-cara pembuatan sabun padat, yang sebagaimana telah dipaparkan pada halaman-halaman sebelumnya.

(21)

Adapun sedikit saran dari penulis dalam hal pembuatan sabun ini, agar membuat sabun yang lebih variatif lagi dengan penambahan pewarna alami, essential alami, dan scrub alami (dari biji-biji buah yang dikeringkan atau beras yang dihaluskan).

Dan juga disamping itu penulis mengharapkan tentunya hal ini menjadi satu hal yang bermanfaat bagi pembaca. Kemudian keterampilan dan keahlian yang telah diperoleh dari makalah ini dapat berdaya guna bagi kita semua.

Terakhir penulis mengharapkan kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, dan tidak lupa penulis juga mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan isi daripada makalah ini. Mudah - mudahan Tuhan selalu melimpahkan ridho dan kasih sayang-Nya kepada kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/7582296/Sabun_Mandi_Cahya_Tri_Rama_1106070905_re visi http://berandagustinjuna.blogspot.com/2013/11/makalah-pembuatan-sabun-padat.html http://www.4shared.com/file/KEendcwj/laporan_sabun.html?) http://investokompaspertamina.blogspot.com/2012/02/sabun-batang-vs-sabun-cair.html http://www.sehatnews.com/mobile/beauty-spa/20943-pilih-sabun-cair-atau-padat.html http://alfiannoer2.wordpress.com/about-me/ http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-deterjen-cair-untuk.html http://wisencare.blogspot.com/2011/09/cara-membuat-sabun-mandi-padat.html http://www.scribd.com/doc/11329777/Sabun-Mandi-Padat http://www.mataharicourse.com/membuat-sabun-padat.html http://sedotwcjakarta.net/blog/tips/cara-membuat-sabun-mandi-padat-natural/

Anneken, David J, 2006. Encyclopedia of Industrial Chemistry. 1st ed. Weinheim: Wiley-VCH.

(22)

Anonim, 2014. Cara Membuat Sabun Mandi.

(http://kerajinanhomeindustry.blogspot.com/2013/)

Cavitch, Susan Miller, 1994. The Natural Soap Book. 1st ed. Houston: Storey Publicing.

Dewi Anggriani, dkk. 2010.Identifikasi Kemasan Pangan. Supervisor Jaminan Mutu Pangandirektorat Program Diplomainstitut Pertanian Bogor 2010 Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru

Willcox, Michael, 1996. Poucher's Perfumes, Cosmetics, and Soaps. 5th ed. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan konversi yang terlihat pada Gambar 3 menyatakan bahwa, pada tiap perubahan waktu reaksi terdapat atau terjadi reaksi gliserol dengan asam asetat dengan

Perhitungan kimia pada sel elektrolisis dapat dilakukan berdasarkan reaksi yang terjadi pada setiap elektrode dengan menganggap bahwa jumlah aliran listrik yang

Kelapa Sawit ( Elaeis guineensis ) Menggunakan Metode Peleburan Alkali ” , berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan di Departemen Teknik Kimia Fakultas

Sabun yang dibuat dalam penelitian ini adalah sabun mandi padat yang berbahan dasar minyak jelantah divariasikan dengan penambahan biji kakao ( Theobroma cacao,L) dengan

Pengaruh jumlah NaOH dan waktu pengadukan terhadap kadar alkali bebas yang terdapat pada sabun padat yang dihasilkan dari minyak goreng bekas.. Tabel 4.Pengaruh

Reaksi gelap tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang karena energi yang dipakai berasal dari reaksi

Melalui makalah yang berjudul Pembuatan Anilin Melalui Reduksi Nitrobenzene ini yang diharapkan dapat menunjang nilai penulis di dalam mata kuliah Proses Industri Kimia

Metabolisme karbohidrat adalah proses kimia yang berlangsung dalam tubuh makhluk hidup untuk mengolah karbohidrat, baik itu reaksi pemecahan (katabolisme) maupun reaksi